PENGEMBANGAN LKS UNTUK METODE PENEMUAN TERBIMBING PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS VIII DI SMP NEGERI 18 PALEMBANG

dokumen-dokumen yang mirip
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS KONSTRUKTIVIS PADA MATERI RUANG DIMENSI TIGA DI SMA

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERORIENTASI KONSTRUKTIVISME UNTUK MENGAJARKAN KONSEP PERBANDINGAN TRIGONOMETRI SISWA KELAS X SMA

T-1 PENGEMBANGAN MATERI INTEGRAL BERBASIS MODUL DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

PENGEMBANGAN WEBSITE BAHAN AJAR TURUNAN UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR PESERTA DIDIK

PENGEMBANGAN MODUL MATERI LINGKARAN BERBASIS DISCOVERY UNTUK SISWA SMP

PEMBELAJARAN DIMENSI TIGA MENGGUNAKAN PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA (PMRI) DI SMA NEGERI 2 TANJUNG RAJA

PENGEMBANGAN MODUL EVALUASI PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN TEORI BELAJAR KONSTRUKTIVISME

PENGEMBANGAN ALAT PERAGA MENGGUNAKAN RANGKAIAN LISTRIK SERI-PARALEL UNTUK MENGAJARKAN LOGIKA MATEMATIKA DI SMK NEGERI 2 PALEMBANG

PENGEMBANGAN LKS UNTUK MELATIH KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS VII SMP

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR PROGRAM LINEAR MENGGUNAKAN APLIKASI GEOGEBRA BERBANTUAN ANDROID DI SEKOLAH MENENGAH ATAS

PENGEMBANGAN SOAL-SOAL OPEN-ENDED

Pengembangan Soal-Soal Open-Ended pada Pokok Bahasan Barisan dan Deret Bilangan di Kelas IX A SMP Negeri 2 Tolitoli

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS KONTEKSTUAL UNTUK MENGUKUR KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA SMP

JMP : Volume 3 Nomor 1, Juni 2011

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA SD KELAS III

Siti Nurhayati 21, Didik S. Pambudi 22, Dinawati Trapsilasiwi 23

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS KONSTRUKTIVISME UNTUK MELATIH KEMAMPUANBERPIKIR KRITIS SISWA SMA KELAS X

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN PKn DENGAN METODE QUANTUM TEACHING DI SD NEGERI 32 LUBUK ALUNG. Erni, Nurharmi, Yulfia Nora

BAB V PEMBAHASAN. A. Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran. Semmel, dan Semmel (1974) 4-D yang meliputi kegiatan pendefinisian

PRAKTIKALITAS PERANGKAT PEMBELAJARAN BERORIENTASI CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DALAM MATERI SUHU DAN KALOR DI KELAS X SMA ADABIAH 2 PADANG

BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI PENDEKATAN GUIDED DISCOVERY LEARNING SISWA KELAS XE SMA NEGERI1 TANJUNGSARI, GUNUNG KIDUL TAHUN AJARAN 2012/2013

Vol. 1 No. 1 Th. Jan-Des 2016 ISSN: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DENGAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

Pengembangan Bahan Ajar Dimensi Tiga Menggunakan Pendekatan Open-Ended di Kelas VIII MTs

PENGEMBANGAN LKS BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DAN STRATEGI PEMBELAJARAN PQ4R PADA MATERI HIMPUNAN KELAS VII SMPN 11 KOTA JAMBI

PENGEMBANGAN MATERI AJAR PECAHAN DENGAN PENDEKATAN PMRI DI SD NEGERI 21 PALEMBANG

Miftahul Ayu et al., Pembentukan Karakter Konsisten dan Teliti Siswa SMP...

PENERAPAN MODEL IMPROVING LEARNING DENGAN TEKNIK INKUIRI PADA POKOK BAHASAN TEOREMA PYTHAGORAS

Rohati Program Studi Pendidikan Matematika FPMIPA FKIP univ. Jambi Jl. Raya Jambi-Ma. Bulian Km 14 Mendalo Darat Jambi. Abstrak

Siti Masruha 21, Sunardi 22, Arika Indah K 23

PENGEMBANGAN MATERI POKOK MATA UANG DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK SISWA TUNAGRAHITA RINGAN KELAS XI DI SLBC KARYA IBU PALEMBANG

Diterima 13 November 2006, Disetujui 10 Januari 2006

Randi Pratama 1 Dinawati Trapsilasiwi 2 Susi Setiawani 3 ABSTRACT

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK POKOK BAHASAN KUBUS DAN BALOK

PENGEMBANGAN LKS BERBASIS PROJECT BASED LEARNING UNTUK PEMBELAJARAN MATERI SEGITIGA DI KELAS VII

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA MENGGUNAKAN MODEL INKUIRI DI SMP

ABSTRAK DAN OUTLINE EXECUTIVE SUMMARY HIBAH BERSAING

PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 11 RAMBAH HILIR

Laily Anisa Nurhidayati 38, Susanto 39, Dafik 40

J. Ind. Soc. Integ. Chem., 2014, Volume 6, Nomor 2

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN APTITUDE TREATMENT INTERACTION

17 Media Bina Ilmiah ISSN No

PENERAPAN PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E (LC 5E) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X 1 SMA NEGERI 2 KUANTAN HILIR

PENGEMBANGAN MATERI LUAS PERMUKAAN DAN VOLUM LIMAS YANG SESUAI DENGAN KARAKTERISTIK PMRI DI KELAS VIII SMP NEGERI 4 PALEMBANG

PENERAPAN REALISTIC MATHEMATIC EDUCATION (RME) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI SEGITIGA KELAS VII-H SMP NEGERI 7 MALANG

Dyna Probo Mukti 19, Susanto 20, Dafik 21

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEAD TOGETHER)

DEVELOPMENT RESEARCH : STUDI KASUS PADA COMPUTER AIDED LEARNING (CAL) Ely Susanti 1, Purwoko 2, Zulkardi 3. Abstract

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN METODE INKUIRI DI KELAS VI SD NEGERI 30 SUNGAI NANAM KABUPATEN SOLOK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK DALAM MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI PKN KELAS V SDS MUHAMMADIYAH HUTABANGUN

ABSTRAK. Oleh: Wahyuning Triyadi, Aminuddin P. Putra, Sri Amintarti

MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR BILANGAN BULAT SISWA KELAS V MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BAMBOO DANCING. Dyah Tri Wahyuningtyas

BAMBOO DANCING. Dyah Tri Wahyuningtyas Pendidikan Guru Sekalah Dasar Universitas Kanjuruhan Malang

HALAMAN PERSETUJUAN ARTIKEL PENELITIAN

e-issn Vol. 5, No. 2 (2016) p-issn

IMPLEMENTASI PEMBERIAN PENGUATAN DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING SETTING CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

PENERAPAN MODEL MASTERY LEARNING BERBANTUAN LKPD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK DI KELAS VIII.3 SMP NEGERI 4 KOTA BENGKULU

Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau ABSTRACT

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MELALUI MODEL NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH DASAR

KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DALAM MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL DI KELAS VIII SMP

Agung Setiabudi et al., Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika...

Hannaning dkk : Penerapan pembelajaran Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MICROSOFT POWERPOINT PADA TOPIK LINGKARAN UNTUK KELAS VIII SMPN 23 PADANG ABSTRAK

IMPLEMENTASI LESSON STUDY MELALUI PENDEKATAN PMRI PADA MATA KULIAH METODE STATISTIKA I

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN PELUANG BERBASIS RECIPROCAL TEACHING

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat 2

40 Media Bina Ilmiah ISSN No

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE KUMON

Amelia dan Syahmani. Meningkatkan Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar Melalui Pendekatan Scientific 32

Arnentis, Darmawati dan Idel Fitri Mulyani Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau, Pekanbaru 28293

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR EKONOMI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN STAD

DATAR MELALUI METODE STAD. Winarni

Eka Pratiwi Tenriawaru*, Nurhayati B, Andi Faridah Arsal. Program Studi Biologi, Fakultas MIPA Universitas Cokroaminoto Palopo ABSTRAK

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA MELALUI METODE PEMBELAJARAN DEMONSTRASI

Akhmad Suyono *) Dosen FKIP Universitas Islam Riau

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA PETA DI KELAS V SDN 002 BAGAN BESAR DUMAI

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWAKELAS V DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN METODE EKSPERIMEN DI SD NEGERI 27 SUNGAI LIMAU

Bintang Zaura 1 dan Sulastri 2. Dosen Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Unsyiah 2 Guru SMP Negeri 1 Labuhanhaji Aceh Selatan

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN POWERPOINT DISERTAI VISUAL BASIC FOR APPLICATION MATERI JARAK PADA BANGUN RUANG KELAS X

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA MATERI LUAS BANGUN DATAR BERBASIS METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY UNTUK SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 4, Nomor 1, Januari 2014 ISSN

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT DI SMP ARTIKEL PENELITIAN

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DI SEKOLAH MENENGAH ATAS

Oleh: Ririne Kharismawati* ) Sehatta Saragih** ) Kartini*** ) ABSTRACT

Oleh: Dewi Sri Yuliati 1, Zuhri D 2, Sehatta Saragih 3

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR PMRI TOPIK LITERASI FINANSIAL PADA ARITMATIKA SOSIAL KELAS VII

Seprotanto Simbolon 1, Sakur 2, Syofni 3 Contact :

PENINGKATAN HASIL BELAJAR KIMIA MELALUI PERAN TUTOR SEBAYA SISWA KELAS X.A SMA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SEARCH SOLVE CREATE SHARE (SSCS) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII-2 SMP NEGERI 13 PEKANBARU

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING DI SDN 20 KURAO PAGANG

PENGGUNAAN LEMBARAN KERJA SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATERI VIRUS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMA NEGERI 14 BANDA ACEH

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Rini Tri Irianingsih 47

PENGGUNAAN MODEL OPEN ENDED LEARNING

PENERAPAN METODE TANDUR PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 12 PADANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No 3 Tahun 2014

Roma Yunita 1), Sriwulandari 2), Suwondo 3) phone :

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI PERKEMBANGAN NEGARA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT

Key Words: Accelerated learning, student s achievement, Linier Program

Transkripsi:

PENGEMBANGAN LKS UNTUK METODE PENEMUAN TERBIMBING PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS VIII DI SMP NEGERI 18 PALEMBANG Farida Aryani 1 Alumni S2 FKIP Unsri / Guru SMA Negeri 10 Palembang E-mail: fdaryani@yahoo.com Cecil Hiltrimartin 2 Dosen S2 FKIP Unsri E-mail: hiltrimartincecil@yahoo.com Abstract : The aim of this research are : (1) Producing the student worksheet for valid and practical guidance find method in math learning in the eighth class student in SMP Negeri 18 Palembang. (2) To know potential effect of the using student worksheet for guidance finder method to ability the eight class in SMP Negeri 18 Palembang. The research is developed learning practice plan, the student worksheet and the ability student test.this research use the development research method, and it contains analysis, design, evaluation and revision. The collecting data were used by observation and test. Observation use to analysis student activity along teaching learning process and the test use to analysis student ability. Subjects in this research are 40 students in the eight class in SMP Negeri 18 Palembang.The conclusion are: (1). the student worksheet are developed in this research is valid, practical and have potency effect for the student ability in the eighth class student in SMP Negeri 18 Palembang. (2). Prototype of the student worksheet is valid and practical. Valid were shown by validation evaluation that all validation result good base on content and construct and language. Practical were shown by every student can using the student worksheet good. (3) the student worksheet have potency effect to student ability. It were shown b the ability test result in good student ability level. Key words: guidance find method, student worksheet. PENDAHULUAN Salah satu tujuan pembelajaran matematika dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) adalah mengembangkan aktifitas kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi dan penemuan dengan mengembangkan pemikiran divergen, orisinal, rasa ingin tahu, membuat prediksi dan dugaan serta mencobacoba. Peserta didik harus mempelajari matematika melalui pemahaman dan aktif membangun pengetahuan baru dari pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki sebelumnya. 129

Aryani, Pengembangan LKS untuk Metode Pengembangan Terbimbing Guru yang bertugas sebagai mediator dan fasilitator dalam proses belajar mengajar hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media serta metode-metode pembelajaran, untuk dapat mengefektifkan kegiatan pembelajaran. Hal ini dikarenakan peran guru didalam pembelajaran merupakan seorang fasilitator, moderator, dan evaluator, sedangkan siswa berfikir, mengkomunikasikan alasannya, melatih nuansa demokrasi dengan menghargai pendapat orang lain (Zulkardi, 2001:13). Pemilihan metode-metode pembelajaran tertentu sangat mempengaruhi sikap peserta didik dan prestasi belajar yang diharapkan. Guru dewasa ini tidak boleh hanya mengandalkan metode pembelajaran berupa ceramah saja, dikarenakan hal tersebut cenderung akan membosankan siswa, serta tidak dapat memancing seluruh potensi yang dimiliki siswa untuk berpikir aktif dan kreatif mengenai materi yang diajarkan. Guru yang menggunakan beberapa variasi dalam metode pembelajaran akan membuat siswa menjadi senang dan bergairah dalam melakukan proses belajar mengajar, yang imbasnya tentunya berupa prestasi belajar maksimal yang diharapkan. Metode pembelajaran, menurut mukhtar dan Yamin.M (2007:101) adalah cara melakukan, menyajikan, menguraikan, memberi contoh, dan memberi latihan isi pelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan tertentu. Makin tepat metode yang digunakan oleh guru dalam mengajar, diharapkan makin efektif pula pencapaian tujuan pembelajaran, dengan tetap memperhatikan faktor lain seperti guru, siswa, lingkungan belajar, media dan lainnya (Fathurrohman, P dan Sobri 2007:55). Salah satu metode pembelajaran adalah metode penemuan terbimbing, dimana dengan metode ini dominasi pembelajaran di kelas adalah dominasi siswa. Peran guru adalah sebagai fasilitator, serta pada saat menyiapkan perangkat pembelajaran berupa LKS. Hal ini dikarenakan, metode discoveri atau metode penemuan terbimbing adalah metode mengajar yang mengatur pengajaran sedemikian rupa sehingga anak memperoleh pengetahuan yang sebelumnya belum diketahuinya itu tidak melalui pemberitahuan, sebagian atau seluruhnya ditemukan sendiri (Ruseffendi, 1988:329). Diharapkan, jika siswa terlibat aktif dalam menemukan pola dan struktur matematika itu, siswa akan memahami konsep dan teorema lebih baik, ingat lebih lama dan mampu mengaplikasikannya ke situasi yang lain dan akan membawa siswa ingin mengetahui lebih lanjut hubungan pola dan struktur yang ditemukan tadi. Dalam suatu pembelajaran matematika, guru perlu memberikan motivasi kepada siswa agar mereka mau dan mampu menyelesaikan soal-soal, dan bila perlu membimbingnya sampai mereka dapat menyelesaikannya (Hudoyo:1988). Bimbingan yang dimaksud dapat diberikan secara lisan atau secara tertulis, 130

JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA, VOLUME 5. NO. 2 JULI 2011 namun bantuan secara tertulis dalam lembar kerja siswa akan lebih jauh effektif, karena dapat dibaca berulang-ulang oleh siswa. Untuk dapat memberikan bantuan itu secara effektif, apalagi secara tertulis, tentu diperlukan persiapan yang cukup baik dari guruguru, terutama dalam penguasaan konsepkonsep dan prinsip-prinsip itu dalam langkahlangkah penyelesaian soal. Persiapan itu dapat dilakukan guru ketika menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Dengan cara ini dapat diharapkan kemampuan guru dalam menyajian materi pelajaran akan meningkat. Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan salah satu alternatif pembelajaran yang tepat bagi peserta didik karena LKS membantu peserta didik untuk menambah informasi tentang konsep yang dipelajari melalui kegiatan belajar secara sistematis (suyitno, 1997:40). Beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini adalah berupa makalah Penelitian Tindakan Kelas Morisca Yusuf (2007), pada materi bangun datar segitiga dan segiempat. Dan skripsi Rahmawati (2006) yang meneliti tentang aktivitas dan belajar matematika dengan metode terbimbing pada pokok bahasan Lingkaran. Kedua penelitian tersebut selain berbeda materi juga bertujuan meningkatkan prestasi belajar, dengan menerapkan langkah pembelajaran penemuan terbimbing dan kelemahan produk LKSnya belum teruji validitasnya dari pakar. Berdasarkan hal tersebut, dalam penelitian ini akan dilakukan pengembangan LKS untuk metode penemuan terbimbing yang disertai dengan RPP dan buku petunjuk guru.pada materi bangun ruang sisi datar yang peneliti tuangkan dengan judul penelitian Pengembangan LKS Untuk Metode Penemuan Terbimbing Pada Pembelajaran Matematika SMP kelas VIII. Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1) Bagaimanakah LKS metode penemuan terbimbing yang valid dan praktis, dalam pembelajaran matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 18 Palembang? 2) Bagaimana potensial efek penggunaan LKS untuk metode penemuan terbimbing terhadap kemampuan siswa kelas VIII SMP Negeri 18 Palembang? Berdasarkan masalah yang telah ditetapkan diatas, maka tujuan penelitian ini adalah: 1) Menghasilkan LKS untuk metode penemuan terbimbing yang valid dan praktis dalam pembelajaran matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 18 Palembang. 2) Mengetahui potensial efek penggunaan LKS untuk metode penemuan terbimbing terhadap kemampuan siswa kelas VIII SMP Negeri 18 Palembang. Penelitian ini memberikan manfaat 1) Bagi siswa, Siswa yang belajar matematika menggunakan LKS untuk metode penemuan terbimbing diharapkan dapat memberikan suasana baru, memotivasi siswa untuk memperkaya pengalaman belajar dan untuk meningkatkan prestasi belajar matematika. 131

Aryani, Pengembangan LKS untuk Metode Pengembangan Terbimbing 2) Bagi guru, diharapkan dapat menggunakan LKS untuk metode penemuan terbimbing yang telah dibuat pada materi bangun ruang sisi datar, sebagai alternatif dalam memperkaya variasi pembelajaran. 3) Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat merupakan salah satu masukan dalam upaya peningkatan kualitas pembelajaran matematika. METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian pengembangan atau development research tipe formative research (Tessmer,1999 ; Zulkardi, 2002). Penelitian pengembangan sebagai jenis penelitian yang ditujukan untuk menghasilkan LKS untuk metode penemuan terbimbing. Prosedur penelitian ini dibagi dalam 3 tahapan, meliputi : 1. Self Evaluation terbagi dua yaitu a). Analisis b). Desain 2. Prototyping ( validasi, evaluasi dan revisi ) terbagi dua yaitu a). Expert Review dan One-to-one b). Small Group (kelompok kecil ) 3. Field Test ( Uji lapangan ) Berdasarkan metode dan prosedur penelitian di atas, maka metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1) Observasi digunakan untuk melihat aktivitas siswa dalam pembelajaran, digunakan metode observasi dengan pengamatan yang dilakukan oleh salah seorang rekan guru selama kegiatan pembelajaran berlangsung. 3) Tes digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa untuk metode penemuan terbimbing. Tes diberikan pada setiap akhir pembelajaran. Subjek penelitian adalah seluruh siswa kelas VIII 8 SMP Negeri 18 Palembang dengan jumlah 40 orang terdiri dari 20 siswa perempuan dan 20 siswa laki-laki yang terlibat selama kegiatan proses pembelajaran matematika dengan menggunakan LKS untuk metode penemuan terbimbing. HASIL PENELITIAN Hasil Evaluasi Hasil dan analisis data observasi aktivitas siswa Penelitian ini diujicobakan pada bulan Maret 2009 April 2009 di SMP Negeri 18 Palembang pada kelas VIII-8 dengan jumlah siswa sebanyak 40 siswa yang terbagi dalam 8 kelompok dan masing-masing kelompok terdiri dari 5 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan observasi selama pembelajaran menggunakan metode penemuan terbimbing. Pada setiap pertemuan peneliti dibantu oleh 9 orang observer, untuk satu orang observer mengamati satu indikator. Mereka bertugas sebagai pengamat aktivitas siswa untuk mengetahui kepraktisannya. Dalam pembelajaran ini, masing-masing kelompok diberikan LKS, LKS terdiri dari LKS 1, LKS 2, LKS 3 dan LKS 4 dengan pokok 132

JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA, VOLUME 5. NO. 2 JULI 2011 bangun ruang sisi datar, kemudian setelah pembelajaran berlangsung, siswa diberikan tes. Dari hasil observasi, maka dapat dibuat tabel hasil observasi aktivitas siswa adalah sebagai berikut : Tabel. Persentase hasil observasi aktivitas siswa saat proses pembelajaran NO. ASPEK YANG DIAMATI PERTEMUAN RATA- 1 2 3 4 RATA Mendengarkan dan 1 memperhatikan penjelasan 83,47 84,58 81,94 84,58 83,65 guru 2 Membuat perencanaan kerja 86,39 87,50 85,00 87,22 86,53 3 Membaca LKS/materi ajar 96,39 97,78 98,75 98,33 97,81 4 5 6 7 Melakukan Kegiatan pada LKS 94,03 94,31 95,69 94,86 94,72 Menulis yang relavan dengan KBM 96,11 98,61 96,81 97,50 97,53 KATEGORI SANGAT BAIK SANGAT BAIK SANGAT BAIK SANGAT BAIK SANGAT BAIK Berdiskusi/bertanya dengan 17,78 21,53 19,17 22,92 20,35 BURUK guru Berdiskusi/bertanya dengan SANGAT 89,58 92,92 90,69 91,25 91,11 teman BAIK 8 Membuat kesimpulan 92,22 94,86 91,67 93,06 92,95 SANGAT BAIK Percakanan yang tidak 9 relevan, mengerjakan KURANG 25,00 25,69 25,97 26,39 25,76 sesuatu yang tidak relevan, BAIK mengobrol, melamun, dll Sumber : Hasil analisis peneliti, 2009 133

PERSENTASE Aryani, Pengembangan LKS untuk Metode Pengembangan Terbimbing 120,00 100,00 80,00 60,00 40,00 20,00 0,00 PERTEMUAN Mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru Membuat perencanaan kerja Membaca LKS/materi ajar Melakukan Kegiatan pada LKS Menulis yang relavan dengan KBM Berdiskusi/bertanya dengan guru Berdiskusi/bertanya dengan teman Membuat kesimpulan Percakanan yang tidak relevan, mengerjakan sesuatu yang tidak relevan, mengobrol, melamun, dll Gambar. Grafik hasil observasi aktivitas siswa saat proses pembelajaran 134

PROSENTASE JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA, VOLUME 5. NO. 2 JULI 2011 120,00 100,00 80,00 60,00 40,00 20,00 0,00 PERTEMUAN Mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru Membuat perencanaan kerja Membaca LKS/materi ajar Melakukan Kegiatan pada LKS Menulis yang relavan dengan KBM Berdiskusi/bertanya dengan guru Berdiskusi/bertanya dengan teman Membuat kesimpulan Percakanan yang tidak relevan, mengerjakan sesuatu yang tidak relevan, mengobrol, melamun, dll LKS yang dibuat sudah dikategorikan praktis karena semua siswa sudah dapat menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS) dengan baik tanpa bantuan guru, karena guru disini berperan sebagai fasilisator dengan membimbing siswa agar termotivasi untuk belajar, ini terlihat dari tabel diatas dimana berdiskusi/ bertanya dengan guru mencapai (20,35%) dengan kategori buruk. Percakapan yang tidak relevan, mengerjakan sesuatu yang tidak relevan, mengobrol, melamun dan lain-lain mencapai (25,76%) dengan katagori kurang baik artinya pada indikator ini siswa aktif menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS) dalam pembelajaran karena pada indikator ini terlihat siswa dalam kelas tersebut tidak ribut, mereka memang melakukan kegiatan yang ada di LKS dengan metode penemuan terbimbing. Sedangkan Membaca LKS/ Materi ajar (97,81%), dan Melakukan kegiatan pada LKS (94,72%) disini siswa terlihat aktif dengan menggunakan LKS penemuan terbimbing. Mereka terlihat tampak senang melakukan kegiatan di LKS tersebut, yang pada akhirnya mereka akan menemukan suatu rumus. Aktivitas siswa disini terlihat semakin meningkat pada pertemuan keempat, pada pertemuan pertama mungkin mereka masih aneh dan malu-malu 135

Aryani, Pengembangan LKS untuk Metode Pengembangan Terbimbing untuk aktif dalam pembelajaran. Diharapkan bila kegiatan proses pembelajaran seperti ini terusmenerus dilakukan, siswa akan terbiasa mengungkapkan idenya secara jelas dengan berdiskusi dan membiasakan menarik kesimpulan sendiri tanpa bantuan guru. Disini peneliti ( guru ) berperan sebagai fasilisator dengan membimbing siswa agar termotivasi untuk belajar. Untuk aktivitas kegiatan per siswa berdasarkan indikator yang diamati diperoleh hasil seperti tampak pada tabel berikut : Tabel. Kategori aktivitas per siswa pada saat proses belajar mengajar Nomor sangat cukup (%) baik (%) Indikator baik baik (%) indikator 1 25 62.5 15 37.5 0 0 indikator 2 33 82.5 7 17.5 0 0 indikator 3 40 100 0 0 0 0 indikator 4 40 100 0 0 0 0 indikator 5 40 100 0 0 0 0 indikator 6 22 55 17 42.5 1 2.5 indikator 7 39 97.5 1 2.5 0 0 indikator 8 38 95 2 5 0 0 indikator 9 13 32.5 21 52.5 6 15 Dari tabel terlihat ada 3 indikator yang mempunyai kategori sangat baik yaitu indikator nomor (3) membaca LKS atau materi ajar, nomor (4) melakukan kegiatan pada LKS dan indikator nomor (5). menulis yang relevan dengan KBM hal ini disebabkan karena indikator dimaksud merupakan kegiatan langsung per siswa untuk dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam LKS. Jika siswa tidak melakukan semua kegiatan dalam indikator tersebut secara langsung siswa tidak akan dapat menjawab dan mengerjakan LKS yang diberikan. Sedangkan indikator nomor (6) yaitu berdiskusi dengan guru menunjukkan kategori sangat baik 55 %, baik 42,5 % dan cukup 2,5 % ini menunjukkan bahwa ada 1 orang siswa yang tidak cukup mengerti untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam LKS sehingga mereka menanyakannya kepada guru. Hal ini menunjukkan peran guru yang hanya sebagai motivator dan fasilitator dalam kegiatan Proses 136

JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA, VOLUME 5. NO. 2 JULI 2011 Belajar Mengajar dengan mengguakan LKS ini. Indikator nomor 9 yaitu percakapan yang tidak relevan, mengerjakan sesuatu yang tidak relevan, mengobrol dan melamun menunjukkan hasil kategori sebagai berikut sangat baik 32,5 %, baik 52,5 % dan cukup baik 15 %. Hal ini menunjukkan ada 6 siswa yang masih melakukan kegiatan mengobrol, melamun, ngantuk dan hal-hal lain yang tidak relevan dengan kegiatan belajar mengajar. Hal ini disebabkan siswa tersebut menunggu jawaban dari teman yang masih mendiskusikan jawaban yang benar, ada juga yang masih menunggu teman-teman kelompok lain yang masih mendiskusikan jawaban yang benar. Hasil dan analisis data tes kemampuan siswa Pada setiap akhir pembelajaran matematika menggunakan metode penemuan terbimbing, dilakukan tes untuk mengukur kemampuan siswa. Siswa diminta menyelesaikan soal-soal tes yang dibuat guru untuk mengukur kemampuan siswa yang terdiri dari dua soal dan menuntut 3 indikator. Data hasil tes kemampuan siswa dianalisis untuk menentukan rata-rata nilai akhir pada setiap pertemuan dan kemudian dikonversikan ke dalam data kualitatif untuk menentukan kategori tingkat kemampuan siswa. Adapun persentase tingkat kemampuan tersebut selama dilakukan 4 kali tes selama 4 kali pertemuan, dapat dilihat sebagai berikut. Tabel. Distribusi frekuensi hasil tes kemampuan siswa Kategori pertemuan I pertemuan II pertemuan III pertemuan IV F1 % F2 % F3 % F4 % Sangat baik 6 15 15 37,5 10 25 14 35 baik 13 32,5 7 17,5 23 57,5 24 60 Cukup baik 18 45 17 42,5 4 10 2 5 Kurang baik 3 7,5 1 2,5 3 7,5 - - Jumlah Siswa 40 40 40 40 Sumber : Hasil analisis peneliti, 2009 137

Aryani, Pengembangan LKS untuk Metode Pengembangan Terbimbing Dari tabel. diatas dapat dilihat bahwa pada pertemuan pertama hanya 6 siswa yang memiliki kemampuan sangat baik. Namun sebanyak 13 siswa termasuk kedalam kategori memiliki kemampuan baik. Namun pada pertemuan ketiga dan keempat kemampuan siswa mengalami kenaikan pada setiap pertemuan. Terutama terlihat pada pertemuan keempat dimana kategori siswa sangat baik mencapai 14 siswa, 24 siswa dengan kategori baik. maka dapat dinyatakan bahwa ada 38 siswa yang memiliki kemampuan baik. Frekuensi tersebut merupakan frekuensi yang paling tinggi dibandingkan pertemuan I dan II. Akan tetapi, pada pertemuan kedua dan ketiga jumlah siswa yang termasuk ke dalam kategori kurang baik sudah sangat jauh berkurang. Bahkan jumlah siswa yang tergolong sangat baik dan baik mengalami peningkatan. Dari keempat skor kemampuan siswa yang telah diperoleh, selanjutnya dihitung skor rata-ratanya. Berikut ini adalah distribusi skor rata-rata kemampuan siswa selama 4 kali pertemuan. Tabel. Distribusi skor rata-rata kemampuan siswa Interval Skor Frekuensi Persentase (%) Kategori 9,2 12,0 11 27,5 Sangat Baik 7,2 9,1 23 57,5 Baik 5,2 7,1 6 15 Cukup Baik 3,0 5,1 - - Kurang Baik Jumlah 40 100 Rata-rata 8,28 Baik Sumber : Hasil analisi peneliti, 2009 Dari data diatas, secara keseluruhan ratarata kemampuan siswa adalah 8,28 yang tergolong dalam kategori baik. Artinya 85% dalam kategori memiliki kemampuan baik, dan 15% siswa tergolong dalam kategori minimal cukup baik. Dimana siswa yang mendapat nilai minimal 7,2 berjumlah 34 siswa, ini berarti di kelas uji coba memiliki potensial efek terhadap kemampuannya, setelah diberikan latihan-latihan soal dengan menggunakan LKS dengan metode penemuan terbimbing, dan instrumen penilaian yang dibuat. 138

JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA, VOLUME 5. NO. 2 JULI 2011 Tabel. Jumlah siswa yang mengerjakan soal tes dilihat per indikator Indikator menfokuskan pertanyaan Deskripsi P1 P2 P3 P4 Rata-rata Rata-rata ratarata persen indikator dalam Per Per P1 P2 P3 P4 indikator (%) a 31 36 37 35 34,75 86,87 b 24 31 26 27 27 67,5 28,17 c 23 23 27 18 22,75 56,87 70,4 menganalisis argumentasi a 23 24 17 27 22,75 56,88 b 23 18 24 22 21,75 54,38 23,08 c 26 22 21 30 24,75 61,87 Bertanya/ menjawab a 21 22 21 26 22,5 56,25 pertanyaan tentang suatu penjelasan atau tantangan b c 11 7 26 19 16 17 24 19 19,25 15,5 48,12 38,75 19,08 Sumber : Hasil analisis peneliti, 2009 57,7 47,7 Dari tabel. terlihat bahwa indikator memfokuskan pertanyaan menghasilkan persentase yang tinggi yaitu 70,4 %, menganalisis argumen menghasilkan 57,7% dan bertanya/ menjawab pertanyaan tentang suatu penjelasan menghasilkan persentase terendah yaitu 47,7% dikarenakan banyak siswa yang salah dalam perhitungan karena mereka tidak dapat mengalikan (tidak hapal perkalian), salah jumlah, yang mengakibatkan mereka salah dalam perhitungan akhir. Sedangkan skor rata-rata kemampuan siswa perindikator untuk mengukur kemampuan siswa pada setiap indikator (tabel ada pada lampiran) didapat : Hasil rekapitulasi ketiga indikator untuk empat kali pertemuan yaitu pada indikator (1) Memfokuskan pertanyaan memberikan hasil 3,10 dengan kategori baik, indikator (2) Menganalisis argumen memberikan hasil 2,44 dengan kategori cukup baik dan indikator (3) Bertanya dan menjawab pertanyaan tentang suatu penjelasan memberikan hasil 2,21 dengan kategori cukup baik. 139

Aryani, Pengembangan LKS untuk Metode Pengembangan Terbimbing PEMBAHASAN Hasil prototype LKS untuk metode penemuan terbimbing Setelah melalui proses pengembangan yang terdiri dari 3 tahap besar, tiga siklus untuk 3 prototype dan proses revisi berdasarkan saran validator dan siswa, diperoleh RPP, LKS dan Instrumen penilaian pada pokok bahasan bangun ruang sisi datar yang dikembangkan dapat dikategorikan valid dan praktis. Valid tergambar dari hasil penilaian validator, dimana hampir semua validator menyatakan baik berdasarkan content ( sesuai kurikulum, dan materi bangun ruang sisi datar ), konstruk ( sesuai karakteristik/indikator kemampuan siswa ) dan bahasa ( sesuai dengan kaidah bahasa yang berlaku, EYD ). Praktis tergambar dari hasil uji coba, dimana semua siswa dapat menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS) dengan baik. Efek prototype LKS untuk metode penemuan terbimbing aktivitas siswa Prototype Lembar Kerja Siswa (LKS) yang sudah dikategorikan valid dan praktis, kemudian diujicobakan pada subjek penelitian, dalam hal ini siswa kelas VIII-8 SMP Negeri 18 Palembang, yang diberikan pembelajaran dengan menggunakan metode penemuan terbimbing. Hasil observasi menunjukkan bahwa LKS yang dikembangkan efektif meningkatkan aktivitas belajar siswa. Hal ini karena pembelajaran dengan metode penemuan terbimbing merupakan hal baru bagi siswa dan kebiasaan cara belajar siswa yang masih menunggu penyajian guru atau menunggu teman yang pinter selesai mengerjakan latihanlatihan soal matematika yang diberikan, ternyata dengan mereka berdiskusi (kerja kelompok) dan menggunakan LKS dengan metode penemuan terbimbing mereka lebih aktif dalam menerima materi yang diberikan. Ini terlihat dari hasil analisis observasi aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran. Namun berdasarkan hasil observasi tersebut juga diperoleh bahwa Prototype Lembar Kerja Siswa (LKS) yang dikembangkan memiliki potensial efek terhadap pembelajaran untuk metode penemuan terbimbing. Siswa sudah terlihat aktif dalam kerja kelompok, bersemangat dan berusaha untuk menyelesaikan masalah-masalah yang diberikan pada LKS, meskipun masih ada kelompok atau siswa lain yang belum aktif dalam proses pembelajaran. Efek prototype Lembar Kerja Siswa (LKS) terhadap hasil belajar Dari hasil analisis data tes kemampuan siswa untuk metode penemuan terbimbing dapat diketahui bahwa hanya 11 siswa ( 27,5 % ) yang termasuk dalam kategori memiliki kemampuan sangat baik, akan tetapi ada 23 siswa ( 57,5 % ) termasuk dalam kategori memiliki kemampuan baik. Ini berarti secara keseluruhan ada 34 dari 40 ( 85 % ) siswa yang telah memiliki kemampuan baik. Secara keseluruhan rata-rata 140

JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA, VOLUME 5. NO. 2 JULI 2011 kemampuan siswa adalah 8,28 yang tergolong dalam kategori baik. Artinya 85% dalam kategori memiliki kemampuan baik, dan 15% siswa tergolong dalam kategori minimal cukup baik. Dimana siswa yang mendapat nilai minimal 7,2 berjumlah 34 siswa, ini berarti di kelas uji coba memiliki potensial efek terhadap kemampuannya, setelah diberikan latihan-latihan soal dengan menggunakan LKS dengan metode penemuan terbimbing, dan instrumen penilaian yang dibuat. Pada pertemuan pertama hanya 6 siswa ( 15 % ) yang memiliki kemampuan sangat baik. Namun sebanyak 13 siswa ( 32,5 % ) termasuk kategori memiliki kemampuan baik dan 18 siswa ( 45 % ) dalam kategori memiliki kemampuan cukup. Pada pertemuan kedua hanya 15 siswa ( 37,5 % ) yang memiliki kemampuan sangat baik. Namun sebanyak 7 siswa ( 17,5 % ) termasuk kategori memiliki kemampuan baik dan 17 siswa ( 42,5 % ) dalam kategori memiliki kemampuan cukup. Jika dibandingkan pada pertemuan ketiga dan keempat. Pada pelaksanaan pertemuan pertama, tampak siswa masih bingung dan takut salah dalam mengungkapkan ide-idenya, sehingga beberapa siswa tidak berani mencoba menjawab pertanyaan yang menuntut penjelasan jawaban yang menyebabkan beberapa diskriptor tidak muncul pada diri siswa. Misalnya pada diskriptor mengidentifikasi kesimpulan dan mengidentifikasi alasan (menganalisis argumen) Ini merupakan beberapa penyebab nilai kemampuan siswa pada pertemuan pertama masih rendah dibandingkan pada pertemuan berikutnya. Namun hasil tes menunjukkan bahwa prototype LKS yang dikembangkan memiliki potensial efek terhadap kemampuan siswa terlihat dari hasil tes pada pertemuan kedua, ketiga dan keempat kemampuan siswa terus mengalami kenaikan. DAFTAR PUSTAKA Akker, J.v.d. 1999. Principles and Methods of Development Research. Dalam J.v.d Akker (Ed). Design Approaches and Tools in Education and Training. Dordrecht: Kluwer Academic Publishers. Anonim. 2007. LKS E Leaning. Tersedia pada (http://romusha-belajar.blgspot.com/ 2007/12/lembar-kerja-siswa-lksmtk.html. diakses tanggal 10 Desember 2008. Arikunto,Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian.Yogyakarta : Rineka Cipta Depdiknas. 2006a. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi. Jakarta : Depdiknas. Dimyati & Mudjiono, 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta. Djaali. 2004. Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta 141

Aryani, Pengembangan LKS untuk Metode Pengembangan Terbimbing Fathurrohman,P dan Sobry,S.2007. Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum dan Islam. Bandung : Refika Aditama. Ganung Anggraeni, 2002. Penyusunan dan Pemanfaatan LKS dan LT dalam Pembelajaran Matematika. Disampaikan pada Pelatihan Penggunaan Alat Peraga Matematika bagi Guru-guru SLTP tanggal 27 Oktober s.d. 3 Nopember 2002 Hamalik, Oemar. 2004. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Hudoyo, H. 1979. Pengembangan Kurikulum Matematika. Surabaya: Usaha Nasional. Hudoyo, H. 2001. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika. Malang : Universitas Negeri Malang. Hudoyo, Herman. 2005. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika. Malang : Universitas Malang Press. Indrianto, Lis. 1998. Pemanfaatan Lembar Kerja Siswa Dalam Pengajaran Matematika Sebagai Upaya peningkatan prestasi Belajar Matematika. Semarang: IKIP Semarang. Indriati, E. 2005. Menulis Karya Ilmiah. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama. Markaban, 2006. Modul Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Penemuan Terbimbing di PPPG Matematika. Yogyakarta. Marsigit. 2008. Pengembangan Model Pembelajaran. Tersedia pada (http:// pbnmatmarsigit.blogspot.com/2008/12/ pengembangan-model-pembelajaran html. diakses tanggal 10 Desember 2008. Mukhtar dan Yamin, Martins. 2007. 10 Kiat Sukses mengajar di Kelas. Jakarta : PT Nimas Utama. Nasoetion, N. 2007. Evaluasi Pembelajaran Matematika. Jakarta : Universitas Terbuka. Nasution, S. 2004. Metode Research. Jakarta : Bumi Aksara Sadiman, Arif S, dkk. 2005. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta : PT Rajagrafindo Persada. Rahmawati. 2006. Peningkatan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII SMPN 3 Lahat Melalui Metode Penemuan Terbimbing (Skripsi). Tidak diterbitkan. Ratumanan, T.G. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Surabaya : University Press. Rusdi,andi. 2008. Perangkat Pembelajaran. Tersedia pada (http://anrusmath. wordpress.com/2008/09/29/perangkatpembelajaran.html diakses tanggal 12 Desember 2008. Ruseffendi, E.T. 1988. Pengantar Kepada Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya dalam Pengajaran Matematika. Bandung : Tarsito. 142

JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA, VOLUME 5. NO. 2 JULI 2011 Soedjadi, R. 1996. Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia. Jakarta:Dirjen Dikti Suryosubroto.2002. Proses Belajar Mengajar di Sekoah.Jakarta : Rineka Cipta. Suyitno, Amin, dkk. 1997. Dasar dan Proses Pembelajaran Matematika. Semarang: FMIPAUnnes. Winkell, W.S. 1996. Psikologi Pengajaran. Jakarta : Grasindo. Yusuf, Moriska. 2007. Pembelajaran Penemuan Terbimbing Pada Materi Bangun Datar Segitiga dan Segiempat di Kelas VII SMP Negeri 5 Sungai Lilin. Makalah PTK di sajikan pada Lomba Inovasi Guru Sumatera Selatan. Zulkardi. 2001. CASCADA IMEI. Lingkungan Belajar RME di Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan Guru di Indonesia. Paper disampaikan diseminar nasional RME di UNESA, Surabaya. -----------. 2002. Developing a Learning Environment on Realistic Mathematics Education for Indonesian student teachers. Disertasi. (http://projects.edte.utwente.nl/cascade/ imei/dissertation/disertasi.html. diakses tanggal 15 Desember 2008). Dengan selesainya penulisan tesis ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr. Yusuf Hartono sebagai pembimbing yang telah memberikan bimbingan selama penulisan tesis. 143

Aryani, Pengembangan LKS untuk Metode Pengembangan Terbimbing 144