Bottom-Up Construction pada Gedung 48 Lantai dengan 5 Besmen Plaza Indonesia II Jakarta

dokumen-dokumen yang mirip
INOVASI DALAM SISTEM PENAHAN BEBAN GRAVITASI UNTUK GEDUNG SUPER-TINGGI

PERKEMBANGAN DAN KEMAJUAN KONSTRUKSI GEDUNG TINGGI DAN BESMEN DALAM

BAB III DATA DAN TINJAUAN DESAIN AWAL

9- STRUKTUR BASEMENT

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN. lapisan tanah dan menentukan jenis pondasi yang paling memadai untuk mendukung

BAB III METODOLOGI. penjelas dalam suatu perumusan masalah. Data sekunder berupa perhitungan

BAB I PENDAHULUAN. Ada beberapa hal yang menyebabkan banyaknya bangunan tinggi diberbagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERENCANAAN GEDUNG RESEARCH CENTER-ITS SURABAYA DENGAN METODE PRACETAK

BAB I PENDAHULUAN. maka kegiatan pemerintahan yang berkaitan dengan hukum dan perundangundangan

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Jakarta sebagai salah satu kota besar di Indonesia tidak dapat lepas dari

ABSTRAK. Kata kunci : pondasi, daya dukung, Florida Pier.

TUGAS BESAR STRUKTUR BAJA (S-1)

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. mengetahui metode di lapangan, maka dibuatkan gambar shop drawing. Dimana

Dinding Penahan Tanah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. dan perhitungan elemen struktur gedung Condotel Sahid Jogja Lifestyle City. sudah mampu menahan gaya geser.

BAB I PENDAHULUAN. dampak pada perubahan pola kehidupan sosial masyarakat dengan trend

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai salah satu perguruan tinggi negeri di Indonesia, Universitas

BAB IV ALTERNATIF DESAIN DAN ANALISIS PERKUATAN FONDASI

Modifikasi Perencanaan Struktur Gedung Tower C Apartemen Aspen Admiralty Jakarta Selatan Dengan Menggunakan Baja Beton Komposit

BAB III DATA PERENCANAAN

PERANCANGAN MODIFIKASI STRUKTUR GEDUNG BPK RI SURABAYA MENGGUNAKAN BETON PRACETAK DENGAN SISTEM RANGKA GEDUNG

Perhitungan Struktur Bab IV

PELAKSANAAN KONSTRUKSI DENGAN SISTEM TOP-DOWN

BAB 3 DATA TANAH DAN DESAIN AWAL

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR BAJA KOMPOSIT PADA GEDUNG PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI JEMBER

POLA PENURUNAN STRUKTUR PELAT LANTAI GUDANG RETAIL PADA TANAH LUNAK DI KAWASAN INDUSTRI WIJAYAKUSUMA SEMARANG (150G)

BAB II STUDI PUSTAKA

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG KAMPUS STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. yang baik, salah satu dari tahapan itu adalah pemilihan penggunaan alat berat tower

BAB III ANALISA PERENCANAAN STRUKTUR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pergesekan lempeng tektonik (plate tectonic) bumi yang terjadi di daerah patahan

BAB VII PEMBAHASAN TINJAUAN KHUSUS

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia konstruksi high risk building tentu memerlukan metode. Keberadaan bangunan sekitar gedung memberikan andil dalam proses

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG APARTEMEN TRILIUM DENGAN METODE PRACETAK (PRECAST) PADA BALOK DAN PELAT MENGGUNAKAN SISTEM RANGKA GEDUNG (BUILDING

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

MODIFIKASI STRUKTUR GEDUNG ASRAMA MAHASISWA UGM KOMPLEKS KINANTI MENGGUNAKAN METODE PRACETAK (PRECAST) DENGAN SISTEM RANGKA GEDUNG (BUILDING FRAME

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berlaku untuk mendapatkan suatu struktur bangunan yang aman

PERENCANAAN PONDASI SILO SEMEN CURAH DAN LOADING PLANT PADA LOKASI PACKING PLANT PT SEMEN INDONESIA DI BALIKPAPAN, KALIMANTAN TIMUR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Proyek pembangunan gedung berlantai banyak ini adalah pembangunan gedung

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERENCANAAN GEDUNG DINAS KESEHATAN KOTA SEMARANG. (Structure Design of DKK Semarang Building)

PERENCANAAN ULANG GEDUNG PERKULIAHAN POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA (PENS) DENGAN MENGGUNAKAN METODE PRACETAK

Kombinasi beban? Distribusi bidang M,N,V sepanjang tiang Tulangan minimum? Syarat lain?

TUGAS AKHIR RC

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUMAH SUSUN SEDERHANA DAN SEWA ( RUSUNAWA ) MAUMERE DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG APARTEMEN SALEMBA RESIDENCES LAPORAN TUGAS AKHIR

Oleh : Muhammad Hadi Fadhillah NRP : Dosen Pembimbing : Indrasurya B. Mochtar, Prof., Ir., MSc., PhD

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. geser membentuk struktur kerangka yang disebut juga sistem struktur portal.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. Pekerjaan pondasi dibagi menjadi dua bagian, yaitu pondasi dangkal dan pondasi

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1

BAB 1 PENDAHULUAN. tiang pancang membutuhkan kepala tiang atau biasa disebut sebagai pile cap.

BAB I PENDAHULUAN. perbelanjaan maupun tempat hunian seperti hotel, apartemen, dan home stay.

PERENCANAAN ULANG GEDUNG POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA (PENS) DENGAN MENGGUNAKAN BETON PRACETAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TUGAS AKHIR RC

perencanaan yang umum dilakukan pada proyek pembangunan meliputi berbagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berlaku untuk mendapatkan suatu struktur bangunan yang aman

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Gempa merupakan fenomena alam yang harus diterima sebagai fact of life.

Modifikasi Perencanaan Struktur Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Kota Probolinggo Dengan Metode Sistem Rangka Gedung

PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA (RUSUNAWA) DI JEPARA

MODIFIKASI PERENCANAAN MENGGUNAKAN METODE PRACETAK DENGAN SHERWALL PADA GEDUNG BANK BCA CABANG RUNGKUT SURABAYA

BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI BASEMENT

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA YOGYAKARTA

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA MAHASIWA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA. Oleh : CAN JULIANTO NPM. :

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Fasilitas rumah atau asrama yang dikhususkan untuk tempat tinggal

Jurnal Teknik Sipil Untag Surabaya 163

BAB IV PERENCANAAN PONDASI. Dalam perencanaan pondasi ini akan dihitung menggunakan dua tipe pondasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Modifikasi Perencanaan Gedung Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Koja Jakarta Dengan Metode Pracetak

KONTROL ULANG PENULANGAN JEMBATAN PRESTRESSED KOMPLANG II NUSUKAN KOTA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. pondasi pada bangunan gedung, jalan dan konstruksi-konstruksi lainnya, sehingga

BAB III METODOLOGI. pondasi tiang mencangkup beberapa tahapan pekerjaan, sebagai tahapan awal

BAB I PENDAHULUAN. kombinasi dari beton dan baja dimana baja tulangan memberikan kuat tarik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

MATERI KULIAH MEKANIKA TEKNIK OLEH : AGUNG SEDAYU TEKNIK PONDASI TEKNIK ARSITEKTUR UIN MALIKI MALANG

LEMBAR PENILAIAN DOKUMEN TEKNIS ke 03 TOWER THAMRIN NINE DEVELOPMENT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tingkat kerawanan yang tinggi terhadap gempa. Hal ini dapat dilihat pada berbagai

BAB 4 PERHITUNGAN DAN ANALISIS

PERANCANGAN STRUKTUR APARTEMEN MEGA BEKASI TUGAS AKHIR SARJANA STRATA SATU. Oleh : ARIEF BUDIANTO No. Mahasiswa : / TSS NPM :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembebanan yang berlaku untuk mendapatkan suatu struktur bangunan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisa Alternatif Penanggulangan Kelongsoran Lereng

BAB I PENDAHULUAN. Metode pelaksanaan pekerjaan sub struktur yang umum atau sering digunakan adalah

BAB III METODE PENELITIAN

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG. KANTOR DAN HUNIAN PT.MANDALA MULTI FINANCE.tbk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG GRAHA AMERTA RSU Dr. SOETOMO SURABAYA MENGGUNAKAN STRUKTUR KOMPOSIT BAJA BETON

PONDASI TIANG BOR (BOR PILE)

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH METODE PELAKSANAAN SHEAR WALL DAN CORE WALL

PERANCANGAN GEDUNG APARTEMEN DI JALAN LAKSAMANA ADISUCIPTO YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Bangunan tinggi berkaitan erat dengan masalah kota, Permasalahan kota

Transkripsi:

Bottom-Up Construction pada Gedung 48 Lantai dengan 5 Besmen Plaza Indonesia II Jakarta Ir. Davy Sukamta IP Utama HAKI PENDAHULUAN Proyek Plaza Indonesia II adalah extension dari kompleks Plaza Indonesia dan hotel Grand Hyatt Jakarta. Pengembangan ini terdiri dari 2 tower, yaitu tower perkantoran (42 lantai) dengan podium 8 lantai dan 5 lapis besmen; dan tower hunian yang dinamakan Keraton, 48 lantai dengan podium 7 lantai dan 5 lapis besmen. Kedua tower akan mempunyai helipad. Apabila selesai dikerjakan, Keraton akan menjadi gedung tertinggi di Indonesia. Gambar 1 menunjukkan pandangan udara proyek tersebut. Gambar 1 Kedua tower berikut podium dan besmen-nya dibangun di atas lahan yang sangat terbatas. Bangunan ini akan berdiri di antara gedung pertokoan Plaza Indonesia, EX Center dan Kedutaan Jepang (Gambar 2). Sehubungan dengan jarak tepi besmen yang sudah dekat dengan bangunan sekeliling, maka untuk pembangunan besmennya dipilih cara top-down construction. Karena masalah jadwal, dipilih juga metode bottom-up, dimana kelak pada saat pengerjaan besmen selesai, struktur atas akan mencapai lantai 10. Gambar 2 Bangunan diantara EX dan Kedutaan Jepang Seminar & Pameran HAKI 2008 Pengaruh Gempa dan Angin Terhadap Struktur 1

KONDISI TANAH DASAR Berdasarkan hasil penyelidikan tanah yang telah dilakukan secara ekstensive, stratifikasi tanah dapat dibagi atas beberapa lapis sebagaimana diuraikan berikut. Lapisan paling atas berupa lapisan soft silty-clay tebal 6m dengan nilai SPT N=3, diikuti dengan 12m lapisan medium to hard clayey-silt (N=10~30), kemudian 12m lapisan medium to stiff silty clay (N=10~16). Berikutnya sedalam 52 m dijumpai lapisal silt-clay, konsistensi sedang sampai keras dengan nilai N berkisar antara 20-30m, dilanjutkan dengan 10m clayey-silt keras dan silty-sand padat (N=25) dan silty-clay keras dengan nilai N = 20~38, sampai akhir pengeboran di kedalaman 120m. Gambar 3 menunjukkan idealisasi profil tanah dengan deskripsi dan nilai SPT-nya [1]. PANDANGAN GEOTEKNIK Dalam perancangan besmen dalam, secara umum ada beberapa hal yang perlu ditinjau oleh perencana. Analisa struktur dinding penahan tanah harus dilakukan untuk tekanan air pori terdrainase dan bahaya kelongsoran global maupun bahaya heaving, piping dan deformasi yang terjadi pada setiap tahapan pelaksanaan harus ditinjau dengan seksama. Dalam hal besmen dalam, sekwen pekerjaan harus dimodelkan dengan benar karena diagram momen lentur dan gaya lintang hasil analisa senantiasa mengacu kepada sekwen ini. Seminar & Pameran HAKI 2008 Pengaruh Gempa dan Angin Terhadap Struktur 2

Gambar 3 PERANCANGAN BESMEN Dalam perancangan struktur bawah, sesuai dengan peraturan gempa di Indonesia, SNI 03-1726-2002, maka struktur bawah tidak boleh gagal lebih dahulu daripada struktur atas (Pasal 5.1.5). Khusus pada proyek ini, pemilik menginginkan bangunannya dirancang terhadap gempa 2500 tahun, hal mana menyebabkan dilakukannya studi Probabilistic Seismic Hazard Analysis untuk Jakarta disertai pembuatan Site Specific Response Spectra untuk lokasi proyek, hal mana sudah dibahas dalam beberapa makalah lain [2][3] sehingga tidak diuraikan lebih lanjut disini. Seminar & Pameran HAKI 2008 Pengaruh Gempa dan Angin Terhadap Struktur 3

Perancangan D-wall disesuaikan dengan sekwen pekerjaan yang diusulkan kontraktor. Karena D-wall sudah terpasang sejak tahun 1997, maka dilakukan pemeriksaan kekuatan penampangnya terhadap momen-momen yang terjadi. Lihat gambar 4 dan gambar 5. Tebal D-wall adalah 800 mm, panjang total 30 m. Deformasi lateral di muka tanah dirancang agar tidak melampaui 25 mm. Adjacent to Existing Plaza Indonesia [Excavation depth = 16m] 0 Adjacent to Exist. Plz. Indo. 0-5 -5-10 -10-15 -15 Depth (m) -20 Depth (m) -20 1st Step -25-25 -30-30 Final Step -35-80 -60-40 -20 0 20 40 60 80 Envelope of D-Wall Bending Moment (ton.m/m) -35 0 10 20 30 40 50 D-Wall Horz. Deflection (mm) Gambar 4 Adjacent to Jln. Thamrin [Excavation Depth = 14.5m] 0 Adjacent to Jln. Thamrin 0-5 -5-10 -10-15 -15 Depth (m) -20 Depth (m) -20 1st Step -25-25 -30-30 Final Step -35-80 -60-40 -20 0 20 40 60 80 Envelope of D-Wall Bending Moment (ton.m /m) -35 0 10 20 30 40 50 D-Wall Horz. Deflection (mm ) Gambar 5 Seminar & Pameran HAKI 2008 Pengaruh Gempa dan Angin Terhadap Struktur 4

MASALAH YANG DIHADAPI Selain masalah geoteknik dan teknik pondasi yang umum harus dihadapi dalam merancang sebuah besmen dalam, khusus pada proyek Plaza Indonesia II ada beberapa hal spesifik yang perlu dihadapi : a. Proyek ini terletak di lokasi bekas lahan parkir yang relatif sempit, dengan ruang kerja yang sangat terbatas. b. Pada lokasi tersebut sudah berdiri ex-center, dimana sebagian gedungnya bertumpu pada D-Wall yang ada. c. Besmen berdekatan dengan gedung Plaza Indonesia / Hotel Grand Hyatt, dengan tipe pondasinya berupa soil-supported mat untuk bagian podiumnya. d. Besmen berdekatan dengan gedung Kedutaan Besar Jepang. e. Tender design-construct dilakukan pada tahun 2006, dengan target mulai pekerjaan pada kwartal ke-4 tahun 2006 dan bagian retail (podium block) 7 lantai harus siap dibuka pada akhir tahun 2008. Dengan demikian waktu pelaksanaan menjadi satu parameter yang harus dipertimbangkan dengan seksama. SOLUSI TERHADAP MASALAH Untuk mengatasi masalah-masalah di atas, maka sistem besmen untuk Plaza Indonesia II dirancang dengan pendekatan-pendekatan sbb; a. Penggunaan lantai beton sebagai strut yang sangat kaku akan mampu mengurangi deformasi lateral D-Wall yang akan terjadi, dan dengan demikian pengaruh galian terhadap bangunan sekitar dapat diminimalkan sebesar-besarnya. b. Lantai beton yang mulai dicor adalah lantai B-1, kemudian lantai 1 sambil melakukan penggalian ke bawah dengan secara simultan. c. Lantai 1 dirancang untuk menerima beban hidup 2 ton/m2, agar dapat menampung bahan bangunan dan digunakan untuk manuver alat-alat berat. Urutan pekerjaan diuraikan pada bagian proses pelaksanaan. d. Untuk menahan beban sementara yang berat (5 lantai besmen + 10 lantai gedung), digunakan king-post berupa infil steel tube, dengan beton mutu 55 Mpa dan tabung baja yang dibuat dari pelat jenis ASTM Grade 50. King-post ini ditahan oleh bored-pile diameter 1.8 m yang mempunyai daya dukung ijin 1500 ton. PROSES PELAKSANAAN SsangYong Engineering Construction Co.Ltd. adalah kontraktor utama pada proyek ini, dimana perusahaan Korea tersebut bekerja sama dengan DavySukamta & Partners memenangkan tender rancang-bangun untuk struktur bangunan proyek ini. Struktur menara diganti dari struktur konstruksi baja menjadi struktur konstruksi beton, kecuali untuk bagian podium. Akibat penambahan berat sendiri struktur, maka diperlukan fondasi tambahan. Pekerjaan fondasi dimulai pada bulan September 2006 dan selesai pada bulan Desember 2006. Pekerjaan besmen dan 10 lantai kedua menara selesai pada bulan Oktober 2007. Pekerjaan struktur atas selanjutnya relatif dapat dilakukan dengan mudah, dengan kecepatan konstruksi sekitar 1 minggu per lantai. Hambatan yang dijumpai selama proses pelaksanaan adalah banyaknya perubahan setempat yang diminta oleh Owner. Pada saat tulisan ini dibuat, struktur menara perkantoran sudah mencapai lantai 40, sedangkan menara hunian mencapai lantai 41. Seminar & Pameran HAKI 2008 Pengaruh Gempa dan Angin Terhadap Struktur 5

Pada saat pelaksanaan, monitoring terhadap posisi D-Wall dan settlement yang terjadi dimonitor dengan ketat. Hasil pemantauan inclinometer yang dipasang di belakang D- Wall disajikan pada Gambar 6, sedangkan pengamatan terhadap penurunan gedung disajikan pada Gambar 7 dan Tabel 1. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa pergerakan D-Wall umumnya lebih kecil daripada prediksi semula, sedangkan penurunan yang terjadi berbeda secara mencolok dengan prediksi, hal mana seringkali dijumpai untuk proyek-proyek besar di Jakarta. IA-1 IB-3 Gambar 6 Seminar & Pameran HAKI 2008 Pengaruh Gempa dan Angin Terhadap Struktur 6

IA-1 Residential R-5 R-2 R-6 Legenda : : Inklinometer : Settlement marker di corewall L1 O-2 O-5 IB-3 : Settlement marker di kolom L1 O-6 Office Gambar 7 - Lokasi inklinometer dan settlement marker yang ditinjau Tabel 1 Penurunan bangunan (settlement marker) dalam mm Residential R-2 R-5 R-6 26-Apr-07 - - - 27-Nov-07 5 8 9 11-Feb-08 8 11 12 01-Apr-08 8 13 14 02-Jun-08 9 15 18 Office O-2 O-5 O-6 26-Apr-07 - - - 07-Jan-08 6 5 6 01-Apr-08 7 11 10 02-Jun-08 7 12 12 Seminar & Pameran HAKI 2008 Pengaruh Gempa dan Angin Terhadap Struktur 7

Pelaksanaan bottom-up memerlukan perancangan yang sangat rinci, mulai dari urutan pekerjaan penggalian, detail dudukan pelat besmen pada king-post, bagaimana pelaksanaan pengecoran kolom komposit, dan sambungan tulangan balok yang melewati kolom komposit. Plaza Indonesia II direncanakan selesai dibangun pada bulan September 2009. Sebagian gambar-gambar pada makalah ini didapatkan dari staff SsangYong dan staff Plaza Indonesia, untuk itu kami sampaikan terima kasih atas bantuan tersebut. DAFTAR PUSTAKA [1] [2] [3] SOFOCO, Soil Investigation Report Plaza Indonesia Extension Project Phase 2, September 1995. Perancangan Tahan Gempa Gedung 48 Lantai Plaza Indonesia, Davy Sukamta, Seminar HAKI 2007. Wayan Sengara, Site Specific Response Spektra dan Analisis Dinamik Untuk Kota Jakarta, Konstruksi Tahan Gempa di Indonesia, Seminar HAKI 2007, Jakarta, SEE-1 Seminar & Pameran HAKI 2008 Pengaruh Gempa dan Angin Terhadap Struktur 8