Internalisasi Rancangan Peraturan Menteri PAN dan RB

dokumen-dokumen yang mirip
Setyanta Nugraha Ketua Tim Penyusun Jabatan Fungsional Analis APBN Sekretariat Jenderal DPR RI

2 Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian (L

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2014, No Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian (Lemb

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI

- 2 - Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3547), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2010 (Lembaran Negara Republ

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA,

- 1 - MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

2 Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Peraturan

- 5 - k. memfasilitasi

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Keputusan Presiden Nomor 59/P Tahun 2011; MEMUTUSKAN:

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

- 1 - PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR 40 TAHUN 2012 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR KEPEGAWAIAN DAN ANGKA KREDITNYA

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

16. Keputusan Presiden Nomor 59/P Tahun 2011;

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR: 14 TAHUN 2009 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL WIDYAISWARA DAN ANGKA KREDITNYA

2 Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang Majelis Permusya

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN NOMOR 4 TAHUN 2010

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI,

WALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BERSAMA MENTERI SEKRETARIS NEGARA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 1 TAHUN 2007 NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR: 21 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR 17 TAHUN 2010

Peraturan...

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR : PER/ 66 /M.PAN/6/2005 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL WIDYAISWARA DAN ANGKA KREDITNYA

PERATURAN BERSAMA KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 1 TAHUN 2010 NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG

KEBIJAKAN DAN IMPLEMENTASI JABATAN FUNGSIONAL ANALIS KEBIJAKAN

2 Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3547), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pe

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR 41 TAHUN 2012

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR: 14 TAHUN 2009 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL WIDYAISWARA DAN ANGKA KREDITNYA

PERATURAN BERSAMA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BERSAMA MENTERI PERTANIAN DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 54/Permentan/OT.210/11/2008 NOMOR 23 A TAHUN 2008

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL ARSIPARIS WALIKOTA SURABAYA,

PERATURAN BERSAMA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL DAN NOMOR 01/III/PB/2011 NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG

DASAR HUKUM JABATAN FUNGSIONAL ANALIS KEPEGAWAIAN :

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG- MAHA ESA MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA,

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR 16 TAHUN 2009 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL GURU DAN ANGKA KREDITNYA

2015, No Mengingat : c. bahwa penyesuaian substansi peraturan sebagaimana dimaksud pada huruf b ditetapkan dengan Peraturan Kepala Lembaga Admi

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Peraturan...

2017, No Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fu

IV. ANALIS KEPEGAWAIAN

3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara

WALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT

2016, No Indonesia Nomor 5494); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara

WALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT

Peraturan Pemerintah Nomor 97 Tahun 2000 tentang Formasi Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 194, Tambaha

PERATURAN BERSAMA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 02/V/PB/2010 NOMOR 13 TAHUN 2010

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BERSAMA KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK DAN

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR: PER/220/M.PAN/7/2008 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR DAN ANGKA KREDITNYA

BAB I PENDAHULUAN Umum

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SEKRETARIS JENDERAL BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA,

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU

PERATURAN BERSAMA KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA, TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN

PERATURAN BERSAMA MENTERI PERTANIAN DAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

JABATAN FUNGSIONAL PENGELOLA PENGADAAN BARANG/JASA

WALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT

Dasar Hukum Jabatan Fungsional

B. PENGERTIAN-PENGERTIAN

JABATAN FUNGSIONAL PENGELOLA PENGADAAN BARANG/JASA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fu

PERATURAN BERSAMA MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA DAN. KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : PB.1/Menhut-IX/2014 NOMOR : 05 TAHUN 2014 TENTANG

2017, No Pemerintah Nomor 40 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Nege

2015, No Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: 16/KEP/M.PAN/3/2001 tentang Jabatan Fungsional Perencana dan Angka K

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR: PER/220/M.PAN/7/2008 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR DAN ANGKA KREDITNYA

-2-3. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 22

XIV. WIDYAISWARA A. DASAR HUKUM

- 3 - Pasal Jabatan

2017, No Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Le

IMPLEMENTASI PERMENPAN NOMOR 38 TAHUN 2014 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL ANALIS KETAHANAN PANGAN

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2014

JABATAN FUNGSIONAL PENATA RUANG DAN ANGKA KREDITNYA

PERATURAN BERSAMA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 06/PKS/M/2007 NOMOR 44 TAHUN 2007 TENTANG

XXIII. PERENCANA A. DASAR HUKUM

2015, No Indonesia Tahun 1975 Nomor 26, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3058); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 1980 tent

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR: PER/11/M.PAN/5/2008 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PSIKOLOG KLINIS DAN ANGKA KREDITNYA

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 89 TAHUN 2014 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BERSAMA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : 03/V/PB/2010 NOMOR : 14 TAHUN 2010

Transkripsi:

Internalisasi Rancangan Peraturan Menteri PAN dan RB Sekretariat Jenderal DPR RI 15 April 2014 Setyanta Nugraha Karo Analisa Anggaran dan Pelaksanaan APBN 10/22/2013 Karo Analisa APBN 1

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL ANALIS APBN DAN ANGKA KREDITNYA Bab I : KETENTUAN UMUM Bab II : RUMPUN JABATAN, KEDUDUKAN, DAN TUGAS POKOK Bab III : INSTANSI PEMBINA DAN TUGAS INSTANSI PEMBINA Bab IV : JENJANG JABATAN, PANGKAT, GOLONGAN RUANG Bab V : UNSUR DAN SUB UNSUR KEGIATAN Bab VI : RINCIAN KEGIATAN DAN UNSUR YANG DINILAI DALAM PEMBERIAN ANGKA KREDIT Bab VII : PENILAIAN DAN PENETAPAN ANGKA KREDIT Bab VIII : PEJABAT YANG BERWENANG MENETAPKAN ANGKA KREDIT, TIM PENILAI, DAN PEJABAT YANG MENGUSULKAN PENETAPAN ANGKA KREDIT Bab IX : PENGANGKATAN DALAM JABATAN Bab X : UJI KOMPETENSI Bab XI : FORMASI Bab XII : PEMBEBASAN SEMENTARA, PENGANGKATAN KEMBALI, PEMBERHENTIAN DARI JABATAN Bab XIII : PENURUNAN JABATAN Bab XIV : PENYESUAIAN/INPASSING DALAM JABATAN DAN ANGKA KREDIT Bab XV : KETENTUAN PENUTUP 10/22/2013 Karo Analisa APBN 2

Dalam rangka pengembangan karier dan peningkatan profesionalisme PNS yang melaksanakan tugas di bidang analisis APBN, perlu ditetapkan Jabatan Fungsional Analis APBN dan Angka Kreditnya Jabatan Fungional Analis APBN adalah jabatan fungsional tertentu yang mempunyai ruang lingkup tugas, tanggungjawab, dan wewenang untuk melaksanakan kegiatan analisis APBN dalam lingkungan Sekretariat Jenderal DPR RI. Analisis APBN adalah kegiatan analisis terhadap issue dan masalah APBN yang meliputi perencanaan, pengganggaran, pelaksanaan dan pertanggungjawaban APBN. 10/22/2013 Karo Analisa APBN 3

Jabatan Fungsional Analis APBN termasuk dalam RUMPUN MANAJEMEN. Kedudukan sebagai pelaksana teknis fungsional di bidang analisis APBN pada Sekretariat Jenderal DPR. Tugas pokok Jabatan Fungsional Analis APBN yakni melaksanakan analisis APBN. 10/22/2013 Karo Analisa APBN 4

Instansi Pembina jabatan fungsional Analis APBN Sekretariat Jenderal DPR RI. mempunyai kewajiban antara lain: 1. menyusun ketentuan pelaksanaan dan ketentuan teknis Jabatan Fungsional Analis APBN; menetapkan pedoman formasi Jabatan Fungsional Analis APBN; 2. menetapkan standar kompetensi Jabatan Fungsional Analis APBN; 3. menyusun kurikulum pendidikan dan pelatihan fungsional/teknis di bidang analisis APBN; 4. menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan fungsional/teknis di bidang analisis APBN; 5. melakukan pengkajian dan pengusulan tunjangan Jabatan Fungsional Analis APBN; 6. melakukan sosialisasi Jabatan Fungsional Analis APBN, ketentuan pelaksanaannya, dan ketentuan teknisnya; 7. mengembangkan sistem informasi Jabatan Fungsional Analis APBN; 8. memfasilitasi pelaksanaan Jabatan Fungsional Analis APBN; 9. memfasilitasi pembentukan organisasi profesi Analis APBN; 10. memfasilitasi penyusunan dan penetapan etika profesi dan kode etik Analis APBN; dan 11. melakukan monitoring dan evaluasi Jabatan Fungsional Analis APBN. 10/22/2013 Karo Analisa APBN 5

Pembina Utama Madya IV/d Pembina Utama IV/e Pembina IV/a Pembina Tingkat I IV/b Pembina Utama Muda IV/c Penata III/c Penata Tingkat I III/d Penata Muda III/a Penata Muda Tk I III/b 10/22/2013 Karo Analisa APBN 6

Utama Unsur dan Sub Unsur Kegiatan 1. PENDIDIKAN 2. KEGIATAN ANALISIS APBN 3. PENGEMBANG AN PROFESI 1. Pendidikan sekolah (ijazah/gelar) 2. Diklat fungsional/teknis (STTP/sertifikat) 3. Diklat Prajabatan 1. Pengumpulan data dan informasi 2. Pelaksanaan analisis 3. Pendampingan 1. Pembuatan karya tulis/karya ilmiah 2. Penerjemahan/penyaduran buku dan bahan 3. Pembuatan buku pedoman/ Juklak/Juknis 1. Pengajar/pelatih analisis APBN; 2. Peran serta dalam seminar/lokakarya 3. Pemberian konsultasi/bimbingan yang bersifat konsep; 4. Keanggotaan dalam Tim Penilai; 5. Perolehan penghargaan/tanda jasa; 6. Keanggotaan dalam organisasi profesi 7. Perolehan gelar kesarjanaan lainnya. 10/22/2013 Karo Analisa APBN 7

Rincian kegiatan Analis APBN dan angka kreditnya; jenis output dan prosedur penyusunannya; kegiatan pengembangan profesi, dan penunjang terlampir dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini. Analis APBN Pertama sampai dengan Analis APBN Utama dapat melaksanakan seluruh kegiatan pada sub unsur (lampiran I), baik secara individual maupun dalam tim berdasarkan penugasan secara tertulis dari pimpinn unit kerja yang bersangkutan. Ketentuan mengenai kegiatan dalam tim dan angka kreditnya diatur lebih lanjut oleh Sekretaris Jenderal DPR RI. 10/22/2013 Karo Analisa APBN 8

Pada awal tahun, setiap Analis APBN wajib menyusun SKP berdasarkan tugas pokok Analis APBN sesuai dengan jenjang jabatannya yang harus disetujui dan ditetapkan oleh Pimpinan Unit Kerja. Jumlah angka kredit kumulatif paling rendah yang harus dipenuhi oleh setiap PNS untuk dapat diangkat dalam jabatan dan kenaikan jabatan/pangkat Analis APBN tercantum dalam Lampiran II, III, dan IV yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini; Jumlah angka kredit kumulatif paling rendah 80% berasal dari unsur utama, tidak termasuk unsur pendidikan formal; dan paling tinggi 20% berasal dari unsur penunjang. 10/22/2013 Karo Analisa APBN 9

Analis APBN yang memiliki angka kredit melebihi yang ditentukan untuk kenaikan jabatan dan/atau pangkat setingkat lebih tinggi, kelebihan angka kredit tersebut dapat diperhitungkan untuk kenaikan pangkat berikutnya. Analis APBN yang telah memenuhi atau melebihi angka kredit yang dipersyaratkan untuk kenaikan jabatan dan/ataupangkat pada tahun pertama dalam masa jabatan dan/atau pangkat yang didudukinya, pada tahun kedua diwajibkan memenuhi paling kurang 20% (dua puluh persen) angka kredit dari jumlah angka kredit yang dipersyaratkan untuk kenaikan jabatan dan/atau pangkat setingkat lebih tinggi yang berasal dari tugas pokok. Analis APBN Utama, pangkat Pembina Utama, golongan ruang IV/e, setiap tahun sejak menduduki pangkatnya wajib memenuhi paling kurang 25 (dua puluh lima) angka kredit dari kegiatan tugas pokok dan pengembangan profesi. 10/22/2013 Karo Analisa APBN 10

Analis APBN yang secara bersama-sama membuat karya tulis/karya ilmiah di bidang analisis APBN, diberikan angka kredit : a. 2 (dua) orang penulis maka pembagian angka kreditnya yaitu 60% (enam puluh persen) bagi penulis utama dan 40% (empat puluh persen) untuk penulis pembantu; b. 3 (tiga) orang penulis maka pembagian angka kreditnya yaitu 50% (lima puluh persen) bagi penulis utama dan masing-masing 25% (dua puluh lima persen) untuk penulis pembantu; c. 4 (empat) orang penulis maka pembagian angka kreditnya yaitu 40% (empat puluh persen) bagi penulis utama dan masing-masing 20% (dua puluh persen) untuk penulis pembantu. Jumlah penulis pembantu paling banyak 3 (tiga) orang 10/22/2013 Karo Analisa APBN 11

Setiap Analis APBN wajib mencatat dan menginventarisasi seluruh kegiatan yang dilakukan dan mengusulkan Daftar Usul Penilaian Angka Kredit (DUPAK) kepada atasannya paling kurang 1 (satu) kali dalam setahun. Analis APBN yang dapat dipertimbangkan kenaikan pangkatnya, penilaian dan penetapan angka kredit dilakukan 3 (tiga) bulan sebelum periode kenaikan pangkat PNS. 10/22/2013 Karo Analisa APBN 12

Sekretaris Jenderal DPR RI berwenang menetapkan angka kredit bagi Analis APBN Madya, pangkat Pembina Tingkat I, golongan ruang IV/b sampai dengan Analis APBN Madya, pangkat Pembina Utama, golongan ruang IV/e. (dibantu Tim Penilai Setjen) Pejabat eselon II yang membidangi analisa APBN, bagi Analis APBN Pertama, pangkat Penata Muda, golongan ruang III/a sampai dengan Analis APBN Madya, pangkat Pembina, golongan ruang IV/a. (dibantu Tim Penilai Unit Kerja) 10/22/2013 Karo Analisa APBN 13

Susunan keanggotaan Tim Penilai 1. Seorang Ketua merangkap anggota dari unsur teknis yang membidangi analisis APBN; 1. Seorang Wakil Ketua merangkap anggota; 2. Seorang Sekretaris merangkap anggota; dan 3. Paling kurang 4 (empat) orang anggota. Sekretaris harus berasal dari unsur kepegawaian dan Anggota paling sedikit 2 (dua) orang dari Analis APBN. 10/22/2013 Karo Analisa APBN 14

PNS (CPNS) yang diangkat untuk pertama kali dalam Jabatan Fungsional Analis APBN harus memenuhi syarat : 1. berijazah paling rendah Sarjana (S1) bidang Ekonomi; 2. pangkat paling rendah Penata Muda, golongan ruang III/a; 3. telah mengikuti pendidikan dan pelatihan teknis di bidang analisis APBN; dan 4. nilai prestasi kerja paling kurang bernilai baik dalam 1 (satu) tahun terakhir. CPNS paling lama 2 (dua) tahun setelah diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil harus diangkat dalam Jabatan Fungsional Analis APBN. Ketentuan mengenai pendidikan dan pelatihan teknis diatur lebih lanjut oleh Sekretariat Jenderal selaku Pimpinan Instansi Pembina Jabatan Fungsional Analis APBN. Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dari jabatan lain ke dalam Jabatan Fungsional Analis APBN dapat dipertimbangkan dengan ketentuan memiliki pengalaman di bidang analisis APBN paling kurang 2 (dua) tahun dan usia paling tinggi 45 (empat puluh lima) tahun. 10/22/2013 Karo Analisa APBN 15

Untuk meningkatkan kompetensi dan profesionalisme Analis APBN yang akan naik jabatan harus mengikuti dan lulus uji kompetensi. Uji kompetensi sebagaimana diatur lebih lanjut oleh Sekretaris Jenderal DPR RI selaku pimpinan Instansi Pembina Jabatan Fungsional Analis APBN. 10/22/2013 Karo Analisa APBN 16

Penetapan Formasi Jabatan Fungsional Analis APBN didasarkan pada jumlah AKD yang melaksanakan fungsi anggaran dan didasarkan analisis beban kerja. Paling banyak 40 (empat puluh). 10/22/2013 Karo Analisa APBN 17

Analis APBN Pertama, pangkat Penata Muda, golongan ruang III/a sampai dengan Analis APBN Madya, pangkat Pembina Utama Madya, golongan IV/d, dibebaskan sementara dari jabatannya, apabila dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sejak diangkat tidak dapat memenuhi angka kredit yang disyaratkan untuk kenaikan jabatan dan/atau pangkat setingkat lebih tinggi. Analis APBN Utama, pangkat Pembina Utama, golongan ruang IV/e dibebaskan sementara dari jabatannya apabila setiap tahun sejak menduduki pangkatnya tidak dapat memenuhi paling kurang 25 (dua puluh lima) angka kredit dari kegiatan tugas pokok dan pengembangan profesi. 10/22/2013 Karo Analisa APBN 18

Analis APBN yang dijatuhi hukuman disiplin tingkat berat berupa pemindahan dalam rangka penurunan jabatan, melaksanakan tugas sesuai dengan jenjang jabatan yang baru. Penilaian prestasi kerja dalam masa hukuman disiplin dinilai sesuai dengan jabatan yang baru. 10/22/2013 Karo Analisa APBN 19

Pegawai Negeri Sipil yang telah dan masih melaksanakan tugas di bidang analisis APBN dapat disesuaikan/inpassing dalam Jabatan Fungsional Analis APBN, dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Berijazah paling rendah Sarjana (S1); 2. Pangkat paling rendah Penata Muda, golongan ruang III/a; dan 3. Nilai prestasi kerja minimal bernilai baik dalam 1 (satu) tahun terakhir; 4. Pengalaman di bidang analisis APBN minimal selama 1 (satu) tahun; Penyesuaian/inpassing dalam Jabatan Fungsional Analis APBN sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan selama 2 (dua) tahun setelah Peraturan Menteri ini ditetapkan. 10/22/2013 Karo Analisa APBN 20

Ketentuan pelaksanaan Peraturan Menteri ini diatur lebih lanjut oleh Sekretaris Jenderal DPR RI dan Kepala Badan Kepegawaian Negara. Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. 10/22/2013 Karo Analisa APBN 21

10/22/2013 Karo Analisa APBN 22