The Influence of EM-4 (Effective Microorganism-4) in Feed to the Growth and the Survival Rate of Catfish (Clarias gariepinus)

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PEMBERIAN ENZIM PAPAIN PADA PAKAN TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN BENIH IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus)

PENGARUH PEMBERIAN EM-4 (Effective Microorganism-4) PADA PAKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP IKAN LELE SANGKURIANG (Clarias gariepinus)

PENGARUH PADAT TEBAR TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN LAJU PERTUMBUHAN IKAN MASKOKI (Carassius auratus) YANG DIPELIHARA DENGAN SISTEM RESIRKULASI

PENGARUH PADAT TEBAR TINGGI DENGAN PENGUNAAN NITROBACTER TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN LELE (Clarias sp.) FENLYA MEITHA PASARIBU

II. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan Agustus

Sri Yuningsih Noor 1 dan Rano Pakaya Mahasiswa Program Studi Perikanan dan Kelautan. Abstract

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 10 Mei 30 Juni 2013 selama 50

Efektivitas Suplemen Herbal Terhadap Pertumbuhan dan Kululushidupan Benih Ikan Lele (Clarias sp.)

Pengaruh Pemberian Viterna Plus dengan Dosis Berbeda pada Pakan terhadap Pertumbuhan Benih Ikan Lele Sangkuriang di Balai Benih Ikan Kota Gorontalo

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama dua bulan pada bulan September-Oktober 2013,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Maret 2014 di

III. BAHAN DAN METODE

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan September-Oktober 2011 bertempat di. Balai Budidaya Ikan Hias, Natar, Lampung Selatan.

1 Haris Abdullah, 2 Rully, dan 2 Mulis Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Universitas Negeri Gorontalo

Pengaruh Padat Tebar Tinggi Dengan Penggunaan Nitrobacter Terhadap Pertumbuhan Ikan Lele (Clarias Sp.)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada tanggal 26 Maret - 25 April 2012 di Laboratorium

BAB III BAHAN DAN METODE

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilakukan selama 2 bulan pada bulan Februari-April 2015,

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Budidaya Perairan Fakultas

II. BAHAN DAN METODE

Afriansyah Nugraha*, Yuli Andriani**, Yuniar Mulyani**

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Pemberian Dosis Pakan Otohime yang Berbeda terhadap Pertumbuhan Benih Ikan Kerapu Bebek di BPBILP Lamu Kabupaten Boalemo

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan selama 40 hari pada bulan Agustus sampai dengan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

METODE PENELITIAN. M 1 V 1 = M 2 V 2 Keterangan : M 1 V 1 M 2 V 2

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan dari bulan Juli hingga Agustus 2011 yang bertempat di

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Bahan Penelitian Jenis nutrien Kandungan (%) 2.2 Metode Penelitian Rancangan Penelitian

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN

Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 3, No. 4, Desember 2012: ISSN :

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada 2 Oktober sampai 10 November 2014,

BAB 4. METODE PENELITIAN

PENGGUNAAN TEPUNG ONGGOK SINGKONG YANG DIFERMENTASI DENGAN Rhizopus sp. SEBAGAI BAHAN BAKU PAKAN IKAN NILA MERAH (Oreochromis niloticus) ABSTRAK

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei - Juli 2014, di Laboratorium Budidaya

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

ARTIFICIAL SUBSTRATES INCREASED SURVIVAL AND GROWTH OF HYBRID CATFISH (Clarias gariepinus and C. macrocephalus)

BAB III BAHAN DAN METODE

HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN METODE

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia, 4(2) : (2016) ISSN :

II. BAHAN DAN METODE

PENGARUH PROBIOTIK STRAIN

BAB III BAHAN DAN METODE

Gambar 5. Grafik Pertambahan Bobot Rata-rata Benih Lele Dumbo pada Setiap Periode Pengamatan

PENGARUH KETINGGIAN AIR YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUPBENIH IKAN LELE SANGKURIANG

PENGARUH PEMBERIAN ENZIM PAPAIN PADA PAKAN TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN LAJU PERTUMBUHAN BENIH IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus)

BAB III BAHAN DAN METODE

PENGARUH SUBTITUSI PARSIAL TEPUNG IKAN DENGAN TEPUNG TULANG TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN LELE SANGKURIANG (Clarias gariepinus.

Pembesaran Benih Ikan Sidat dengan Jenis Pakan yang Berbeda

II. BAHAN DAN METODE

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Maret 2014 bertempat

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan September sampai dengan bulan Nopember

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Prosedur Penelitian Bahan dan Alat Persiapan Wadah Pemeliharaan Ikan Uji Rancangan Pakan Perlakuan

RESPONS PERTUMBUHAN IKAN LELE SANGKURIANG (Clarias gariepinus) YANG DIBERI PAKAN BUATAN BERBASIS LIMBAH SAYURAN

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai April 2015 selama 50

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Mei sampai Bulan Juli 2013

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 4. Grafik Peningkatan Bobot Rata-rata Benih Ikan Lele Sangkuriang

METODE PENELITIAN. bio.unsoed.ac.id

PRODUKSI IKAN NEON TETRA Paracheirodon innesi UKURAN L PADA PADAT TEBAR 20, 40 DAN 60 EKOR/LITER DALAM SISTEM RESIRKULASI

(Application of local material-based probiotic to increase growth and survival rate of freshwater pomfret, Colossoma macropomum)

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

II. BAHAN DAN METODE

II. BAHAN DAN METODE

PENGARUH FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN TERHADAP PRODUKSI PEMBESARAN IKAN MAS (Cyprinus carpio) DI KERAMBA JARING APUNG WADUK CIRATA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei sampai Juli 2014, di Laboratorium Budidaya

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan bulan Agustus sampai September 2011 bertempat di

METODE PENELITIAN Persiapan Penelitian Penelitian Pendahuluan Tahap 1 Waktu dan Tempat

PEMBERIAN PAKAN YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP BENIH IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus) ABSTRAK

PENGARUH FOTOPERIODE TERHADAP PERTUMBUHAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus) ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

3. METODE Penelitian 1: Kecernaan pakan dan kecernaan protein pada pemeliharaan ikan lele.

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

Gambar 2. Grafik Pertumbuhan benih ikan Tagih

BAB III BAHAN DAN METODE

III. METODOLOGI. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei - Juni 2013 di Balai Benih Ikan (BBI)

Pengaruh Ketinggian Air yang Berbeda terhadap Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Benih Ikan Lele Sangkuriang di Balai Benih Ikan Kota Gorontalo

BAB III BAHAN DAN METODE

Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 3, No. 4, Desember 2012: ISSN :

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

II. METODELOGI 2.1 Waktu dan Tempat 2.2 Alat dan Bahan 2.3 Tahap Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Tahap Penelitian 2.2 Prosedur Kerja Penelitian Pendahuluan Tingkat Kelangsungan Hidup Ikan Selama Pemuasaan

BAHAN DAN METODE. 3.1 Waktu dan tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Agustus 2009 di Balai Budidaya Air Tawar (BBAT) Jambi.

I. PENDAHULUAN. Ikan Patin jenis Pangasius hypopthalmus merupakan ikan air tawar yang mempunyai

II. BAHAN DAN METODE

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Grafik pertumbuhan benih C. macropomum yang dihasilkan selama 40 hari

Angki Ismayadi, Rosmawati, Mulyana Jurusan Perikanan, Fakultas Pertanian, Universitas Djuanda Bogor

BAB III BAHAN DAN METODE

INFLUENCES OF Azolla sp. DENSITY TO WATER QUALITY PARAMETERS AND GROWTH OF AFRICAN CATFISH (Clarias gariepinus) IN WATER CLOSED SYSTEM ABSTRACT

1) Staf Pengajar pada Prog. Studi. Budidaya Perairan, Fakultas

PERTUMBUHAN IKAN PATIN SIAM (Pangasianodon hypopthalmus) YANG DIPELIHARA DENGAN SISTEM BIOFLOK PADA Feeding Rate YANG BERBEDA

Transkripsi:

PENGARUH PEMBERIAN PROBIOTIK EM-4 (EFFECTIVE MICROORGANISM-4) PADA PAKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP BENIH IKAN LELE SANGKURIANG (Clarias gariepinus) The Influence of EM-4 (Effective Microorganism-4) in Feed to the Growth and the Survival Rate of Catfish (Clarias gariepinus) Dwy Murphy Banjarnahor 1, Syammaun Usman 2, Rusdi Leidonald 2 1 Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, (Email : dwymurphy67@yahoo.co.id) 2 Staf Pengajar Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas SumateraUtara, ABSTRACT In the cultivation of fish consumption, the most important factors are the growth and survival. Catfish is a freshwater fish consumption that growth relatifely fast. This study was aimed to know the influence of EM-4 in feed to the growth and survival rate of catfish and to determine the amount of EM-4 effective concentration to the growth and survival rate of catfish (Clarias gariepinus). Fish fed 5 % of fish body weight per day. Feeding frequency of three times a day at 08.00 WIB, 13.00 WIB and 18.00 WIB. This study used a completely randomized design with 4 treatments : K (control), P1 (2ml/kg), P2 (4 ml/kg), P3 (6 ml/kg) with three replications. The result was tested by ANOVA, the results showed that concentration EM-4 on feed significantly affect the survival and weight of catfish, but did not significantly affect the fish length. Best weight growth rate was in P3 treatment and the best survival rate was in P2 treatment. Key words : Clarias gariepinus, EM-4, growth, survival rate PENDAHULUAN Budidaya ikan air tawar di Indonesia merupakan sektor usaha yang sangat potensial, sehingga memberikan peranan yang nyata dalam pemenuhan kebutuhan ikan konsumsi dalam negri. Satu dari beberapa jenis ikan yang bernilai ekonomis dan mudah untuk di budidayakan adalah ikan lele. Ikan lele merupakan ikan konsumsi yang sangat banyak di budidayakan karena proses pembudidayaannya yang relatif sederhana. Kelebihan ikan lele diantaranya adalah pertumbuhannya cepat, pemeliharaannya relatif mudah, dapat dipelihara dalam lahan sempit dengan padat tebar tinggi dan tahan terhadap lingkungan yang kurang baik, selain itu ikan lele meiliki rasa yang enak serta kandungan gizi yang tinggi sehingga sangat banyak di minati dikalangan masyarakat. Budidaya ikan lele meningkat sejalan dengan permintaan ikan tersebut yang semakin meningkat. Pengelolaan kualitas air untuk keperluan budidaya sangat penting, karena air merupakan media hidup bagi organisme akuakultur maupun organisme air lainnya (Aquarista, dkk., 2012). Kualitas air dapat dipertahankan baik secara fisika maupun kimia,namun biaya yang diperlukan dengan cara ini cukup besar dan terkadang tidak ramah lingkungan (Susanto, 1987). Probiotik menurut Fuller (1987) adalah produk yang tersusun oleh biakan mikroba atau pakan alami mikroskopik yang bersifat menguntungkan dan

memberikan dampak bagi peningkatan keseimbangan mikroba saluran usus hewan inang. Wang dkk., (2008) menjelaskan bahwa bakteri probiotik menghasilkan enzim yang mampu mengurai senyawa kompleks menjadi sederhana sehingga siap digunakan ikan. Bakteri yang terdapat dalam probiotik memiliki mekanisme dalam menghasilkan beberapa enzim untuk pencernaan pakan seperti amylase, protease, lipase dan selulosa dalam meningkatkan nutrisi pada pakan. Enzim tersebut yang akan membantu menghidrolisis nutrien pakan (molekul kompleks), seperti memecah karbohidrat, protein dan lemak menjadi molekul yang lebih sederhana yang akan mempermudah pencernaan dan penyerapan dalam saluran pencernaan ikan (Arief dkk., 2014). Petani budidaya sering menghadapi masalah dalam upaya memperbaiki kualitas air, untuk memperbaki kualitas air biasanya dilakukan dengan penyiponan atau pergantian air secara berkala. Metode ini ternyata masih menimbulkan resiko stres sehingga menghambat pertumbuhan dan bisa menyebabkan kematian pada ikan budidaya, selain itu teknik tersebut memerlukan waktu yang cukup lama serta memakan tenaga dan biaya yang cukup besar. Bakteri probiotik dapat memperbaiki serta mempertahankan kualitas air yaitu dengan cara mengoksidasi senyawa organic, Senyawa ini berasal dari sisa pakan, feses, plankton dan organisme yang mati, selain itu dapat menurunkan senyawa metabolit beracun, mempercepat pertumbuhan dan kestabilan plankton, menurunkan pertumbuhan bakteri yang merugikan, penyedia pakan alami dalam bentuk bakteri dan dapat menumbuhkan beberapa jenis bakteri pengurai (Aquarista dkk., 2012) METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai Oktober 2015 di Unit Pelaksana Teknis Dinas Balai Benih Ikan (UPTD BBI) Medan Tuntungan. Jl. Bunga Ganyong Medan. Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain akuarium dengan ukuran 60 cm x 40 cm x 40 cm sebanyak 12 buah, ph meter, DO meter, thermometer, amoniak test kit, kertas millimeter, timbangan digital dan ember. Sedangkan bahan-bahan yang digunakan antara lain ikan lele dengan ukuran panjang rata rata 6-8 cm dan bobot rata-rata 2 gram sebanyak 240 ekor, pelet komersial Ff-999 dan EM-4 untuk perikanan. Rancangan Percobaan Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dan 1 kontrol masing-masing di ulang sebanyak 3 kali, yaitu: Kontrol (K) Tanpa pemberian EM-4 Perlakuan P1: Jumlah EM-4 sebanyak 2 ml/kg pakan Perlakuan P2: Jumlah EM-4 sebanyak 4 ml/kg pakan Perlakuan P3: Jumlah EM-4 sebanyak 6 ml/kg pakan Rancangan ini digunakan karena kondisi lingkungan, alat, bahan dan media yang digunakan adalah homogen atau letak/posisi masing-masing unit tidak mempengaruhi hasil-hasil percobaan, dan percobaan ini dilakukan dalam kondisi terkendali atau setiap unit percobaan secara keseluruhan memiliki peluang yang sama besar untuk menempati pot-pot percobaan (Hanafiah, 2012). Prosedur Penelitian Persiapan Alat Alat yang digunakan seperti akuarium, serokan, termasuk bak pemeliharaan yang digunakan untuk adaptasi dicuci bersih terlebih dahulu dengan larutan desinfektan yang diperbolehkan bagi perikanan kemudian di bilas dengan air bersih. Setelah dicuci bersih alat-alat tersebut dijemur selama 1

hari di bawah sinar matahari. Hal ini dimaksudkan untuk menghilangkan atau memutus rantai bibit penyakit pada alatalat yang digunakan. Persiapan Air Media Pemeliharaan Dalam pemeliharaan ikan, air sebagai media hidup untuk ikan sangat perlu diperhatikan, Sehingga diperlukan persiapan air media yang baik sebelum dilakukan penelitian. Air yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah air sumur. Adapun tahapan yang dilakukan untuk persiapan media air pemeliharaan adalah air sumur ditampung dalam bak penampungan kemudian didiamkan selama 3 hari untuk mengendapkan kotorankotoran serta za-zat berbahaya dalam air. Persiapan Wadah Akuarium yang telah dibersihkan kemudian di isi dengan air bersih. Volume air pada tiap akuarium adalah 48 liter dengan ketinggian 20 cm. masing- masing akuarium diberikan label perlakuan, serta diberikan aerasi selama pemeliharaan. Penebaran Ikan Uji Ikan yang digunakan adalah ikan lele yang diperoleh dari balai benih ikan lele. Sebelum ikan lele dimasukkan kedalam akuarium dilakukan beberapa perlakuan, adapun tahap yang dilakukan adalah sebagai berikut: Ikan dari pemeliharaan sementara diambil kemudian direndam dalam larutan disinfektan bagi perikanan selama 10 menit. Hal tersebut bertujuan untuk membunuh bibit penyakit, parasit dan bakteri yang terdapat pada ikan serta mencegah ikan terserang penyakit. Kemudian ikan yang telah direndam dipindahkan media karantina dan dibiarkan selama 4 hari, hal ini dimaksudkan agar ikan tidak stres. Setelah itu dilakukan pengukuran panjang dan bobot ikan sebagai data awal sebelum ikan dimasukkan pada akuarium penelitian. Kualitas air pada tiap akuarium diukur sebagai data awal sebelum ikan dimasukkan. Kemudian benih dimasukkan kedalam akuarium masing-masing sebanyak 20 ekor/akuarium. Persiapan Pakan Pakan ditimbang sebanyak 5 % dari total bobot ikan pada setiap perlakuan,kemudian disiapkan EM-4 dengan jumlah yang telah ditentukan untuk setiap perlakuan, lalu EM-4 dilarutkan dalam air dimana jumlah air pelarut yang digunakan sebanyak 30 % dari total bobot pakan tiap perlakuan. Kemudian pakan dicampur dengan EM-4 yang telah dilarutkan dalam air, lalu pakan difermentasi di dalam wadah tertutup selama 2 hari. Teknik Perhitungan Pakan Perhitungan pakan P1. Adapun perhitungan pakan untuk P1 adalah sebagai berikut: Diketahui jumlah ikan = 60 ekor; jumlah EM-4 = 2ml/kg pakan; air pelarut = 30 % dari total bobot pakan. Maka jumlah pakan untuk 7 hari = 2,89 x 60 x 5 % x 7 = 60,69 g; jumlah air pelarut = 30 % x 60,69 = 18,20 ml; jumlah EM-4 = 0,12 ml. Kemudian dilakukan pencampuran 60,69 g pelet + 18,20 ml air + 0,12 ml EM-4. Pakan yang telah dicampur di fermentasikan selama 2 hari di dalam wadah tertutup. Perhitungan Pakan P2. Adapun perhitungan pakan untuk P2 adalah sebagai berikut: Diketahui jumlah ikan = 60 ekor; jumlah EM-4 = 4 ml/kg pakan; air pelarut = 30 % dari total bobot pakan. Maka jumlah pakan untuk 7 hari = 2,77 x 60 x 5% x 7 = 58,17 g; jumlah air pelarut = 30% x 58,17 = 17,45 ml; jumlah EM-4 = 0,24 ml. Kemudian dilakukan pencampuran 58,17 g pelet + 17,45 ml air + 0,24 ml EM-4. Pakan yang telah dicampur di fermentasikan selama 2 hari di dalam wadah tertutup. Perhitungan Pakan P3. Adapun perhitungan pakan untuk P3 adalah sebagai berikut: Diketahui jumlah ikan = 60 ekor; jumlah EM-4 = 6 ml/kg pakan; air pelarut = 30 % dari total bobot

pakan. Maka jumlah pakan untuk 7 hari = 2,97 x 60 x 5% x 7 = 62,37 g; jumlah air pelarut = 30% x 62,37 = 18,17 ml; jumlah EM-4 = 0,36 ml. Kemudian dilakukan pencampuran 62,37 g pelet + 18,34 ml air + 0,36 ml EM-4. Pakan yang telah dicampur di fermentasikan selama 2 hari di dalam wadah tertutup. Pemberian Pakan Pakan yang diberikan pada benih ikan lele selama penelitian berupa pelet komersial Ff-999 pada kontrol, kemudian pada perlakuan P1, P2 dan P3 diberikan pakan Ff-999 yang telah dicampur dengan EM-4 dan telah difermentasi selama 2 hari. Pemberian pakan dilakukan 3 kali dalam sehari pada pukul 09.00 WIB, 13.00 WIB, dan 17.00 WIB dengan jumlah pemberian pakan 5 % dari bobot ikan. Pengumpulan Data Tingkat Kelangsungan Hidup Kelangsungan hidup ikan diamati berdasarkan jumlah total ikan lele pada saat awal pemeliharaan sampai saat akhir percobaan yang dilakukan pada setiap perlakuan. Tingkat kelangsungan hidup atau Survival Rate (SR) diukur dengan menggunakan rumus menurut Efendie (1979) sebagai berikut: Keterangan : SR = Kelangsungan hidup ikan (%) Nt = Jumlah ikan pada akhir penelitian (ekor) N0 = Jumlah ikan pada awal penelitian (ekor) Pertumbuhan Berat Mutlak Ikan Lele Pengukuran berat ikan menggunakan timbangan digital. Bobot ikan yang telah di timbang kemudian di catat. Pengukuran dilakukan setiap 7 hari dengan pengambilan ikan contoh sebanyak 10 % dari jumlah ikan uji pada setiap wadah percobaan. Pertumbuhan bobot menggunakan rumus pertumbuhan menurut Effendie (1997) yaitu : W =Wt W0 Keterangan: W = Pertumbuhan mutlak (g) Wt = Berat akhir (g) W0 = berat awal (g) Pertumbuhan Panjang Mutlak Ikan lele Pada ikan budidaya panjang merupakan salah satu faktor penanda pertumbuhan ikan. Sehingga laju pertumbuhan panjang merupakan salah satu parameter yang penting dalam budidaya ikan. Pengukuran panjang dilakukan setiap 7 hari. Pengukuran dilakukan dengan cara ikan diletakkan diatas kertas millimeter kemudian di catat panjang ikan. Pengukuran panjang ikan menggunakan rumusan pertumbuhan panjang menurut Effendie (1997) yaitu : L = Lt-L0 Keterangan: L = Pertumbuhan panjang (cm) Lt = Panjang akhir ikan (cm) L0 = Panjang awal ikan (cm) Kualitas air Parameter kualitas air media pemeliharaan ditentukan dengan mengukur parameter kualitas air selama penelitian yang terdiri dari parameter fisika dan kimia yang telah ditentukan yaitu ph, amoniak, DO, suhu. Data ini digunakan untuk menentukan kelayakan kualitas air media pemeliharaan selama penelitian. Pengukuran suhu, DO, kandungan amoniak dan ph dilakukan 7 atau 8 hari sekali dengan menggunakan thermometer, DO meter, amoniak test kit dan ph meter. Analisi data Data kelangsungan hidup, pertumbuhan panjang dan pertumbuhan berat yang akan diperoleh akan ditabulasi dan dianalisis, yaitu meliputi: 1. Analisi ragam (ANOVA) dengan uji F pada selang kepercayaan 95%, yang digunakan untuk menentukan apakah perlakuan berpengaruh terhadap derajat kelangsungan hidup, laju pertumbuhan berat dan pertumbuhan panjang.

Apabila perlakuan berpengaruh nyata, maka dilakukan uji lanjutan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT). 2. Analisi deskripsi, digunakan untuk menjelaskan parameter kerja dan kelayakan media pemeliharaan bagi kehidupan benih ikan lele selama penelitian. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pengamatan Tingkat Kelulusan Hidup Ikan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di peroleh data berupa kelangsungan hidup, pertumbuhan bobot, pertumbuhan panjang, serta data hasil pengukuran parameter fisika-kimia air selama pemeliharaan. Kelangsungan Hidup Tingkat kelangsungan hidup ikan lele dari total 60 ekor tiap perlakuan yang dipelihara selama 30 hari menunjukkan nilai tertinggi dicapai pada perlakuan P2 dan P3 masing-masing 93,33 % sedangkan nilai terendah terdapat pada Kontrol sebesar 76.66 % kemudian pada perlakuan P1 sebesar 91,66 %. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1. Persentase Tingkat Kelangsungan Hidup Ikan Lele Dari hasil analisa data (ANOVA) dan uji F menunjukkan bahwa penambahan EM-4 pada pakan memberikan pengaruh yang nyata terhadap tingkat kelangsungan hidup ikan lele, sehingga perlu dilakukan uji lanjut BNT (Beda Nyata Terkecil). Berdasarkan uji lanjut BNT dengan selang kepercayaan 95% diketahui bahwa terjadi perbedaan yang signifikan pada tingkat kelangsungan hidup ikan semua perlakuan (P1, P2, P3) terhadap kontrol, Sedangkan sesama perlakuan tidak terjadi perbedaan yang signifikan. Pertumbuhan Berat Ikan Lele Data pertumbuhan bobot selama pemeliharaan di peroleh bobot rata-rata tertinggi pada perlakuan P3 sebesar 14,68 g, sementara pertumbuhan bobot terendah di peroleh pada perlakuan K (kontrol) sebesar 10.23 g, sedangkan pada perlakuan P1 sebesar 11.64 g dan P2 sebesar 12.54 g. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 2. Pertumbuhan Rata-rata Berat Ikan Lele Berdasarkan pengamatan yang dilakukan setiap tujuh hari, dapat dilihat peningkatan laju pertumbuhan bobot ikan lele selama masa pemeliharaan. Peningkatan pemberian jumlah EM-4 berbanding lurus dengan tingginya laju pertumbuhan. Grafik menunjukkan perlakuan P3 terjadi penambahan bobot yang lebih tinggi pada hari ke 15 sampai pada hari ke 30, Sehingga diperoleh penambahan bobot tertinggi pada perlakuan P3 dan yang paling rendah adalah K (kontrol), sedangkan pada perlakuan P2 dan P1 masing-masing sebesar 12,55 gr dan 11,74 g. Grafik penambahan bobot selama pemeliharaan dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Grafik Pertumbuhan Bobot Rata-rata Dari hasil analisa data (ANOVA) dan uji F menunjukkan bahwa perlakuan memberikan pengaruh yang nyata terhadap laju pertumbuhan bobot atau pertumbuhan spesifik ikan lele dan setelah dilakukan uji lanjut BNT dengan selang kepercayaan 95% dapat diketahui terjadi perbedaan yang signifikan pada perlakuan P3 terhadap perlakuan lain dan kontrol. Sedangkan antara sesama perlakuan (P2 dan P1) dan juga kontrol tidak berbeda signifikan. Pertumbuhan Panjang Ikan Lele Selama penelitian ikan lele mengalami pertumbuhan panjang seiring dengan bertambahnya waktu pemeliharaan. Pertumbuhan panjang ratarata selama penelitian di peroleh bahwa pertumbuhan panjang tertinggi pada perlakuan P3 sebesar 10,25 cm sedangkan pertumbuhan panjang terendah pada perlakuan K (kontrol) sebesar 6,4 cm kemudian pada perlakuan P2 dan P1 berturut-turut sebesar 9.98 cm dan 7.76 cm. Pertumbuhan panjang rata-rata ikan selama penelitian dapat dilihat pada Gambar 4. Gambar 4. Pertumbuhan Panjang Ikan Lele Berdasarkan Pengamatan yang telah dilakukan selama penelitian diketahui terjadi pertumbuhan panjang ikan lele. Pertumbuhan panjang tertinggi pada perlakuan P3 dan terendah pada Kontrol, perlakuan P2 pertumbuhan panjang tertinggi ke dua, P1 pertumbuhan panjangnya tertinggi ke tiga. Grafik pertumbuhan panjang Ikan Lele semakin meningkat setiap pengamatan, mulai dari hari pertama sampai hari ke tiga puluh.grafik pertumbuhan panajang ikan lele dapat dilihat pada Gambar 5. Gambar 5. Grafik Pertumbuhan Panjang Ikan Lele Selama Penelitian Dari hasil analisa data (ANOVA) dan uji F menunjukkan bahwa perlakuan yang diberikan tidak memiliki pengaruh yang nyata terhadap laju pertumbuhan panjang harian.

Kualitas Air Selama penelitian kualitas air relatif stabil. Hal ini di sebabkan karena pemeliharaan di dilakukan dengan cara intensif, yang dilakukan dengan wadah indoor sehingga kondisi lingkungan relatif homogen dan lebih mudah di kontrol. Perlakuan Data Parameter Kualitas Air Suhu ( C) DO (mg/l) ph Amoniak (mg/l) K 27,3 29,4 5,0-6,8 8,1 9 0,03 0,18 P1 27,3 29,3 5,0-6,4 8,0 8,4 0,03 0,15 P2 28,0 29,3 5,0-6,8 8,1 8,5 0,03 0,15 P3 28,0 29,2 5,1-6,4 8,0 8,5 0,03 Pembahasan Pengamatan Tingkat Kelangsungan Hidup Ikan Tingkat kelangsungan hidup ikan lele selama pemeliharaan berkisar antara 76,66 % sampai 93,33 %. Data hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh nyata pemberian EM-4 pada pakan terhadap kelangsungan hidup ikan lele, setelah dilakuakan Uji BNT diketahui terjadi perbedaan signifikan perlakuan P1, P2, P3 terhadap kontrol (K) namun tidak terjadi perbedaan yang signifikan sesama perlakuan. Tabel hasil uji BNT dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Rata-rata Tingkat Kelangsungan HIdup Ikan Selama Penelitian Dengan Uji BNT Perlakuan Rata-rata Notasi K 0.76667 a P1 0.91667 b P2 0.93333 b P3 0.93333 b Dari data kelangsungan hidup ikan diketahui terjadi kematian pada ikan. Kematian ikan pada perlakuan dan kontrol terjadi pada saat awal pemeliharaan. Hal ini di duga karena dalam masa adaptasi ikan terhadap lingkungan yang baru. Namun pada kontrol masih terjadi kematian seiring berjalannya waktu pemeliharaan hal ini diduga karena menurunnya kualitas air media pemeliharaan. Namun tingkat kelangsungan hidup ikan pada saat pemeliharaan tergolong baik. Tingkat kelangsungan hidup ikan tertinggi pada perlakuan P2 dan P3 yaitu sebesar 93,33 % dan terendah pada kontrol (K) sebesar 76,66 %, sedangkan pada perlakuan P1 sebesar 91,66 %. Menurut Mulyani dkk., (2014) menyatakan bahwa tingkat kelangsungan hidup/survival Rate (SR) 50 % tergolong baik, kelangsungan hidup 30-50 % sedang dan kurang dari 30 % tidak baik. Pertumbuhan Panjang Ikan lele Pakan merupakan salah satu faktor yang berperan dalam pertumbuhan ikan lele. Semakin tinggi kandungan nutrisi dalam pakan maka semakin bagus pertumbuhan ikan. Menurut Sukandi (2003) pakan merupakan komponen budidaya ikan yang sangat besar peranannya baik dilihat sebagai penentu pertumbuhan baik di lihat dari segi ekonomi, baik atau tidaknya suatu pakan ditentukan dari kandungan nutrisinya. Salah satu kandungan nutrisi yang sangat penting untuk ikan adalah protein, kekurangan protein dalam pakan dapat menyebabkan terhambatnya pertumbuhan. Dari hasil pengamatan yang dilakukan selama penelitian terjadi pertambahan panjang ikan lele dari awal pemeliharaan sampai akhir pemeliharaan pada setiap perlakuan, dimana rata-rata panjang awal ikan lele di awal

pemeliharaan adalah sebesar 7 cm 7,6 cm dan di akhir pemeliharaan sebesar 14,06 cm 18 cm. Dari hasil uji F dengan selang kepercayaan 95 % terhadap pertumbuhan panjang diperoleh, bahwa perlakuan tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan panjang ikan lele. Pertumbuhan panjang ikan lele tertinggi diperoleh pada perlakuan P3 sebesar 10,25 cm, sedangkan pertumbuhan panjang terendah pada perlakuan K sebesar 6.4 cm, kemudian pada perlakuan P1 dan P2 berturut-turut sebesar 7,76 cm dan 9,98 cm. Pertumbuhan Berat Ikan Lele Pertumbuhan ikan lele sangkuriang terjadi karena adanya pasokan energi yang terkandung dalam pakan. Energi yang terakandung dalam pakan yang dikonsumsi melebihi kebutuhan energi yang di butuhkan untuk pemeliharaan tubuh dan aktivitas tubuh lainnya, sehingga kelebihan energi tersebut dimanfaatkan untuk pertumbuhan. Mulyadi (2011), menyatakan bahwa pertumbuhan terjasi karena adanya kelebihan energi yang berasal darin pakan setelah dikurangi oleh energi hasil metabolism dan energy yang terkandung dalam fases. Dari perhitungan dari hasil analisis uji F dengan taraf kepercayaan 95 % menghasilkan F hitung > dari F tabel, yang berarti bahwa pemberian EM-4 dalam pakan memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan bobot lele Dari uji lanjut BNT yang telah dilakukan dapat diketahui terjadi perbedaan yang signifikan antar perlakuan P3 terhadap perlakuan yang lain dan terhadap kontrol. Tetapi tidak terjadi perbedaan signifikan antara sesama P1, P2, dan K. Tabel pertumbuhan bobot dengan uji BNT dapat dilihat Pada Tabel 3. Tabel 3. Tabel Pertumbuhan Bobot Dengan Uji BNT Perlakuan Rata-rata Notasi K 10,2367 a P1 11,7367 a P2 12,5467 a P3 14,6867 b Pertumbuhan merupakan proses bertambahnya volume dan berat suatu organisme, yang dapat di lihat dari perubahan ukuran panjang dan berat dalam satuan waktu. Dalam waktu pemeliharaan selama 30 hari telah terjadi pertumbuhan yakni pertambahan bobot ikan. Peningkatan berat yaitu dari 2.76 g -3.03 g menjadi 13.27 g 17.65 g Pertumbuhan bobot ikan tertinggi terdapat pada perlakuan P3, hal ini di duga pemberian EM-4 dengan dosis 6 ml/kg pakan dapat memaksimalkan pencernaan ikan lele sehingga pemanfaatan pakan lebih efisien dan meningkatkan laju pertumbuhan bobot. Kandungan probiotik dapat menyebabkan tingginya aktifvitas bakteri pada saluran pencernaan dan perbedaan kandungan bakteri probiotik dalam pakan dapat mempengaruhi laju pertumbuhan ikan. Menurut Mulyadi (2011), proporsi jumlah koloni bakteri probiotik dapat bekerja secara maksimal dalam pencernaan ikan, sehingga daya cerna ikan pun menjadi lebih tinggi dalam menyerap sari-sari makanan dan menghasilkan pertumbuhan yang baik. Ketersediaan protein dalam pakan sangat mempengaruhi pertumbuhan ikan baik pertumbuhan panjang maupun pertumbuhan berat. Dengan adanya pemberian probiotik EM-4 pada pakan maka diketahui dapat mepercepat penyerapan nutrisi dari dalam pakan, sehingga kandungan protein yang terkandung dalam pakan dapat dimanfaatkan untuk pertumbuhan dengan baik. Menurut Sukandi (2003) baik tidaknya suatu pakan ditentukan oleh kandungan nutrisinya. Salah satu kebutuhan nutrisi yang penting untuk ikan adalah protein, sehingga kekurangan

protein dalam pakan dapat menghambat pertumbuhan. Kualitas Air Berdasarkan hasil penelitian, suhu air saat penelitian termasuk dalam kisaran yang optimal untuk kelayakan hidup ikan lele yaitu antara 27,3 29,4 C. Hal ini disebabkan penelitian dilakukan di dalam ruangan tertutup dan dalam lingkungan yang relatif homogen. Sesuai dengan literatur Djoko (2006) yang menyatakan bahwa faktor-faktor yang berhubungan dengan lingkungan hidup ikan senantiasa harus dijaga dan di perhatikan. faktor tersebut salah satunya adalah suhu berkisar 24-30 C. dengan kondisi suhu tersebut ikan lele bisa hidup dengan baik. Suhu perairan yang optimal mempengaruhi kelangsungan hidup ikan dan membantu proses metabolisme serta pertukaran udara (respirasi) untuk perkembangannya. Menurut jangkaru (2002), enzim yang terdapat dalam tubuh ikan yang berfungsi merangsang metabolisme hidup dalam batas suhu tertentu, akan berhenti beraktivitas apabila terjadi perubahan suhu yang besar dan terjadi dalam waktu singkat. Kandungan oksigen terlarut (DO) dalam air sangat diibutuhkan untuk mendukung kehidupan organisme air. Dari 5,0 6.8 mg/l. Sesuai dengan literatur Kordi dan Andi (2007), kandungan oksigen terlarut pada ikan budidaya > 5 sangat baik untuk pertumbuhan ikan. Oksigen di serap dari lingkungan ke dalam air melalui permukaannya. Namun untuk tetap menjaga kandunga oksigen terlarut yang dibutuhkan ikan dalam air, perlu penggunaan aerator guna menyuplai oksigen ke dalam air. Hal ini sesuai dengan Twigg (2013), yang menyatakan bahwa jika jumlah ikan terlalu banyak atau suhu air terlalu tinggi, dibutuhkan tambahan oksigen melalui aerasi. Nilai ph dalam suatu perairan merupakan hal yang sangat penting. Dari hasil penelitian di peroleh nilai ph air media pemeliharaan berkisar antara 8,0-9,2 dalam hal ini perlakuan kontrol (K) memiliki ph tertinggi yaitu mencapai 9,2, hal ini diasumsikan karena menumpuknya kotoran ikan dalam akuarium sehingga menurunkan ph dalam air, sedangkan pada perlakuan P1 sampai P3 nilai ph berkisar antara 8.0-8.5, hal ini diasumsikan pengaruh dari pemberian EM-4 yang berguna untuk memperbaiki kualitas air agar tetap terjaga sesuai dengan kebutuhan hidup ikan lele. Nilai amoniak (NH3) selama pemeliharaan di peroleh pada perlakuan P1, P2, P3 relatif masi dalam kondisi yang optimum, sedangkan pada perlakuan kontrol (K) nilai amoniak di peroleh tertinggi, hal ini diasumsikan Karena bnyaknya faces ikan yang ada dalam akuarium kontrol yang memperburuk kualitas air. Hal ini sesuai dengan literatur Pillay (2004) yang menyatakan bahwa ammonia yang ada di perairan berasal dari sisa metabolisme ikan yang terlarut dalam air, fases ikan, serta dari makanan ikan yang tidak termakan dan mengendap di dasar perairan. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Efective Microorganism-4 (EM-4) dapat mempercepat pertumbuhan dan meningkatkan Kelangsungan hidup ikan lele. 2. EM-4 berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan bobot dan kelangsungan hidup ikan lele, tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan panjang. Jumlah probiotik (EM-4) yang efektif untuk pertumbuhan bobot ikan lele adalah 6 ml/kg pakan sedangkan jumlah yang paling baik untuk kelangsungan hidup ikan lele adalah 4 ml/kg pakan.

Saran Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk mengetahui apakah penambahan Probiotik EM-4 dengan jumlah lebih tinggi dapat meningkatkan pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan lele dengan lebih baik. DAFTAR PUSTAKA Aquarista, F., Iskandar dan V. Subhan. 2012. Pemberian Probiotik Dengan Carier Zeolit Pada Pembesaran Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus). Jurnal Perikanan dan Kelautan. 3 (4) : 133-140. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Unpad. ISSN : 2088-3137 Perikanan dan ILmu Kelautan. Unpad. Jatinangor. Mulyani. 2014. Pengaruh Pemberian Papain Terhadap Tingkat Pemanfaatan Protein pakan dan Pertumbuhan Lele Dumbo (Clarias gariepinus). Jurnal Of Aquakultur Management and Tecnology. 2 (3). 132-136. Arief, M., N. Fitriani dan S. Surbakti. 2014. Pengaruh Pemberian Probiotik Berbeda Pada Pakan Komersial Terhadap Pertumbuhan dan Efesiensi Pakan Ikan Lele Sangkuriang. Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan. 6 (1) :49-51 Djoko. 2006. Lele Sangkuriang Alternatif Kualitas Ditanah Priangan. Jakarta Hanafiah. K.A. 2007. Rancangan Percobaan. Raja Grafindo Persada. Jakarta Jangkaru, Z. Pembesaran Ikan Air Tawar di Berbagai Lingkungan Pemeliharaan. Cetakan Ketujuh. Penebar Swadaya. Jakarta Kordi, M. Ghufron dan Andi. 2007. Pengelolaan Kualitas Air Dalam Media Budidaya Perairan. Rineka Cipta. Jakarta. Mulyadi, A.E. 2001. Pengaruh Pemberian Probiotik Pada Pakan Komersil Terhadap Laju Pertumbuhan Benih Ikan Patin Siam (Pangasius hypopthalamus). Skripsi. Fakultas