2 3. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Keolahragaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 35, Tambahan L

dokumen-dokumen yang mirip
2017, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan L

2 c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaskud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pemuda dan Olahraga tentang Ked

BERITA NEGARA. No.1712, 2015 KEMENPORA. Prasarana. Pemberian. Permohonan. Pemberian Pedoman. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA

2015, No Nomor 87 Tahun 2011, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5238); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2013 tentang Susu

2 2015, No.1326 Tahun 2013; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5444); 4. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kemen

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2015, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), perlu menetapkan Peraturan Menteri Pemuda dan Olahra

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.746, 2010 KEMENTERIAN KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA. Usaha Jasa Konsultan Pariwisata. Pendaftaran. Prosedur.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2015 TENTANG

2016, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan L

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 125 TAHUN 2012 TENTANG KOORDINASI PENATAAN DAN PEMBERDAYAAN PEDAGANG KAKI LIMA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 737, 2010 KEMENTERIAN KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA. Usaha Jasa Perjalaann Wisata. Pendaftaran.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 125 TAHUN 2012 TENTANG KOORDINASI PENATAAN DAN PEMBERDAYAAN PEDAGANG KAKI LIMA

BERITA NEGARA. No.1711, 2015 KEMENPORA. Belanja Barang. Pertanggungjawaban. Pengelolaan. Perubahan. PERATURAN MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 83 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DAN KEPELOPORAN PEMUDA,

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI USAHA PARIWISATA

2017, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Inovasi Daerah adalah semua bentuk pembaharuan da

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Industri adalah seluruh bentuk kegiatan ekonomi yang mengolah b

2016, No Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional; 4. Undang Undang Nomor 40 Tahun 2009 tentang Kepemudaan (Lem

2016, No Republik Indonesia Nomor 3614); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pembinaan dan Pembimbingan Warga Binaan Pemasyara

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.742, 2010 KEMENTERIAN KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA. Usaha Daya Tarik Wisata. Pendaftaran.Prosedur.

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI USAHA PARIWISATA

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan : 1. Pengumpulan sumbangan masyarakat adalah penghimpunan dan/atau

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA

AN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21/PERMEN-KP/2015 TENTANG KEMITRAAN PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM,

2 atas Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara; Mengingat : 1. Pasal 5 a

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2007 TENTANG PENDANAAN KEOLAHRAGAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.741, 2010 KEMENTERIAN KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA. Usaha Jasa Transportasi Wisata. Pendaftaran.

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

2 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama Kementerian Pemuda dan Olahraga Tahun ; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang P

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2014 TENTANG PEMBERIAN PENGHARGAAN OLAHRAGA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pemuda dan Olahraga tentang P

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tam

2011, No.80 2 c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Dalam Negeri tentan

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2013 TENTANG PENDIRIAN, PERUBAHAN, DAN PENCABUTAN IZIN AKADEMI KOMUNITAS

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2018, No Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1951 tentang Pernyataan Berlakunya Undang-Undang Pengawasan Perburuhan Tahun 1948 Nomor 23 dari Republik

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

2017, No , Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5067); 3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2014 TENTANG PEMBERIAN PENGHARGAAN OLAHRAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2 Mengingat : 1. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Ta

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2000 tentang Perjanjian Internasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 185, Tambah

2013, No.40 2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENE

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN ASIAN GAMES XVIII TAHUN 2018 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2010 TENTANG DEWAN NASIONAL DAN DEWAN KAWASAN KAWASAN EKONOMI KHUSUS

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 14/MEN/2009 TENTANG MITRA BAHARI

2018, No Lembaga Penelitian dan Pengembangan Asing, Badan Usaha Asing, dan Orang Asing sudah tidak sesuai dengan kebutuhan dan perubahan organis

NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PERLINDUNGAN PEKERJA RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Presiden ini yang dimaksud dengan: 1. Penyelenggaraan ASIAN GAMES XVIII Tahun 2018 adalah

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG

2014, No.31 2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG INFORMASI GEOSPASIAL. BAB I K

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2016, No dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan tentang Pedoman Kerja

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PRESIDEN TENTANG KEMENTERIAN PEMUDA DAN OLAHRAGA. BAB I KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI Pasal 1 (1) Kementerian Pemu

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 93 TAHUN 2016 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36/Permentan/SM.200/6/2015 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENGUMPULAN DAN PENGGUNAAN

2016, No Indonesia Tahun 2007 Nomor 35, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4702); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2007 t

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2018, No Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR: 05/PRT/M/2011 TENTANG PEDOMAN PERSYARATAN PEMBERIAN IZIN PERWAKILAN BADAN USAHA JASA KONSTRUKSI ASING

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2006 TENTANG TIM KOORDINASI PERCEPATAN PEMBANGUNAN RUMAH SUSUN DI KAWASAN PERKOTAAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1799/MENKES/PER/XII/2010 TENTANG INDUSTRI FARMASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tam

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN ASIAN GAMES XVIII TAHUN 2018 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2010 TENTANG DEWAN NASIONAL DAN DEWAN KAWASAN KAWASAN EKONOMI KHUSUS

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PEMUDA DAN OLAHRAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN NEGARA LINGKUNGAN HIDUP. Kompetensi. Kelembagaan. Audit Lingkungan Hidup. PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP

2016, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI KEMASYARAKATAN.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PERTANAHAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 2013 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, PERSONALIA, DAN MEKANISME KERJA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 11/PMK.07/2010 TENTANG

BUPATI HULU SUNGAI TENGAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

Transkripsi:

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.316, 2015 KEMENPORA. Industri Olah Raga Nasional. Pengembangan. Pembinaan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI OLAHRAGA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk memberi arah pembinaan dan pengembangan industri olahraga serta melaksanakan tugas dan kewenangan Pemerintah dan pemerintah daerah dalam pelaksanaan industri olahraga sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Pasal 78, Pasal 79, dan Pasal 80 Undang-undang No. 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional perlu menetapkan Peraturan Menteri Pemuda dan Olahraga tentang Pembinaan dan Pengembangan Industri Olahraga Nasional; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2005 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4535); 2. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 4, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5492 );

2 3. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Keolahragaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 35, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4702); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Pekan dan Kejuaraan Olahraga (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 36, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4703); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2007 tentang Pendanaan Olahraga (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 37, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4704); 6. Peraturan Presiden Nomor 28 Tahun 2008 tentang Kebijakan Industri Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 37); 7. Peraturan Presiden Nomor 14 Tahun 2014 tentang Perubahan Kelima atas Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 25); 8. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8); 9. Keputusan Presiden Nomor 121/P/2014 tentang Pembentukan Kabinet Kerja Periode 2014-2019; 10. Peraturan Menteri Negara Pemuda dan Olahraga Nomor 193 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pemuda dan Olahraga; MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA TENTANG PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI OLAHRAGA NASIONAL.

3 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Industri Olahraga adalah kegiatan bisnis bidang olahraga dalam bentuk produk barang dan/ atau jasa. 2. Pembinaan industri olahraga yang selanjutnya disebut pembinaan adalah kegiatan yang dilakukan secara sistematis untuk meningkatkan kompetensi dan daya saing pelaku industri olahraga, melalui profesi keolahragaan. 3. Pengembangan industri olahraga yang selanjutnya disebut pengembangan adalah upaya untuk memperkuat industri olahraga guna meningkatkan kualitas produk dan/ atau jasa yang dapat mendukung prestasi dan pembinaan keolahragaan. 4. Organisasi Olahraga Profesional adalah induk organisasi cabang olahraga profesional, organisasi olahraga fungsional, atau organisasi profesi keolahragaan yang memiliki izin/sertifikasi melaksanakan kegiatan yang bertalian dengan cabang olahraga profesional tertentu. 5. Pelaku usaha industri olahraga adalah pelaku usaha yang terlibat secara langsung dalam kegiatan industri keolahragaan. 6. Badan Usaha Keolahragaan adalah badan usaha swasta berbadan hokum baik dengan modal dari penanaman modal dalam negeri dan/atau penanaman modal asing yang melaksanakan dan memiliki izin industri olahraga. 7. Badan Usaha Asing adalah badan usaha yang didirikan bukan berdasarkan hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. 8. Izin industri olahraga adalah persetujuan yang diberikan pejabat yang berwenang atau pejabat yang ditunjuk kepada setiap orang sesuai dengan peraturan perundang-undangan kepada setiap orang untuk melakukan kegiatan produksi produk barang dan/atau jasa bidang keolahragaan. 9. Kemitraan adalah pengembangan hubungan kerja para pihak yang terkait kegiatan industri olahraga secara harmonis, terbuka, timbal balik, sinergis, dan saling menguntungkan yang ditujukan untuk penggalangan sumber daya pengelolaan industri olahraga nasional. 10. Pelaku Industri Olahraga adalah sumber daya manusia yang melaksanakan industri olahraga yang terdiri dari Pelaku Profesi Keolahragaan dan Pelaku Bisnis Olahraga.

4 11. Monitoring dan evaluasi adalah kegiatan yang dilakukan secara sistematis untuk memantau dan menilai pelaksanaan dan perkembangan industri olahraga. 12. Pemerintah adalah pemerintah pusat. 13. Pemerintah Daerah adalah pemerintah provinsi, dan/atau pemerintah kabupaten/kota. 14. Menteri adalah menteri yang bertanggung jawab dalam bidang keolahragaan. BAB II MAKSUD, TUJUAN, DAN PRINSIP Pasal 2 (1) Peraturan Menteri ini dimaksudkan sebagai pedoman bagi Pemerintah, pemerintah daerah, pelaku usaha, dan masyarakat dalam menyelenggarakan industri olahraga. (2) Peraturan Menteri ini bertujuan untuk memperkuat industri olahraga guna meningkatkan kualitas produk dan/atau jasa yang dapat mendukung prestasi dan pembinaan keolahragaan. Pasal 3 Industri olahraga diselenggarakan dengan prinsip: a. memenuhi standar kegiatan, produk, dan/ atau jasa olahraga; b. memperhatikan tujuan keolahragaan nasional; c. mengutamakan sumber daya nasional; d. perlindungan terhadap hak kekayaan intelektual; dan e. perlindungan terhadap keamanan dan keberlanjutan investasi BAB III PELAKSANAAN PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN Pasal 4 (1) Pemerintah dan pemerintah daerah melaksanakan pembinaan dan pengembangan industri olahraga dengan memperhatikan tujuan keolahragaan nasional serta prinsip penyelenggaraan keolahragaan (2) Pembinaan dan pengembangan sebagaimana pada ayat (1) diselenggarakan melalui; a. kemitraan; b. kemudahan; dan c. fasilitasi.

5 Pasal 5 (1) Kemitraan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) huruf a dilakukan dengan: a. pelaku industri olahraga; b. induk organisasi cabang olahraga; c. organisasi olahraga; d. kementerian/lembaga/dinas/instansi; dan e. badan usaha terkait lainnya. (2) Kemitraan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan di dalam maupun luar negeri. Pasal 6 Kemitraan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 dilakukan melalui: a. Nota Kesepahaman; b. Perjanjian Kerjasama; dan c. Penyelenggaraan kegiatan bersama. Pasal 7 (1) Kemudahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) huruf b diberikan oleh Pemerintah dan/atau pemrintah daerah kepada pelaku industri olahraga yang memenuhi persyaratan. (2) Persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah; a. kegiatannya memberikan kontribusi bagi pengembangan olahraga; b. mampu mempertahankan dan meningkatkan kualitas produk dan/atau jasa; c. memiliki tata kelola usaha yang baik dan sehat; (3) Kemudahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) huruf b diberikan melalui; a. penyederhanaan prosedur pemberian rekomendasi dan perizinan; b. kelancaran penyediaan dan pengadaan tanah untuk pembangunan dan pengembangan industri olahraga; c. kelancaran penyediaan bahan baku industri olahraga; dan d. kelancaran keimigrasian pelaku olahraga asing sesuai peraturan perundang-undangan.

6 Pasal 8 (1) Fasilitasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) huruf c diberikan oleh Pemerintah dan/atau pemerintah daerah kepada pelaku industri olahraga yang memenuhi persyaratan. (2) Persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah; a. kegiatannya memberikan kontribusi bagi pengembangan olahraga; b. mampu mempertahankan dan meningkatkan kualitas produk dan/atau jasa; c. memiliki tata kelola usaha yang baik dan sehat; (3) Fasilitasi sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 ayat (2) huruf c diberikan melalui; a. penyediaan infrastruktur; b. pemberian fasilitas perpajakan sesuai peraturan perundangundangan; c. penyiapan sumberdaya manusia yang kompeten; d. koordinasi antar pelaku usaha industri dan antara pelaku usaha industri dengan badan usaha lain; dan e. pemberianinsentif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. BAB IV BENTUK Pasal 9 (1) Industri olahraga dapat berbentuk: a. prasarana dan sarana olahraga yang diproduksi, diperjualbelikan, dan/ atau disewakan untuk masyarakat; b. jasa penjualan kegiatan cabang olahraga sebagai produk utama yang dikemas secara professional. (2) Prasarana dan sarana olahraga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi: a. tempat atau ruang termasuk lingkungan yang digunakan untuk kegiatan olahraga atau penyelenggaraan olahraga; b. peralatan dan perlengkapan yang digunakan untuk kegiatan olahraga. (3) Jasa penjualan kegiatan cabang olahraga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi:

7 a. kejuaraan nasional dan internasional; b. pekan olahraga daerah, wilayah, nasional, dan internasional; c. promosi, eksibisi, dan festival olahraga; atau d. keagenan, layanan informasi, dan konsultansi keolahragaan. BAB V PERIZINAN Pasal 10 (1) Pemerintah dan pemerintah daerah memberikan izin industri olahraga sesuai kewenangan masing-masing. (2) Kewenangan Pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk kegiatan dan produk tingkat internasional dan nasional dilaksanakan oleh Menteri atau pejabat yang ditunjuk; (3) Kewenangan pemerintah daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk kegiatan dan produk tingkat provinsi dilaksanakan oleh Gubernur atau pejabat yang ditunjuk; (4) Kewenangan pemerintah daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk kegiatan dan produk tingkat kabupaten kota dilaksanakan oleh Bupati/ Walikota atau pejabat yang ditunjuk. Pasal 11 (1) Pemerintah dan pemerintah daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat memberikan izin atas permohonan pelaku usaha industri olahraga yang telah memenuhi persyaratan; (2) Izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan kepada badan usaha industri keolahragaan dengan masa berlaku 10 (tahun) dan dapat diperpanjang setiap 10 (sepuluh) tahun sekali; (3) Izin sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dievaluasi setiap 5 (lima) tahun sekali untuk menilai kelayakan perkembangan usaha. (4) Dalam penerbitan izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenakan biaya sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan. Pasal 12 Persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 untuk industri olahraga yang berbentuk prasarana dan sarana meliputi: a. mengajukan permohonan tertulis kepada pejabat yang berwenang; b. melampirkan dokumen sekurang-kurangnya:

8 1) proposal pembangunan/pengadaan prasarana/sarana yang sekurang-kurangnya memuat spesifikasi dan desain prasarana/sarana, maksud dan tujuan. 2) data badan usaha meliputi akta pendirian, SIUP, susunan pengurus, dan NPWP; 3) studi kelayakan; 4) rekomendasi dari induk organisasi cabang olahraga atau badanbadan organisasi keolahragaan lainnya; 5) jenis izin industri olahraga yang dimohonkan; dan 6) tenaga ahli di bidang industri olahraga yang bersertifikasi. Pasal 13 Persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 untuk jasa penjualan kegiatan cabang olahraga meliputi: a. mengajukan permohonan tertulis kepada pejabat yang berwenang; b. melampirkan dokumen sekurang-kurangnya: 1) proposal kegiatan yang sekurang-kurangnya memuat jenis kegiatan, maksud dan tujuan, jumlah peserta, target penonton, waktu dan tempat. 2) data badan usaha meliputi akta pendirian, SIUP, susunan pengurus, organisasi penyelenggara, dan NPWP; 3) rekomendasi dari induk organisasi cabang olahraga atau badanbadan organisasi keolahragaan lainnya; 4) jenis izin kegiatan olahraga yang dimohonkan; dan 5) tenaga ahli di bidang industri olahraga yang bersertifikasi. Pasal 14 (1) Pemerintah dan pemerintah daerah melakukan proses pemeriksaan administratif terhadap berkas kelengkapan persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13. (2) Apabila kelengkapan persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) belum dipenuhi, Pemerintah dan pemerintah daerah mengembalikan dokumen dimaksud kepada pemohon untuk dilengkapi dalam waktu selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja. (3) Dalam hal pemohon tidak melengkapi dokumen permohonannya hingga batas waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Pemohon dianggap membatalkan permohonannya.

9 (4) Apabila kelengkapan persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) telah dipenuhi, Pemerintah dan pemerintah daerah melakukan verifikasi lapangan. (5) Berdasarkan pemeriksaan dokumen administrasi dan hasil verifikasi lapangan, Pemerintah dan pemerintah daerah mengeluarkan izin yang dimohonkan dalam waktu selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kerja. BAB VI MONITORING DAN EVALUASI Pasal 15 (1) Pemerintah dan pemerintah daerah melakukan monitoring setiap 6 (enam) bulan sekali dan dievaluasi setiap 1 (satu) tahun sekali. (2) Monitoring dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh: a. Menteri atau pejabat yang ditunjuk pada tingkat nasional; b. Gubernur atau pejabat yang ditunjuk pada tingkat provinsi; c. Bupati/ walikota atau pejabat yang ditunjuk pada tingkat kabupaten/kota. (3) Monitoring sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui: a. penyampaian laporan berkala b. koordinasi dengan instansi terkait c. peninjauan lapangan (4) Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui: a. menganalisis hasil monitoring b. pemberian rekomendasi (5) Rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf b dipergunakan sebagai bahan pertimbangan untukmemperpanjang atau mencabut izin industri olahraga. BAB VII PENDANAAN Pasal 16 Sumber pendanaan pembinaan dan pengembangan industri olahraga dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) serta sumber pendanaan lain yang sah sesuai ketentuan peraturan perundangundangan.

10 BAB VIII KETENTUAN PERALIHAN Pasal 17 (1) Badan hukum di bidang industri olahraga yang telah melakukan kegiatan selama ini tetap dapat melanjutkan kegiatannya sampai masa berlaku izin usahanya berakhir. (2) Badan usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib menyesuaikan dengan Peraturan Menteri ini dalam waktu selambatlambatnya 1 (satu) tahun setelah diundangkannya Peraturan Menteri ini. BAB IX KETENTUAN PENUTUP Pasal 18 Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Peraturan Menteri Pemuda dan Olahraga Nomor 0443 Tahun 2014 tentang Pembinaan dan Pengembangan Industri Olahraga Nasional, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 19 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 14 Januari 2015 MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA REPUBLIK INDONESIA, IMAM NAHRAWI Diundangkan di Jakarta pada tanggal 25 Februari 2015 MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, YASONNA H. LAOLY