PENGARUH DAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN UPACARA SEDEKAH BUMI TERHADAP MASYARAKAT DESA BAGUNG SUMBERHADI KECAMATAN PREMBUN KABUPATEN KEBUMEN

dokumen-dokumen yang mirip
PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP UPACARA MERTI DESA DI DESA CANGKREP LOR KECAMATAN PURWOREJO KABUPATEN PURWOREJO

MITOS PESAREAN MBAH DAMARWULAN DALAM TRADISI SELAMETAN SURAN DI DESA SUTOGATEN KECAMATAN PITURUH KABUPATEN PURWOREJO

TRADISI SEDHEKAH LAUT DI DESA KARANG DUWUR KECAMATAN AYAH KABUPATEN KEBUMEN ( ANALISIS MAKNA DAN FUNGSI)

Pola Perilaku Spiritual dalam Kelompok Kebatinan Santri Garing di Desa Kajoran Kecamatan Karanggayam Kabupaten Kebumen

Tradisi Menguras Sumur Di Pemandian Air Panas Krakal Kecamatan Alian Kabupaten Kebumen

Kajian Folklor dalam Upacara Nyadran di Pesarean Simbah Lowo Ijo di Desa Semagung Kecamatan Bagelen Kabupaten Purworejo

Prosesi Dan Makna Simbolik Upacara Tradisi Wiwit Padi di Desa Silendung Kecamatan Gebang Kabupaten Purworejo

Kajian Folklor Tradisi Nglamar Mayit di Desa Sawangan, Kecamatan Alian, Kabupaten Kebumen

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP TRADISI SURAN DI MAKAM GEDIBRAH DESA TAMBAK AGUNG KECAMATAN KLIRONG KABUPATEN KEBUMEN

Oleh : Siti Masriyah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa

Oleh: Ratna Lestari program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa

Kajian Folklor dalam Tradisi Nyadran di Desa Ketundan Kecamatan Pakis Kabupaten Magelang

BENTUK DAN NILAI PENDIDIKAN DALAM TRADISI GUYUBAN BAGI KEHIDUPAN MASYARAKAT DESA PASIR AYAH KEBUMEN

CERITA RAKYAT GUNUNG SRANDIL DI DESA GLEMPANG PASIR KECAMATAN ADIPALA KABUPATEN CILACAP (TINJAUAN FOLKLOR)

BAB IV ANALISIS NILAI-NILAI KEAGAMAAN DALAM UPACARA SEDEKAH BUMI. A. Analisis Pelaksanaan Upacara Sedekah Bumi

ASPEK PENDIDIKAN NILAI RELIGIUS DALAM PELAKSANAAN TRADISI MERON (Studi Kasus di desa Sukolilo Kecamatan Sukolilo Kabupaten Pati) NASKAH PUBLIKASI

Tradisi Pindah Rumah di Desa Sucen Jurutengah Kecamatan Bayan Kabupaten Purworejo (Kajian Folklor)

SENI TRADISI UJUNGAN PADA MASYARAKAT DESA GUMELEM WETAN KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN BANJARNEGARA

BAB V PENUTUP. untuk mendeskripsikan setting, asal-usul, prosesi, sesaji, makna simbolik, serta

Kajian Folklor Tradisi Larungan di Desa Pagubugan Kulon Kecamatan Binangun Kabupaten Cilacap

I. PENDAHULUAN. maupun dilestarikan. Kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks yang

ANALISIS SOSIOLOGI BUDAYA DALAM KESENIAN TRADISIONAL JATHILAN TRI TUNGGAL MUDA BUDAYA DUSUN GEJIWAN DESA KRINJING KECAMATAN KAJORAN KABUPATEN MAGELANG

Kajian Folklor dalam Tradisi Guyang Jaran di Desa Karangrejo Kecamatan Loano Kabupaten Purworejo

BAB V PENUTUP. 1. Proses pelaksanaan upacara adat 1 Sura dalam pelaksanaanya terdapat dua

BENTUK DAN MAKNA SIMBOLIK KESENIAN KUBRO DI DESA BANGSRI KECAMATAN KAJORAN KABUPATEN MAGELANG

ASPEK PENDIDIKAN NILAI RELIGIUS DALAM TRADISI RASULAN (Studi Kasus di Dukuh Ngadipiro Desa Grajegan Kecamatan Tawangsari Kabupaten Sukoharjo)

Pola Perilaku Kesurupan Endhang Mayit dalam Kesenian Kuda Kepang Turangga Mudha di Desa Banioro Kecamatan Karangsambung Kabupaten Kebumen

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama rahmatan lil alamin.ajarannya diperuntukkan bagi umat

I. PENDAHULUAN. Kebudayaan terjadi melalui proses belajar dari lingkungan alam maupun

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Persepsi Masyarakat Terhadap Tradisi Bubak Kawah di Desa Kabekelan Kecamatan Prembun Kabupaten Kebumen

IMPLEMENTASI KARAKTER GOTONG ROYONG DAN PEDULI SOSIAL DALAM KERJA BAKTI MINGGUAN

Pola Perilaku Agama Kejawen Padepokan Bedogol Desa Sidaurip Kecamatan Binangun Kabupaten Cilacap

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Cerita Rakyat Goa Menganti di Desa Karangduwur Kecamatan Ayah Kabupaten Kebumen (Kajian Folklor)

BENTUK, MAKNA, DAN FUNGSI PERTUNJUKAN KUDA LUMPING TURONGGO TRI BUDOYO DI DESA KALIGONO KECAMATAN KALIGESING KABUPATEN PURWOREJO

I.PENDAHULUAN. kebiasaan-kebiasaan tersebut adalah berupa folklor yang hidup dalam masyarakat.

AJARAN ETIKA JAWA DI PADEPOKAN PAYUNG AGUNG CILACAP

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa ada di dalamnya dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda-beda.

Pelestarian Bentuk dan Makna Kesenian Kuda Lumping Turonggo Mudo Desa Prigelan Kecamatan Pituruh Kabupaten Purworejo

(Analisis Isi 2014/2015) persyaratan. Sarjana S-1. Diajukan Oleh: A

LAPORAN OBSERVASI SETING LOKAL UPACARA ADAT DISTRIKAN DANAU RANU GRATI DESA RANUKLINDUNGAN KECAMATAN GRATI KABUPATEN PASURUAN

1. PENDAHULUAN. bangsa yang kaya akan kebudayaan dan Adat Istiadat yang berbeda satu sama lain

ANALISIS BENTUK DAN NILAI KESENIAN NDOLALAK PUTRI DWI LESTARI DESA PLIPIR KECAMATAN PURWOREJO KABUPATEN PURWOREJO

BAB V PENUTUP. membiarkan diri dibanjiri oleh gelombang-gelombang kebudayaan yang datang

RITUAL MALEM MINGGU WAGE PAGUYUBAN TUNGGUL SABDO JATI DI GUNUNG SRANDIL, DESA GLEMPANG PASIR, KECAMATAN ADIPALA, KABUPATEN CILACAP, JAWA TENGAH

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

ASPEK NILAI-NILAI SOSIAL PADA TRADISI BERSIH DESA JULUNGAN. (Studi Kasus Pada Pelaksanaan Tradisi Bersih Desa Julungan di desa Kalisoro

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari orang Jawa. Keyakinan adanya tuhan, dewa-dewa, utusan, malaikat, setan,

BAB V PENUTUP. hasil dari kreatufutas masyarakat di Desa Ngalang, kecamatan gedangsari,

Persepsi Masyarakat terhadap Kirab Budaya dalam Nawu Sendhang Seliran di Mataram Islam Sayangan Jagalan Banguntapan Bantul

ANALISIS NILAI-NILAI DALAM TRADISI BARITAN SEBAGAI PERINGATAN MALAM SATU SYURO DI DESA WATES KABUPATEN BLITAR

BAB I PENDAHULUAN. dari kata majemuk bahasa Inggris folklore, yang terdiri atas kata folk dan lore.

BAB I PENDAHULUAN. dinamakan mampu berbuat hamemayu hayuning bawana (Suwardi Endraswara,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. budaya sebagai warisan dari nenek moyang. Kehidupan manusia di manapun

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

MITOS DI GUNUNG SLAMET DI DUSUN BAMBANGAN, DESA KUTABAWA, KECAMATAN KARANG REJA, KABUPATEN PURBALINGGA. SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai negara kepulauan dengan ratusan suku bangsa,

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

UPAYA MELESTARIKAN NILAI-NILAI BUDAYA PADA MASYARAKAT DAYAK DESA SENEBAN

BAB V PENUTUP. ditarik kesimpulan bahwa Pesan Non Verbal dalam Upacara Adat Grebek Sekaten

NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL MOGA BUNDA DISAYANG ALLAH KARYA TERE-LIYE DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

BAB V PENUTUP. A. Simpulan Penelitian Sajen Peturon di desa Rowodadi, Kecamatan Grabag,

PENANAMAN NILAI-NILAI KREATIF DAN CINTA TANAH AIR PADA SENI TARI. Polokarto Kabupaten Sukoharjo) NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan

II. Tinjauan Pustaka. masyarakat (Johanes Mardimin, 1994:12). Menurut Soerjono Soekanto, tradisi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

AKULTURASI BUDAYA ISLAM DAN BUDAYA HINDU (Studi Tentang Perilaku Keagamaan Masyarakat Islam Tradisional di Gununggangsir Beji Pasuruan)

ANALISIS NILAI MORAL DALAM NOVEL 5 CM KARYA DONNY DHIRGANTORO DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

CERITA RAKYAT DEWI SRITANJUNG SEBAGAI UPAYA MEWUJUDKAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS NILAI KEARIFAN LOKAL

PENANAMAN PENDIDIKAN KARAKTER PEDULI SOSIAL DAN SANTUN PESERTA DIDIK MELALUI BUDAYA SEKOLAH

ARTIKEL MAKNA SIMBOLIS MANTRA PADA BUDAYA SELAMATAN PANEN PADI (LABUH PARI) DI DESA SEGAWE KECAMATAN PAGERWOJO KABUPATEN TULUNGAGUNG

BAB V PENUTUP. kehidupan masyarakat Desa Serang. 1. Dampak sosial alih fungsi lahan Desa Serang

Analisis Morfo-Semantis Jeneng Tuwa Masyarakat Jawa di Desa Wonosari Kecamatan Kebumen Kabupaten Kebumen

MAKNA SIMBOLIK TRADISI SEDEKAH BUMI LEGENANAN PADA MASYARAKAT DESA KALIREJO KECAMATAN TALUN KABUPATEN PEKALONGAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sejarah kehidupan manusia, kebudayaan selalu ada sebagai upaya dan

I. PENDAHULUAN. Manusia mengalami perubahan tingkat-tingkat hidup (the life cycle), yaitu masa

TELAAH NILAI MORAL DALAM NOVEL BIDADARI-BIDADARI SURGA KARYA TERE LIYE SKRIPSI. Oleh: YURIKA LELYANA NIM

NILAI PENDIDIKAN NOVEL AIR BASUHAN KAKI IBU KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V PENUTUP. terperinci simpulannya adalah sebagai berikut: 2. Asal mula mitos di Gunung Slamet di Dusun Bambangan yaitu mitosnya

IMPLEMENTASI NILAI PERSATUAN DALAM BERGOTONG ROYONG DI MASYARAKAT DESA

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN. Kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, ialah

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan salah satu Negara yang kaya akan sumber daya

DAFTAR PUSTAKA. Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik), Jakarta: Rineka Cipta, 1998.

NILAI MORAL NOVEL PENGANTIN HAMAS KARYA VANNY CHRISMA W. DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI DAN RELEVANSINYA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN APRESIASI SASTRA DI SMP

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. Dalam upacara perkawinan masyarakat Jawa, penyumbang adalah orangorang

penelitian ini akan diuraikan beberapa konsep yang dijadikan landasan teori penelitian. Adapun tinjauan pustaka dalam penelitian adalah.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. budaya sebagai warisan dari nenek moyang. Sebagaimana disebutkan dalam pasal

NILAI PENDIDIKAN RELIGI PADA UPACARA SELAPANAN DALAM TRADISI ADAT JAWA (Studi Kasus di Desa Talang Kecamatan Bayat Kabupaten Klaten)

I. PENDAHULUAN. sebuah kalimat yang berasal dari lafadz hallala-yuhallilu-tahlilan yang berarti

BUDAYA SAMBATAN DI ERA MODERNISASI (Study Kasus Di Desa Gumukrejo, Kecamatan Teras, Kabupaten Boyolali)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia kaya akan budaya, adat istiadat, dan tradisi yang dapat dijadikan

BAB IV ANALISIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI NYADRAN DI DESA PAGUMENGANMAS KEC. KARANGDADAP KAB. PEKALONGAN

DAFTAR PUSTAKA. Abdullah, Taufik & A. C. Van Der Leeden, Durkheim dan Pengantar Sosiologi. Moralitas, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1986).

Pelestarian Kesenian Kuda Lumping oleh Paguyuban Sumber Sari di Desa Pandansari Kecamatan Sruweng Kabupaten Kebumen

ANAK Sukoharjo) Sarjana S-1

NILAI RELIGIUS NOVEL SURGA YANG TAK DIRINDUKAN KARYA ASMA NADIA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

BAB I PENDAHULUAN. sebuah kelompok orang, dan diwariskan dari generasi ke generasi. 1 Dalam kaitannya

Transkripsi:

PENGARUH DAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN UPACARA SEDEKAH BUMI TERHADAP MASYARAKAT DESA BAGUNG SUMBERHADI KECAMATAN PREMBUN KABUPATEN KEBUMEN Herliyan Bara Wati Universitas Muhammadiyah Purworejo e-mail: rigi_hbw@yahoo.com Abstrak: Tujuan penelitian ini mendeskripsikan (1) prosesi dan ubarampe dalam upacara Sedekah Bumi di Desa Bagung Sumberhadi, (2) nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam upacara Sedekah Bumi di Desa Bagung Sumberhadi, (3) pengaruh upacara Sedekah Bumi terhadap masyarakat di Desa Bagung Sumberhadi. Menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan teknik analisis data adalah analisis kualitatif pola etnografi. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa (1) prosesi dan ubarampe dalam upacara Sedekah Bumi di Desa Bagung Sumberhadi yaitu (a) praprosesi, (b) prosesi / jalannya upacara Sedekah Bumi, (b) prosesi akhir; ubarampe upacara Sedekah Bumi di Desa Bagung Sumberhadi yaitu (a) nasi tumpeng, (b) nasi kuning, (c) ingkung pitung talen, (d) bubur merah putih, dan (d) kembang telon; (2) nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam upacara Sedekah Bumi di Desa Bagung Sumberhadi, meliputi: (a) nilai pendidikan ketuhanan, (b) nilai pendidikan sosial atau kemasyarakatan, dan (c) nilai pendidikan moral. (3) pengaruh upacara Sedekah Bumi terhadap masyarakat Desa Bagung Sumberhadi yaitu (a) bersifat positif dan (b) bersifat negatif. Kata kunci: nilai pendidikan, upacara sedekah bumi, desa bagung sumberhadi A. PENDAHULUAN Penelitian ini mengungkap nilai-nilai tradisi kebudayaan local yang diharapkan bisa memperkokoh nilai-nilai Pancasila sebagai hasil penggalian nilainilai kebudayaan bangsa. Koentjaraningrat (2009: 144) mendefinisikan kebudayaan menurut ilmu antropologi adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar. Istilah Sedekah Bumi berasal dari bahasa Jawa Sedekah Desa. Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (1994a: 888) sedekah bumi adalah pemberian kepada bumi. Makna kata Sedekah berarti pemberian sukarela yang tidak ditentukan peraturan-peraturan tertentu. Sedekah Bumi berarti pula sedekah (sodaqoh). Upacara Sedekah Bumi yang diadakan di Desa Bagung Sumberhadi, Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen ini terdapat hal-hal yang bersifat khusus yaiut istilah Gombrangan merupakan ritual membersihkan sumur tua yang Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 16

disebut Sumur Beji. Menurut sesepuh Desa Bagung Sumberhadi, zaman dahulu sumur beji merupakan tempat mandi para bidadari sehingga air sumur tersebut diyakini warga masyarakat Desa Bagung Sumberhadi sangat berkasiat dan dikeramatkan. Air sumur beji juga tidak pernah kering walaupun musim kemarau panjang. Sehingga setiap Desa Bagung Sumberhadi akan mengadakan acara atau ritual apapun selalu memberikan sesaji pada sumur beji tersebut. Permasalahan yang akan dikaji dapat dirumuskan sebagai berikut: (1) Bagaimanakah prosesi dan ubarampe dalam upacara Sedekah Bumi di Desa Bagung Sumberhadi? (2) Bagaimanakah nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam upacara Sedekah Bumi di Desa Bagung Sumberhadi? (3) Bagaimanakah pengaruh adanya upacara Sedekah Bumi terhadap masyarakat di Desa Bagung Sumberhadi? Tujuan dari penelitian ini yaitu: (1) Mendeskripsikan prosesi dan ubarampe dalam upacara Sedekah Bumi di Desa Bagung Sumberhadi. (1) Mendeskripsikan nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam upacara Sedekah Bumi di Desa Bagung Sumberhadi. (3) Mendeskripsikan pengaruh adanya upacara Sedekah Bumi terhadap masyarakat di Desa Bagung Sumberhadi. B. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Menurut Sugiyono (2011: 8) menyatakan bahwa metode penelitian kualitatif disebut metode penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah; disebut juga metode etnographi, karena penelitiannya di bidang antropologi budaya. Waktu penelitian dilaksanakan selama empat bulan, yaitu dari bulan Desember 2011 sampai bulan April 2012. Tempat penelitian dilaksanakan di Desa Bagung Sumberhadi RT 05 / RW 03 Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen. Dalam penelitian ini, populasi di fokuskan di Desa Bagung Sumberhaadi, Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen. Sedangkan teknik sampling yang digunakan adalah Sampel Bukan Acak, karena peneliti hanya menggunakan sampling orang dewasa dan bukan anak-anak. Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 17

Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu secara historis, studi kepustakaan, observasi, wawancara, dan dokumentasi. Instrumen atau alat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri yang disebut dengan human instrument, dibantu dengan alat-alat, seperti: dokumentasi (kamera), alat perekam, alat tulis untuk membuat pertanyaan dan menulis jawaban yang dibutuhkan seputar kegiatan upacara Sedekah Bumi di Desa Bagung Sumberhadi, dan buku-buku teori tentang kebudayaan dan bukubuku pendukung penelitian skripsi ini. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis kualitatif dengan pola etnografi. Menurut Endraswara (2006: 50) bahwa penelitian etnografi adalah kegiatan pengumpulan bahan keterangan atau data yang dilakukan secara sistematik mengenai cara hidup serta berbagai aktifitas sosial dan berbagai benda kebudayaan dari suatu masyarakat. C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Tabel 1. PROSESI UPACARA SEDEKAH BUMI di DESA BAGUNG SUMBERHADI No Prosesi Kegiatan 1). Pra Prosesi a) Tahap Persiapan b) Tahap Pelaksanaan 2). Prosesi / Jalannya Upacara Sedekah Bumi a) Gombrangan b) Pelaksanaan Upacara Sedekah Bumi - Pembentukan Panitia - Pencarian Dana - Menyiapkan Tempat Penyelenggaraan - Waktu - Menyiapkan Perlengkapan - Orang yang memimpin upacara - Membersihkan Sumur Beji - Pembukaan - Sambutan Kepala Desa - Pemberian santunan fakir miskin - Doa bersama / tahlil - Ramah tamah/tukar menukar makanan yang dibawa 3). Prosesi Akhir - Memberi Sesaji ke Sumur Beji - Pemimpin upacara Sedekah Bumi dan Juru Kunci berdoa di Sumur Beji. Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 18

Dalam pra prosesi upacara Sedekah Bumi mencakup dua tahap, yaitu: (a) tahap persiapan dan (b) tahap pelaksanaan upacara Sedekah Bumi. Dalam tahap persiapan, warga Desa Bagung Sumberhadi membentuk susunan kepanitiaan dan pencarian dana. Pada tahap Pelaksanaan upacara Sedekah Bumi menyangkut tempat yaitu dilaksanakan di sekitar Sumur Beji di sepanjang jalan Desa Bagung Sumberhadi tepatnya di depan SD Negeri Bagung; waktu yaitu diselenggarakan pada tanggal 10 bulan Suro (penanggalan jawa) dimana warga desa akan melaksanakan tanam padi (tanem); perlengkapan yaitu nasi tumpeng, nasi kuning, bubur merah putih, dan sesaji; orang yang memimpin upacara Sedekah Bumi yaitu orang yang sudah mengerti asal muasal desa Bagung Sumberhadi atau keturunan dari juru kunci Sumur Beji. Prosesi (jalannya) Upacara Sedekah Bumi di Desa Bagung Sumberhadi mencakup dua prosesi kegiatan, yaitu: (a) gombrangan adalah ritual membersihkan Sumur Beji yang merupakan ritual awal dari pelaksanaan upacara Sedekah Bumi. Tradisi ini dimulai pada pagi hari pukul 08.00-11.00 WIB. Pada tanggal 10 Suro (penanggalan Jawa). Dilaksanakan oleh para bapak dan pemuda desa Bagung Sumberhadi secara gotong royong. Para ibu dan anak perempuan menyiapkan makanan dan minuman yang dibutuhkan oleh para bapak serta pemuda yang sedang bersih Sumur Beji dan sepanjang jalan Desa Bagung Sumberhadi, serta menyiapkan masakan untuk upacara Sedekah Bumi di sore harinya. Peralatan yang dibawa untuk membersihkan Sumur Beji adalah cangkul, sabit, sapu, keranjang, dan cat; (b) Pelaksanaan upacara Sedekah Bumi dilaksanakan pada sore harinya setelah Gombrangan pada tanggal 10 bulan Suro (penanggalan Jawa) pukul 16.00 WIB. Di sepanjang jalan Desa Bagung Sumberhadi tepatnya di depan SD Negeri Bagung. Warga desa menyiapkan tikar di sepanjang jalan yang digunakan untuk duduk selama prosesi berlangsung. Susunan acara Upacara Sedekah Bumi Desa Bagung Sumberhadi, sebagai berikut: pembukaan oleh Kadus Desa Bagung Sumberhadi, sambutan oleh Kepala Desa Bagung Sumberhadi, pemberian santunan fakir miskin dan yatim piatu oleh beberapa sesepuh Desa Bagung Sumberhadi, doa bersama / tahlil oleh Kaum Desa Bagung Sumberhadi, ramah tamah / tukar menukar makanan dan makan bersama. Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 19

Prosesi akhir upacara Sedekah Bumi adalah pemimpin upacara Sedekah Bumi bersama juru kunci berdoa dan memberi sesaji berupa bunga (kembang telon), bubur merah putih diletakkan di sekitar Sumur Beji. Tabel 2. UBARAMPE UPACARA SEDEKAH BUMI di DESA BAGUNG SUMBERHADI. No Bentuk Sesaji 1). Nasi Tumpeng 2). Nasi putih pengganti Nasi Kuning 3). Ingkung Pitung Talen 4). Bubur Merah Putih 5). Kembang Telon Makna Simbolik Tumuju Lempeng (Lambang hubungan antara manusia dan Tuhan yang lurus/vertikal. Lambang kebersamaan, merakyat. Lambang manusia yang mati seperti pocong yang di ikat tujuh ikatan. Bubur merah diartikan berbakti kepada Nabi Muhammad saw. Sedangkan Bubur putih menggambarkan orang yang meninggal tidak putus amalnya. Berupa mawar, kenanga, melati dan kantil. Fungsi Sebagai persembahan kepada Tuhan, memberikan rasa syukur karena sudah diberikan berkah. Sebagai rasa kebersamaan karena Si kaya dan Si miskin bisa bersamasama membuat nasi kuning tersebut. Mengingatkan orang hidup akan mati dan nantinya akan di ikat dengan tujuh ikatan seperti berbentuk pocong. Sebagai perlambang bila orang yang meninggal mempunyai hutang maka keluarga nya masih menanggungnya. Kembang telon dipersembahkan kepada leluhur. Ubarampe upacara Sedekah Bumi di Desa Bagung Sumberhadi yaitu: (1) nasi tumpeng / gunungan (sekarang nasi tumpeng sudah digantikan dengan nasi biasa, tidak berbentuk gunungan), (2) nasi kuning (sudah diganti dengan nasi putih dikarenakan warga Desa Bagung Sumberhadi mencari kepraktisannya), (3) bubur merah putih, dan (4) sesaji yaitu kembang telon yang terdiri dari bunga minimal tiga rupa (mawar, kenanga, kantil/melati). Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 20

Tabel 3. NILAI-NILAI PENDIDIKAN YANG TERKANDUNG DALAM UPACARA SEDEKAH BUMI di DESA BAGUNG SUMBERHADI No Aspek Nilai Keterangan 1. Nilai Pendidikan Ketuhanan - Masyarakat percaya adanya Tuhan. - Masyarakat lebih tekun beribadah. - Masyarakat lebih mensyukuri nikmat dan rizki yang diberikan Tuhan. 2. Nilai Pendidikan Sosial atau Kemasyarakatan - Komunikasi yang terjalin baik antar warga masyarakat - Saling menghormati - Saling tolong menolong, dan saling membantu 3. Nilai Pendidikan Moral - Beretika lebih baik - Tingkah laku yang sopan - Saling menjaga sikap - Tidak membuat keributan saat Upacara Sedekah Bumi berlangsung. Nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam upacara Sedekah Bumi di Desa Bagung Sumberhadi, yaitu sebagai berikut: (1) nilai pendidikan ketuhanan yaitu masyarakat setempat lebih mempercayai adanya Tuhan, lebih tekun beribadah, mengadakan kegiatan tahlil pada malam jum at dan mulai adanya tahlil para ibu-ibu. Masyarakat Desa Bagung Sumberhadi lebih mensyukuri nikmat dan rizki yang diberikan Tuhan. Terbukti, adanya pemberian sedekah kepada fakir miskin pada saat pelaksanaan upacara Sedekah Bumi dan pemberian makanan pada sumur beji pada saat pelaksanaan upacara Sedekah Bumi dan hajat lainnya; (2) nilai pendidikan sosial atau kemasyarakatan yaitu upacara Sedekah Bumi di Desa Bagung Sumberhadi membuat masyarakatnya saling berkomunikasi lebih baik. Saling menghormati, tolong menolong dan saling membantu. Warga saling membantu menyiapkan keperluan upacara Sedekah Bumi dengan tidak mengharapkan bayaran, demi kelancaran dan kesuksesan jalannya upacara Sedekah Bumi. (3) nilai pendidikan moral yaitu adanya rasa saling menghormati diantar warga, masyarakat Desa Bagung Sumberhadi mempunyai etika yang lebih baik. bertingkah laku sopan kepada sesama warga terutama orang yang lebih tua. Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 21

Masyarakatnya saling menjaga sikap dengan tidak membuat keributan pada saat upacara Sedekah Bumi dilaksanakan. Tabel 4. PENGARUH UPACARA SEDEKAH BUMI TERHADAP MASYARAKAT Di DESA BAGUNG SUMBERHADI No Jenis Pengaruh Sifat Positif Contoh Sifat Negatif 1. Sosiologis - Gotong - Mendirika - Musrik royong n rumah - Memper - Rasa senasib - Keadaan cayaai - Rasa sakit kekuatan seperasaan - Kerja bakti gaib - Rasa sepenanggungan - Saling memerlukan 2. Antropologis - Tujuan yang - Mengumsama pulkan dana - Pengakuan - Membersimbol- sihkan simbol lingkung- - Rasa an kepercayaan - Mengendali kan diri, sikap dan perbuatan Contoh - Memberi sesaji sumur beji Pengaruh Upacara Sedekah Bumi Terhadap Masyarakat Desa Bagung Sumberhadi dapat didekati melalui pendekatan sosiologis dan pendekatan antropologis yang menghasilkan sifat positif yaitu gotong royong, rasa senasib, rasa seperasaan, rasa sepenanggungan, saling memerlukan memiliki tujuan yang sama, pengakuan simbol-simbol, dan rasa kepercayaan. Sedangkan sifat negatif yang muncul, yaitu masyarakat percaya adanya unsur gaib dalam sumur beji sehingga warga selalu memberikan sesaji pada sumur beji tersebut dalam setiap melaksanakan upacara adat apapun di Desa Bagung Sumberhadi. Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 22

D. SIMPULAN DAN SARAN 1. Simpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan terhadap upacara Sedekah Bumi di Desa Bagung Sumberhadi, Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen, dapat disimpukan sebagai berikut: (1) prosesi upacara Sedekah Bumi, terbagi menjadi tiga bagian, yaitu: (a) praprosesi: terdiri dari tahap persiapan dan tahap pelaksanaan, (b) prosesi: terdiri dari gombrangan dan pelaksanaan upacara Sedekah Bumi; (c) akhir prosesi, terdiri dari pemberian sesaji di sumur beji. Ubarampe upacara Sedekah Bumi di Desa Bagung Sumberhadi, yaitu: (a) nasi tumpeng, (b) nasi kuning, (c) ingkung pitung talen, (d) bubur merah putih, (d) kembang telon. Nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam upacara Sedekah Bumi di Desa Bagung Sumberhadi terdiri atas tiga nilai, yaitu: (a) nilai pendidikan ketuhanan, (b) nilai pendidikan sosial atau kemasyarakatan, (c) nilai pendidikan moral. Pengaruh upacara Sedekah Bumi terhadap masyarakat di Desa Bagung Sumberhadi terdapat dua sifat, yaitu (a) sifat positif dan (b) sifat negatif. 2. Saran Penulis bermaksud memberikan saran yang mungkin berguna, baik yang berhubungan dengan manfaat tulisan ini bagi pembaca, maupun orang lain yang mungkin mengadakan penelitian yang sejenisnya. Penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi untuk penelitian lebih lanjut tentang pengaruh upacara Sedekah Bumi terhadap masyarakan. Penelitian ini sebagai informasi dalam mempelajari budaya Jawa khususnya pengaruhnya terhadap kehidupan masyarakat. Kepada masyarakat Desa Bagung Sumberhadi, Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen agar menjaga kemurnian upacara Sedekah Bumi dari kemungkinan pengaruh dari pihak lain atau pihak luar. Hal ini dimaksudkan agar nilai-nilai yang terkandung dalam upacara Sedekah Bumi tetap utuh dan masyarakat tetap menjaga sifat positif yang berpengaruh di dalamnya. Prosesi upacara Sedekah Bumi di Desa Bagung Sumberhadi, Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen perlu dibukukan mengingat Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 23

semakin sedikitnya jumlah orang-orang yang mengetahui cerita asli dan kurang di publikasikannya upacara Sedekah Bumi tersebut. Tokoh agama Islam memberikan penerangan mengenai sesaji agar warga masyarakat tidak terjerumus perbuatan syirik, mengingat pelaku upacara Sedekah Bumi di Desa Bagung Sumberhadi DAFTAR PUSTAKA Depdikbud. 1977. Adat Istiadat Daerah Istimewa Yogyakarta. Endraswara, Suwardi. 2006. Metodologi Penelitian Kebudayaab. Yogyakarta: Gajah Mada University Pres.. 2010. Folklor Jawa Bentuk, Macam, dan Nilainya. Jakarta: Penaku. Greetz, Hildred. 1985. Keluarga Jawa. Jakarta: Grafiti Pers. Hasan, Hambali, et.al. 1985. Upacara Tradisional Yang Berkaitan Dengan Peristiwa Alam Dan Kepercayaan Daerah Sumatera Selatan, Depdikbud. Ismawati, Esti. 2011. Metode Penelitian Pendidikan Bahasa dan Sastra. Surakarta: Yuma Pustaka. Kamajaya, Karkono. 1992. Ruwatan Murwokolo, Yogyakarta: Duta Wacana University. Koentjaraningrat. 1974. Kebudayaan dan Pembangunan. Jakarta: PT Gramedia.. 1974. Kebudayaan, Mentalitet dan Pembangunan. Jakarta: PT Gramedia.. 1981. Sejarah Teori Antropologi. Jakarta: PT Gramedia.. 1987. Sejarah Teori Antropologi, Jilid 1, Jakarta: Univesitas Indonesia Press.. 1997. Masyarakat dan Kebudayaan Indonesia. Jakarta: Djambatan.. 2009. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta Mardiwarsita. 1981. Kamus Jawa Kuna-Indonesia. Jakarta: Nusa Indah. Murdiyatmoko, Janu. 2007. Sosiologi:Memahami dan Mengkaji Masyarakat. Bandung: Grafindo Media Pratama. Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 24

Peraturan Presiden Nomor 7. 2005. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2004-2009. Jakarta: Sinar Grafika. Purwadi. 2012. Ensiklopedi Adat-Istiadat Budaya jawa. Yogyakarta: Pura Pustaka. Poerwadarminta. 1937. Baoesastra Djawa. Batavia: Wolters-Groningen. Prasetya, Joko Tri, dkk. 1991. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: Rineka Cipta. Priyanto, Sugeng, dkk. 2008. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Sedyawati, Edi. 2010. Budaya Indonesia Kajian Arkeologi, Seni, dan Sejarah. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Simanjuntak, S.H. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: PT Grasindo Soekanto, Soerjono. 1982. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Press.. 1984. Teori Sosiologi Tentang Perubahan Sosial. Jakarta: Ghalia Indonesia. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sukmadinata, Nana Syaodih. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Sutardjo, Imam. 2010. Kajian Budaya Jawa. Surakarta: Jurusan Sastra Daerah Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret. Spradley, James P. 1997. Metode Etnografi. Yogyakarta: PT Tiara Wacana. Sztompka, Piötr. 2010. Sosiologi Perubahan Sosial. Jakarta: Prenada. Cole, Azmi. 2011. di akses dari zonapencarian.blogspot.com/2011/01/maknayang-begitu-dalam-dibalik-dwi.html. pada tanggal tanggal 27 Desember 2012 pukul 0:00 WIB Kamus Definisi, Kamus Kata, Kamus Pengertian, Kamus Arti. Berisi kamus KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) dan kamus Inggris lainnya. di akses dari http://artikata.com/arti-348525-sadran.html pada tanggal 6 Desember 2012 pukul 22:03 Muslimah. 2011. di akses dari http://muslimah1905.blogspot.com/2011/07/tradisisadranan.html pada tanggal 6 Desember 2012 pukul 22:03 WIB Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 25

Tunggal, Setyo. 2012. di akses dari www.sppqt.or.id/index.php?lang=id&rid=5&id=2013.(tradisi saparan) di akses tanggal 6 Desember 2012 pukul 21:03 Yulius, Yelita. 2010. di akses dari http://indonesia.life.info/kolom/msgview/850/ 7644/no/7644.html (Bubur merah putih) pada tanggal tanggal 27 Desember 2012 pukul 0:00 WIB Mayasari, Resa Norma. 2012. Kajian Folklor Upacara Tradisi Bersih Desa di Desa Mudal Kecamatan Purworejo Kabupaten Pituruh. Skripsi. Purworejo: Universitas Muhammadiyah Purworejo. Sumiyem. 2007. Pegaruh Tradisi Suran Terhadap Masyarakat Desa Patemon Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang. Skripsi. Sukoharjo: Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo. Trisnasari, Esti. 2011. Persepsi Masyarakat Terhadap Tradisi Suran Sedekah Laut di Desa Rowo Kecamatan Mirit Kabupaten Kebumen. Skripsi. Purworejo: Universitas Muhammadiyah Purworejo. Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 26