Pasal 29. (1) Pemohon rating yang dinyatakan tidak lulus, dapat melaksanakan performance check perbaikan.

dokumen-dokumen yang mirip
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR: SKEP/345/XII/99 TENTANG

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR:S K E P / 172/VII/97 TENTANG SERTIFIKAT KECAKAPAN DAN RATING PEMANDU LALU LINTAS UDARA

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pe

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pe

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR: SKEP/345/XII/99 TENTANG

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Pera

(2) Isi pedoman sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Per

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

2017, No Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 129, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5048); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Ta

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

r*< (1) Pemegang sertifikat peralatan dapat mengajukan pembaharuan

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: PM. 94 TAHUN 2010

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : SKEP / 136 / VII / 2010 TENTANG TANDA PENGENAL INSPEKTUR PENERBANGAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

2015, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu ditetapkan Peraturan Menteri tentang Tata Car

PART 69-01) PENGUJIAN LISENSI DAN RATING PERSONEL PEMANDU

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER. 17/MEN/VII/2007 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111/PMK.03/2014 TENTANG KONSULTAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111/PMK.03/2014 TENTANG KONSULTAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111/PMK.03/2014 TENTANG KONSULTAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

(3) Surat permohonan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dilengkapi dengan :

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER. 17/MEN/VII/2007

PEMERINTAH KABUPATEN MAMUJU

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2009 NOMOR 8 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 10 TAHUN 2009

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Ketenagaker

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 10 Tahun : 2015

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

WALIKOTA JAMBI PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PERIZINAN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

PERATURAN MENTERI NO. 17 TH 2007 PERATURAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI LOMBOK UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI

2016, No sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2015 tentang Perubahan Ketujuh Belas atas Peraturan Pemer

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA Nomor: KP 4 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI BANGKA SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI MUSI RAWAS, TENTANG

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG LISENSI PRAMUWISATA

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA

WALIKOTA PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA. Nomor : KP 247 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN DAN STANDAR BAGIAN (MANUAL OF STANDARD

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

- 2 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR PER. 02/MEN/2010 TENTANG PENGADAAN DAN PEREDARAN PAKAN IKAN

BUPATI TULUNGAGUNG SALINAN PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KETAPANG

2017, No Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fu

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2005 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2016, No Hak Asasi Manusia Nomor 25 Tahun 2014 tentang Syarat dan Tata Cara Pengangkatan, Perpindahan, Pemberhentian, dan Perpanjangan Masa Ja

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 19

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI USAHA PARIWISATA

Negara Republik Indonesia Nomor 5086);

PEMERINTAH KOTA BATU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 07 TAHUN 2003 TENTANG

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 49 TAHUN 2012 TENTANG

SALINAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 21 TAHUN 2004 SERI : C PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 21 TAHUN 2004

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 04 TAHUN 2004 T E N T A N G SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN DI KABUPATEN BARITO UTARA

WALIKOTA MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

P E M E R I N T A H K A B U P A T E N K E D I R I

MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: PM. 18 TAHUN 2011 TENTANG SERTIFIKAT AUDITOR PERKERETAAPIAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PROBOLINGGO NOMOR 06 TAHUN 2003 T E N T A N G IJIN USAHA JASA KONSTRUKSI

LEMBARAN DAERAH KOTA METRO. Tahun 2009 Nomor 04 PERATURAN DAERAH KOTA METRO NOMOR 04 TAHUN 2009

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 23/MEN/XII/2008 TENTANG ASURANSI TENAGA KERJA INDONESIA

KISI-KISI HUKUM KETENAGAKERJAAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG AKUNTAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BREBES PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG NOMOR : 3 TAHUN : 2006 SERI : C NO.

- 1 - PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2018 TENTANG PENUGASAN GURU SEBAGAI KEPALA SEKOLAH

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR : 6 TAHUN : 2007

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR : 5 TAHUN 2014 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO,

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI NASIONAL (IUJKN) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SUKAMARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

LEMBARAN BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG

PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1363/MENKES/SK/XII/2001 TENTANG REGISTRASI DAN IZIN PRAKTIK FISIOTERAPIS

PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 3 TAHUN 2005 TENTANG PENYELENGGARAAN ANGKUTAN ORANG DI JALAN DENGAN KENDARAAN UNTUK UMUM

REPUBLIK INDONESIA MENTERI PERHUBUNGAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1996 TENTANG IZIN PENGUSAHA BARANG KENA CUKAI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

WALI KOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI

, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 10 TAHUN 2013

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : PM.22 TAHUN 2011 TENTANG SERTIFIKAT INSPEKTUR PERKERETAAPIAN

BUPATI WONOGIRI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1979 TENTANG PEMBERHENTIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menteri Perdagangan Republik Indonesia

Transkripsi:

c. Meneliti dan memberikan penilaian tehadap hasil pelaksanaan performance check; d. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Kepala Direktorat Keselamatan Penerbangan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara. Pasal 29 (1) Pemohon rating yang dinyatakan tidak lulus, dapat melaksanakan performance check perbaikan. (2) Performance check sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), hanya dapat dilaksanakan 1 (satu) kali. Pasal 30 Check Controller bertanggung jawab kepada Kepala Direktorat Keselamatan Penerbangan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara. BAB V BENTUK BUKU SERTIFIKAT KECAKAPAN DAN RATING Pasal 31 (1) Buku Sertifikat Kecakapan JATC dan Sertifikat Kecakapan SATC berukuran 88 mm x 125 mm, dengan warna orange muda untuk Sertifikat Kecakapan JATC dan warna orange tua untuk Sertifikat Kecakapan SATC dan berisi 18 (delapan belas) halaman. (2) Kulit di bagian atas simetris bertuliskan Republik Indonesia, bagian tengah depan lambang Garuda Pancasila berwarna kuning emas dan bagian bawah bertuliskan Sertifikat Kecakapan JATC atau Sertifikat Kecakapan SATC. (3) Bahasa yang dipergunakan dalam buku sertifikat kecakapan adalah bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. (4) Latar belakang buku sertifikat kecakapan mulai halaman 2 (dua) sampai dengan halaman 18 (delapan belas) pada setiap halaman terdapat lambang Garuda Pancasila secara transparan. (5) Halaman 1 (satu) pada bagian atas bertuliskan Republik Indonesia dan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, pada bagian tengah lambang Garuda Pancasila berwarna kuning emas, pada bagian bawah bertuliskan nama jenis sertifikat kecakapan dan dasar hukum dikeluarkannya sertifikat kecakapan.

(6) Halaman 2 (dua) pada satu halaman penuh bertuliskan Republik Indonesia. (7) Halaman 3 (tiga) bernomor angka romawi I sampai dengan angka romawi IX, dan pada bagian atas bertuliskan Republik Indonesia, dilengkapi pas foto berwarna ukuran 25 mm x 30 mm pemegang sertifikat kecakapan dan berisi data-data: a. Direktorat Jenderal Perhubungan Udara; b. Nama jenis sertifikat kecakapan; c. Nomor; d. Nama lengkap; e. Tempat dan tanggal lahir; f. Kebangsaan; g. Jenis kelamin; h. Alamat; dan i. Tanda tangan pemegang; (8) Halaman 4 (empat) bernomor angka romawi X, yang bertuliskan pernyataan tentang kecakapan dan kualifikasi. (9) Halaman 5 (lima) sampai dengan halaman 10 (sepuluh) bernomor angka romawi XI, berisi data rating wewenang pemegang sertfikat kecakapan, yaitu: a. Nomor; b. Lokasi; c. Macam wewenang; d. Tanggal mulai berlaku; dan e. Cap dan tanda tangan. (10) Halaman 11 (sebelas) sampai dengan halaman 12 (dua belas) bernomor angka romawi XII, berisi catatan-catatan tentang pemegang sertifikat kecakapan. (11) Halaman 13 (tiga belas) bernomor angka romawi XIII sampai dengan angka romawi XV, berisi tanggal pengeluaran sertifikat kecakapan, masa berlakunya sertifikat kecakapan, nama dan cap instansi yang menerbitkan sertifikat kecakapan serta nama dan tanda tangan pejabat yang berwenang menerbitkan sertifikat kecakapan. (12) Halaman 14 (empat belas) bernomor angka romawi XVI, berisi pembaharuan sertifikat kecakapan, yaitu: a. Pembaharuan; b. Tanggal; dan

c. Cap dan tanda tangan. (13) Halaman 15 (lima belas) bernomor angka romawi XVII, menyatakan tentang ujian kesehatan pemegang sertifikat kecakapan. (14) Halaman 16 (enam belas) bernomor angka romawi XVIII, menyatakan tentang larangan membuat catatan-catatan, keterangan hilang dan alamat instansi yang menerbitkan sertifikat kecakapan. (15) Halaman 17 (tujuh belas) bernomor angka romawi XIX, menyatakan tentang tingkat kewenangan dan kode rating. (16) Halaman 18 (delapan belas) bernomor angka romawi, menyatakan tentang kategori unit pemanduan lalu lintas udara. BAB VI KEWAJIBAN PEMEGANG SERTIFIKAT KECAKAPAN DAN RATING Pasal 32 (1) Pemegang sertifikat kecakapan dan rating yang melaksanakan tugasnya wajib: a. Memenuhi ketentuan sesuai dengan kecakapan yang dimiliki serta etika profesi; b. Mempertahankan kecakapan dan kemampuan yang dimiliki. (2) Mempertahankan kecakapan dan kemampuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf b, yaitu melaksanakan tugas sebagaimana tercantum dalam kewenangan ratingnya sekurang-kurangnya 40 (empat puluh) jam selama 6 (enam) bulan untuk Rating Non Radar dan sekurang-kurangnya 40 (empat puluh) jam selama 3 (tiga) bulan untuk Rating Radar. BAB VII SANKSI Pasal 33 (1) Sertifikat kecakapan dan/atau rating dapat dicabut apabila pemegang sertifikat kecakapan dan rating melanggar Pasal 32 ayat (1) huruf a. (2) Pencabutan sertifikat kecakapan dan/atau rating sebagaomana dimaksud dalam ayat (1), dilakukan melalui proses peringatan tertulis sebanyak 3

(tiga) kali berturut-turut dengan tenggang waktu masing-masing waktu 1 (satu) minggu. (3) Apabila peringatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), tidak diindahkan dilanjutkan dengan pembekuan sertifikat kecakapan dan/atau rating untuk jangka waktu paling lama 1 (satu) bulan. (4) Apabila masa pembekuan sebagaimana dimaksud dalam ayat 3 (tiga), tidak ada upaya perbaikan, maka sertifikat kecakapan dan/atau rating dicabut. Pasal 34 Sertifikat kecakapan dan/atau rating dibekukan tanpa melalui peringatan, dalam hal pemegang sertifikat kecakapan dan rating tersebut: a. Terganggu kesehatan jiwanya sehingga tidak dapat menjalankan tugasnya; atau b. Terkena pengaruh alkohol atau obat-obatan yang dapat mempengaruhi jiwanya. Pasal 35 Sertifikat kecakapan dan/atau rating dapat dicabut tanpa melalui peringatan dalam hal pemegang sertifikat kecakapan dan/atau rating tersebut: a. Dipergunakan oleh orang lain yang tidak berhak; b. Diperoleh dengan cara yang tidak sah; c. Dijatuhi hukuman disiplin pegawai dengan tingkat hukuman disiplin berat; d. Diberhentikan dari pegawai berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 1966 dan Peraturan Pemerintah Nomr 32 Tahun 1979 serta peraturan lain yang berhubungan dengan pemberhentian pegawai; e. Tidak dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya diakibatkan gangguan kesehatan jasmani dan rohani yang sulit disembuhkan; f. Melakukan tindakan yang membahayakan keamanan negara; g. Melakukan tindakan yang membahayakan keamanan dan keselamatan penerbangan; atau h. Tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 ayat (2) huruf b. Pasal 36 Peringatan, pembekuan atau pencabutan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33, Pasal 34 atau Pasal 35, dilakukan oleh Kepala Direktorat Keselamatan Penerbangan Direktorat Jenderal Perhubunga Udara.

BAB VIII TATA CARA MEMPERPANJANG DAN MEMPERBAHARUI SERTIFIKAT KECAKAPAN DAN RATING Bagian Pertama Tata Cara Memperpanjang Sertifikat Kecakapan Pasal 37 (1) Pemandu lalu lintas udara dapat mengajukan perpanjangan sertifikat kecakapan JATC atau sertifikat kecakapan SATC apabila telah habis masa berlakunya. (2) Permohonan perpanjangan sertifikat kecakapan JATC sertifikat kecakapan SATC diajukan kepada Kepala Direktorat Keselamatan Penerbangan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara selambat-lambatnya 15 (lima belas) hari kerja sebelum habis masa berlakunya. (3) Dalam hal perpanjangan sertifikat kecakapan JATC atau sertifikat kecakapan SATC pemandu lalu lintas udara yang bersangkutan wajib mengajukan permohonan dan melaksanakan ujian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 yat (1) dan Pasal 7 ayat (3). (4) Pemberian keterangan perpanjangan sertifikat kecakapan atau penerbitan sertifikat kecakapan yang baru dilakukan selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kerja sejak pemohon dinyatakan lulus ujian. Bagian Kedua Tata Cara Memperbaharui Sertifikat Kecakapan Pasal 38 (1) Pemandu lalu lintas udara dapat mengajukan pembaharuan sertifikat kecakapan JATC atau sertifikat kecakapan SATC apabila: a. Dicabut berdasarkan Pasal 33 ayat (4); b. Dalam keadaan rusak sehingga tidak dapat terbaca; atau c. Hilang. (2) Permohonan pembaharuan sertifikat kecakapan JATC atau sertifikat kecakapan SATC sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), diajukan kepada Kepala Direktorat Keselamatan Penerbangan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara.

(3) Permohonan pembaharuan yang diajukan berdasarkan ayat (1) huruf a, dilakukan setelah 3 (tiga) bulan terhitung sejak sertifikat kecakapan tersebut dicabut. (4) Dalam hal pembaharuan sertifikat kecakapan JATC atau sertifikat kecakapan SATC akibat pencabutan, pemandu lalu lintas udara yang bersangkutan wajib mengajukan permohonan dan melaksanakan ujian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) dan Pasal 7 ayat (3). (5) Dalam hal pembaharuan sertifikat kecakapan JATC atau sertifikat kecakapan SATC akibat kerusakan atau hilang, pemandu lalu lintas udara yang bersangkutan wajib mengajukan permohonan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) dan Pasal 7 ayat (2), serta melampirkan sertifikat kecakapan yang rusak atau surat keterangan kehilangan dari pejabat yang berwenang. (6) Pemberian pembaharuan sertifikat kecakapan akibat pencabutan dilakukan selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kerja sejak pemohon dinyatakan lulus ujian. (7) Pemberian pembaharuan sertifikat kecakapan akibat kerusakan atau hilang, dilakukan selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kerja sejak permohonan diterima secara lengkap. Pasal 39 (1) Pemegang sertifikat kecakapan JATC atau sertifikat kecakapan SATC wajib melaporkan kepada Kepala Direktorat Keselamatan Penerbangan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara apabila dipindah lokasi tempat bekerja atau pindah lokasi tempat melaksanakan tugas. (2) Sertifikat kecakapan pemandu lalu lintas udara yang pindah lokasi tempat bekerja atau pindah lokasi tempat melaksanakan tugas dinyatakan tetap berlaku. Pasal 40 (1) Pemandu lalu lintas udara dapat mengajukan perpanjangan rating apabila telah habis masa berlakunya. (2) Permohonan perpanjangan rating sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), diajukan kepada Kepala Badar Udara/Kepala Cabang Bandar Udara. (3) Dalam hal perpanjangan rating, yang bersangkutan wajib mengajukan permohonan dan melaksanakan ujian sebagaimana dimaksud dalam Pasal

14 ayat (1) dan Pasal 14 ayat (3). (4) Pemberian keterangan perpanjangan rating dilakukan selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kerja sejak pemohon dinyatakan lulus performance check. Bagian Keempat Tata Cara Memperbaharui Rating (1) Pemandu lalu lintas udara dapat mengajukan pembaharuan rating apabila dicabut berdasarkan Pasal 33 ayat (4). (2) Permohononan pembaharuan rating sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), diajukan kepada Kepala Bandar Udara /Kepala Cabang Bandar Udara. (3) Permohonan pembaharuan rating dilakukan setelah 3 (tiga) bulan terhitung sejak rating tersebut dicabut. (4) Dalam hal pembaharuan rating, kepada pemandu lalu lintas udara yang bersangkutan wajib mengajukan permohonan dan melaksanakan ujian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (1) dan Pasal 14 ayat (3). (5) Pemberian pembaharuan rating dilakukan selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari sejak pemohon dinyatakan lulus performance check. BAB IX KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 42 (1) Bagi calon pemandu lalu lintas udara yang mengajukan permohonan memperoleh sertifikat kecakapan bersamaan dengan pengajuan untuk memperoleh rating, maka ujian teori, ujian praktek dan ujian kesehatannya menjadi satu. (2) Bagi calon pemandu lalu lintas udara lulusan Pendidikan dan Latihan Penerbangan yang akan ditempatkan di suatu unit kerja tertentu dapat langsung mengikuti ujian sertifikat kecakapan dan rating. (3) Bagi lulusan Diploma II Pengatur Lalu Lintas Udara (D.II PLLU) atau Diploma III Penilik Lalu Laintas Udara (D.III PLLU) yang melarikan diri dari tugas sebagai calon pemandu lalu lintas udara tanpa seijin pejabat yang berwenang, maka hak untuk memperoleh sertifikat kecakapan dan rating menjadi gugur.

(4) Pemandu lalu lintas udara yang memiliki sertifikat kecakapan yang diterbitkan oleh negara-negara anggota ICAO dapat dipergunakan di Indonesia sepanjang telah mendapat pengesahan dari Kepala Direktorat Keselamatan Penerbangan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara. (5) Lampiran-lampiran a. Lampiran I : Contoh Surat Permohonan Memperoleh Sertifikat Kecakapan; b. Lampiran II : Contoh Surat Permohonan Memperoleh Rating; c. Lampiran III : Contoh Surat Permohonan Memperpanjang / Memperbaharui Sertifikat Kecakapan; d. Lampiran IV : Contoh Surat Permohonan Memperpanjang / Memperbaharui Rating; e. Lampiran V : Contoh Surat Laporan Memperoleh / Memperpanjang / Memperbaharui Sertifikat Kecakapan; f. Lampiran VI : Contoh Surat Laporan Memperoleh / Memperpanjang / Memperbaharui Rating (Check Controller); g. Lampiran VII : Contoh Surat Laporan Memperoleh / Memperpanjang / Memperbaharui rating (Kepala Bandar Udara/Kepala Cabang Bandar Udara); h. Lampiran VIII : Contoh Buku Sertifikat Kecakapan Junior Air Traffic Controller (Sertifikat Kecakapan JATC); i. Lampiran IX : Contoh Buku Sertifikat Kecakapan Senior Air Traffic Controller (Sertfikat Kecakapan SATC); BAB X KETENTUAN PERALIHAN Pasal 43 Dengan berlakunya Keputusan ini, semua pemandu lalu lintas udara yang telah memiliki Sertifikat Kecakapan JATC atau Sertifikat Kecakapan SATC beserta rating berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor: SKEP/11/II/1984 tetap dinyatakan berlaku, dengan ketentuan selambatlambatnya dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak Keputusan ini berlaku wajib menyesuaikan dengan ketentuan yang diatur dalam Keputusan ini. BAB XI KETENTUAN PENUTUP

Pasal 44 Dengan berlakunya Keputusan ini, Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor: SKEP/11/II/1984 dinyatakan tidak berlaku. Pasal 45 Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. SALINAN Keputusan ini disampaikan kepada: Ditetapkan di : J A K A R T A Pada tanggal : 28 JULI 1997 DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA ttd ZAINUDDIN SIKADO Menteri Perhubungan; Sekretaris Jenderal Departemen Perhubungan; Inspektorat Jenderal Departemen Perhubungan; Kepala Badan Pendidikan dan Latihan Departemen Perhubungan; Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Udara; Para Kepala Direktorat di lingkungan Ditjen Hubud; Para Kepala Kantor Wilayah Departemen Perhubungan; Kepala Pusat Pendidikan dan Latihan Perhubungan Udara; Kepala Pendidikan dan Latihan Penerbangan; Direktur Utama PT. (Persero) Angkasa Pura I; Direktur Utama PT. (Persero) Angkasa Pura II. SALINAN sesuai dengan aslinya Kepala Bagian Hukum Setditjen Perhubungan Udara JONI SUTJAHJONO, SH NIP. 120 106 077