BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Teknologi merupakan salah satu hal yang banyak diperbincangkan di era globalisasi ini.

dokumen-dokumen yang mirip
Jurnal Einstein 4 (2) (2016): Jurnal Einstein. Available online

BAB III PERANCANGAN ALAT

PENGUKUR TINGGI BADAN DENGAN DETEKTOR ULTRASONIK

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA

POSITRON, Vol. VI, No. 1 (2016), Hal ISSN :

BAB 1 PENDAHULUAN. Mengendarai sebuah mobil di jalan merupakan kenyamanan tersendiri.

Alat Ukur Tinggi Bayi Digital Menggunakan Sensor Ultra Sonik

BAB 1 PENDAHULUAN. tempat lain, pengukuran waktu dari satu kejadian ke kejadian yang lainnya,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada Juni 2014 sampai dengan Desember 2014.

BAB 1 PENDAHULUAN. Alat ukur adalah sesuatu alat yang berfungsi memberikan batasan nilai atau harga

BAB II ANALISIS DAN PERANCANGAN. Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat opensource,

III. METODE PENELITIAN. Perancangan sistem dilakukan dari bulan Maret sampai Juni 2014, bertempat di

Dibuat Oleh : Sinta Suciana Rahayu P / Dosen Pembimbing : Ir. Fitri Sjafrina, MM

RANCANG BANGUN SISTEM PENGUKURAN TINGGI MUKA AIR (TMA) PADA SALURAN TERBUKA BERBASIS SENSOR ULTRASONIK SKRIPSI. Oleh: HENDRA KUSUMA NIM

Tugas Akhir PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT UKUR JARAK PADA KENDARAAN BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535 OLEH : PUTU TIMOR HARTAWAN

BAB I PENDAHULUAN. real time atau pada saat itu juga. Didorong dari kebutuhan-kebutuhan realtime

BAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISIS. pengukuran bahan bakar minyak pada tangki SPBU ini terbagi dalam dua

BAB I PENDAHULUAN. cukup. Untuk mengetahui besarnya intensitas cahaya, diperlukan sebuah sensor

BAB III PERANCANGAN SISTEM. untuk efisiensi energi listrik pada kehidupan sehari-hari. Perangkat input untuk

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

PENGUKUR TINGGI BADAN MENGGUNAKAN SENSOR ULTRASONIK BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA328 DENGAN OUTPUT SUARA

BAB II DASAR TEORI. mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P. Arduino Uno. memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa ditulis I/O,

DT-51 Application Note

BAB I PENDAHULUAN. baik dalam bidang keilmuan ataupun kehidupan sehari-hari. Para ahli di bidang keilmuan juga terus meneliti fenomena-fenomena

DESAIN SISTEM ANTROPOMETRI DIGITAL BERBASIS MIKROKONTROLER. 2 Teknik Elektromedik Stikes Mandala Waluya Kendari

BAB 1 PENDAHULUAN. 2.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang berbentuk pasti memiliki ukuran, baik itu panjang, tinggi, berat, volume,

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. kelembaban di dalam rumah kaca (greenhouse), dengan memonitor perubahan suhu

AKUISISI DATA KINERJA SENSOR ULTRASONIK BERBASIS SISTEM KOMUNIKASI SERIAL MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER ATMEGA 32

Ultrasonic Level Transmitter Berbasis Mikrokontroler ATmega8

BAB I PENDAHULUAN. selalu menjadi perhatian. Seorang ibu maupun bapak dan orang-orang terdekat si

Sistem Pengaman Parkir dengan Visualisasi Jarak Menggunakan Sensor PING dan LCD

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

Implementasi Sensor Ultrasonik Untuk Mengukur Panjang Gelombang Suara Berbasis Mikrokontroler

BAB I PENDAHULUAN. dan softwarenya memiliki bahasa pemograman sendiri. hasil tampilan LCD tersebut sesuai kondisi program pada Arduino.

ROBOT ULAR PENDETEKSI LOGAM BERBASIS MIKROKONTROLER

MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR PENGUKUR VOLUME ZAT CAIR MENGGUNAKAN GELOMBANG ULTRASONIK BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51

BAB II DASAR TEORI. Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat opensource,

TUGAS AKHIR APLIKASI PEMANCAR DAN PENERIMA SENSOR ULTRASONIK SR04 DALAM PENGKURAN JARAK PRIMA AYUNI

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT. Setelah proses perancangan selesai, maka dalam bab ini akan diungkapkan

BAB II DASAR TEORI. Gambar 1.1 Board NodeMcu

PENERAPAN SINYAL ULTRASONIK PADA SISTEM PENGENDALIAN ROBOT MOBIL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pengujian Sensor Ultrasonik PING untuk Pengukuran Level Ketinggian dan Volume Air

RANCANG BANGUN SENSOR PARKIR MOBIL PADA GARASI BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO MEGA 2560

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS. dapat berjalan sesuai perancangan pada bab sebelumnya, selanjutnya akan dilakukan

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB IV PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. daripada meringankan kerja manusia. Nilai lebih itu antara lain adalah kemampuan

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Pada Bab IV ini menjelaskan tentang spesifikasi sistem, rancang bangun

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN PEMBAHASAN

DETEKTOR JARAK DENGAN SENSOR ULTRASONIK BERBASIS MIKROKONTROLER

BAB I PENDAHULUAN. mempercepat pekerjaan manusia. Alat bantu ini menggunakan system

RANCANG BANGUN ALAT UKUR KETINGGIAN BENSIN DI DALAM RESERVOIR SPBU DENGAN SENSOR ULTRASONIK. Skripsi

BAB III PERANCANGAN SISTEM

Rancang Bangun Sistem Aeroponik Secara Otomatis Berbasis Mikrokontroler

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Nama : Timbangan Bayi. 2. Jenis : Timbangan Bayi Digital. 4. Display : LCD Character 16x2. 5. Dimensi : 30cmx20cmx7cm

Alat Ukur Multifungsi Bagi Penyandang Tunanetra

SISTEM INFORMASI AREA PARKIR BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 16

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT

PERANCANGAN DAN REALISASI BOX ALAT UKUR PANJANG BADAN BALITA ELEKTRONIK BERBASIS PERSONAL COMPUTER (PC)

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi data telah menjadi layanan utama pada sistem telekomunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. Deteksi lingkungan merupakan suatu hal yang penting bagi robot, yang hal paling

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dwi Harjono, 2014 Universitas Pendidikan Indonesia Repository.upi.edu Perpustakaan.upi.

BAB II DASAR TEORI. Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat opensource,

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB I PENDAHULUAN. dari analog ke sistem digital, begitu pula dengan alat ukur.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Permasalahan

ini merupakan nilai asli yang didapat oleh mikrokontroler tanpa perkalian

Tugas Sensor Ultrasonik HC-SR04

BAB I PENDAHULUAN. akan terlihat baik tetapi juga dari segi kesehatan. Terutama anak muda lebih

BAB I PENDAHULUAN. tersebut terjaga dan menangis, tidak ada seorang pun yang bisa menghiburnya.

Pengenalan Sensor Ultrasonic SRF05 dengan Arduino Sketch. Sensor Ultrasonic SRF05

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu

Tachometer Berbasis Mikrokontroler AT Mega 8 Dilengkapi dengan Mode Hold

BAB III PERENCANAAN SISTEM DAN PEMBUATAN ALAT

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2014 sampai November

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Sensor Ultrasonik HCSR04. Gambar 2.2 Cara Kerja Sensor Ultrasonik.

BAB 2 LANDASAN TEORI

MOTOR DRIVER. Gambar 1 Bagian-bagian Robot

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

ALAT UKUR JARAK PADA MOBIL BERBASIS SISTEM ULTRASONIK

ALAT UKUR SENSOR JARAK MEMANFAATKAN SENSOR ULTRASONIK SRF-05 BERBASIS MIKROKONTROLER PADA DINDING PARKIR

BAB 1 PENDAHULUAN. dan tidak mengenal lelah. Sistem otomatisasi dapat menggantikan manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

MODEL SISTEM OTOMATISASI SORTASI BERDASARKAN UKURAN DAN WARNA MENGGUNAKAN SENSOR ULTRASONIK DAN TCS3200 BERBASIS ARDUINO UNO

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. software arduino memiliki bahasa pemrograman C.

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB IV PENGUJIAN. 4.1 Umum. Untuk dapat menentukan kualitas kerja suatu alat perlu dilakukan satu

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT DAN PEMBUATAN SISTEM. kadar karbon monoksida yang di deteksi oleh sensor MQ-7 kemudian arduino

TUGAS AKHIR ALAT PENGUKUR TINGGI BADAN PORTABLE BERBASIS ARDUINO. Disusun Oleh : : SOUMAN SANI :

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Teknologi merupakan salah satu hal yang banyak diperbincangkan di era globalisasi ini. Menurut Nana Syaodih S (1997) menyatakan bahwa sebenarnya sejak dahulu teknologi sudah ada atau manusia sudah menggunakan teknologi. Menurut Jaques Ellul (1967) memberi arti teknologi sebagai keseluruhan metode yang secara rasional mengarah dan memiliki ciri efisiensi dalam setiap bidang kegiatan manusia. Terkait dengan pengertian teknologi tersebut terdapat salah satu masalah di dalamnya, misalnya untuk melakukan sesuatu kegiatan yang memakai alat sangat dibutuhkan kefesiensiannya. Hal ini terkait dengan masalah waktu. Zaman globalisasi telah membawa perubahan pada teknologi, dimana penggunaan teknologi sudah beralih dari sifat konvensional ke digital. Sistem sistem yang bersifat digital sudah dipakai dalam berbagai bidang, misalnya ekonomi, kesehatan, pertahanan untuk mempercepat waktu kinerja aktivitas terkait. Namun demikian, kenyataan dilapangan ternyata masih ada yang memakai teknologi yang konvensional. Salah satu aktivitas yang memakai teknologi yang konvensional ialah terkait masalah pengukuran tinggi badan manusia. Pengukuran tinggi badan manusia juga merupakan salah satu indikasi dari kesehatan seseorang. Tinggi badan adalah ukuran antropometri yang meggambarkan keadaan pertumbuhan skeletal (Hardinsyah, dkk. 2008). Tinggi badan merupakan salah satu indikator klinik utama dalam menentukan indeks massa tubuh (IMT) dalam menentukan status gizi individu atau populasi sehingga pengukuran tinggi badan seseorang secara akurat sangatlah penting (Fatmah, 2006). Menurut Alan S. Morris (2001) pengukuran tinggi badan adalah hal mendasar yang digunakan untuk mengubah suatu kuantitias dan untuk menetapkan aturan yang jelas mengenai nilai nilai yang relative untuk komoditas yang berbeda. Sistem awal untuk pengukuran didasari pada hal hal yang terdapat dalam setiap unit pengukuran. Dalam ilmu fisika pengukuran

2 merupakan besaran fisik mencakup pembandingan suatu besaran yang telah didefenisikan secara tepat. Untuk mengukur jarak antara dua titik, harus membandingkan jarak itu dengan satuan jarak standar misalnya meter. (Paul A. Tippler, 1998). Alat ukur tinggi badan yang sering digunakan saat ini yaitu alat ukur tinggi badan analog. Alat ukur analog ini berupa pita meteran dan segitiga siku. Penggunaan alat ukur ini sangat sederhana yaitu dengan memasang pita meteran pada dinding yang tegak lurus dengan lantai kemudian pembacaan pengukuran dilakukan dengan menggunakan segitiga siku. Pemakain alat tersebut tentunya membutuhkan waktu yang cukup lama apabila akan melakukan pengukuran terhadap objek yang banyak, misalnya untuk mengkur tinggi badan para peserta test masuk jurusan olahraga, Polisi, Tentara, dan sebagainya. Maka dari itu untuk mempercepat pengukurannya dibutuhkanlah suatu alat yang dapat mengukur dengan efisiensi waktu yang cepat. Alat ukur dengan penampil digital memberikan banyak kemudahan seperti pembacaan yang lebih teliti dan mudah dibaca. Pengolahan data juga lebih mudah dilakukan secara digital, walaupun ada beberapa aspek yang memang tidak bisa mengabaikan suatu alat ukur analog (A. Ejah 2011). Berdasarkan masalah pengukuran tinggi badan manusia tersebut telah diiringi dengan adanya perancangan-perancangan alat yang berkaitan dengan masalah di dalamnya, yang memungkinkan membantu berbagai pihak khususnya bidang kesehatan dalam mengukur ketinggian badan seseorang untuk berbagai keperluan. Edi Setiawan (2009) pada penelitiannya berhasil membuat alat ukur tinggi badan digital dengan menggunakan sensor ultrasonik. Sedangkan untuk pengolahan datanya menggunakan mikrokontroler ATMega 16 diprogram menggunakan bahasa C++. Hasil pengukurannya ditampilkan pada layar LCD (Liquid Crystal Display), dan konstruksi alat sepanjang 200 cm. Sensor yang digunakan memliki ketelitian membaca adanya objek antara 2-3 cm, sedangkan untuk jarak yang dapat diterima sensor adalah 300 cm. Sehingga hasil akhir dari penelitian ini didapat sebuah alat ukur tinggi badan yang mampu mengukur objek dengan ketelitian sensor untuk pembacaan data bernilai 197 cm tinggi maksimal

3 dan 110 cm untuk tinggi minimal. Tingkat kesalahan alatnya setelah rata-rata total adalah sebesar 0,37%. Ulfah M. Arief (2011) melakukan pengujian sensor ultrasonic PING untuk pengukuran level ketinggian dan volume air. menggunakan gelombang ultrasonik berbasis mikrokontroler ATMega 16. Pengujian menggunakan bejana bulat berdiameter 60 cm yang dapat menampung air/cairan. Sensor PING mempunyai range jarak antara 3 cm sampai 300 cm sehingga dalam pengujian ni dapat berjalan baik dengan bejana yang dapat menampung air berdimensi tinggi 60 cm. Pengukuran ketinggian air oleh sensor PING pada pengujian ini mempunyai tingkat presisi terbesar 2 cm. Sehingga indikator level air belum linear terhadap volume. Prastyono (2012) merancang alat ukur tinggi badan dengan gelombang ultrasonik dengan tampilan digital. Rangkaian pengukur tinggi badan dengan gelombang ultrasonik terdiri dari transmitter, receiver, pengolah, dan penampil. Transmitter terdiri dari rangkaian osilator pembangkit pulsa, osilator ultrasonik, dan pemancar. Receiver berisi rangkaian penerima, penguat, pendeteksi, dan osilator pengukuran sinyal. Pengolah terdiri dari pembangkit pulsa Counter- Clear/Lacth-Clear dan pencacah BCD (Binarry Counter Down). Penampil merupakan rangkaian decoder dan LED tujuh ruas. Ultrasonik yang dipancarkan oleh transmitter akan dipantulkan kembali ke receiver untuk kemudian diolah berdasarkan waktu perambatannya sehingga jarak tempuh ultrasonik dapat ditampilkan oleh penampil. Tinggi minimal yang dapat diukur alat adalah 0,50 m dan maksimal 2 m. A. Ejah (2011) membuat pengukur tinggi badan dengan detektor ultrasonik. Output dari sensor ultrasonik ini kemudian akan diolah dengan menggunakan mikrokontroler ATMega8535 kemudian diolah menjadi data dan data tersebut dapat dibaca dengan menggunakan alat display berupa LCD. Pengukur tinggi badan ini menggunakan pemrograman bahasa C. Alat tersebut dapat bekerja dengan optimal dan dapat digunakan untuk mengukur tinggi badan. Hadijaya Pratama (2012) merancang sistem akuisisi data kinerja sensor ultrasonik berbasis sistem komunikasi serial menggunakan mikrokontroler

4 ATMega 32. Perangkat sistem ini terdiri dari sebuah modul sensor ultrasonik PING. Metode dalam penelitian ini dilakukan dengan cara mengukur kinerja sensor ultrasonik terhadap beberapa material, seperti objek benda berwarna hitam, objek benda berwarna putih, kaca dan permukaan objek yang tidak rata. Dari hasil pengujian terlihat jarak hasil pengujian pada sistem tidak tepat sama dengan jarak hasil pengukuran terhadap obyek benda hitam dengan persen kesalahan antara 0.6% hingga 14,40%, terhadap objek benda putih persen kesalahan antara 1% hingga 14,46%, dan terhadap objek kaca persen kesalahan antara 0.6% hingga 14,40%, serta pengujian terhadap objek dengan permukaan yang tidak rata akan mendeteksi jarak terjauh dari posisi objek didepan sensor. Secara umum, semakin jauh jarak yang diukur, semakin besar persen kesalahan. Kiki (2008) merancang detektor jarak dengan sensor ultrasonik berbasis mikrokontroler AT89S52. Berdasarkan penelitiannya sensor jarak ultrasonik dapat mendeteksi benda pada jarak 2 meter dengan baik. Berdasarkan hasil pengujian alat yang dirancang memiliki persen kesalahan antara 0.82% sampai 34.40%. secara umum semakin jauh jarak yang diukur semakin kecil persen kesalahannya. Berdasarkan uraian di atas, dapat dijadikan sebagai suatu indikator dalam pembuatan alat ukur tinggi badan dengan improvisasi sistem baik secara input, basis pengolahan data, dan output, tetapi memiliki tujuan yang utuh dalam menghasilkan nilai yang akurat yang dihasilkan oleh alat ukur tersebut. Alat ukur tinggi badan dapat dirancang dengan memanfaatkan berbagai modul pengontrol perangkat keras, salah satunya ialah Arduino Uno R3. Di dalam arduino terdapat sebuah mikrokontroler yang sangat bermanfaat dalam pengontrolan perangkat keras yaitu mikrokontroler ATMega 328, dengan sejumlah fitur di antaranya On- Hip System Debug, 5 ragam tidur (SleepMode), 6 saluran ADC (Analog Digital Converter) yang mendukung reduksi derau, ragam hemat daya (Power-save Mode, Power-down), dan ragam siaga (Standby Mode). Maka dari ulasan tersebut, penulis bermaksud untuk merancang sebuah alat ukur tinggi badan dengan modul Arduino R3, sensor PING Parallax Ultrasonic. Judul penelitian yang diteliti adalah Rancang Bangun Alat Ukur Tinggi Badan Otomatis Berbasis Arduino Uno R3 Menggunakan Sensor

5 PING Parallax Ultrasonic dengan Tampilan LCD (Liquid Crystal Display) dan Suara.

6 1.2. Batasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka batasan masalah pada penelitian adalah : 1. Alat yang dirancang berupa pengukur tinggi badan manusia secara otomatis. 2. Alat yang dirancang menggunakan modul Arduino Uno R3. 3. Sensor pendeteksi menggunakan sensor PING Parallax Ultrasonic. 4. Rancangan perangkat lunak (software) dengan menggunakan bahasa processing dan writing platform atau yang lebih dikenal dengan bahasa C. 5. Informasi sinyal output yang dihasilkan ditampilkan pada layar LCD (Liquid Crystal Display) dan suara. 1.3. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut : 1. Bagaimana membuat alat ukur tinggi badan manusia secara otomatis? 2. Bagaimana rancangan sistem alat ukur tinggi badan otomatis berbasis Arduino Uno R3 menggunakan sensor PING Parallax Ultrasonic dengan Tampilan LCD (Liquid Crystal Display) dan suara? 3. Bagimana respon alat terhadap output pengukuran? 1.4 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk untuk : 1. Membuat suatu alat ukur tinggi badan secara otomatis. 2. Mengetahui hasil rancangan alat ukur tinggi badan otomatis dengan menggunakan sensor PING dan modul Arduino Uno R3. 3. Mengetahui respon yang diberikan rangkaian sistem terhadap output pengukuran.

7 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Dapat menghasilkan alat yang dapat mengukur tinggi badan manusia secara otomatis. 2. Dapat membantu seseorang maupun lembaga-lembaga terkait (kesehatan, kepolisian, kemiliteran, kelautan, badan transmigrasi, dan lain sebagainya) dalam pengukuran tinggi badan manusia. 3. Dapat memberikan informasi bagi para peneliti untuk melakukan penelitian lanjutan.