PEMUNGUTAN SERBUK U 3 Si 2 DARI GAGALAN PRODUKSI PEB DISPERSI BERISI U 3 Si 2 -Al SECARA ELEKTROLISIS MENGGUNAKAN ELEKTRODA TEMBAGA

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH KONSENTRASI ELEKTROLIT, TEGANGAN DAN WAKTU TERHADAP KADAR URANIUM PADA ELEKTROLISIS PEB U 3 Si 2 -Al

PEMUNCUTAN U3Si2 OARI CACALAN PROOUKSI PEB OISPERSI BERISI U3Si2 - AI MENCCUNAKAN TEKNIK ELEKTROLISIS

PENYIAPAN LARUTAN URANIL NITRAT UNTUK PROSES KONVERSI KIMIA MELALUI EVAPORASI

PEMBUATAN SAMPEL INTI ELEMEN BAKAR U 3 Si 2 -Al

Mengubah energi kimia menjadi energi listrik Mengubah energi listrik menjadi energi kimia Katoda sebagi kutub positif, anoda sebagai kutub negatif

Pemungutan Uranium Dalam Limbah Uranium Cair Menggunakan Amonium Karbonat

KARAKTERISASI INGOT PADUAN U-7Mo-Zr HASIL PROSES PELEBURAN MENGGUNAKAN TUNGKU BUSUR LISTRIK

Elektrokimia. Sel Volta

PENGELOLAAN DAN PENANGANAN GAGALAN PRODUKSI BAHAN BAKAR TIPE MTR DAN EFLUEN

LEMBAR AKTIVITAS SISWA

Elektrokimia. Tim Kimia FTP

Sel Volta (Bagian I) dan elektroda Cu yang dicelupkan ke dalam larutan CuSO 4

BAB II PEMBAHASAN. II.1. Electrorefining

PENGGUNAAN METODA ELEKTRODIALISIS DALAM PEMISAHAN URANIUM DARI EFLUEN PROSES

EKSTRAKSI STRIPPING URANIUM MOLIBDENUM DARI GAGALAN PRODUKSI BAHAN BAKAR REAKTOR RISET

PENGARUH KANDUNGAN URANIUM DALAM UMPAN TERHADAP EFISIENSI PENGENDAPAN URANIUM

PENGARUH UNSUR Al, Mg, DAN Na PADA ANALISIS URANIUM SECARA POTENSIOMETRI

KIMIA ELEKTROLISIS

Penyisihan Besi (Fe) Dalam Air Dengan Proses Elektrokoagulasi. Satriananda *) ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proses akhir logam (metal finishing) merupakan bidang yang sangat luas,

BAB I PEDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pipa merupakan salah satu kebutuhan yang di gunakan untuk

ANALISIS UNSUR PENGOTOR Fe, Cr, DAN Ni DALAM LARUTAN URANIL NITRAT MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER SERAPAN ATOM

BAHAN BAKAR KIMIA (Continued) Ramadoni Syahputra

Hasil Penelitian dan Pembahasan

3. ELEKTROKIMIA. Contoh elektrolisis: a. Elektrolisis larutan HCl dengan elektroda Pt, reaksinya: 2HCl (aq)

PENGARUH PROSES QUENCHING TERHADAP LAJU KOROSI BAHAN BAKAR PADUAN UZr

PENGARUH FORMALDEHIDA TERHADAP PENURUNAN KONSENTRASI ASAM NITRAT DAN KENAIKAN KADAR URANIUM DALAM EFLUEN PROSES DI IEBE

Sulistyani, M.Si.

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA SEL VOLTA SEDERHANA

MODUL SEL ELEKTROLISIS

PRODUKSI GAS HIDROGEN MELALUI PROSES ELEKTROLISIS SEBAGAI SUMBER ENERGI

ELEKTROKIMIA. VURI AYU SETYOWATI, S.T., M.Sc TEKNIK MESIN - ITATS

UH : ELEKTROLISIS & KOROSI KODE SOAL : A

logam-logam berat diantaranya adalah logam berat tembaga yang terdapat pada limbah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hidrogen (bahasa Latin: hidrogenium, dari bahasa Yunani: hydro: air, genes:

Sel Volta KIM 2 A. PENDAHULUAN B. SEL VOLTA ELEKTROKIMIA. materi78.co.nr

LAPORAN TUGAS AKHIR PROTOTYPE HYDROGEN GENERATOR WITH INSULATING COTTON (Pengaruh Konsentrasi Elektrolit NaOH Terhadap Produksi Gas Hidrogen)

PROSES PEMURNIAN YELLOW CAKE DARI LIMBAH PABRIK PUPUK

Soal-soal Redoks dan elektrokimia

Gambar 3.1 Diagram alir penelitian

Gambar 4.2 Larutan magnesium klorida hasil reaksi antara bubuk hidromagnesit dengan larutan HCl

Redoks dan Elektrokimia Tim Kimia FTP

BAB III METODE PENELITIAN. elektrokoagulasi sistem batch dan sistem flow (alir) dengan aluminium sebagai

PROTOTIPE UNIT PENGOLAHAN AIR LIMBAH DENGAN REAKTOR ELEKTROKIMIA (UPAL-RE) UNTUK MELAYANI HOME INDUSTRY BATIK (259L) ABSTRAK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. penyamakan kulit dengan menggunakan Spektrofotometer UV-VIS Mini

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kegiatan Belajar 3: Sel Elektrolisis. 1. Mengamati reaksi yang terjadi di anoda dan katoda pada reaksi elektrolisis

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai penggunaan aluminium sebagai sacrificial electrode

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian. 1. Pengembangan Tanah (Swelling) Lempung Ekspansif tanpa Metode Elektrokinetik

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KIMIA BEDA POTENSIAL SEL VOLTA

REAKSI TERMOKIMIA PADUAN AlFeNi DENGAN BAHAN BAKAR U 3 Si 2

BAB II ALUMINIUM DAN PADUANNYA

Peningkatan Kualitas Air Tanah Gambut dengan Menggunakan Metode Elektrokoagulasi Rasidah a, Boni P. Lapanporo* a, Nurhasanah a

PENGARUH BAHAN ELEKTRODE PADA PENGAMBILAN Cu DAN Cd SECARA ELEKTROKIMIA

Analisis Kelistrikan Sel Volta Memanfaatkan Logam Bekas

TES AWAL II KIMIA DASAR II (KI-112)

KELOMPOK 5 BILANGAN OKSIDASI NITROGEN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. juga menjadi bisnis yang cukup bersaing dalam perusahaan perbajaan.

APLIKASI METODA ELEKTRODIALISIS UNTUK PEMISAHAN URANIUM DARI EFLUEN PROSES

Review II. 1. Pada elektrolisis larutan NaCl dengan elektroda karbon, reaksi yang terjadi pada katoda adalah... A. 2H 2

Hand Out HUKUM FARADAY. PPG (Pendidikan Profesi Guru) yang dibina oleh Pak I Wayan Dasna. Oleh: LAURENSIUS E. SERAN.

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 2. RANGKAIAN LISTRIK DAN SUMBER ENERGI LISTRIKLatihan Soal 2.6

PENGARUH KUAT ARUS PADA ANALISIS LIMBAH CAIR URANIUM MENGGUNAKAN METODA ELEKTRODEPOSISI

(Fuel cell handbook 7, hal 1.2)

berat yang terkandung dalam larutan secara elektrokimia atau elektrolisis; (2). membekali mahasiswa dalam hal mengkaji mekanisme reaksi reduksi dan

ANALISIS SIFAT TERMAL PADUAN AlFeNi SEBAGAI KELONGSONG BAHAN BAKAR REAKTOR RISET

9/30/2015 ELEKTROKIMIA ELEKTROKIMIA ELEKTROKIMIA. Elektrokimia? Elektrokimia?

APLIKASI REAKSI REDOKS DALAM KEHIDUPAN SEHARI HARI Oleh : Wiwik Suhartiningsih Kelas : X-4

Analisis Kelistrikan Sel Volta Memanfaatkan Logam Bekas

PENGARUH ph DAN TEGANGAN PADA PEMBUATAN SERBUK ITRIUM DARI KONSENTRAT ITRIUM HASIL PROSES PASIR SENOTIM DENGAN ELEKTROLISIS

REDOKS dan ELEKTROKIMIA

PENGENALAN DAUR BAHAN BAKAR NUKLIR

VALIDASI METODA ANALISIS ISOTOP U-233 DALAM STANDAR CRM MENGGUNAKAN SPEKTROMETER ALFA

Recovery logam dengan elektrolisis

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian

PENGAMBILAN TEMBAGA DARI BATUAN BORNIT (Cu5FeS4) VARIASI RAPAT ARUS DAN PENGOMPLEKS EDTA SECARA ELEKTROKIMIA

1. Bilangan Oksidasi (b.o)

Reaksi dan Stoikiometri Larutan

Reaksi Dan Stoikiometri Larutan

PRAKTIKUM KIMIA DASAR I

REDOKS DAN SEL ELEKTROKIMIA. Putri Anjarsari, S.Si., M.Pd

PEMBUATAN PELAT ELEMEN BAKAR MINI U-7Mo/Al

PENETAPAN PARAMETER PROSES PEMBUATAN BAHAN BAKAR UO 2 SERBUK HALUS YANG MEMENUHI SPESIFIKASI BAHAN BAKAR TIPE PHWR

BAB III METODE PENELITIAN Waktu Penelitian Penelitian ini dimulai pada bulan Juni 2013 dan berakhir pada bulan Desember 2013.

PEMUNGUTAN URANIUM DARI LIMBAH URANIUM CAIR HASIL PROSES DENGAN TEKNIK PENGENDAPAN

ELEKTROKIMIA Reaksi Reduksi - Oksidasi

TUGAS AKHIR PROTOTYPE OXYHYDROGEN FUEL GENERATOR

Adapun alat dan bahan yang digunakan adalah sebagai berikut:

Studi Efektifitas pada Penurunan Kadmium (Cd) terhadap Seng (Zn) dan Tembaga (Cu) dengan Metode Elektrolisis

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

Produksi Gas Oksigen Melalui Proses Elektrolisis Air Laut Sebagai Sumber Energi Ramah Lingkungan

BAB. 3 METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimental laboratorium, yaitu

ANALISIS UNSUR Ag PADA SAMPEL CAIR DENGAN LASER INDUCED BREAKDOWN SPECTROSCOPY (LIBS)

BAB I PENDAHULUAN. 1. UU Presiden RI Kegiatan Pokok RKP 2009: b. Pengembangan Material Baru dan Nano Teknologi

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Contoh Soal & Pembahasan Sel Volta Bag. I

PEMUNGUTAN U OARI KERAK PROOUKSI LOGAM U SECARA PEMANGGANGAN

Asam + Oksida Basa Garam + air

Sudaryatno Sudirham ing Utari. Mengenal. Sudaryatno S & Ning Utari, Mengenal Sifat-Sifat Material (1)

Transkripsi:

PEMUNGUTAN SERBUK U 3 Si 2 DARI GAGALAN PRODUKSI PEB DISPERSI BERISI U 3 Si 2 -Al SECARA ELEKTROLISIS MENGGUNAKAN ELEKTRODA TEMBAGA Ghaib Widodo, Prayitno Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir BATAN, Serpong ABSTRAK PEMUNGUTAN SERBUK U 3 Si 2 DARI GAGALAN PRODUKSI PEB DISPERSI BERISI U 3 Si 2 Al SECARA ELEKTROLISIS MENGGUNAKAN ELEKTRODA TEMBAGA. Pemungutan serbuk U 3 Si 2 -Al telah dilakukan secara elektrolisis dengan elektroda tembaga (Cu) sebagai anoda, dan gagalan pelat elemen bakar (PEB) sebagai katoda. Sebelum dilakukan analisis, PEB dipotong dan ditimbang. Parameter yang dipelajari dalam percobaan ini adalah konsentrasi elektrolit HNO 3, waktu elektrolisis, dan tegangan. Setelah elektrolisis selesai, hasil serbuk U 3 Si 2 yang terpungut dan berat akhir elektroda Cu ditimbang. Hasil percobaan menunjukkan bahwa kondisi elektrolisis optimum dicapai pada elektrolit HNO 3 1 N, waktu elektrolisis 90 menit, dan tegangan 4 volt yang ditandai dengan banyaknya Al dan AlMg 2 yang menempel pada elektroda Cu dan terkumpulnya serbuk U 3 Si 2 di dasar wadah elektrolit HNO 3. Serbuk U 3 Si 2 yang terkumpul di dasar wadah tersebut sebanyak 2,158 g. KATA KUNCI: Pelat elemen bakar, U 3 Si 2 -Al dispersi, Elektrolisis, Elektroda tembaga ABSTRACT RECOVERY OF U 3 Si 2 POWDER FROM PRODUCTION REJECT OF U 3 Si 2 -Al DISPERSION FUEL ELEMENT PLATE BY ELECTROLYSIS USING COPPER ELECTRODE. Recovery of U 3 Si 2 powder has been carried out by means of electrolysis using copper electrode as the anode, and the rejected fuel element plate as the cathode. Before analysis is performed, the fuel element plate is cut and weighed. Parameters assessed in the experiment are HNO 3 electrolyte concentration, electrolysis time, and voltage. After the electrolysis is completed, the recovered U 3 Si 2 powder and Cu electrode are weighed. The experiment results show that the optimum electrolysis condition is achieved at HNO 3 electrolyte concentration of 1 N, electrolysis time of 90 minutes, and voltage of 4 volt, which is marked by a large quantity of Al and AlMg 2 deposits on the copper electrode and the accumulation of U 3 Si 2 powder at the bottom of HNO 3 electrolyte container. The accumulated U 3 Si 2 powder in the container was 2.158 g. FREE TERMS: Fuel element plate, U 3 Si 2 Al dispersion, Electrolysis, Copper electrode I. PENDAHULUAN Produk pelat elemen bakar (PEB) U 3 Si 2 -Al dispersi merupakan bahan bakar kedua setelah yang pertama adalah bahan bakar bentuk serbuk U 3 O 8 -Al. Bahan bakar uranium silisida, U 3 Si 2 Al tersebut dibungkus dengan kelongsong terbuat dari AlMg 2. Bahan bakar uranium silisida telah teruji keandalan sebagai bahan bakar dan sudah menjadi konsumsi tetap reaktor RSG G.A.Siwabessy, Serpong. Teknologi produksi bahan bakar nuklir di Indonesia telah dikuasai oleh Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir BATAN, Kawasan PUSPIPTEK, Serpong [1]. 71

J. Tek. Bhn. Nukl. Vol. 2 No. 2 Juni 2006: 56 115 ISSN 1907 2635 Produk serbuk U 3 Si 2 sebagai PEB diperoleh dengan jalan melebur logam uranium (dengan pengayaan < 20%) sebanyak 92,5% dengan serbuk silikon 7,5% dalam tungku busur listrik di bawah tekanan atmosfir. Serbuk U 3 Si 2 merupakan penyusun utama/daging bahan bakar, dan senantiasa harus memenuhi spesifikasi yang dipersyaratkan sebagai bahan bakar. Selama berlangsungnya proses produksi PEB tersebut, dilakukan berbagai uji yang sangat ketat yaitu uji homogenisasi, uji tarik, uji ketebalan, dan lain-lain [2]. Oleh karena itu, setiap titik uji untuk menuju produk PEB memungkinkan terjadi kegagalan, yang tidak dapat dihindarkan. Karena kandungan serbuk U 3 Si 2 di dalam PEB dispersi berisi U 3 Si 2 -Al yang masih tinggi dan mempunyai nilai ekonomi yang tinggi, maka U 3 Si 2 harus dipungut kembali. Fasilitas pemungutan gagalan produksi skala pabrik untuk proses panjang (proses panjang yaitu proses pelarutan gagalan produksi, proses pemurnian, dan proses vaporasi) telah tersedia dan dapat dioperasikan dengan baik di PT. Batan Teknologi Serpong. Untuk itu diharapkan kemungkinan gagalan dari proses lain ditangani dengan fasilitas pemungutan gagalan produksi tersebut. Dalam penelitian ini dipelajari proses pemungutan U 3 Si 2 dari gagalan PEB dengan metoda elekrtolisis menggunakan elektroda Cu dengan parameter konsentrasi elektrolit, waktu elektrolisis, dan tegangan dengan harapan dapat diperoleh suatu metode untuk pemungutan U 3 Si 2. Hipotesis yang diajukan adalah bahwa konsentrasi elektrolit, waktu elektrolit, dan tegangan akan mempengaruhi jumlah serbuk U 3 Si 2 yang diperoleh. II. TEORI Teknologi yang berasal dari Jerman yang diaplikasikan ke PT. Batan Teknologi Serpong adalah pelarutan gagalan produk PEB dispersi berisi U 3 Si 2 Al di dalam NaOH 20% berlebih sehingga dimungkinkan semua Al baik sebagai kelongsong maupun matrik larut membentuk natrium alumina NaAlO 2. Perolehan serbuk uranium silisida U 3 Si 2 berimpuritas dipisahkan, kemudian dipanggang pada suhu 800 C selama 3 jam agar berubah menjadi bentuk oksida yang mudah dilarutkan dalam asam nitrat. Proses berikutnya adalah pemurnian dan pemekatan. Proses ini merupakan pemungutan uranium proses panjang dan hasil bukan U 3 Si 2 siap umpan melainkan uranil nitrat UO 2 (NO 3 ) 2 kotor [3], seperti ditunjukan pada reaksi (1) sampai dengan (3). U 3 Si 2 Al + NaOH + H 2 O U 3 Si 2 + NaAlO 2 + 1,5 H 2 (1) U 3 Si 2 + 6 O 2 U 3 O 8 + SiO 2 (2) U 3 O 8 + 8 HNO 3 3 UO 2 (NO 3 ) 2 + 2 NO 2 + 4 H 2 O (3) Untuk mengubah UO 2 (NO 3 ) 2 ke dalam bentuk U 3 Si 2 diperlukan proses cukup panjang yaitu UO 2 (NO 3 ) 2 diubah ke bentuk bahan induk antara lain bahan induk berupa amonium uranil karbonat (NH 4 ) 4 UO 2 (CO 3 ) 3, atau uranium diuranat (NH 4 ) 2 U 2 O 7, atau uranium peroksida UO 4 2H 2 O, atau UO 2 (NO 3 ) 2, karena UO 2 (NO 3 ) 2 sendiri sebetulnya sudah merupakan bahan induk. Segenap bahan induk diubah ke bentuk produk intermediat UO 3. Kemudian diproses hidroflourinasi dengan gas HF dan diperoleh garam hijau, UF 4, yang selanjutnya diubah ke bentuk logam U, baru kemudian dilebur bersama dengan silikon, sehingga diperoleh U 3 Si 2. Sebagai alternatif untuk mengatasi proses panjang tersebut, salah satu cara adalah dengan menerapkan teknologi elektrolisis. Teknologi ini mengadopsi proses elektrolisis 72

yang menggunakan teori Deret Volta [4], yang mengatakan bahwa unsur-unsur logam Li, Mg, Al dan seterusnya (bertindak sebagai anoda) yang berada di sebelah kiri hidrogen akan mudah ditangkap oleh unsur-unsur logam sebelah kanan seperti Cu, Hg, Ag, Pt, dan Au (bertindak sebagai katoda) dalam suatu media elektrolit, dan dikatakan pula bahwa semakin ke kanan, unsur hidrogen semakin kuat menangkap unsur logam di sebelah kiri unsur hidrogen. Oleh karena itu struktur pembangun PEB yang berupa aluminium akan bertindak baik sebagai kelongsong maupun matrik dan akan mudah ditangkap/dijerat dengan baik oleh logam yang berada di kanannya. Adapun logam penjerat yang digunakan sebagai elektroda adalah karbon (C), tembaga (Cu), platina (Pt), stainless steel (SS), atau emas (Au). Dalam elektrolisis harus diperhatikan konsentrasi elektrolit, waktu, tegangan, kuat arus dan lain-lain. III. TATA KERJA 3.1 Bahan Bahan yang digunakan adalah gagalan PEB dispersi berisi U 3 Si 2 -Al yang diperoleh dari PT. Batan Teknologi Serpong, elektroda tembaga Cu, HNO 3, dan air bebas mineral. 3.2 Alat Alat yang digunakan adalah satu unit DC power, jam digital, sel elektrolisis, statifklem, adaptor, dan penjepit. 3.3 Cara Kerja 1. Gagalan pelat elemen bakar U 3 Si 2 -Al dipotong kemudian ditimbang. 2. Disiapkan peralatan elektrolisis yang terdiri dari: sel elektrolisis, katoda, anoda, adaptor dan lain-lain. 3. Dilakukan penimbangan awal elektroda tembaga. 4. Dilakukan proses pemungutan U 3 Si 2 secara elektrolisis menggunakan elektroda tembaga dengan variasi konsentrasi elektrolit HNO 3 : 1; 1,5; 2; 2,5; 3; 3,5; dan 4 N, tegangan: 3; 3,5; 4; 4,5; 5; dan 5,5 V, dan waktu proses elektrolisis 30, 60, 90, 120, 150, dan 180 menit. Selama percobaan elektrolisis berlangsung gagalan PEB U 3 Si 2 (yang berisi daging U 3 Si 2 ) dipakai sebagai katoda dengan ukuran 2 4 cm, sedangkan tembaga dipakai sebagai anoda.. Hasil yang diperoleh berupa serbuk U 3 Si 2, dan Cu ditimbang. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil proses elektrolisis pemungutan serbuk U 3 Si 2 dari gagalan produksi PEB dengan masing-masing parameter dapat dilihat pada Tabel 1, 2, dan 3, serta Gambar 1, 2, dan 3. 4.1 Pengaruh Konsentrasi Elektrolit Pada Tabel 1 dan Gambar 1 disajikan hasil elektrolisis dengan pengaruh konsentrasi elektrolit (HNO 3 ) bervariasi dari 0,5 3,5 N dengan waktu 90 menit dan tegangan 4 volt berupa endapan serbuk U 3 Si 2 dan banyaknya elektroda Cu yang terkikis oleh elektrolit. Terlihat bahwa terjadi kenaikan jumlah produk serbuk U 3 Si 2 dari 1,577 g menjadi 2,158 g untuk elektrolit dengan konsentrasi 0,5 N sampai 1 N. Hal ini disebabkan oleh pengikatan pengungkung serbuk yang berupa Al dan AlMg 2 yang mengalami elektrolisis dan berpindah ke elektroda tembaga. Peristiwa ini ditunjukkan dengan adanya penambahan 73

J. Tek. Bhn. Nukl. Vol. 2 No. 2 Juni 2006: 56 115 ISSN 1907 2635 berat elektroda tembaga dibandingkan dengan berat awal (ditunjukkan dengan tanda +). Namun jika konsentrasi elektrolit dinaikkan (lebih pekat), hasil serbuk U 3 Si 2 yang diperoleh justru semakin menurun. Keadaan ini disebabkan terjadinya pelapisan aluminium oksida yang menghambat arus listrik yang mengakibatkan terjadinya elektrolisis gagal, disamping itu terjadi proses pelarutan elektroda Cu menjadi Cu(NO 3 ) 2 atau dengan kata lain telah terjadi pengurangan berat Cu dari berat semula yang diberi tanda negatif ( ). Jika larutan elektrolit tersebut dicuplik dan ditambahi dengan pereaksi NaOH, maka terbentuk endapan biru Cu(OH) 2, seperti ditunjukkan pada reaksi (4) dan (5) [5]. 74 3Cu + 8 HNO 3 3 Cu(NO 3 ) 2 + 2 NO + 4 H 2 O (4) Cu(NO 3 ) 2 + 2 NaOH 2 Cu(OH) 2 + 2 NaNO 3 (5) Hal ini membuktikan bahwa Cu larut dalam asam nitrat. Karena diketahui bahwa tembaga akan larut dengan mudah dalam asam nitrat pada konsentrasi 8 N, maka penggunaan parameter elektrolit asam nitrat akan sedikit demi sedikit melarutkan elektroda Cu seiring dengan kenaikan konsentrasi HNO 3. Akibatnya fungsi elektroda Cu tidak dapat mengikat Al dan AlMg 2 dan larutan elektrolit juga mengalami perubahan warna menjadi kuning. Keadaan ini memungkinkan ada sebagian uranium yang larut dalam asam nitrat dengan terbentuknya uranil nitrat UO 2 (NO 3 ) 2. Untuk memastikan kebenaran ini, larutan elektrolit direaksikan dengan (NH 4 ) 2 CO 3. Pada reaksi tersebut dihasilkan endapan kuning mengkilau dari amonium uranil karbonat (NH 4 ) 4 UO 2 (CO 3 ) 3, seperti reaksi pada (6). UO 2 (NO 3 ) 2 + 3 (NH 4 ) 2 CO 3 (NH 4 ) 4 UO 2 (CO 3 ) 3 + 2 NH 4 NO 3 (6) Tabel 1. Hasil penimbangan Cu terkikis dari hasil proses elektrolisis. Parameter: konsentrasi elektrolit, waktu 90 menit, tegangan 4 volt No. Konsentrasi elektrolit (N) Cu terkikis Berat serbuk U 3 Si 2 1 0,5 + 0,036 75 1,577 2 1 + 0,0217 2,158 3 1,5 + 0,0176 2,094 4 2 + 0,0092 1,758 5 2,5-0,1208 0,987 6 3-0,3753 0,464 7 3,5-0,4770 0,097 4.2 Pengaruh Waktu Proses Elektrolisis Pada Tabel 2 dan Gambar 2 ditunjukkan hasil proses elektrolisis dengan pengaruh waktu yang divariasi 30 180 menit dengan konsentrasi elektrolit 1 N dan tegangan 4 volt. Terlihat bahwa untuk waktu awal 30 menit diperoleh endapan serbuk U 3 Si 2 sebanyak 1,578 g dan berat elektroda Cu bertambah. Perolehan serbuk endapan U 3 Si 2 akan maksimum yaitu sebanyak 2,158 g pada waktu proses elektrolisis 90 menit dan penambahan berat elektroda Cu sebesar 0,0217 g (tanda +). Namun ketika waktu proses dinaikkan hingga 180 menit

yang berarti kontak antara elektroda Cu dengan elektroda PEB U 3 Si 2 -Al lebih lama, justru menyebabkan penurunan berat serbuk endapan U 3 S 2. Hal ini disebabkan semakin lama proses elektrolisis berlangsung terjadi penurunan volume elektrolit, keadaan ini menyebabkan terjadinya kenaikan konsentrasi nitrat dalam larutan tersebut. Kenaikan konsentrasi ini menyebabkan terjadinya pelarutan Cu atau pengurangan berat Cu yang ditandai negatif ( ). Dari fakta tersebut, maka waktu optimum proses elektrolisis tercapai pada 90 menit. 2400 2000 1600 1200 800 400 0 1 2 3 4 5 6 7 8 Konsentrasi Elektrolit, N Gambar 1. Hubungan antara konsentrasi dengan berat endapan U 3 Si 2 Tabel 2. Hasil penimbangan Cu terkikis dan hasil proses elektrolisis. Parameter: waktu elektrolisis, konsentrasi elektrolit 1 N, tegangan 4 volt No. Waktu (menit) Cu terkikis Berat serbuk U 3 Si 2 1 30 + 0,0176 1,578 2 60 + 0,0208 2,090 3 90 + 0,0217 2,158 4 120-0,0185 2,060 5 150-0,4595 1,867 6 180-0,0467 1,293 4.3 Pengaruh Tegangan Pada Tabel 3 dan Gambar 3 disajikan hasil elektrolisis dengan pengaruh tegangan yang divariasi dari 3 5,5 volt dengan konsentrasi elektrolit 1 N dan waktu 90 menit. Terlihat bahwa pada tegangan yang masih rendah yaitu 3 volt, hasil serbuk U 3 Si 2 juga sedikit yaitu 0,879 g. Namun jika tegangan dinaikkan sampai 4 volt, maka akan diperoleh serbuk U 3 Si 2 di samping terjadi penambahan berat Cu. 75

J. Tek. Bhn. Nukl. Vol. 2 No. 2 Juni 2006: 56 115 ISSN 1907 2635 Setelah melampaui 4 volt, terjadi penurunan hasil U 3 Si 2 begitu juga pengurangan berat Cu. Peristiwa ini disebabkan elektroda Cu makin larut dalam asam nitrat yang berfungsi sebagai larutan elektrolit. 2400 Berat Enapan, mgram 2100 1800 1500 1200 900 600 300 1578 2096 2158 2060 18 6 7 12 9 3 0 1 2 3 4 5 6 Waktu Proses, jam Gambar 2. Hubungan antara waktu proses dengan berat endapan U 3 Si 2 Tabel 3. Hasil penimbangan Cu terkikis dari hasil proses elektrolisis Parameter: tegangan, waktu 90 menit dan konsentrasi elektrolit 1 N No. Tegangan (volt) Cu terkikis Berat serbuk U 3 Si 2 1 3 + 0,0976 0,879 2 3,5 + 0,0186 1,796 3 4 + 0,0217 2,158 4 4,5-0,0204 2,190 5 5-0,0068 2,146 6 5,5-0,0057 1,978 76

2400 2100 1800 1500 1200 900 600 300 0 3 3,5 4 4,5 5 5,5 Tegangan, volt Gambar 3. Hubungan antara tegangan dengan berat endapan U 3 Si 2 V. KESIMPULAN 1. Konsentrasi elektrolit, waktu elektrolisis dan tegangan berpengaruh terhadap hasil serbuk U 3 Si 2 pada pemungutan U 3 Si 2 dari PEB U 3 Si 2 Al secara elektrolisis menggunakan elektroda Cu. Semakin tinggi konsentrasi elektrolit, waktu elektrolisis dan tegangan sampai harga tertentu, semakin banyak endapan U 3 Si 2 yang diperoleh, demikian pula terjadi penambahan berat elektroda Cu. Namun setelah itu terjadi penurunan berat U 3 Si 2 dan elektroda Cu. 2. Kondisi proses elektrolisis yang relatif baik diperoleh pada konsentrasi elektrolit 1 N, waktu elektrolisis 90 menit, dan tegangan 4 volt yang ditandai dengan banyaknya Al menempel pada elektroda Cu serta banyaknya serbuk U 3 Si 2 yang mengendap di dasar larutan elektrolit sebanyak 2,158 g. VI. DAFTAR PUSTAKA 1. ANONIM, Informasi Internal Pusat Elemen Bakar Nuklir, Bidang Produksi Elemen Bakar Reaktor Riset, Pusat Elemen Bakar Nuklir, BATAN, Serpong, 1988. 2. NUKEM, Basic and Detail Engineering Process Element Fabrication Plant for BATAN, Vol. 4 Nukem VT No. 2.0080, Hanau, 1983. 3. FATHURRACHMAN, Penggunaan Membran Tukar Kation dalam Teknologi Kimia Nuklir, Urania, No. 4, Thn. I, 1995, hal.30. 4. PASCOE, K.J., An Introduction to the Properties of Engineering Material, 3 rd Ed., van Nostrand Reinhold Company, Melbourne, 1978, pp.315-332. 5. SVEHLA, G., Texbook of Macro and Semi Micro Qualitative Inorganic Analysis, 5 th ed., New York, 1985, pp.5-35 and 215-217. 77