MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS MELALUI PENERAPAN PENGAJARAN REMEDIAL. Rahmatiah SMP Negeri 33 Makassar Abstrak

dokumen-dokumen yang mirip
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS MELALUI PENERAPAN PENGAJARAN REMEDIAL INCREASE OF LEARNING ENGLISH THROUGH APPLICATION REMEDIAL TEACHING

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN PENGGUNAAN KOSAKATA BAHASA INGGRIS Fitri Fajar SMA Negeri 1 Makassar

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu bagian terpenting dalam suatu pembangunan,

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA TERPADU Dahyana SMP Negeri 33 Makassar Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. akan berusaha untuk mengaktualisasi pengetahuannya tersebut di dalam. latihan, bagi pemerannya dimasa yang akan datang.

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi siswa, sehingga yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Akan tetapi yang perlu diingat bahwa pendidikan akan berhasil dengan. negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. melalui berbagai upaya yang berlangsung dalam lingkungan keluarga, sekolah dan

BAB I PENDAHULUAN. sertifikasi untuk meningkatkan kemampuan profesional pendidik, kebijakan baik kurikulum maupun standar pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting karena pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan suatu bangsa dapat dilihat dari perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Hal ini tertuang dalam Undang- undang Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sarana untuk mencapai tujuan pembelajaran serta dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. Nasional yang tercantum dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang terjadi dengan apa yang diharapkan terjadi.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. berkala agar tetap relevan dengan perkembangan jaman. pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan

Guru mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam pelaksanaan belajar mengajar, dimana tugas guru tidak hanya merencanakan, melaksanakan dan

B A B I PENDAHULUAN. khususnya proses pembelajaran di sekolah terus di lakukan seiring dengan kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. untuk memimpin jasmani dan rohani kearah kedewasaan. 1 Dalam artian,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang bermartabat dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Secara spesifik

I. PENDAHULUAN. cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pendidikan.

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI METODE DISCOVERY

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan serta

BAB I PENDAHULUAN. mendorong berbagai upaya dan perhatian seluruh lapisan masyarakat terhadap

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kurang termotivasi dalam belajar matematika. Abdurrahman (2009:253) mengemukakan alasan pentingnya siswa belajar matematika:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Faris Fauzi, 2014

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA TERPADU MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL Fahmiati SMP Negeri 33 Makassar Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu aspek yang mempunyai peranan yang sangat

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS VIII-U SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. 1. Latar Belakang Masalah. Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan. Kualitas sumber

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Undang No.20 tahun 2003). Pendidikan memegang peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah [ sic! sic!

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini, maka dari itu tidaklah heran jika pendidikan saat ini adalah sebuah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu upaya untuk menyiapkan

I. PENDAHULUAN. Peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas, pendidikan memegang

I. PENDAHULUAN. positif dan negatif pada suatu negara. Orang-orang dari berbagai negara

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pengetahuan dan keterampilan menjadi tanggung jawab satuan

I. PENDAHULUAN. mempersiapkan kesuksesan masa depan masyarakat semuanya yang tidak

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan suatu negara. Tanpa pendidikan suatu negara akan tertinggal jauh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman globalisasi saat ini pengetahuan dan teknologi mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu faktor yang menentukan berkembangnya suatu Negara ialah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peran penting dalam membentuk karakter suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

1. PENDAHULUAN. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal yang merupakan salah satu jalan

BAB 1 PENDAHULUAN. seseorang individu agar bisa dan mampu hidup dengan baik di lingkungannya

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang didalam kegiatannya dilakukan oleh guru dan siswa. Pendidikan juga merupakan elemen yang sangat penting untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin lama semakin berkembang dan merupakan kebutuhan mutlak yang

I. PENDAHULUAN. yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma

I. PENDAHULUAN. usaha di negara lain. Untuk menghadapi era globalisasi ini diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas guru melalui penataran-penataran atau melanjutkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek kehidupan yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus berlangsung secara berkelanjutan. Dari sinilah kemudian muncul istilah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan suatu proses yang dilakukan secara sadar pada

A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah suatu sistem simbol lisan arbitrer yang dipakai oleh anggota

BAB I PENDAHULUAN. cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta

1. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan rekayasa mengendalikan belajar (learning) guna

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan dari kebudayaan manusia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan biasanya berawal saat seorang bayi itu dilahirkan dan berlangsung seumur hidup. Menurut M.J.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bab. I, pasal 1:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan karena pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan adalah pilar kehidupan suatu bangsa. Masa depan suatu bangsa

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan di Indonesia juga sudah tercantum dalam pembukaan. kehidupan berbangsa dan bernegara adalah dengan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengertian pendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar adalah ilmu-ilmu soasial terpadu yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dikatakan berjalan baik apabila mampu berperan secara proporsif,

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia yang dimiliki oleh bangsa tersebut. UU No. 20 Tahun 2003 menjelaskan bahwa:

I. PENDAHULUAN. menyesuaikan diri sebaik-baiknya. Oleh karena itu, diperlukan adanya perkembangan

I. PENDAHULUAN. menghadapi kehidupan nyata sehari-hari di lingkungan keluarga dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Banyak negara mengakui bahwa persoalan pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan

I. PENDAHULUAN. Proses pembelajaran dirancang dan dilakukan semata-mata untuk. mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Undang-Undang Sisdiknas Pasal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS MELALUI PENERAPAN PENGAJARAN REMEDIAL Rahmatiah SMP Negeri 33 Makassar Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar bahasa Inggris melalui penerapan pengajaran remedial pada siswa kelas VII.G SMP Negeri 33 Kota Makassar. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas berbentuk siklus, fokus penelitian adalah pengajaran remedial dan hasil belajar. Subjek penelitian adalah siswa kelas VII.G sebanyak 10 orang yang mengalami kesulitan belajar dari 30 siswa. Pengumpulan data menggunakan observasi, tes, dan dokumentasi, sedangkan analisis data penelitian menggunakan analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan pengajaran remedial dalam pembelajaran bahasa Inggris dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII.G SMP Negeri 33 Kota Makassar. Hal ini ditandai dengan peningkatan hasil belajar bahasa Inggris siswa, yaitu: pada tes awal dalam kategori kurang, hasil tes siklus pertama dalam kategori cukup, kemudian meningkat pada hasil tes siklus kedua menjadi kategori baik. Peningkatan hasil belajar bahasa Inggris seiring dengan peningkatan aktivitas belajar siswa dalam mengikuti pelajaran, yaitu: menyimak penjelasan guru saat mengajarkan materi pelajaran bahasa Inggris tentang kosa kata, keaktifan mencatat materi, keaktifan membaca teks, keaktifan dalam bertanya jawab, dan keaktifan menyimpulkan materi pelajaran bahasa Inggris. Kata Kunci : Penerapan Pengajaran Remedial, hasil belajar. PENDAHULUAN rangka mencerdaskan kehidupan Pendidikan sekolah pada hakikatnya merupakan upaya pembinaan sumber daya manusia Indonesia dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Hal ini ditegaskan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 3 [4] bahwa fungsi pendidikan nasional, yaitu mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Pengimplementasian fungsi dan tujuan pendidikan nasional di atas memerlukan keterlibatan komponen pendidikan, antara lain: guru, kurikulum, sumber belajar, dan Halaman [222]

siswa. Sebagai salah satu komponen dalam proses belajar mengajar di sekolah, maka dapat dikatakan bahwa siswa adalah komponen yang terpenting di antara komponen yang lainnya. Pada dasarnya, siswa adalah unsur penentu dalam proses belajar mengajar di sekolah. Tanpa adanya siswa, sesungguhnya tidak akan terjadi proses belajar mengajar karena tidak adanya pihak yang diajar sehingga mustahil terjadi proses pembelajaran. Siswa datang ke sekolah dengan berbagai perbedaan, latar belakang sosial budaya, karakteristik di antara siswa lainnya. Sebagai individu yang berada dalam pertumbuhan dan perkembangan, siswa mempunyai karakter yang dapat membedakan dirinya dengan siswa yang lainnya. Oleh karena itu, guru dituntut mengenal siswanya agar dapat membantu pertumbuhan dan perkembangannya secara efektif dalam mencapai tujuan pendidikan. Sebagai salah satu komponen pengajaran, siswa membutuhkan pengajaran yang dapat membantu proses perkembangannya, di antaranya perkembangan belajarnya. Siswa sebagai sasaran pendidikan, pada pokoknya ada yang berhasil atau sukses dalam kegiatan belajar, dan ada yang mengalami kesulitan belajar. Jadi, suatu realitas di sekolah tentang adanya siswa yang mengalami masalah belajar, seperti: kurang mampu berkonsentrasi terhadap pelajaran, kurang termotivasi dalam belajar sehingga lambat dalam belajar, tidak naik kelas, bahkan tidak lulus ujian akhir. Adanya siswa yang berkesulitan belajar tentu merupakan suatu kewajiban bagi guru dalam membantu atau mengatasi kesulitan belajar siswa, seperti dalam pelajaran bahasa Inggris. Jika kesulitan belajar siswa dibiarkan berlarut-larut, justru dapat membuat kegagalan belajar bagi siswa sehingga memperoleh nilai hasil belajar yang rendah. Bahkan dapat berdampak psikologis, seperti merasa malu atau minder kepada teman-temannya. Sebagai pendidik profesional, guru tentu sudah mengetahui dan memahami perbedaan kemampuan belajar siswa-siswanya. Oleh karena itu, guru harus dapat berupaya memberikan bimbingan terhadap semua siswa, khususnya terhadap siswa yang mengalami masalah Halaman [223]

belajar atau memperoleh nilai hasil belajar yang kurang dari yang diharapkan sesuai standar KKM. Ref.[2] mengemukakan dalam proses belajar mengajar, siswalah yang belajar. Oleh karena itu, maka siswalah yang membutuhkan bimbingan. Bimbingan terhadap siswa merupakan usaha guru untuk meningkatkan kemampuan belajar siswa sehingga diharapkan dapat lebih menguasai materi pelajaran dan pada gilirannya dapat meningkatkan hasil belajarnya. Salah satu mata pelajaran yang kadang-kadang sulit dipahami oleh sebagian siswa di Sekolah Menengah Pertama (SMP) adalah mata pelajaran bahasa Inggris. Hal ini dikarenakan bahasa Inggris bukan merupakan bahasa sehari-hari siswa di sekolah maupun di luar sekolah, dan sebagian siswa malas mengikuti kursus bahasa Inggris. Kenyataan di sekolah menunjukkan adanya siswa yang mengalami masalah belajar atau berkesulitan belajar bahasa Inggris. Hal ini ditandai dengan rendahnya hasil belajar siswa, baik berdasarkan hasil ulangan harian maupun ujian semester. Berdasarkan pengalaman mengajar di kelas VII SMP Negeri 33 Kota Makassar, salah satu materi pelajaran yang dianggap sulit dipahami oleh siswa adalah aspek membaca, seperti: menemukan makna kata tertentu dalam teks, dan membaca frasa dan kalimat dengan intonasi yang benar. Dari beberapa kelas di kelas VII, siswa kelas VII.G merupakan siswa yang paling banyak teridentifikasi mengalami kesulitan belajar bahasa Inggris. Jumlah siswa kelas VII.G SMP Negeri 33 Kota Makassar sebanyak 30 orang, sementara yang teridentifikasi mengalami kesulitan belajar sebanyak 10 orang, namun yang lainnya tetap diberikan pengayaan, dan setelah itu diberikan tes dalam meningkatkan kemampuan belajar siswa. Sebagai upaya mengatasi kesulitan belajar siswa dalam pelajaran bahasa Inggris, maka pengajaran remedial menjadi salah satu upaya guru yang perlu dilakukan secara terencana dan bertujuan. Hal ini sesuai pendapat Ref. [3] bahwa siswa yang mengalami masalah belajar perlu mendapatkan bantuan agar masalahnya tidak berlarut-larut Halaman [224]

yang nantinya dapat mempengaruhi proses perkembangan siswa. Sudah menjadi tugas dan tanggung jawab guru dalam memberikan penanganan atau bimbingan terhadap siswa yang berkesulitan belajar. Sehubungan dengan tugas guru tersebut, maka guru harus memiliki kompetensi melaksanakan pengajaran secara efektif dan efisien, di antaranya dalam pengajaran remedial. Pengajaran remedial ditujukan agar siswa memperoleh tingkat penguasaan penuh terhadap materi yang dipelajari seperti dalam pelajaran bahasa Inggris, dan siswa dalam proses belajar tidak mengalami kesulitan sehingga dapat meningkatkan kemampuan dan hasil belajarnya. Pentingnya pengajaran remedial dalam meningkatkan kemampuan dan hasil belajar siswa dalam pelajaran bahasa Inggris, memberi konsekuensi pada perlunya kemampuan memahami dengan baik pengajaran remedial. Pemahaman terhadap pengajaran remedial tidak hanya sebatas pada pemahaman konsep, tetapi harus memahami tujuan dan cara dalam pengajaran remedial. Adanya pemahaman yang lebih baik tentang pengajaran remedial akan memungkinkan guru dapat melaksanakan pengajaran remedial secara maksimal sebagai bagian dalam meningkatkan kemampuan belajar bahasa Inggris siswa di sekolah. Berdasarkan uraian di atas, maka pengajaran remedial pada hakikatnya menjadi salah satu kebutuhan bagi siswa dalam meningkatkan kemampuan belajarnya. Berkaitan dengan hal itu, maka dikaji melalui penelitian tindakan kelas dengan judul Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Inggris melalui Penerapan Pengajaran Remedial pada Siswa Kelas VII.G SMP Negeri 33 Kota Makassar. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Watampone pada bulan Januari 2012, pada semester genap tahun ajaran 2011/2012. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII.G SMP Negeri 33 Kota Makassar yang teridentifikasi mengalami kesulitan belajar bahasa Inggris, yaitu 10 orang dari 30 siswa. Halaman [225]

Fokus Penelitian Penelitian ini mengkaji pengajaran remedial dan hasil belajar. Kedua fokus penelitian dioperasionalkan sebagai berikut: 1. Pengajaran remedial merupakan kegiatan pengajaran bahasa Inggris sebagai upaya mengatasi kesulitan belajar siswa atau meningkatkan kemampuannya dalam penguasaan materi pelajaran khususnya dalam bentuk bimbingan dalam memahami makna dalam teks tulis fungsional pendek secara sederhana. 2. Hasil belajar merupakan nilai hasil tes dalam pelajaran bahasa Inggris, berupa tes awal, tes siklus pertama, dan kedua. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research). Penelitian tindakan kelas ini mengkaji peningkatan hasil belajar bahasa Inggris melalui penerapan pengajaran remedial pada siswa kelas VII.G SMP Negeri 33 Kota Makassar. Model penelitian tindakan kelas ini berbentuk siklus meliputi: perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Pengumpulan data penelitian menggunakan observasi, tes, dan dokumentasi. Data hasil observasi berupa hasil observasi aktivitas mengajar guru, aktivitas belajar siswa, dan hasil tes hasil belajar siswa kelas VII.G SMP Negeri 33 Kota Makassar melalui pengajaran remedial dianalisis secara deskriptif. Kriteria keberhasilan pengajaran yaitu terjadinya peningkatan hasil belajar bahasa Inggris melalui penerapan pengajaran remedial di kelas VII.G SMP Negeri 33 Kota Makassar, jika hasil belajar bahasa Inggris mencapai rata-rata minimal yaitu 70 sesuai standar KKM, dan mencapai ketuntasan belajar minimal 85 persen secara klasikl. Demikian pula didukung oleh peningkatan aktivitas belajar siswa dalam mengikuti pelajaran bahasa Inggris melalui.pengajaran remedial HASIL PENELITIAN Suatu kenyataan di sekolah menunjukkan adanya siswa yang senantiasa mengalami kesulitan belajar dalam pelajaran bahasa Inggris, seperti yang terjadi pada siswa kelas VII.G SMP Negeri 33 Kota Makassar. Hal ini ditandai Halaman [226]

dengan aktivitas belajar siswa dalam mengikuti pelajaran, mengerjakan tugas-tugas, maupun hasil belajarnya melalui ujian. Bagi siswa yang mengalami masalah belajar atau berkesulitan belajar bahasa Inggris, maka diberikan pengajaran remedial. Siswa kelas VII.G SMP Negeri 33 Kota Makassar sebanyak 30 orang, yang teridentifikasi mengalami kesulitan belajar bahasa Inggris sebanyak 10 orang. Terjadinya kesulitan belajar bahasa Inggris siswa dibuktikan dengan hasil tes awal yang menunjukkan bahwa dari 10 siswa, terdapat 6 siswa yang memiliki hasil belajar dalam kategori kurang, dan masing-masing 2 siswa memiliki hasil belajar dalam kategori sangat kurang dan kategori cukup. Setelah melalui proses pembelajaran dalam dua kali pertemuan dengan membahas materi pelajaran bahasa Inggris melalui pengajaran remedial, maka hasil belajar siswa kelas VII.G SMP Negeri 33 Kota Makassar mengalami peningkatan. Hal ini ditandai dengan nilai rata-rata hasil belajar bahasa Inggris siswa yaitu 66,75. Akan tetapi masih terdapat 1 siswa memiliki nilai hasil belajar dalam kategori kurang. Bahkan nilai ratarata hasil belajar siswa sebesar 66,75 belum mencapai standar keberhasilan pembelajaran yang telah ditetapkan yaitu 70 sesuai standar KKM. Hal ini menjadi indikator bahwa siswa yang mengalami kesulitan belajar, masih ada yang perlu ditingkatkan kemampuan belajarnya agar penguasaan terhadap materi pelajaran bahasa Inggris lebih maksimal sehingga hasil belajarnya dapat lebih meningkat. Adanya siswa yang memiliki hasil belajar dalam kategori kurang pada siklus pertama, tidak terlepas dari aktivitas belajar yang dilakukan siswa selama berlangsungnya proses pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi terhadap aktivitas belajar siswa, terdapat siswa tidak aktif mengikuti pelajaran yaitu tidak aktif mencatat materi pelajaran, tidak aktif dalam kegiatan tanya jawab, dan tidak aktif menyimpulkan materi pelajaran. Demikian pula ada sebagian siswa kurang aktif dalam menyimak penjelasan guru, dan kurang aktif membaca teks sehingga mempengaruhi penguasaan materi. Hal ini terbukti dengan adanya siswa Halaman [227]

memperoleh hasil belajar dalam kategori kurang. Pada siklus kedua, hasil belajar bahasa Inggris siswa kelas VII.G SMP Negeri 33 Kota Makassar melalui penagjaran remedial dalam kategori baik atau mengalami peningkatan dibandingkan hasil belajar siswa pada siklus pertama. Baiknya hasil belajar bahasa Inggris siswa didukung oleh terjadinya peningkatan aktivitas belajar siswa dalam mengikuti pelajaran, yaitu: keaktifan menyimak penjelasan guru, keaktifan mencatat materi pelajaran, keaktifan membaca teks, keaktifan dalam kegiatan tanya jawab, dan keaktifan menyimpulkan materi pelajaran. Hasil penelitian di atas sangat relevan dengan pendapat Ref [2] pengajaran remedia akan membuat sesuatu menjadi lebih baik yang dilakukan terhadap siswa untuk mengatasi masalah belajarnya. Pendapat senada dikemukakan oleh Ref [1] bahwa pengajaran remedial bertolak dari konsep belajar tuntas agar tujuan belajar yang telah ditetapkan sebelumnya dapat tercapai. Hasil penelitian dan pendapat di atas menunjukkan bahwa pengajaran remedial yang dilakukan terhadap siswa kelas VII.G SMP Negeri 33 Kota Makassar, khususnya terhadap siswa yang mengalami kesulitan belajar, efektif dalam meningkatkan hasil belajarnya. Dengan kata lain, pengajaran remedial dapat mengatasi kesulitan belajar siswa berkaitan dengan upaya meningkatkan penguasaan materi pelajaran bahasa Inggris tentang pemahaman makna dalam teks tulis fungsional pendek sangat sederhana. KESIMPULAN Hasil penelitian mengenai peningkatan hasil belajar bahasa Inggris melalui penerapan pengajaran remedial pada siswa kelas VII.G SMP Negeri 33 Kota Makassar, disimpulkan bahwa penerapan pengajaran remedial dalam pembelajaran bahasa Inggris dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII.G SMP Negeri 33 Kota Makassar. Hal ini ditandai dengan peningkatan hasil belajar bahasa Inggris siswa, yaitu: pada tes awal dalam kategori kurang (rata-rata 50,00), hasil tes siklus pertama dalam kategori cukup (rata-rata 66,75) dan Halaman [228]

belum memenuhi ketuntasan belajar yang diharapkan, kemudian meningkat pada hasil tes siklus kedua menjadi kategori baik (rata-rata 75,50) dan telah memenuhi ketuntasan belajar yang diharapkan. Peningkatan hasil belajar bahasa Inggris seiring dengan peningkatan aktivitas belajar siswa dalam mengikuti pelajaran, yaitu: menyimak penjelasan guru saat mengajarkan materi pelajaran bahasa Inggris tentang kosa kata, keaktifan mencatat materi, keaktifan membaca teks, keaktifan dalam bertanya jawab, dan keaktifan menyimpulkan materi pelajaran bahasa Inggris. DAFTAR PUSTAKA [1] Abdurrahman, Mulyono. 1999. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. [2] Hamalik, Oemar. 2003. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. [3] Kartadinata, Sunaryo. 1998. Bimbingan di Sekolah. Jakarta: Depdikbud [4] Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Beserta Penjelasannya. Jakarta: Cemerlang. Halaman [229]