Oleh: Kementerian PP dan PA. Disampaikan pada Sosialisasi PMK 93/2011: Anggaran Responsif Gender

dokumen-dokumen yang mirip
dalam Pembangunan Nasional;

PENGARUSUTAMAAN GENDER MELALUI PPRG KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK

Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58 Tambahan Le

STRATEGI NASIONAL PERCEPATAN PUG MELALUI PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN RESPONSIF GENDER

STRATEGI PUG dalam pembangunan daerah. Hj. ANDI MURLINA PA, S.Sos KEPALA DINAS PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK PROV.

EFEKTIVITAS PUG DALAM PELAKSANAAN PEMBANGUNAN PSP

PENERAPAN PUG DALAM MENDUKUNG PEMBANGUNAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER

BUPATI LOMBOK UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER

ANGGARAN RESPONSIF GENDER Anggaran Responsif Gender (ARG) DAN PENYUSUNAN GENDER BUDGET STATEMENT

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

1) Peraturan Menteri Dalam Negeri No 13 tahun 2006 jo No. 59 Tahun 2007 tentang Pedoman Pelaksanaan Keuangan di Daerah

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

MEKANISME PEMANFAATAN DATA TERPILAH BAGI KEMENTERIAN DAN SKPD DAERAH. Mobile phone

MENGENALI DAN MEMAHAMI PENGARUSUTAMAAN GENDER (PUG) DALAM PEMBANGUNAN YURNI SATRIA

IMPLEMENTASI PUG KEMENHUT DRAFT REVISI PERMENHUT PEDOMAN PUG. Dan PEDOMAN PUG DI KEMENHUT

STRATEGI PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1604, 2014 BNPB. Penanggulangan. Bencana. Gender. Pengarusutamaan.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

-2- Negara Republik Indonesia Tahun 1984 Nomor 29, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3277); 2. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 t

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 119 TAHUN 2015 TENTANG

PEMBANGUNAN NASIONAL BERWAWASAN GENDER

LAPORAN TENTANG PELAKSANAAN PERJALANAN DINAS RAKORTEK PUG DI BATAM DARI TANGGAL 10 APRIL 14 APRIL 2017

PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARIMUN NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PELAKSANAAN PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN

PERATURAN WALIKOTA SABANG NOMOR TAHUN 2013 TENTANG PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN RESPONSIF GENDER DALAM PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 34 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN RESPONSIF GENDER (PPRG)

WALI KOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT

Jakarta, 4 Maret Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. Linda Amalia Sari, S.IP

C KONSEP PENGURUSUTAMAAN/ MAINSTREAMING GENDER

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG

GENDER BUDGET STATEMENT. (Pernyataan Anggaran Gender) : Kedeputian Bidang SDM dan Kebudayaan. Perlindungan Anak

4.9 Anggaran Responsif Gender Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun , telah menetapkan tiga strategi pengarusutamaan

WALIKOTA PEKALONGAN, PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI TORAJA UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN

PERATURAN BUPATI TENTANG PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN PENGARUSUTAMAAN GENDER (PUG) DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DI KABUPATEN MALANG. BAB I KETENTUAN UMUM

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

Perempuan dan Industri Rumahan

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 66 TAHUN 2013 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. UMUM

PENYELENGGARAAN SISTEM DATA GENDER DAN ANAK DALAM MENDUKUNG CAPAIAN PEMBANGUNAN DI DAERAH

BUPATI SOPPENG PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SOPPENG NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK

ASPEK LANGKAH KERJA NAMA PELAKSANA WAKTU NO KKP

OLEH KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK Dalam acara Orientasi Parameter Kesetaraan Gender Dalam Pembentukan Per Uuan bagi Pusat

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2014

PENGANTAR DAN PENGENALAN PUG & IMPLEMENTASINYA

Rancangan Final 8 April 2013

Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG

2011, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1984 tentang Pengesahan Konvensi Mengenai Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Terhadap Pe

WALI KOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA CIREBON NOMOR 6 TAHUN 2018 TENTANG PEDOMAN PENGARUSUTAMAAN GENDER DI KOTA CIREBON

2013, No Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender Dalam Pembangunan Nasional; 3. Peraturan Menteri Pertahanan Nom

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

MATRIK RENSTRA KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK

BUPATI SERANG PROVINSI BANTEN

Strategi Percepatan pelaksanaan PUG di K/L. BY H. Yusuf Supiandi

KOTA SURAKARTA PRIORITAS DAN PLAFON ANGGARAN SEMENTARA (PPAS) TAHUN ANGGARAN 2016 BAB I PENDAHULUAN

BAB 4 STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (TERM OF REFERENCE) PENGELOLAAN IRIGASI PARTISIPATIP YANG RESPONSIP GENDER

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER

STRATEGI PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN MELALUI PNPM

ARTIKEL 11 KEGIATAN WORKSHOP PENINGKATAN

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR

SAMBUTAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK

ANAK INDONESIA. Adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan

RENJA K/L TAHUN 2016

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN

Perencanaan dan Penganggaran Responsif Gender di Kementerian Keuangan

4.2 Strategi dan Kebijakan Pembangunan Daerah

Direktur Perencanaan, Evaluasi Dan Informasi Pembangunan Daerah KEMENTERIAN DALAM NEGERI DIREKTORAT JENDERAL BINA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2016

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER KABUPATEN SINJAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINJAI,

Faktor penting keberhasilan PUG

PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI JEPARA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH

Strategi Sanitasi Kabupaten Malaka

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA PEKANBARU NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PENGEMBANGAN SDM KELAUTAN DAN PERIKANAN

Jakarta, Maret Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. Ttd. Linda Amalia Sari, S.IP

Pengarahan KISI-KISI PROGRAM PEMBANGUNAN KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2014

Penerapan Anggaran ResponsifGender (ARG)

Sambutan Sekretaris Jenderal Kementerian Sosial RI

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH. 1. Menanggulangi kemiskinan secara terpadu dan berkelanjutan;

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PERATURAN MENTERI PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 9 TAHUN 2015 TENTANG

BAB IV TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

Bab II Perencanaan Kinerja

BAB.III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

DAFTAR TABEL. Tabel Judul Halaman: 1.1 Nama Kecamatan, Luas Wilayah dan Jumlah Desa/Kelurahan Luas Tanah Menurut Penggunaannya 4

Dinas Kesehatan balita 4 Program Perencanaan Penanggulangan

PEMANFAATAN GRAND DESIGN PENGENDALIAN KUANTITAS PENDUDUK DALAM PENYUSUNAN DOKUMEN PERENCANAAN PEMBANGUNAN KAB/KOTA SE JAWA TENGAH

Kebijakan Program Bidang Cipta Karya

Arah Kebijakan Percepatan Penanganan Kumuh dan Gambaran Umum Program KOTAKU

Rencana Tahun target capaian kinerja

BUPATI KOTABARU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN KABUPATEN KOTABARU

Transkripsi:

Fasilitasi ARG dan contoh GAP bagi K/L Oleh: Kementerian PP dan PA Disampaikan pada Sosialisasi PMK 93/2011: Anggaran Responsif Gender

Pengintegrasian Gender dalam Pembangunan a. Laporan kegiatan RG b.masukan bagi Renstra, Renja K/L dan SKPD Tahap Perencanaan a. Regulasi ttg PUG b. Pokja PUG c. Data terpilah, dll RPJMD, Renstra K/L SKPD, Renja K/L dan SKPD yg responsif gender Tahap Evaluasi a. Pedoman Monev b. Indikator c. Alat analisis, dll 7 Prasyarat Pelaksanaan PUG a. Regulasi PPRG b. SDM mampu c. Data d. Alat analisis, dll Tahap Penganggaran Hasil Kegiatan yang yang berkeadilan a. SDM yg mampu b. Juklak/Juknis k/j k c. Peran masy, dll a. TOR/GBS b. DIPA, RKA K/L dan SKPD

Tujuh Prasyarat PUG Peran Serta Masyarakat Prasyarat Pelaksanaan PUG Sumberdaya (dana & SDM) Data dan Informasi terpilah Alat Analisis

TUJUAN: TERPENUHINYA TUJUH PRASYARAT PUG PADA TAHAP PENGANGGARAN NO VARIABEL & SASARANNYA INDIKATOR SASARAN FASILITASI 1. KOMITMEN Advokasi kepada Tersedianya peraturan tentang ARG di K/L Adanya komitmen utk menyusun GBS pimpinan satker Menteri, es1 dan 2 2. KEBIJAKAN Tersedianya kebijakan penyusunan ARG Permen ttg Pedoman penyusunan PPRG K/L Sosialisasi penyusunan permen K/L tentang ARG di masing2 Es1 3. KELEMBAGAAN Berfungsinya Pokja PUG Adanya SK Menteri ttg Pokja PUG Tersedianya Rencana Kerja Pokja terkait penyusunan ARG Bimbingan teknis kepada pokja PUG dalam teknis Tersedianya laporan kerja Pokja penyusunan ARG terkait penyusunan ARG 4. SUMBERDAYA Jumlah SDM yg mampu dalam analisa Pelatihan kepada para Tersedianya SDM yang kapabel ttg PUG gender dalam dokumen penganggaran penyusun program dan anggaran tentang PPRG Tersedianya anggaran pelembagaan PUG Jumlah anggaran utk mengawal pelaksanaan PUG di K/L

TUJUAN: TERPENUHINYA TUJUH PRASYARAT PUG PADA TAHAP PENGANGGARAN NO VARIABEL & SASARANNYA INDIKATOR SASARAN FASILITASI 5. DATA GENDER Terlembaganya data gender 6. ALAT ANALISA Terlembaganya alat analisa gender 7. PERANSERTA MASY. Berperannya LM dalam proses pelaksanaan PUG Tersedianya data gender di K/L Digunakannya data gender dlm Penganggaran Digunakannya data gender dalam pelaporan Alat analisa gender digunakan dalam proses penyusunan anganggaran Jumlah LM yang terlibat dalam analisis anggaran Jumlah tenaga ahli/pakaryang terlibat dalam analisis anggaran Advokasi membangun komitmen ttg pentingnya data terpilah dalam penyusunan GBS Pelatihan penggunaan data gender dl dalam ARG Pelatihan GBS Membangun Jejaring dengan LM, PSW/G dalam analisis ARG

Contoh RKP DAN GBS

RKP 2012 Bidang: Lintas Bidang Penanggulangan Kemiskinan Pelaksana: Kemensos Prioritas/fokus i Indikator Rencana tahun prioritas/keg 2012 prioritas Prioritas: Penanggulangan Kemiskinan Program Fokus Prioritas: Peningkatan dan Penyempurnaan Kualitas Kebijakan Perlindungan Sosial Berbasis Keluarga Rehabilitasi Sosial Orang dengan Kecacatan Jumlah penyandang cacat yang berhasil dilayani, dilindungi dan direhabilitasi baik di dalam maupun di luar panti (jiwa) 51.922 Program Rehabilitasi Sosial

GBS Kemen Sosial Ditjen Rehabilitasi Sosial Kegiatan Jaminan sosial ilorang dgn kecacatan Berat (JSODK) (SO Indikator kinerja kegiatan Output kegiatan Analisis situasi Terpenuhinya kebutuhan dasar ODK berat yg responsif gender (248 orang) di Provinsi Sumatera Barat Terpenuhinya pedoman pendampingan ODK berat yg responsif gender Tersedianya SDM pendampingan p yg memahami ODK berat berdasarkan jenis kelamin laki laki dan perempuan Terpenuhinya kebutuhan ODK berat di Kab. Agan, Sumatera Barat yg sudah responsif gender Data yg dijadikan berdasarkan data lapangan yg tdk didukung tingkat kebutuhan dan pengalaman orang dgn kecacatan (ODK) berat antar laki lakidan perempuan. Dengan demikianjumlahpenerima bantuan berdasarkan pada data yg ada yaitu penerima bantuan laki laki sebanyak 127 orang dan perempuan sebanyak 121 orang Bantuan yg diberikan blm berdasarkan analisis kebutuhan dgn perspektif gender ODK berat.

GBS Analisis situasi Rencana Aksi Output Hal lain lagi adalah blm tersedianya pedoman penyelenggaraan kesejahteraan kesejahteraan sosial bagi ODK berat yang responsif gender serta lemahnya pemahaman tenaga pendamping lapangan yg menyelenggarakan pelayanan ODK berat Memperhatikan hal tersebut diatas perlu ada perubahan terhadap tujuan yg responsif gender. Dengan demikian pemangku kepentingan dan pendamping kegiatan dapat memahami konsep kegiatan yg responsif gender bagi penanganan ODK berat 1. Melakukan analisis kebutuhan ODK berat laki laki perempuan 2. Membuat pedoman pendampingan bagi ODK berat yg responsif gender 3. Capasity building bagi tenaga pendamping ODK berat yg responsif gender 4. Menjalin koordinasi dgn pemerintah daerah terkait keg pemutahiran data terpilah JSODK berat yg responsif gender Terpenuhinya kebutuhan ODK berat di Kab. Agam, Sumatera Barat yg responsif gender

Keb/Prog/Keg Data Pembuka Wawasan Isu gender Program : Rehabilitasi Sosial Kegiatan Jaminan Sosial Orang dengan Kecacatan Berat (JSODK) Tujuan: Memberikan bantuan tambahan pemenuhan kebutuhan dasar bagi ODK berat sebanyak 300 rb orang di Kab. Agam Sumatera Barat 1. Data di Kab. Agam: 2. Jumlah penerima bantuan laki-laki 127 dan perempuan 121 3. Kebutuhan ODK laki-laki dan perempuan berbeda 4. SDM tenaga pendamping yg menguasai konsep gender masih terbatas Faktor kesenjangan Sebab kesenjangan internal Sebab kesenjangan eksternal 1. Bantuan ODK berat yg diberikan belum berdasarkan analisis i kebutuhan yg responsif gender 2. Terbatasnya pemahaman kebutuhan dan pengalaman ODK berat yg responsif gender 3. Belum tersedianya data analisis kebutuhan gender bagi ODK berat 1. Pemangku kepentingan belum memahami konsep gender 2. Pendampingan JSODK berat kurang memahami kebutuhan yg berbeda bagi ODK perempuan dan Laki-laki 3. Belum ada analisis kebutuhan antara lakilaki dan perempuan 1. Belum tersedianya pedoman penyelenggara an kesejahteraan sosial bagi ODK berat yg responsif gender 2. Tingginya frekwensi pengantian pengelola kegiatan di daerah

Kebijakan dan rencana aksi Pengukuran hasil Reformulasi tujuan Rencana aksi Data dasr (base line) Indikator gender Meningkatkan optimalisasi bantuan sesuai dengan kebutuhan dan pengalaman ODK berat berdasarkan kebutuhan laki-laki dan perempua 1. Melakukan analisi kebutuhan ODK berat berdasarkan jenis kelamin lakilaki dan perempuan 2. Membuat pedoman pendampingan bagi ODK berat yg responsif gender 3. Capasity building bagi tenaga pendamping ODK berat yg responsif gender 4. Menjalin koordinasi dgn pemerintah daerah terkait keg pemutahiran data terpilah JSODK berat yg responsif gendert 1. Belum tersedianya pedoman ODK berat yg responsif gender 2. Masih lemahnya penguasaan tenaga pendampingan thd kebutuhan ODK berat berdasarkan jenis kelamin 3. Bantuan masih belum memperhatikan kebutuhan dan pengalaman ODK berat laki-laki l dan perempuan 1. Tersedianya pedoman pendampingan ODK berat yg responsif gender 2. Tersedianya SDM pendampingan yg memahami ODK berat berdasarkan jenis kelamin lakilaki dan perempuan 3. Terpenuhinya kebutuhan ODK berat di Kab. Agam Prov. Sumatera Barat yg responsif gender

RKP 2012 Bidang: Lintas Bidang Penanggulangan Kemiskinan Pelaksana: Kemen KUKM Prioritas/fokus i Indikator Rencana tahun prioritas/keg 2012 prioritas Prioritas: Penanggulangan Kemiskinan Fokus Prioritas: Peningkatan Akses Usaha Mikro dan Kecil kepada Sumberdaya Produktif Peningkatan kualitas organisasi dan badan hukum koperasi Jumlah provinsi pelaksanaan pengembangan organisasi koperasi menuju skalabesar Program 5 Provinsi Program Rehabilitasi Sosial

Kemen KUKM Deputi Bidang Kelembagaan Koperasi GBS Kegiatan Peningkatan kualitas ketatalaksanaan k koperasi idan KUKM Indikator kinerja Tujuan Analisis situasi 150 orang Meningkatkan kualitaspengurus/pengelolaa koperasi dikalangan wanita Meningkatkan kualitas ketatalaksanaan koperasi yg memperhatikan partisipasi p klaki laki dan perempuan p dalam pengambilan keputusan di koperasi Meberikan kesempatan yg lebih besar bagi partisipasi laki laki dan perempuan p dalam kepengurusan koperasi Pengurus dan karyawan koperasi masih didominan laki laki dan representasi perempuan sebagai pengurus atau manager koperasi hanya 15% Pendataan jumlah anggota dan pengurus koperasi belum dipilah berdasarkan pembeda gender Anggota koperasi yg perempuan p umumnya berpendidikan rendah dan tidak dapat mengakses dan mengikuti diklat Pelaksana pelatiha pelatihan koperasi belum berbasis gender

GBS Analisis situasi Rencana Aksi Output Kurangnya partisipasi anggota koperasi perempuan dalam usaha koperasi, kepengurusan dan manajemen koperasi Kurangnya informasi ttg pengarusutamaan gender di lingkungan gerakan koperasi Belum optimalnya fungsi PUG di pusat dan daerah 1. Melakukan identifikasi masalah, potensi dan pemetaan koperasi di kalangan perempuan 2. Menginvetarisir kebutuhan program dan kegiatan khusunya dlm rangka pemberdayaan koperasi dan UKM dikalangan perempuan 3. Membentuk forum komunikasi melalui best practise di kalangan perempuan 4. Monev pelaksanaan forum komunikasi dikalangan perempuan 1. Tersedianya data terpilah pengurus dan manager laki laki dan perempuan dari jumlah koperasi yg ada 2. Meningkatnya kesetaraan gender dalam pengelolaan, kepengurusan dan manajer koperasi 3. Mengurangi g kesenjangan penerima manfaat dari koperasi

Bidang Sarana dan Prasarana Pelaksana: Ditjen SDA RKP 2012 Prioritas/fokus i Indikator Rencana tahun prioritas/keg 2012 prioritas Program Prioritas: Menjamin ketersediaan infrastruktur dasar untuk menjamin peningkatan kesejahteraan Fokus prioritas: Peningkatan pelayanan infrastruktur sesuai dengan SPM Pembinaan dan Pelaksanaan Irigasi, Rawa, Tambak, Air Baku dan Air Tanah Kapasitas prasarana air baku yang direhabilitasi 3,92 m/detik Pengelolaan SDA

GBS Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal SDA Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara II/SNVT Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air Program Kegiatan Indikator kinerja kegiatan Output kegiatan Analisissituasi Pengelolaan SDA Pengelolaan & konservasi waduk, embung, situ, serta bangunan penampung air lainnya Meningkatnya keberlanjutan dan ketersediaan air utk memenuhi berbagai kebutuhan melalui pembangunan rehabilitasi dan operasi dan pemeliharaan waduk, embung, situ serta bangunan penampung air lainnya dan juga dengan melaksanakan perlindungan/konservasi kawasan sumber air Embung/situ/bangunan penampung air lainnya yang dibangun Data Demografi, topografi, klimatologi, hidrologi Data gender: Pembangunan embung harus dapat dilaksanakan dan dimanfaatkan secara adil dan seimbang maka perlu keseimbangan gender pada penerima dampak langsung yang dilihat dari tolok ukur akses, partisipasi, manfaat dan kontrol terhadap pembangunan embung

GBS Analisis situasi Komponen Penggunaan air dalam kegiatan domestik lebih dominan oleh perempuan dan anak anak. Namun akses pemanfaatan dan penggunaan air masih kurang seimbang diperoleh perempuan dan anak anak. Oleh karena itu pembangunan embung untuk keperluan rumah tangga akan memberikan akses bagi perempuan dan anakanak. Partisipasi perempuan p juga masih rendah dalam perencanaan pembangunan sehingga aspek aspek yang diperlukan oleh perempuan belum terakomodir. Hal ini dapat diharapkan melalui perwakilan kelompok perempuan dalam proses konsultasi publik. Pembangunan embung dapat dimanfaatkan oleh semua pihak, namun perempuan dan anak anak merupakan pemanfaat dominan terutama a untuk kegiatan domestik. Dalam pengawasan embung dilakukan oleh pihak proyek (pengguna jasa) keterlibatan perempuan dalam hal ini juga masih sangat rendah, umumnya dilakukan oleh laki lakidari mutual chek 0% sampai dengan final handling over (FHO) Pembangunan

GBS Rencana Aksi Sub Komponen: Pembangunan embung yang dilaksanakan TA 2012 adalah embung kecil sebanyak 75 buah dan embung irigasi 2 buah yang tersebar di provinsi NTT Alokasi Anggaran Dampak/hasil output kegiatan Tahapan 1. Perlunya keseimbangan gender dl dalam aksespenggunaan dan pemanfaatan air secara efisien dan peningkatan keterlibatan perempuan dalam kelompok pengguna air Tahapan 2. Perlunya pemilihan item pekerjaan yang dapat dilakukan oleh perempuan dan partisipasinya dalam perencanaan pembangunan Tahapan 3. Perlunya pemilihan item pekerjaan yang dapat dilakukan oleh perempuan dan partisipasinya dalam perencanaan pengawasan 1. Terpenuhinya kebutuhan airbaku untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari hari dan pertanian rakyat dengan memperhatikan aspek keseimbangan gender 2. Meningkatnya kualitas hidup yang sehat bagi masyarakat penerima manfaat laki lakidan perempuan

Lintas Bidang Penanggulangan Kemiskinan Pelaksana: Kemen Perumahan Rakyat Prioritas/fokus i Indikator prioritas/keg prioritas RKP 2012 Rencana tahun 2012 Program Prioritas: Menjamin ketersediaan infrastruktur dasar untuk menjamin peningkatan kesejahteraan Fokus Prioritas: Peningkatan dan Perluasan Program Program g Pro Rakyat PNPM Mandiri Perumahan dan Permukiman Jumlah unit rumah yang terfasilitasi dan terstimulasi 25.000 Program Pengembangan Perumahan dan Permukiman

Kemen Perumahan Rakyat Deputi Bidang Pengembangan Kawasan GBS Kegiatan Perencanaan, Pemograman dan Anggaran, Pendataan serta Sosialisasi i Pengembangan Kawasan Indikator kinerja kegiatan Output kegiatan Analisis situasi Tersusunya dokumen perencanaan penataan lingkungan pemukiman kumuh di 20 lokasi Tersusunnya perencanaan strategis, pemograman, penggaran, pengelolaaan data dan sosialisasi kebijakan pengembangan g kawasan Perencanaan berbasis kawasan dalam penataan lingkungan pemukiman kumuh adalah suatu prose perencanaan yg mengintegrasikan kawasan pemukiman kumuh yg akan ditangani dgn kegiatan lingkungan disekitarnya (sistem kota) baik aktivitas ekonomi, lingkungan fisik, maupun lingkungan sosial. Dengan perencanaan ini, kawasan kumuh akan berkembang secara berkelanjutan sesuai dgn potensi potensi pengembangannya disekitarnya. Termasuk dalam perencanaan ini adalah mensinergiskan seluruh kegiatan stachorder dalam penataan lingkungan g kumuh. Data luasan pemukiman kumuh pada tahun 2004 adalah 24.000 meningkat tahun 2009 menjadi 57.800 ha peningkatan diperkirakan 1,3% pertahun (penelitian UNDP)

GBS Analisis situasi Kondisi masyarakat di lingkungan kumuh tidak menguntungkan bagi kesehatan, terutama kesehatan reproduksi perempuan p dan juga tidak menguntungkan bagi perkembangan anak, untuk itu perlu penataan lingkungan kumuh yg melibatkan masyarakat, secarakonfrenhensif agar supaya kesehatan masyarakat masyarakat, khususnya kaum perempuan akan lebih baik sekaligus dapat memperbaiki perkembangan mental dan fisik anak. Namun pelibatan perempuan masih rendah, hal ini disebabkan akses informasi terhadap perempuan sangat terbatas, demikian juga kaum perempuan kurang berpartisipasi dalam proses penataan lingkungan kumuh akibatnya perempuan juga kurang ikut dalam pengambilan keputusan dalam penataan lingkungan kumuh sehingga perempuan kurang mendapatkan manfaat dl dalam kegiatan tersebut. Disamping hal tersebut pemahaman pengambilan keputusan pada permasalahan gender masih rendah, budaya masyarakat bahwa penataan lingkungan hunian merupakan urusan laki laki, kesehatan dan perkembangan perempuan dan anak belum prioritas utama, tingkat perekonomian masyarakat dilokasi lingkungan kumuh rendah, memnyebakan kesenjangan dalam penataan lingkungan kumuh

GBS Rencana Aksi Outcome 1. Sosialisasi rencana penataan lingkungan kumuh terhadap masyarakat setempat 2. Penyusunan Comunity Action Plan (CAP) 3. Penyusunan dokumen perencanaan penataan lingkungan perumahan dan kumuh berbasis masyarakat 1. Berkurangnya lingkungan kumuh sebesar 655 ha (sampai tahun 2014) melalui perencanaan penataan lingkungan kumuh berbasis masyarakat 2. Meningkatkan peran serta kaum perempuan dalam pengambilan keputusan 3. Meningkatkan peran perempuan dalam perencanaan penataan lingkungan pemuliman kumuh 4. Berkurangnya penyakit akibat lingkungan kumuh pada perempuan dan anak 5. Meningkatnya hunian yang layak huni bagi keluarga

Pembangunan Karakter Bangsa Pelaksana: Kemenkominfo RKP 2012 Prioritas/fokus i Indikator Rencana tahun prioritas/keg 2012 prioritas Prioritas: Menjamin kelancaran distribusi barang, jasa, dan informasi untuk meningkatkan daya saing produk nasional Fokus Prioritas: Peningkatan dan Perluasan Program Program g Pro Rakyat Pengembangan Aplikasi Informatika 1. Jumlah peserta bimbingan teknis sebagai agent of change untuk peningkatan e literasi di masyarakat 2. Prosentase masyarakat yang menjadi target wilayah community access point (CAP) memanfaatkan fasilitas CAP 3. Prosentase komunitas komunikasi dan informatika telah mampu mengembangkan kretivitas, inovasi dan kearifan lokal Program 1000 orang Pengembanga n Aplikasi Informatika 70 persen 40 persen

Kemen Perumahan Rakyat Direktorat Jendral Aplikasi Informatika GBS Kegiatan Pengembangan dan pembinaan TIK untuk pemberdayaan masyarakat Indikator kinerja kegiatan Output kegiatan Analisis situasi 1. Lokasi fasilitasi TIK 2. Presntase peserta sosialisasi 3. Jumlah laki laki dan perempuan yang mengakses internet/jumlah perempuan yg mempunyai e mail addres 4. Jumlah aplikasi TIK yg digunakan oleh perempuan dan laki laki 5. Jumlah pemanfaat TIK untuk bisnis Laporan/rekomendasi hasil kegiatan pemberdayaan E literasi masyarakat Lokasi pelaksanaan sosialisasi internet sehat dan aman selama ini kebanyakan masih dilaksanakan di daerah perkotaan. Berdasarkan data yg ada sampai saat ini kebanyakan pelaksanaan Sosialisasi Internet Sehat dan Aman (INSAN) dilakukan didaerah perkotaan yg merupakan daerah perkotaaan dengan dominasi pegawai pg laki laki. Sebaiknya daerah perdesaan dimana perempuan p lebioh banyak bekerja dalam kehidupan sehari hari masih belum tersentuh kegiatan sosialisasi INSAN.

GBS Analisis situasi Materi sosialisasi Internet Sehat dan Aman (INSAN) Penyampaian materi Internet Sehat dan Aman (INSAN) yg menyangkut keamanan sistem informasi, undang undang dan regulasi berkaitan dengan internet. Peserta sosialisasi Internet Sehat dan Aman sudah melibatkan ibu ibu sebagai orang yg paling dekat dgn anak anak bisa dilihat dari peserta sosialisasi Internet Sehat dan Aman yg terdiri dr berbagai Yayasan Sosial yg bergerak dlm bidang wanita dan anak. Pada tahun 2010 juga sosialisasi Internet Sehat dan Aman sudah melakukan roadshow ke sekolah sekolah dgn melibatkan anak anak sekolah sebagai peserta sosialisasi Laporan ttg muatan internet yg merugikan kelompok warga, terutama kl kalangan anak, remaja dan pemuda. Dampak negatif muatan internet yg cenderung merugi terutama bagi anak anak dan remaja adalah karena sifat permisif dan bertentangan dgn nilai nilai moralitas, sosial dan religi. Materi yg merugikan tsb terdapat di situs situs negatif, misalnya pornografi, madat, rasisme, kekerasan dan penjudian. Pemerintah telah menyediakan fasilitasinternet internet (CAP) khusus untuk perempuan yg dikelola oleh KOWANI di 13 lokasi namun pemanfaatannya masih belum maksimal.

GBS Analisis situasi Fasilitas warnet yg ada di masyarakat belum banyak digunakan oleh kaum wanita, ini bisa dilihat dari pengunjung gwarnet yg mayoritas adalah alak laki Tidak ada sinergis kegiatan antara pusat literasi dgn pemberdayaan informatika Baik pusat literasi maupun pemberdayaan informatika memiliki kegiatan mengenai pengarusutamaam gender yg seringkali tumpang tindih maupun masing masing pihak belum mencakup beberapa hal karena kurang sinergi Kaum perempuan masih sedikit yg mengerti ttg komputer dan masih sedikit yang memiliki akses dlm pengambilan keputusan untuk mengikuti i pelatihan ketrampilan komputer/internet. Kurangnya pelaksanaan kegiatan Bimbingan Teknis ttg pengunaan komputer dan internet berpengaruh thd kesenjangan pengetahuan internet antara laki laki lakidan perempuan. Kurangnya sosialisasittg pengembangan TIK bagi perempuan Relawan TIK tk pusat sudah dibentuk bulan juli 2011 dan semua pengurus terdiri dari kaum perempua dan laki laki

GBS Rencana Aksi 1. Sosialisasi dan promosi Internet Sehat dan Aman (INSAN) 2. Penyelenggaran Bimtek TIK untuk Gender, Pemuda dan pelaku usaha 3. Penyelenggaraan forum komunikasi, koordinasi, kolaborasi dan kerjasama komunikasi TIK (FK5T) di pusat dan 8 lokasi daerah