JUAL BELI HAK ATAS TANAH BERSERTIFIKAT YANG TIDAK DILAKUKAN DI HADAPAN PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH (Suatu Penelitian di Kabupaten Aceh Tengah)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I LATAR BELAKANG PEMILIHAN KASUS. Peranan tanah bagi pemenuhan berbagai kebutuhan manusia akan terus

BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar 1945 yang menyatakan: Bumi air dan kekayaan

PROBLEMA DALAM PELAKSANAAN HUKUM PERALIHAN HAK MILIK ATAS TANAH DI KOTA SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. Jual beli tanah..., Ni Wayan Nagining Sidianthi, FH UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. berkembang biak, serta melakukan aktivitas di atas tanah, sehingga setiap saat manusia

BAB I PENDAHULUAN. tanah.tanah sendiri merupakan modal utama bagi pelaksanaan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tanah merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. orang lain baik dalam ranah kebendaan, kebudayaan, ekonomi dan

BAB I PENDAHULUAN. masih bercorak agraris. Seluruh bumi, air dan ruang angkasa, termasuk kekayaan

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan tanah bahkan bukan hanya dalam. merupakan salah satu modal pembangunan yang mempunyai nilai strategis

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan yaitu mewujudkan pembangunan adil dan makmur, berdasarkan. Pancasila dan Undang-undang Dasar Republik Indonesia 1945.

BAB I PENDAHULUAN. bangsa sepanjang masa dalam mencapai sebesar-besar kemakmuran rakyat yang

TINJAUAN TENTANG HAMBATAN NOTARIS SEBAGAI PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH DI KOTA PADANGSIDIMPUAN. Oleh: Anwar Sulaiman Nasution 1.

Lex Privatum, Vol. IV/No. 7/Ags/2016

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

JURNAL. Diajukan oleh : Lusius Maria Bram Bintang Ferdinanta. Program Kekhususan : Hukum Pertanahan dan LingkunganHidup

BAB I PENDAHULUAN. berdimensi dua dengan ukuran panjang dan lebar. Hukum tanah disini bukan

BAB I PENDAHULUAN. yang satu ke orang lain.tanah sebagai benda yang bersifat permanen tetap, banyak

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan serta penghidupan masyarakat baik dari segi sosial, ekonomi,

Upik Hamidah. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. menjadi komoditas dan faktor produksi yang dicari oleh manusia.

BAB I PENDAHULUAN. tanah sebagai sarana utama dalam proses pembangunan. 1 Pembangunan. dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

BAB II KEDUDUKAN PARA PIHAK DALAM PENGALIHAN HAK ATAS BANGUNAN

BAB I PENDAHULUAN. Boedi Harsono, Hukum Agraria, Isi dan Pelaksanaannya, Djambatan, Jakarta, 2005, hlm. 560

BAB I PENDAHULUAN. bisa digunakan manusia untuk dipakai sebagai usaha. Sedangkan hak atas

BAB 1 PENDAHULUAN. Tanah memiliki peranan yang sangat penting bagi kehidupan masyarakat

: AKIBAT HUKUM PENUNDAAN PROSES BALIK NAMA FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SLAMET RIYADI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya jumlah penduduk, kebutuhan akan tanah terus

BAB I PENDAHULUAN. pembuatan akta pemberian hak tanggungan atas tanah. 3 Dalam pengelolaan bidang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Di dalam Negara Republik Indonesia, yang susunan kehidupan rakyatnya,

Lex Crimen Vol. VI/No. 5/Jul/2017

PROSES PEMERIKSAAN PERKARA JUAL BELI HAK MILIK ATAS TANAH SECARA KREDIT. (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. yang berlaku dalam masyarakat. Dapat pula dikatakan hukum merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat dalam kehidupan sehari-hari senantiasa akan melakukan

BAB III KEABSAHAN JUAL BELI TANAH YANG DILAKUKAN OLEH BUKAN PEMILIK TANAH. 1. Jual Beli Hak Atas Tanah

RINGKASAN TESIS. Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Derajat S-2 Program Studi Magister Kenotariatan. Oleh : JUMIN B4B

BAB II PROSES PELAKSANAAN PENINGKATAN STATUS TANAH DARI HAK GUNA BANGUNAN MENJADI HAK MILIK DI PERUMNAS MARTUBUNG MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini dikarenakan bahwa negara Indonesia merupakan negara agraris, terdapat simbol status sosial yang dimilikinya.

PELAKSANAN PERALIHAN HAK MILIK ATAS TANAH PERTANIAN KARENA JUAL BELI DI KECAMATAN GEMOLONG KABUPATEN SRAGEN

BENTUK PERALIHAN HAK ATAS TANAH YANG DAPAT DILAKUKAN OLEH WARGA NEGARA ASING AKIBAT PERCAMPURAN HARTA DALAM PERKAWINAN

BAB I PENDAHULUAN. masih tetap berlaku sebagai sumber utama. Unifikasi hak-hak perorangan atas

HIBAH TANAH DALAM PERSPEKTIF HUKUM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Salah satu tujuan pembentukan UUPA adalah untuk memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Selaras dengan Pasal 33 ayat (3) Undang-Undang Dasar Republik Indonesia

JUAL-BELI TANAH HAK MILIK YANG BERTANDA BUKTI PETUK PAJAK BUMI (KUTIPAN LETTER C)

BAB V PENUTUP. penulis laksanakan, maka penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa. diberi kewenangan untuk membuat akta-akta otentik dan sekaligus bisa

KETIDAKHADIRAN SESEORANG DALAM JUAL BELI DAN BALIK NAMA HAK ATAS TANAH DALAM PEWARISAN (Studi Kasus Perdata No. 1142/Pdt.P/2012/P.N.

AKIBAT HUKUM JUAL BELI HAK ATAS TANAH YANG BELUM DIDAFTARKAN THE LEGAL IMPACTS OF PURCHASING UNREGISTERED LAND RIGHTS

Tanah merupakan salah satu faktor yang terpenting dalam kehidupan. manusia, hewan, dan juga tumbuh-tumbuhan. Fungsi tanah begitu penting dan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan sarana dan prasarana lainnya. akan lahan/tanah juga menjadi semakin tinggi. Untuk mendapatkan tanah

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HAK-HAK ATAS TANAH. perundang-undangan tersebut tidak disebutkan pengertian tanah.

TINJAUAN HUKUM TERHADAP JUAL BELI TANAH TANPA AKTA PPAT (WILAYAH KECAMATAN TINOMBO) CICI FAJAR NOVITA / D

SENGKETA JUAL BELI TANAH YANG DILAKUKAN DENGAN AKTA JUAL BELI FIKTIF. (Studi Putusan Pengadilan Negeri Klaten No.50/PDT.G/2012/PN.

PELAKSANAAN PERJANJIAN JUAL BELI TANAH DIHADAPAN PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH (PPAT) (StudiKasus di Kantor PPAT Farida Ariyanti, SH) Oleh :

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN. Universitas. Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan tanah. Tanah mempunyai kedudukan dan fungsi yang amat penting

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran, dan kehidupan. bumi, air, ruang angkasa dan kekayaan alam yang

I. PENDAHULUAN. kedudukan akan tanah dalam kehidupan manusia. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. berkembang biak, serta melakukan segala aktifitasnya berada diatas tanah.

Dimyati Gedung Intan: Prosedur Pemindahan Hak Atas Tanah Menuju Kepastian Hukum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia dikenal sebagai Negara Agraris, bahwa tanah-tanah di

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI PENDAFTARAN TANAH, HAK MILIK ATAS TANAH, DAN PERALIHAN HAK ATAS TANAH

TINJAUAN YURIDIS TENTANG PEMBATALAN SERTIFIKAT HAK ATAS TANAH DALAM PERKARA JUAL BELI TANAH

TINJAUAN YURIDIS PERALIHAN HAK MILIK ADAT PAKPAK MELALUI JUAL BELI DI KECAMATAN SALAK (STUDI PADA KECAMATAN SALAK KABUPATEN PAKPAK BHARAT)

Oleh : Ni Putu Dian Putri Pertiwi Darmayanti Ni Nyoman Sukerti I Wayan Novy Purwanto. Program Kekhususan Hukum Perdata Fakultas Hukum Udayana

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak diundangkannya UUPA maka pengertian jual-beli tanah

PEROLEHAN TANAH DALAM PENGADAAN TANAH BERSKALA KECIL

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi rakyat Indonesia guna meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan

JUAL BELI TANAH TANPA MENGGUNAKAN AKTA PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH (STUDI PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR: 153 PK/PDT/2005)

Program Studi Magister Kenotariatan Universitas Diponegoro Semarang 2010

JUAL BELI HAK MILIK ATAS TANAH TANPA AKTA PPAT

BAB I P E N D A H U L U A N

KARYA ILMIAH AKIBAT HUKUM JUAL BELI TANAH HAK GUNA BANGUNAN ATAS TANAH NEGARA YANG BERASAL DARI HARTA BAWAAN DENGAN

BAB I PENDAHULUAN. di dalam UUD 1945 Pasal 33 Ayat (3) telah ditentukan bahwa bumi, air,

PELAKSANAAN PENINGKATAN HAK GUNA BANGUNAN MENJADI HAK MILIK UNTUK RUMAH TINGGAL DI KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN SUKOHARJO

Lex Crimen Vol. VI/No. 1/Jan-Feb/2017

Lex Privatum Vol. V/No. 9/Nov/2017

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk, sementara disisi lain luas tanah tidak bertambah. mendapatkan kepastian hukum atas tanah yang dimilikinya.

JURNAL PELAKSANAAN PERALIHAN HAK MILIK ATAS TANAH KARENA JUAL BELI DI HADAPAN CAMAT SEBAGAI PPAT SEMENTARA SETELAH BERLAKUNYA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

TINJAUAN HUKUM PENYELESAIAN PERKARA PEMBATALAN AKTA HIBAH. (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Surakarta)

EKSISTENSI AKTA JUAL BELI HAK MILIK ATAS TANAH YANG DIBUAT PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH CAMAT DIKECAMATAN MENDOYO KABUPATEN JEMBRANA

BAB I PENDAHULUAN. Perolehan dan peralihan hak atas tanah dapat terjadi antara lain melalui: jual

TERHAMBATNYA PROSES JUAL BELI KARENA TIDAK JELASNYA TANDA BATAS HAK MILIK ATAS TANAH DI KABUPATEN GROBOGAN

BAB II TINJAUN PUSTAKA. Di dalam UUPA terdapat jiwa dan ketentuan-ketentuan yang harus dipergunakan

BAB I P E N D A H U L U AN

BAB I PENDAHULUAN. Tanah mempunyai arti penting dan strategis bagi kehidupan. setiap orang dapat bercocok tanam untuk memenuhi kebutuhan sehari-haru,

BAB I PENDAHULUAN. Negara dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Sebagai

KEWENANGAN PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH (PPAT) DALAM PROSES JUAL BELI TANAH

TINJAUAN PELAKSANAAN PENDAFTARAN TANAH SECARA SISTEMATIK DI KABUPATEN BANTUL. (Studi Kasus Desa Patalan Kecamatan Jetis dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Gorontalo. Dalam penelitian ini yang dikaji adalah pertama, melakukan observasi

PENDAHULUAN. 1 Ulfia Hasanah, Status Kepemilikan Hat Atas Tanah Hasil Konversi hak barat berdasarkan Undang-Undang No. 5

Lex Privatum Vol. V/No. 4/Jun/2017

BAB I PENDAHULUAN. berlindung dan melanjutkan kehidupannya. Sejalan dengan bertambahnya

BAB I PENDAHULUAN. haknya atas tanah yang bersangkutan kepada pihak lain (pembeli). Pihak

NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI PERANAN CAMAT SELAKU PEMBUAT AKTA TANAH (PPAT) DALAM RANGKA MEWUJUDKAN TERTIB HUKUM PERTANAHAN DI WILAYAH KECAMATAN

Transkripsi:

ISSN 2302-0180 6 Pages pp. 14-19 JUAL BELI HAK ATAS TANAH BERSERTIFIKAT YANG TIDAK DILAKUKAN DI HADAPAN PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH (Suatu Penelitian di Kabupaten Aceh Tengah) M. Fuadi¹, Ilyas Ismail², Mujibussalim 2 1) Magister Ilmu Hukum Program Banda Aceh 2) Fakultas Hukum Universitas Syiah Kuala Abstract:Article37paragraph(1) Regulation No.24Year1997 onland Registration, then thesale and purchase oflandortransferland rightsremaincashbutmust becarried outin the presence ofofficials appointedhead ofthenational LandAgencyPPAT. This study uses anormativeapproachthenanalyzed qualitativelyanddescriptivelypresentedis toexplainthese datain detail. The results showedthatfirst, buying and selling landthat is notdoneinfront ofa Land Deed Official(PPAT) islawful, Second, land transferfactorthat is not doneinfront ofa Land Deed Official(PPAT) because ofhigh costandlongprocess. Keywords: buying and selling, land rights, PPAT Abstrak: Pasal 37 ayat (1) PP No 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah, maka jual beli tanah atau peralihan hak atas tanah tetap bersifat tunai tetapi harus dilaksanakan di hadapan pejabat yang ditunjuk Kepala Badan Pertanahan Nasional yaitu PPAT. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan yuridis normatif Kemudian dianalisa secara kualitatif dan disajikan secara diskriptif yaitu dengan menjelaskan data-data tersebut secara terperinci. Hasil penelitian menunjukan bahwa pertama, jual beli tanah yang tidak dilakukan di hadapan Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) adalah sah menurut hukum,kedua, faktor jual beli tanah yang tidak dilakukan di hadapan Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) karena faktor biaya yang mahal dan prosesnya lama. Kata Kunci: jual beli, hak atas tanah, PPAT PENDAHULUAN Tanah merupakan modal pembangunan bagi negara demikian juga bagi kelompok masyarakat atau individu-individu, dalam rangka untuk meningkatkan kesejahteraannya melalui usaha mengembangkan ekonomi keluarga dibutuhkan tempat usaha berupa tanah baik melalui usaha pertanian, peternakan, perdagangan, perbengkelan maupun untuk tempat tinggal. Sementara itu, luas tanah tidak pernah akan mengalami penambahan sehingga semakin kedepan terjadi penyempitan lahan usaha dan tempat tinggal. Salah satu cara untuk memperoleh hak atas tanah adalah melalui peralihan hak atas tanah, yang disebabkan karena adanya pewarisan tanpa wasiat maupun karena adanya perbuatan hukum pemindahan hak seperti : perbuatan jual beli, tukar menukar, hibah, pemberian menurut adat dan pemasukan dalam perusahaan atau "inbreng". Perbuatan pemindahan hak tersebut harus dilakukan oleh para pihak di hadapan Pejabat Pembuat Akta Tanah yang selanjutnya disebut PPAT yang bertugas membuat aktanya. Sejak berlakunya UUPA, maka jual beli tanah atau peralihan hak atas tanah tetap bersifat tunai tetapi harus Volume 2, No. 1, Agustus 2013-14

dilaksanakan di hadapan pejabat yang ditunjuk dan diangkat oleh Menteri Agraria sekarang Kepala Badan Pertanahan Nasional dan peranan Kepala Desa disini hanya sebatas sebagai saksi bukan untuk menguatkan perjanjian jual beli itu (Hilman Hadikusuma, 1979:123). Sebahagian besar masyarakat yang berada di Jeget Ayu Kecamatan Jagong Jeget terdapat lebih dari 50 transaksi jual beli hak atas tanah yang telah bersertifikat hanya dengan surat jual beli bermaterai, disaksikan oleh dua orang saksi dan diketahui oleh Kepala Desa, demikian juga di Desa Merah Mege Kecamatan Atu Lintang ada lebih kurang 50 transaksi jual beli hak atas tanah yang telah bersertifikat hanya dengan surat jual beli di desa. Akibatnya ketika masyarakat hendak melakukan balik nama/ mutasi atau pemisahan/ pemecahan, Kantor Pertanahan Kabupaten Aceh Tengah menyatakan tidak dapat memproses balik nama, mutasi maupun pemisahan, pemecahannya karena tidak sesuai dengan ketentuan perundangan yang berlaku. Menurut Pasal 37 ayat (1) PP Nomor 24 Tahun 1997 bahwa untuk melakukan pendaftaran balik nama/ mutasi atau pemisahan/ pemecahan terhadap pendaftaran sebagai akibat telah terjadinya jual beli hak atas tanah bersertifikat harus dibuktikan dengan akta jual beli dengan akta yang dibuat di hadapan PPAT. Pelaksanaan pendaftarannya hanya dilakukan ketika adanya keperluan untuk kepentingan kredit yang berarti semata-mata hanya untuk kepentingan ekonomi, belum menyentuh pada tataran yuridis. KAJIAN KEPUSTAKAAN Pengertian Jual Beli Dalam kehidupan manusia yang senantisa berkembang dari waktu ke waktu dan berbagai macam bentuk hubungan antar manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup beraneka ragam, salah satunya adalah perbuatan jual beli. Jual beli merupakan perbuatan hukum yang paling banyak berlangsung di masyarakat. Hilman Hadikusuma mengemukakan, bahwa pada umumnya jual beli itu berlaku apabila pada saat yang sama penjual menyerahkan barang yang dibeli dan pembeli menyerahkan pembayarannya (Hilman Hadikusuma,1971:78). Boedi Harsono mengatakan, bahwa jual beli tanah dalam Hukum Adat merupakan perbuatan hukum pemindahan hak dengan pembayaran tunai, artinya harga yang disetujui bersama dibayar penuh pada saat dilakukan jual beli yang bersangkutan (Boedi Harsono, 1995:29). Tata Cara Jual Beli Tanah Sebelum kita membeli sebidang tanah, maka kiranya perlu dilakukan secara hati-hati, dikarenakan banyaknya terjadi hal-hal yang bersifat kurang menguntungkan dikemudian harinya bagi pembeli, misalnya tanah dalam keadaan sengketa ataupun tanah terletak dalam lokasi daerah yang terkena penertiban dan sebagainya. Ada dua hal penting yang perlu diperhatikan dalam jual beli tanah, yaitu subyek dan obyek.untuk subyek, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan jual beli tanah.jual beli tanah menurut hukumnya, 15 - Volume 2, No. 1, Agustus 2013

wajib dilaksanakan di hadapan Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) yang berwenang membuat akta jual belinya. Obyek jual beli tidak hanya tanah hak sebagaimana disebutkan di atas melainkan dapat pula meliputi bangunan permanen yang didirikan diatasnya, atau tanaman keras (yang berumur panjang), apabila memenuhi syarat sebagai berikut: a. Bahwa bangunan tersebut menurut sifatnya menjadi satu kesatuan dengan tanahnya; b. Bahwa pemegang hak atas tanah yang bersangkutan pemilik bangunan tersebut; c. Dalam akta jual belinya disebutkan secara tegas bahwa obyek jual belinya meliputi tanah hak dan bangunan. Ketiga syarat di atas merupakan penerapan asas pemisahan dalam praktek di kalangan Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT), yang membuat akta jual beli. Hak-Hak Atas Tanah Hak atas tanah adalah hak untuk mempergunakan tanahnya saja, sedangkan benda-benda lain di dalam tanah umpamanya bahan-bahan mineral, minyak dan lain-lainnya tidak termasuk (Wantjik,1977:15).Sebagaimana sudah kita ketahui bahwa dalam ketentuan UUPA secara jelas menyebutkan dalam Pasal 9, bahwa hanya warga Negara Indonesia saja yang boleh mempunyai hubungan yang sepenuhnya dengan air, bumi, dan ruang angkasa (AP Parlindungan, 1993:6). Soejono menyebutkan, secara umum pengaturan mengenai hak milik atas tanah dalam UUPA dijumpai dalam bagian III Bab II Pasal 20 sampai Pasal 27, yang memuat prinsip-prinsip umum tentang hak milik atas tanah. Selanjutnya dalam Pasal 50 Ayat (1) ditentukan bahwa ketentuan-ketentuan lebih lanjut mengenai hak milik diatur dengan undang-undang. Pengertian PPAT Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah, Pasal 1 angka 24 menyebutkan definisi dari Pejabat Pembuat Akta Tanah, yaitu pejabat umum yang diberi kewenangan untuk membuat akta-akta tanah tertentu. Menurut Boedi Harsono, yang dimaksud PPAT adalah suatu jabatan (ambtenaar) dalam tata susunan hukum agraria nasional kita, khususnya hukum yang mengatur pendaftaran tanah. Dapat diartikan juga orang yang menjabat jabatan tersebut (Boedi Harsono, 1990:34). Berdasarkan pengertian di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 dan Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 1998, dapat disimpulkan bahwa, Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) adalah Pejabat Umum. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode pendekatan yuridis normatif dan yuridis sosiologis. Pendekatan yuridis normatif dilakukan dengan cara meneliti terlebih dahulu peraturan, perundang-undangan yang relevan dengan permasalahan yang diteliti, dengan kata lain melihat hukum dari aspek normatif. Karena penelitian ini merupakan penelitian diskriptif Volume 2, No. 1, Agustus 2013-16

analisis yang bersifat yuridis normatif maka diperlukan data primer dan data sekunder. Data Primer Data primer adalah data yang langsung diperoleh dari lapangan yang merupakan data empiris. Data Sekunder Data sekunder dalam penelitian ini terdiri dari bahan hukum primer,bahan hukum sekunder dan bahan hukumtersier.sesuai dengan data yang diperoleh, baik data primer maupun data sekunder akan dianalisa dengan cara mengklasifikasikan masing-masing sesuai dengan permasalahan yang diteliti. Kemudian dianalisa secara kualitatif dan disajikan secara diskriptif yaitu dengan menjelaskan data-data tersebut secara terperinci. Lokasi penelitian dilakukan di wilayah Desa Jeget Ayu Kecamatan Jagong Jeget dan Desa Merah Mege Kecamatan Atu Lintang.Di dua wilayah desa ini yang paling banyak terjadi kasus jual beli hak atas tanah bersertifikat yang tidak dilakukan di hadapan PPAT atau PPAT Sementara.Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan jualbeli hak atas tanah bersertifikat yang tidak dilakukan di hadapan PPAT atau PPAT Sementara.Sampel penelitian adalah kasus jual beli hak atas tanah bersertifikat yang tidak dilakukan di hadapan PPAT.Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara acak (random sampling) yang dapat mewakili keseluruhan populasi penelitian. 1. Responden. a. Tiga orang masyarakat di Kecamatan Jagong Jeget b. Tiga orang masyarakat di Kecamatan Atu Lintang 2. Informan a. Dua orang pejabat pada Kantor Pertanahan Kabupaten Aceh Tengah. b. Dua orang pejabat pada dua Kantor Camat yang menjadi lokasi penelitian. c. Satu orang Kepala Desa pada tiap-tiap Kecamatan yang diteliti. d. Dua orang Notaris PPAT. HASIL PEMBAHASAN Pelaksanaan Jual Beli Hak Atas Tanah Yang Tidak Bersertifikat Pelaksanaan jual beli tanah yang tidak bersertifikat, Pihak penjual dan pembeli memberikan / menyiapkan Kartu Tanda Penduduk (KTP) masing-masing serta pihak penjual diwajibkan mengisi blangko yang telah ditetapkan oleh Kepala Desa, gambar kasar tanah dan surat pernyataan penyerahan tanah. Faktor Apa Saja Yang Menyebabkan Jual Beli Hak Atas Tanah Bersertifikat Yang Tidak Dilakukan Di Hadapan PPAT Jual beli tanah yang tidak dilakukan di hadapan Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) di Desa Jeget Ayu Kecamatan Jagong Jeget dan Desa Merah Mege Kecamatan Atu Lintang masih terjadi karena faktor biaya yang mahal dan prosesnya lama, kesadaran hukum masyarakat masih rendah terhadap manfaat jual beli tanah yang dilakukan di hadapan PPAT. 17 - Volume 2, No. 1, Agustus 2013

Akibat Hukum Yang Ditimbulkan Dari Jual Beli Hak Atas Tanah Bersertifikat Yang Tidak Dilakukan Di Hadapan PPAT Jual beli tanah yang dilakukan tidak di hadapan Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) adalah sah menurut hukum, jika dipenuhi syarat-syarat materiil yaitu, syarat umum bagi sahnya suatu perbuatan hukum, pembeli memenuhi syarat bagi pemegang hak atas tanahnya dan dilakukan secara tunai, terang, dan nyata, hal tersebut sesuai denganyurisprudensimahkamah Agung Nomor 126.K/Sip/ 1976 tanggal 4 April 1978. Hanya saja jual beli tanah yang dilakukan tidak di hadapan Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) tidak dapat didaftarkan pada Kantor Pertanahan untuk melakukan perubahan data kepemilikan atau balik nama dan dapat menimbulkan kerugian bagi pihak pembeli, hal ini karena ia hanya dapat menguasai secara fisik akan tetapi tidak dapat membuktikan kepemilikannya tersebut secara yuridis. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Pelaksanaan jual beli tanah yang tidak bersertifikat, Pihak penjual dan pembeli memberikan/menyiapkan Kartu Tanda Penduduk (KTP) masing-masing serta pihak penjual diwajibkan mengisi blangko yang telah ditetapkan oleh Kepala Desa, Gambar kasar tanah dan surat pernyataan penyerahan tanah. 2. Faktor Jual beli tanah yang tidak dilakukan di hadapan Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) di Desa Jeget Ayu Kecamatan Jagong Jeget dan Desa Merah Mege Kecamatan Atu Lintang masih terjadi karena faktor biaya yang mahal dan prosesnya lama. 3. Akibat Hukum Jual beli tanah yang Saran dilakukan tidak di hadapan Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) adalah sah menurut hukum, jika dipenuhi syarat-syarat materiil yaitu, syarat umum bagi sahnya suatu perbuatan hukum, hal tersebut sesuai dengan Yurisprudensi Mahkamah Agung Nomor 126.K/Sip/ 1976 tanggal 4 April 1978. Hanya saja jual beli tanah yang dilakukan tidak di hadapan PPAT tidak dapat didaftarkan pada Kantor Pertanahan. 1. Perlu pembinaan dan sosialisasi secara terpadu dan terus menerus tentang pendaftaran tanah khususnya prosedur pelaksanaan jual beli tanah yang dilakukan di hadapan PPAT kepada masyarakat khususnya Kepala Desa beserta perangkatnya oleh Kantor Pertanahan. 2. Diharapkan PPAT dan Kantor Pertanahan bisa membantu meringankan masyarakat ekonomi lemah terutama dalam hal biaya proses pendaftaran tanah karena jual beli, sehingga mereka tidak terlalu khawatir untuk mendaftarkan tanahnya. DAFTAR KEPUSTAKAAN Boedi, H., 1995.Hukum Agraria Indonesia.Jilid 1. Jakarta: Djambatan. Hilman, H., 1979. Hukum Perjanjian Adat. Bandung: Alumni. Parlindungan, AP., 1993.Pendaftaran Tanah di Volume 2, No. 1, Agustus 2013-18

Indonesia dan Peraturan-peraturan Pelaksanaannya. Bandung:Alumni. Wantjik, S.K., 1977. Hak Anda Atas Tanah. Jakarta: Ghalia. 19 - Volume 2, No. 1, Agustus 2013