BAB I ZONA SELAMAT SEKOLAH

dokumen-dokumen yang mirip
EVALUASI PENERAPAN ZONA SELAMAT SEKOLAH DI KOTA PADANG ABSTRAK

MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT TENTANG ZONA SELAMAT SEKOLAH (ZoSS). Pasal 1

Evaluasi Zona Selamat Sekolah di SD Sukasenang Jalan P.H.H. Mustofa Kota Bandung

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT NOMOR : SK.603/AJ 401/DRJD/2007 TENTANG

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT NOMOR : HK.205/1/1/DRJD/2006 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 60 TAHUN 1993 T E N T A N G MARKA JALAN MENTERI PERHUBUNGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 62 TAHUN 1993 T E N T A N G ALAT PEMBERI ISYARAT LALU LINTAS MENTERI PERHUBUNGAN,

BAB III LANDASAN TEORI. 3.1 Konversi Satuan Mobil Penumpang

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 61 TAHUN 1993 TENTANG RAMBU-RAMBU LALU LINTAS DI JALAN MENTERI PERHUBUNGAN,

ABSTRAK. Kata kunci: keselamatan pengguna jalan, kecepatan pengemudi kendaraan, ZoSS

ANALISIS EFEKTIVITAS ZONA SELAMAT SEKOLAH DAN KINERJA RUAS JALAN

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT NOMOR : SK.2435 / AJ.409 / DRJD / 2007 TENTANG

ABSTRAK. Kata Kunci: Evaluasi, pola pergerakan, efektivitas, ZoSS. iii

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT NOMOR : SK.984/AJ. 401/DRJD/2005 TENTANG

Pd T Perambuan sementara untuk pekerjaan jalan

Perda No. 19/2001 tentang Pengaturan Rambu2 Lalu Lintas, Marka Jalan dan Alat Pemberi Izyarat Lalu Lintas.

NASKAH SEMINAR TUGAS AKHIR ANALISA EFEKTIFITAS ZONA SELAMAT SEKOLAH (ZoSS) DITINJAU DARI PENURUNAN KECEPATAN

TINJAUAN KECEPATAN KENDARAAN PADA WILAYAH ZONA SELAMAT SEKOLAH DI KOTA PEKANBARU 1

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR: KM 14 TAHUN 2006 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA LALU LINTAS DI JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR: KM 14 TAHUN 2006 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA LALU LINTAS DI JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 65 TAHUN 1993 T E N T A N G FASILITAS PENDUKUNG KEGIATAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN MENTERI PERHUBUNGAN,

ANALISIS TERHADAP FASILITAS DAN KESELAMATAN PENGGUNA ZONA SELAMAT SEKOLAH (ZOSS)

TINJAUAN KECEPATAN KENDARAN PADA WILAYAH ZONA SELAMAT SEKOLAH (ZoSS) DI KOTA PADANG

BAB III LANDASAN TEORI

ANALISIS TINGKAT KESELAMATAN PADA ZONA SELAMAT SEKOLAH DI YOGYAKARTA. Jaya Yogyakarta. Atma Jaya Yogyakarta ABSTRAK

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Dari hasil survei inventaris jalan didapat data-data ruas Jalan Pintu Satu Senayan. Panjang. ( m )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997, jalan perkotaan

Penempatan marka jalan

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG KETERTIBAN LALU LINTAS DI KOTA TEGAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bertujuan untuk bepergian menuju arah kebalikan (Rohani, 2010).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terbaru (2008), Evaluasi adalah penilaian. pelayanan adalah kemampuan ruas jalan dan/atau persimpangan untuk

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT NOMOR : SK 113/HK.207/DRJD/2010 TENTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LEMBARAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 13 TAHUN 2003 SERI E NOMOR 1 PERATURAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Data hasil pengamatan dari studi kasus Jalan Ngasem Yogyakarta

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT TENTANG PETUNJUK TEKNIS PERLENGKAPAN JALAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT,

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

2 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 101, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5422); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 34

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Studi Pustaka. Permasalahan. Survei Pendahuluan. Pengambilan data. Analisis Data. Perubahan Kinerja

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT NOMOR : SK.276/AJ-401/DRJD/10 TENTANG

EVALUASI KORIDOR JALAN KARANGMENJANGAN JALAN RAYA NGINDEN SEBAGAI JALAN ARTERI SEKUNDER. Jalan Karangmenjangan Jalan Raya BAB I

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA LALU LINTAS

ANALISIS KAPASITAS, TINGKAT PELAYANAN, KINERJA DAN PENGARUH PEMBUATAN MEDIAN JALAN. Adhi Muhtadi ABSTRAK

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG,

ANALISIS EFEKTIFITAS ZONA SELAMAT SEKOLAH (ZoSS) DI SEKOLAH DASAR KOTA PEKANBARU

III. METODOLOGI PENELITIAN. pengamatan untuk mengumpulkan data akan dilaksanakan pada hari Senin dan

DAFTAR ISI. Halaman Judul Pengesahan Persetujuan Motto dan Persembahan ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

II. TINJAUAN PUSTAKA. berupa jalan aspal hotmix dengan panjang 1490 m. Dengan pangkal ruas

III. METODOLOGI PENELITIAN

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG. Nomor 3 Tahun 2002 Seri C PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR TAHUN 2012 TENTANG

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Jalan. Jalan secara umum adalah suatu lintasan yang menghubungkan lalu lintas

DAMPAK PUSAT PERBELANJAAN SAKURA MART TERHADAP KINERJA RUAS JALAN TRANS SULAWESI DI KOTA AMURANG

III. METODOLOGI PENELITIAN. yang dibutuhkan yang selanjutnya dapat digunakan untuk dianalisa sehingga

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH SOSIALISASI ZONA SELAMAT SEKOLAH (ZoSS) TERHADAP EFEKTIFITAS ZoSS SEKOLAH DASAR DI PEKANBARU. Septian Surya Utama 1), Yosi Alwinda 2)

ANALISIS KAPASITAS JALAN TERHADAP KEMACETAN

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT NOMOR: SK 3229/AJ 401/DRJD/2006 TENTANG TATA CARA PENOMORAN RUTE JALAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Waktu Penelitian yaitu pada jam-jam sibuk sekitar jam 06:00 sampai jam

D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB V PENUTUP

Gambar 4.1 Potongan Melintang Jalan

BAB III LANDASAN TEORI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 09 TAHUN 2011 TENTANG

Persyaratan Teknis jalan

SATUAN ACARA PERKULIAHAN ( SAP ) Mata Kuliah : Rekayasa Lalulintas Kode : CES 5353 Semester : V Waktu : 1 x 2 x 50 menit Pertemuan : 4 (Empat)

BAB III LANDASAN TEORI. kapasitas. Data volume lalu lintas dapat berupa: d. Arus belok (belok kiri atau belok kanan).

BAB III LANDASAN TEORI. Pengolongan jenis kendaraan sebagai berikut : Indeks untuk kendaraan bermotor dengan 4 roda (mobil penumpang)

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN. mengenai rekapitulasi untuk total semua jenis kendaraan, volume lalulintas harian

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN

JURNAL ANALISA KAPASITAS DAN TINGKAT PELAYANAN RUAS JALAN H.B YASIN BERDASARKAN MKJI Oleh RAHIMA AHMAD NIM:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

DAFTAR ISI. Halaman HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERSETUJUAN KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN

BAB III METODOLOGI. Bagan alir dalam penulisan tugas akhir ini terdiri dari :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. transportasi darat memiliki fungsi sangat mendasar yaitu : 1. membantu pertumbuhan ekonomi nasional,

BAB III LANDASAN TEORI. karakteristik arus jalan, dan aktivitas samping jalan.

CONTOH SOAL TES TORI SIM C (PART 1)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2013 TENTANG JARINGAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Dalam bab ini akan dibahas mengenai analisis Kapasitas jalan, volume

ANALISIS HAMBATAN SAMPING AKIBAT AKTIVITAS PERDAGANGAN MODERN (Studi Kasus : Pada Jalan Brigjen Katamso di Bandar Lampung)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi Penelitian terletak di Kotamadya Denpasar yaitu ruas jalan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. kecepatan bebas ruas jalan tersebut mendekati atau mencapai

SATUAN ACARA PERKULIAHAN ( SAP ) Mata Kuliah : Rekayasa Lalulintas Kode : CES 5353 Semester : V Waktu : 1 x 2 x 50 menit Pertemuan : 13 (Tiga belas)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tersebut. Pejalan kaki yang tertabrak kendaraan pada kecepatan 60 km/jam hampir

BAB III LANDASAN TEORI. diangkut selalu bertambah seperti pertambahan jumlah penduduk, urbanisasi,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 04 TAHUN 2003 TENTANG PERLENGKAPAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GRESIK

BUPATI KAPUAS HULU PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAPUAS HULU NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG

PERSEPSI PENGGUNA FASILITAS ZONA SELAMAT SEKOLAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2013 TENTANG JARINGAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2013, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan adalah ser

Transkripsi:

Lampiran : Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor : SK 3236/AJ 403/DRJD/2006 Tanggal : 8 Desember 2006 BAB I ZONA SELAMAT SEKOLAH A. ISTILAH DAN DEFINISI 1 alat pemberi isyarat lalu lintas (APILL) adalah perangkat peralatan teknis yang menggunakan isyarat lampu untuk mengatur lalu lintas orang dan/atau kendaraan di persimpangan atau pada ruas jalan. 2 badan jalan adalah bagian jalan yang meliputi seluruh jalur lalu lintas, median, dan bahu jalan. 3 bahu jalan adalah bagian daerah manfaat jalan yang berdampingan dengan jalur lalu lintas untuk menampung kendaraan yang berhenti, keperluan darurat, dan untuk pendukung samping bagi lapis pondasi bawah, pondasi atas, dan permukaan. 4 kecepatan lalu lintas adalah kemampuan untuk menempuh jarak tertentu dalam satuan waktu, dinyatakan dalam kilometer/jam atau meter/detik. 5 jalan adalah jalan yang diperuntukkan bagi lalu lintas umum. 6 jalur adalah bagian jalan yang dipergunakan untuk lalu lintas kendaraan. 7 lajur adalah bagian jalur yang memanjang, dengan atau tanpa marka jalan, yang memiliki lebar cukup untuk satu kendaraan bermotor sedang berjalan, selain sepeda motor. 8 lalu lintas adalah gerak kendaraan, orang atau hewan di jalan. 1

9 marka jalan adalah suatu tanda yang berada dipermukaan jalan atau di atas permukaan jalan yang meliputi peralatan atau tanda yang membentuk garis membujur, garis melintang, garis serong serta lambang lainnya yang berfungsi untuk mengarahkan arus lalu lintas dan membatasi daerah kepentingan lalu lintas. 10 marka melintang adalah tanda yang tegak lurus terhadap sumbu jalan. 11 marka lambang adalah tanda yang mengandung arti tertentu untuk menyatakan peringatan, perintah dan larangan untuk melengkapi atau menegaskan maksud yang telah disampaikan oleh rambu atau tanda lalu lintas lainnya. 12 median jalan adalah daerah yang memisahkan arah lalu lintas pada suatu segmen jalan. 13 papan tambahan adalah papan yang dipasang di bawah daun rambu yang memberikan penjelasan lebih lanjut dari suatu rambu. 14 pemakai jalan adalah pengemudi kendaraan dan/atau pejalan kaki. 15 rambu adalah salah satu dari perlengkapan jalan, berupa lambang, huruf, angka, kalimat dan/atau perpaduan diantaranya sebagai peringatan, larangan, perintah atau petunjuk bagi pemakai jalan. 16 rambu larangan adalah rambu yang digunakan untuk menyatakan perbuatan yang dilarang dilakukan oleh pemakai jalan. 17 rambu peringatan adalah rambu yang digunakan untuk menyatakan peringatan bahaya atau tempat berbahaya pada jalan di depan pemakai jalan. 18 rambu perintah adalah rambu yang digunakan untuk menyatakan perintah yang wajib dilakukan oleh pemakai jalan. 19 rambu petunjuk adalah rambu yang digunakan untuk menyatakan petunjuk mengenai jurusan, jalan, situasi, kota, tempat, pengaturan, fasilitas dan lain-lain bagi pemakai jalan. 2

20 tipe jalan adalah tipe jalan yang menentukan jumlah lajur dan arah dalam suatu segmen jalan, meliputi : - 2-lajur 1-arah (2/1) - 2-lajur 2-arah tak terbagi (2/2 UD) - 4-lajur 2-arah tak terbagi (4/2 UD) - 4-lajur 2-arah terbagi (4/2 D) - 6-lajur 2-arah terbagi (6/2 D) 21 Zona Selamat Sekolah (ZoSS) adalah lokasi di ruas jalan tertentu yang merupakan zona kecepatan berbasis waktu untuk mengatur kecepatan kendaraan di lingkungan sekolah. 3

B. TIPE ZONA SELAMAT SEKOLAH Tipe Zona Selamat Sekolah (ZoSS) ditentukan berdasarkan tipe jalan, jumlah lajur, kecepatan rencana jalan dan jarak pandangan henti yang diperlukan. Berdasarkan tipe ZoSS dapat ditentukan batas kecepatan ZoSS, panjang ZoSS dan perlengkapan jalan yang dibutuhkan. Apabila terdapat lebih dari 1 (satu) sekolah yang berdekatan (jarak < 80 meter) maka ZoSS dapat digabungkan sesuai dengan kriteria panjang yang diperlukan. Tabel 1. Kebutuhan Perlengkapan Jalan Berdasarkan Tipe ZoSS Tipe Jalan Jarak Pandangan Henti (meter) Batas Kecepatan Rencana (km/jam) Batas Kecepatan Zona Selamat Sekolah (km/jam) Tipe ZoSS Panjang ZoSS (meter) Kebutuhan Minimum Kebutuhan Tambahan 2 lajur Tak Terbagi (2/2UD) 50-85 >40, <60 25 2UD-25 150 35-50 30-40 20 2UD-20 80 marka ZoSS, zebra cross, rambu-rambu lalu lintas,marka jalan zigzag warna kuning, pemandu penyeberang. marka ZoSS, zebra cross, rambu-rambu lalu lintas,pemandu penyeberang. pita penggaduh, APILL pelikan, APILL berkedip marka jalan zigzag warna kuning, pita penggaduh, APILL pelikan 4 lajur Tak Terbagi (4/2UD) 50-85 >40, <60 25 4UD-25 150 35-50 30-40 20 4UD-20 80 marka ZoSS, zebra cross, rambu-rambu lalu lintas,marka jalan zigzag warna kuning, pita penggaduh, pemandu penyeberang. marka ZoSS, zebra cross, rambu-rambu lalu lintas,marka jalan zigzag warna kuning, pemandu penyeberang. APILL pelikan, APILL berkedip pita penggaduh, APILL pelikan, APILL berkedip 4 lajur Terbagi (4/2D) 50-85 >40, <60 25 4D-25 200 35-50 30-40 20 4D-20 100 marka ZoSS, zebra cross, rambu-rambu lalu lintas,marka jalan zigzag warna kuning, pita penggaduh, APILL pelikan, pemandu penyeberang. marka ZoSS, zebra cross, rambu-rambu lalu lintas,marka jalan zigzag warna kuning, pita penggaduh, pemandu penyeberang. APILL berkedip APILL pelikan, APILL berkedip > 4 lajur dan/atau kecepatan >60 km/jam perlu penyeberangan tidak sebidang 4

C. WAKTU OPERASI ZONA SELAMAT SEKOLAH Waktu operasi Zona Selamat Sekolah direkomendasikan 2 jam di pagi hari dan 2 jam di siang hari, antara pukul 6.30-8.30 pagi dan 12.00-14.00 di siang hari pada hari sekolah atau dilaksanakan selama jam sekolah berlangsung, kecuali hari libur. Waktu operasi ini dapat disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing sekolah. Perpanjangan waktu operasi Zona Selamat Sekolah dimungkinkan apabila terdapat jumlah murid yang signifikan yang menyeberang jalan secara teratur sepanjang hari. Waktu operasi ZoSS dinyatakan dengan papan tambahan pada rambu-rambu lalu lintas. D. FASILITAS PERLENGKAPAN JALAN PADA ZONA SELAMAT SEKOLAH 1. MARKA JALAN a. ZONA SELAMAT SEKOLAH adalah marka berupa kata-kata sebagai pelengkap rambu batas kecepatan Zona Selamat Sekolah. 150 CM 100 CM 150 CM 100 CM 150 CM 60 CM 15 CM 510 CM Gambar 1. Ukuran Huruf Zona Selamat Sekolah 5

b. TENGOK KANAN-KIRI, adalah marka berupa kata-kata pada tepi zebra cross. Marka ini dimaksudkan agar penyeberang khususnya penyeberang anak-anak memperhatikan arah datangnya kendaraan sebelum menyeberang. 20 CM 20 CM 300 CM Gambar 2. Ukuran Huruf Tengok Kanan Dan Kiri c. Tanda Permukaan Jalan Larangan Parkir (Marka Zig Zag warna kuning) yang dipasang sepanjang ZoSS. Gambar 3. Marka Jalan Pada Zona Selamat Sekolah 6

d. Pita penggaduh Pita penggaduh dapat dipasang untuk meningkatkan kewaspadaan. Sesuai Lampiran 7 KM 3 Tahun 1994 tentang Alat Pengendali dan Pengaman Pemakai Jalan, pita penggaduh dipasang pada jarak 50 meter dari awal ZoSS dengan ketinggian 1 (satu) centimeter (Gambar 4). Gambar 4. Pemasangan Pita Penggaduh Pada Zona Selamat Sekolah 7

2. RAMBU-RAMBU LALU LINTAS Rambu-rambu lalu lintas (selanjutnya disebut rambu) yang digunakan pada Zona Selamat Sekolah adalah sebagai berikut: 1. Rambu Peringatan Hati-Hati Lampiran KM 61/1993 Tabel 1.No 23 2. Papan Peringatan Berupa Kata-Kata KURANGI KECEPATAN, ZONA SELAMAT SEKOLAH Lampiran KM 61/1993 Tabel 1.No 25 8

3. Rambu Peringatan Penyeberangan Orang Lampiran KM 61/1993 Tabel 1.No 10 4. Rambu Peringatan Lampu Pengatur Lalu Lintas Lampiran KM 61/1993 Tabel 1.No 15 9

5. Rambu Batas Kecepatan Maksimum dengan papan tambahan informasi perioda batasan kecepatan Lampiran KM 61/1993 Tabel 2A.No 9 6. Rambu Larangan Parkir Sepanjang Zona Selamat Sekolah (dinyatakan dengan papan tambahan) Lampiran KM 61/1993 Tabel 2A.No 4b 10

7. Rambu Petunjuk Tempat Penyeberangan Jalan Lampiran KM 61/1993 Tabel 3.No 5 8. Rambu Batas Akhir Kecepatan Maksimum Lampiran KM 61/1993 Tabel 2A.No 11a 11

E. PROSEDUR PENYELENGGARAAN ZONA SELAMAT SEKOLAH (ZoSS) Prosedur penyelenggaraan ZoSS disajikan pada bagan alir berikut. Tahap I Tahap II Tahap III Tahap IV Survai Perilaku Penyeberang, Kecepatan Lalu Lintas, Volume Lalu Lintas dan Perilaku Pengantar Gambar 5. Bagan Alir Prosedur Penyelenggaraan ZoSS 12

Uraian prosedur sesuai bagan alir pada Gambar 5 di atas adalah sebagai berikut. Tahap I : 1. Pengajuan Usulan ZoSS Berdasarkan hasil identifikasi kebutuhan ZoSS, usulan penyelenggaraan ZoSS disusun dan diajukan oleh pihak sekolah dalam hal ini dewan guru bersama Komite Sekolah. Usulan ZoSS diajukan kepada Instansi yang terkait di tingkat Kabupaten/Kota (Dinas Perhubungan/ LLAJ Kabupaten/Kota) Tahap II : 2. Evaluasi Teknis Usulan ZoSS Dinas Perhubungan/LLAJ Kabupaten/Kota setempat meneliti usulan ZoSS dengan cara melakukan survai perilaku penyeberang, kecepatan lalu lintas, volume lalu lintas, dan perilaku pengantar serta survai inventarisasi mengenai fungsi dan tipe jalan, batas kecepatan rencana, lokasi/posisi sekolah, dan jumlah siswa. Survai ini dilaksanakan untuk mengetahui kondisi perilaku pemakai jalan dan kondisi lalu lintas sebelum dilaksanakannya Zona Selamat Sekolah (ZoSS) 3. Pemenuhan kriteria ZoSS Hasil dari analisis menjadi masukan untuk menyatakan apakah ZoSS yang diajukan sudah memenuhi kriteria atau belum. Pemenuhan kriteria ZoSS diindikasikan : bila dari ke- 4 (empat) hasil survai menunjukkan satu nilai dikategorikan belum selamat, maka program ZoSS dapat diterapkan di lokasi terpilih, apabila dari hasil analisis diindikasikan bahwa dari ke- 4 (empat) hasil survai menunjukkan seluruhnya dikategorikan sudah selamat, maka pada lokasi tersebut belum diperlukan program ZoSS dan Dinas Perhubungan/LLAJ setempat kemudian menyampaikannya kepada pihak sekolah. Tahap III : 4. Status Jalan dan Persetujuan Penyelenggaraan ZoSS Apabila usulan memenuhi kriteria, maka Dinas Perhubungan/LLAJ setempat kemudian melanjutkan usulan untuk mendapatkan persetujuan penggunaan jalan sebagai lokasi ZoSS sesuai dengan status jalan dimana sekolah berada, yaitu: - Jalan Nasional, persetujuan diberikan oleh Dirjen Perhubungan Darat Departemen Perhubungan, 13

- Jalan Provinsi, persetujuan diberikan oleh Gubernur - Jalan Kabupaten/Kota, persetujuan diberikan oleh Bupati/Walikota 5. Implementasi ZoSS Implementasi ZoSS dapat dilaksanakan setelah mendapat persetujuan penggunaan jalan untuk program ZoSS dari pejabat yang berwenang terkait dengan status jalan (Dirjen Perhubungan Darat, Departemen Perhubungan atau Gubernur atau Bupati/Walikota) Tahap IV : 6. Evaluasi Implementasi ZoSS Evaluasi implementasi ZoSS dilaksanakan untuk mengetahui kondisi perilaku pemakai jalan dan kondisi lalu lintas sesudah dilaksanakannya Zona Selamat Sekolah (ZoSS). Survai yang dilaksanakan pada tahap ini meliputi survai karakteristik penyeberang, survai kecepatan sesaat, survai volume lalu lintas, dan survai perilaku pengantar. Hasil survai ini kemudian harus dibandingkan dengan hasil survai sebelum program ZoSS dilaksanakan, untuk melihat apakah terjadi perubahan perilaku siswa, guru, dan orang tua serta masyarakat sekitar. Apabila terjadi penurunan, harus dilakukan perbaikan yang dapat dilaksanakan melalui terapi perilaku berupa kampanye ataupun program lainnya (misalnya : polisi sahabat anak, bersepeda sehat, yuk menyeberang, pembangunan JPO, penegakan hukum dsb) dan harus dirinci penyebab terjadinya penurunan tersebut. Apabila kondisi perilaku tetap sama ataupun lebih baik, tetap harus dilakukan pemantauan dan dijaga. Evaluasi terhadap penyelenggaraan ZoSS pada tahap pertama perlu dilakukan setelah 3 (tiga) bulan implementasi ZoSS. Setelah itu evaluasi dapat dilakukan setiap 6 (enam) bulan atau dapat dipercepat apabila dirasakan perlu. Berdasarkan hasil survai evaluasi ZoSS, dapat diketahui apakah implementasi ZoSS sesuai dengan rencana atau tidak. 7. Perbaikan Rencana ZoSS Perbaikan Rencana ZoSS dapat berupa perbaikan tata letak ZoSS atau peningkatan kepatuhan pengguna jalan dan siswa melalui peningkatan sosialisasi tentang ZoSS dan manfaatnya (berupa leaflet, sosialisasi lewat media cetak dan elektronik, ceramah ke sekolah, lomba keselamatan dan lain-lain). 14

BAB II RAMBU DAN MARKA ZONA SELAMAT SEKOLAH 1.1. ZoSS Pada Tipe Jalan 2/2 UD Batas Kecepatan 25 km/jam (2UD-25) 15

1.2. ZoSS Pada Tipe Jalan 2/2 UD Batas Kecepatan 20 km/jam (2UD-20) 16

1.3. ZoSS Pada Tipe Jalan 4/2 UD Batas Kecepatan 25 km/jam (4UD-25) 17

1.4. ZoSS Pada Tipe Jalan 4/2 UD Batas Kecepatan 20 km/jam (4UD-20) 18

1.5. ZoSS Pada Tipe Jalan 4/2 D Batas Kecepatan 25 km/jam (4D-25) 19

1.6. ZoSS Pada Tipe Jalan 4/2 D Batas Kecepatan 20 km/jam (4D-20) 20

BAB III SURVAI ZONA SELAMAT SEKOLAH (ZoSS) A. Maksud dan Tujuan 1. Maksud Survai ini dilakukan untuk mengetahui kondisi perilaku pemakai jalan dan kondisi lalu lintas sebelum dan sesudah dilaksanakannya Zona Selamat Sekolah (ZoSS) 2. Tujuan Untuk membandingkan perilaku dan prasarana jalan di sekitar sekolah sebelum dan sesudah dilaksanakannya Zona Selamat Sekolah (ZoSS). B. Waktu Pelaksanaan - 1 minggu sebelum pelaksanaan ZoSS - Tahap pertama 3 bulan sesudah implementasi, tahap berikutnya 6 bulan atau dapat dipercepat bila dirasakan perlu C. Jenis Survai dan Lamanya Survai yang dilaksanakan meliputi : 1. Survai perilaku anak sekolah saat menyeberang jalan 2. Survai kecepatan sesaat (spot speed) 3. Survai volume kendaraan 4. Survai perilaku pengantar Keempat jenis survai tersebut di atas dilaksanakan selama 30 menit, waktunya dapat dipilih sebelum jam masuk atau saat jam bubar sekolah. D. Karakteristik Survai 1. Karakteristik Perilaku Siswa Saat Menyeberang Jalan Populasi Populasi dari survai ini adalah semua siswa yang berada di sekolah tersebut, mereka beraktifitas menyeberang jalan hampir tiap hari. Dengan menggunakan asumsi bahwa karakteristik unit populasi (siswa) tidak berubah atau jika mengalami perubahan karakteristik terlalu signifikan sehingga tidak merubah karakteristik populasi. Sampel Sampel adalah bagian dari populasi yang memiliki karakteristik yang sama dengan populasi. Ukuran sample adalah minimal 10% dari jumlah siswa di sekolah tersebut. Metode pemilihan sampel adalah dengan acak sederhana (Simple Random Sampling), dengan waktu pengambilan disesuaikan dengan waktu belajar di sekolah bersangkutan. 21

Contoh : Suatu sekolah mempunyai siswa sebanyak 1.000 orang, dengan ketentuan jam masuk sekolah pukul 07.00 WIB, kebiasaan siswa datang setengah setengah jam sebelum belajar dimulai. Ukuran sampel adalah minimal 10 1 x 1.000 = 100 siswa, dengan waktu pengambilan dimulai pukul 06.30 WIB sampai target ukuran sample terpenuhi. Metode Pemilihan Sampel Metode yang digunakan adalah metode acak sederhana, dimana petugas akan mendata karakteristik dari siswa di sekolah tersebut dimulai ketika akan menyeberang sampai selesai menyeberang. Ada 4 (empat) criteria yang akan dinilai terhadap karakter siswa dalam menyeberang jalan, yaitu : a. Prosedur baku cara menyeberang / 4 T (Tunggu sejenak, Tengok kanan, Tengok kiri, Tengok kanan lagi) b. Cara menyeberang (berjalan atau berlari) c. Fasilitas yang digunakan (dengan zebra cross atau jembatan penyeberangan orang/jpo atau tanpa fasilitas) d. Status penyeberang (mandiri atau tidak mandiri) Formulir 1. Pengukuran Karakteristik Penyeberang Jalan No Prosedur baku cara menyeberang/ 4 T Cara menyebe - rang Fasilitas yang digunakan Status penyeberang Skor Kelompok T1 T2 T3 T4 Lari = 0, berjalan = 1 1 = zebra cross 1 = JPO 0 = non fasilitas 0 = tdk mandiri 1 = mandiri 1 jika skor = 6 0 jika skor < 6 A b c d e f g h i = b+c+d+ e+f+g+ h 1 2 3 Dst Ket : T1 = Tunggu sejenak - Mandiri : Penyeberang yang berusia 10 th atau T2 = Tengok kanan < 10 thn didampingi orang dewasa T3 = Tengok kiri - Tidak mandiri : penyeberang berusia < 10 tahun T4 = Tengok kanan lagi tanpa pendamping j 22

Analisis Data Dengan menggunakan statistik uji normal, yaitu : P 0,5 Z hit = P(1 P) n kelompok P = n = ukuran sampel n Untuk tingkat kepercayaan 95%, maka akan di dapat nilai Z tabel = 1,645 Kesimpulan dan Saran Nilai Z hit dibandingkan dengan Z tabel, maka kesimpulan yang didapat : - Z hit Z tabel Perilaku pejalan kaki di sekolah tersebut sudah selamat dengan tingkat kesalahan 5% - Z hit < Z tabel Perilaku pejalan kaki di sekolah tersebut belum selamat dengan tingkat kesalahan 5% 2. Karakteristik Lalu Lintas Populasi Populasi dalam survai ini adalah : - semua kendaraan yang lewat di jalan sekolah tersebut (through traffic) - kendaraan pengantar siswa baik kendaraan pribadi atau bus sekolah atau angkutan umum Dengan menggunakan asumsi bahwa karakteristik unit populasi tidak berubah atau jika mengalami perubahan karakteristik tidak terlalu signifikan sehingga tidak merubah karakteristik populasi. Sampel Sampel adalah bagian dari populasi yang memiliki karakteristik yang sama dengan populasi. Ukuran sample adalah minimal 30 unit kendaraan. Metode pemilihan sample adalah dengan acak sederhana (Simple Random Sampling). Metode Pemilihan Sampel Sampel dipilih secara acak berdasarkan kendaraan yang lewat pada sekolah yang bersangkutan, yaitu : - kendaraan yang terkena survai diukur kecepatannya dengan satuan km/jam - jumlah kendaraan yang lewat dicatat per satuan waktu (kend/5 menit) Inputing Data Data yang telah didapat dimasukkan ke dalam formulir yang tersedia, yaitu : 23

Formulir 2. Pengukuran Kecepatan Kendaraan No Jenis Kend Kecepatan (X i ) ( X i - X ) ( X i - X ) 2 1 2 3 Dst X i ( X i - X ) 2 Formulir 3. Pengukuran Volume Kendaraan X No Waktu Jumlah Volume (X i ) (kend/5 Kendaraan menit) ( X I - X ) ( X i - X ) 2 1 2 3 Dst X i ( X i - X ) 2 No Arah Kedatangan kend 0 = kiri 1 = kanan Formulir 4. Pengukuran Perilaku Pengantar X Lokasi Berhenti Naik/turun anak dari Skor 1=pd tempatnya kendaraan 0=sembarang Sisi kiri (trotoar) = 1 Sisi kanan (di bdn jln) = 0 a b c d e = b+c+d 1 2 3 Dst Analisis Data Analisis kecepatan kendaraan Dengan menggunakan Statistik Uji Z Kelompok 1 jika skor=3 0 jika skor<3 X i ( X i - X ) 2 f X 20 Z hit = Sd = Sd n 2 ( X i X ) i X = n = ukuran sample n 1 nx Dengan nilai Z tabel = 1,645 24

Kesimpulan dan saran Nilai Z hit dibandingkan dengan Z tabel, maka kesimpulan yang didapat : - Z hit Z tabel maka jalan di sekolah tersebut sudah selamat dengan tingkat kesalahan 5% - Z hit > Z tabel maka jalan di sekolah tersebut belum selamat dengan tingkat kesalahan 5% Analisis Volume Kendaraan Dengan menggunakan rasio volume lalu lintas per kapasitas dan Level of Service (LoS) Analisis Karakteristik Pengantar P 0,5 Z hit = P 0, 5 n kelompok P = n = ukuran sampel n Untuk tingkat kepercayaan 95%, maka akan di dapat nilai Z tabel = 1,645 Kesimpulan dan saran Nilai Z hit dibandingkan dengan Z tabel, maka kesimpulan yang didapat : Z hit Z tabel Perilaku pengantar di sekolah tersebut sudah selamat dengan tingkat kesalahan 5% Z hit < Z tabel Perilaku pengantar di sekolah tersebut belum selamat dengan tingkat kesalahan 5% E. Kriteria Penerapan Program ZoSS Bila dari ke- 4 (empat) hasil survai menunjukkan satu nilai dikategorikan belum selamat, maka program ZoSS dapat diterapkan di lokasi terpilih dan perlu perbaikan terhadap pelaksanaan ZoSS. 25

FORMULIR SURVEI PERILAKU PENYEBERANG JALAN Nama Surveyor : Hari/Tanggal : Nama Sekolah : Waktu : s/d Jumlah Siswa : Cuaca : Status : sebelum / sesudah ZoSS *) Lebar jalan : No Prosedur baku cara menyeberang Cara Menyeberang Fasilitas yang digunakan Status Penyeberang T1 T2 T3 T4 Lari=0, berjalan=1 1= zebra cross 1= JPO 0=non fasilitas 0= tdk mandiri, 1=mandiri Ket : T1 : Tunggu sejenak T2 : Tengok kanan T3 : Tengok kiri T4 : Tengok kanan lagi *) pilih yang sesuai - Fasilitas yang digunakan: zebra cross,jpo,non fasilitas - Mandiri: penyeberang berusia 10 th atau < 10 th di dampingi orang dewasa - Tdk Mandiri : penyeberang < 10 th tanpa pendamping 26

FORMULIR SURVAI KECEPATAN KENDARAAN (Spot Speed) Sketsa Lokasi dan Arah Pergerakan U Lokasi : Hari /Tanggal : Nama Surveyor : Waktu : Arah Lalu Lintas : Cuaca : Jarak : Status : Sebelum / sesudah ZoSS*) No Jenis Kendaraan Lama Tempuh (dtk) (meter/detik) Kecepatan (Km/jam) Keterangan *) Pilih yang sesuai 27

FORMULIR SURVAI PERHITUNGAN KENDARAAN MANUAL (MANUAL TRAFFIC COUNT) Sketsa Lokasi dan Arah Pergerakan U Lokasi : Hari /Tanggal : Nama Surveyor : Waktu : Arah Lalu Lintas : Cuaca : Jarak : Status : Sebelum / sesudah ZoSS*) Jenis kendaraan Waktu (5 menit an) Mobil Angkot Bis + truk Sepeda otor Kend. Tdk bermotor Jumlah *) Pilih yang sesuai 28

FORMULIR SURVEI PERILAKU PENGANTAR Nama Surveyor : Tanggal : Nama Sekolah : Waktu : s/d Jumlah Siswa : Cuaca : Status : sebelum / sesudah ZoSS *) No Arah kedatangan kendaraan pengantar di di depan seberang Sekolah = 1 sekolah = 0 pd tempatnya = 1 Lokasi Berhenti sembarang = 0 Naik/turun anak dari kendaraan sisi kiri (di trotoar) = 1 sisi kanan (di bdn jln) = 0 *) pilih yang sesuai 29

Contoh : Suatu sekolah dasar yang terletak di jalan Nasional, tipe jalan 2/2UD, batas kecepatan di jalan tersebut 60 km/jam dengan jumlah murid 240 siswa mengajukan permohonan kepada Dinas Perhubungan/LLAJ setempat agar pada sekolahnya dijadikan lokasi penerapan Zona Selamat Sekolah (ZoSS). Pihak Dinas Perhubungan/LLAJ setempat kemudian melakukan survai karakteristik perilaku anak sekolah pada saat menyeberang, survai kecepatan sesaat (spot speed), survai volume lalu lintas, dan survai perilaku kendaraan pengantar. Hasil keempat survai tersebut adalah sebagai berikut : 1. Survai Perilaku Penyeberang Jalan (khusus siswa sekolah) Jumlah sampel = n = 1/10 jumlah murid Lokasi : samping pintu masuk Hari/Tanggal : 7-11-2006 Nama Surveyor : Gunawan Waktu : 06.30-07.30 Nama Sekolah : SDN 01 Pagi Cuaca : cerah Jumlah Siswa : 240 orang Lebar jalan : 14 m Sebelum / sesudah ZoSS* Prosedur Baku Cara Fasilitas yang Status Cara menyeberang No. Menyeberang Digunakan Penyeberang T1 T2 T3 T4 berlari berjalan 1 1 1 1 1-1 1 0 2 1 1 1 1-1 1 0 3 1 1 1 1-1 1 4 1 1 1 1-1 1 0 1 5 1 1 1 1-1 1 1 6 1 1 1 1-1 1 0 7 1 1 1 1-1 1 1 8 1 1 1 1-1 1 1 9 1 1 1 1-1 1 1 10 1 1 1 1-1 1 1 11 1 1 1 1-1 1 0 12 1 1 1 1-1 1 1 13 1 1 1 1-1 1 1 14 1 1 1 1-1 1 1 15 1 1 1 1-1 0 16 1 1 1 1-1 0 0 17 1 1 1 1-1 1 1 30

Lanjutan No Prosedur Baku Cara Menyeberang Cara Menyeberang Fasilitas yang digunakan Status Penyeberang T1 T2 T3 T4 berlari berjalan 18 1 1 1 1-1 0 0 19 1 1 1 1-1 1 0 20 1 1 1 1-1 1 1 21 1 1 1 1-1 1 0 22 1 1 1 1-1 1 1 23 1 1 1 1-1 1 1 24 1 1 1 1-1 0 0 Ket : T1 : Tunggu sejenak =1 - Fasilitas yang digunakan : zebra cross =1, JPO =1, tanpa fasilitas = 0 T2 : Tengok kanan = 1 - Mandiri : penyeberang berusia 10 th atau < 10 th didampingi T3 : Tengok kiri = 1 orang dewasa = 1 T4 : Tengok Kanan lagi = 1 - Tdk mandiri : penyeberang < 10 th tanpa pendamping = 0 31

Analisis data : REKAPITULASI SURVAI PERILAKU PENYEBERANG Sebelum / sesudah ZoSS* Fasilitas yang Status Prosedur Baku Cara Menyeberang Cara menyeberang No. Digunakan Penyeberang Skor Kelompok T1 T2 T3 T4 berlari berjalan 1 1 1 1 1 1 1 1 7 1 2 1 1 1 1 1 1 1 7 1 3 1 1 1 1 1 1 1 7 1 4 1 1 1 1 1 1 1 7 1 5 1 1 1 1 1 1 1 7 1 6 1 1 1 1 1 1 0 6 0 7 1 1 1 1 1 1 1 7 1 8 1 1 1 1 1 1 1 7 1 9 1 1 1 1 1 1 1 7 1 10 1 1 1 1 1 1 1 7 1 11 1 1 1 1 1 1 0 6 0 12 1 1 1 1 1 1 1 7 1 13 1 1 1 1 1 1 1 7 1 14 1 1 1 1 1 1 1 7 1 15 1 1 1 1 1 0 1 6 0 16 1 1 1 1 1 0 0 5 0 17 1 1 1 1 1 1 1 7 1 18 1 1 1 1 1 0 0 5 0 19 1 1 1 1 1 1 0 6 0 20 1 1 1 1 1 1 1 7 1 21 1 1 1 1 1 1 0 6 0 22 1 1 1 1 1 1 1 7 1 23 1 1 1 1 1 1 1 7 1 24 1 1 1 1 1 0 1 6 0 jumlah = 16 Ket : T1 : Tunggu sejenak =1 T4 : Tengok kanan lagi = 1 - Fasilitas yang digunakan : zebra cross = 1, JPO = 1, tanpa fasilitas = 0 T2 : Tengok kanan =1 - Mandiri : penyeberang berusia 10 th atau < 10 th didampingi orang dewasa T3 : Tengok kiri =1 - Tdk mandiri : penyeberang < 10 th tanpa pendamping = 0 32

Dengan menggunakan statistik uji Normal yaitu : P 0,5 Z hit = P 0, 5 n n = 24, Nilai Nilai kelompok P = n Z hit = 1,73 Z =1,645 tabel kelompok P = n = ukuran sampel n 16 P = = 0, 67 24 0,67 0,5 Z Hit = = 1,73 0,67(1 0,67) 24 Kesimpulan Nilai Z hit dibandingkan dengan Z tabel, maka kesimpulan yang didapat: Z hit > Z tabel Perilaku Pejalan kaki di sekolah tersebut sudah selamat dengan tingkat kesalahan 5% 2. Survai Kecepatan Sesaat (Spot Speed) - jarak yang digunakan = 50 m - surveyor pertama mengangkat bendera/memberi tanda pada saat kendaraan melewati garis pertama dan saat itu surveyor ke-2 menekan stopwatch. - Surveyor kedua menekan lagi stopwatch pada saat kendaraan melewati garis kedua dan mencatat waktu tempuhnya yang tercantum pada stopwatch. - Dilaksanakan selama 30 menit, waktunya dapat dipilih sebelum jam masuk atau saat jam bubar sekolah. Jarak = 50 m Jl. Jend. Sudirman Surveyor ke-2 SDN 01 Pagi Surveyor ke-1 33

SURVEI KECEPATAN KENDARAAN Lokasi : Ruas depan SDN 01 Pagi Hari/Tanggal : Selasa / 7-11- 2006 Nama Surveyor : Supriyanto Waktu : 06.30-07.00 Jarak Tempuh : 50 m Sebelum / sesudah ZoSS* No. Jenis Kendaraan Kecepatan (km/jam) Keterangan 1 Mobil Penumpang 36,00 Timur - Barat Sisi Selatan 2 Sepeda Motor 40,00 Timur - Barat Sisi Selatan 3 Kendaraan berat 25,17 Timur - Barat Sisi Selatan 4 Sepeda Motor 40,63 Timur - Barat Sisi Selatan 5 Sepeda Motor 41,39 Timur - Barat Sisi Selatan 6 Sepeda Motor 44,39 Timur - Barat Sisi Selatan 7 Mobil Penumpang 39,86 Timur - Barat Sisi Selatan 8 Sepeda Motor 42,08 Timur - Barat Sisi Selatan 9 Mobil Penumpang 34,18 Timur - Barat Sisi Selatan 10 Sepeda Motor 45,71 Timur - Barat Sisi Selatan 11 Kendaraan berat 29,05 Timur - Barat Sisi Selatan 12 Sepeda Motor 41,80 Timur - Barat Sisi Selatan 13 Mobil Penumpang 39,13 Timur - Barat Sisi Selatan 14 Mobil Penumpang 39,45 Timur - Barat Sisi Selatan Analisis Data Kecepatan : No Jenis Kend Kecepatan ( X ) ( X i X ) i 2 ( X i X ) 1 Mobil Penumpang 36,00-2,49 6,19 2 Sepeda Motor 40,00 1,51 2,28 3 Kendaraan berat 25,17-13,32 177,38 4 Sepeda Motor 40,63 2,14 4,59 5 Sepeda Motor 41,39 2,90 8,41 6 Sepeda Motor 44,39 5,90 34,82 7 Mobil Penumpang 39,86 1,37 1,88 8 Sepeda Motor 42,08 3,59 12,87 9 Mobil Penumpang 34,18-4,31 18,55 10 Sepeda Motor 45,71 7,22 52,13 11 Kendaraan berat 29,05-9,43 89,01 12 Sepeda Motor 41,80 3,31 10,98 13 Mobil Penumpang 39,13 0,64 0,41 14 Mobil Penumpang 39,45 0,96 0,92 Jumlah 538,84 420,43 Rata-rata ( X ) 38,49 34

Analisis Kecepatan Kendaraan Dengan menggunakan Statistik Uji Z Sd ( X X ) = n 1 i 2 n = ukuran sampel Sd = 420,43 14 1 420,43 Sd = = 5,69 13 X 20 Z hit = Sd n 38,49 20 Z hit = = 1,8 5,69 14 Jadi, Nilai Z hit = 1,8 Dengan Nilai Z = 1, 645 Kesimpulan : tabel Nilai Z hit dibandingkan dengan Z tabel, maka kesimpulan yang didapat: o Z hit > Z tabel Perilaku Pejalan kaki di sekolah tersebut belum selamat dengan tingkat kesalahan 5% o Rata-rata kecepatan = 38,49 km/jam masih di bawah batas kecepatan yang direncanakan untuk jalan arteri primer. 3. Survai Volume Kendaraan - Tipe jalan 4/2UD (4 lajur, 2 arah, tidak terbagi/tanpa median jalan) - Masing-masing arah dilaksanakan oleh 2 orang surveyor 35

SURVAI VOLUME KENDARAAN Lokasi : Ruas dekat SDN 01 Pagi Hari/Tanggal : Selasa / 7-11- 2006 Nama Surveyor : Alam dan Rika Waktu : 06.00-07.00 Arah Lalu Lintas : Barat - Timur Cuaca : Cerah Lebar jalan = 14 m Sebelum / sesudah ZoSS* Jumlah Kendaraan Waktu Sepeda motor Kendaraan Ringan Kendaraan Berat Kendaraan Tdk bermotor 06.00-06.15 100 70 22 2 06.15-06.30 105 69 21 1 06.30-06.45 99 72 23 3 06.45-06.50 103 69 21 2 06.50-06.55 98 75 20 2 06.55-07.00 101 77 24 1 Jumlah 606 432 131 11 Lokasi : Ruas dekat SDN 01 Pagi Hari/Tanggal : Selasa / 7-11- 2006 Nama Surveyor : Widi dan Tessa Waktu : 06.00-07.00 Arah Lalu Lintas : Timur Barat Cuaca : Cerah Lebar jalan = 14m Sebelum / sesudah ZoSS* Jenis Kendaraan Waktu Kendaraan Kendaraan Kendaraan Sepeda Motor Ringan Berat Tidak Bermotor 06.00 06.15 102 79 20 1 06.15 06.30 100 81 25 2 06.30 06.45 105 80 22 2 06.45 06.50 103 86 23 3 06.50 06.55 101 82 24 1 06.55 07.00 99 81 21 1 Jumlah 610 489 135 10 Ket : - Kendaraan ringan : sedan/jeep/kijang/minibus, angkot, pick up - Kendaraan berat : bus besar/standars, truk besar, truk sedang - Kendaaraan tidak bermotor : becak, sepeda, andong 36

Analisis Data : Volume kendaraan untuk setiap jenis kendaraan dikalikan dengan faktor smp, yaitu : smp sepeda motor = 0,33 smp mobil penumpang = 1,00 smp kendaraan berat = 1,3 smp kendaraan tidak bermotor = 0,8 Untuk sepeda motor 06.00-06.15 arah Barat Timur = (volume arah Barat Timur) x 0,33 = 100 x 0,33 = 33 smp 06.00 06.15 arah Timur Barat = (volume arah Barat Timur ) x 0,33 = 102 x 0,33 = 33,66 smp Volume total 2 arah untuk sepeda motor (06.00 06.15) = 33 + 33,66 = 66,66 smp Hasil perhitungan selengkapnya tersaji pada tabel di bawah ini : Waktu Rekapitulasi Hasil Survai Volume Kendaraan Terklasifikasi Jumlah Kendaraan (smp/jam) Kendaraan Kendaraan Kendaraan Tidak Bermotor Sepeda Motor Ringan Berat Total 06.00-06.15 66,66 149 54,6 2,4 272,66 06.15-06.30 67,65 150 59,8 2,4 279,85 06.30-06.45 67,32 152 58,5 4 281,82 06.45-06.50 67,98 155 57,2 4 284,18 06.50-06.55 65,67 157 57,2 2,4 282,27 06.55-07.00 66 158 58,5 1,6 284,1 Jumlah 401,28 921 345,8 16,8 1.668,08 Rata-rata 66,88 153,50 57,63 2,80 278,01 37

Langkah selanjutnya adalah perhitungan kapasitas jalan dengan menggunakan MKJI. Karakteristik ruas jalan pada Jl. Jend. Sudirman : Kelas jalan : arteri primer Type jalan : 4 lajur 2 arah Median : tidak ada Lebar jalan : 14 m Dengan kondisi di atas, maka perhitungan kapasitas jalan (menggunakan MKJI) dijabarkan sebagai berikut : C = Co * FCw * FCsp * FCsf * FCcs C = 6.000 * 1 * 0,97 * 0,81 * 1 C = 4.714,20 smp/jam Berdasarkan perhitungan di atas, maka kapasitas ruas jalan Jend. Sudirman = 4.714,20 smp/jam Langkah selanjutnya adalah menghitung rasio volume per kapasitas dan Tingkat Pelayanan (LoS) ruas jalan Jend. Sudirman, sebagai berikut : Waktu Total Kend (smp/jam) Kapasitas Jalan (smp/jam) V/C Tingkat pelayanan 06.00-07.00 1.668,08 4.714,20 0,35 B Kesimpulan : Berdasarkan nilai VCR dan tingkat pelayanan (LoS) pada ruas jalan Jend. Sudirman menunjukkan bahwa arus stabil, tetapi kecepatan operasi mulai dibatasi oleh kondisi lalu lintas. Pengemudi memiliki kebebasan yang cukup untuk memilih kecepatan. 38

4. Survai Karakteristik Pengantar FORMULIR SURVEI KARAKTERISTIK PENGANTAR Lokasi : Depan sekolah Hari/Tanggal : selasa / 7-11 2006 Nama Surveyor : Nova Waktu : 06.30-07.00 Nama Sekolah : SDN 01 Pagi Cuaca : Cerah Jumlah Siswa : 240 siswa Lebar jalan : 14 m Sebelum / sesudah ZoSS* Posisi Kendaraan Keluar/turun anak dari Lokasi Berhenti Pengantar kendaraan No. Seberang sekolah =0 Depan Sekolah=1 Pada tptnya=1 Sembarang=0 Sebelah kiri (pada trotoar =1) Sebelah kanan (pada badan jalan = 0 ) 1 1 1 1 2 1 1 1 3 1 1 1 4 1 0 1 5 1 0 1 6 0 0 1 7 1 0 0 8 1 0 1 9 1 0 1 10 0 1 1 11 0 1 1 12 1 0 1 13 1 0 1 14 1 0 0 15 1 0 0 16 1 0 1 17 1 1 1 18 1 0 1 19 1 1 1 20 1 0 1 21 0 0 1 22 1 0 1 23 1 0 1 24 1 0 1 39

No REKAPITULASI SURVAI PERILAKU PENYEBERANG n = 24 Posisi Kendaraan Pengantar Lokasi Berhenti Keluar / turun anak dari kendaraan Skor Kelompok Seberang sekolah = 0 Depan Sekolah = 1 Pada tptnya= 1 Sembarang = 0 Sebelah kiri (pada trotoar = 1) Sebelah kanan (badan jalan = 0) 1 jika skor = 1 0 jika skor < 3 1 1 1 1 3 1 2 1 1 1 3 1 3 1 1 1 3 1 4 1 0 1 2 0 5 1 0 1 2 0 6 0 0 1 1 0 7 1 0 0 1 0 8 1 0 1 2 0 9 1 0 1 2 0 10 0 1 1 2 0 11 0 1 1 2 0 12 1 0 1 2 0 13 1 0 1 2 0 14 1 0 0 1 0 15 1 0 0 1 0 16 1 0 1 2 0 17 1 1 1 3 1 18 1 0 1 2 0 19 1 1 1 3 1 20 1 0 1 2 0 21 0 0 1 1 0 22 1 0 1 2 0 23 1 0 1 2 0 24 1 0 1 2 0 Jumlah 5 Rata-rata (P) 0,208 Skor = posisi kendaraan + lokasi berhenti + keluar / turun anak dari kendaraan 40

Analisis data : n = ukuran sampel = 24 5 P = = 0,208 24 P 0,5 Z Hit = = P(1 P) n Nilai Z = -5,18 Nilai hit Z =1,645 tabel 0,208 0,5 Z Hit = = - 5,18 0,208(1 0,208) 24 Kesimpulan Nilai Z hit dibandingkan dengan Z tabel, maka kesimpulan yang didapat: Z hit < Z tabel maka perilaku pengantar di sekolah tersebut belum selamat dengan tingkat kesalahan 5%. RANGKUMAN HASIL SURVAI SEBELUM ZoSS : 1. Survai perilaku penyeberang menunjukkan bahwa perilaku pejalan kaki di sekolah tersebut sudah selamat dengan tingkat kesalahan 5%. 2. Survai kecepatan sesaat menunjukkan bahwa kecepatan kendaraan di sekolah tersebut belum selamat dengan tingkat kesalahan 5%. 3. Survai volume menunjukkan bahwa arus stabil, tetapi kecepatan operasi mulai dibatasi oleh kondisi lalu lintas. Pengemudi memiliki kebebasan yang cukup untuk memilih kecepatan. 4. Survai perilaku pengantar menunjukkan bahwa perilaku pejalan kaki di sekolah tersebut belum selamat dengan tingkat kesalahan 5%. Dari hasil kondisi di atas, menunjukkan terdapat 2 (dua) kondisi yang belum selamat, maka pada sekolah tersebut perlu diterapkan program ZoSS. Hasil survai ini kemudian perlu dibandingkan dengan hasil survai setelah program ZoSS dilaksanakan, untuk melihat apakah terjadi perubahan perilaku siswa, guru, dan orang tua serta masyarakat sekitar. Apabila terjadi penurunan, harus dilakukan terapi perilaku berupa kampanye ataupun program lainnya (misalnya : polisi sahabat anak, bersepeda sehat, yuk menyeberang, pembangunan JPO, penegakan hukum dsb). Apabila kondisi perilaku tetap sama ataupun lebih baik, tetap harus dilakukan pemantauan dan dijaga. 41

Ditetapkan di : JAKARTA Pada Tanggal : 8 DESEMBER 2006 DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT ttd Ir. ISKANDAR ABUBAKAR, MSc NIP. 120 092 889 Salinan resmi sesuai dengan aslinya. KEPALA BAGIAN HUKUM PURWATININGSIH NIP. 120 122 126 42

RALAT KD No. SK.3236/AJ.403/DRJD/2006 tentang UJI COBA PENERAPAN ZONA SELAMAT SEKOLAH DI 11 (SEBELAS) KOTA DI PULAU JAWA Halaman Perihal RALAT 6 c. Tanda Permukaan Jalan Larangan Parkir Garis zig zag kuning mengikuti panjang marka merah (karpet merah) 7 pada jarak 50 meter dari awal ZoSS. pada jarak 50 meter dari marka merah (karpet merah) 8 2. Papan Peringatan berupa kata kata KURANGI KECEPATAN ZONA SELAMAT SEKOLAH 2. Papan Tambahan KURANGI KECEPATAN ZONA SELAMAT SEKOLAH (Lamp II KM 61 tahun 1993 No.7) 16,18, 19,20,21 Gambar marka zig zag Papan peringatan berupa kata kata KURANGI KECEPATAN ZONA SELAMAT SEKOLAH 17 Papan peringatan berupa kata kata KURANGI KECEPATAN ZONA SELAMAT SEKOLAH Garis zig zag kuning mengikuti panjang marka merah (karpet merah) Papan Tambahan KURANGI KECEPATAN ZONA SELAMAT SEKOLAH (Lamp II KM 61 tahun 1993 No.7) Papan Tambahan KURANGI KECEPATAN ZONA SELAMAT SEKOLAH (Lamp II KM 61 tahun 1993 No.7)