PANCASILA & KEBEBASAN BERAGAMA STMIK AMIKOM Yogyakarta Nama Lengkap : Tasyrifah Santi R NIM : 11.02.8030 Kelompok : A Program Studi : Diploma 3 Jurusan Dosen : Manajemen Informatika : M Khalis Purwanto, Drs, MM
PANCASILA & KEBEBASAN BERAGAMA ABSTRAK Pancasila adalah ideologi yang sangat baik untuk diterapkan di negara Indonesia yang terdiri dari berbagai macam agama, suku, ras dan bahasa. Sehingga jika ideologi Pancasila diganti oleh ideologi yang berlatar belakang agama, akan terjadi ketidaknyamanan bagi rakyat yang memeluk agama di luar agama yang dijadikan ideologi negara tersebut. Dan didalam pancasila juga terkandung isi tentang kebebasan hak untuk Beragama, saling menghormati antar pemeluk agama lain dan menjunjung tinggi persatuan yang juga merupakan isi pancasila dari sila ke 3 Implementasi pancasila juga mengajarkan bahwa meskipun berbeda agama namun Tuhan tetaplah satu, seperti yang dijelaskan dalam pancasila sila ke- 1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Siapa yang tidak kenal dengan Pancasila dan Soekarno sebagai penggalinya? Pada tanggal 1 Juni 1945 untuk pertama kalinya Bung Karno mengucapkan pidatonya di depan sidang rapat Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan. Pancasila merupakan pandangan hidup, dasar negara, dan pemersatu bangsa Indonesia yang majemuk. Mengapa begitu besar pengaruh Pancasila terhadap bangsa dan negara Indonesia? Kondisi ini dapat terjadi karena perjalanan sejarah dan kompleksitas keberadaan bangsa Indonesia seperti keragaman suku, agama, bahasa daerah, pulau, adat istiadat, kebiasaan budaya, serta warna kulit jauh berbeda satu sama lain tetapi mutlak harus dipersatukan. Sejarah Pancasila adalah bagian dari sejarah inti negara Indonesia. Sehingga tidak heran bagi sebagian rakyat Indonesia, Pancasila dianggap sebagai sesuatu yang sakral yang harus kita hafalkan dan mematuhi apa yang diatur di dalamnya. Ada pula sebagian pihak yang sudah hampir tidak mempedulikan lagi semua aturan-aturan yang dimiliki oleh Pancasila. Namun, di lain pihak muncul orang-orang yang tidak sepihak atau menolak akan adanya Pancasila sebagai dasar negara Indonesia.
Mungkin kita masih ingat dengan kasus kudeta Partai Komunis Indonesia yang menginginkan mengganti ideologi Pancasila dengan ideologi Komunis. Juga kasus kudeta DI/TII yang ingin memisahkan diri dari Indonesia dan mendirikan sebuah negara Islam. Atau kasus yang masih hangat di telinga kita masalah pemberontakan tentara GAM. Jika kita melihat semua kejadian di atas, kejadian-kejadian itu bersumber pada perbedaan dan ketidakcocokan ideologi Pancasila sebagai ideologi negara Indonesia dengan ideologi yang mereka anut. Dengan kata lain mereka yang melakukan kudeta atas dasar keyakinan akan prinsip yang mereka anut adalah yang paling baik, khususnya bagi orang-orang yang berlatar belakang prinsip agama.
BAB II A. Perumusan Masalah Dari latar belakang di atas, maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut: 1.Apa keterkaitan antara pancasila dengan agama? 2.Tercantum dalam sila keberapakah kebebasan beragama dan saling menghomati antar pemeluk agama lain? (isi) B. Tujuan dan Kegunaan Penulisan Makalah 1. Tujuan Penulisan Makalah a. Untuk mengetahui sejauh mana Pancasila cocok dengan agama. b. Untuk mengetahui arti penting dari adanya Pancasila di negara Indonesia. c. Untuk mengetahui bagaimana seharusnya negara yang memiliki masyarakat yang beragam agama. 2. Kegunaan Penulisan Makalah a. Bagi Penulis
Penulisan makalah ini disusun sebagai salah satu pemenuhan tugas terstruktur dari mata kuliah Pancasila. b. Bagi pihak lain Makalah ini diharapkan dapat menambah referensi pustaka yang berhubungan antara Pancasila dengan Agama.
BAB III Pendekatan Metode pendekatan yang digunakan adalah pendekatan yuridis normatif,yakni cara pandang dengan melihat berbagai ketentuan atau peraturan perundang-undangan yang bersifat mengikat yang berkaitan dengan permasalahan yang akan diteliti, dan yuridis empiris yaitu merupakan suatu pendekatan dengan memperhatikan kenyataan kenyataan yang sudah ada yang berkaitan dengan implementasi Pasal 28 E ayat (1) dan (2), serta Pasal 29 UUD 1945. Sedangkan metode pengumpulan data yang digunakan adalah dengan metode studi kepustakaan yakni dengan membaca, mencermati, serta menelaah berbagai sumber pustaka yang berkaitan dengan permasalahan yang menjadi obyek yang akan diteliti. Selanjutnya data yang diperoleh dari hasil penelitian akan dianalisis secara deskriptif kualitatif, yaitu dengan cara data yang terkumpul akan digambarkan dalam bentuk peguraian kalimat agar mendapatkan kejelasan yang utuh dari data yang diteliti, Sedangkan yang dimaksud dengan analisis kualitatif adalah analisis yang didasarkan potensi atau kualitas kebenaran suatu data yang diteliti yang erat kaitannya dengan objek penelitian. Berdasarkan hasil penelitian, penulis menyimpulkan bahwa wujud nyata implementasi Pasal 28E ayat (1) dan (2), serta Pasal 29 UUD 1945 adalah dengan adanya pertama UU No. 12 Tahun 2005 Tentang Pengesahan Kovenan Internasional Tentang Hak-Hak Sipil Politik yaitu pada Pasal 18 ayat (1) dan (2). Kedua UU No. 39 tahun 1999 tentang HAM yaitu pada Pasal 22 ayat (1) dan (2). Ketiga UU No.1/PNPS/1965, jo. UU No.5/1969 tentang Pencegahan Penyalahgunaan dan/atau Penodaan Agama, yaitu pada penjelasan Pasal 1. Keempat Putusan Mahkamah Konstitusi No.018/PUU-III/2005 dan Putusan Mahkamah Konstitusi No.012/PUUV/ 2007. Kelima Peraturan Bersama No. 9 Tahun 2006/ No. 8 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pelaksanaan Tugas Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah dalam Pemeliharaan Kerukunan Umat Beragama, Pemberdayaan Forum Kerukunan Umat Beragama, dan Pendirian Rumah Ibadat yang dikeluarkan oleh pemerintah (cq.
Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri) dan keenam Keputusan Bersama Menteri Agama, Jaksa Agung, dan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia No.3 Tahun 2008, No.:Kep-033/A/Ja/6/2008, No.: 199 Tahun 2008 Tentang Peringatan dan Perintah Kepada Penganut, Anggota, dan/atau Anggota Pengurus Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI) dan Warga Masyarakat. Adapun Hambatan yang dihadapi dalam implementasi Pasal 28E ayat (1) dan (2), serta Pasal 29 UUD 1945 adalah: pertama banyaknya ketentuan perundangan dan regulasi yang bermasalah (baik karena cenderung bertentangan dengan prinsip kebebasan beragama maupun karena bertentangan satu sama lain), kedua kultur dibidang kebebasan beragama, Ketiga aksi radikalisme dan terorisme, keempat penerapan Perda syari ah, dan kelima penanganan aliran sempalan dan tafsir agama.
BAB IV.Pembahasan 1. Keterkaitan pancasila dengan agama adalah : Ketuhanan yang maha Esa, dan isi pancasila tersebut juga sudah di cantumkan bahawa manusia mempunyai hak untuk memilih agama mereka masing-masing. Kita sebagai warga Negara yang berpancasila juaga harus menghormati antar sesama pemeluk agama lain. Dan inilah mengapa pancasila sangat terkait dengan agama. 2. Keterkaitan pancasila dengan agama tercantum dalam pancasila sila k1 yaitu Ketuhanan yang maha Esa Butir- Butir Pancasila Sila Pertama : Atas perubahan bunyi sila pertama menjadi Ketuhanan yang Maha Esa membuat para pemeluk agama lain di luar islam merasa puas dan merasa dihargai. Searah dengan perkembangan, sila Ketuhanan yang Maha Esa dapat dijabarkan dalam beberapa point penting atau biasa disebut dengan butir-butir Pancasila. Diantaranya: Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketaqwaanya kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Manusia Indonesia percaya dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antra pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa. Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain. Dari butir-butir tersebut dapat dipahami bahwa setiap rakyat Indonesia wajib memeluk satu agama yang diyakini. Tidak ada pemaksaan dan saling toleransi antara agama yang satu dengan agama yang lain.
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN KESIMPULAN Berdasarkan latar belakang, pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: Pancasila adalah ideologi yang sangat baik untuk diterapkan di negara Indonesia yang terdiri dari berbagai macam agama, suku, ras dan bahasa. Sehingga jika ideologi Pancasila diganti oleh ideologi yang berlatar belakang agama, akan terjadi ketidaknyamanan bagi rakyat yang memeluk agama di luar agama yang dijadikan ideologi negara tersebut. engan mempertahankan ideologi Pancasila sebagai dasar negara, jika melaksanakannya dengan baik, maka perwujudan untuk menuju negara yang aman dan sejahtera pasti akan terwujud. IMPLIKASI Untuk semakin memperkokoh rasa bangga terhadap Pancasila, maka perlu adanya peningkatan pengamalan butir-butir Pancasila khususnya sila ke- 1. Salah satunya dengan saling menghargai antar umat beragama. Untuk menjadi sebuah negara Pancasila yang nyaman bagi rakyatnya, diperlukan adanya jaminan keamanan dan kesejahteraan setiap masyarakat yang ada di dalamnya. Khususnya jaminan keamanan dalam melaksanakan kegiatan beribadah.
SARAN Untuk mengembangkan nilai-nilai Pancasila dan memadukannya dengan agama, diperlukan usaha yang cukup keras. Salah satunya kita harus memiliki rasa nasionalisme yang tinggi. Selain itu, kita juga harus mempunyai kemauan yang keras guna mewujudkan negara Indonesia yang aman, makmur dan nyaman bagi setiap orang yang berada di dalamnya.
REFERENSI http://www.asmakmalaikat.com/go/artikel/filsafat/index.htm http://www.google.co.id http://www.goodgovernance-bappenas.go.id/artikel_148.htm http://lasonearth.wordpress.com/makalah/makalah-pancasila-pancasila-vs-agama/ http://wikipedia.wordpress.com