BAB I PENDAHULUAN. membantu mengembangkan seluruh potensi dan kemampuan fisik,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. tumbuh kembang anak pada usia dini akan berpengaruh secara nyata pada

UPAYA PENINGKATAN KECERDASAN KINESTETIK ANAK MELALUI KEGIATAN GERAK DAN LAGU DI KELOMPOK BERMAIN TUNAS MELATI 1 PURWOREJO, CELEP, KEDAWUNG, SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. buruknya masa depan bangsa. Jika sejak usia dini anak dibekali dengan

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. kembang anak usia lahir hingga enam tahun secara menyeluruh. yang mencakup aspek fisik dan nonfisik dengan memberikan rangsangan

BAB I PENDAHULUAN. (Abdulhak, 2007 : 52). Kualitas pendidikan anak usia dini inilah yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sejajar atau menyeluruh agar dapat menghasilkan insan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa anak merupakan masa keemasan atau sering disebut masa

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini dijadikan sebagai cermin untuk melihat

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Usia dini merupakan periode awal yang paling penting dan mendasar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. komponen dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Indonesia telah mencanangkan pendidikan wajib belajar yang semula 6 tahun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Anak sebagai makhluk individu yang unik dan memiliki karakteristik yang

BAB I PENDAHULUAN. dan pertumbuhan anak karena merupakan masa peka dalam kehidupan anak. Masa

BAB I PENDAHULUAN. berkembang secara optimal. Berikut pernyataan tentang pendidikan anak usia

BAB I PENDAHULUAN. terhadap apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Anak seolah-olah tidak

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan oleh pendidik atau pengasuh anak usia 0-6 tahun dengan

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan secara terjadwal, dan dalam suatu interaksi edukatif di bawah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan penting yang sangat menentukan bagi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masa usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. masa depan. Perkembangan masyarakat dalam pendidikan sekarang banyak

BAB I PENDAHULUAN. ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang

BAB I PENDAHULUAN. kandungan hingga usia 8 tahun. Pendidikan bagi anak usia dini dilakukan melalui

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah Tunas harapan bangsa. Mereka ibarat bunga yang tengah

BAB I PENDAHULUAN. dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, menurut Undang-Undang Nomor 20

I. PENDAHULUAN. anak belajar menguasai tingkat yang lebih tinggi dari aspek-aspek gerakan,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

BAB I PENDAHULUAN. belum dewasa sehingga perlu diberi pendidikan (Samino, 2011:19). membangun bangsa Indonesia menjadi bangsa yang maju.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. mampu berkompetensi baik secara akademik maupun non akademik. Memenuhi kebutuhan pendidikan yang mampu mengembangkan akademik

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan generasi sumber daya manusia yang lebih baik. Pendidikan anak usia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini adalah jenjang pendidikan sebelum pendidikan dasar yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. salah satu cara untuk mengubah sikap dan perilaku seseorang atau kelompok

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan pendidikan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. mengkomunikasikan ide-ide dan keyakinannya. atau perkembangan, yang salah satunya melalui pendidikan di Taman Kanak-

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting pada masa ini. Hal ini disebabkan masa usia dini merupakan masa

BAB I PENDAHULUAN. sebelum pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang

BAB I PENDAHULUAN. gembira dapat memotivasi anak untuk belajar. Lingkungan harus diciptakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh orang

SURAKARTAA. SKRIPSI persyaratan. Sarjana S-1. Disusun Oleh : DWI A USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN. halus). Oleh karena itu untuk menciptakan generasi yang berkualitas, dini disebut juga dengan The Golden Age ( Usia Emas ).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia no. 20 tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. ditangani, dan tidak akan pernah selesai untuk dikerjakan dari waktu ke

BAB I PENDAHULUAN. pilar yaitu, learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini dalam Kerangka Besar. Pembangunan PAUD menyatakan :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan anak usia dini (PAUD) menurut Hasan (2011: 15), adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. berperan bagi perkembangan anak. Menurut Gagner dalam Multiple

BAB I PENDAHULUAN. persoalan baru untuk diselesaikan, kemampuan untuk menciptakan sesuatu

BAB I PENDAHULUAN. mandiri ilmu yang dipelajarinya. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah proses pembinaan tumbuh

BAB I PENDAHULUAN. dapat dijadikan modalitas belajar sebagai jaringan untuk pembelajaran dan

UPAYA PENINGKATAN KREATIVITAS ANAK MELALUI ALAT PERMAINAN EDUKATIF DARI KARDUS BEKAS DI TK GESI I, SRAGEN SKRIPSI

NASKAH PUBLIKASI. SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi

BAB I PENDAHULUAN. masa yang terjadi sejak anak berusia 0 6 tahun. Masa ini adalah masa yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia dini merupakan usia yang sangat penting bagi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani, agaranak memiliki kesiapan

BAB 1 PENDAHULUAN A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. anak menentukan perkembangan anak selanjutnya. Anak usia dini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sosok yang unik. Anak usia dini mengalami suatu proses. perkembangan anak selanjutnya ( Santoso 2005:2.

BAB I PENDAHULUAN. karakter dan kepribadian anak. Berdasarkan Undang - undang Sistem. Pendidikan Nasional NO.20 Tahun 2003 BAB I ayat 14, menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-undang pasal 28 ayat 2 bahwa setiap anak berhak atas

BAB I PENDAHULUAN. tampil berkarya serta mengkomunikasikan ide-ide dan keyakinannya. berperan bagi perkembangan anak. Menurut Gagner dalam Multiple

BAB I PENDAHULUAN. jasmani, rohani (moral atau spritual), motorik, akal pikiran, emosional, sosial dan

BAB I PENDAHULUAN. Negara Republik Indonesia tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan penting dalam perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga merupakan tempat pendidikan yang pertama dan terutama,

I. PENDAHULUAN. mencerdaskan dan meningkatkan taraf hidup suatu bangsa. Bagi bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal, non formal dan informal. Taman Kanak-kanak adalah. pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal.

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 14 menyatakan bahwa. Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang menyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. meliputi seluruh perubahan fisik, motorik dan kemampuan bahasa. Masing

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan yang pesat bahkan dikatakan sebagai

PENDAHULUAN. Masing-masing anak memiliki bakat dan potensi yang telah dibawanya dari

I. PENDAHULUAN. Usia dini merupakan masa keemasan (golden age), oleh karena itu. kemampuan kognitif, afektif, psikomotor, bahasa, sosial emosional dan

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi bagian terpadu dan tak terpisahkan dari peningkatan. yang digunakan dalam proses pembelajaran, kemajuan teknologi dapat

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. formal, non-formal dan informal. Pendidikan anak usia dini jalur pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. sebelum pendidikan dasar yang merupakan upaya pembinaan yang ditujukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan modal dasar untuk menyiapkan insan yang

BAB I PENDAHULUAN. anak. Usia dini juga sering disebut sebagai masa keemasan (golden age), yaitu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kemampuan terbatas dalam belajar (limitless caoacity to learn ) yang

BAB 1 PENDAHULUAN. (tumbuh dan kembang) terjadi bersama dengan golden age (masa peka).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengembangan sumber daya manusia merupakan faktor kunci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada anak usia dini dilakukan melalui pemberian rangsangan

BAB I PENDAHULUAN. jamak (multiple intelegence) maupun kecerdasan spiritual. yaitu usia 1-6 tahun merupakan masa keemasan (golden age), yang pada

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang tepat bagi anak sejak masa usia dini. aspek perkembangan kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. melalui jalur pendidikan formal (Taman Kanak Kanak, Raudhatul Athfal,

BAB I PENDAHULUAN. dan berfungsi untuk meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia. Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul sehingga nantinya akan

BAB I PENDAHULUAN. pentingnya kemampuan bahasa bagi kehidupan manusia, tidak terkecuali bagi

BAB I PENDAHULUAN. termasuk pembangunan dibidang pendidikan. dalam satu program kegiatan belajar dalam rangka kegiatan belajar dalam

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak usia dini (PAUD) merupakan upaya pembinaan dan pengasuhan yang ditujukan kepada anak sejak lahir hingga usia 6 tahun, meskipun sesungguhnya akan lebih optimal lagi apabila ditujukan kepada anak sejak dalam kandungan hingga usia 8 tahun. Pendidikan bagi anak usia dini dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Tujuannya adalah membantu mengembangkan seluruh potensi dan kemampuan fisik, intelektual, emosional, moral dan agama secara optimal dalam lingkungan pendidikan yang kondusif, demokratis dan kompetitif. Masa anak usia dini merupakan masa keemasan atau sering disebut masa Golden Age, biasanya ditandai oleh perubahan cepat dalam perkembangan fisik, kognitif, sosial dan emosional. Pada masa usia dini merupakan masa terjadinya kematangan fungsifungsi fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi (rangsangan) yang diberikan oleh lingkungan. Masa ini merupakan masa untuk meletakkan dasar pertama dalam mengembangkan potensi fisik (motorik), intelektual, emosional, sosial, bahasa, seni dan moral spiritual. Menurut Gardner (2003), ada delapan macam kecerdasan yang dimiliki manusia. Pertama, kecerdasan yang berkenaan dengan kemampuan 1

2 seseorang dalam bahasa, yakni mendengar, menulis, berbicara dan pada umumnya sangat suka membaca (Linguistik-Verbal). Kedua, kecerdasan yang berhubungan dengan kekritisan dalam berfikir, tertarik dengan data-data dan grafik, serta suka bermain dengan strategi (Logikal-Mathematikal). Ketiga, kecerdasan yang lebih dikenal dengan kecerdasan visual, umumnya sangat menyukai presentasi, gambar, performance dan video (visual-spatial). Keempat, kecerdasan ritmik yang sangat berkaitan erat dengan suara, sangat senang mendengar musik dan bermain musik (Musical-Rhythmic). Kelima, kecerdasan kinestetik, lebih pada kemampuan bergerak, dan sngat senang dengan dunia olahraga, performance, dan menari (Bodily-Kinesthetic). Keenam, kecerdasan yang sangat berkaitan dengan kehidupan sosial sperti persahabatan, sosialisasi dengan orang lain dan sangat suka bekerjasama dengan orang lain atau bekerja secara berkelompok (interpersonal). Ketujuh, kecerdasan dimana orang-orangnya suka bekerja secara perorangan, mempunyai tingkat kemandirian yang tinggi, dan percaya diri (intrapersonal). Kedelapan, kecerdasan yang lebih berkaitan dengan alam seperti dunia tumbuhan, hewan, cuaca dan bebatuan (Naturalis). Agar masa ini dapat dilalui dengan baik oleh setiap anak, maka perlu diupayakan pendidikan yang tepat agar terciptanya pertumbuhan dan perkembangan anak yang optimal. Aspek perkembangan kinestetik merupakan salah satu aspek yang harus dikembangkan, hal ini juga merupakan tujuan pembelajaran di Kelompok Bermain (KB).

3 Dalam kehidupan ini kecerdasan kinestetik perlu dikembangkan sejak usia dini, karena kecerdasan kinestetik merupakan suatu kemampuan yang sangat berarti dalam proses kehidupan manusia. Jonathan Kuntaraf (dalam 100 Permainan Kecerdasan Kinestetik, 2007) mengatakan bahwa dengan melakukan aktivitas gerak dalam arti melakukan aktivitas olahraga anak akan memepertajam kekuatan mental dan menambah kapasitas dalam berfikirnya, menambah tenaga listrik pada otak dan sel saraf yang kemudian akan memebrikan keseimbangan lebih baik antara susunan saraf tidak sadar dan susuna saraf sadar serta menolong otak untuk berfungsi dengan lebih baik dalam berfikir. Beberapa nilai penting kecerdasan kinestetik dalam kehidupan nyata yaitu kecerdasan kinestetik lebih menenkan kan pada kemampuan seseorang dalam menangkap informasi dan mengolahnya dengan cepat, lalu diwujudkan dalam gerak, yaitu menggunakan badan, kaki dan tangan. Informasi gerak Diolah di dalam otak Informasi keluar Gerakan badan Kecerdasan kinestetik diperlukan untuk mengembangkan semua bakat dan kmampuan individu dalam pengembangan prestasi hidupnya, dengan kemampuan kinestetik yang tinggi yang dimiliki seseorang maka seseorang tersebut akan mempunyai pengembangan diri secara optimal. Mereka dapat menggunakan kemampuannya untuk kreasi baru demi kelangsungan hidup, meningkatakan sumber daya manusia dalam era globalisasi. Hal ini merupakan tantangan kepedulian serius bagi pihak terkait dalam

4 pengembangan sumber daya manusia, terutama dikalangan pendidikan. Kemampuan kinestetik sangat diperlukan dalam proses belajar mengajar, terutama bagi guru. Guru memerlukan kemampuan untuk menciptakan suasana yang menyenangkan dan kondusif agar anak terangsang untuk lebih berani dalam melakukan kegiatan, mengajukan pendapat. Hal ini penting bagi guru dalam kegiatan belajar mengajar dengan harapan agar anak mendapat kesempatan untuk mengukir prestasi secara optimal. Setiap anak memiliki potensi yang besar untuk mengembangkan dan meningkatkan kecerdasan atau kemampuannya dalam segala hal termasuk dalam kecerdasan kinestetik. Kecerdasan kinestetik dapat ditingkatkan sehingga setiap anak memiliki kesempatan untuk menjadi yang terdepan. Kecerdasan kinestetik tidak hanya terbatas pada satu bidang saja, tapi merupakan sikap yang tidak hanya melibatkan pola berpikir akan tetapi juga kemampuan untuk menyelesaikan masalah. Anak harus belajar menemukan solusi sendiri dengan mempertimbangkan beberapa kemungkinan dan berani mengambil resiko atas pilihannya. Anak juga harus menunjukkan bahwa dirinya mampu menghadapi masalah dan memiliki ide untuk menyelesaiakn masalah. Kecerdasan kinestetik sangat penting untuk ditingkatkan dalam diri anak, khususnya anak usia dini di Kelompok Bermain. Dengan kecerdasan kinestetik anak mampu mengekspresikan diri, sehingga mereka terlatih untuk menyelesaikan suatu masalah dan lebih mandiri dalam melakukan kegiatan.

5 Masa usia dini paling efektif dalam meningkatkan kecerdasan kinestetik, potensi anak seusia mereka berada pada masa yang amat penting untuk dirangsang perkembangannya. Untuk mendukung kecerdasan kinestetik mereka, perlu tercipta suasana yang menyenangkan yang dapat diciptakan dengan membangun suasana bermain yang dapat melatih dan memberikan kesempatan pada anak untuk berekspresi di depan temantemannya. Untuk mendukung semua itu dibutuhkan media baik dari pabrik, dari guru, dari anggota tubuh atau dari lingkungan. Peningkatan kecerdasan kinestetik anak usia dini bukanlah didapat dari keturunan orang tuanya. Namun, dari pola asuh anak serta lingkungannya. Sayangnya, seringkali orang tua menghalangi kemampuan anak tersebut. Salah satu pembelajaran yang dlakukan di Kelompok Bermain adalah pembelajaran untuk meningkatakan kecerdasan kinestetik anak, dalam hal ini guru dapat memberikan kegiatan yang dapat meningkatkan kecerdasan kinestetik anak. Daya gerak anak yang sangat tinggi, sehingga dengan mudah anak meniru gerak yang mereka lihat, maka diperlukan suatu tempat yang cukup luas dan aman agar tidak mengganggu aktivitas gerak anak, sehingga anak dapat bergerak dengan bebas. Namun fakta di lapangan menunjukkan masih banyak keterbatasan dalam meningkatkan kemampuan kinestetik anak. Dimana masalah pendidikan kita yang dinilai terlalu menonjolkan kognisi, guru yang enggan menggunakan metode yang bervariasi dalam menyampaikan pembelajaran.

6 Kondisi tersebut membuat anak kurang tertarik dalam melakukan kegiatan sehingga anak kurang semangat dalam melaksanakan tugas dari guru. Anak anak kelompok Anyelir 1 di kelompok bermain Tunas Melati 1 Celep, Kedawung, Sragen mempunyai kecerdasan kinestetik yang rendah hal itu dapat diketahui pada waktu guru memberikan kegiatan, masih banyak anak yang tidak bersemangat dalam beraktivitas, tidak berkonsentrasi saat guru membacakan cerita, bahkan anak masih sering ramai dan tidak mau menyelesaikan tugas yang diberikan guru dengan berbagai alasan. Berdasarkan latar belakang di atas, penulis akan melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul UPAYA PENINGKATAN KECERDASAN KINESTETIK ANAK MELALUI KEGIATAN GERAK DAN LAGU DI KELOMPOK BERMAIN TUNAS MELATI 1 PURWOREJO, CELEP, KEDAWUNG, SRAGEN. B. Pembatasan Masalah Dengan memperhatikan judul di atas, perlu adanya pembatasan masalah. Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Dibatasi masalah kecerdasan kinestetik yang berhubungan dengan gerak dan lagu dengan tema menjelajah dunai serangga. 2. Penelitian ini dilakukan pada anak Kelompok Bermain Tunas Melati 1, Purworejo, Celep, Kedawung, Sragen.

7 C. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis merumuskan masalah penelitian sebagai berikut : Apakah kegiatan gerak dan lagu dapat meningkatkan kecerdasan kinestetik anak di Kelompok Bermain Tunas Melati 1, Purworejo, Celep, Kedawung, Sragen? D. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang dikemukakan di atas, maka penelitian ini bertujuan : 1. Tujuan umum Penelitian ini bertujuan meningkatkan kecerdasan kinestetik anak melalui kegiatan gerak dan lagu di Kelompok Bermain Tunas Melati 1, Purworejo, Celep, Kedawung, Sragen 2. Tujuan Khusus Untuk mengetahui seberapa besar peningkatan kecerdasan kinestetik anak melalui gerak dan lagu di Kelompok Bermain Tunas Melati 1, Purworejo, Celep, Kedawung, Sragen. E. Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian yang hendak dicapai, maka penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat atau kegunaan dalam pendidikan baik secara langsung maupun tidak langsung. Adapun manfaat penelitian adalah sebagai berikut :

8 1. Manfaat Teoritis Secara teoritis hasil penelitian ini secara umum diharapkan mampu memberikan sumbangan kepada pembelajar anak usia dini terutama terhadap peningkatan kecerdasan kinestetik anak 2. Manfaat Praktis a. Bagi Anak Dapat memberikan kegiatan yang lebih bervariasai, sehingga anak tidak bosan dan jenuh dalam kegiatan pembelajaran dalam meningkatkan kecerdasan kinestetik. b. Bagi Guru Dapat dimanfaatkan sebagai masukan dan cara dalam memilih strategi dalam peningkatan kecerdasan kinestetik anak. c. Bagi Sekolah Hasil penelitian ini dapat memberikan pengalaman bagi para guruguru lain sehingga memperoleh pengalaman baru untuk meningkatkan kecerdasan kinestetik anak melalui kegiatan gerak dan lagu. d. Bagi penulis Menambah wawasan tentang bagaimana upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kecerdasan kinestetik anak melalui kegiatan gerak dan lagu.