BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) telah dilaksanakan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V PENUTUP. dilakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: menggunakan alat peraga torso pada siklus I diperoleh rata-rata

Hasil belajar biologi siswa ditinjau dari penggunaan berbagai metode mengajar dengan pendekatan discovery

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan rangkaian kegiatan komunikasi antar manusia,

PROFIL KETUNTASAN BELAJAR DITINJAU DARI PENDEKATAN PROBLEM BASED LEARNING

RANCANGAN ALAT UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP N 1 AMBARAWA TAHUN AJARAN

BAB I PENDAHULUAN. tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 40 Undang-Undang RI No 20 Tahun 2013 Pendidik dan Kependidikan berkewajiban :

IMPLIKASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan pengajarannya, oleh karena itu setiap pengajar menginginkan

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI MENGGUNAKAN METODE DISCOVERY TERPIMPIN PADA SISWA KELAS VII A SMP MUHAMMADIYAH 5 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2006/2007

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, manusia hampir tidak pernah dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya penyelenggaran pendidikan diupayakan untuk membangun

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi dan tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar adalah

BAB I PENDAHULUAN. merupakan ilmu yang mempelajari benda-benda beserta fenomena dan

Keterlibatan siswa baik secara fisik maupun mental merupakan bentuk

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Mella Pratiwi, 2013

Meningkatkan Hasil Belajar Konsep Penjumlahan Bilangan Bulat dengan Menggunakan Media Tabel Perkalian pada Siswa Kelas IV SD Negeri Maahas

BAB I PENDAHULUAN. seperti rasa ingin tahu, terbuka, jujur, dan sebagainya. 1 Pembelajaran IPA secara

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

BAB I PENDAHULUAN. cukup besar, tetapi sampai saat ini Indonesia masih berkutat pada problematika

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah proses perkembangan dan penyesuaian seseorang. dengan lingkungan masyarakat dan kebudayaan untuk meningkatkan

depan yang akan dijalani yang diwarnai tantangan dan perubahan. Kurikulum 2013 merupakan pengembangan dari Kurikulum Tingkat Satuan

BAB I PENDAHULUAN. berlangsungnya proses pendidikan, mengembangkan kepribadian,

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan masih berjalan terus. (Ihsan, 2008:7) mengemukakan bahwa

Oleh: Mulyani SD Negeri 3 Karanggandu, Watulimo, Trenggalek

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI KTSP PADA MATA PELAJARAN FIKIH KELAS VII DI MTS MIFTAHUL FALAH DAN PROBLEMATIKANYA SERTA SOLUSINYA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.

BAB I PENDAHULUAN. kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai yang ada didalam masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis,

I. PENDAHULUAN. Perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut. pengembangan kemampuan siswa dalam bidang Ilmu Pengetahuan Alam

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, Hlm E. Mulyasa, Pengembangan Dan Implementasi Kurikulum 2013, Remaja Rosdakarya,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA TERPADU Dahyana SMP Negeri 33 Makassar Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pengalaman disini berupa pengalaman untuk melakukan proses belajar

BAB 1 PENDAHULUAN. segala sesuatu yang ada di alam semesta ini. pada rumpun ilmu dimana obyeknya merupakan benda-benda alam dengan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan dirinya sendiri menuju kedewasaan dan bertanggung jawab

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENERAPAN MULTIMEDIA INTERAKTIF MODEL TUTORIAL TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

BAB I PENDAHULUAN. membentuk sikap serta ketrampilan yang berguna baginya dalam menyikapi

ABSTRAK. Kata Kunci : Aktivitas, Hasil Belajar Siswa, Metode Demonstrasi PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. tentang Standar Nasional Pendidikan, Pasal 19 ayat (1) tentang Standar Proses, pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sebaiknya

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pustaka Belajar, 2009), hlm Rosdakarya, 2011), hlm

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang berkaitan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan suatu negara dapat diukur dari kemajuan pendidikan di negara

BAB I PENDAHULUAN. dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang. memungkinkan berfungsi untuk memenuhi dalam kehidupan, masyarakat,

I. PENDAHULUAN. (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) didasarkan pada pemberdayaan siswa untuk

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas agar kualitas

BAB I PENDAHULUAN. belajar apabila dalam dirinya telah terjadi perubahan perilaku dan tidak tahu

BAB 1 PENDAHULUAN. perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan

BAB I PENDAHULUAN. SMK Negeri Pancatengah merupakan Unit Sekolah Baru (USB) dengan

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh bagi keberhasilan belajar siswa yaitu: bahan ajar, suasana

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pengalaman disini berupa pengalaman untuk melakukan proses belajar dan

EFEKTIVITAS MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNIK KERJA BENGKEL DI SMKN 4 BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk menunjang keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. secara keseluruhan. Melalui pendidikan jasmani dikembangkan beberapa aspek yang

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi, tidak memungkinkan bagi guru bertindak sebagai satu-satunya

Skripsi Oleh: Lilis Rahmawati NIM K

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Biologi. Disusun oleh : DINA NUR HIDAYATI A

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu usaha sadar untuk membekali

dengan memberi tekanan dalam proses pembelajaran itu sendiri. Guru harus mampu menciptakan kondisi pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan di Indonesia juga sudah tercantum dalam pembukaan. kehidupan berbangsa dan bernegara adalah dengan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kelas. 1 Dalam undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran IPA. Selain itu mata pelajaran IPA sebagai objek penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Prestasi belajar yang dicapai siswa tidak dapat lepas dari peran guru.

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi serta kesenian. Kurikulum sebagai rancangan. dengan perkembangan yang ada dalam masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. sekolah yang melibatkan guru sebagai pendidik dan siswa sebagai peserta didik,

BAB I PENDAHULUAN. oleh pembelajaran yang berlangsung. Peranan guru dalam bidang pendidikan. mendapatkan perhatian dari penanggung jawab pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Dasar, fungsi, dan tujuan pendidikan nasional di Indonesia telah ditetapkan

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui (learning to know), belajar berbuat (learning to do), belajar

SITI ARFAH, S.Pd 1 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sebagai suatu segmen kurikulum, strategi pembelajaran, media. pengajaran, dan evaluasi pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. kualitas manusia sebagai suatu kegiatan yang sadar akan tujuan. 1 Aktivitas

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. Pendidikan ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran Sains SMP umumnya belum menggunakan metode/strategi. yang dapat menarik minat belajar siswa. Pembelajaran Sains di SMPN 1

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembukaan UUD 1945 dijelaskan bahwa salah satu tujuan dari

PENGARUH PENAMBAHAN PENGALAMAN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA PADA KOMPETENSI DASAR KEDUA DI SMPIT NUR HIDAYAH SURAKARTA

I. PENDAHULUAN. dan terkontrol (khususnya datang dari sekolah), sehingga dia dapat. memperoleh atau mengalami perkembangan kemampuan sosial dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan mutu pendidikan merupakan suatu masalah yang menuntut

rangka perkembangan manusia (Hidayat dan Machali, 2010: 32). maka manusia dapat berkembang lebih jauh daripada mahluk-mahluk lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. adalah dengan pembaharuan sistem pendidikan. kurikulum yakni dari CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif), KBK (Kurikulum

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting bagi kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tertentu sehingga siswa memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas pendidikan merupakan masalah yang harus diselesaikan

Fatihah Indah Rohmani K

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dan pembelajaran adalah sebuah proses dimana manusia dapat

I. PENDAHULUAN. nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan. efisien serta mengikuti perkembangan zaman.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) telah dilaksanakan selama 5 tahun dan semestinya telah dilaksanakan secara utuh di setiap sekolah. Sekolah sebagai penyelenggara kegiatan belajar mengajar pada saat ini tidak semuanya memperhatikan tingkat ketercapaian kompetensi siswa. Dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah guru masih dominan dengan menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Kegiatan belajar pun masih berada dalam kelas. Guru masih jadi pemain dan siswa sebagai penonton, sehingga guru aktif dan siswa pasif dalam proses belajar mengajar. KTSP disini menuntut kreativitas guru dalam menyelenggarakan kegiatan pembelajaran. Kreativitas tersebut diantaranya meliputi kreatif dalam memilih pendekatan dan model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan materi yang disajikan. Kurikulum Tingkatan Satuan Pendidikan adalah kurikulum operasional yang disusun oleh/dan dilaksanakan masing-masing satuan pendidikan. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan, tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan dan silabus. 1 Pada umumnya mata pelajaran biologi adalah salah satu pelajaran yang disenangi apalagi materi yang disajikan dengan menarik maka siswa akan dengan tekun 1 Lukmanul Hakim, Perencanaan Pembelajaran, CV. Wacana Prima, 2008, h. 15 1

dan penuh antusias memperhatikan fenomena-fenomena yang ditampilkan guru saat pembelajaran berlangsung. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru mata pelajaran biologi Ibu Tuti Hariyani, S. Pd kelas VIII di MTs Miftahul Jannah Palangka Raya pada bulan Maret 2013, diperoleh keterangan bahwa rendahnya nilai ketuntasan belajar biologi materi sistem gerak pada manusia dikarenakan guru biologi mengajar masih menggunakan metode ceramah dan berpusat pada guru (teacher centered) hanya teori saja yang diajarkan, dan penyampaiannya hanya menggunakan media carta/gambar, sehingga siswa yang belajar menjadi cepat bosan yang berakibat pada rendahnya nilai mata pelajaran biologi khususnya materi sistem gerak pada manusia. Dimana rendahnya hasil belajar biologi di MTs Miftahul Jannah Pahandut Seberang, Palangka Raya tampak pada nilai rata-rata pelajaran biologi sebagian besar masih rendah dengan nilai rata-rata. Sedangkan kriteria ketuntasan minimal yang ditentukan di MTs Miftahul Jannah Pahandut Seberang, Palangka Raya adalah 65 (Lampiran 13). Hal ini menyebabkan hasil belajar siswa masih kurang. Untuk mengatasi hal tersebut, perlu adanya metode atau strategi pembelajaran yang tepat dalam memberikan motivasi terhadap siswa agar pembelajaran biologi menjadi menantang, menyenangkan dan menarik sehingga akan mampu meningkatkan hasil belajar siswa dan tidak beranggapan bahwa pembelajaran biologi itu sulit dan membosankan. 2 o 2 Wawancara dengan Ibu Tuti Hariyani, S, Pd di Palangka Raya, 21 Maret 2013

Berdasarkan permasalahan di atas salah satu cara yang mungkin dapat dilakukan untuk mengatasinya adalah dengan metode demonstrasi menggunakan alat peraga torso. Dimana alat peraga torso rangka manusia masih belum pernah digunakan dan alat tersebut masih belum ada di sekolah tersebut. Untuk mengatasi hal tersebut, peneliti berinisiatif meminjam torso dari Lab Biologi STAIN Palangka Raya. Hal ini dapat dikuatkan berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Bariyah pada Tahun 2008 mengenai penggunaan torso rangka manusia untuk meningkatkan pemahaman konsep sistem gerak pada manusia kelas VIII-7 di SMPN-3 Pahandut Palangka Raya menyimpulkan bahwa tingkat penguasaan materi dari siklus ke siklus semakin membaik dan apabila dilihat dari hasil pre-tes dan post-tes pembelajaran ini mampu meningkatkan pemahaman siswa sebesar 59,47%. Sehingga dari hasil analisis tersebut peneliti menyimpulkan bahwa pembelajaran ini mampu melekatkan materi yang diberikan karena dengan media torso siswa akan lebih merasa melihat kondisi sebenarnya dari teori yang diajarkan sehingga materi akan lebih memiliki makna dalam ingatan mereka. 3 Metode demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan memperagakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi, atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya ataupun tiruan, yang 3 Bariyah, Penggunaan Torso Rangka Manusia Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Sistem Gerak Pada Manusia Kelas VIII-7 SMPN-3 Pahandut Palangka Raya: Universitas Palangka Raya, 2008, h. 1

sering disertai dengan penjelasan lisan. 4 Salah satu alat yang dapat digunakan dalam metode demonstrasi adalah alat peraga torso untuk materi Sistem Gerak pada Manusia. Torso yang dapat digunakan adalah torso rangka manusia. Torso rangka manusia merupakan model tiruan rangka manusia yang biasanya dibuat dari tepung giv atau plastik menyerupai bentuk rangka aslinya. Torso termasuk ke dalam jenis media tiga dimensi. Media tiga dimensi adalah media yang berbentuk isi (volume) memiliki ukuran panjang, lebar dan tinggi, atau media yang dalam bentuk model. 5 Penggunaan alat peraga torso pada proses belajar mengajar adalah salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar yang pada akhirnya dapat meningkatkan prestasi hasil belajar biologi. Melihat kondisi sarana dan prasarana di sekolah tersebut masih belum menunjang serta SDM masih kurang, peneliti sadar bahwa mempelajari materi Sistem Gerak pada Manusia yang bersifat abstrak dan sulit untuk dibayangkan oleh siswa, diperlukan suatu metode dan media yang bisa memberikan suatu gambaran yang lebih nyata kepada siswa. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian menggunakan metode dan media dengan judul Penerapan Metode Demonstrasi Menggunakan Alat Peraga Torso Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Materi Sistem Gerak pada Manusia. 4 Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2010, h. 90-91 5 Ibid., h. 45-47

B. Batasan Masalah Agar penulisan dan pembahasan dapat lebih terarah sesuai dengan rumusan masalah yang akan diteliti, maka perlu diberi batasan. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini, yaitu: 1. Subjek penelitian terbatas pada siswa kelas VIII-B MTs Miftahul Jannah Pahandut Seberang, Palangka Raya. 2. Metode yang digunakan berupa metode demonstrasi menggunakan alat peraga torso rangka manusia. 3. Materi yang dibahas dalam penelitian terbatas pada materi sistem gerak pada manusia dan torso hanya digunakan pada sub materi rangka manusia, sedangkan untuk sub materi otot dan sendi digunakan charta/gambar. 4. Hasil belajar siswa yang akan diukur hanya pada aspek kognitif siswa C. Rumusan Masalah Agar masalah dalam penelitian ini lebih terfokus pada tujuan yang akan dicapai maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah pengelolaan pembelajaran dengan menerapkan metode demonstrasi menggunakan alat peraga torso untuk meningkatkan hasil belajar siswa materi sistem gerak pada manusia di kelas VIII-B MTs Miftahul Jannah Pahandut Seberang, Palangka Raya?

2. Bagaimanakah aktivitas siswa dalam menerapkan pembelajaran Biologi dengan metode demonstrasi menggunakan alat peraga torso rangka manusia Materi sistem gerak pada manusia siswa kelas VIII-B MTs Miftahul Jannah Pahandut Seberang, Palangka Raya? 3. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa di kelas VIII-B MTs Miftahul Jannah Pahandut Seberang, Palangka Raya pada materi sistem gerak pada manusia dengan menerapkan metode demonstrasi? D. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan, penelitian ini bertujuan untuk : 1. Untuk mengetahui pengelolaan pembelajaran dengan menerapkan metode demonstrasi menggunakan alat peraga torso rangka manusia untuk meningkatkan hasil belajar siswa materi sistem gerak pada manusia di kelas VIII-B MTs Miftahul Jannah Pahandut Seberang, Palangka Raya. 2. Untuk mengetahui aktivitas siswa dalam pembelajaran Biologi dengan penerapan metode demonstrasi menggunakan alat torso rangka manusia materi sistem gerak pada manusia siswa kelas VIII-B MTs Miftahul Jannah Pahandut Seberang, Palangka Raya. 3. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa di kelas VIII-B MTs Miftahul Jannah Pahandut Seberang, Palangka Raya materi sistem gerak pada manusia dengan menerapkan metode demonstrasi.

E. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah: 1. Bagi siswa, meningkatkan motivasi dan minat siswa untuk belajar biologi dan siswa dapat lebih memahami materi Sistem Gerak pada Manusia serta memperoleh pengalaman belajar yang menyenangkan. 2. Bagi guru, dapat melaksanakan proses pembelajaran serta meningkatkan kreativitas dan kualitas guru, karena guru dituntut dapat menggunakan dan menerapkan metode dan strategi pembelajaran dengan baik dan benar. 3. Bagi sekolah, dapat mengembangkan sarana dan prasarana dalam rangka perbaikan proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dan melakukan inovasi pembelajaran untuk mata pelajaran yang lain. 4. Bagi peneliti, menambah pengalaman dan wawasan berfikir terutama tentang penelitian pendidikan serta pengetahuan mengenai penggunaan media torso rangka manusia dalam meningkatkan hasil belajar siswa sehingga dapat menerapkannya dengan baik dalam proses belajar mengajar yang akan menjadi bekal untuk diaplikasikan dalam kehidupan nyata setelah menyelesaikan studinya. F. Definisi Operasional Penelitian ini memakai istilah yang memerlukan batasan definisi agar pembahasan tidak menyimpang dari konsep masalah yang ada, istilah tersebut, yaitu:

1. Hasil Belajar Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Ada tiga ranah yang menjadi objek penilaian hasil belajar yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik. Penilaian yang akan dilakukan hanya pada ranah kognitifnya dengan menggunakan soal pilihan ganda. 2. Metode Demonstrasi Metode demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan memperagakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi, atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya ataupun tiruan, yang sering disertai dengan penjelasan lisan. 3. Alat Peraga Torso Torso rangka manusia merupakan model tiruan rangka manusia yang biasanya dibuat dari tepung giv atau plastik menyerupai bentuk rangka aslinya. 4. Sistem Gerak pada Manusia Sistem gerak adalah alat-alat gerak yang digunakan pada manusia dan hewan seperti alat gerak pasif berupa tulang dan alat gerak aktif berupa otot. Kedua alat gerak ini akan bekerja sama dalam melakukan pergerakan sehingga membentuk suatu sistem yang disebut sistem gerak.