BAB IV. IMPLEMENTASI KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM) DI MTs AGUNG ALIM BLADO. A. Kriteria Ketuntasan Minimal di MTs Agung Alim Blado

dokumen-dokumen yang mirip
DAFTAR PUSTAKA. Anwar, Saefudin Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dalam bab ini dikemukakan beberapa simpulan dan rekomendasi yang

BAB I PENDAHULUAN. misalnya dengan pengembangan kurikulum, peningkatan mutu guru, sebagaian besar lainya masih memprihatinkan.

PENGERTIAN KTSP DAN PENGEMBANGAN SILABUS DALAM KTSP. Oleh Dr. Jumadi

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 33 B. TUJUAN 33 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 34 D. UNSUR YANG TERLIBAT 34 E. REFERENSI 34 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 34

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL Nomor 41 Tahun 2007 STANDAR PROSES

Bab I Pendahuluan. A. Latar Belakang

BAB II KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM) DI MADRASAH

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 33 B. TUJUAN 33 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN D. UNSUR YANG TERLIBAT 34 E. REFERENSI 34 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 34

KTSP DAN IMPLEMENTASINYA

PENGEMBANGAN KURIKULUM SATUAN PENDIDIKAN SMK

Landasan Yuridis SI, SKL dan KTSP menurut UU No 20/2003 tentang Sisdiknas

PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

KONSEP DASAR PERENCANAAN PEMBELAJARAN. M. Nasir Tamalene (Dosen Universitas Khairun Ternate)

Lampiran 1. Instrumen ini digunakan sebagai penggalian data pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan menurut pedoman penyusunan KTSP dari

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang STANDAR ISI (SI) Sosialisasi KTSP

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan akademik ini disusun untuk meningkatkan kualitas layanan pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan di SMA Negeri 1 Pare.

PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 1 B. TUJUAN 1 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 1 D. UNSUR YANG TERLIBAT 2 E. REFERENSI 2 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 3

PERATURAN AKADEMIK SMA NEGERI 1 PARE

PEMBELAJARAN IPS DALAM KTSP

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 40 B. TUJUAN 40 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 40 D. UNSUR YANG TERLIBAT 41 E. REFERENSI 41 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 41

DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1

STANDAR PROSES. PERMENDIKNAS Nomor 41 Tahun 2007

Bab IV Analisis Hasil Penelitian

Peraturan Mendiknas Nomor: 20 Tahun tentang STANDAR PENILAIAN DIREKTORAT PEMBINAAN SMA

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan sistem pemerintahan dari sentralisasi ke desentralisasi ditandai

KTSP KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

RENCANA TINDAK LANJUT HASIL EVALUASI DIRI SEKOLAH STANDAR SARANA DAN PRASARANA. ruang belajar

Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) muatan KTSP. Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 (delapan) muatan KTSP.

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Semoga Apa yang kita lakukan hari ini bernilai ibadah disisi Allah SWT. Amin

Djuharis Rasul Peneliti di Pusat Kurikulum Diknas Sosialisasi KTSP

MATERI PELATIHAN KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

Kompetensi Dasar. perencanaan program. rangka implementasi

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) komponen muatan KTSP.

SOSIALISASI DAN PELATIHAN KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1 / 34

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA

DAFTAR HADIR A. LATAR BELAKANG 1 B. TUJUAN 1 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 1 D. UNSUR YANG TERLIBAT 2 E. REFERENSI 2 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 2

PENGEMBANGAN SILABUS MATA PELAJARAN PAI DALAM KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN Oleh: Marzuki

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 40 B. TUJUAN 40 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 40 D. UNSUR YANG TERLIBAT 41 E. REFERENSI 41 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 41

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN MADRASAH ALIYAH DAN MONEV PELAKSANAANNYA. Makalah

PENYUSUNAN KTSP. Sosialisasi KTSP 1

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 1 B. TUJUAN 2 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 2 D. UNSUR YANG TERLIBAT 2 E. REFERENSI 2 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 3

PENYUSUNAN PENYUSUN KTSP

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 1 B. TUJUAN 1 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 1 D. UNSUR YANG TERLIBAT 2 E. REFERENSI 2 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 2

MEMAHAMI STANDAR PENILAIAN BSNP

DAFTAR ISI. II. PEMBELAJARAN PENGAYAAN A. Pembelajaran Menurut SNP... B. Hakikat Pembelajaran Pengayaan... C. Jenis Pembelajaran Pengayaan...

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN BERDASARKAN STANDAR ISI DAN STANDAR KOMPETENSI LULUSAN

Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal

STANDAR PENILAIAN (Permen No. 20 Th. 2007)

SALINAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 12 TAHUN 2009 TANGGAL 4 MARET 2009

Landasan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dari Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP)

IMPLIKASI PENGEMBANGAN KTSP TERHADAP TUGAS GURU MATEMATIKA SMP/MTs

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 1 B. TUJUAN 2 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 2 D. UNSUR YANG TERLIBAT 2 E. REFERENSI 2 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 3

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan adalah sebuah salah satu upaya dalam mencerdaskan. kehidupan bangsa. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional juga

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 6 SEMARANG

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

IMPLIKASI UU DAN PP THD PENGEMBANGAN KURIKULUM PUSAT KURIKULUM - BALITBANG DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL. Puskur Balitbang 1

PEMERINTAH KOTA SERANG DINAS PENDIDIKAN

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang STANDAR ISI (SI) Sosialisasi KTSP

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 19 TAHUN 2005 Tentang STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

PROFIL SEKOLAH Sunday, 27 June :50. A. Latar Belakang

PENGANTAR PENGEMBANGAN SILABUS

BUKTI FISIK STANDAR PROSES SMK

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

PENYUSU S NA N N KTSP

SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2013 PUSAT LAYANAN PPL & PKL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

Terima kasih telah mengunjungi

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan dengan pendekatan evaluatif melalui model Goal

Berikut ini, contoh pengolahan hasil belajar yang diperoleh siswa dari ulangan

2. KTSP dikembangkan oleh program keahlian dengan melibatkan berbagai pihak sesuai dengan tahapan penyusunan KTSP.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA

DAFTAR ISI. Kata Pengantar 1. Daftar Isi 2


DAFTAR ISI. Contents A. LATAR BELAKANG B. TUJUAN C. RUANG LINGKUP KEGIATAN D. UNSUR YANG TERLIBAT E. REFERENSI...

Andrian Rustaman Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA BKPAP UPI

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 52 TAHUN 2008 TENTANG

STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN. Achmad Samsudin, M.Pd. Jurdik Fisika FPMIPA UPI

No Item Penilaian Keterangan/ Bukti Fisik

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI I KANDEMAN

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 2 TENGARAN

SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2015 PUSAT PENGEMBANGAN PPL & PKL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

BABI PENDAHULUAN. Kedudukan guru sebagai tenaga profesional bertujuan untuk melaksanakan. sistem pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. sebuah standar yang diberi nama Standar Nasional Pendidikan (SNP). Standar

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 29 B. TUJUAN 29 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 29 D. UNSUR YANG TERLIBAT 30 E. REFERENSI 30 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 30

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 50 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 51 D. UNSUR YANG TERLIBAT 51 E. REFERENSI 51 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 51

PERATURAN AKADEMIK SMA NEGERI 1 WARUNGKIARA TAHUN PELAJARAN 2010 /2011. Digunakan untuk kalangan sendiri SMA NEGERI 1 WARUNGKIARA

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMA NEGERI 1 SEMARANG

REVIEW DAN REVISI SILABUS-RPP MAPAEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) Oleh: Ajat Sudrajat

: Babakan Ciomas RT. 2/3 ds. Parakan Kec. Ciomas Kab. Bogor

BAB V PEMBAHASAN DAN TEORI HASIL PENELITIAN. 1. Indikator dan tujuan rencana pelaksanaan pembelajaran berbasis

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) ZAWIYAH COT KALA LANGSA 2015 M/ 1435 H

Pelaksanaan SI dan SKL

Transkripsi:

BAB IV IMPLEMENTASI KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM) DI MTs AGUNG ALIM BLADO A. Kriteria Ketuntasan Minimal di MTs Agung Alim Blado Pembahasan ini akan menguraikan tentang Kriteria Ketuntasan Minimal di MTs Agung Alim Blado, yaitu dimulai sejak diberlakukannya Kurikulum Tingkat Satuan pendidikan (KTSP) di MTs Agung Alim Blado Merujuk pada Peraturan Pemerintah RI nomor 19 tahun 2005 (PP.19/2005) tentang Standar Nasional Pendidikan, dan Peraturan menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) No, 22, 23 dan 24 tahun 2006, bahwa setiap satuan Pendidikan untuk membuat KTSP sebagai pengembangan kurikulum yang akan dilaksanakan pada tingkat satuan pendidikan yang bersangkutan. Sehingga segala sesuatu yang menyangkut dengan pelaksanaan KTSP diseesuaian dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku, dimana dalam pengembangan KTSP itu sendiri mengacu pada Standar Nasional Pendidikan yang terdiri atas : 1. standar isi; 2. standar proses; 3. standar kompetensi lulusan; 4. standar tenaga kependidikan; 5. standar sarana dan prasarana; 6. standar pengelolaan; 7. standar pembiayaan; 8. standar penilaian pendidikan. Dan dua dari delapan standar nasional pendidikan tersebut, yaitu standar isi (SI) dan standar kompetensi lulusan (SKL) merupakan acuan utama bagi satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). 58

59 Dengan demikian peserta didik diharapkan memiliki beberapa kompetensi yaitu : Pertama, Kompetensi tamatan yaitu kompetensi tamatan yang harus dicapai ketika peserta didik tamat dari suatu jenjang pendidikan. Kedua, Kompetensi umum mata pelajaran yaitu kompetensi yang harus dicapai oleh peserta didik ketika menyelesaikan suatu mata pelajaran tertentu. Ketiga, Kompetensi dasar yaitu ukuran minimal atau memadai yang ditetapkan dengan kemampuan, ketrampilan, sikap dan prilaku dasar dalam menguasai materi pokok dan pencapaian hasil belajar. Kompetensi adalah seperangkat tindakan inteligen penuh tanggung jawab yang harus dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu melaksanakan tugas-tugas dalam bidang pekerjaan tertentu. Sifat inteligen harus ditunjukkan sebagai kemahiran, ketepatan dan keberhasilan bertindak. Sifat penuh tanggung jawab harus ditunjukkan sebagai kebenaran tindakan, baik dipandang dari sudut pandangan ilmu pengetahuan, teknologi maupun etika 1. Secara resmi MTs Agung Alim Blado mulai memberlakukan KTSP adalah pada tahun 2007 2, yaitu satu tahun kemudian setelah diundangkanya Permendiknas No. 24 tahun 2006. Namun tidak semua instrumen KTSP dapat di wujudkan dan dilaksanakan secara optimal, sebagai contoh yang menjadi perhatian penulis adalah tentang kriteria 1 Khaeruddin, et al., Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Konsep dan Implementasinya di Madrasah (Jogjakarta: Pilar Media, 2007), hlm. 6 30 Juli 2011 2 Mahmudi, Waka Kurikulum MTs Agung Alim Blado, wawancara pribadi, Kambangan,

60 ketuntasan minimal (KKM) yang merupakan bagian terpenting dari delapan Standar Nasional pendidikan yaitu Standar Penilaian Pendidikan. Pada awal diberlakukanya KTSP, di madrasah Tsanawiyah Agung Alim Blado, kegiatan penilaian pendidikan belum sepenuhnya mengacu pada standar penilaian pendidikan, masing-masing mapel sudah menetapkan nilai minimal yang harus dicapai oleh peserta didik yang disebut sebagai KKM mata pelajaran 3. Namun dalam mengimplementasikan KKM masih belum sesuai dengan prosedur dan mekanisme yang seharusnya, penetapan KKM ditetapkan hanya berdasarkan perkiraan secara umum oleh guru mata pelajaran. Madrasah belum mempunyai dokumen penetapan KKM yang disusun oleh masing-masing guru mata pelajaran 4. Hal ini disebabkan karena pemahaman madrasah dan para guru terhadap standar penilaian, seperti penetapan KKM pada masing-masing mata pelajaran masih terjadi perbedaan peresepsi sebagai akibat adanya perbedaan penafsiran pada panduan KKM. Yang kebanyakan mereka masih berpola pada kurikulum lama. Hal ini disebabkan pula karena kurangnya sosialisasi dan bimbingan teknis untuk para guru, serta peran MGMP dan KKG yang belum maksimal 5. Dengan kata lain bahwa pada tahun 2007 MTs Agung Alim Blado sudah menggunakan KTSP, namun pada kegiatan penilaian pendidikan belum sepenuhnya menerapkan acuan Kriteria 3 Mahmudi, Waka Kurikulum MTs Agung Alim Blado, wawancara pribadi, Kambangan, 30 Juli 2011 4 Ibid, Kambangan, 30 Juli 2011. 5 Asari, Guru Alqur an Hadits, MTs Agung Alim Blado, wawancara pribadi, Kambangan 10 Agustus 2011

61 Ketuntasan Minimal (KKM), sebagai standar minimal dalam penilaian belajar peserta didik. B. Implementasi Kriteria Ketuntasan Minimal di MTs Agung Alim Blado Dalam pedoman KTSP BSNP dijelaskan bahwa pengembangankurikulum merupakan tugas dan wewenang tingkat satuan pendidikan. Diantara kegiatan pengembangan kurikulum adalah pengembangan perangkat pembelajaran, yang didalam hal ini adalah pengembangan silabus, dan penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Peleksanaan kegiatan pengembangan ini dapat dilakukan secara mandiri oleh setiap guru mata pelajaran dan juga dapat dilakukan oleh kelompok guru mata pelajaran pada satu sekolah/madrasah, atau pada beberapa sekolah/madrasah. Hal terpenting dari pengembangan silabus adalah Pengembangan penilaian. Penilaian adalah serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis, dan berkesinambungan sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan 6. Penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik dilakukan berdasarkan indikator. Penilaian dilakukan dengan menggunakan tes dan non tes dalam bentuk tertulis maupun lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil 6 Direktorat Pendidikan Agama Islam Direktorat Jendral Pendidikan Islam Kementrian Agama RI kerja sama dengan Fakultas tarbiyah IAIN Walisongo, Modul Peningkatan Kualitas Guru (PKG) ( Semarang, 2011), hlm. 428.

62 karya berupa tugas, proyek dan atau produk, penggunaan portofolio, dan penilaian diri. Dalam rangka mengetahui ketuntasan belajar peserta didik, maka kriteria penilaian meliputi: 1. Penilaian berorientasi pada Standar Kompetensi, Kompetensi dasar, dan indikator, dengan demikian hasil penilaian akan memberikan gambaran mengenai perkembangan pencapaian kompetensi; 2. Penilaian menggunakan acuan kriteria; yaitu berdasarkan apa yang dapat dilakukan peserta didik setelah peserta didik mengikuti proses pembelajaran, dan bukan untuk menentukan posisi seorang terhadap kelompoknya 7. Sebagaimana telah kita ketahui bahwa dalam penyelenggaraan proses pembelajaran terdapat sejumlah rangkaian kegiatan yang perlu direncanakan terlebih dahulu oleh guru. Kegiatan perencanaan ini menuntut guru berpikir rasional, holistik, dan sistematis 8 dalam memperkirakan dan mengambil keputusan tentang unsur-unsur atau komponen-komponen terkait dengan proses pembelajaran yang akan dilakukan. Oleh karena itu sebelum melakukan penyelenggaraan proses pembelajaran maka pengembangan silabus untuk mengembangan SK dan KD kedalam topik satuan bahasan dan strategi pembelajaran serta penilaian yang akan dilakukan, guru/madrasah perlu menyusun dan menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) per mata pelajaran sebagai standar minimal yang akan dicapai oleh peserta didik sehingga sejumlah kompetensi yang 7 Ibid, hlm. 429 8 Ibid, hlm. 415

63 menjadi target kurikuler dapat dicapai dengan ukuran yang telah direncanakan. Dengan demikian KKM mutlak menjadi syarat dalam memenuhi standar penilaian pendidikan. Mengingat pentingnya fungsi KKM, maka semua penyelenggara kegiatan belajar mengajar dalam hal ini sekolah/madrasah, dituntut untuk mampu mengimplementasikan KKM, dalam kegiatan penilaian pendidikan. MTs Agung Alim Blado sebagai lembaga pendidikan formal berupaya untuk memenuhi standar nasional pendidikan, maka dalam kegiatan penilaian pendidikan telah menyusun dan menetapkan KKM mata pelajaran sesuai dengan mekanisme yang ada. Penetapan KKM dilakukan pada awal tahun pelajaran oleh guru mata pelajaran melalui musyawarah kelompok guru mapel kepala sekolah dan stakeholder lainya. Dengan langkah-langkah yang ditempuh yaitu; semua guru mapel melakukan identifikasi kemampuan rata-rata peserta didik (intake), menganalisa kompleksitas kompetensi dasar, dan kemampuan sumber daya pendukung 9 meliputi; warga sekolah, sarana prasarana dalam penyelenggaraan pembelajaran. Langkah selanjutnya adalah menentukan kekuatan/nilai setiap aspek/komponen, sesuai dengan kemampuan masing-masing aspek : a. Aspek kompleksitas : Semakin komplek (sukar) SK, KD maka nilainya semakin rendah, tetapi semakin mudah SK, KD maka nilainya semakin tinggi. 30 Juli 2011. 9 Mahmudi, Waka Kurikulum MTs Agung Alim Blado, wawancara pribadi, Kambangan,

64 b. Aspek intake : Semakin tinggi kemampuan awal siswa (intake) maka nilainya semakin tinggi. c. Aspek sumber daya pendukung : Semakin tinggi sumber daya pendukung maka nilainya semakin tinggi. Masing-masing aspek diberi nilai dengan rentang nilai antara 40 100 (merupakan nilai yang dapat ditentukan oleh sekolah/madrasah), kemudian di hitung jumlah KKM indikator, KKM KD, KKM SK setiap mata pelajaran setiap kelas. Jumlah nilai KKM indikator, selanjutnya dibagi dengan jumlah indikator untuk menentukan KKM KD. Jumlah KKM KD, selanjutnya dibagi dengan jumlah KD untuk menentukan KKM SK. Jumlah seluruh KKM SK, selanjutnya dibagi dengan jumlah SK untuk menentukan KKM mata pelajaran, (hasil penetapan KKM mata pelajaran ditampilkan pada tabel 13, 14, 15 dan 16 bab III halaman 54-57) Implementasi KKM di MTs Agung Alim Blado diakui oleh para guru merupakan pekerjaan yang sulit, karena membutuhkan waktu ekstra, ketelitian, kecermatan dan ketrampilan dalam menafsirkan masing-masing aspek 10. Secara umum ketercapain ketuntasan belajar rata-rata sudah diatas KKM, namun kegelisahan seputar KKM masih dikeluhkan oleh guru 11 10 Muflikhatun, Guru Matematika, MTs Agung Alim Blado, wawancara pribadi, Kambangan, 10 Agustus 2011. 11 M. Nawawi, Guru Fiqih, MTs Agung Alim Blado, wawancara pribadi, Kambangan, 10 Agustus 2011

65 C. Analisis data ketercapaian hasil implementasi KKM Data yang penulis perolah berupa nilai akhir mata pelajaran dan KKM nya kelas VII,VIII dan IX, kemudian di bandingkan dengan KKM masing-masing mapel, dengan cara membagi dalam 3 katagori yaitu : 1. Jumlah siswa yang meperoleh nilai = KKM sekolah 2. Jumlah siswa yang memperoleh nilai > KKM sekolah 3. Jumlah siswa yang memperoleh nilai KKM nasional Hasilnya kemudian di prosentase sehingga diperoleh hasil berupa data yang lebih sederhana seperti pada tabel di bawah ini. Tabel. 17 Data Prosentase ketercapaian KKM Kelas Jml siswa Sama dg. KKM Rata2 Jml.siswa yang memperoleh nilai Diatas KKM KKM nasional (%) Prosentase Jml.siswa yang memperoleh nilai Sama dg. KKM Diatas KKM KKM nasional VII 128 28 83 17 21,8 64,9 13,3 VIII 109 37 58 14 34,0 53,2 12,8 IX 116 31 62 23 26,7 53,4 20,0 Jml 353 96 203 54 27,2 57,5 15,3 Dari tabel tersebut disimpulkan bahwa, KKM di MTs Agung Alim Blado tahun pelajaran 2010/2011, sudah mencapai 100%, dengan uraian : 1. Yang memperoleh nilai sama dengan KKM = 96 anak, atau 27,2 %, 2. Yang mencapai nilai diatas KKM = 203 anak, atau 57,5 % 3. Yang mencapai KKM nasional = 54 anak, atau 15,3 %

66 D. Faktor-faktor yang mempengaruhi Implementasi KKM Seperti disebutkan diatas bahwa pengembangan penilaian merupakan bagian takterpisahkan dari kegiatan pengembangan silabus, kegiatan pengembangan penilaian diantaranya adalah penetapan KKM. Implementasi dari kegiatan ini sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah : a. Karakteristik Mata Pelajaran Tiap mata pelajaran memiliki karakteristik yang berbeda-beda baik dari segi banyaknya jumlah materi, banyaknya kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik, tingkat kesulitan, maupun berdasarkan pengkelompokan mata pelajaran sesuai displin keilmuannya, seperti kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok mapel kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mapel estetika, kelompok mapel jasmani olahraga dan kesehatan, kelompok mapel Sains dan teknologi kelompok mapel ilmu pengetahuan, kelompok mapel bahasa dan lainya. Perbedaan karakteristik ini sangat berpengaruh dalam kerangka pencapaian tujuan pembelajaran, perumusan teknik penilaian dan aspek yang akan dicapai dalam penilaian 12. Masing-masing memiliki tingkat kesulitan sendiri-sendiri. Mengingat hal tersebut maka karakteristik mata pelajaran sangat berpengaruh dalam penetapan KKM. 12 Nur Khasanah, Guru Bahasa Inggris, MTs Agung Alim Blado, wawancara pribadi, Kambangan, 20 Agustus 2011.

67 b. Alokasi waktu Penetapan KKM dilakukan pada awal tahun pelajaran oleh guru mata pelajaran, alokasi waktu yang tersedia ini menjadi sangat sempit mengingat awal tahun pelajaran biasanya banyak sekali kegiatan yang dilakukan oleh guru-guru mapel seperti menganilisis Kalender pendidikan, menyusun Program tahunan, program semester dan menyusun RPP, bersama dengan Kepala sekolah menyusun jadwal pelajaran. Kebanyakan guru-guru MTs Agung Alim Blado mempunyai tugas ganda yang berkaitan langsung dengan tugas-tugas kependidikan seperti menjadi seksi pengajaran, kesiswaan, seksi humas, wali kelas, kegiatan ekstrakurikuler dan tugas lainya 13. Kegiatan tersebut tentu menambah tugas-tugas baru yang juga harus dipersiapkan di awal tahun pelajaran. Karena masing-masing tupoksi menuntut adanya program kegiatan dan administrasi yang mengikutinya. Selanjutnya dalam mengimplementasikan KKM, waktu menjadi kendala, mengingat Alokasi waktu yang tersedia masing-masing mapel sudah sangat ketat, seorang guru dituntut untuk mampu menyampaikan materi sesuai SK dan KD, mencapai Indikator-indikator tiap KD, melakukan penilaian, mengolah hasil penilaian dan menindak lanjuti hasil penilaian, seperti remidi dan pengayaan, belum lagi ditambah 13 Arif Slamet.S, uru Penjasorkes. MTs Agung Alim Blado, wawancara pribadi, Kambangan 20 Agustus 2011

68 kegiatan lain yang bersifat insidental. Sehingga alokasi waktu sangat berpengaruh terhadap implementasi KKM. c. Intake peserta didik Mengetahui kemampuan peserta didik merupakan langkah awal dalam menetapkan KKM, namun untuk mengklasifikasi kemampuan peserta didik membutuhkan waktu yang agak lama, khususnya peserta didik pada kelas awal, untuk mengetahui kemampuan peserta didik pada kelas awal belum bisa dilakukan secara optimal. Oleh karena itu tingkat akurasi data juga kurang akurat. Secara teoritis ada panduan yang mengatur langkah-langkah penetapan KKM, namun pada praktiknya guru dihadapkan kepada kenyataan bahwa kemampuan peserta didik sangat beragam, dalam tiap kelas terdapat perbedaan yang menonjol, ada yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan ada yang kurang, tinggi rendahnya intake peserta didik ini sangat mempengaruhi dalam penetapan KKM. d. Sumber daya Pendukung Sumber daya pendukung implementasi KKM adalah Kepala Sekolah, Guru Mata pelajaran, staf sekolah, komite Sekolah dan pihak lain yang terkait dengan pelaksanaan KKM. Kualitas Sumber daya Manusia dalam hal ini adalah guru yang terlibat langsung dalam seluruh rangkaian proses belajar mengajar, akan sangat berpengaruh terhadap

69 implementasi KKM. Guru di MTs gung Alim Blado berdasarkan data yang ditampilkan pada bab III, 81 % memiliki kualifikasi pendidikan S1, sedang 4 % sisanya berpendidikan D2 14, data ini menunjukkan perlunya peningkatan kualitas sumber daya manusia, sebagai pendukung yang akan turut mempengaruhi implementasi KKM di MTs Agung Alim Blado. 14 Dokumentasi MTs Agung Alim Blado, 2011