2015 PENGARUH KINERJA WIDYAISWARA TERHADAP KEPUASAN PARA PESERTA DIKLAT DI PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN GEOLOGI BANDUNG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengelolaan program dalam layanan pendidikan bisa terselenggara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Adi Setiawan Nurpratama, 2014

2015 PENGARUH KOMPENSASI DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI DI PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN (PUSDIKLAT) GEOLOGI BANDUNG

2015, No Mengingat : Pemerintah Penyelenggara Pendidikan Dan Pelatihan Teknis masih terdapat kekurangan dan belum dapat menampung perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Di era globalisasi seperti saat ini, harus dipersiapkan sumber daya manusia

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan pegawai negeri sipil atau karyawan sangat dibutuhkan dalam

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6,

SIMULASI TENTANG CARA PENGISIAN SKP DOSEN TETAP YAYASAN. KOPERTIS WILAYAH I SUMATERA UTARA 29.d 30 JANUARI 2018

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Kurikulun Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), guru berperan. dalam mengembangkan kurikulum yang berpedoman pada standar isi dan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah baik yang diselenggarakan pemerintah maupun masyarakat

PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN FUNGSIONAL ASSESSOR SUMBER DAYA MANUSIA APARATUR

1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun

SALINAN PERATURAN LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG PENGEMBANGAN KOMPETENSI PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA

BAB I PENDAHULUAN Nurul Ramadhani Makarao, 2013

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 26 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DI BIDANG LINGKUNGAN HIDUP

PENINGKATAN KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR ESDM MELALUI PENGEMBANGAN BPSDM-ESDM

PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG

KEBIJAKSANAAN PEMERINTAH DALAM RANGKA PENGEMBANGAN JABATAN FUNGSIONAL

PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL WIDYAISWARA

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia di aparat pemerintahan. Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor

BUPATI JEMBER PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 56 TAHUN 2014 TENTANG

MASA DEPAN DIKLATPIM TINGKAT III DAN IV PASCA DISAHKANNYA UU APARATUR SIPIL NEGARA (ASN)

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 41 SERI E

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

menetapkan profesional kompetensi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Amelia Nur Fauza, 2013

PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG

2016 PENGARUH HASIL PEMBINAAN PUSTAKAWAN SEKOLAH TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PERPUSTAKAAN SMAN 3 CIMAHI

KEPUTUSAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR : 7 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN UMUM PEMBINAAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNIS

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER.08/MEN/V/2007 TENTANG

2017, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3419); 2. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan (Lembaran Negara Repub

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi peranan sumber daya manusia adalah. sumber penentu atau merupakan faktor dominan dalam pembangunan suatu

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 38 TAHUN 2013 TENTANG

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG SENTRALISASI PENGEMBANGAN KOMPETENSI PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA DI KABUPATEN SERANG

PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG PEMBAYARAN HONORARIUM MENGAJAR BAGI PENGAJAR NON WIDYAISWARA DI LEMBAGA SANDI NEGARA

BAB III METODE PENELITIAN. sehingga memudahkan penulis untuk mendapatkan data yang objektif dalam

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.09/MEN/2008 TENTANG

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6,

MODUL PENGEMBANGAN KARIR PNS (PENELITI) Pusbindiklat Peneliti. Diklat Jabatan Fungsional Peneliti Tingkat Pertama

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA,

KINERJA PENGAWAS SEKOLAH DASAR NEGERI DI KECAMATAN POSIGADAN KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW SELATAN. Irawan Kasiaradja¹, Abd.Kadim.Masaong 2, Arifin 3.

PERATURANPEMERINTAH RI NOMOR 101 TAHUN 2000 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PNS BAB I KETENTUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. bagi setiap organisasi, baik organisasi publik maupun organisasi swasta.

BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA. PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDlDlKAN DAN PELATIHAN TEKNIS PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN PEGAWAI NEGERI SlPlL

2015, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan b, perlu menetapkan Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Nega

2017, No Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8

BUPATI JEMBER PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN NOMOR : PER.07/MEN/V/2007 TENTANG PEDOMAN POLA KARIR DAN POLA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN FUNGSIONAL PENGANTAR KERJA

BAB I PENDAHULUAN. adalah salah satu fungsi manajemen pendidikan yang harus diaktualisasikan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

1.a. Penetapan kebijakan nasional pendidikan. b. Koordinasi dan sinkronisasi kebijakan operasional dan program pendidikan antar provinsi.

KEPUTUSAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR: 8 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN UMUM PEMBINAAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN FUNGSIONAL

1.a. Penetapan kebijakan nasional pendidikan. b. Koordinasi dan sinkronisasi kebijakan operasional dan program pendidikan antar provinsi.

PENYELENGGARAAN DIKLAT KEWIDYAISWARAAN BERJENJANG TINGKAT MADYA TAHUN 2014 DI PUSAT DIKLAT KEHUTANAN

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Mega Wulandari, 2013

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Irma Riswanti, 2013

PEDOMAN PENILAIAN PEMILIHAN KEPALA SEKOLAH BERPRESTASI TAHUN 2016

2017, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Indonesia Nomor 3547) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101 TAHUN 2000 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAl NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

2017, No Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 198, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4019); 4. Pe

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN, PELATIHAN, DAN PENYULUHAN PERIKANAN

Sinergi Instansi Perencana dengan Asosiasi Perencana Pemerintah Indonesia (AP2I) di Pusat dan Daerah

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemerintah kota Malang mengharapkan supaya semua pegawai negeri tak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam reformasi birokrasi saat ini dan persaingan global mendorong

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No Kementerian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 322); 2. Keputusan Presiden Nomor 110 Tahun 2001 tentang Unit Organis

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101 TAHUN 2000 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

KAMUS KEPEGAWAIAN REPUBLIK INDONESIA Halaman 1

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pegawai Negeri Sipil merupakan unsur utama sumber daya manusia yang

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.59, 2008 LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA. SERTIFIKASI. Widyaiswara. Pedoman.

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Pendidikan merupakan suatu proses transformasi nilai nilai budaya

BAB I PENDAHULUAN. Merinda Noorma Novida Siregar, 2013

2017, No Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2014 tentang Pencarian dan Pertolongan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 267, Tamba

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

ARAH KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KOMPETENSI SDM APARATUR KEMENTERIAN PAN DAN

2016, No Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 14 Tahun 2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Administrasi Negara (Berita

Pembinaan ASN melalui pemberian penghargaan kepada ASN berprestasi di lingkungan (Badan Litbang SDM) memiliki maksud antara lain untuk:

PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR: 15 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN UMUM PEMBINAAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN FUNGSIONAL

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana digariskan dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik. RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas).

2015, No Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587); 2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.15, 2008 LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA. Akreditasi. Diklat. Pedoman. Pencabutan

PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR: 6 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN SERTIFIKASI WIDYAISWARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasal 1 ayat 9 UU No. 13 Tahun 2003 Ketenagakerjaan,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Lembaga Administrasi Negara yang selanjutnya disingkat LAN adalah lembaga pemerintah nonkementerian yang diberi kewenangan melakukan pengkajian dan pendidikan pelatihan ASN sebagaimana diatur dalam Undang-undang No 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara. LAN, berkaitan dengan kewenangan penelitian, pengkajian kebijakan Manajemen ASN, pembinaan, dan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan ASN. menjelaskan Undang-undang No 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara LAN memiliki fungsi: pengembangan standar kualitas pendidikan dan pelatihan Pegawai ASN; pembinaan pendidikan dan pelatihan kompe-tensi manajerial Pegawai ASN; penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan kompetensi manajerial Pegawai ASN baik secara sendiri maupun bersama-sama lembaga pendidikan dan pelatihan lainnya; pengkajian terkait dengan kebijakan dan Manajemen ASN; melakukan akreditasi lembaga pendidikan dan pelatihan Pegawai ASN, baik sendiri maupun bersama lembaga pemerintah lainnya. Menurut UU Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003, satuan pendidikan adalah kelompok layanan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan pada jalur formal, nonformal, dan informal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan. Lembaga pelatihan merupakan satuan pendidikan pada jalur nonformal, karena lembaga pelatihan merupakan jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Pasal 26 ayat 1 UU Sisdiknas No 20 tahun 2003 menjelaskan bahwa: Pendidikan nonformal diselenggarakan bagi warga masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah, dan/atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat. 1

2 Lembaga pelatihan ditujukan agar peserta diklat atau orang-orang yang mengikuti pelatihan lebih memantapkan teori dan hasil belajar yang telah dimilikinya. Adrew E. Sikula dalam buku Anwar Prabu Mangkunegara (2009:50) mengemukakan bahwa pelatihan adalah suatu proses pendidikan jangka pendek yang mempergunakan prosedur sistematis dan terorganisasi, pegawai nonmanajerial mempelajari pengetahuan dan keterampilan teknis dalam tujuan yang terbatas. Saat ini sudah banyak lembaga pendidikan dan pelatihan yang berkembang. Lembaga-lembaga tersebut memberikan pendidikan dan pelatihan pada bidangnya masingmasing. Beberapa peraturan yang menjelaskan tentang pendidikan dan pelatihan serta widyaiswara adalah sebagai berikut, yang pertama adalah Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 101 tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil; kedua Peraturan Menpan nomor 14 tahun 2009 tentang jabatan fungsional widyaiswara dan angka kreditnya; ketiga Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara No 5 Tahun 2008 tentang standar kompetensi widyaiswara dan Kepala Badan Kepegawaian Negara No. 1 dan 2 tahun 2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional. Pada Bab I Pasal I Permenpan No. 14 Tahun 2009 tentang jabatan fungsional widyaiswara dan angka kreditnya disebutkan bahwa widyaiswara adalah jabatan fungsional yang mempunyai ruang lingkup, tugas, tanggung jawab, dan wewenang untuk mendidik, mengajar dan/atau melatih PNS pada Lembaga Diklat Pemerintah. Peran widyaiswara sangat strategis dalam proses transformasi kualitas sumber daya aparatur. Salah satu komponen diklat yang mempunyai peranan penting adalah pengajar atau widyaiswara. Kompetensi seperti pengetahuan, keterampilan kerja, karakteristik, sikap dan perilaku harus dimiliki oleh widyaiswara sehingga mampu melakukan tugas dan tanggung jawab secara profesional. Kompetensi pengetahuan widyaiswara, dilihat dari bagaimana widyaiswara menguasai materi yang akan disampaikan pada peserta diklat.

3 Keterampilan kerja widyaiswara dilihat dari bagaimana cara widyaiswara menyampaikan materi kepada peserta diklat, bagaimana metode mengajar yang digunakan oleh widyaiswara tersebut dan sejauh mana widyaiswara dapat menggunakan sarana dan prasarana yang telah disediakan. Sikap dan juga perilaku widyaiswara juga perlu diperhatikan, karena akan menjadi contoh dan teladan bagi peserta diklat. Sikap dan perilaku widyaiswara dapat dilihat dari kerapihan diri dan juga kedisiplinan widyaiswara. Kinerja widyaiswara tentunya sangat berpengaruh pada pencapaian belajar peserta diklat. Kinerja widyaiswara juga pada akhirnya akan menentukan bagaimana kepuasan para peserta diklat. Menurut Supardi (2013:50) kinerja pegawai sangat dipengaruhi oleh karakteristik individu yang terdiri atas pengetahuan, keterampilan, kemampuan, motivasi, kepercayaan, nilai-nilai, serta sikap. Karakteristik individu sangat dipengaruhi oleh karakteristik organisasi dan karakteristik pekerjaan. Penulis melakukan studi pendahuluan di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Geologi Bandung. Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan oleh penulis, diketahui beberapa widyaiswara tidak melakukan Ice Breaking dikelas, sehingga terkadang membuat peserta diklat sedikit jenuh dengan materi yang disampaikan, hal ini disampaikan oleh peserta diklat. Selain itu penyampaian materi oleh widyaiswara tidak efektif, sehingga waktu diklat melebihi waktu yang sudah ditentukan. Menurut peserta, pelatihan cukup menciptakan suasana yang kondusif dalam pembelajaran dikelas. Widyaiswara memberikan motivasi belajar kepada peserta diklat. Penggunaan bahasa oleh widyaiswara juga kurang diperhatikan, hal ini dikarenakan beberapa peserta diklat berasal dari luar daerah, sedangkan widyaiswara terkadang mencampur bahasa Indonesia dengan bahasa daerahnya sendiri. Berdasarkan pengamatan penulis ketepatan waktu kehadiran didalam kelas juga masih kurang, karena ada beberapa widyaiswara yang telat memasuki kelas, baik dari peserta maupun dari widyaiswara itu sendiri.

4 No. 1 2 3 4 Penulis mendapatkan data terkait dengan evaluasi mengenai penceramah atau widyaiswara berdasarkan pengamatan dari peserta diklat dan juga tim evaluasi. Data ini diambil dari kegiatan evaluasi pemantauan diklat yang dilakukan oleh bidang evaluasi diklat. Data tersebut dapat dilihat dibawah ini: Tabel 1.1 Diklat Aplikasi SIG Kisaran Jenis Evaluasi Nilai Kemampuan Widyaiswara untuk mata pelajaran yang diberikan Kesempatan berdiskusi selama pelajaran berlangsung Metode Pengajaran/ penyajian yang diterapkan dalam pelajaran diklat Kejelasan pengarahan yang diberikan sebelum berdiskusi / seminar Rata Keterangan 20-100 70.9 20-90 67.8 Kurang 70-90 73.3 40-90 76.9 Sumber: Data Pemantauan Evaluasi Diklat Pusdiklat Geologi tahun (2014) Dari data diatas dapat dijelaskan bahwa sekitar 67,8% dalam hal berdiskusi antara widyaiswara dan peserta diklat selama pelajaran berlangsung kurang tercapai. Rata- Tabel 1.2 Diklat Pelatihan Bagi Penyuluh Mitigasi Bencana Gerakan Tanah di Jawa Timur No Kisaran Rata- Jenis Evaluasi Keterangan. Nilai Rata 1 2 3 Kemampuan Widyaiswara untuk mata pelajaran yang diberikan 40 Kesempatan berdiskusi selama pelajaran berlangsung 40 Metode Pengajaran/ penyajian yang diterapkan dalam pelajaran 30 - - - 90 90 90 72.07 68.15 68.03 Kurang Kurang

5 diklat 4 Kejelasan pengarahan yang diberikan sebelum berdiskusi / - 67.66 Kurang seminar 40 90 Sumber: Data Pemantauan Evaluasi Diklat Pusdiklat Geologi tahun (2014) Berdasarkan data di atas, menunjukkan bahwa kesempatan peserta diklat dalam berdiskusi selama pelajaran kurang tercapai yakni. Metode pengajaran atau penyajian yang diterapkan oleh widyaiswara kurang variatif dalam pelajaran diklat, hal ini hanya mendapatkan rata-rata nilah 68,15%. Selain itu widyaiswara kurang jelas dalam memberikan pengarahan kepada peserta diklat mengenai seminar yang akan dilakukan oleh peserta diklat presentase ketercapaian sebesar 67,66. Dari fenomena masalah diatas mengenai masalah kepuasan dalam diklat bisa disebabkan karena kinerja atau kompetensi dari widyaiswara tersebut kurang. Melihat uraian diatas dan beberapa pertimbangan, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berhubungan dengan masalah-masalah diatas dengan judul penelitian: Pengaruh Kinerja Widyaiswara terhadap Kepuasan Para Peserta Diklat di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Geologi Bandung. B. Batasan dan Rumusan Masalah 1. Batasan Masalah Agar masalah dalam penelitian ini tidak terlampau luas ruang lingkupnya dan mampu memperoleh kejelasan mengenai masalah yang akan diteliti, penulis membatasi penelitian ini dengan meneliti tentang kinerja widyaiswara dan kepuasan peserta diklat di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Geologi Bandung. 2. Rumusan Masalah Permasalahan pokok dalam penelitian ini adalah apakah ada pengaruh antara kinerja widyaiswara terhadap kepuasan peserta diklat. Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dipaparkan, maka rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah:

6 a. Bagaimana kinerja widyaiswara di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Geologi Bandung? b. Bagaimana kepuasan peserta diklat di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Geologi Bandung? c. Bagaimana pengaruh antara kinerja widyaiswara dengan kepuasan pesera diklat di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Geologi Bandung? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran empirik mengenai pengaruh kinerja widyaiswara terhadap kepuasan para peserta diklat di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Geologi Bandung. 2. Tujuan Khusus a. Untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai kinerja widyaiswara di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Geologi Bandung; b. Untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai kepuasan peserta diklat di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Geologi Bandung; c. Untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai pengaruh kinerja widyaiswara terhadap kepuasan peserta diklat di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Geologi Bandung. D. Manfaat Penelitian 1. Secara Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya kajian keilmuan dalam pengembangan Ilmu Administrasi Pendidikan khususnya mengenai pengaruh kinerja widyaiswara terhadap kepuasan para peserta diklat di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Geologi Bandung. 2. Secara Operasional Adapun manfaat dari penelitian ini secara operasional adalah sebagai berikut: a. Bagi Pihak Lembaga: Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat positif bagi lembaga yang bersangkutan, dalam meningkatkan kinerja atau

7 kompetensi widyaiswara yang berpengaruh positif pada kepuasan peserta diklat. b. Bagi peneliti: Penelitian ini memberikan penulis wawasan dan manfaat bagi pengembangan ilmu Administrasi Pendidikan khususnya dalam kajian tentang manajemen pendidikan dan pelatihan kinerja widyaiswara terhadap kepuasan peserta diklat. E. Struktur Organisasi Skripsi Untuk memberikan deskripsi yang jelas mengenai skripsi ini, maka penulis akan menguraikan sistematika yang telah ditetapkan berdasarkan Peraturan Rektor Universitas Pendidikan Indonesia Nomor 4518/UN 40/2014 tentang Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Pendidikan Indonesia Tahun 2014, yaitu sebagai berikut: Bab I Pendahuluan Bab pendahuluan dalam skripsi, tesis atau disertasi pada dasarnya menjadi bab perkenalan. Pada pendahuluan didalamnya terdapat latar belakang penelitian, batasan dan rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi. Bab II Kajian Pustaka Bab II skripsi berisikan kajian pustaka terkait dengan penelitian dan relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis. Pemaparan kajian pustaka lebih bersifat deskriptif, berfokus pada topik dan lebih mengedepankan sumber rujukan terkini. Bab III Metode Penelitian Bab III merupakan bagian yang bersifat prosedural, yakni bagian yang mengarahkan pembaca untuk mengetahui bagaimana peneliti merancang alur penelitiannya. Komponen-komponen yang terdapat didalam metode penelitian ini adalah desain penelitian, partisipan, populasi dan sampel, instrumen penelitian, prosedur penelitian, analisis data. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan Bab IV berisikan penjelasan mengenai hasil penelitian dan pembahasan yang menjelaskan hasil pengolahan dan analisis data dengan ber-

8 bagai kemungkinan bentuknya sesuai dengan urutan rumusan permasalahan penelitian. Bab V Kesimpulan dan Saran Pada bagian kelima penulis menyajikan kesimpulan dan saran. Kesimpulan berisikan simpulan dari hasil pembahasan penelitian sedangkan saran merupakan masukan-masukan penulis untuk pihak lembaga terkait kinerja widyaiswara. Daftar Pustaka Pada bagian akhir skripsi ini penulis menyajikan daftar pustaka yang berisi referensi-referensi yang digunakan penulis dan sumber lain yang mendukung skripsi ini.

9