BAB I PENDAHULUAN. harus menjadi prioritas dalam upaya peningkatan mutu pendidikan yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. bahwa pendidikan mempunyai tujuan untuk membentuk manusia yang maju.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. sistem pendidikan Nasional (UU No. 20/2003),menyatakan: Manusia membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Kaling berpenghasilan dari hasil membuat batu bata dan karyawan. anak jadi rendah sehingga prestasi juga rendah pula.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, manusia hampir tidak pernah dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan suatu bangsa karena sasaran dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, bangsa dan Negara (UUSPN No.20 tahun 2003).

penekanannya pada penataan nalar dan pembentukan sikap siswa serta keterampilan dalam penerapan matematika. Namun, sampai saat ini masih banyak

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada tahun 2006 menuntut perubahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

pendidikan di Indonesia. Perasan ini disebabkan karena beberapa hal yang mendas

1. PENDAHULUAN. dikarenakan sasaran dari pendidikan adalah peningkatan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Masalah besar dalam bidang pendidikan di Indonesia yang banyak. diperbincangkan, diantaranya adalah rendahnya mutu pendidikan yang

IMPLEMENTASI PENDEKATAN QUANTUM LEARNING SEBAGAI UPAYA MEMINIMALISASI MISKONSEPSI BIOTEKNOLOGI DI SMA NEGERI 8 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ai Nunung Muflihah,2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. prestasi siswa dapat dilihat dengan menggunakan tolak ukur batas kelulusan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. IPTEK, dituntut sumber daya manusia yang handal dan mampu bersaing secara

BAB I PENDAHULUAN. sangat mempengaruhi perkembangan pendidikan, terutama di negara negara

BAB I PENDAHULUAN. Nasional Bab II pasal 3). Pada UU No. 20 Tahun 2003 pasal 40 Bab IX. sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah pokok yang dihadapi dunia pendidikan di Indonesia adalah masalah yang berhubungan dengan mutu atau

BAB I PENDAHULUAN. zaman. Perkembangan zaman tersebut secara tidak langsung menuntut suatu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan, kepribadian, maupun tanggung jawab sebagai warga. mendasar bagi peningkatan mutu pendidikan secara nasional.

commit 1to user BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Rupert Evan merumuskan tujuan Pendidikan Kejuruan (SMK) : 1) memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan diartikan sebagai usaha atau kegiatan untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. ini semakin berkembanng dengan sangat pesat. integratif, produktif, kreatif dan memiliki sikap-sikap kepemimpinan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah cara yang dianggap paling strategis untuk mengimbangi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam belajar tersebut, tentunya masing-masing individu mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU RI Nomor 20 tahun 2003 Pasal 1 ayat 1 tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan

BAB I PENDAHULUAN. perhatian dan prioritas yang tinggi oleh pemerintah, pengelola pendidikan

I.PENDAHULUAN. seutuhnya, sangatlah tepat. Konsep Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan suatu sistem yang dirancang untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masalah pendidikan yang menjadi perhatian saat ini adalah sebagian

BAB I PENDAHULUAN. penunjang roda pemerintahan, guna mewujudkan cita cita bangsa yang makmur dan

BAB I PENDAHULUAN. Sejak awal kehidupan umat manusia berabad- abad silam, untaian sejarah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Kata Kunci: Keaktifan, Model Pembelajaran Kontekstual Dengan Strategi TANDUR

BAB I PENDAHULUAN. dan nilai-nilai. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

PENDAHULUAN. dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat sehingga secara tidak langsung akan

BAB I PENDAHULUAN. dengan memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan. memanfaatkan semua komponen yang ada secara optimal.

BAB I PENDAHULUAN. saja tetapi bagaimana caranya membuat suasana belajar yang menarik, menyenangkan, dan siswa dengan mudah memahami materi pelajaran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nur Inayah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Memasuki abad ke-21, sistem pendidikan nasional meghadapi tantangan

BAB 1 PENDAHULUAN. seseorang individu agar bisa dan mampu hidup dengan baik di lingkungannya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Syerel Nyongkotu, 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya merupakan salah satu upaya untuk memberikan pengetahuan, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran ekonomi selama ini berdasarkan hasil observasi di sekolahsekolah

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan memegang peranan penting dalam kelangsungan hidup

BAB I PENDAHULUAN. (Perserikatan Bangsa-Bangsa). (Yusuf dan Anwar, 1997) dalam menjawab tantangan zaman di era globalisasi. Pembelajaran bahasa Arab

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif. memungkinkan bagi kita untuk mengetahui tentang budaya yang berbeda

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

I. PENDAHULUAN. dan dapat menyesuaikan secara aktif dalam kehidupannya. melalui pendidikan yang baik akan dihasilkan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. tersebut saling berinteraksi baik secara langsung maupun tidak langsung dalam. mempengaruhi hasil belajar siswa (Sagala, 2003).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki kekuatan yang dinamis dalam menyiapkan kehidupan

I. PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional diatur dalam pasal 3 Undang-undang No. 20 Tahun

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian dan ruang lingkup penelitian. Pembahasan hal-hal. tersebut secara rinci dikemukakan berikut ini.

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilihat dari kualitas pendidikan dari bangsa di negara tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting dan harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sangat

BAB I PENDAHULUAN. yang harus ditempuh oleh anak, anak juga dituntut untuk mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah untuk dilaksanakan secara menyeluruh pada setiap sekolah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran Bahasa Indonesia mengalami perkembangan yang pesat.

BAB I PENDAHULUAN. setiap individu atau kelompok untuk merubah sikap dari tidak tahu menjadi tahu

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa suatu negara. Dalam penyelenggaraannya, pendidikan di

I. PENDAHULUAN. perkembangan. Perubahan atau perkembangan pendidikan adalah hal yang memang

BAB I PENDAHULUAN. sampai 12 atau 13 tahun. Menurut Piaget (Susanto, 2013:184) siswa berada

2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. siswa secara fisik dan emosional dimana siswa diberi tugas untuk kemudian

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari pembangunan nasional di bidang pendidikan, salah satunya adalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses dimana seseorang memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. mengelola segala komponen yang ada di dalamnya dengan baik dan tepat.

BAB I PENDAHULUAN. mampu dalam mengikuti perkembangan dan perubahan yang terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi yang diharapkan. Karena hal itu merupakan cerminan dari kemampuan

BAB I. kedewasaan. Purwanto (2007: 10) menyatakan pendidikan ialah pimpinan yang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan berpikir tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesusastraan merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah pembelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana tercantum di dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor

IMPLIKASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. dengan cara melakukan perbaikan proses belajar mengajar. Berbagai konsep

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam rangka menghasilkan sumber daya manusia seutuhnya baik sebagai individu maupun sebagai masyarakat. Djamarah (2010:22) Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas manusia. Sebagai suatu kegiatan yang sadar akan tujuan, maka dalam pelaksanaanya berada dalam suatu proses yang berkesinambungan dalam setiap jenis dan jenjang pendidikan, semuanya berkaitan dalam suatu system pendidikan yang integral. Melalui pendidikan maka sikap, watak, kepribadian dan keterampilan manusia akan terbentuk untuk menghadapi masa depan yang lebih baik. Oleh sebab itu, pembangunan sektor pendidikan harus menjadi prioritas dalam upaya peningkatan mutu pendidikan yang berkualitas dalam menghadapi tantangan zaman teknologi saat ini. Dalam meningkatkan pendidikan di Indonesia kegiatan pembelajaran di sekolah merupakan kegiatan yang harus ditingkatkan sehingga tercapai tujuan pendidikan dalam bentuk perubahan karakter (afektif), Pengetahuan (Kognitif), dan Keterampilan (Psikomotorik) dalam diri siswa. Belajar bermakna merupakan suatu proses dikaitkannya informasi baru pada konsep-konsep yang relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang. Pendidikan sebagai suatu sistem, tidak lain dari suatu totalitas fungsional yang terarah pada suatu tujuan. Setiap sub sistem yang ada dalam sistem tersusun 1

2 dan tidak dapat dipisahkan dari rangkaian unsur-unsur atau komponen-komponen yang berhubungan secara dinamis dalam suatu kesatuan. Sistem pembelajaran dalam penyajian materi pelajaran yang digunakan dalam proses belajar mengajar selama ini masih teacher centered (berpusat kepada guru) bukan student centered (berpusat kepada siswa). Kurikulum 2013 yang baru diluncurkan oleh Kementerian Pendidikan Nasional Republik Indonesia juga mengembangkan sistem pembelajaran Student Centered atau Student Oriented yang menekankan pada pendekatan saintifik. Dan salah satu strategi pembelajaran yang relevan untuk digunakan dalam pembelajaran Geografi adalah metode pembelajaran berbasis quantum teaching, yang jika diperhatikan metode pembelajaran berbasis quantum teaching ini berorientasi kepada siswa (student oriented). Fungsi Guru dalam Kurikulum 2013 dengan pendekatan saintifik adalah sebagai fasilitator untuk mengembangkan kompetensi yang dimiliki siswa itu sendiri, sehingga dalam prosespentransferan ilmu kepada siswa, siswa menjadi pelaku utama dalam memperoleh ilmu. Metode pemebelajaran quantum teaching learning khususnya pada Mata pelajaran Geografi perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali mereka dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif serta kemampuan bekerja sama. Dalam membelajarkan geografi kepada siswa, apabila guru masih menggunakan paradigma pembelajaran lama dalam arti komunikasi dalam pembelajaran geografi cenderung berlangsung satu arah umumnya dari guru ke siswa, guru lebih mendominasi pembelajaran maka pembelajaran cenderung monoton

3 sehingga mengakibatkan peserta didik (siswa) merasa jenuh dan tersiksa. Geografi merupakan ilmu untuk menunjang kehidupan sepanjang hayat dan mendorong peningkatan kehidupan yang bidang kajiannya memungkinkan peserta didik memperoleh jawaban atas pertanyaan dunia sekelilingnya yang menekankan pada aspek spasial, dan ekologis dari eksistensi manusia (Depdiknas, 2000 : 533). Pembelajaran Geografi bukan hanya untuk menguasai tentang pengetahuan belaka, tetapi juga untuk mampu menggunakan ilmu yang telah dipelajarinya dan membentuk siswa agar menjadi warga masyarakat yang percaya diri dalam berperan serta secara produktif (Depdiknas, 2000 : 47).pembelajaranGeografi memiliki makna penting dalam pembentukan manusia yang produktif Observasi awal di SekolahMenengah Pertama SMA Negeri 1 Kutalimbaru Kabupaten Deli Serdang pada mata pelajaran Geografi 3 tahun terakhir, menunjukkan hasil belajar siswa masih tergolong rendah yaitu tahun ajaran 2011/2012, 2013/2014 dan 2014/2015, diperoleh rata-rata nilai ulangan harian Geografi, 58, 60 dan 60 (DKN SMA Negeri 1 Kutalimbaru. Hasil UAS siswa masih berada di bawah KKM yang ditetapkan 70. Hal ini menandakan kualitas pendidikan Geografi masih rendah. Permasalahan rendahnya prestasi belajar siswa tersebut harus segera diatasi. Ketuntasan belajar klasikal tidak tercapai berarti tujuan pembelajaran juga tidak akan tercapai. Oleh karena itu diupayakan proses pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa secara optimal.langkah awal yang dapat dilakukan oleh guru dalam memperbaiki proses pembelajaran adalah dengan mengubah paradigma teaching menjadi paradigma learning. Dalam hal ini, guru tidak lagi berperan sebagai

4 penyampai materi dan siswa bukan berperan sebagai kendi kosong yang akan diisi oleh guru. Guru seharusnya tidak mendominasi kegiatan pembelajaran, sedangkan siswa hanya duduk, diam, mendengarkan, mencatat, dan mentaati segala perlakuan guru. Oleh karena itu dalam membelajarkan geografi kepada siswa, guru hendaknya lebih memilih berbagai variasi pendekatan, strategi, metode yang sesuai dengan situasi sehingga tujuan pembelajaran yang direncanakan akan tercapai. Perlu diketahui bahwa baik atau tidaknya suatu pemilihan metode pembelajaran akan tergantung tujuan pembelajarannya, kesesuaian dengan materi pembelajaran, tingkat perkembangan peserta didik (siswa), kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran serta mengoptimalkan sumber-sumber belajar yang ada. Tidak semua guru memiliki kemampuan dalam penyampaian materi pelajaran kepada peserta didik. Guru juga tidak semuanya memiliki kemampuan dalam melakukan metode pembelajaran, apalagi dalamkonteks pemelajaran kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) akibatnya pembelajaran dilakukan asal jalan, asal materi disampaikan, dan asal materi habis, soal peserta didik memahami materi atau kurang mendapat perhatian dari guru. Pada kenyataan yang terjadi dilapangan guru yang menggunakan metode pembelajaran ekspositori terlalu banyak memberikan arahan dan mengabaikan salah satu langkah penting yaitu menarik perhatian siswa dengan cara memaparkan manfaat informasi yang terdapat dalam materi yang dipelajari sehingga infomasi tersebut lebih bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.

5 Dalam hal ini, guru perlu menyusun dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar dimana siswa dapat aktif membangun pengetahuannya sendiri. Hal ini sesuai dengan pandangan kontruktivisme yaitu keberhasilan belajar tidak hanya bergantung pada lingkungan atau kondisi belajar, tetapi juga pada pengetahuan awal siswa. Keberhasilan dalam proses pembelajaran dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu faktor yang berkaitan dengan diri siswa, diantaranya adalah kemampuan, minat, motivasi, keaktifan belajar dan lain-lain. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor dari luar diri siswa, diantaranya adalah metode pembelajaran. Metode pembelajaran memiliki andil yang cukup besar dalam kegiatan belajar mengajar. Kemampuan menangkap pelajaran oleh siswa dapat dipengaruhi dari pemilihan model pembelajaran yang tepat, sehingga tujuan pembelajaran yang ditetapkan akan tercapai. Terdapat berbagai macam metode pembelajaran yang dapat dijadikan alternatif bagi guru untuk menjadikan kegiatan pembelajaran di kelas berlangsung efektif dan optimal. Salah satunya yaitu dengan menggunakan metode pembelajaran quantum teachinglearning. Bobbi Deporter (2004:5) mendefenisikan Quantum adalah interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya. Quantum Teaching adalah orkestrasi bermacam-macam interaksi yang ada didalam dan disekitar momen belajar. Interaksi-interaksi ini mencakup unsur-unsur untuk belajar efektif yang mempengaruhi keberhasilan siswa. Interaksi-interaksi ini mengubah kemampuan dan bakat alamiah siswa menjadi cahaya yang akan bermanfaat bagi mereka sendiri dan bagi orang lain.

6 Quantum Teaching bersandar pada konsep Bawalah Dunia Mereka ke Dunia Kita, dan Antarkan Dunia Kita ke Dunia Mereka. Inilah asas utama atau alasan dasar dibalik strategi, model dan keyakinan quantum teaching. Pembelajaran QuantumTeaching merupakan cara-cara baru yang memudahkan proses belajar lewat pemanduan unsur seni dan pencapaian-pencapaian yang terarah. Proses belajar mengajar adalah fenomena yang kompleks, segala sesuatunya berarti, setiap kata, pikiran, tindakan dan asosiasi dan sejauh mana guru mengubah lingkungan, presentasi dan rancangan pengajaran, sejauh itu pula proses belajar berlangsung. Pembelajaran quantum adalah pembelajaran yang mengorkestrasikan berbagai interaksi yang berada di dalam dan di sekitar momen belajar, sehingga kemampuan dan bakat alamiah siswa berubah menjadi kemampuan aktual. Pembelajaran quantum berfokus pada hubungan dinamis dalam lingkungan kelas serta interaksi yang mendirikan landasan dan kerangka belajar. Strategi pembelajaran quantum memiliki kerangka rancangan belajar yaitu tandur (Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi dan Rayakan). Untuk memudahkan pemahaman terhadap filosofi quantum teaching terdapat beberapa kata kunci quantum teaching; (1) quantum, interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya, yang berarti pengubahan bermacam-macam interaksi yang ada di dalam dan sekitar momen belajar. Interaksi-interaksi ini mancakup unsur-unsur untuk belajar efektif yang mempengaruhi kesuksesan siswa. Interaksi-interaksi ini mengubah kemampuan dan bakat alamiah siswa menjadi cahaya yang akan bermanfaat bagi mereka sendiri dan bagi orang lain, (2) pemercepatan belajar, menyingkirkan hambatan yang menghalangi proses

7 belajar alamiah dengan cara sengaja menggunakan musik, mewarnai lingkungan sekeliling, menyususn bahan pengajaran yang sesuai, cara efektif penyajian dan keterlibatan aktif. (3) fasilitas, memudahkan segala hal, ini merujuk pada implementasi strategi yang menyingkirkan hambatan belajar, mengembalikan proses belajar kedalamnya menjadi mudah dan alami (DePorter, 2011). Metode pembelajaran quantum teaching terjadi interaksi belajar sesuai dengan karakteristik siswa. metode pembelajaran quantum teaching menekankan pembelajaran yang menyenangkan sesuai dengan karakteristik siswa dan psikologis memberikan dampak positif pada usia siswa SMA yang mereka lebih senang aktif daripada hanya mendengarkan ceramah yang disampaikan guru. Rentang usia siswa SMA kelas X adalah 15-17 tahun. Secara psikologis pada rentang usia ini terjadi pengkonkritan tentang pola pikir anak yang akan cenderung senang beraktivitas daripada mendengar ceramah yang sifatnya monoton sehingga menimbulkan rasa bosan. Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, masih banyak guru yang mengalami kesulitan menangani kebosanan yang timbul pada diri siswa dalam hal belajar sehingga berpengaruh terhadap hasil belajar.merujuk dari krakteristik permasalahan dalam pembelajaran Geografi, dapat disimpulkan bahwa dengan bahwa dengan penerapan metode pembelajaran quantum teaching learning dapat meningkatkanprestasi belajar Geografi siswa kelas X di SMA Negeri 1 Kutalimbaru Kabupaten Deli Serdang. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka dapat diidentifikasikan permasalahan sebagai berikut :(1) rendahnya hasil belajar Geografi siswa, (3) kurangnya motivasi siswa belajar, (4) pembelajaran

8 membosankan, (5) rendahnya kemampuan guru untuk menerapkan metode pembelajaran, (6) kurangnya variasi di dalam pembelajaran, (7) pembelajaran masih dominan menggunakan metode ceramah, dan (8) penggunaan media pembelajaran masih terbatas C. Pembatasan Masalah Masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini dibatasi pada : (1) penerapan metode quantum teaching learning, (2) hasil belajar Geografi dengan pokok bahasanatmosfer, sub pokok bahasan lapisan-lapisan atmosfer dan cuacadi SMA Negeri 1 Kutalimbaru, Kabupaten Deli Serdang kelas X semester II Tahun Ajaran 2015/2016. D. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah penerapan metodequantum teaching learning dapat meningkatkanprestasi belajar Geografi siswa kelas XI di SMA Negeri 1 Kutalimbaru Kabupaten Deli Serdang? 2. Apakah penerapan metode quantum teaching dapat meningkatkanaktivitas siswa kelas XISMA Negeri 1 Kutalimbaru Kabupaten Deli Serdangdalam kegiatan belajar? E. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Peningkatan prestasi belajar Geografi siswa kelas X di SMA Negeri 1 Kutalimbaru Kabupaten Deli Serdangdengan penerapan metode quantum

9 teaching. 2. Peningkatan aktivitas siswakelas X di SMA Negeri 1 Kutalimbaru Kabupaten Deli Serdang dalam kegiatan belajar dengan penerapan metodequantum teaching. F. Manfaat Hasil Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat secara teoretis dan praktis. Manfaat secara teoretis adalah : 1. Sebagai bahan masukan bagi guru dalam memanfaatkan metode pembelajaran untuk mengatasi kesulitan belajar 2. dapat menambah wawasan, pengetahuan, dan kemampuan bagi guru, khususnya yang berkaitan dengan penyusunan suatu rancangan pembelajaran Geografi yang efektif dengan senantiasa memperhatikan konsepsi awal siswa. Penelitian ini juga sebagai bahan kajian untuk melakukan penelitian tindakan kelas (PTK). Manfaat secara praktis adalah : 1. Bagi guru dalam upayanya mengembangkan pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran quantum teaching learning 2. Penggunaan metode pembelajaran yang bervariasi dapat menambah wawasan guru dalam proses pembelajaran