ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM PEMBELAJARAN SAINS DI SD DOREMI EXCELLENT SCHOOL. oleh: Ni Made Yethi suneli

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dengan dua budaya, atau disebut juga dwibahasawan tentulah tidak terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. Sudah sewajarnya bahasa dimiliki oleh setiap manusia di dunia ini yang secara rutin

ALIH KODE DAN CAMPUR KODE SERTA PENGGUNAANNYA DALAM RANAH SOSIOLINGUISTIK

BAB I PENDAHULUAN. istilah. Berikut diuraikan penjelasan yang berkaitan dengan pendahuluan.

BAB I PENDAHULUAN. dua bahasa atau lebih (multilingual), yaitu bahasa Indonesia (BI) sebagai bahasa

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi, dan mengidentifikasi diri (Kridalaksana, 2001: 21). Sebagai alat

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep merupakan abstraksi mengenai fenomena yang dirumuskan atas

BAB I PENDAHULUAN. bersifat produktif dan dinamis. Selain itu perkembangan bahasa juga dipengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. alat berkomunikasi antara anggota masyarakat yang berupa lambang bunyi yang

BAB I PENDAHULUAN. manusia dalam menyampaikan ide, gagasan, atau perasaan kepada orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. bahasa pengantar dalam komunikasi sehari-hari. nasional dan bahasa negara. Dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional,

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. gejala sosial, yang dinyatakan dalam istilah atau kata (Malo, 1985:46). Untuk

BAB I PENDAHULUAN. hanya sekedar memenuhi kebutuhan hiburan masyarakat dan kedua hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. dominan di antara sesama manusia. Realitas ini menunjukkan betapa bahasa

I. PENDAHULUAN. berkomunikasi, dalam arti alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep atau

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. hubungan antarbahasa sehingga timbul penyerapan bahasa-bahasa asing ke dalam

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Setiap individu manusia tidak akan pernah luput dari berkomunikasi

BAB I PENDAHULUAN. manusia bermasyarakat. Bahasa berfungsi sebagai alat untuk berinteraksi atau alat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Semarang merupakan pusat pemerintahan dan pusat ekonomi. Semarang telah

BAB II LANDASAN TEORI. Biau. Kabupaten Buol. Adapun penelitian sejenis yang pernah diteliti antara lain:

BAB 1 PENDAHULUAN. ustaz Maulana pada acara Islam Itu Indah. Satu episode pada tanggal 5

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu alat yang digunakan manusia untuk berkomunikasi.

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep dapat mendukung proses berjalannya suatu penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa memiliki peranan penting bagi manusia. (Keraf, 1971:1) bahasa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. peneliti di Indonesia. Penelitian-penelitian itu yang dilakukan oleh: Susi Yuliawati

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan sebagai sarana komunikasi. Adapun proses komunikasi

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. manusia lain dalam kehidupan sehari-harinya. Untuk melakukan interaksi

BAB I PENDAHULUAN. Alih kode..., Dewi Nuryanti, FIB UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dengan beberapa bangsa asing yang membawa bahasa dan kebudayaannya masing-masing.

BAB I PENDAHULUAN. satu sama lain. Fungsi bahasa secara umum adalah sebagai alat komunikasi sosial.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai manusia kalau tidak hidup di tengah-tengah manusia. Makhluk sosial

BAB I PENDAHULUAN. bahasa sangatlah penting bagi masyakat penuturnya. Pemakaian bahasa menuntut

BAB 5 PENUTUP. Campur code..., Annisa Ramadhani, FIB UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan baik antarsesama. (Keraf, 1971:1), bahasa merupakan alat

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. ada di luar bahasa yang digunakan akal budi memahami hal-hal lain (KBBI,

IDENTIFIKASI KEDWIBAHASAAN SISWA: IMPLEMENTASI STUDI KEBAHASAAN DI SEKOLAH DASAR. Gio Mohamad Johan 1 ABSTRAK

BAB I PNDAHULUAN. digunakan dan berkembang, persentuhannya dengan bahasa-bahasa lain

BAB I PENDAHULUAN. daerah yang tersebar di seluruh pelosok tanah air. Akibatnya, banyak masyarakat

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

ALIH KODE DAN CAMPUR KODE GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS VII SMP NEGERI 4 KUBUTAMBAHAN

BAB I PENDAHULUAN. atau kelompok individu terutama kelompok minoritas atau kelompok yang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan suatu sistem komunikasi menggunakan simbol-simbol vokal

BAB I PENDAHULUAN. Tanpa bahasa manusia tidak dapat saling berinteraksi baik antar individu maupun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan manusia untuk

ALIH KODE DAN CAMPUR KODE PERCAKAPAN STAF FKIP UNIVERSITAS AL ASYARIAH MANDAR

CAMPUR KODE TUTURAN GURU BAHASA INDONESIA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR: Studi Kasus di Kelas VII SMP Negeri 20 Padang

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. kaitannya dengan penelitian yang dilakukan. Kajian pustaka adalah langkah yang

BAB I PENDAHULUAN. ucap yang bersifat arbiter dan konvensional, yang dipakai sebagai alat komunikasi

DAFTAR SINGKATAN DAFTAR LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dalam menyampaikan pendapat terhadap masyarakat, baik berupa

BAB II KAJIAN TEORI. Persinggungan antara dua bahasa atau lebih akan menyebabkan kontak

I. PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, karena bahasa

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bermasyarakat manusia tidak lagi sebagai individu, tetapi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi dan keotonomiannya sendiri, sedangkan kode-kode lain yang

CAMPUR KODE DAN ALIH KODE PEMAKAIAN BAHASA BALI DALAM DHARMA WACANA IDA PEDANDA GEDE MADE GUNUNG. Ni Ketut Ayu Ratmika

CAMPUR KODE GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS 1 SD NEGERI 3 GEROKGAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bahasa merupakan salah satu unsur kebudayaan suatu bangsa dan

ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE PADA MASYARAKAT DESA PULAU BATANG KECAMATAN SENAYANG KABUPATEN LINGGA

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan bagian dari kebudayaan. Sibarani, (2004:62)

BAB I PENDAHULUAN. menganggapnya sebagai hal yang biasa, seperti bernafas atau berjalan. (Bloomfield,

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan sesamanya. Bahasa juga merupakan ekspresi kebudayaan,

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas komunikasi tidak lepas dari kehidupan manusia sehari-hari.

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif karena desain ini merupakan penelitian yang berusaha menggambarkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. Dalam bab ini dijelaskan mengenai kajian pustaka, konsep, dan landasan teori

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu

CAMPUR KODE GURU BAHASA INDONESIA DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI SMAN I PANCUNG SOAL PESISIR SELATAN ABSTRACT

PEMILIHAN KODE MASYARAKAT PESANTREN DI PESANTREN AL-AZIZ BANJARPATOMAN DAMPIT

BAB II KAJIAN PUSTAKA. tentang pemertahanan bahasa Bali di Universitas Airlangga, dan pemertahanan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sesuai dengan norma norma dan nilai nilai sosial dan saling

BAB I PENDAHULUAN. sikap terhadap apa yang dituturkannya. kegiatan di dalam masyarakat. Bahasa tidak hanya dipandang sebagai gejala

BAB I PENDAHULUAN. dengan yang lainnya. Berkomunikasi merupakan cara manusia saling

BAB I PENDAHULUAN. yang terbentuk berdasarkan undang-undang RI tahun 1999 tentang pembentukan

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi, sebab bahasa adalah alat komunikasi yang sangat penting,

BAB I PENDAHULUAN. campuran, yaitu campuran antara bahasa Indonesia dan salah satu atau kedua

KEDUDUKAN DAN FUNGSI BAHASA BALI PADA MASYARAKAT ISLAM DI BANJAR CANDIKUNING II KECAMATAN BATURITI KABUPATEN TABANAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif. Metode kualitatif yaitu metode

2014 ALIH KOD E, CAMPUR KOD E, D AN ID IOLEK SUJIWO TEJO D ALAM BUKU REPUBLIK #JANCUKERS

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari bahasa. Bahasa menyerap masuk ke dalam pemikiran-pemikiran

BAB I PENDAHULUAN. bahasa dalam penggunaannya di tengah adanya bahasa baru dalam masyarakat

PEMILIHAN BAHASA DALAM MASYARAKAT PEDESAAN DI KABUPATEN TEGAL DAN IMPLIKASINYA SEBAGAI ALTERATIF BAHAN AJAR MATA KULIAH SOSIOLINGUISTIK.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. komunikasi. Bahasa merupakan alat komunikasi dan interaksi yang dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehidupan manusia tidak akan pernah lepas dari kegiatan berkomunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Interferensi terjadi pada masyarakat tutur yang memiliki dua bahasa atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sikap bahasa merupakan sebagian dari sosiolinguistik yang mengkaji tentang bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. Sarana komunikasi yang paling penting pada manusia adalah bahasa. Oleh karena

BAB I PENDAHULUAN. beragam suku dan budaya. Suku-suku yang terdapat di provinsi Gorontalo antara lain suku

ALIH KODE DAN CAMPUR KODE PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA TINGKAT SEKOLAH DASAR. Oleh

ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM INTERAKSI PEMBELAJARAN PADA KELAS VII A SMP NEGERI 1 JAWAI

ALIH KODE DALAM PROSES BELAJAR-MENGAJAR KELAS VII MTS AL-KAUTSAR SRONO BANYUWANGI

BAB I PENDAHULUAN. bahasa dipakai dalam interaksi antara dua orang atau lebih dan dapat

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa daerah bagi penuturnya telah mendarah daging karena tiap hari

BAB 4 UNSUR-UNSUR BAHASA INGGRIS YANG MUNCUL DALAM CAMPUR KODE

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Zenitha Vega Fauziah, 2013

PEMAKAIAN BAHASA JAWA OLEH SANTRI PONDOK PESANTREN HADZIQIYYAH KABUPATEN JEPARA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM PEMBELAJARAN SAINS DI SD DOREMI EXCELLENT SCHOOL oleh: Ni Made Yethi suneli Abstrak: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk menganalisis dan mendeskripsikan 1) macam-macam alih kode dan campur kode dalam pembelajaran sains di SD Doremi Excellent School; (2) faktor-faktor penyebab terjadinya alih kode dan campur kode dalam pembelajaran sains di SD Doremi Excellent School; (3) fungsifungsi alih kode dan campur kode dalam pembelajaran sains di SD Doremi Excellent School. Sumber data dalam penelitian ini adalah tuturan-tuturan yang digunakan guru maupun siswa dalam kegiatan belajar mengajar menggunakan dua bahasa yakni bahasa Inggris dan bahasa Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi dan metode wawancara. Kata kunci: Alih kode, campur kode, pembelajaran sains Semua manusia di dunia menggunakan bahasa, karena melalui bahasa mereka bisa mengungkapkan maksud kepada lawan bicara agar lawan bicara tersebut dapat mengerti. Dalam kehidupan sehari-hari mulai dari interaksi interpersonal sampai meluas pada kehidupan berbangsa dan bertanah air, bahasa memegang peranan utama. Kajian mengenai bahasa menjadi suatu kajian yang tidak pernah habis untuk diperbincangkan. Bagi bahasa hidup, yaitu bahasa yang masih dipergunakan dan terus berkembang. Persentuhannya dengan bahasa-bahasa lain menimbulkan suatu permasalahan tersendiri. Di satu sisi persentuhan itu dapat menambah perkembangan bahasa itu sendiri. Namun, di sisi lain dapat mengancam keberadaan bahasa tersebut. Tatanan kehidupan baru, globalisasi dan reformasi telah membawa berbagai perubahan dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Kondisi itu memungkinkan bahasa asing, terutama bahasa Inggris memasuki berbagai sendi kehidupan bangsa dan mempengaruhi perkembangan bahasa Indonesia.Pada kenyataannya, semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin besar kemungkinan mereka untuk menguasai berbagai bahasa yang memungkinkan berdwibahasa. Dengan kondisi masyarakat yang berdwibahasa (bilingualism) dan anekabahasa (multilingualism) dapat memunculkan alih kode (code switching) dan campur kode (code mixing). Namun, hal tersebut bukan satu-satunya yang menyebabkan terjadinya alih kode dan campur kode. Fenomena di atas dapat terjadi baik pada situasi kebahasaan nonformal misalnya percakapan sehari-hari dan kebahasaan formal, seperti lembaga-lembaga pendidikan. Dalam kegiatan belajar mengajar bahasa merupakan sarana pengantar informasi. Bahasa sebagai media

komunikasi merupakan bagian yang vital dan utama dalam hidup ini karena tanpa bahasa sulit bagi kita untuk mengerti dan memahami arti maksud dari perkataan orang lain. Demikian pula halnya dalam proses belajar mengajar di kelas, bahasa sebagai alat interaksi sosial memegang peranan penting. Dalam aktivitas belajar-mengajar, pemilihan bahasa memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap keberhasilan lawan tutur dalam mengartikan pesan yang disampaikan penutur. Berkaitan dengan pemilihan bahasa yang digunakan dalam proses belajar mengajar, khususnya dalam pembelajaran Sains di Sekolah Dasar Doremi Excellent School, merupakan sekolah nasional plus yang menggunakan dua bahasa sebagai pengantar dalam pembelajaran, yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Maka itu upaya guru dalam mengatasi kesulitankesulitan tersebut guru cenderung berdwibahasa (bilingualism) dalam menyampaikan materi pelajaran. Dengan kata lain, guru beralih kode (switch the code) dan campur kode (mix the code) dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia yang dikuasai sebagian besar siswa atau mencampurkan kedua bahasa tersebut. Karena itu, alih kode dan campur kode tidak dapat dihindari. Adapun alasan pemilihan pada pembelajaran Sains karena penulis menganggap pelajaran Sains selain menggunakan bahasa pengantar bahasa Inggis juga memiliki istilah khusus bidang Sains yang tidak terdapat pada mata pelajaran lain. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh deskripsi yang jelas dan rinci mengenai (1) macam-macam alih kode dan campur kode dalam pembelajaran Sains di SD Doremi Excellent School, (2) faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya peristiwa alih kode dan campur kode dalam pembelajaran Sains di SD Doremi Excellent School, (3) fungsi alih kode dan campur kode yang dilakukan oleh guru dalam pembelajaran Sains di SD Doremi Excellent School. METODE Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan penelitian deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi dan metode wawancara. Adapun langkah-langkah dalam pengumpulan data dengan metode observasi yaitu: (1) mengamati guru sebagai narasumber, (2) mencatat semua ujaran dan perilaku guru

saat mengajar di kelas, (3) membuat rumusan simpulan sementara untuk mengecek kembali kepada informan yang dijadikan sampel penelitian itu, (4) mengidentifikasi, mengklasifikasi data berdasarkan macam-macam alih kode dan macam-macam wujud campur kode. Langkah-langkah yang ditempuh dalam wawancara adalah (1) menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis dan alternatif jawabannya pun sudah dilengkapi dengan alat bantu (rekaman), (2) menuliskan hasil wawancara ke dalam catatan lapangan yang telah disiapkan, (3) mengkonfirmasikan ihktisar hasil wawancara dengan informan (guru) dengan fokus penelitian, yaitu faktor-faktor penyebab melakukan alih kode dan campur kode. Analisis data dilakukan selama penelitian ini berlangsung dan didasarkan atas langkah-langkah yaitu: (1) reduksi data, (2) penyajian data, (3) penarikan kesimpulan. Uji keabsahan data dilakukan berdasarkan teori Moleong (2006) yaitu: (1) teknik perpanjangan keikutsertaan, (2 ) ketekunan pengamatan, dan (3) menyediakan referensi yang cukup. HASIL Macam-macam Alih Kode dalam Pengajaran Sains di SD Doremi Excellent School. Dalam penelitian ini teori yang digunakan adalah teori Suwito dalam Chaer (2004:114) yang membagi alih kode menjadi dua, yaitu alih kode intern dan alih kode ekstern. Hal ini disebabkan oleh dalam pembelajaran sains di SD Doremi Excellent School, guru dan siswa senantiasa berinteraksi dalam dua bahasa yaitu bahasa Inggris dan bahasa Indonesia. Penutur tidak berganti topik dan tidak terjadi perubahan situasi yang dapat menyebabkan terjadinya alih kode, seperti yang dikemukan oleh Wardaugh dan Hudson yaitu alih kode metaforal dan alih kode situasional. Macam-macam Campur Kode dalam Pengajaran Sains di SD Doremi Excellent School.

Hasil analisis data dalam penelitian ini menunjukkan bahwa peristiwa campur kode yang muncul dalam pengajaran sains di SD Doremi Excellent School adalah campur kode ke dalam dan campur kode ke luar. Peristiwa campur kode ini cenderung dilakukan oleh guru dalam menyampaikan materi sains di SD Doremi Excellent School. Faktor-faktor yang Menyebabkan Alih Kode dalam Pengajaran Sains di SD Doremi Excellent School Dari hasil analisis data yang didukung oleh hasil wawancara dengan guru sains ditemukan beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya peristiwa alih kode. Tiga diantaranya sesuai yang dikemukakan oleh Grosjean (1982) yaitu: (1) memenuhi kebutuhan linguistik terhadap unsurunsur leksikal,frase,atau wacana. (2) menekankan pesan, dan (3) menunjukkan suatu perasaan khusus seperti jengkel atau marah. Faktor-faktor yang Menyebabkan Campur Kode dalam Pengajaran Sains di SD Doremi Excellent School. Data yang diperoleh dalam penelitian ini menunjukkan adanya campur kode yang dilakukan guru ataupun siswa di SD Doremi Excellent School. Berdasarkan temuan tersebut peneliti menemukan tiga faktor penyebab terjadinya campur kode yaitu: (1) faktor keterbatasan pengetahuan bahasa, (2) faktor menjelaskan sesuatu, (3) kebiasaan. Fungsi Alih Kode yang Dilakukan Guru dalam Pengajaran Sains di SD Doremi Excellent School. Berdasarkan analisis data, dalam penelitian ini ditemukan tiga fungsi alih kode yang dilakukan guru dalam menyampaikan materi pelajaran Science di SD Doremi Excellent School. Ketiga

fungsi tersebut adalah (1) fungsi menjelaskan, (2) fungsi menegaskan, (3) fungsi mengungkapkan perasaan. Fungsi Campur Kode yang Dilakukan Guru dalam Pembelajaran Sains di SD Doremi Excellent School. Berdasarkan analisis data, dalam penelitian ini ditemukan dua fungsi campur kode yang dilakukan guru dalam menyampaikan materi pelajaran Science di SD Doremi Excellent School. Kedua fungsi tersebut adalah (1) fungsi menjelaskan, (2) fungsi menegaskan. PEMBAHASAN Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang berdwibahasa dan aneka bahasa. Kondisi ini dapat menjadi ladang subur bagi fenomena kebahasaan alih kode dan campur kode. Akan tetapi, hal tersebut bukan satu-satunya yang menyebabkan munculnya fenomena alih kode dan campur kode. Fenomena ini dapat saja terjadi pada masyarakat ekabahasawan. Terkait kondisi masyarakat bilingual di satu pihak juga bisa menimbukan persaingan antarpenutur bahasa yang satu dengan yang lain mengenai penggunaan bahasa pada kelompok mereka. Hal lain yang muncul misalnya timbul saling memengaruhi antarpenutur terhadap penggunaan unsur-unsur bahasa. Kondisi ini memungkinkan timbulnya peminjaman atas leksikon-leksikon atau ungkapan-ungkapan dari satu bahasa ke bahasa yang lain. Fenomena di atas dapat terjadi pada situasi apa pun baik formal maupun nonformal. Misalnya percakapan sehari-hari dan kebahasaan formal seperti lembaga-lembaga pendidikan. Dalam situasi kebahasaan yang bersifat formal seperti proses belajar mengajar guru sering mengalami kesulitan dalam menyajikan materi pelajaran kepada siswa. Untuk mengatasi

kesulitan ini guru mencoba beberapa strategi dan metode pembelajaran. Dalam hal ini guru melakukan alih kode dan campur kode ke bahasa yang dikuasai siswa. Dalam hal ini guru maupun siswa adalah dwibahasawan. Jadi dalam pembelajaran guru dan siswa menggunakan dua bahasa secara silih berganti agar materi yang disampaikan guru dipahami oleh siswa. Terkait dengan penelitian yang telah ada, penelitian alih kode dan campur kode merupakan fenomena linguistik yang telah banyak ditemui dan telah banyak diteliti. Misalnya penelitian alih kode yang terjadi dalam pengajaran bahasa Indonesia di SD Sukarara Barat, Lombok. Penelitian tersebut juga mengambil data pada situasi kebahasaan formal pembelajaran dalam kelas. Namun, kontribusi penelitian dalam penelitian ini adalah alih kode dari bahasa Indonesia ke bahasa Sasak dalam pengajaran bahasa Indonesia. Selain itu, penelitian lain dilakukan oleh Widiasri yang meneliti alih kode dalam pembelajaran matematika di Tampaksiring. Penelitian ini juga membahas situasi kebahasaan formal dalam pembelajaran matematika. Alih kode yang diteliti adalah alih kode dari bahasa Indonesia ke bahasa Bali. Dari sekian banyak penelitian sejenis, masih jarang penelitian tentang alih kode dan campur kode yang diteliti sekaligus. Hal yang biasa terjadi adalah penelitian tentang alih kode atau tentang campur kode saja. penelitian lain biasanya meneliti alih kode bahasa Indonesia dengan bahasa daerah seperti bahasa Bali dan bahasa Sasak. Tetapi, dalam penelitian alih kode dan campur kode dalam pengajaran sains di SD Doremi Excellent School ini, meneliti alih kode dan campur kode dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia atau sebaliknya. Bahkan, juga ditemukan data-data alih kode dan campur kode dari bahasa Indonesia ke bahasa Bali walaupun hanya sedikit. Data-data yang ditemukan bukanlah data-data mengenai alih kode internal melainkan alih kode eksternal. Begitu pula dengan campur kode, kebanyakan yang ditemukan adalah campur kode ke luar.

Berkaitan dengan hal tersebut, penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Semua data yang ditemukan dalam penelitian ini akan dideskripsikan dan dianalisis secara kualitatif. Data-data tersebut tentang alih kode dan campur kode dalam pengajaran sains di SD Doremi Excellent School. Data-data ini meliputi: (1) macam-macam alih kode dan campur kode, (2) penyebab alih kode dan campur kode, (3) fungsi alih kode dan campur kode. Temuan-temuan tentang macam-macam alih kode dan campur kode didapat dari hasil 15 wacana hasil observasi yang direduksi menjadi data penelitian. Temuan terkait faktor-faktor yang menyebabkan alih kode dan campur kode dan fungsi alih kode dan campur kode juga diperoleh dari 15 wacana yang telah direduksi dan hasil wawancara terhadap guru sains sebagai narasumber. Beberapa temuan yang diperoleh dari analisis data dalam penelitian ini, dibahas secara hierarki sesuai rumusan masalah dan tujuan penelitian. Pembahasan dalam kajian ini dimaksudkan untuk menjustifikasi beberapa temuan dalam analisis data dengan bertitik tolak pada konsep-konsep dan landasan teori/kajian pustaka dalam penelitian ini. Bertolak dari teori yang dikemukakan. Wardaugh dan Hudson dan Chaer (2004:114) dalam penelitian ini hanya ditemukan tiga macam alih kode yaitu alih kode ekstern, yaitu alih kode yang terjadi antara bahasa (salah satu bahasa atau ragam yang ada dalam verbal repertoir masyarakat tuturnya) dengan bahasa asing. Alih kode intern yaitu alih kode yang terjadi antarbahasa sendiri, dan alih kode metaforis, yaitu Alih kode metaforis yaitu alih kode yang terjadi jika ada pergantian topik. Dominasi alih kode yang ditemukan adalah alih kode internal. Hal ini disebabkan karena alih kode yang terjadi adalah alih kode dari bahasa Inggris ke bahasa

Indonesia atau sebaliknya. Selain itu, alih kode juga terjadi karena guru dan siswa menguasai dua bahasa yang sama yakni bahasa Inggris dan bahasa Indonesia. Campur kode menurut ahli bahasa campur kode dapat dibedakan menjadi dua yaitu Campur Kode Ke Luar yaitu campur kode yang berasal dari bahasa asing atau dapat dijelaskan bahasa asli yang bercampur dengan bahasa asing. Campur Kode Ke Dalam yaitu campur kode yang bersumber dari bahasa asli dengan segala variasinya. Dalam penelitian ini ditemukan campur kode ke luar dan campur kode ke dalam. Pembelajaran sains yang terjadi dalam penelitian ini adalah pembelajaran sains dalam bahasa Inggris. Bahasa pengantar yang digunakan guru untuk menyampaikan materi pelajaran adalah bahasa Inggris. Namun, karena siswa tidak dapat memahami bahasa Inggris sepenuhnya maka guru melakukan alih kode maupun campur kode. Alih kode dan campur kode yang banyak ditemukan dalam penelitian ini adalah alih kode ekternal dan campur kode ke luar, hal ini tentunya disebabkan oleh penggunaan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar dalam pembelajaran sains tersebut. Bertolak dari teori yang dikemukakan Grosjean (1982) beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya peristiwa alih kode. Tiga diantaranya sesuai yang ditemukan dalam penelitian ini: (1) memenuhi kebutuhan linguistik terhadap unsur-unsur leksikal, frase, atau wacana. (2) menekankan pesan, dan (3) menunjukkan suatu perasaan khusus seperti jengkel atau marah. Ditemukan hanya tiga faktor karena alih kode yang terjadi terbatas pada penggunaannya hanya untuk memenuhi tujuan pembelajaran. Bagaimana cara guru untuk mampu mentransfer ilmunya agar siswa paham akan materi pelajaran. Faktor yang mendominasi adalah faktor menekankan pesan. Hal ini terjadi disebabkan karena tujuan guru melakukan alih kode karena keingginannya agar siswa paham dengan materi pelajaran. Jadi perlu dilakukan penekanan untuk pemahaman siswa.

Alih kode untuk memenuhi kebutuhan lingusitik terhadap unsur leksikal, frase, kalimat ataupun wacana. Dalam penyampaian materi pelajaran di kelas, guru sering mengalami kesulitan terutama dalam memilih kata-kata yang tepat terkait dengan topik yang dibicarakan. Untuk mengantisipasi kesulitan tersebut, guru sering menggunakan kata-kata, frase-frase, atau kalimatkalimat yang dipahami siswa yakni dari bahasa lain dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan linguistik. Dalam pembelajaran sains di SD Doremi Excellent School, guru senantiasa mengganti kosakata bahasa Inggris ke bahasa Indonesia ataupun mengulangi ujarannya dalam bahasa Inggris ke bahasa Indonesia dengan tujuan agar siswa dapat memahami materi pelajaran. Hal tersebut terpaksa dilakukan guru untuk memenuhi kebutuhan linguistik untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Alih kode untuk menekankan pesan dilakukan guru dalam kegiatan belajar mengajar guru sering memberikan penekanan terhadap suatu pesan yang dianggap penting sehingga siswa dapat memahami dengan baik. Salah satu cara yang dilakukan guru untuk menekankan suatu pesan yakni dengan mengemukakan beberapa contoh terkait dengan topik yang dibicarakan. Terkadang guru juga dapat menggunakan strategi untuk memberikan penekanan terhadap pesan-pesan yang disampaikan, seperti mengulang ujaran dalam bahasa yang sama, melakukan alih kode dengan menerjemahkan kalimat ke bahasa lain yang dimengerti oleh lawan tutur. Situasi kebahasaan siswa memungkinkan guru dapat melakukan alih kode dan campur kode dalam tuturannya. Kondisi siswa yang memahami dua bahasa yaitu bahasa Indonesia dan Inggris membuat guru leluasa untuk menggunakan dua bahasa tersebut secara bergantian. Peristiwa alih kode menunjukkan perasaan khusus sering muncul saat kegiatan belajar mengajar berlangsung di kelas. Guru sering melakukan hal ini untuk menunjukkan perasaan khusus seperti marah, kesal, jengkel dan sebagainya karena siswa tidak memperhatikan

penjelasan guru saat menyampaikan pembelajaran. Menunjukkan perasaan khusus kepada lawan tutur dengan melakukan alih kode ke bahasa lain dirasakan lebih efektif dan efisien untuk menarik perhatian siswa. Untuk menunjukkan rasa marah, kecewa ataupun senang dan memberi pujian guru senantiasa merasa lebih nyaman menggunakan bahasa Indonesia. Hal ini disebabkan jika menggunakan bahasa asli/bahasa ibu guru dapat lebih menunjukkan perasaannya. Data yang diperoleh dalam penelitian ini menunjukkan adanya campur kode yang dilakukan guru ataupun siswa di SD Doremi Excellent School. Berdasarkan temuan tersebut peneliti menemukan tiga faktor penyebab terjadinya campur kode yaitu: (1) faktor keterbatasan pengetahuan bahasa, (2) faktor menjelaskan sesuatu, (3) kebiasaan. Campur kode karena faktor keterbatasan kemampuan berbahasa sering terjadi dalam tuturan siswa saat pembelajaran berlangsung. Hal ini, sering tampak pada jawaban siswa saat guru mengajukan pertanyaan terkait dengan materi yang disampaikan. Campur kode ini terjadi terutama di kelas rendah yaitu kelas 1-3 SD. Jika siswa tidak mengetahui jawaban tersebut dalam bahasa Inggris, maka siswa akan langsung beralih kode ke bahasa Indonesia. Hal ini, sejalan dengan teori (linguistik type) yakni latar belakang keterbatasan bahasa sehingga menyebabkan timbulnya campur kode. Keterbatasan kemampuan bahasa siswa kelas 1-3 terkait dengan penguasaan bahasa Inggris mereka yang masih minim. Sesuai dengan teori kedwibahasaan seorang yang ada diantara dua bahasa akan mengalami campur kode sebelum kedua bahasa tersebut dikuasai secara penuh. Campur kode karena faktor keinginan menjelaskan dan menafsirkan sesuatu terjadi disebabkan oleh keinginan guru untuk menyampaikan materi yang dapat dipahami siswa dengan baik. Faktor ini dapat terjadi karena adanya kontak langsung dengan penutur yang dalam hal ini guru dengan siswa. Pada umumnya dalam pengajaran sains di SD Doremi Excellent School

berpengantar bahasa Inggris, tetapi guru senantiasa memasukkan beberapa kata atau kalimat berbahasa Indonesia dalam tuturannya. Hal ini dilakukan agar materi pembelajaran dapat dipahami oleh siswa. Campur kode ini terjadi karena faktor kebiasaan akibat dari pergaulan antara penutur bahasa tanpa ada maksud tertentu. Campur kode ini karena faktor kebiasaan terjadi karena penggunaan kosakata bahasa Inggris yang disisipkan saat siswa maupun guru berbahasa Indonesia. Kosakata bahasa Inggris tersebut mempunyai padanan dalam bahasa Indonesia. Namun, karena faktor kebiasaan yang menyisipkan kosakata bahasa Inggris dalam tuturan berbahasa Indonesia itupun terjadi. Berdasarkan analisis data, dalam penelitian ini ditemukan tiga fungsi alih kode yang dilakukan guru dalam menyampaikan materi pelajaran Science di SD Doremi Excellent School. Ketiga fungsi tersebut adalah (1) fungsi menjelaskan, (2) fungsi menegaskan, (3) fungsi mengungkapkan perasaan. Alih kode ini dilakukan guru dalam kegiatan belajar mengajar dimaksudkan agar siswa lebih mudah memahami materi pelajaran yang disampaikan. Dalam menyampaikan materi guru menggunakan ujaran-ujaran bahasa Inggris yang tidak sepenuhnya dipahami oleh siswa. Agar ujaran-ujaran itu dapat dipahami oleh siswa, guru memperjelas kembali ujaran-ujaran itu dalam bahasa Indonesia. Alih kode yang berfungsi menegaskan dilakukan guru dalam menyampaikan materi pelajaran science. Untuk memberikan penegasan terhadap maksud yang terkandung dalam ujaran-ujaran yang digunakan dalam bahasa Inggris, guru mengulangi ujaran-ujaran tersebut dalam bahasa Indonesia. Cara demikian dilakukan untuk memberikan penegasan terhadap

pemahaman siswa agar siswa lebih paham dengan materi yang disampaikan. Cara tersebut dilakukan agar siswa lebih cepat menangkap materi yang disampaikan guru. Dengan melakukan penegasan dalam bahasa Indonesia diharapkan siswa yang tidak memahami bahasa Inggris secara penuh dapat memahami penjelasan guru sehingga ingatan siswa dapat lebih tajam tentang materi pelajaran yang disampaikan. Alih kode yang berfungsi mengungkapkan perasaan dilakukan guru dengan mengekspresikan perasaan kesal atau marah dan senang atau bangga kepada siswa saat pelajaran berlangsung dalam kelas. Pengungkapan perasaan marah atau kesal dilakukan guru dengan melontarkan kata atau kalimat dengan nada tinggi. Namun dalam hal ini guru senantiasa menggunakan bahasa Indonesia, terjadilah alih kode karena bahasa pengantar dalam pelajaran Science adalah menggunakan bahasa Inggris. Penggunaan bahasa Indonesia tersebut dilakukan guru karena guru merasa lebih nyaman dan lebih mampu mengungkapkan perasaannya dengan lebih pasti. Jadi siswa paham bahwa guru tersebut sedang marah atau kesal. Begitu pula sebaliknya pujian yang diberikan guru kepada siswa akan lebih dimaknai oleh siswa, jika dilakukan dalam bahasa Indonesia. Berdasarkan analisis data, dalam penelitian ini ditemukan dua fungsi campur kode yang dilakukan guru dalam menyampaikan materi pelajaran Science di SD Doremi Excellent School. Kedua fungsi tersebut adalah (1) fungsi menjelaskan, (2) fungsi menegaskan. Campur kode yang berfungsi menjelaskan dilakukan guru dalam kegiatan belajar mengajar dimaksudkan agar siswa lebih mudah memahami materi pelajaran yang disampaikan. Dalam menyampaikan materi guru menggunakan ujaran-ujaran bahasa Inggris yang tidak sepenuhnya dipahami oleh siswa. Agar ujaran-ujaran itu dapat dipahami oleh siswa, guru

memperjelas kembali ujaran-ujaran itu dalam bahasa Indonesia. Guru senantiasa menyisipkan kata-kata bahasa Indonesia saat penjelaskan materi. Penyisipan kosakata tersebut dilakukan secara tidak sengaja oleh guru dengan tujuan untuk lebih memperdalam pengertian siswa akan materi pelajaran yang disampaikan. Selain itu, hal tersebut juga dapat memudahkan guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Dalam campur kode ini baik siswa maupun guru samasama memperoleh keuntungan yakni guru merasa lebih mudah mentransfer ilmunya, sedangkan siswa lebih mudah menyerap apa yang disampaikan guru. Campur kode berfungsi menegaskan dilakukan guru dalam menyampaikan materi pelajaran science. Untuk memberikan penegasan terhadap maksud yang terkandung dalam ujaran-ujaran yang digunakan dalam bahasa Inggris. Guru menyisipkan kosakata atau kalimat bahasa Indonesia untuk dapat menanamkan pemahaman terhadap siswa. Cara demikian dilakukan untuk memberikan penegasan terhadap siswa agar siswa lebih paham dengan materi yang disampaikan. Guru melakukan campur kode dengan harapan siswa dapat menyerap pelajaran dengan lebih mudah. Selain itu, siswa dapat sekaligus memahami makna kosakata bahasa Inggris yang ada dalam pembelajaran sains. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari beberapa temuan yang diperoleh melalui analisis data dalam penelitian ini, dapat ditarik beberapa kesimpulan mengenai macam-macam alih kode dan campur kode, faktor-faktor penyebab munculnya alih kode dn campur kode, dan fungsi-fungsi alih kode dan campur kode dalam pengajaran sains di SD Doremi Excellent School sebagai berikut. Mengacu pada teori yang dikemukakan Suwito (1985), Chaer dan Agustina (2004), macam-macam alih kode dan

campur kode dalam pengajaran sains di SD Doremi Excellent School dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu (1) alih kode ekstern, (2) Alih kode intern, (3) alih kode metaforis. Campur kode dibedakan menjadi dua yaitu Campur Kode ke luar dan Campur kode ke dalam. Dari ketiga macam alih kode tersebut yang paling dominan dilakukan adalah alih kode eksternal dan campur kode ke luar. Sebab pembelajaran berlangsung dalam bahasa Inggris. Penggunaan alih kode dan campur kode utamanya dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia dinilai paling efektif dalam menyampaikan materi pelajaran. Mengacu pada teori Grosjean (1982) dan Hougen (Rohmana,2000:67). Penelitian ini menemukan tiga faktor penyebab alih kode dan tiga faktor penyebab campur kode. Faktor penyebab alih kode diantaranya: (1) memenuhi kebutuhan linguistik terhadap unsur-unsur leksikal, frase, atau wacana. (2) menekankan pesan, dan (3) menunjukkan suatu perasaan khusus seperti jengkel atau marah. Dari ketiga faktor penyebab alih kode ini, faktor menekankan pesan yang paling dominan. Hal ini disebabkan oleh guru senantiasa menerjemahkan tuturannya dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia dengan tujuan agar siswa memahami materi yang disampaikan. Faktor penyebab campur kode diantaranya: (1) faktor keterbatasan pengetahuan bahasa, (2) faktor menjelaskan sesuatu, (3) kebiasaan. Dari ketiga faktor ini faktor menjelaskan sesuatu yang paling dominan. Hal ini disebabkan karena banyak istilah science/sains yang tidak dipahami siswa sehingga guru harus menjelaskan untuk menanamkan pemahaman kepada siswa. Berdasarkan teori Poplack (Djauhari,2010:203), dalam penelitian ini ditemukan tiga fungsi alih kode yang dilakukan guru dalam menyampaikan materi pelajaran Science di SD Doremi Excellent School. Ketiga fungsi tersebut adalah (1) fungsi menjelaskan, (2) fungsi menegaskan, (3) fungsi mengungkapkan perasaan. Dari ketiga fungsi ini, fungsi menjelaskan yang paling dominan karena guru sering beralih kode untuk menjelaskan kembali materi yang disampaikan sebelummnya dalam bahasa Inggris. Fungsi campur kode

dalam penelitian ini ada dua yaitu (1) fungsi menjelaskan, (2) fungsi menegaskan. Fungsi yang dominan adalah fungsi menjelaskan sebab guru cenderung menjelaskan istilah-istilah asing dalam Science ke bahasa Indonesia. Saran Terkait dengan simpulan terhadap temuan-temuan dalam analisis data kajian ini, saransaran yang diajukan adalah: Macam-macam alih kode dan campur kode yang ditemukan dalam pengajaran sains yang digunakan sebagai media komunikasi, sebaiknya diminimalkan penggunaannya dalam proses belajar mengajar untuk melatih siswa menggunakan bahasa yang benar. Kondisi alih kode dan campur kode dalam pembelajaran dapat dipertahankan keberadaannya mengingat kepentingan komunikasi yang harus terjalin antara guru dan siswa. Alih kode dan campur kode dapat memudahkan guru mentransfer pengetahuan yang dimiliki sedangkan siswa dapat lebih mudah menyerap materi yang disampaikan guru. Faktor-faktor yang menyebabkan alih kode dan campur kode dalam kegiatan belajar mengajar oleh pendidik sebaiknya dipertimbangkan untuk membiasakan siswa menggunakan bahasa yang benar. Diperlukan kajian yang lebih spesifik dan komprehensif terhadap fungsi-fungsi alih kode dan campur kode seperti menjelaskan, menegaskan, mengungkapkan perasaan dan sebagainya. Munculnya beberapa pandangan para linguis terkait dengan bidang sosiolinguistik akan menghasilkan kajian yang beragam. Oleh karena itu diperlukan penelitian yang sejenis dengan mengambil data di lokasi yang berbeda serta teori yang digunakan sebagai acuan dalam analisis data yang ditemukan.