BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi diiringi dengan produk yang dihasilkannya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. pembentukan sumber daya manusia, yang ditekankan pada aspek jasmani dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat berperan dalam menghasilkan warga Negara yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang berupaya melakukan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan memegang peranan penting dalam kelangsungan hidup

BAB I PENDAHULUAN. Menengah Kejuruan (SMK). Posisi SMK menurut UU Sistem Pendidikan. SMK yang berkarakter, terampil, dan cerdas.

BAB I PENDAHULUAN. Peranan pendidikan di negara Indonesia menitikberatkan pada peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. dirancang dan dilaksanakan selaras dengan kebutuhan pembangunan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur yang memiliki peranan penting

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Wenda Anggia Purnomo, 2014

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, dan fisik dalam kehidupan sosial; 3. Standar minimal pengetahuan dan keterampilan khusus dasar;

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan pembangunan dalam dunia pendidikan. Pembangunan dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. prestasi belajar dinyatakan dalam bentuk angka-angka, begitu juga di Sekolah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sumber daya manusia yang berkualitas, yang dapat

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting di dalam peningkatan kualitas sumber

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan berperan sangat penting dalam kelangsungan hidup suatu

BAB I PENDAHULUAN. dapat menjadi jembatan untuk mengarungi abad millenium ini.

BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini sangat berpengaruh pada kehidupan manusia. Berbagai penemuan

BAB I PENDAHULUAN. erat. Hal ini terbukti dengan adanya fakta bahwa perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini bangsa Indonesia sedang melaksanakan pembangunan di segala

BAB I PENDAHULUAN. Hakekat pembangunan nasional adalah membangun manusia Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan proses pembangunan suatu negara ditentukan oleh banyak

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat di zaman era

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Japar Umar, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. mencakup seluruh proses hidup dan segenap bentuk interaksi individu dengan

BAB I PENDAHULUAN. mutu pendidikan di Indonesia. Pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gunawan Wibiksana, 2013 Universitas Pendidikan Indonesia Repository.upi.edu Perpustakaan.upi.

2015 ANALISIS HASIL BELAJAR MERENCANAKAN MENU KESEMPATAN KHUSUS SEBAGAI KESIAPAN MENGOLAH MAKANAN UNTUK PESTA PERNIKAHAN PADA SISWA DI SMKN 3 CIMAHI

BAB I PENDAHULUAN. mampu bertahan hidup dan ikut berperan pada era globalisasi. dilakukan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi tersebut diperlukan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Purwanti Febriani, 2013

adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Sekolah Menengah Kejuruan

BAB I PENDAHULUAN. maksimal, hendaknya guru mempunyai kompetensi yang memadai.

BAB I PENDAHULUAN alinea ke 4 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Mencerdaskan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk. menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. SDM yang berkemampuan dan berketerampilan, mampu diandalkan dan. mampu menghadapi tantangan persaingan era pasar bebas.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat diera

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor penting untuk menjamin. pelaksanaan pembangunan serta dalam menghadapi era globalisasi.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

2015 MANFAAT HASIL BELAJAR MENYEDIAKAN LAYANAN ROOM SERVICE PADA KESIAPAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI SMK ICB CINTA WISATA

I. PENDAHULUAN. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan sumber daya manusia (SDM) merupakan faktor yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan tinggi merupakan institusi yang mendidik para mahasiswa untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Menurut Muhaimin (2008: 333), kurikulum adalah seperangkat

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas sumber daya manusia ditentukan oleh tingkat pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan wadah untuk menghasilkan generasi yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek utama suksesnya program

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek utama suksesnya program

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia pendidikan saat ini sedang memasuki era yang

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

I. PENDAHULUAN. Peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas, pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan yang penting dalam upaya mengembangkan

BAB V Kesimpulan

I. PENDAHULUAN. didiknya. Sekolah sebagai lembaga pendidikan berusaha secara terus menerus dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat luas.

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia (SDM). Oleh karena itu, perkembangan sumber daya. pengetahuan maupun penguasaan tinggi sangat diperlukan.

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah lembaga pendidikan kejuruan. yang tujuan utamanya mempersiapkan siswa menjadi tenaga kerja andal dengan

BAB I PENDAHULUAN. demi kelangsungan hidup dan kemajuan bangsa tersebut khususnya bagi negara

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

Keberhasilan suatu proses pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa komponen. Dalam prosesnya, siswa dituntut untuk meningkatkan kompetensinya dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dunia pendidikan adalah dunia yang sangat penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat menuntut sumber

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 Pasal 9. tentang Perlindungan Anak mmenyatakan bahwa setiap anak berhak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. lembaga pendidikan setiap individu dapat meningkatkan potensi yang ada

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya masing-masing. Pendidikan di Indonesia di mulai dari pendidikan

BABI PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan memegang peranan penting dalam kelangsungan hidup suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ika Gita Nurliana Putri, 2013

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional dapat tercapai. Adapun upaya peningkatan kualitas SDM. tersebut adalah melalui ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting dalam upaya meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah faktor utama untuk meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, politik, budaya, sosial dan pendidikan. Kondisi seperti ini menuntut

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu pengetahuan dan teknologi diiringi dengan produk yang dihasilkannya berkembang sangat pesat. Perubahan yang sangat cepat dalam bidang ini merupakan fakta dalam kehidupan siswa. Seiring dengan hal tersebut, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menimbulkan berbagai dampak, terutama pada empat bidang, yaitu bidang intelektual yang berkaitan dengan perubahan sikap, berpengaruh pada bidang industri, perubahan sosial dan politik, dan perubahan pada tata lingkungan. Suatu penentuan teknologi baru, memberikan kemudahan bagi manusia disamping adanya dampak negatif yang ditimbulkannya. Karenanya, pengembangan kemampuan siswa dalam bidang teknik merupakan salah satu kunci keberhasilan peningkatan kemampuan dalam menyesuaikan diri dengan perubahan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga dampak yang ditimbulkannya dapat dikendalikan. Pendidikan teknik merupakan salah satu bidang yang turut dipengaruhi oleh perkembangan IPTEK. Menurut Hidayat (1996: 8) bahwa : Bidang pendidikan berhadapan langsung dengan kemajuan tersebut, dan dituntut untuk mampu menyesuaikan diri dan dapat mengantisipasinya. Oleh karena itu, diperlukan inovasi yang terus menerus dalam bidang pendidikan untuk mengimbangi perkembangan IPTEK tersebut. Untuk mengantisipasi hal tersebut, pemerintah melalui Departemen Pendidikan Nasional (DEPDIKNAS) telah banyak berusaha untuk mengadakan perubahan-perubahan dibidang pendidikan, terutama di Sekolah Menengah 1

2 Kejuruan (SMK). Tujuan Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan yang dikemukakan oleh Hamalik (1990: 128), yaitu : 1. Menjadi warga negara yang baik, yaitu manusia pancasila yang utuh, kuat lahir batin, serta memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan akan tenaga kerja. 2. Menjadi tenaga kerja tingkat menengah yang memiliki pengetahuan dan sikap sebagai juru teknik dalam bidangnya sesuai dengan jurusan yang dipilihnya. Untuk mencapai tujuan pendidikan nasional yang dituangkan dalam UU SISDIKNAS No. 20 tahun 2003, yaitu : Pelaksanaan pendidikan dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya dengan melakukan perbaikan-perbaikan pada sistem pendidikan yang ada di sekolah. Salah satu perbaikan pendidikan di sekolah adalah dengan memperbaiki cara belajar siswa pada setiap kegiatan belajar mengajar di kelas. Pendidikan teknik mesin sebagai bagian dari pendidikan keahlian memberikan pengaruh yang sangat besar bagi kualitas dan mutu pendidikan, terutama ditujukan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Menurut Hairida (1996: 5) indikasi manusia bermutu adalah manusia yang mampu berpikir logis, analis, kritis, dan kreatif dalam menanggapi isu masyarakat akibat perkembangan ilmu dan teknologi. Perkembangan ilmu dan teknologi dengan sendirinya menuntut pendidikan teknik mesin yang lebih relevan dengan kebutuhan masyarakat, sehingga mampu menjawab tantangan zaman dan memberikan kontribusi yang nyata dalam upaya meningkatkan sumber daya manusia. Oleh karena itu, pendidikan teknik mesin harus ditekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi, agar siswa mampu menjelajahi dan memahami alam sekitarnya secara ilmiah. Pemesinan sebagai salah satu bidang dari pendidikan teknik mesin

3 memegang peranan yang sangat penting untuk memberikan pengetahuan pemesinan dan teknologi kepada siswa. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh Poedjiadi (2005: 82) menunjukkan bahwa pada umumnya konsep-konsep yang diperoleh siswa belum dapat digunakan untuk menghadapi masalah yang ditemuinya. Sehingga diperlukan strategi pengajaran teknik yang tepat yang dapat memberikan kontribusi yang jelas bagi perkembangan ilmu dan teknologi, terutama bagi siswa sehingga siswa mampu memadukan antara konsep teknologi yang diperolehnya dari berbagai literatur dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari siswa. Suatu kriteria yang dapat digunakan untuk mengukur suatu kemampuan siswa yang tepat telah dikemukakan oleh Prof. Benjamin S. Bloom dan Kratwohl mengenai taksonomi tujuan instruksional. Dimana menurut hasil analisanya mereka membagi kemampuan yang dicapai siswa itu menjadi tiga golongan atau tiga segi yaitu segi kognitif, segi afektif dan segi psikomotoris. Segi kognitif adalah mengenai intelektual siswa seperti yang ditampakkan dalam menyelesaikan soal-soal matematis, menyusun suatu karangan atau dalam memecahkan berbagai jenis soal yang membutuhkan pemikiran. Segi afektif adalah mengenai sikap, minat, emosi nilai hidup, dan apresiasi siswa. Segi psikomotoris adalah mengenai reaksi fisis siswa yang ditampakannya pada waktu melakukan kegiatan yang memerlukan kekuatan otot seperti kegiatan praktek di bengkel. Kegiatan belajar merupakan salah satu kegiatan pokok. Kegiatan belajar merupakan salah satu kegiatan pokok yang dialami siswa dan akan menentukan

4 prestasi belajar sehingga dapat menentukan pencapaian tujuan pengajaran. Prestasi belajar yang dicapai oleh siswa dapat diukur berdasarkan perbedaan prilaku sebelum dan sesudah belajar dilakukan dan juga dapat.dari nilai prestasi belajamya. Berdasarkan observasi literatur, penulis menemukan berbagai macam pendapat dari para ahli mengenai prestasi belajar yang diantaranya adalah sebagai berikut: Nurdin (1984: 41): Prestasi belajar pada hakekatnya adalah hasil belajar dari individu yang merupakan perubahan yang terdapat dalam diri individu yang dimanifestasikan kedalam pola tingkah laku dan perbuatan skill dan pengetahuan yang dapat dilihat pada nilai hasil belajar siswa tersebut. Sudjana (1995: 22): Prestasi belajar atau hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah ia menerima pengalaman belajamya. HasiI belajar tersebut diklasifikasikan menjadi tiga macam ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik. Surya (1977 : 75): Prestasi belajar atau hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang menyangkut ilmu pengetahuan, keterampilan dan sikap setelah melalui proses tertentu sebagai hasil pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah seluruh kecakapan yang diperoleh melalui proses belajar di sekolah lembaga pendidikan formal, yang telah menempuh pendidikan dalam rentang waktu tertentu. Prestasi belajar lazimnya dinyatakan dengan nilai-nilai, untuk kemudian dibandingkan dengan suatu standar nilai tertentu sehingga dapat dikategorikan baik atau tidaknya hasil prestasi belajar tersebut. Prestasi belajar juga merupakan salah satu indikator utama untuk mengamati proses aktualisasi diri peserta didik di sekolah atau lembaga

5 pendidikan. Prestasi belajar dapat dijadikan sebagai tolak ukur bagi keberhasilan proses belajar mengajar yang dilakukan di sekolah atau lembaga pendidikan tersebut. Teknik Pemesinan merupakan salah satu keahlian yang harus dikuasai oleh siswa. Salah satu bidang keahlian dalam teknik pemesinan adalah membubut. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) membubut termasuk ke dalam Program keahlian Machining dengan Mata Diklat Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Bubut. Mata diklat ini merupakan salah satu mata diklat yang tercantum di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 12 Bandung. Mata diklat ini merupakan salah satu program diklat produktif dimana di dalamnya terdapat materi-materi yang dapat membangun kompetensi para peserta diklat baik itu dari segi kognitif, afektif, maupun psikomotor yang dibutuhkan oleh dunia industri kelak. Setelah dilakukan observasi dokumentasi data di SMK Negeri 12 Bandung terhadap 2 kelas yaitu: kelas 2 M 1 dan 2 M 2 dengan jumlah total 62 peserta didik, penulis mendapatkan gambaran mengenai prestasi mata diklat Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Bubut para peserta diklat tingkat II, menurut guru kompetensi melakukan pekerjaan dengan mesin bubut bervariasi, hal ini dapat dilihat dari perolehan nilai semester tiga tahun ajaran 2007-2008.

6 Tabel 1.1 Nilai Hasil Belajar Kompetensi Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Bubut 2007-2008 Nilai Kualifikasi Kelas 1 M 1 1 M 2 9.00 10.00 A 0 (0 %) 0 (0 %) 8.00 8.99 B 2 (6,25 %) 4 (13,33 %) 7.00 7.99 C 30 (93,75 %) 26 ( 86,67 %) 0.00 6.99 D 0 (0 %) 0 (0 %) Jumlah 32 30 Sumber: Dokumen Guru Mata Diklat Kompetensi Pekerjaan dengan Mesin Bubut Menurut ketentuan-ketentuan penilaian di SMKN 12 Bandung tahun ajaran 2007/2008 untuk program produktif, deskripsi nilai dan angkanya adalah sebagai berikut: Tabel 1.2 Deskripsi Nilai Angka dan Huruf Produktif Huruf/Predikat 9.00 10.00 A (Lulus Amat Baik) 8.00 8.99 B (Lulus Baik) 7.00 7.99 C (Lulus Cukup) 0.00 6.99 D (Belum Lulus) (Sumber : Dokumen SMKN 12 Bandung) Tinggi rendahnya prestasi belajar tercermin dari nilai rata-rata yang diperoleh siswa, hal ini terlihat dari dokumentasi hasil belajar pada setiap kompetensi, untuk Kompetensi Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Bubut kelas II M 1 dan II M 2 di SMKN 12 Bandung tahun ajaran 2007/2008 nilai rata-rata sumatif untuk kelas II M 1 adalah 7,68 dan II M 2 adalah 7,73, sehingga nilai rata-

7 rata sumatif siswa yang diperoleh dari 2 kelas tersebut adalah 7,705. Nilai ratarata ini masuk ke dalam kategori lulus cukup apabila melihat standar ketentuan nilai untuk program produktif. Dilihat dari presentasi kelulusannya, berdasarkan tabel 1.1 dan tabel 1.2 siswa yang lulus 100%. Keberhasilan suatu proses belajar mengajar secara garis besar dipengaruhi oleh faktor intern (faktor-faktor yang timbul dari diri individu yang belajar), dan faktor ekstern (faktor-faktor yang timbul dari luar diri individu). Diantara faktorfaktor tersebut sebagian contohnya adalah cara belajar, sikap, kebutuhan, konsep diri, emosional, potensi guru, dan lain-lain. Prestasi terhadap sesuatu khususnya belajar pada peserta diklat lebih dominan ditunjang oleh cara belajar. Cara belajar yang baik dapat memberi peluang terhadap pencapaian hasil belajar yang diharapkan, namun cara belajar yang baik pun tergantung kepada peserta diklat. Pada saat kegiatan pembelajaran, siswa diharapkan meningkatkan cara belajar yang efektif dan efisien untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Berdasarkan uraian tersebut, timbul dorongan penulis untuk menyusun penelitian dengan judul : Studi Pengaruh Cara Belajar Terhadap Prestasi Belajar Peserta Diklat Kompetensi Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Bubut. B. Identifikasi Masalah Dalam tahap awal untuk suatu pemahaman dan penguasaan masalah, maka perlu dilakukan identifikasi masalah. Maksud dari identifikasi masalah adalah agar lebih jelas suatu objek dalam hubungannya dengan situasi tertentu yang menjadi permasalahan. Mengacu pada pendapat Sudjana (1989: 99) yang

8 mengemukakan bahwa identifikasi masalah menjelaskan aspek-aspek masalah yang bisa muncul dari tema atau judul yang dipilih, maka identifikasi masalah itu merupakan pengungkapan dari berbagai masalah yang akan timbul dan diteliti lebih lanjut. Selanjutnya menurut Ali (1992: 37) mengemukakan bahwa identifikasi masalah merupakan rumusan dan deskripsi tentang analisa ruang lingkup masalah yang dirumuskan baik dalam bentuk pertanyaan ataupun pernyataan. Jadi identifikasi masalah merupakan pengungkapan dari berbagai masalah yang timbul dan perlu diteliti lebih lanjut. Berdasarkan latar belakang penelitian diatas, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Nilai rata-rata ini masuk ke dalam kategori lulus cukup apabila melihat standar ketentuan nilai untuk program produktif, dimana hal ini dapat menggambarkan prestasi belajar siswa. 2. Cara belajar para peserta didik tidak dilakukan dengan baik sehingga lulusan SMK kurang memenuhi harapan-harapan yang ada. 3. Kurangnya sarana dan prasarana peralatan praktek di sekolah. 4. Kurangnya buku literatur atau (buku sumber) tentang membubut. 5. Kurangnya waktu kegiatan praktek maupun teori dalam pelaksanaan belajar di sekolah. 6. Tingkat prestasi belajar peserta diklat selama mengikuti dan menyelesaikan proses pembelajaran.

9 C. Rumusan Masalah Bertitik tolak dari latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, secara umum masalah yang akan diteliti adalah Bagaimana pengaruh cara belajar terhadap prestasi belajar peserta diklat Kompetensi Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Bubut?. D. Pembatasan Masalah Agar penelitian ini tidak meluas dalam pembahasan masalahnya, maka penulis hanya membatasi permasalahan hanya dalam ruang lingkup sebagai berikut : 1. Cara belajar berlaku sebagai variabel X, meliputi: a. Cara belajar dalam mengikuti pelajaran disekolah; b. Cara belajar mandiri di rumah; c. Cara belajar mempelajari buku literatur; d. Cara belajar dalam menghadapi ujian. 2. Penelitian dilakukan pada Kompetensi Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Bubut Sub Kompetensi Persiapan dalam Penguasaan Teori Membubut sesuai dengan SKKNI. 3. Penelitian dilakukan pada Program Diklat Machining Kelas II M 1 dan II M 2 di SMKN 12 Bandung.

10 E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Mengetahui gambaran nyata cara belajar peserta diklat kelas II M 1 dan II M 2 program Diklat Machining di SMK Negeri 12 Bandung pada mata diklat Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Bubut. 2. Prestasi belajar pada mata diklat produktif peserta diklat tingkat II program Diklat Machining di SMK Negeri 12 Bandung pada mata diklat Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Bubut 3. Bagaimana hubungan atau keterkaitan antara cara belajar peserta diklat dengan prestasi belajar. F. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Masukkan bagi siswa kelas 2 Machining di SMK Negeri 12 Bandung, untuk bisa lebih mengetahui dan mengoreksi diri agar bisa meningkatkan prestasi belajarnya. 2. Bagi penulis, mendapatkan gambaran tentang cara belajar efisien terhadap prestasi belajar peserta diklat beserta kesulitan-kesulitannya dalam proses pembelajaran yang bermanfaat kelak di dunia pendidikan. 3. Bagi institusi LPTK bidang keahlian teknik mesin, hasil penelitian ini dapat dijadikan salah satu acuan untuk pengembangan kurikulumnya. 4. Bagi guru mata diklat, Bagi Sekolah yang bersangkutan, dapat lebih memahami bagaimana karakter peserta diklat dalam melaksanakan proses belajar mengajar baik di sekolah maupun di luar sekolah, dapat lebih

11 meningkatkan mutu proses pembelajaran, dan mengembangkan usaha-usaha untuk dapat mempertahankan atau bahkan meningkatkan kemampuan produktif peserta diklat. G. Penjelasan Istilah Dalam Judul Untuk menghindari penafsiran terhadap definisi yang digunakan dalam penelitian ini, maka penulis merumuskan beberapa istilah sebagai berikut : 1. Pengaruh dalam penelitian ini diartikan sebagai akibat yang disebabkan oleh suatu perlakuan berupa cara belajar efisien terhadap prestasi belajar peserta diklat. 2. Cara Belajar adalah kegiatan-kegiatan belajar yang dilakukan dalam mempelajari sesuatu, artinya kegiatan-kegiatan yang seharusnya dilakukan dalam situasi belajar tertentu. Cara belajar yang tepat akan membawa hasil yang memuaskan sedangkan cara belajar yang kurang tepat akan menyebabkan belajar itu kurang berhasil. 3. Prestasi belajar adalah seluruh kecakapan yang diperoleh melalui proses belajar di sekolah lembaga pendidikan formal, yang telah menempuh pendidikan dalam rentang waktu tertentu. Prestasi belajar lazimnya dinyatakan dengan nilai-nilai, untuk kemudian dibandingkan dengan suatu standar nilai tertentu sehingga dapat dikategorikan baik atau tidaknya hasil prestasi belajar tersebut. 4. Peserta Diklat adalah peserta didik yang memiliki karakteristik-karakteristik meliputi tingkat intelegensi, kemampuan belajar, cara belajar, motivasi belajar, minat, sikap, perasaan, dan kondisi fisik yang berusaha

12 mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu. 5. Kompetensi adalah seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggung jawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang pekerjaan tertentu. Kompetensi dalam penelitian ini adalah sejumlah kemampuan minimum yang harus dimiliki teknisi pemesinan, terutama dalam penelitian ini adalah kemampuan kognitif. 6. Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Bubut adalah salah satu mata diklat pada Program Keahlian Machining di kelas 2 Machining di SMK N 12 Bandung. H. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan berperan sebagai pedoman penulis agar mempermudah dalam pembahasan dan penyusunan skripsi ini, serta lebih terarah. Adapun sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Bab I Pendahuluan berisi mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penjelasan istilah dalam judul, dan sistematika penulisan. Bab II Kajian Pustaka berisi mengenai landasan teoritis yang mendukung dan relevan dalam permasalahan penelitian dan anggapan dasar. Bab III Metodologi Penelitian berisi mengenai perangkat atau instrumen yang digunakan dan metode-metode yang dapat digunakan dalam penelitian. Bab IV Analisis Dan Pengolahan Data berisi mengenai hasil perhitungan dan data yang dikumpulkan dari proses penelitian dan analisis hasil penelitian.

13 Bab V Kesimpulan Dan Saran berisi mengenai kesimpulan yang diambil dari hasil pembahasan dan saran untuk mendukung kesimpulan yang telah ada.