OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENETAPAN DAN PENERBITAN DAFTAR EFEK SYARIAH

dokumen-dokumen yang mirip

2017, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG KRITERIA DAN PENERBITAN DAFTAR EFEK SYARIAH. BAB I KETENTUAN UMUM Pa

- 1 - SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 35 /POJK.04/2017 TENTANG KRITERIA DAN PENERBITAN DAFTAR EFEK SYARIAH

LAMPIRAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 35 /POJK.04/2017 TENTANG KRITERIA DAN PENERBITAN DAFTAR EFEK SYARIAH

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 61 /POJK.04/2016 TENTANG PENERAPAN PRINSIP SYARIAH DI PASAR MODAL PADA MANAJER INVESTASI

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 61 /POJK.04/2016 TENTANG PENERAPAN PRINSIP SYARIAH DI PASAR MODAL PADA MANAJER INVESTASI

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENERAPAN PRINSIP SYARIAH PADA MANAJER INVESTASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 27/POJK.04/2014 Tentang Perizinan Wakil Penjamin Emisi Efek dan Wakil Perantara Pedagang Efek

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini yang dimaksud dengan: 1. Penjamin Emisi Efek adalah Pihak yang membuat kontr

- 1 - SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 16 /POJK.04/2015 TENTANG AHLI SYARIAH PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

-2- MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENERAPAN PRINSIP SYARIAH DI PASAR MODAL PADA MANAJER INVESTASI. BAB I KETENTUAN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 25/POJK.04/2014 TENTANG PERIZINAN WAKIL MANAJER INVESTASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini yang dimaksud dengan: 1. Manajer Investasi adalah Pihak yang kegiatan usahan

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 30 /POJK.04/2016 TENTANG DANA INVESTASI REAL ESTAT SYARIAH BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SOSIALISASI. POJK Nomor 35/POJK.04/2017 tentang Kriteria dan Penerbitan Daftar Efek Syariah. Jakarta, 2017

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 19/POJK.04/2015 TENTANG PENERBITAN DAN PERSYARATAN REKSA DANA SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2018 TENTANG PERIZINAN WAKIL PENJAMIN EMISI EFEK DAN WAKIL PERANTARA PEDAGANG EFEK

- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

- 2 - SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 39 /POJK.04/2016 TENTANG TATA CARA PERMOHONAN IZIN USAHA REKSA DANA BERBENTUK PERSEROAN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 20/POJK.04/2015 TENTANG PENERBITAN DAN PERSYARATAN EFEK BERAGUN ASET SYARIAH

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 46 /POJK.04/2016 TENTANG TATA CARA PEMBUATAN PERATURAN OLEH BURSA EFEK

- 2 - SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 50 /POJK.04/2015 TENTANG PERIZINAN WAKIL AGEN PENJUAL EFEK REKSA DANA

- 2 - SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 67 /POJK.04/2017 TENTANG NOTARIS YANG MELAKUKAN KEGIATAN DI PASAR MODAL

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2014 TENTANG PENERBITAN SAHAM SYARIAH

- 2 - SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 68 /POJK.04/2017 TENTANG PENILAI YANG MELAKUKAN KEGIATAN DI PASAR MODAL

- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 47 /POJK.04/2016 TENTANG TATA CARA PEMBUATAN PERATURAN OLEH LEMBAGA KLIRING DAN PENJAMINAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

2017, No Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 111, Tambahan

-2- a. memperluas cakupan pihak yang wajib menggunakan Daftar Efek Syariah yang ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan; b. memperluas cakupan jenis Ef

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 57 /POJK.04/2015 TENTANG LAPORAN PERUSAHAAN PEMERINGKAT EFEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan

2017, No Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 111, Tambahan

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN /POJK.04/2014 TENTANG AHLI SYARIAH PASAR MODAL

2017, No Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang Pengeluaran Saham dengan Nilai Nominal Berbeda; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 19

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 48 /POJK.04/2016 TENTANG TATA CARA PEMBUATAN PERATURAN OLEH LEMBAGA PENYIMPANAN DAN PENYELESAIAN

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan te

2017, No Indonesia Nomor 3608); 2. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 20

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG NOMOR /POJK.04/2017 TENTANG KRITERIA DAFTAR EFEK SYARIAH

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 24 /POJK.04/2016 TENTANG AGEN PERANTARA PEDAGANG EFEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan te

2017, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG NOTARIS YANG MELAKUKAN KEGIATAN DI PASAR MODAL. BAB I KETENTUAN UMUM

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan te

2017, No tentang Transaksi Efek yang Tidak Dilarang bagi Orang Dalam; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lemb

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 30 /POJK.04/2015 TENTANG LAPORAN REALISASI PENGGUNAAN DANA HASIL PENAWARAN UMUM

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENILAI YANG MELAKUKAN KEGIATAN DI PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 50 /SEOJK.04/2016 PENGAKUAN TERHADAP ASOSIASI MANAJER INVESTASI

-2- BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini yang dimaksud dengan: 1. Sukuk adalah Efek Syariah berupa sertifikat atau

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

2016, No Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang Pemeliharaan Dokumen oleh Biro Administrasi Efek dan Emiten yang Menyelenggarakan Administras

- 2 - SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 27 /POJK.04/2017 TENTANG PEDOMAN KONTRAK PENYIMPANAN KEKAYAAN REKSA DANA BERBENTUK PERSEROAN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 31 /POJK.04/2017 TENTANG PENGELUARAN SAHAM DENGAN NILAI NOMINAL BERBEDA

- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan te

-2- MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENGGABUNGAN USAHA ATAU PELEBURAN USAHA PERUSAHAAN TERBUKA. BAB I KETENTUAN UMUM

- 2 - SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 66 /POJK.04/2017 TENTANG KONSULTAN HUKUM YANG MELAKUKAN KEGIATAN DI PASAR MODAL

KETENTUAN UMUM PENYELENGGARA DANA PERLINDUNGAN PEMODAL

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 30 /POJK.04/2017 TENTANG PEMBELIAN KEMBALI SAHAM YANG DIKELUARKAN OLEH PERUSAHAAN TERBUKA

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan

2017, No Tahun 2011 Nomor 111, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5253); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENAMBAHAN MODAL PERUSAHAAN TERBUKA TANPA MEMBERIKAN HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAH

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No Tahun 2011 Nomor 111, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5253); 2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 29 /POJK.04/2016 TENTANG LAPORAN TAHUNAN EMITEN ATAU PERUSAHAAN PUBLIK

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 78 /POJK.04/2017 TENTANG TRANSAKSI EFEK YANG TIDAK DILARANG BAGI ORANG DALAM

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 42 /POJK.04/2016 TENTANG LAPORAN BURSA EFEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 33 /POJK.04/2017 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN REKSA DANA BERBENTUK PERSEROAN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 52 /POJK.04/2016 TENTANG PROSEDUR PENANGGUHAN PENAWARAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/20.. TENTANG LAPORAN TAHUNAN EMITEN ATAU PERUSAHAAN PUBLIK

- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 40 /POJK.04/2016 TENTANG PEDOMAN ANGGARAN DASAR REKSA DANA BERBENTUK PERSEROAN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 24 /POJK.04/2017 TENTANG LAPORAN BANK UMUM SEBAGAI KUSTODIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 52 /POJK.04/2015 TENTANG PEDOMAN PERJANJIAN PEMERINGKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Direksi Perusahaan Efek yang melakukan kegiatan usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan/atau Perantara Pedagang Efek SALINAN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 76 /POJK.04/2017 TENTANG PENAWARAN UMUM OLEH PEMEGANG SAHAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 36/POJK.04/2014 TENTANG PENAWARAN UMUM BERKELANJUTAN EFEK BERSIFAT UTANG DAN/ATAU SUKUK

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan

- 2 - SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 25 /POJK.04/2017 TENTANG PEMBATASAN ATAS SAHAM YANG DITERBITKAN SEBELUM PENAWARAN UMUM

Transkripsi:

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2017 TENTANG PENETAPAN DAN PENERBITAN DAFTAR EFEK SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN, Menimbang : bahwa dalam rangka mendorong perkembangan industri Pasar Modal Syariah di Indonesia, diperlukan penyempurnaan peraturan mengenai Kriteria dan Penerbitan Daftar Efek Syariah dengan menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang Penetapan dan Penerbitan Daftar Efek Syariah. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3608); 2. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 111, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5253); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENETAPAN DAN PENERBITAN DAFTAR EFEK SYARIAH.

-2- BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini yang dimaksud dengan: 1. Daftar Efek Syariah adalah kumpulan Efek yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah di Pasar Modal, yang ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan atau diterbitkan oleh Pihak Penerbit Daftar Efek Syariah. 2. Pihak Penerbit Daftar Efek Syariah adalah: a. Pihak yang telah mendapatkan persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan untuk menerbitkan Daftar Efek Syariah Luar Negeri; b. Manajer Investasi Syariah yang telah memenuhi ketentuan yang dipersyaratkan untuk dapat menerbitkan Daftar Efek Syariah Luar Negeri sebagaimana diatur dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini; atau c. Manajer Investasi yang memiliki Unit Pengelolaan Investasi Syariah yang telah memenuhi ketentuan yang dipersyaratkan untuk dapat menerbitkan Daftar Efek Syariah Luar Negeri sebagaimana diatur dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini. 3. Prinsip Syariah di Pasar Modal adalah prinsip hukum Islam dalam Kegiatan Syariah di Pasar Modal berdasarkan fatwa Dewan Syariah Nasional - Majelis Ulama Indonesia, sepanjang fatwa dimaksud tidak bertentangan dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini dan/atau Peraturan Otoritas Jasa Keuangan lainnya yang didasarkan pada fatwa Dewan Syariah Nasional - Majelis Ulama Indonesia.

-3-4. Efek Syariah adalah Efek sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang tentang Pasar Modal dan peraturan pelaksanaannya yang: a. akad, cara pengelolaan, kegiatan usaha; b. aset yang menjadi landasan akad, cara pengelolaan kegiatan usaha; dan/atau c. aset yang terkait dengan Efek dimaksud dan penerbitnya, tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah di Pasar Modal. 5. Ahli Syariah Pasar Modal yang selanjutnya disingkat ASPM adalah: a. orang perseorangan yang memiliki pengetahuan dan pengalaman di bidang syariah; atau b. badan usaha yang pengurus dan pegawainya memiliki pengetahuan dan pengalaman di bidang syariah; yang memberikan nasihat dan/atau mengawasi pelaksanaan penerapan Prinsip Syariah di Pasar Modal dalam kegiatan usaha perusahaan dan/atau memberikan pernyataan kesesuaian syariah atas produk atau jasa syariah di Pasar Modal. 6. Dewan Pengawas Syariah yang selanjutnya disingkat DPS adalah dewan yang bertanggung jawab memberikan nasihat dan saran serta mengawasi pemenuhan Prinsip Syariah di Pasar Modal terhadap Pihak yang melakukan Kegiatan Syariah di Pasar Modal.

-4- BAB II DAFTAR EFEK SYARIAH YANG DITETAPKAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN Pasal 2 Daftar Efek Syariah yang ditetapkan Otoritas Jasa Keuangan memuat Efek Syariah yang ditawarkan dan/atau diperdagangkan di dalam negeri. Pasal 3 Daftar Efek Syariah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ditetapkan secara periodik 2 (dua) kali setiap tahun yaitu: (1) Daftar Efek Syariah periode 1 (satu) ditetapkan paling lambat 5 (lima) hari kerja sebelum berakhirnya bulan Mei dan berlaku efektif pada tanggal 1 Juni. (2) Daftar Efek Syariah periode 2 (dua) ditetapkan paling lambat 5 (lima) hari kerja sebelum berakhirnya bulan November dan berlaku efektif pada tanggal 1 Desember. Pasal 4 Selain Daftar Efek Syariah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, Otoritas Jasa Keuangan dapat menetapkan Daftar Efek Syariah secara insidentil dalam hal terdapat Penawaran Umum, aksi korporasi, informasi, atau fakta dari Emiten atau Perusahaan Publik yang dapat menyebabkan terpenuhi atau tidak terpenuhinya kriteria Efek Syariah sebagaimana dalam Peraturan terkait Kriteria Daftar Efek Syariah.

-5- Pasal 5 Daftar Efek Syariah yang diterbitkan oleh Otoritas Jasa Keuangan wajib digunakan sebagai acuan bagi pihak antara lain sebagai berikut: a. Pihak yang menerbitkan indeks Efek Syariah di dalam negeri; b. Manajer Investasi yang mengelola portofolio investasi Efek Syariah; c. Perusahaan Efek yang memiliki Sistem Online Trading Syariah; dan d. Investor institusional yang berinvestasi pada Efek Syariah. BAB III DAFTAR EFEK SYARIAH YANG DITERBITKAN OLEH PIHAK PENERBIT DAFTAR EFEK SYARIAH Pasal 6 (1) Pihak Penerbit Daftar Efek Syariah hanya dapat menerbitkan Daftar Efek Syariah yang memuat Efek Syariah yang diperdagangkan di luar negeri. (2) Efek Syariah sebagaimana dimaksud pada ayat 1 meliputi: a. saham yang memenuhi Prinsip Syariah di Pasar Modal yang diperdagangkan di bursa efek luar negeri; b. sukuk yang dicatatkan di bursa efek luar negeri; c. surat berharga komersial syariah yang jatuh temponya 1 (satu) tahun atau lebih; dan d. Efek Syariah luar negeri lainnya.

-6- (3) DPS wajib memastikan pemenuhan terhadap Prinsip Syariah di Pasar Modal atas sukuk, surat berharga komersial syariah dan Efek Syariah lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat 2 huruf b, huruf c dan huruf d. (4) Pihak Penerbit Daftar Efek Syariah dilarang memuat saham Syariah dari Emiten dalam negeri yang diperdagangkan di luar negeri. Pasal 7 Efek Syariah berupa Saham sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat 2 huruf a dapat dimuat dalam Daftar Efek Syariah apabila saham tersebut: a. termasuk saham syariah yang ditetapkan oleh regulator, penyedia indeks dan/atau pihak lain di luar negeri yang mengacu pada kriteria kegiatan usaha dan rasio keuangan yang paling kurang terdiri dari rasio terkait utang dan/atau utang berbasis bunga dan rasio terkait pendapatan non halal; dan/atau b. diseleksi dengan menggunakan kriteria sebagaimana dimaksud dalam peraturan Otoritas Jasa Keuangan terkait Kriteria Daftar Efek Syariah. Pasal 8 Dalam hal Daftar Efek Syariah mengacu pada efek syariah yang ditetapkan oleh regulator, penyedia indeks dan/atau pihak lain di luar negeri, Pihak Penerbit Daftar Efek Syariah wajib mencantumkan pihak yang dijadikan sebagai acuan.

-7- BAB IV PERIZINAN DAN PERSYARATAN PIHAK PENERBIT DAFTAR EFEK SYARIAH Pasal 9 Pihak yang akan menjadi Pihak Penerbit Daftar Efek Syariah wajib mengajukan permohonan kepada Otoritas Jasa Keuangan untuk mendapatkan persetujuan dengan memenuhi persyaratan sebagai berikut: a. berbentuk badan hukum yang berkedudukan di Indonesia; b. memiliki DPS yang mempunyai izin ASPM dari Otoritas Jasa Keuangan sebagaimana diatur dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang Ahli Syariah Pasar Modal, baik yang berasal dari dalam perusahaan maupun dari luar perusahaan; c. memiliki standar prosedur operasi penyusunan Daftar Efek Syariah yang paling kurang meliputi: 1. prosedur pengumpulan data termasuk mekanisme permintaan informasi tambahan; 2. Kriteria Daftar Efek Syariah yang digunakan dan prosedur penelaahan, baik periodik maupun insidentil; 3. tujuan penerbitan Daftar Efek Syariah; 4. prosedur pemantauan Daftar Efek Syariah; dan 5. prosedur perubahan Daftar Efek Syariah. d. memiliki kontrak kerjasama dengan sumber data terkait penerbitan Daftar Efek Syariah; dan e. melakukan registrasi pada Sistem Informasi Penerimaan Otoritas Jasa Keuangan.

-8- Pasal 10 Dalam hal Pihak yang akan menjadi Pihak Penerbit Daftar Efek Syariah merupakan Manajer Investasi Syariah dan/atau Manajer Investasi yang memiliki Unit Pengelolaan Investasi Syariah, persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf a, huruf b dan huruf e tidak berlaku. BAB IV TATA CARA PERMOHONAN PERSETUJUAN PIHAK PENERBIT DAFTAR EFEK SYARIAH Pasal 11 (1) Permohonan untuk memperoleh persetujuan sebagai Pihak Penerbit Daftar Efek Syariah diajukan oleh pemohon dalam bentuk dokumen cetak kepada Otoritas Jasa Keuangan dengan menggunakan format surat permohonan persetujuan sebagai Pihak Penerbit Daftar Efek Syariah sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini. (2) Dalam hal Otoritas Jasa Keuangan telah menyediakan sistem elektronik permohonan persetujuan Pihak Penerbit Daftar Efek Syariah, permohonan persetujuan Pihak Penerbit Daftar Efek Syariah dapat diajukan melalui sistem elektronik tersebut. (3) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib disertai kelengkapan dokumen sebagai berikut: a. dokumen yang menyangkut pemohon: 1. fotokopi bukti pembayaran atas registrasi

-9- sebagai Pihak Penerbit Daftar Efek Syariah; 2. fotokopi anggaran dasar terakhir atau dokumen sejenis yang telah memperoleh persetujuan dari instansi yang berwenang dalam hal pemohon belum mendapatkan izin dari Otoritas Jasa Keuangan; 3. struktur organisasi perusahaan; 4. fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak atas nama pemohon; 5. daftar nama dan data anggota direksi, yang meliputi: a) daftar riwayat hidup terbaru yang ditandatangani oleh yang bersangkutan; b) fotokopi Kartu Tanda Penduduk/Paspor yang masih berlaku; c) fotokopi Izin Kerja Tenaga Asing (IKTA) bagi direksi berkewarganegaraan asing dari instansi yang berwenang sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku; dan d) pasfoto terbaru ukuran 4x6 cm dengan latar belakang warna merah sebanyak 2 (dua) lembar. 6. fotokopi surat izin ASPM anggota DPS yang bertanggung jawab terhadap pemenuhan kepatuhan syariah DES yang diterbitkan; 7. surat penunjukan direksi kepada DPS sebagai Pihak yang bertanggung jawab terhadap pemenuhan kepatuhan syariah DES yang diterbitkan;

-10-8. surat pernyataan kesediaan DPS atas penunjukan direksi sebagai Pihak yang bertanggung jawab terhadap pemenuhan kepatuhan syariah DES yang diterbitkan sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini; dan 9. surat pernyataan direksi sebagai Pihak yang bertanggung jawab atas penyusunan DES sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini. b. dokumen yang menyangkut prosedur dan tata cara penetapan Efek yang masuk dalam Daftar Efek Syariah: 1. fotokopi dokumen standar prosedur operasi penyusunan Daftar Efek Syariah dengan menggunakan kertas berlogo perusahaan serta mencantumkan tanggal pengesahan dan ditandatangani oleh anggota direksi; 2. surat pernyataan DPS mengenai pernyataan kesyariahan Efek Syariah yang dimuat dalam Daftar Efek Syariah yang diterbitkan oleh Pihak Penerbit Daftar Efek Syariah dengan menggunakan format surat pernyataan sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini; dan 3. dalam hal pemohon mengacu kepada Daftar Efek Syariah yang ditetapkan oleh pihak penyedia efek syariah luar negeri

-11- lainnya, pemohon wajib menyampaikan dokumen komitmen untuk melakukan kerjasama dengan pihak penyedia efek syariah luar negeri lainnya tersebut. Pasal 12 Otoritas Jasa Keuangan dapat meminta tambahan dokumen dan/atau informasi yang berkaitan dengan permohonan sebagaimana dimaksud dalam pasal 11. Pasal 13 (1) Dalam hal permohonan sebagaimana dimaksud dalam pasal 11 tidak memenuhi syarat, maka dalam jangka waktu paling lambat 45 (empat puluh lima) hari sejak diterimanya permohonan tersebut, Otoritas Jasa Keuangan memberikan surat pemberitahuan kepada pemohon yang menyatakan bahwa: a. permohonan tidak lengkap dengan menggunakan format perubahan dan/atau tambahan informasi sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini; atau b. permohonan ditolak dengan menggunakan format penolakan permohonan sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini. (2) Pihak yang tidak melengkapi kekurangan dokumen dan/atau informasi tambahan sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf a dalam waktu 45 (empat puluh lima) hari sejak tanggal surat pemberitahuan Otoritas Jasa Keuangan, dianggap telah mengundurkan diri.

-12- (3) Dalam hal permohonan dimaksud dalam pasal 11 memenuhi persyaratan, maka dalam jangka waktu paling lambat 45 (empat puluh lima) hari sejak diterimanya permohonan secara lengkap, Otoritas Jasa Keuangan memberikan surat persetujuan kepada pemohon dengan menggunakan format surat keputusan persetujuan sebagai Pihak Penerbit Daftar Efek Syariah sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini. BAB V PELAPORAN PIHAK PENERBIT DAFTAR EFEK SYARIAH Pasal 14 Setiap Pihak Penerbit Daftar Efek Syariah dapat: a. mengumumkan Daftar Efek Syariah yang diterbitkannya kepada publik; b. menggunakannya secara terbatas untuk kepentingan Pihak tertentu; atau c. mengumumkan Daftar Efek Syariah yang diterbitkannya kepada publik dan menggunakannya secara terbatas untuk kepentingan Pihak tertentu. Pasal 15 Dalam hal Pihak Penerbit Daftar Efek Syariah mengumumkan Daftar Efek Syariah yang diterbitkannya kepada publik, maka Pihak tersebut wajib: a. mengumumkan setiap perubahan Daftar Efek Syariah yang diterbitkannya melalui media cetak

-13- atau media elektronik yang dapat diakses oleh publik paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah perubahan Daftar Efek Syariah dinyatakan efektif; dan b. menyampaikan: 1) hasil pengumuman sebagaimana dimaksud dalam huruf a 2) laporan pernyataan DPS kepada Otoritas Jasa paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah Daftar Efek Syariah tersebut dipublikasikan. Pasal 16 Dalam hal Pihak Penerbit Daftar Efek Syariah menggunakan Daftar Efek Syariah yang diterbitkannya secara terbatas untuk kepentingan Pihak tertentu, maka Pihak tersebut wajib menyampaikan: a. laporan Daftar Efek Syariah; dan b. laporan pernyataan DPS kepada Otoritas Jasa Keuangan sebanyak 1 (satu) kali setiap tahun dengan batas akhir periode laporan per 31 Desember tahun berjalan dan disampaikan paling lambat 31 Maret tahun berikutnya. Pasal 17 Dalam hal Pihak Penerbit Daftar Efek Syariah mengumumkan Daftar Efek Syariah yang diterbitkannya kepada publik dan menggunakannya secara terbatas untuk kepentingan Pihak tertentu, maka Pihak tersebut wajib mengikuti ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 dan Pasal 16.

-14- Pasal 18 Laporan sebagaimana dimaksud dalam pasal 15, pasal 16 dan pasal 17 menggunakan format laporan Daftar Efek Syariah dan format laporan pernyataan DPS sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini. Pasal 19 Dalam hal Otoritas Jasa Keuangan telah menyediakan sistem elektronik, penyampaian laporan Pihak Daftar Efek Syariah dapat disampaikan melalui sistem elektronik tersebut. Pasal 20 Dalam hal Pihak Penerbit Daftar Efek Syariah terlambat menyampaikan laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15, Pasal 16, dan Pasal 17 maka penghitungan jumlah hari keterlambatan dihitung setelah batas waktu penyampaian laporan berakhir. BAB VI KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 21 (1) Pihak Penerbit Daftar Efek Syariah wajib menyimpan seluruh dokumen yang terkait dengan Efek dalam Daftar Efek Syariah yang diterbitkannya untuk jangka waktu sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan tentang dokumen perusahaan.

-15- (2) Otoritas Jasa Keuangan berwenang mencabut persetujuan yang telah diberikan kepada Pihak Penerbit Daftar Efek Syariah, jika dikemudian hari ditemukan pelanggaran. BAB VII SANKSI Pasal 22 (1) Dengan tidak mengurangi ketentuan pidana di bidang Pasar Modal, Otoritas Jasa Keuangan berwenang mengenakan sanksi administratif terhadap setiap pihak yang melakukan pelanggaran ketentuan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini, termasuk pihak-pihak yang menyebabkan terjadinya pelanggaran tersebut berupa: a. peringatan tertulis; b. denda, yaitu kewajiban untuk membayar sejumlah uang tertentu; c. pembatasan kegiatan usaha; d. pembekuan kegiatan usaha; e. pencabutan izin usaha; f. pembatalan persetujuan; dan g. pembatalan pendaftaran. (2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, huruf c, huruf d, huruf e, huruf f, atau huruf g dapat dikenakan dengan atau tanpa didahului pengenaan sanksi administratif berupa peringatan tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a. (3) Sanksi administratif berupa denda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dapat dikenakan

-16- secara tersendiri atau secara bersama-sama dengan pengenaan sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, huruf d, huruf e, huruf f, atau huruf g. Pasal 23 Selain sanksi administratif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (1), Otoritas Jasa Keuangan dapat melakukan tindakan tertentu terhadap setiap pihak yang melakukan pelanggaran ketentuan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini. Pasal 24 Otoritas Jasa Keuangan dapat mengumumkan pengenaan sanksi administratif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (1), dan tindakan tertentu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 kepada masyarakat. BAB VIII KETENTUAN PERALIHAN Pasal 25 Pihak yang telah mendapatkan persetujuan sebagai Pihak Penerbit Daftar Efek Syariah sebelum berlakunya Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini wajib menyesuaikan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini paling lambat 3 (tiga) bulan sejak diundangkannya Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini.

-17- BAB IX KETENTUAN PENUTUP Pasal 26 Pada saat Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini mulai berlaku, Peraturan Nomor II.K.1, Lampiran Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor: KEP-208/BL/20012 tanggal 24 April 2012 tentang Kriteria dan Penerbitan Daftar Efek Syariah dinyatakan tidak berlaku. Pasal 27 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 2017 KETUA DEWAN KOMISIONER, OTORITAS JASA KEUANGAN, MULIAMAN D. HADAD Diundangkan di Jakarta pada tanggal MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, YASONNA H. LAOLY LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN NOMOR

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2017 TENTANG PENETAPAN DAN PENERBITAN DAFTAR EFEK SYARIAH I. UMUM Dalam rangka pengembangan Pasar Modal syariah agar dapat tumbuh stabil dan berkelanjutan diperlukan pengembangan infrastruktur pasar yang memadai. Salah satu infrastruktur penting adalah tersedianya regulasi yang jelas dan mudah dipahami, serta dapat diterapkan. Disamping itu, dinamika perkembangan Pasar Modal syariah menuntut adanya penyempurnaan atas Peraturan Nomor II.K.1, Lampiran Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor: KEP-208/BL/2012 tanggal 24 April 2012 tentang Kriteria dan Penerbitan Daftar Efek Syariah. Penyempurnaan tersebut dilakukan untuk mendukung pengembangan pasar modal syariah melalui pertumbuhan efek syariah. Penyempurnaan Peraturan Nomor II.K.1 meliputi substansi aturan dan pemisahan peraturan menjadi 2 (dua), yaitu Peraturan terkait Kriteria Daftar Efek Syariah dan Peraturan terkait Penetapan dan Penerbitan Daftar Efek Syariah. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini merupakan salah satu dari 2 (dua) peraturan yang berasal dari Peraturan Nomor II.K.1, Lampiran Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor: KEP-208/BL/2012 tanggal 24 April 2012 tentang Kriteria dan Penerbitan Daftar Efek Syariah namun khusus mengatur mengenai Penetapan dan Penerbitan Daftar Efek Syariah sekaligus menyempurnakan ketentuan yang ada di Peraturan Nomor II.K.1. II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Pasal 2 Pasal 3

-2- Pasal 4 Pasal 5 Pasal 6 Pasal 7 Pasal 8 Pasal 9 Pasal 10 Pasal 11 Pasal 12 Pasal 13 Pasal 14 Yang dimaksud dengan aksi korporasi antara lain adalah transaksi afiliasi, transaksi material, perubahan kegiatan usaha utama, dan penggabungan usaha. Pihak yang dijadikan acuan antara lain Dow Jones Islamic index, Financial Times Stock Exchange, MSCI, Securities Commission Malaysia. Huruf a Huruf b Huruf c Yang dimaksud standar prosedur operasi adalah standar prosedur operasi yang berupa flowchart dan penjelasan. Huruf a Yang dimaksud mengumumkan Daftar Efek Syariah kepada publik adalah melakukan publikasi Daftar Efek Syariah ke media cetak dan elektronik. Huruf b Huruf c

-3- Pasal 15 Pasal 16 Pasal 17 Pasal 18 Pasal 19 Pasal 20 Pasal 21 Pasal 22 Pasal 23 Yang dimaksud dengan tindakan tertentu antara lain berupa memerintahkan kepada Pihak Penerbit Daftar Efek Syariah untuk mengeluarkan Efek yang tidak memenuhi kriteria sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 dari Daftar Efek Syariah yang diterbitkannya. Pasal 24 Pasal 25 Pasal 26 Pasal 27 TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR

-4- OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/ TENTANG PENETAPAN DAN PENERBITAN DAFTAR EFEK SYARIAH

-5- Nomor :...,... Lampiran : Perihal : Permohonan Persetujuan sebagai Pihak Penerbit Daftar Efek Syariah Kepada Yth. Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Gedung Sumitro Djojohadikusumo Jalan Lapangan Banteng Timur No. 2-4 Jakarta 10710 Dengan hormat, Bersama ini kami mengajukan Permohonan Persetujuan sebagai Pihak Penerbit Daftar Efek Syariah dalam rangkap 2 (dua) sebagai berikut: 1. Nama Pemohon :... 2. Alamat Pemohon :... (Nama Jalan & Nomor)... (Kota & Kode Pos) 3. Nomor Telepon, Faksimile, dan Email :... 4. Nomor dan Tanggal pengesahan Anggaran Dasar oleh Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia :... 5. Nomor Pokok Wajib Pajak :... Melengkapi permohonan ini, kami lampirkan dokumen-dokumen sebagai berikut: 1. fotokopi bukti pembayaran atas registrasi sebagai Pihak Penerbit Daftar Efek Syariah; 2. fotokopi anggaran dasar terakhir atau dokumen sejenis yang telah memperoleh persetujuan dari instansi yang berwenang (bagi pemohon yang belum mendapatkan izin dari Otoritas Jasa Keuangan); 3. struktur organisasi perusahaan; 4. fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak atas nama pemohon; 5. daftar nama dan data anggota direksi, yang meliputi: a) daftar riwayat hidup terbaru yang ditandatangani oleh yang bersangkutan; b) fotokopi Kartu Tanda Penduduk/Paspor yang masih berlaku; c) fotokopi Izin Kerja Tenaga Asing (IKTA) bagi direksi berkewarganegaraan asing dari instansi yang berwenang sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku; dan

-6- d) pasfoto terbaru ukuran 4x6 cm dengan latar belakang warna merah sebanyak 2 (dua) lembar. 6. fotokopi surat izin ASPM anggota DPS yang bertanggung jawab terhadap pemenuhan kepatuhan syariah DES yang diterbitkan; 7. surat penunjukan direksi kepada DPS sebagai Pihak yang bertanggung jawab terhadap pemenuhan kepatuhan syariah DES yang diterbitkan dan kesediaan DPS atas penunjukan tersebut; 8. surat pernyataan kesediaan DPS atas penunjukan direksi sebagai Pihak yang bertanggung jawab terhadap pemenuhan kepatuhan syariah DES yang diterbitkan; 9. surat pernyataan direksi sebagai Pihak yang bertanggung jawab atas penyusunan DES; 10. fotokopi dokumen standar prosedur operasi penyusunan Daftar Efek Syariah dengan menggunakan kertas berlogo perusahaan serta mencantumkan tanggal pengesahan dan ditandatangani oleh anggota direksi; 11. surat pernyataan DPS mengenai pernyataan kesyariahan Efek Syariah yang dimuat dalam Daftar Efek Syariah yang diterbitkan oleh Pihak Penerbit Daftar Efek Syariah; dan 12. dokumen komitmen untuk melakukan kerjasama dengan pihak penyedia efek syariah luar negeri lainnya tersebut (bagi pemohon yang mengacu kepada Daftar Efek Syariah yang ditetapkan oleh pihak penyedia efek syariah luar negeri lainnya). Demikianlah permohonan ini kami ajukan dan atas perhatiannya, diucapkan terimakasih. Tembusan: Direktur Pasar Modal Syariah. (Pemohon) (ttd) materai.. (nama jelas) Direktur

-7- SURAT PERNYATAAN DPS TENTANG KESEDIAAN SEBAGAI PIHAK YANG BERTANGGUNG JAWAB TERHADAP PEMENUHAN KEPATUHAN SYARIAH DES YANG DITERBITKAN Nomor : Lampiran : PERNYATAAN DEWAN PENGAWAS SYARIAH Saya yang bertanda tangan di bawah ini: 1. Nama 2. Perusahaan :... 3. Kegiatan usaha :... 4. Alamat :... 5. : (nama jalan dan nomor)... (kota dan kode pos) 5. Telepon Dengan ini menyatakan bahwa saya selaku Dewan Pengawas Syariah pada perusahaan yang disebutkan di atas, akan bertanggung jawab penuh terhadap pemenuhan kepatuhan syariah pada Daftar Efek Syariah yang diterbitkan perusahaan serta mematuhi peraturan perundang-undangan di sektor Pasar Modal dan peraturan lain yang berlaku. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya agar dapat dipergunakan sebagaimana semestinya. (tanggal,...) (ttd) (nama jelas)

-8- SURAT PERNYATAAN DIREKSI YANG BERTANGGUNG JAWAB ATAS PENYUSUNAN DAFTAR EFEK SYARIAH Nomor : Lampiran : PERNYATAAN DIREKSI Saya yang bertanda tangan di bawah ini: 1. Nama :... 2. Jabatan :... 3. Perusahaan :... 4. Kegiatan usaha :... 5. Alamat :... (nama jalan dan nomor)... (kota dan kode pos) 6. Telepon :... Dengan ini menyatakan bahwa saya akan bertanggung jawab penuh terhadap penyusunan Daftar Efek Syariah yang diterbitkan perusahaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan di sektor Pasar Modal dan peraturan lain yang berlaku. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya agar dapat dipergunakan sebagaimana semestinya. (tanggal,...) (ttd) materai (nama jelas)

-9- SURAT PERNYATAAN DEWAN PENGAWAS SYARIAH Nomor : Lampiran : PERNYATAAN DEWAN PENGAWAS SYARIAH Saya yang bertanda tangan di bawah ini: 1. Nama :... 2. Jabatan :... 3. Perusahaan :... 4. Kegiatan usaha :... 5. Alamat :... : (nama jalan dan nomor)... (kota dan kode pos) 6. Telepon :... Dengan ini menyatakan bahwa saya selaku Dewan Pengawas Syariah pada perusahaan yang disebutkan di atas, menyatakan bahwa Efek Syariah yang dimuat dalam Daftar Efek Syariah yang diterbitkan oleh... (nama Pihak Penerbit Daftar Efek Syariah) pada tanggal... telah sesuai dengan pemenuhan Prinsip Syariah di Pasar Modal. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya agar dapat dipergunakan sebagaimana semestinya. (tanggal,...) (ttd) materai (nama jelas)

-10- SURAT PERUBAHAN DAN/ATAU TAMBAHAN INFORMASI...,.. Nomor : Lampiran : Perihal : Perubahan dan/atau Tambahan Informasi atas Permohonan Persetujuan sebagai Pihak Penerbit Daftar Efek Syariah. Kepada Yth....... di-... Dengan hormat, Setelah diadakan penelaahan atas dokumen yang Saudara sampaikan melalui surat Nomor...tanggal...perihal..., maka Saudara diminta untuk menyampaikan perubahan dan/atau tambahan informasi yang bersangkutan kepada Otoritas Jasa Keuangan sebagai berikut: 1. Perubahan yang perlu dilaksanaan adalah:...... 2. Tambahan informasi yang wajib disampaikan adalah:...... Sebelum hal tersebut di atas dipenuhi, permohonan Saudara untuk memperoleh persetujuan belum dapat dipertimbangkan. Demikian agar Saudara maklum. Direktur Pasar Modal Syariah, (ttd) (nama jelas)

-11- SURAT PENOLAKAN PERMOHONAN...,.. Nomor : Lampiran : Perihal : Penolakan atas Permohonan Persetujuan sebagai Pihak Penerbit Daftar Efek Syariah. Kepada Yth....... di-... Dengan hormat, Setelah diadakan penelaahan atas dokumen yang Saudara sampaikan melalui surat Nomor...tanggal...perihal..., maka dengan ini diputuskan bahwa permohonan Saudara ditolak dengan pertimbangan sebagai berikut: 1.... 2.... 3.... Demikian agar Saudara maklum. Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, (ttd) (nama jelas) Tembusan: Direktur Pasar Modal Syariah.

-12- SURAT KEPUTUSAN PERSETUJUAN SEBAGAI PIHAK PENERBIT DAFTAR EFEK SYARIAH KEPUTUSAN DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR KEP-.../D.04/... TENTANG PERSETUJUAN SEBAGAI PIHAK PENERBIT DAFTAR EFEK SYARIAH KEPADA PT... (NPWP:...) DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN, Menimbang : 1. Surat PT... Nomor:... tanggal... perihal Permohonan Persetujuan sebagai Pihak Penerbit Daftar Efek Syariah; 2. bahwa permohonan persetujuan sebagai Pihak Penerbit Daftar Efek Syariah atas nama PT... telah memenuhi persyaratan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 3608); 2. Undang-undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (Lembaran Negara Tahun 2011 Nomor 111, Tambahan Lembaran Negara Tahun 2011 Nomor 5253); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3617) sebagaimana diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2004 (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 27, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4372); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 1995 tentang Tata Cara Pemeriksaan di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 87, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3618); 5. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 67/P Tahun 2012 tentang Pengangkatan Dalam Keanggotaan Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan 6. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 15/POJK.04/2015 tentang Penerapan Prinsip Syariah di Pasar Modal; 7. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 16/POJK.04/2015 tentang Ahli Syariah Pasar Modal; 8. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 17/POJK.04/2015 tentang Penerbitan Dan Persyaratan Efek Syariah Berupa Saham Oleh Emiten Syariah Atau

-13- Perusahaan Publik Syariah; 9. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 18/POJK.04/2015 tentang Penerbitan Dan Persyaratan Sukuk; 10. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 19/POJK.04/2015 tentang Penerbitan Dan Persyaratan Reksa Dana Syariah; 11. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 20/POJK.04/2015 tentang Penerbitan Dan Persyaratan Efek Beragun Aset Syariah; 12. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 53/POJK.04/2015 tentang Akad Yang Digunakan Dalam Penerbitan Efek Syariah di Pasar Modal; 13. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor...tentang Kriteria Daftar Efek Syariah; 14. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor...tentang Penetapan dan Penerbitan Daftar Efek Syariah. MEMUTUSKAN: Menetapkan : KEPUTUSAN DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PEMBERIAN PERSETUJUAN SEBAGAI PIHAK PENERBIT DAFTAR EFEK SYARIAH KEPADA PT... KESATU : Memberikan Persetujuan sebagai Pihak Penerbit Daftar Efek Syariah kepada PT... dengan alamat kantor pusat... KEDUA : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. KETIGA : Apabila di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam keputusan ini, dapat diadakan perubahan sebagaimana mestinya. SALINAN Keputusan ini disampaikan kepada: 1. Ketua Dewan Komisioner OJK; 2. Deputi Komisioner Pengawas Pasar Modal I: 3. Deputi Komisioner Pengawas Pasar Modal II; 4. Kepala Departemen Pengawasan Pasar Modal IA; 5. Kepala Departemen Pengawasan Pasar Modal IB; 6. Direktur Pasar Modal Syariah; dan 7. PT... Ditetapkan di Jakarta pada tanggal... a.n. DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN KEPALA EKSEKUTIF PENGAWAS PASAR MODAL NURHAIDA

-14- LAPORAN PIHAK PENERBIT DAFTAR EFEK SYARIAH...,.. Nomor : Lampiran : Perihal : Penyampaian Pelaporan Pihak Penerbit Daftar Efek Syariah Kepada Yth. Direktur Pasar Modal Syariah Otoritas Jasa keuangan di Jakarta Dengan hormat, Sehubungan dengan pelaksanaan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor tentang Penetapan dan Penerbitan Daftar Efek Syariah, bersama ini kami sampaikan sebagaimana terlampir: 1. Laporan Daftar Efek Syariah dan/atau perubahan Daftar Efek Syariah; dan 2. Laporan Pernyataan dari Dewan Pengawas Syariah. Demikian laporan ini kami sampaikan dan atas perhatiannya, diucapkan terima kasih. (Nama Perusahaan) (ttd) (nama jelas) Direktur