I. PENDAHULUAN. daya alam maupun sumberdaya manusia sehingga akan meningkatkan. Sejak krisis ekonomi tahun , industri manufaktur Indonesia

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas (Irawan dan Suparmoko 2002: 5). pusat. Pemanfaatan sumber daya sendiri perlu dioptimalkan agar dapat

I. PENDAHULUAN. dapat menikmati hasil pembangunan. Salah satu bukti telah terjadinya

Perkembangan Indikator Makro Usaha Kecil Menengah di Indonesia

I. PENDAHULUAN. Industri nasional memiliki visi pembangunan untuk membawa Indonesia

I. PENDAHULUAN. itu pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan pendapatan perkapita serta. yang kuat bagi bangsa Indonesia untuk maju dan berkembang atas

I. PENDAHULUAN. suatu perekonomian dari suatu periode ke periode berikutnya. Dari satu periode ke

I. PENDAHULUAN. Distribusi Persentase PDRB Kota Bogor Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. rakyat. Pembangunan merupakan pelaksanaan dari cita-cita luhur bangsa. desentralisasi dalam pembangunan daerah dengan memberikan

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I.PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan sebagai perangkat yang saling berkaitan dalam

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Wilayah Indonesia

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI UTARA DARI SISI PDRB SEKTORAL TAHUN 2013

I. PENDAHULUAN. Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional dalam rangka

I. PENDAHULUAN. Kemajuan dan perkembangan ekonomi Kota Bandar Lampung menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, dan (4) keberlanjutan pembangunan dari masyarakat agraris menjadi

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki peranan yang penting bagi pertumbuhan pembangunan

I. PENDAHULUAN. perkembangan suatu perekonomian dari suatu periode ke periode. berikutnya. Dari satu periode ke periode lainnya kemampuan suatu negara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses kenaikan pendapatan

BAB 1 PENDAHULUAN. Regional Bruto (PDRB) didefinisikan sebagai jumlah nilai tambah yang

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan serangkaian kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan dan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi bertujuan untuk mewujudkan ekonomi yang handal. Pembangunan ekonomi diharapkan dapat meningkatkan

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang penting dalam

PERTUMBUHAN EKONOMI GORONTALO TAHUN ,71 PERSEN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebijakan pemerintah dapat diambil secara tepat apabila berdasar pada informasi

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH

PEREKONOMIAN DAERAH KOTA BATAM

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

I.PENDAHULUAN. Pembangunan di negara-negara berkembang lebih ditekankan pada pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya pengamatan empiris menunjukkan bahwa tidak ada satupun

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat penting dalam. secara langsung maupun secara tidak langsung dalam pencapaian tujuan

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya perekonomian nasional yang optimal. Inti dari tujuan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. kota dan desa, antara pulau Jawa dengan luar Pulau Jawa maupun antara dua

I. PENDAHULUAN. jumlah penyerapan tenaga kerja, mendorong pemerataan tenaga kerja serta dapat

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN II TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN III TAHUN 2014

Pendapatan Regional / Product Domestic Regional Bruto

Tabel PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan 2000 di Kecamatan Ngadirejo Tahun (Juta Rupiah)

Pemerintah Kabupaten Bantul. Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Akhir TA 2007 Kabupaten Bantul

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA UTARA TAHUN 2013

PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO

Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 /

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. dalam proses pembangunan, khususnya di negara-negara berkembang. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. membangun seluruh kehidupan masyarakat, bangsa dan negara, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi dan serta iklim perekonomian dunia.

BAB 1 PENDAHULUAN. atau regional khususnya di bidang ekonomi. Angka-angka pendapatan regional dapat

BAB I PENDAHULUAN. suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi nasional menitikberatkan pada pembanguan sektor

I. PENDAHULUAN. keberlanjutan pembangunan dari masyarakat agraris menjadi masayarakat industri.

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN II TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dikatakan baik apabila terjadi peningkatan pada laju pertumbuhan di

I. PENDAHULUAN. Kabupaten Lampung Tengah memiliki luas wilayah sebesar 4.789,82 Km 2 yang

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH TRIWULAN I TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. upaya mencapai tingkat pertumbuhan pendapatan perkapita (income per capital) dibandingkan laju pertumbuhan penduduk (Todaro, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang disertai terjadinya perubahan struktur ekonomi. Menurut Todaro

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan rangkuman dari Indeks Perkembangan dari berbagai sektor ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu proses bagaimana suatu

BAB I PENDAHULUAN. membentuk kerja sama antara pemerintah daerah dengan sektor swasta untuk

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional merupakan cerminan keberhasilan pembangunan. perlu dilaksanakan demi kehidupan manusia yang layak.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar alinea keempat,

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki nilai tambah untuk mendapatkan keuntungan. Industri pengolahan

BPS KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR

I. PENDAHULUAN. dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Dengan kata lain, perkembangannya

BPS PROVINSI JAWA TENGAH

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH

INDIKATOR MAKROEKONOMI KABUPATEN PAKPAK BHARAT

BPS KABUPATEN MALINAU

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional, terlebih dahulu kita harus menganalisa potensi pada

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. seluruh stakeholders untuk memberikan kesejahteraan yang sebesar-besarnya bagi

BAB I PENDAHULUAN. ketertinggalan dibandingkan dengan negara maju dalam pembangunan

BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2007

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI UTARA DARI SISI PDRB Lapangan Usaha TAHUN 2015

PDRB/PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN I 2008

BPS PROVINSI LAMPUNG PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN IV TAHUN 2013

Produk Domestik Regional Bruto

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia ( Sadono Sukirno, 1996:33). Pembangunan ekonomi daerah

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2008

PERTUMBUHAN EKONOMI PAKPAK BHARAT TAHUN 2013

Tabel-Tabel Pokok TABEL-TABEL POKOK. Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 /

I. PENDAHULUAN. dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan

BPS KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN III TAHUN 2009

I. PENDAHULUAN. mengimbangi pertambahan angkatan kerja yang masuk ke pasar kerja. memungkinkan berlangsungnya pertumbuhan ekonomi secara terus-menerus

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA UTARA TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi menjadi prioritas utama bagi negara-negara

Statistik KATA PENGANTAR

BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB.SUBANG TAHUN 2013

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan industri merupakan proses yang sangat baik untuk membawa suatu bangsa menuju kemakmuran. Perkembangan industri dapat memperluas lapangan kerja, menambah devisa negara, dan memanfaatkan potensi sumber daya alam maupun sumberdaya manusia sehingga akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu negara. Sejak krisis ekonomi tahun 1997-1998, industri manufaktur Indonesia mengalami penurunan pertumbuhan sangat drastis. Banyak perusahaan yang tidak mampu meneruskan usaha karena tingkat bunga yang tinggi. Namun industri kecil dan menengah tetap mampu bertahan ditengah krisis tahun 1997-1998. Pada tabel 1 menjelaskan perkembangan jumlah unit usaha mikro, kecil, dan menengah di Indonesia mengalami peningkatan meskipun terjadi krisis. Hal ini dibuktikan bahwa UMKM tetap mampu memberikan kontribusi yang cukup tinggi kepada perkembangan industri meskipun terjadi krisis yang melanda Indonesia.

2 Tabel 1 Perkembangan Jumlah Unit Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Di Indonesia Tahun 1996, 1998, 1999, dan 2000 (unit) Lapangan Usaha 1996 1998 1999 2000 Pertambanga dan penggalian; 357.426 237.037 214.334 248.842 listrik, gas, dan penyediaan air Industri Pengolahan 2.859.304 2.179.064 2.514.816 2.598.704 Perdagangan, Restoran, dan 9.772.431 8.547.130 8.666.569 8.650.713 Penyedia akomodasi Transportasi, pergudangan, dan 1.833.648 1.595.110 1.695.933 1.855.149 Komunikasi Perantara keuangan, real estate 1.957.822 1.415.914 1.428.389 1.627.030, persewaan, dan jasa lainnya Semua sektor kecuali sektor 16.680.631 13.975.255 14.520.041 14.980.438 Pertanian Sumber: BPS Indonesia 2000 Dari tabel diatas dapat diketahui industri pengolahan mengalami penurunan yang cukup besar pada tahun 1996 sampai 1998 yaitu dari 2.859.304 pada tahun 1996 menjadi 2.179.064, namun industri pengolahan mampu meningkat secara perlahan dari tahun 1998 sampai 2000 yaitu 2.514.816 pada tahun 1999 dan 2.598.704 pada tahun 2000. Hal ini membuktikan bahwa meskipun terjadi krisis industri pengolahan pada UMKM tetap memberikan kontribusi yang cukup tinggi. Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak kekayaan alam yang sangat potensial untuk dikembangkan. Indonesia terbagi menjadi banyak provinsi yang memiliki sumber daya dan keragaman yang berbeda-beda. Salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki kekayaan alam yang potensial dan

3 berpotensi sebagai sentra indusri adalah Provinsi Lampung. Dilihat dari letak Provinsi Lampung yang strategis yaitu sebagai jalur perdagangan antar pulau Sumatra dan Jawa sehingga Lampung berpotensi untuk mengembangkan perindustriannya baik industri besar, menengah maupun kecil. Apalagi ditunjang dengan sarana dan prasarana yang memadai. Kemajuan perindustrian di Provinsi Lampung akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi Provinsi Lampung yang juga ikut mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia. 70.000 60.000 50.000 40.000 30.000 20.000 jumlah industri besar jumlah industri menengah/kecil jumlah industri 10.000 0 2007 2008 2009 2010 2011 Sumber: Diskoprindag Provinsi Lampung 2012 Gambar 1 Perkembangan Industri Provinsi Lampung (unit) Berdasarkan gambar 1.1 perkembangan industri di Provinsi Lampung terus mengalami peningkatan dari tahun 2007 sampai 2011. yaitu pada tahun 2007 sebesar 57.548 dan pada tahun 2008 sebesar 57.587 dan seterusnya pada 2009 sampai 2011 sebesar 61.940, 62.223 dan 62.419. Industri meubel Jati Ukir masuk kedalam industri kecil menengah, dari gambar 1.1 jumlah industri kecil lebih banyak dibandingkan industri besar. Industri kecil menengah

4 menunjukkan perkembangan yang terus meningkat dari tahun ke tahunnnya. Peningkatan terbesar pada industri tersebut terjadi pada tahun 2010 ke 2011 yaitu sebesar 196 industri. Jumlah industri yang terus meningkat memungkinkan terjadi persaingan yang semakin tinggi sehingga akan berpengaruh terhadap masing-masing industri untuk meningkatkan keuntungannya. Diantara 14 Kabupaten dan Kota di Provinsi Lampung, Kota Bandar Lampung sebagai ibukota mempunyai potensi yang cukup besar untuk meningkatkan dan mengembangkan sumber daya yang tersedia secara efektif dan efisien untuk meningkatkan perekonomian dan perdagangan. Perkembangan perekonomian yang terjadi di Kota Bandar Lampung akan berpengaruh dalam meningkatkan pendapatan Provinsi Lampung. Dalam meningkatkan pembangunan perekonomian daerah, Kota Bandar Lampung harus menciptakan pembangunan yang diharapkan mampu memaksimalkan pemanfaatan sumber daya yang dimiliki sehingga mampu meningkatkan perekonomian serta memperluas penyerapan tenaga kerja. Pada tabel 1.2 diketahui perkembangan distribusi PDRB per subsektor mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Industri meubel jati ukir termasuk ke dalam subsektor industri pengolahan. Pertumbuhan ekonomi secara riil tercermin melalui laju pertumbuhan distribusi PDRB atas dasar harga konstan 2000.

5 Tabel 2 Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandar Lampung menurut lapangan usaha tahun 2007-2011(%) No Lapangan usaha 2007 2008 2009 2010 2011 1 Pertanian 5,89 6,48 6,37 6,1 5,78 2 Pertambangan dan penggalian 0,9 0,95 0,87 0,85 0,82 3 Industri pengolahan 17,44 19,73 22,48 22,45 22,24 4 Lisrik, gas, dan air bersih 1.58 1,4 1,28 1,3 1,3 5 Bangunan 6,64 5,5 5,29 5,23 5,32 6 Perdagangan, hotel dan restoran 17 15,6 13,96 13,66 13,34 7 Pengangkutan dan komunikasi 19,82 20,2 20,53 20,6 20,7 8 Keuangan, pesewaan dan jasa persh 14,19 14 14,8 15,92 17,22 9 Jasa-jasa 16,53 16,14 14,42 13,88 13,28 Jumlah 100 100 100 100 100 Sumber : Badan Pusat Stastistik 2012 Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) sektor industri pengolahan mengalami peningkatan. Pada tahun 2007 kontribusi sektor industri pengolahan pada PDRB meningkat dari 17,44% menjadi 19,73% pada 2008 dan 22,48% pada tahun 2009. Namun pada tahun 2010 dan 2011kontribusi sektor industri pengolahan menurun menjadi 22,45% pada tahun 2010 dan 22,24% pada tahun 2011.

6 Tabel 3 Pertumbuhan Ekonomi Sektoral Kota Bandar Lampung Menurut Lapangan Usaha tahun 2007-2011 (%) No. Lapangan Usaha 2007 2008 2009 2010 2011 1 Pertanian 2,95 3,95 2,06 1,92 1,96 2 Pertambangan dan Penggalian -1,57 5,58 1,5 3,19 3,23 3 Industri pengolahan 10,47 4,91 7,54 5,22 5,44 4 Listrik, Gas dan Air Bersih 7,36 2,98 1,46 2,57 2,72 5 Bangunan 5,69 6,21 1,37 4,63 3,46 6 Perdagangan, hotel dan restouran 2,85 3,75 1,78 3,95 4,06 7 Pengangkutan dan komunikasi 3,4 4,82 6,99 6,67 6,89 8 Keuangan, persewaan, dan jasa persh 18,34 16,23 11,99 12,64 12,93 9 Jasa-jasa 1,27 5,7 4,27 3,54 3,62 PDRB 6,83 6,93 6,01 6,33 6,53 Sumber: BPS Provinsi Lampung 2012 Pertumbuhan ekonomi sektoral kota Bandar Lampung selama kurun waktu 2007-2011 menunjukkan peningkatan. Hampir seluruh sektor mengalami peningkatan pertumbuhan di tahun 2011 dibandingkan 2010. Namun ada beberapa sektor yang melambat pertumbuhannya. Adapun sektor yang mengalami peningkatan cukup tinggi yaitu sektor perdagangan, hotel dan restouran, sektor pengangkutan dan komunikasi, serta diikuti sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, yang masing-masing 4,06%, 6,89% dan 12,93%. Namun sektor industri pengolahan mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi pada tahun 2007-2008, dan mengalami penurunan tahun 2008-2009, mulai meningkat lagi pada tahun 2009, namun terjadi penurunan pada tahun 2010 dan meningkat kembali pada tahun 2011, yaitu sebesar 5,22% menjadi 5,44%.

7 10000 9000 8000 7000 6000 5000 4000 3000 2000 1000 0 2008 2009 2010 2011 2012 industri besar/sedang industri kecil industri rumah tangga jumlah industri Sumber: Diskoperindag Kota Bandar Lampung 2012 Gambar 2 Perkembangan industri Kota Bandar Lampung tahun 2008-2012 (unit) Pada gambar 1.2 perkembangan industri mengalami peningkatan dari tahun 2007-2012. Pada tahun 2008 jumlah industri sebesar 7.902, dan meningkat pada tahun 2009 yaitu menjadi 8.107, pada tahun 2010 sebesar 8.456, pada tahun 2011 sebesar 8.984 dan pada tahun 2011 dan 9.332. Sektor industri ikut mengisi pertumbuhan dan perkembangan perekonomian di Kota Bandar Lampung, khususnya industri pengolahan meubel jati ukir. industri pengolahan kayu jati menjadi alat-alat perlengkapan rumah tangga yang siap dipasarkan ini memiliki peluang yang cukup besar dalam perekonomian. Kebutuhan masyarakat akan produk meubel sekarang tidak hanya untuk mencukupi kebutuhan akan perlengkapan rumah tangga tetapi lebih berfungsi sebagai nilai artistik dan interior dari Suatu perlengkapan rumah, sehingga produk meubel yang terbuat dari kayu jati menjadi salah satu produk yang

8 dipilih masyarakat untuk memperindah peralatan rumah tangganya, karena selain memiliki nilai artistik dan interior yang bagus produk meubel jati ukir juga memiliki kualitas yang baik dengan ukiran-ukiran yang indah. Pengusaha meubel jati ukir di Kota Bandar Lampung berupaya melakukan strategi-strategi yang dapat mengembangkan usahanya, seperti diferensiasi produk, strategi harga dan strategi promosi, hal ini dilakukan untuk memenuhi selera konsumen dan permintaan pasar. Pengusaha meubel jati ukir di Kota Bandar Lampung juga mempunyai perkumpulan antar pengusaha meubel jati ukir dalam rangka menjalin kerjasama antar pengusaha meubel. Salah satu perkumpulan pengusaha meubel jati ukir yang berada di Kota Bandar Lampung adalah Paguyuban Pengrajin Kayu Kota Bandar Lampung (P2KBL). Perkembangan jumlah anggota pengusaha meubel jati ukir terus mengalami peningkatan, berdasarkan data terakhir yang diperoleh dari ketua P2KBL diketahui jumlah anggota Paguyuban Pengrajin Kayu Kota Bandar Lampung (P2KBL) pada tahun 2008 sebanyak 20 jiwa dan terus meningkah menjadi 30 jiwa pada tahun 2008, 50 jiwa tahun 2010, 60 jiwa tahun 2011 dan sampai juni 2012 jumlah anggota Paguyuban Pengrajin Kayu Kota Bandar Lampung (P2KBL) sebanyak 66 jiwa. Semakin meningkatnya industri meubel jati ukir di kota Bandar Lampung akan menciptakan persaingan antar perusahaan dalam menembus pangsa pasar sehingga akan mempengaruhi kinerja perusahaan. Begitu pula pada industri meubel jati ukir akan terus meningkatkan strategi-strateginya agar mampu

9 bersaing dengan industri-industri meubel yang lainnya dan meningkatkan kinerja mereka. Terdapat tiga aspek yang menjadi kajian dalam ekonomi industri, yaitu struktur pasar (market structure), perilaku perusahaan (conduct) dalam industri dan kinerja (performance). Struktur pasar dapat ditandai dari tiga ciri yaitu jumlah perusahaan, tipe produk, dan kondisi entry. Bain dalam Nurimansjah Hasibuan (1994) menyatakan bahwa struktur pasar adalah karakteristik pasar yang mempengaruhi sifat kompetisi dan harga di pasar. Struktur pasar juga mempengaruhi perilaku dari perusahaan. Struktur dan perilaku akhirnya akan mempengaruhi kinerja pasar. Hal utama dari struktur, perilaku dan kinerja adalah determinan-determinan yang membentuk struktur itu sendiri, yaitu skala ekonomi dan disekonomi. Pada penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Candra Natalia,Panji Deoranto dan Mas ud Efendi yang berjudul Struktur, Perilaku dan Kinerja Pasar Sentra Industri Bakpia Yogyakarta. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa struktur pasar pada Sentra Industri Bakpia Yogyakarta dilihat berdasarkan konsentrasi dan pangsa pasarnya menunjukkan oligopoli, sedangkan pada analisis perilaku yang dilakukan dengan penentuan harga dan sistem kelembagaan pasar, dan kinerja pasar diteliti dengan menggunakan analisis PCM (price-cost-margin). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu penelitian tingkat persaingan yang dilihat dari struktur pasar, peneliti menggunakan konsentrasi pasar dan pangsa pasar, namun dalam pengukuran konsentrasi pasar peneliti menambahkan indeks herfindal sedangkan kinerja usaha pada penelitian ini

10 dilihat berdasarkan indeks profitabilitas, dan peneliti sehingga dapat dihubungkan apakah tingkat persaingan berpengaruh terhadap kinerja. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diharapkan industri meubel jati ukir di Kota Bandar Lampung mampu mengatasi tingkat persaingan yang ada sehingga kinerja perusahaan akan terus meningkat, oleh sebab itu penelitian ini mengambil judul Tingkat Persaingan Usaha dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja Perusahaan pada Industri Meubel Jati Ukir di Kota Bandar Lampung. B. Perumusan Masalah Industri meubel jati ukir merupakan industri menengah. Bertambahnya peusahaan pada industri meubel jati ukir pada dasarnya ikut mempengaruhi dasar dan mekanisme pasar yang akan tercipta. Semakin bertambahnya jumlah perusahaan pada industri meubel jati ukir ikut mempengaruhi bentuk dan mekenisme pasar yang akan tercipta. Begitu pula dengan perusahaan meubel jati ukir yang telah dikelompokkan. Salah satu yang menjadi ukuran baik buruknya kinerja suatu industri adalah dilihat dari profitabilitas yang dihasilkan oleh industri tersebut. Industri ini juga menghadapi persaingan dengan banyaknya perusahaan yang masuk di dalam pasar. Kondisi ini dimungkinkan berdampak langsung terhadap produktivitas dan profitabilitas perusahaan sehingga akan mempengaruhi kinerja industri.

11 Berdasarkan uraian tersebut, permasalahan dalam tulisan ini adalah: 1. Bagaimana tingkat persaingan pada industri meubel jati ukir di Bandar Lampung yang dilihat dari pangsa pasar perusahaan dan konsentrasi pasar. 2. Bagaimana tingkat kinerja perusahaan industri meubel jati ukir di Bandar Lampung yang dilihat dari indek profitabilitas. 3. Mengetahui apakah tingkat persaingan usaha yang dilihat dari pangsa pasar perusahaan berpengaruh terhadap kinerja perusahaan pada industri meubel jati ukir di Bandar Lampung. C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk : 1. Mengetahui tingkat persaingan pada industri meubel jati ukir di Bandar Lampung yang dilihat dari pangsa pasar dan konsentrasi pasar. 2. Mengetahui kinerja pada industri meubel jati ukir di Bandar Lampung dengan menggunakan indeks profitabilitas. 3. Mengetahui apakah tingkat persaingan usaha berpengaruh terhadap kinerja perusahaan pada industri meubel jati ukir di Bandar Lampung. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi banyak pihak. Bagi peneliti penelitian ini sebagai langkah awal dalam penerapan ilmu pengetahuan dan sebagai pengalaman yang dapat dijadikan referensi, mengingat keterbatasan dalam penelitian ini maka dapat digunakan sebagai

12 bahan penelitian lebih lanjut di masa yang akan datang. bagi pihak lainnya hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi tambahan dan sumbangan pemikiran yang bermanfaat bagi pihak. E. Kerangka Pemikiran Dalam lingkup kecil industri dapat dikatakan sebagai kumpulan perusahaan yang menghasilkan barang homogen. Sedangkan dalam lingkup secara luas industri dapat dikatakan sebagai kumpulan perusahaan yang menghasilkan jenis barang subtitusi dekat. Tingkat persaingan yang terjadi pada perusahaan akan mempengaruhi kinerjanya. Tingkat persaingan dilihat berdasarkan struktur pasar yang terjadi dengan melihat konsentrasi pasar dan pangsa pasar, sedangkan kinerja dilihat dari indeks profitabilitas sehingga dengan mengkorelasikan antara pangsa pasar perusahaan dan indeks profitabilitas dapat diketahui bagaimana hubungan antara tingkat persaingan dan kinerja usaha. Adapun kerangka pemikiran penelitian disajikan pada Gambar 1.3.

13 Industri Manafaktur Industri Pengolahan Kayu Industri Meubel Jati Ukir kota Bandar Lampung Tingkat Persaingan 1. Pangsa Pasar Perusahaan 2. Konsentrasi Pasar -Indeks konsentrasi -Indeks Herfindal Kinerja Usaha 1. Indeks Profitabilitas Pengaruh Tingkat Persaingan Terhadap Kinerja Usaha Gambar 3 Kerangka Pemikiran F. Hipotesis Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah dan kerangka pemikiran maka hipotensis yang dapat dirumuskan yaitu: 1. Diduga tingkat kosentrasi pasar menunjukkan tingkat persaingan yang terjadi pada industri meubel jati ukir di kota Bandar Lampung adalah monopolistik.

14 2. Diduga kinerja pada industri meubel jati ukir memiliki profitabilitas yang baik sehingga kinerjanya juga baik. 3. Tingkat persaingan yang dilihat berdasarkan pangsa pasar perusahaan mempunyai hubungan yang sangat erat dan positif terhadap kinerja yang dilihat dari indeks profitabilitas. G. Sistematika Penulisan Penelitian ini akan disajikan dalam lima bab. I. Pendahuluan Berisi pendahuluan yang memberikan gambaran mengenai latar belakang, perumusan masalah, tujuan, kegunaan penelitian dan hipotesis. II. Tinjauan Pustaka Merupakan bab yang berisi yang berisi tinjauan teoritik dan tinjauan empirik. III. Metode Penelitian Berisi metode penelitian yang menguraikan tentang jenis penelitiandan sumber data, daerah penelitian, alat analisis, dan gambaran umum objek penelitian. IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan Merupakan bab yang berisi analisis dan pembahasan hasil penelitian

15 V. Simpulan dan Saran Bab ini berisi kesimpulan dari hasil pembahasan dan saran yang dapat penulis sampaikan dalam penulisan skripsi ini.