PENERAPAN PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN GENERIK SAINS SISWA SMP

dokumen-dokumen yang mirip
DAFTAR PUSTAKA. pada Siswa SMP Kelass VIII. Tesis pada Universitas Negeri Semarang. [Online]. [9 Januari 2012].

I. PENDAHULUAN. Pada hakikatnya, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dibangun atas dasar produk

PENGARUH LATIHAN MEMBANGUN KONSEP TERHADAP KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH TOPIK KALOR PADA SISWA SMAN 1 SUKODADI KABUPATEN LAMONGAN

PENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF PADA PEMBELAJARAN MEDAN MAGNET UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN GENERIK SAINS MAHASISWA

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol.4, No.3. pp , September 2015

GENERIC SKILLS TRAINING IN SCIENCE WITH CONTEXTUAL LEARNING IN LIGHT AT GRADE VIII.2 MTs N ANDALAN PEKANBARU

KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA KEMALA BHAYANGKARI 1 SURABAYA PADA MATERI LAJU REAKSI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI

PENGARUH METODE PENEMUAN TERBIMBING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA. Bahrudin 1, Rini Asnawati 2, Pentatito Gunowibowo 2

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY PADA KONSEP EKOSISTEM DI KELAS VII SMP NEGERI 15 KOTA TASIKMALAYA JURNAL

MELATIHKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS MELALUI IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI LAJU REAKSI KELAS XI SMA NEGERI 1 GRESIK

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran fisika saat ini adalah kurangnya keterlibatan mereka secara aktif

EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN SOCRATES KONTEKSTUAL UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA

ISSN : X Jurnal Riset dan Praktik Pendidikan Kimia Vol. 1 No. 1 Mei 2013

UNESA Journal of Chemistry Education ISSN: Vol. 6, No. 1, pp January 2017

PROFIL KONSISTENSI REPRESENTASI DAN KONSISTENSI ILMIAH SISWA SMP PADA KONSEP GERAK

Rahmat Hidayat. Guru SMP Negeri Kota Bandung

KETERAMPILAN KERJA ILMIAH PADA MATERI INDIKATOR ASAM BASA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

Model Pembelajaran Creative Problem Solving Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Generik Sains Siswa SMP

Anisa Nur Utami*) Purwati Kuswarini*)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SISWA PADA MATERI LAJU REAKSI

Kata kunci : Multi representasi, kemampuan kognitif, kemampuan pemecahan masalah

Metode Pembelajaran Eksperimen Berbasis Inkuiri Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Keterampilan Generik Sains Siswa SMA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI POKOK LARUTAN PENYANGGA UNTUK MELATIHKAN KETERAMPILAN METAKOGNITIF SISWA KELAS XI SMA

Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Yang Berorientasi Pada Kurikulum 2013 Dengan Materi Fluida Statis Di Kelas X SMA Negeri 1 Krian Sidoarjo

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN LABORATORIUM TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA PESERTA DIDIK SMPN 3 PALAKKA KABUPATEN BONE

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS DAN BELIEF SISWA

KETERAMPILAN GENERIK SAINS SISWA SMA PADA PRAKTIKUM SIFAT KOLIGATIF LARUTAN ARTIKEL PENELITIAN OLEH: SELLY MARSELA LUDOVIKA SAYAK NIM F

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 4, No.2, pp , May 2015

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MELATIHKAN KETERAMPILAN PROSES SISWA PADA MATERI LAJU REAKSI KELAS XI IPA MAN SUMENEP

Ikeu Dwi Astuti*) Purwati Kuswarini Suprapto*)

Munawaroh,dkk. Kata kunci:.keterampilan generik sains, model pembelajaraninkuiri terbimbing

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 4, No. 2, pp , May 2015

(The Influence of Based Inquiry Learning Model Type of Guided Inquiry to The Students Learning Achievement on Ecosystem) ABSTRACT

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA PEMBELAJARAN FISIKA MATERI KALOR TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS X SMA

Program Studi Pendidikan IPA Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 06 No. 03, September 2017, ISSN:

Model Pembelajaran Problem Based Learning untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Kalor Siswa SMA

Efektivitas Model Pembelajaran POGIL Menggunakan Brainstorming untuk Meningkatkan Kemampuan Inferensi Logika Siswa

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKDP) BERBASIS GUIDED INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN PRACTICAL SKILLS DAN PEMAHAMAN KONSEP IPA PESERTA DIDIK SMP

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM QUIZ PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 8 KOTA TASIKMALAYA JURNAL

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SCIENCE ENVIRONMENT TECHNOLOGY AND SOCIETY (SETS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN SIKAP ILMIAH

PENERAPAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

Unnes Physics Education Journal

PENGARUH MODEL GUIDED INQUIRY DISERTAI FISHBONE DIAGRAM TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI

PEMBELAJARAN INKUIRI BERBANTUAN MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN KERJA ILMIAH MAHASISWA NON EKSAKTA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DITINJAU DARI KEMAMPUAN AKADEMIK SISWA SMA NEGERI 5 SURAKARTA

Nurun Fatonah, Muslimin dan Haeruddin Abstrak Kata Kunci:

Taufiq and Ketang Wiyono. Departement of Phyiscs Education, Sriwijaya University

UNESA Journal of Chemistry Education ISSN: Vol. 6 No. 1, pp January 2017

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 3, No. 2, pp , May 2014

Asmaul Husna. Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UNRIKA Batam Korespondensi: ABSTRAK

Ema Susanti Purwati Kuswarini Suprapto

Akbar et al., Peningkatan Minat dan Hasil Belajar...

Cici Wijayanti*) Purwati Kuswarini Suprapto*) Faculty of Educational Science and Teacher s Training Siliwangi University ABSTRACT

Unnes Physics Education Journal

DAFTAR ISI Halaman PERNYATAAN... i ABSTRAK... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR LAMPIRAN...

PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN AJAR BROSUR TERHADAP AKTIVITAS DAN PENGUASAAN MATERI OLEH SISWA. (Artikel) Oleh: Ely Fitri Astuti

Unesa Journal of Chemistry Education Vol. 2, No. 2, pp May 2013 ISSN:

PENERAPAN PENDEKATAN DEMONSTRASI INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN DASAR PROSES SAINS SISWA

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write Pada Konsep Ekosistem di Kelas VII SMP Negeri 3 Cibalong Kabupaten Tasikmalaya JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. mengajar merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam

BIOLOGY EDUCATION FACULTY OF TEACHER TRAINING AND EDUCATION UNIVERSITY OF RIAU

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Index Card Match

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang terus-menerus, bahkan dewasa

USING PROBLEM BASED LEARNING MODEL TO INCREASE CRITICAL THINKING SKILL AT HEAT CONCEPT

Anggarini Puspitasari* ) Purwati Kuswarini* )

Citra Yunita dan Khairul Amdani Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan, terakhir kurikulum berbasis kompetensi (KBK) pada tahun 2004

PENGARUH IMPLEMENTASI BUKU AJAR BERBASIS PROYEK PADA MATA KULIAH KONSEP DASAR IPA II TERHADAP KEMAMPUAN GENERIK SAINS MAHASISWA JURUSAN PGSD

Yosi Febrianti*) Purwati Kuswarini Suprapto*)

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

PENINGKATAN KECAKAPAN AKADEMIK SISWA SMA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

PENERAPAN TEORI BRUNER BERBANTUAN KARTU SAPURA PADA PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT DI SMP

STUDENT ACADEMIC SKILLS THROUGH PROJECT BASED LEARNING IN CLASS XI SENIOR HIGH SCHOOL BABUSSALAM

PENERAPAN METODE MIND MAPPING PADA KONSEP SALING KETERGANTUNGAN DALAM EKOSISTEM DI KELAS VII SMP NEGERI 16 TASIKMALAYA JURNAL

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol.3, No.03. pp. 8-12, September 2014

(The Influence of Cooperative Learning Model Teams Games Tournament Type to The Student Learning Result on Human Excretion System)

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG PROSES PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

PENGARUH INKUIRI TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR RANAH KOGNITIF DAN KETERAMPILAN GENERIK SAINS

EFEK MODEL PEMBELAJARAN ATI (APTITUDE TREATMENT INTERACTION) TERHADAP AKTIVITAS DAN GENERIK SAINS FISIKA SISWA

PENERAPAN EKSPERIMEN GUIDE-INQUIRY PADA PERCOBAAN OSILASI PEGAS UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS MAHASISWA

BAB I PENDAHULUAN. Fisika dan sains secara umum terbentuk dari proses penyelidikan secara sistematis

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS

Keywords: inquiry learning, science process skills, learning outcomes, the light

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan aspek penting dalam kehidupan

Meningkatkan Kemampuan Penalaran Matematis melalui Pembelajaran berbasis Masalah

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMP KELAS VII

DESKRIPSI KESALAHAN MAHASISWA CALON GURU DALAM MENYELESAIKAN SOAL-SOAL PEMBIASAN CAHAYA PADA LENSA TIPIS

Millathina Puji Utami et al., Model Pembelajaran Children Learning in Science (CLIS)...

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN REALISTIK

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu dan teknologi dewasa ini berkembang sangat cepat,

Penerapan Perangkat Pembelajaran Materi Kalor melalui Pendekatan Saintifik dengan Model Pembelajaran Guided Discovery Kelas X SMA

PENERAPAN MODEL CIRC (COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION) TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIII SMPN 29 PADANG

PENERAPAN MODEL PBL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

Yuniar Fikriani Amalia, Zainuddin, dan Misbah Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin

JIPFRI: Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika dan Riset Ilmiah

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing disertai diskusi dalam Pembelajaran Fisika Kelas VII di SMP

Wardah Fajar Hani, 2) Indrawati, 2) Subiki 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika. Dosen Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP MELALUI PEMBELAJARAN INKUIRI MODEL ALBERTA

Transkripsi:

PENERAPAN PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN GENERIK SAINS SISWA SMP Fitha Yuniarita Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Muhammadiyah Bangka Belitung ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran tentang peningkatan keterampilan generik sains siswa sebagai akibat dari penerapan pembelajaran inkuiri terbimbing. Metode yang digunakan adalah pra eksperimen dengan "satu kelompok desain pretest - posttest" yang diberikan kepada 32 siswa dari kelas 8 dari siswa SMP di Sungailiat Bangka Belitung. Instrumen penelitian yang digunakan adalah model implementasi lembar observasi, hasil tes keterampilan generik sains dalam bentuk tipe pilihan ganda tes tertulis terkait dengan konsep pembiasan cahaya, dan respon angket guru dan siswa tentang pelaksanaan pembelajaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran inkuiri terbimbing dapat meningkatkan keterampilan generik sains. Rata-rata gain yang dinormalisasi adalah 0,33 (kategori menengah). Rata-rata tertinggi dari normalisasi gain kelas eksperimen <g> dalam pengamatan langsung dari indikator di 0,38, dan indikator yang konsisten kerangka logis dari 0,34. Sementara indikator simbolik bahasa di 0,31, dan kesadaran indikator skala 0,28, dan pemodelan matematika indikatornya adalah 0,25. Hasil analisis data kuesioner menunjukkan bahwa hampir semua siswa memberikan umpan balik untuk menyetujui penerapan pembelajaran inkuiri terbimbing. Kata kunci: keterampilan generik sains, pembelajaran inkuiri terbimbing, refraksi cahaya ABSTRACT The purpose of this study was to obtain an overview of generic science skills s enhancement students as a result of the application of guided inquiry learning. The method used was pre experiment with one group pretest-posttest design that was administered to 32 students from 8 th grade of junior high school student in Sungailiat Bangka Belitung. The research instrument used were implementation model observation sheet, the test result of generic science skills in the form of multiple choice type written test related to the concept of light refraction, and questionnaire respons of teachers and students about implementation of learning. The results showed that guided inquiry learning can enhance the generic science skills. The average of normalized gain is 0.33 (intermediate category). The highest average of normalized gain experiment class <g> in direct observation of the indicator at 0.38, and the logical framework consistent indicator of 0.34. While the symbolic language indicator at 0.31, and the awareness of the indicators of the scale of 0.28, and the mathematical modeling of the indicator is 0.25. The results of the questionnaire data analysis showed that almost all students provide feedback to agree to the application of guided inquiry learning. Keywords: generic science skills, guided inquiry learning, refraction of light PENDAHULUAN Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus melaju dengan cepat mau tidak mau membuat pembelajaran sains juga mengalami pergeseran menyusul bertambahnya tuntutan dan tantangan yang hampir tidak terelakkan. Menghadapi perkembangan dunia yang semakin maju tersebut masyarakat harus tanggap IPA, karena dewasa ini banyak sekali lapangan pekerjaan yang membutuhkan berbagai keterampilan tingkat tinggi, menuntut kemampuan untuk selalu dapat belajar dalam setiap perubahan, bernalar, berfikir kreatif, membuat keputusan, dan kemampuan untuk memecahkan masalah (Klausner, 1996). Oleh karena itu peningkatan mutu pemahaman IPA (fisika) di semua jenjang pendidikan harus selalu diupayakan. Gallagher (Liliasari, 2007) mengemukakan bahwa tantangan ini dapat dihadapi melalui paradigma baru belajar sains, yaitu memberikan sejumlah pengalaman kepada siswa untuk mengerti dan membimbing 111

112 Jurnal Pengajaran MIPA, Volume 19, Nomor 1, April 2014, hlm. 111-116 mereka untuk menggunakan pengetahuan sains tersebut. Pendidikan Fisika bagi siswa diharapkan dapat mengembangkan pemahaman, keterampilan, kemampuan, dan sikap ilmiah (Sharma dalam Marzuki, 2010). Oleh karena itu, melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran merupakan tuntutan dasar dalam pembelajaran fisika. Siswa diberi kesempatan untuk berlatih menganalisis masalah yang dihadapi, mencari informasi yang diperlukan, bertanya jika ada informasi yang dianggap janggal, dan akhirnya dapat menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi. Namun, berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti pada salah satu SMP Negeri di Sungailiat Provinsi Bangka Belitung tanggal 8 Agustus 2011, kenyataan di lapangan menunjukkan pembelajaran fisika yang digunakan guru masih didominasi oleh ceramah dengan alasan keterbatasan waktu karena padatnya materi pada kurikulum. Pada proses pembelajaran fisika, guru jarang memberi materi fisika melalui pengalaman langsung lewat percobaan di laboratorium. Umumnya guru langsung masuk ke materi pelajaran sehingga kurang memperhatikan pengetahuan awal yang dimiliki siswa. Pembelajaran fisika di sekolah tersebut juga belum ada yang sengaja ditujukan untuk mengembangkan kemampuan keterampilan generik sains sebagai tujuan pembelajaran. Kondisi-kondisi di atas tentunya ikut andil menjadikan hasil belajar fisika tergolong rendah. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai rata-rata prestasi belajar fisika yang diperoleh oleh siswa di sekolah tersebut pada semester II tahun ajaran 2010/2011 hanya mencapai 58,04. Salah satu cara yang dipandang dapat mengatasi permasalahan di atas adalah melalui pembelajaran fisika berbasis inkuiri ilmiah yang sesuai dengan tujuan mata pelajaran IPA di SMP dalam Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah yaitu melakukan inkuiri ilmiah untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bersikap dan bertindak ilmiah serta berkomunikasi (BSNP, 2006). Syam (2007) mengemukakan bahwa tujuan utama pembelajaran inkuiri adalah untuk memberikan cara bagi siswa untuk membangun kecakapan-kecakapan intelektual (kecakapan berfikir) terkait dengan proses-proses berfikir reflektif. Kemampuan berfikir dan bertindak berdasarkan pengetahuan sains yang dimilikinya melalui kerangka berfikir sains disebut kemampuan generik sains (Liliasari, 2005). Pembelajaran yang melatih keterampilan generik sains siswa akan menghasilkan siswa yang mampu memahami konsep, menyelesaikan masalah, dan kegiatan ilmiah yang lain serta mampu belajar sendiri dengan efektif dan efisien (Darliana, 2006). Hal itu berarti bahwa pembelajaran berbasis inkuiri dapat meningkatkan kemampuan pada aspek-aspek keterampilan generik sains siswa. Pembelajaran inkuiri yang dapat diberikan pada siswa SMP adalah inkuiri terbimbing (guided inquiry), di mana pada tahapan pembelajaran guru masih banyak memberikan proses bimbingan. Bimbingan yang diberikan dapat berupa pertanyaan-pertanyaan atau melalui lembar kerja siswa yang terstruktur sehingga siswa dapat memahami konsep. Penelitian sebelumnya tentang pembelajaran inkuiri terbimbing antara lain dilakukan oleh Megadomani (2011) menunjukkan bahwa model pembelajaran yang dikembangkan dapat meningkatkan penguasaan konsep dan keterampilan generik sains siswa SMA secara signifikan. Berdasarkan uraian di atas, peneliti merasa tertarik mengadakan penelitian tentang pembelajaran fisika yang mengacu pada inkuiri terbimbing (guided inquiry) untuk meningkatkan kemampuan fisika siswa berupa Keterampilan Generik Sains (KGS). METODE Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Pre Eksperimental dengan desain One-Group Pretest-Posttest Design (Sugiyono, 2012). Terhadap kelas eksperimen dilakukan pretest dan posttest untuk melihat peningkatan keterampilan generik sains sebelum dan setelah dilakukan pembelajaran. Metode deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan tentang tanggapan siswa terhadap pembelajaran. Sampel penelitian dipilih satu kelas sebagai kelas eksperimen yaitu kelas VIII.4

Henny Johan, Pembelajaran Model Search, Solve, Create and Share (SSCS)Problem Solving untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Mahasiswa pada Materi Listrik Dinamis 113 dengan jumlah siswa sebanyak 32 orang. Kelas eksperimen mendapatkan pembelajaran inkuiri terbimbing Data dikumpulkan melalui tes keterampilan generik sains dalam bentuk pilihan ganda. Data tanggapan siswa diperoleh melalui sebaran angket, sedangkan untuk memantau keterlaksaanaan pembelajaran digunakan lembar observasi. HASIL DAN PEMBAHASAN Perbandingan persentase skor rata-rata pretest, posttest dan gain yang dinormalisasi (N-Gain) keterampilan generik sains pembiasan cahaya dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1. Diagram Batang Persentase skor Rata-rata Pretest, Posttest dan N-Gain Keterampilan Generik Sains Berdasarkan Gambar 1 terlihat persentase rata-rata skor pretest keterampilan generik sains siswa dapat dikatakan kurang, hal ini dapat dilihat dari rata-rata skor pretest yang hanya mencapai rata-rata 36,93%. Sementara itu, hasil posttest keterampilan generik sains siswa memperlihatkan adanya kenaikan skor rata-rata menjadi sebesar 58,81%. Peningkatan keterampilan generik sains siswa sebelum dan setelah pembelajaran sangat erat kaitannya dengan rata-rata skor N-gain (gain yang dinormalisasi). Persentase rata-rata skor N-gain keterampilan generik sains siswa sebesar 33,31%. Hal ini menunjukkan bahwa keterampilan generik sains siswa pada konsep pembiasan cahaya meningkat dengan kategori sedang setelah penerapan pembelajaran inkuiri terbimbing. Perbandingan N-Gain untuk setiap indikator keterampilan generik sains dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2.

114 Jurnal Pengajaran MIPA, Volume 19, Nomor 1, April 2014, hlm. 111-116 Gambar 2. Diagram Batang Perbandingan Skor Rata-rata Pretest, Posttest dan N-Gain untuk setiap profil keterampilan generik sains siswa Gambar 2 secara umum menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran inkuiri terbimbing dapat meningkatkan keterampilan generik sains siswa pada konsep pembiasan cahaya di semua indikator keterampilan generik sains yang dikaji dalam penelitian ini. Hal ini terlihat dari skor rata-rata posttest yang lebih tinggi dibandingkan dengan skor rata-rata pretest untuk setiap indikator keterampilan generik sains siswa. N-Gain tertinggi tercapai pada keterampilan pengamatan langsung yaitu sebesar 0,38 (kategori sedang), diikuti keterampilan kerangka logika taat asas sebesar 0,34 (kategori sedang), keterampilan bahasa simbolis sebesar 0,31 (kategori sedang), keterampilan kesadaran akan besaran skala sebesar 0,28 (kategori rendah) dan terendah pada keterampilan pemodelan matematik yaitu sebesar 0,25 (kategori rendah). Berdasarkan analisis angket siswa diperoleh bahwa siswa memberikan tanggapan positif terhadap pembelajaran inkuiri terbimbing pada konsep pembiasan cahaya dengan persentase rata-rata persetujuan sebesar 82,68%. Pembelajaran inkuiri terbimbing dapat memfasilitasi siswa dalam mengkonstruksi pengetahuan, memecahkan masalah dan aktif dalam pembelajaran. Dari lembar observasi, secara umum pelaksanaan pembelajaran dapat dilaksanakan dengan baik. Tiap-tiap fase dan penyajian konsep dalam berbagai bentuk representasi pembelajaran dapat terlaksana, namun masih terdapat beberapa kekurangan dalam pelaksanaan kegiatan terutama pengaturan waktu. Keterampilan generik sains siswa sebelum pelaksanaan pembelajaran diukur melalui pretest. Setelah pembelajaran selesai dilaksanakan, maka secara umum diketahui bahwa kualitas nilai posttest keterampilan generik sains siswa lebih baik dari pada nilai tes kemampuan awal (pretest) siswa. Berdasarkan data nilai pretest dan posttest tersebut dilakukan analisis terhadap gain yang dinormalisasi (N-gain). Secara umum rata-rata skor N-gain keterampilan generik sains siswa yang diberi pembelajaran Inkuiri Terbimbing termasuk dalam kategori sedang. Hasil tes keterampilan generik sains siswa tesebut masih belum mencapai kategori tinggi. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Gibb (Rahman, 2007) yang mengemukakan bahwa untuk mengembangkan keterampilan generik memerlukan waktu yang lama, sekalipun sudah dilatihkan berulangkali hasilnya belum seluruhnya tergolong kategori tinggi. Hal ini juga sangat memungkinkan adanya pengaruh faktor lain seperti intelegensi, kebiasaan belajar, motivasi siswa, dan sebagainya. Oleh karena itu keterampilan generik sains yang

Henny Johan, Pembelajaran Model Search, Solve, Create and Share (SSCS)Problem Solving untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Mahasiswa pada Materi Listrik Dinamis 115 merupakan keterampilan dasar untuk melakukan kerja ilmiah perlu dilatihkan secara terus menerus agar dapat menghasilkan siswa-siswa yang mampu memahami konsep, menyelesaikan masalah, dan kegiatan ilmiah yang lain, serta mampu belajar sendiri dengan efektif dan efisien. Walaupun masih dalam kategori sedang, berdasarkan hasil analisis N-gain diketahui bahwa penerapan pembelajaran inkuiri terbimbing dapat meningkatkan keterampilan generik sains siswa. Hal ini disebabkan karena pembelajaran Inkuiri Terbimbing yang dilakukan membuat suasana saling bekerjasama dan berinteraksi antar siswa, setiap siswa dalam kelompok memadukan berbagai ide dan pendapat, saling berdiskusi dan berargumentasi dalam memahami suatu pokok bahasan serta memecahkan suatu permasalahan yang dihadapi kelompok. Adanya teka-teki bergambar (pictorial riddle) pada tahap awal pembelajaran membimbing siswa untuk lebih fokus terhadap permasalahan yang harus diselidiki pada tahap mengumpulkan data dengan praktikum. Siswa juga diminta untuk menjelaskan keterkaitan antara gambar dengan hasil pengamatan pada akhir pembelajaran. Aspek-aspek keterampilan generik sains yang dikaji dalam penelitian ini meliputi pengamatan langsung, kerangka logika taat asas, bahasa simbolis, pemodelan matematik, dan kesadaran akan besaran skala. Berdasarkan Gambar 2, terlihat bahwa skor rata-rata posttest untuk setiap jenis keterampilan generik sains siswa lebih tinggi dibandingkan dengan skor rata-rata posttest. Skor rata-rata N-gain pada indikator keterampilan generik sains dicapai siswa pada kategori sedang dan rendah. Skor rata-rata N-gain yang paling tinggi pada keterampilan pengamatan langsung. Pada tahapan mengadakan eksperimen dan pengumpulan data, pengamatan langsung dilakukan untuk mengamati objek yang diobservasi langsung oleh panca indera menggunakan alat yaitu mengamati pembiasan cahaya pada dua medium menggunakan kaca plan paralel, mengamati sifat dan pembentukan bayangan pada lensa tipis menggunakan lensa cembung dan cekung. Peningkatan keterampilan pengamatan langsung disebabkan karena siswa diberi kesempatan berlatih melakukan pengamatan langsung secara berulang dalam tiga kali praktikum. Skor rata-rata N-gain tertinggi kedua dicapai siswa pada keterampilan kerangka logika taat asas. Keterampilan ini dikembangkan pada tahap membuat kesimpulan untuk dapat menyimpulkan hasil pengamatan berdasarkan data yang diperoleh dan aturan/hukum yang berlaku. Keterampilan bahasa simbolis memperoleh pencapaian skor rata-rata N-gain pada posisi ketiga. Keterampilan bahasa simbolis berkembang melalui tahapan mengolah dan memformulasikan hasil percobaan/eksperimen untuk menjelaskan berbagai simbol atau istilah dalam proses pengumpulan data pengamatan/eksperimen. Pencapaian skor rata-rata N-gain berikutnya ada pada keterampilan kesadaran akan besaran skala. Keterampilan ini dikembangkan melalui kegiatan pengukuran. Pengukuran merupakan pengumpulan informasi dari suatu gejala alam untuk memperoleh data kuantitatif (Nasution et al dalam Pujani, 2011). Dalam melakukan pengukuran siswa kurang memahami arti dari sebuah pengukuran sehingga terjadi kesalahan misalnya cara membaca skala yang benar agar mendapatkan satu angka tafsiran yang tepat untuk selanjutnya melakukan pembulatan jika diperlukan. Indikator keterampilan generik sains mencapai skor rata-rata N-gain terendah pada keterampilan pemodelan matematik. Pada keterampilan ini siswa dilatih untuk menganalisis data pengamatan, memahami hubungan antara variabel yang diukur, serta menyatakan hasil dalam bentuk angka, persamaan dan narasi. Namun siswa belum mempelajari tentang trigonometri sehingga cukup sulit untuk menyusun persamaan snellius, beberapa hasil pengamatan yang ditemukan siswa juga masih mengalami kekeliruan sehingga perlu diluruskan oleh guru agar memperoleh persamaan yang benar. Kemampuan siswa pada aspek-aspek keterampilan generik sains belum berkembang

116 Jurnal Pengajaran MIPA, Volume 19, Nomor 1, April 2014, hlm. 111-116 secara optimal disebabkan karena pembelajaran menggunakan kegiatan praktikum merupakan hal yang baru sehingga siswa belum berpengalaman dalam melakukan praktikum dan masih mengalami kesulitan dalam menggunakan alat peraga. Hal tersebut menjadi penting karena menurut Nasution et al. (Pujani, 2011), kemampuan menggunakan alat dengan benar berkaitan dengan keterampilan dalam mengukur. Oleh karena itu perlu adanya waktu berlatih yang lebih luas sampai siswa memiliki pemahaman dan pengalaman yang memadai tentang melakukan pengamatan suatu gejala alam melalui kegiatan praktikum. Dari sisi lain, rendahnya pencapaian skor rata-rata N-gain keterampilan generik sains siswa kemungkinan juga karena jumlah soal yang digunakan untuk mengukur kemampuan keterampilan generik sains siswa tersebut relatif sedikit sehingga hasil yang diperoleh tidak dapat digeneralisasi lebih jauh. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran inkuiri terbimbing dengan secara signifikan dapat lebih meningkatkan keterampilan generik sains siswa pada konsep pembiasan cahaya. Pada umumnya siswa memberikan tanggapan positif terhadap pembelajaran inkuiri terbimbing pada konsep pembiasan cahaya. DAFTAR PUSTAKA BNSP. (2006). Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Depdiknas. Darliana. (2006). Kompetensi Generik IPA. dalam P4tkipa [online], tersedia p4tkipa.org [23 November 2008]. Klausner, R.D. (Cahir). (1996). National Science Education Standard. Washington DC: National Academy Press. Liliasari. (2005). Membangun Keterampilan Berfikir Manusia Indonesia Melalui Pendidikan Sains. Naskah Pidato Ilmiah pada Pengukuhan Guru Besar Pendidikan IPA UPI, Bandung. 23 November 2005 Liliasari. (2007). Scientific Concept and Generic Skill Relationship In The 21 st Century Science Education. Makalah pada In thr 1 st International Seminar of Science Education, Bandung. Marzuki. (2010). Program Pembelajaran Fisika Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Kemampuan Generik Sains Siswa Sekolah Menengah Pertama sebagai Upaya Membangun Kualitas Sumber Daya Manusia. Disertasi Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: Tidak Diterbitkan. Megadomani, A. (2011). Model Pembelajaran Inkuiri Laboratorium Terbimbing untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Keterampilan Generik Sains Siswa SMA pada Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan. Tesis Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: Tidak Diterbitkan. Pujani, N.M. (2011). Pembekalan Keterampilan Laboratorium IPBA Berbasis Kemampuan Generik Sains Bagi Calon Guru. Disertasi Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: Tidak Diterbitkan. Rahman, T. et al. (2007). Peran Praktikum dalam Membekali Kemampuan Generik pada Calon Guru. Makalah pada Seminar Internasional Pendidikan IPA I SPs UPI, Bandung. Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Syam. (2007). Praktikum Inkuiri. Makalah/bahan kuliah tidak dipublikasikan. Bandung: SPs. UPI.