BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA. Nomor 31 Tahun 2011 PERATURAN WALIKOTA SAMARINDA NOMOR 31 TAHUN 2011 TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG

WALIKOTA GORONTALO PERATURAN WALIKOTA GORONTALO NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG IZIN PENEMPATAN REKLAME WALIKOTA GORONTALO,

PERATURAN WALIKOTA SAMARINDA NOMOR 26 TAHUN 2012

BUPATI JEMBER SALINAN PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 27 TAHUN 2013 TENTANG

PEMERINTAH KOTA KEDIRI

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 1 TAHUN 2011

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN TAHUN 2012 NOMOR 9 PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA CIMAHI NOMOR 43 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN REKLAME DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG TIMUR,

WALIKOTA GORONTALO PERATURAN DAERAH KOTA GORONTALO NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK REKLAME DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA GORONTALO,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 19 TAHUN TENTANG PAJAK REKLAME DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGASEM,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 02 Tahun : 2008 Seri : E

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN REKLAME DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PENGHITUNGAN PAJAK REKLAME WALIKOTA MALANG,

SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 08 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN REKLAME

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR : TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN REKLAME BUPATI LEBAK,

BERITA DAERAH KOTA JAMBI TAHUN 2010 NOMOR 7

BUPATI ACEH SELATAN PERATURAN BUPATI ACEH SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG NILAI SEWA REKLAME

PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

PEMERINTAH KOTA BATU

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

Dengan Persetujuan Bersama. DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR dan BUPATI OGAN KOMERING ILIR MEMUTUSKAN:

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN IZIN REKLAME

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2007 NOMOR 1 SERI B PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 10 TAHUN 2007 TENTANG

BAB II BAHAN RUJUKAN. Masalah pajak adalah masalah negara dan setiap orang yang hidup dalam

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN REKLAME DAN PAJAK REKLAME DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

- 1 - QANUN KABUPATEN SIMEULUE NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PAJAK REKLAME DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI SIMELUE,

BUPATI KETAPANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN KETAPANG NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK REKLAME DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KETAPANG,

PEMERINTAH KABUPATEN TANGGAMUS

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK DAERAH

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG BUPATI PANDEGLANG,

QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK REKLAME BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA WALIKOTA BANDA ACEH,

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 32 TAHUN 2012 TENTANG PERHITUNGAN NILAI SEWA REKLAME DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

WALIKOTA DEPOK PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 07 TAHUN tentang NILAI SEWA REKLAME WALIKOTA DEPOK,

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR dan BUPATI LUWU TIMUR MEMUTUSKAN :

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK REKLAME DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN REKLAME

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2012 NOMOR 1 SERI B PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2011 S A L I N A N PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 21 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK REKLAME

Daerah Kabupaten dalam lingkungan Jawa Barat ( Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950 );

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ASAHAN

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 97 TAHUN 2012

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG

PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGGAI NOMOR 3 TAHUN 2009 T E N T A N G PAJAK REKLAME DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGGAI,

BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tinjaun Teori Definisi Pajak

PERATURAN BUPATI INDRAGIRI HULU NOMOR 64 TAHUN 2011 TENTANG

PEMERINTAH KOTA PASURUAN

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2007 NOMOR : 02 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 02 TAHUN 2007 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG. Nomor 08 Tahun 2004 Seri B PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 8 TAHUN 2004 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 4

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN REKLAME DAN PAJAK REKLAME DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN KEDIRI

PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN REKLAME DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARO NOMOR 05 TAHUN 2013 TENTANG PAJAK REKLAME DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARO,

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2009 NOMOR : 20 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 20 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN BUPATI BELITUNG TIMUR NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG IZIN REKLAME DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG TIMUR,

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR : 4 TAHUN 2003 TENTANG PENYELENGGARAAN REKLAME DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA

B U P A T I B E L I T U N G

SALINAN BUPATI SRAGEN 111 PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR : 34 TAHUN

LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA TAHUN 2011 NOMOR 28 PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 28 TAHUN 2011 TENTANG

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 29 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BUTON NOMOR 6 TAHUN 2006 PAJAK REKLAME PERATURAN DAERAH KABUPATEN BUTON NOMOR 6 TAHUN 2006 T E N T A N G

BAB II BAHAN RUJUKAN

PEMERINTAH KOTA SINGKAWANG

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK REKLAME DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MATARAM,

BUPATI MADIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MADIUN,

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 JAKARTA

PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYELENGGARAAN REKLAME WALIKOTA MOJOKERTO,

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 2 TAHUN 2003 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 7 TAHUN 2003 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA MOJOKERTO, PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 20 TAHUN 2009 TENT ANG

WALIKOTA DENPASAR PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK REKLAME DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA DENPASAR,

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN REKLAME DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK REKLAME DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA,

LEMBARAN DAERAH KOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI

Pasal fpasal WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN REKLAME DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGGAI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK REKLAME DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGGAI,

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 17 TAHUN 2001 TENTANG PEMBERIAN IJIN PENYELENGGARAAN REKLAME DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PAJAK REKLAME DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLUNGKUNG,

PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 40 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PEMUNGUTAN PAJAK REKLAME DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BINTAN PERATURAN BUPATI BINTAN NOMOR : 55 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PAJAK REKLAME KABUPATEN BINTAN

BAB III PEMBAHASAN HASIL KERJA PRAKTEK. Penagihan pada Dinas Pelayanan Pajak (DISYANJAK) Bandung. Pelaksanaan

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 40 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PEMUNGUTAN PAJAK REKLAME

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

PEMERINTAH KABUPATEN MAJENE PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK REKLAME DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA MOJOKERTO PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 2 TAHUN 2009 TENT ANG REKLAME PEMASANGAN DAN PENEMPATAN ALAT PERAGA KAMPANYE PEMILIHAN UMUM

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR : 14 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG PAJAK REKLAME

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 2 TAHUN 2002 TENTANG PAJAK REKLAME

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 05 TAHUN 2007

WALIKOTA PEKANBARU PERATURAN WALIKOTAPEKANBARU NOMOR TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN REKLAME DI KOTA PEKANBARU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG HARI PAJAK REKLAME

Transkripsi:

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA Nomor 31 Tahun 2011 PERATURAN WALIKOTA SAMARINDA NOMOR 31 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PERHITUNGAN DAN PENETAPAN NILAI SEWA REKLAME DALAM WILAYAH KOTA SAMARINDA Menimbang : a. WALIKOTA SAMARINDA, bahwa Pajak Reklame merupakan salah satu Pendapatan Asli Daerah yang sangat penting, maka perlu ditingkatkan Penyelenggaraannya; b. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 20 Peraturan Daerah Nomor 04 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah, perlu diatur tata cara perhitungan dan penetapan harga dasar pajak reklame; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b perlu menetapkan Peraturan Walikota tentang Tata Cara Perhitungan dan Penetapan Harga Dasar Pajak Reklame. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1959 tentang Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 3 Tahun 1953 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di

2 Kalimantan sebagai Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1820); 2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 3. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4); 4. Undang - Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5049); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Propinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pemberian dan Pemanfaatan Insentif Pemungutan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah

3 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 119, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5161); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 91 Tahun 2010 tentang Jenis Pajak Daerah yang Dipungut Berdasarkan Penetapan Kepala Daerah atau Dibayar Sendiri Oleh Wajib Pajak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5179); 9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007; 10. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 148/PMK.07/2010 tentang Badan atau Perwakilan Lembaga Internasional yang Tidak Dikenakan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan; 11. Peraturan Daerah Kota Samarinda Nomor 06 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan yang Menjadi Kewenangan Pemerintahan Daerah Kota Samarinda Dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah (Lembaran Daerah Kota Samarinda Tahun 2008 Nomor 06 Seri D Nomor 03); 12. Peraturan Daerah Kota Samarinda Nomor 11 Tahun 2009 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kota Samarinda Tahun 2009 Nomor 11); 13. Peraturan Daerah Kota Samarinda Nomor 04 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah (Lembaran Daerah Kota Samarinda Tahun 2011 Nomor 04).

4 MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANG TATA CARA PERHITUNGAN DAN PENETAPAN NILAI SEWA REKLAME. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Kota Samarinda. 2. Pemerintah Daerah adalah Walikota dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah. 3. Walikota adalah Walikota Samarinda. 4. Reklame adalah benda, alat, perbuatan atau media yang menurut bentuk dan corak ragamnya untuk tujuan komersial, dipergunakan untuk memperkenalkan, menganjurkan atau memujikan suatu barang, jasa atau orang, ataupun untuk menarik perhatian umum kepada suatu barang, jasa atau orang yang ditempatkan atau dapat dilihat, dibaca dan/atau didengar dari suatu tempat oleh umum. 5. Reklame Megatron adalah reklame yang bersifat tetap (tidak dapat dipindahkan) menggunakan layar monitor maupun tidak, berupa gambar dan/atau tulisan yang dapat berubah-ubah, terprogram dan menggunakan tenaga listrik, termasuk didalamnya Videotron dan Electronic Display. 6. Reklame Papan atau billboard adalah reklame yang bersifat tetap (tidak dapat dipindahkan), terbuat dari papan kayu, seng, tinplate, collibrite, vynil, aluminium, fiber glass, kaca, batu, tembok atau beton, logam atau bahan lain yang sejenis, dipasang pada tempat yang disediakan (berdiri sendiri) atau digantung atau ditempel atau dibuat

5 pada bangunan tembok, dinding, pagar, tiang dan sebagainya baik bersinar, disinari maupun yang tidak bersinar. 7. Reklame pada Kendaraan/Berjalan adalah reklame yang ditempatkan pada kendaraan atau benda yang dapat bergerak, yang diselenggarakan dengan menggunakan kendaraan atau dengan cara dibawa/ didorong/ ditarik oleh orang. Termasuk didalamnya reklame pada gerobak/ rombong, kendaraan baik bermotor ataupun tidak. 8. Reklame Baliho adalah reklame yang terbuat dari papan kayu atau bahan lain dan dipasang pada konstruksi yang tidak permanent dan tujuan materinya mempromosikan suatu event atau kegiatan yang bersifat insidentil. 9. Reklame Spanduk dan Umbul-umbul adalah reklame yang tujuan materinya promosi ataupun pemberitahuan event dalam jangka pendek atau bersifat insidentil dengan menggunakan bahan kain, plastic atau bahan lain yang sejenis, termasuk didalamnya Bendera, flag chain (rangkaian bendera), tenda, krey, banner, giant banner dan standing banner. 10. Reklame Selebaran adalah reklame yang berbentuk lembaran lepas, diselenggarakan dengan cara disebarkan, diberikan atau dapat diminta dengan ketentuan tidak untuk ditempelkan, dilekatkan, dipasang, digantung pada statu benda lain, termasuk didalamnya adalah brosur, leafleat dan reklame dalam undangan. 11. Reklame Melekat atau Stiker adalah reklame yang berbentuk lembaran lepas, diselenggarakan dengan cara ditempelkan, dilekatkan, dipasang atau digantung pada suatu benda. 12. Reklame Film atau Slide adalah reklame yang diselenggarakan dengan cara menggunakan klise (celluloide) berupa kaca atau film, ataupun bahan-bahan lain yang sejenis, sebagai alat untuk diproyeksikan dan/ atau dipancarkan. 13. Reklame Suara adalah reklame yang diselenggarakan dengan menggunakan kata-kata yang diucapkan atau dengan suara yang ditimbulkan dari atau oleh perantara alat.

6 14. Reklame Udara adalah reklame yang diselenggarakan di udara dengan menggunakan balon, gas, laser, pesawat atau alat lain yang sejenis. 15. Reklame Peragaan adalah reklame yang diselenggarakan dengan cara memperagakan suatu barang dengan atau tanpa disertai suara. 16. Reklame Sign Net adalah reklame jenis papan yang diselenggarakan secara berjajar dilokasi bukan persil dengan jumlah lebih dari satu dan memiliki elevasi rendah. 17. Lebar bidang reklame adalah ukuran vertical media/papan reklame. 18. Panjang bidang reklame adalah ukuran horizontal media/papan reklame. 19. Materi reklame adalah naskah, tulisan, gambar, logo dan warna pendukung yang terdapat dalam bidang reklame. 20. Penyelenggaraan Reklame adalah Perorangan atau badan hukum yang menyelenggarakan reklame baik untuk dan atas namanya sendiri atau untuk dan atas nama pihak lain yang menjadi tanggungannya. 21. Biro Reklame atau Advertising adalah badan yang bergerak dibidang periklanan yang memiliki tenaga teknis sesuai ketentuan yang berlaku. 22. Izin Penyelenggaraan Reklame adalah izin penyelenggaraan reklame yang diberikan oleh Kepala Daerah. 23. Surat Permohonan Izin Penyelenggaraan Reklame adalah surat yang digunakan wajib pajak atau penyelenggara reklame untuk mengajukan permohonan penyelenggaraan reklame. 24. Izin Mendirikan Bangunan yang selanjutnya disebut IMB adalah izin mendirikan bangunan sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah. 25. Reklame dengan menggunakan konstruksi adalah penyelenggaraan reklame menggunakan atau memerlukan rangka dari besi, baja, beton

7 atau bahan lain yang sejenis dan hanya digunakan sebagai penopang atau penyangga bidang reklame yang bersangkutan. 26. Pajak Daerah, yang selanjutnya disebut Pajak adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pembiayaan pemerintahan daerah dan pembangunan daerah. 27. Retribusi Daerah, yang selanjutnya disebut retribusi adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/ atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan. Pengenaan sanksi berupa pembayaran bukan termasuk dalam retribusi. 28. Lokasi Persil adalah suatu perpetakan tanah yang terdapat dalam lingkup rencana kota atau rencana perluasan kota atau jika sebagian masih belum ditetapkan rencana perpetakannya, namun menurut pertimbangan Pemerintah Daerah dapat digunakan untuk mendirikan sesuatu bangunan. 29. Lokasi Bukan Persil adalah semua ruang diluar persil, di dalam wilayah Daerah, termasuk keseluruh Ruang Milik Jalan baik milik Pemerintah maupun penyelenggara prasarana lingkungan swasta yang belum diserahkan kepada Pemerintah Daerah. 30. Lokasi Ruang Taman Kota adalah seluruh taman hijau dalam kota yang penguasaannya/dimiliki oleh Pemerintah Daerah dan/ atau penguasaan pemeliharaannya dikuasai oleh Pemerintah Daerah. 31. Ketinggian Reklame adalah jarak tegak lurus Imaginer antara ambang paling atas bidang reklame dengan permukaan tanah dimana reklame tersebut berdiri. 32. Tinggi Reklame adalah jarak tegak lurus imaginer antara ambang paling bawah bidang reklame dengan permukaan tanah dimana reklame tersebut berdiri.

8 33. Garis Sempadan Bangunan yang selanjutnya disebut GSB adalah garis sempadan yang diatasnya atau sejajar di belakangnya dapat didirikan bangunan. 34. Reklame Apung adalah reklame yang insidentil yang diselenggarakan dipermukaan air atau diatas permukaan air. 35. Garis Sempadan Pagar yang selanjutnya disebut GSP adalah garis sempadan yang diatasnya atau sejajar di belakangnya dapat didirikan pagar. 36. Lebar Jalan adalah jarak ruas jalan dari sisi kiri tepi jalan ke sisi kanan tepi jalan, tidak termasuk bahu jalan, trotoar atau median jalan. 37. Tanda Pengesahan adalah bentuk izin penyelenggaraan reklame yang diberikan bagi reklame insidentil, jenis kain, plastik, selebaran dan stiker yang berupa cap/stempel. 38. Kelas Jalan Reklame adalah Klasifikasi jalan menurut tingkatan Strategis dan komersial untuk penyelenggaraan reklame yang ditetapkan dalam Peraturan ini. 39. Nilai Sewa Reklame yang selanjutnya disebut NSR adalah nilai yang ditetapkan sebagai dasar perhitungan penetapan besarnya pajak reklame. 40. Nilai Jual Objek Pajak Reklame yang selanjutnya disebut NJOPR adalah nilai perolehan harga / biaya pembuatan, biaya pemasangan dan biaya pemeliharaan reklame yang dikeluarkan oleh pemilik dan/ atau penyelenggara reklame yang diperoleh berdasarkan estimasi yang wajar dan dapat dipertanggung jawabkan. 41. Nilai Strategis Penyelenggaraan Reklame adalah ukuran/ standar nilai yang ditetapkan pada lokasi penyelenggaraan reklame berdasarkan pertimbangan ekonomi dan/ atau nilai jual. 42. Nilai Kontrak adalah nilai sewa yang disepakati yang oleh konsumen/ distributor terhadap pihak ketiga selaku penyelenggara reklame dalam jangka waktu tertentu.

9 43. Bukti Kontrak adalah bukti syah kesepakatan/ perjanjian atas nilai kontrak sewa yang ditanda tangani oleh pihak penyewa dan pihak ketiga/ penyelenggara reklame. 44. Pajak Reklame adalah pajak atas penyelenggaraan reklame. 45. Panggung/Lokasi reklame adalah suatu sarana atau tempat pemasangan satu atau beberapa buah reklame. 46. Kawasan/zonasi adalah batas-batas wilayah tertentu sesuai dengan pemanfaatan wilayah tersebut yang dapat digunakan untuk pemasangan rekalme. 47. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan untuk mencari, mengumpulkan dan mengolah data dan atau keterangan lainnya dalam rangka pengawasan kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan daerah berdasarkan peraturan perundang-undangan perpajakan daerah dan retribusi. 48. Penyidikan Tindak Pidana di Bidang Perpajakan Daerah adalah serangkaian tindakan yang dilakukan oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil, yang selanjutnya disebut Penyidik, untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tindak pidana di bidang perpajakan daerah dan retribusi yang terjadi serta menemukan tersangkanya. BAB II TATA CARA PERHITUNGAN NILAI SEWA REKLAME (1) NSR dihitung berdasarkan : a. NJOPR; dan b. NSPR. Pasal 2 (2) NSR sebagai dasar perhitungan pajak reklame yang diselenggarakan sendiri oleh orang pribadi atau badan.

10 Pasal 3 (1) NJOPR dihitung berdasarkan nilai penyelenggaraan reklame yang ditentukan oleh factor-faktor : a. Biaya pembuatan Reklame; b. Biaya pemeliharaan Reklame; c. Biaya Pemasangan Reklame; dan d. Jenis Reklame yang dipasang. (2) Untuk Reklame yang dikontrakan atau dilaksanakan oleh pihak ketiga Pajak Reklame dihitung berdasarkan nilai kontrak yang terdapat pada bukti kontrak. Pasal 4 (1) Komponen NSPR ditentukan berdasarkan : a. Kawasan Strategis/Kelas Jalan (KJ); b. Ketinggian objek reklame (Kr); c. Sudut pandang (SP); dan d. Lebar Jalan (LJ). (2) Masing-masing komponen sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberi bobot dan skors bervariasi. (3) Klasifikasi Kawasan Strategis/Kelas Jalan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah penetapan nilai kawasan strategis pemasangan reklame yang ditetapkan dalam peraturan ini diberi bobot 30 % (tiga puluh persen), dengan nama jalan sebagaimana tersebut dalam lampiran I Peraturan Walikota ini.

11 Kawasan Strategis/Kelas Jalan Skors Indeks A. Kawasan Kelas A B. Kawasan Kelas B C. Kawasan Kelas C D. Kawasan Kelas D E. Kawasan Kelas E yang tidak termasuk urutan A,B,C dan D 10 9 8 7 6 3,0 2,7 2,4 2,1 1,5 Pasal 5 (1) Klasifikasi kelas jalan ditentukan berdasarkan Lebar Jalan dan diberi bobot 20 % (duapuluh persen) sebagai berikut: Lebar Jalan Skors Indeks - Lebar jalan diatas 18,5 m 24,0 m - Lebar jalan 12,5 m 18,0 m - Lebar jalan 6,5 m 12,0 m - Lebar jalan 0,5 m 6,0 m 10 9 8 7 2,0 1,8 1,6 1,4 (2) Sudut Pandang diukur dari jumlah persimpangan dan arah lalu lintas dan diberi bobot 30 % (tiga puluh persen) sebagai berikut: Sudut pandang Skors Indeks - Persimpangan 4 - Persimpangan 3 - Jalan 2 arah - Jalan 1 arah 10 8 6 4 3,0 2,4 1,8 1,2

12 (3) Ketinggian objek Reklame adalah jarak tegak lurus Imaginer antara ambang paling atas bidang reklame dengan permukaan tanah dimana reklame tersebut berdiri dan diberi bobot 20 % (dua puluh persen) dengan skors sebagai berikut: Ketinggian Skors Indeks 0 5 m dibawah 5,5 m 10 m 10,5 m 15 m 15,5 m 20 m Diatas 20 m 10 9 8 6 7 2,0 1,8 1,6 0,4 0,2 Pasal 6 Hasil penjumlahan faktor-faktor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 sebagai dasar penentuan NSPR. Pasal 7 (1) Besarnya NSR dihitung berdasarkan pada NSPR, Ukuran luas media Reklame, Jangka waktu pemasangan dan Harga Satuan Reklame/NJOPR. (2) Harga Satuan Reklame/NJOPR yang ditentukan berdasarkan survey Harga Pasar biaya pembuatan, pemeliharaan, pemasangan reklame yang berlaku atau ditetapkan sebagaimana tersebut dalam lampiran II dan Lampiran III Peraturan Walikota ini.

13 (3) Reklame Non Permanen/insidentil Jangka Waktu Pemasangan dihitung Harian, berdasarkan izin penyelenggaraan yang diberikan. Pasal 8 (1) Perhitungan Nilai Sewa Reklame sebagai dasar perhitungan Pajak Reklame dihitung dengan rumus sebagai berikut; NSPR = KJ + Kt + SP + LJ NSR = NSPR x C x JW x NJOPR PR = NSR x 25 % (2) Perhitungan Nilai Kontrak Reklame dasar perhitungan Pajak Reklame dihitung dengan rumus sebagai berikut: PR = NKR x 25% ( Dua Puluh Lima Persen )

14 Dimana : PR = Pajak Reklame NSR = Nilai Sewa Reklame NSPR = Nilai Strategis Pajak Reklame NJOPR = Nilai Jual Objek Pajak Reklame KJ = Kelas Jalan Kt = Ketinggian SP = Sudut Pandang LJ = Lebar Jalan C = Cakupan luas media W = Jangka Waktu Pemasangan NKR = Nilai Kontrak Reklame (3) Perhitungan dan penjelasan NSR dinyatakan dalam Lampiran IV. Pasal 9 Untuk jenis barang dan jasa yang dipromosikan melalui : a. Reklame berjalan seperti mobil, sepeda motor dan sepeda/ tiga roda; b. Rekalme udara; c. Reklame suara; d. Reklame slide/film; e. Reklame peragaan; f. Reklame melekat, stiker NJOPR ditetapkan secara jabatan dalam Surat Keputusan Walikota.

15 BAB III TATA CARA PENGENAAN OBJEK PAJAK REKLAME Pasal 10 (1) Apabila Reklame Papan dipasang dalam satu bidang dimana warna bidang itu merupakan identitas suatu produk, maka pajak reklame dihitung dari keseluruhan luas bidang tersebut. (2) Apabila Reklame Papan dipasang pada konstruksi reklame yang sudah terpasang maka pajak dihitung sesuai ukuran reklame yang dipasang. (3) Reklame Kain berbentuk cover yang dipasang pada konstruksi pemasangan reklame maka pajak dihitung berdasarkan NSR sesuai lokasi dimaksud. (4) Reklame Kain berbentuk cover yang dipasang pada reklame yang sudah terpasang, tetapi naskahnya berbeda dengan reklame tersebut, maka pajak dihitung sesuai ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (4). (5) Reklame Papan yang dibuat dengan suatu alat yang diatur sedemikian rupa sehingga dengan alat itu berturut-turut dapat ditampilkan bermacam-macam gambar atau tulisan, maka pajak dihitung berdasarkan jangka waktu dan luas reklame yang sama sesuai dengan banyaknya reklame yang ditampilkan. (6) Reklame Papan yang pemasangannya menggunakan bingkai atau batas, maka ukuran reklame dihitung dari bingkai atau batas paling luar dimana seluruh gambar, kalimat atau huruf-huruf tersebut berada didalamnya. (7) Reklame Papan yang tidak berbentuk persegi dan tidak berbingkai dihitung dari batas paling luar dimana seluruh gambar, kalimat atau huruf-huruf yang paling luar ditarik garis lurus vertikal dan horizontal, sehingga merupakan empat persegi panjang dan merupakan satu kesatuan.

16 (8) Reklame Papan yang berbentuk kotak, silinder, kerucut dan sejenisnya luasnya dihitung sesuai dengan rumus mencari luas. (9) Suatu Objek Pajak Reklame dapat digolongkan lebih dahulu dari satu jenis reklame, maka nilai pajaknya ditetapkan menurut jenis reklame yang tarifnya paling tinggi. Pasal 11 (1) Nama Pengenal Profesi atau usaha yang dipasang melekat pada bangunan tempat profesi atau usaha pada lokasi yang dimaksud yang besar ukurannya melebihi 1 M² dapat ditetapkan pajaknya karena dikategorikan Objek Pajak Reklame dan mengandung nilai komersial. (2) Nama Pengenal Profesi atau Usaha yang dipasang melekat pada bangunan tempat profesi atau usaha pada lokasi yang dimaksud dengan mencantumkan logo barang dan atau produk komersial, dapat ditetapkan pajaknya karena dikategorikan Objek Pajak Reklame dan mengandung nilai komersial. Pasal 12 Apabila pajak reklame tidak dibayar sampai dengan jangka waktu 30 (tiga puluh) hari setelah tanggal jatuh tempo maka reklame dapat diturunkan/dibongkar oleh Tim Pembongkaran Reklame Kota Samarinda. Pasal 13 Dengan berlakunya Peraturan Walikota ini, maka Peraturan Walikota Samairnda Nomor 03 Tahun 2005 tentang Penetapan Harga Pasar dan Tarif Pajak Reklame dalam Wilayah Kota Samarinda dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

17 BAB IV KETENTUAN PENUTUP Pasal 14 Peraturan Walikota ini mulai berlaku sejak tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Walikota ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kota Samarinda. Ditetapkan di Samarinda pada tanggal 20 Juni 2011 WALIKOTA SAMARINDA, ttd Diundangkan di Samarinda pada tanggal 20 Juni 2011 SEKRETARIS DAERAH KOTA SAMARINDA, H. SYAHARIE JA ANG H.M. FADLY ILLA BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA TAHUN 2011 NOMOR 31 NO NAMA JABATAN PARAF 1 Rachmani Kasub. PUU 2 I.G.A. Sulistiani Kabag Hukum 3 H. Diwansyah Ass. I 4 H. Diwansyah Plh. Sekda