BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN SIKAP KERJA DUDUK DENGAN KELUHAN NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA PEKERJA RENTAL KOMPUTER DI PABELAN KARTASURA

HUBUNGAN KEBIASAAN DUDUK TERHADAP TERJADINYA SKOLIOSIS PADA ANAK USIA TAHUN DI SD PABELAN- KARTASURA

SKRIPSI HUBUNGAN POSISI DUDUK DENGAN TIMBULNYA NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA PENGEMUDI MOBIL

BAB I PENDAHULUAN. duduk terlalu lama dengan sikap yang salah, hal ini dapat menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan. Posisi duduk adalah posisi istirahat didukung oleh bokong atau paha di

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam era globalisasi sekarang ini aktivitas penduduk semakin meningkat, dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. akibat nyeri punggung. Nyeri punggung bagian bawah merupakan penyebab

BAB I PENDAHULUAN. Nyeri punggung bawah atau Low Back Pain (LBP) merupakan. sehingga dengan demikian walaupun etiologi LBP dapat bervariasi dari yang

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar 1945 adalah mencerdaskan kehidupan bangsa, maka pada

BAB I PENDAHULUAN. Nyeri punggung bawah atau Low Back Pain (LBP) merupakan. merupakan bagian pinggang atau yang ada di dekat pinggang.

Low back pain ( LBP) atau nyeri punggung bawah merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dan memiliki besar derajat kebebasan. Posisi ini bekerja mempromosikan

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

HUBUNGAN SIKAP DUDUK SALAH DENGAN TERJADINYA SKOLIOSIS PADA ANAK USIA TAHUN DI SEKOLAH DASAR NEGERI JETIS 1 JUWIRING

BAB I PENDAHULUAN. dalam mencari pengobatan (Kambodji, 2002). menyebabkan sekitar 12,5% dari seluruh angka sakit.

BAB I PENDAHULUAN. melakukan pekerjaan sertazazz mencegah terjadinya kerugian akibat kecelakaan

HUBUNGAN LAMA BERKENDARA DENGAN TIMBULNYA KELUHAN NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA PENGENDARA SEPEDA MOTOR

BAB I PENDAHULUAN. Tubuh terbentuk atas banyak jaringan dan organ yang masing-masing

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PERUBAHAN BODY MEKANIK DALAM KEHAMILAN. Dosen Pembimbing : Christin Hiyana TD, S.SiT

ANALISIS POSTUR KERJA DAN KELUHAN PEKERJA PADA AKTIVITAS PEMOTONGAN BAHAN BAKU PEMBUATAN KERIPIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ergonomi adalah ilmu, seni dan penerapan teknologi untuk menyerasikan atau

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan peraturan yang terdapat di masing-masing perguruan tinggi. Di

A. Etika, Moral, dan Hukum dalam Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V PEMBAHASAN. yang cukup kuat untuk menyebabkan peningkatan resiko keluhan low back

Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas

BAB I PENDAHULUAN. Menurut International Labor Organization (ILO) dalam Nurhikmah

HUBUNGAN BERDIRI LAMA DENGAN KELUHAN NYERI PUNGGUNG BAWAH MIOGENIK PADA PEKERJA KASIR

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan tersebut. Risiko-risiko tersebut dapat menimbulkan berbagai penyakit. Penyakit akibat kerja (PAK) adalah penyakit

BAB I PENDAHULUAN. tempat kerja perlu terjamin pula keselamatannya. Dalam Undang Undang

BAB I PENDAHULUAN. Pencapaian keselamatan dan kesehatan kerja tidak lepas dari peran

LAPORAN PENGABDIAN MASYARAKAT KEGIATAN PENYULUHAN TENTANG REMATIK PADA LANSIA. TIM PENGABMAS Yenni, M.kep, Ns, Sp, Kep kom. Ns. Emira Apriyeni, S.

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan produktivitas kerja akan tercapai jika semua komponen dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. teknologi dan perangkat komputer dalam menyelesaikan pekerjaan di

BAB I PENDAHULUAN. (Maher, Salmond & Pellino, 2002).Low back pain dapat disebabkan oleh berbagai

BAB I PENDAHULUAN. dengan pertumbuhan perekonomian. Setiap pembangunan mall dapat meningkatkan

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

untuk Mencegah Sakit Punggung

BAB I PENDAHULUAN. atau man made disease. Penyakit Akibat Kerja menurut OSHA. tahun 1992, dimana sekitar 62% pekerja menderita Musculoskeletal

PENGARUH TERAPI TRANSCUTANEUS ELECTRICAL NERVE STIMULATION DAN ULTRASOUND PADA LOW BACK PAIN KINETIK

BAB I PENDAHULUAN. belum bisa dihindari secara keseluruhan. Dunia industri di Indonesia masih

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lebih dominan dialami oleh para pekerja. secara fisik yang berat. Salah satu akibat dari kerja secara manual, seperti

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peranan tenaga kerja dalam pembangunan nasional sangat penting karena

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan setelah perang dunia kedua, tepatnya tanggal 12 Juli 1949 di Inggris

BAB I PENDAHULUAN. Sehat berarti seseorang harus diberi kesempatan seluas-luasnya untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dunia perindustrian di era globalisasi dan Asean Free Trade

MUSCULOSKELETAL DISORDERS. dr.fauziah Elytha,MSc

PENDAHULUAN. yang berkembang kian pesat sangat berpengaruh pula aktivitas yang terjadi pada

BAB 1 PENDAHULUAN. menyatakan bahwa setiap pekerja mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas


BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami kecelakaan, penyakit dan keluhan-keluhan kesehatan yang disebabkan

BAB V PEMBAHASAN. lebih tinggi dari perempuan. Hal tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor

BAB I PENDAHULUAN. 1 UU Nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja) (Kuswana,W.S, 2014).

SMP JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN VIII (DELAPAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM GERAK MANUSIA

BAB I PENDAHULUAN. hingga kematian. Proses menua berlangsung secara alamiah dalam tubuh yang

BAB I PENDAHULUAN. menyangga tubuh. Bisa dibayangkan apabila tidak jeli untuk menjaga kesehatan

BAB 6 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Dunia globalisasi menuntut masyarakat untuk memenuhi kebutuhan

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan karena 65% penduduk Indonesia adalah usia kerja, 30% bekerja disektor

SENAM HAMIL BANTU MELAHIRKAN TANPA KECEMASAN Oleh : Sulastri, S.Kep., Ns. Dosen Akper PKU Muhammadiyah Surakarta. Abstrak :

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 15. SISTEM GERAK MANUSIALATIHAN SOAL BAB 15

BAB I PENDAHULUAN. pegal yang terjadi di daerah pinggang bawah. Nyeri pinggang bawah bukanlah

BAB I PENDAHULUAN. populasi pada usia>50 tahun dan sering terjadi pada usia didapatkan pada usia tahun. Di Amerika Serikat, kasusnyeri

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proses belajar mengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. bagian yang memberikan sumbangan terbesar dalam industri tekstil pada

BAB V HASIL DAN ANALISA

SURAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan, pada

I. PENDAHULUAN. Keluhan low back pain (LBP) dapat terjadi pada setiap orang, dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya, untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Health Association) adalah beberapa kondisi atau gangguan abnormal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk bekerja untuk memenuhi kebutuhan. hidupnya, dan hampir sebagian besar dari waktunya dihabiskan di tempat

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI LOW BACK PAIN ET CAUSA MYOGENIK DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. memberikan prioritas pada upaya promotif dan preventif tanpa

BAB 1 PENDAHULUAN. Gangguan pada sistem otot rangka/musculoskeletal disorders (MSDs)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Nyeri Punggung Bawah (NPB) merupakan gangguan musculoskeletal yang

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN BANTEN JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG SOP SENAM HAMIL

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Low Back Pain (LBP) adalah suatu sindroma nyeri yang terjadi pada daerah

BAB I. gejala utama nyeri di daerah tulang punggung bagian bawah. 1

BAB I PENDAHULUAN. penyakit, baik fisik, mental, dan sosial. Maka diperlukan suatu kesehatan yang

BAB 1 : PENDAHULUAN. nomor 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan pada pasal 86, menjelaskan

Penyebab, gejala dan cara mencegah polio Friday, 04 March :26. Pengertian Polio

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Low Back Pain (LBP) merupakan salah satu masalah pada. muskuloskeletal paling umum dan saat ini menjadi masalah paling luas

BAB I PENDAHULUAN. emosional setelah menjalani rutinitas yang melelahkan sepanjang hari. Hal

BAB I PENDAHULUAN. akan melibatkan kerja tubuh. Kegiatan yang dilakukan secara rutinitas setiap hari

BAB I PENDAHULUAN. tergantung dari jenis produksi, teknologi yang dipakai, bahan yang digunakan,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. unsur penunjang keberhasilan pembangunan nasional. Ratusan tenaga kerja

Transkripsi:

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengetahuan Pengetahuan adalah sesuatu yang diketahui dengan cara melihat dan ada pembuktian yang benar. Pengetahuan bisa didapat dalam tulisan atau lisan dengan bantuan dari alat pengindraaan. Pengetahuan dapat mempengaruhi pola perilaku manusia, sehingga walaupun secara tidak sadar manusia sudah menerapkan pengetahuan dalam kehidupan sehari hari (Jeff, 2009). Banyak penelitian yang membuktikan bahwa perilaku yang didasarkan oleh pengetahuan lebih tahan lama dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Rogers (1974) dalam mengatakan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru, didalam diri orang tersebut terjadi proses berurutan, yaitu : awareness, interest, evaluation, trial, adoption (Notoatmojo, 1996). Perilaku posisi duduk yang tidak benar mungkin dilakukan secara tidak sadar maupun sadar walaupun telah atau belum memiliki pengetahuan tentang posisi duduk yang baik dan benar. Pengetahuan menurut Notoatmodjo (2007) memiliki 6 tingkatan dan yaitu : 1. Tahu (Know) Diartikan sebagai mengingat kembali (recall) suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang telah dipelajari atau rangsangan yang pernah diterima sebelumnya. Jadi, tingkat pengetahuan ini adalah tingkat pengetahuan yang paling rendah. 2. Memahami (Comprehension) Diartikan sebagai suatu kemampuann untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham tentang suatu materi

dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan dan meramalkan terhadap objek yang dipelajari. 3. Aplikasi (Application) Diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya. 4. Analisis (Analysis) Diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen komponen, tetapi masih didalam satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. 5. Sintesis (Synthesis) Diartikan sebagai penunjuk pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian bagian di dalam suatu bentuk yang baru. Sehingga mampu menyusun formulasi baru dari formulasi formulasi yang ada. 6. Evaluasi (Evaluation) Diartikan sebagai kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian akan didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau dengan menggunakan kriteria kriteria yang telah ada. Pengetahuan mengenai posisi duduk yang benar, terdiri dari bagaimana posisi duduk yang benar, toleransi waktu yang digunakan, relaksasi atau istirahat, faktor yang dapat mempengaruhi, penyakit penyakit yang terjadi akibat posisi duduk yang tidak benar, dan terapi yang digunakan untuk memperbaiki posisi duduk. Penentuan dan pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau kuesioner yang menanyakan tentang isi materi yang akan diukur dari subjek penelitian atau responden (Notoatmodjo, 2007).

2.2. Bentuk Tulang Punggung Posisi duduk yang tidak benar dapat mengakibatkan pertumbuhan dan posisi tulang seseorang mengalami gangguan atau kelainan. Kelainan akibat kebiasaan duduk yang tidak benar seperti skoliosis, kifosis, dan lordosis. Yang dimaksud dengan skoliosis adalah kelainan pada tulang belakang tubuh sehingga tubuh ikut melengkung kesamping. Kemudian yang dimaksud dengan kifosis adalah kelainan pada tulang belakang tubuh yang melengkung ke belakang, sehingga tubuh menjadi bungkuk. Adapun yang dimaksud dengan lordosis adalah merupakan kelainan pada tulang belakang bagian perut melengkung ke depan sehingga bagian perut maju. Menurut ahli orthopedic dan rematologi RSU Dr. Soetomo Surabaya, dr.ketut Martiana Sp. Ort.(K), 4,1% dari 2000 anak SD hingga SMP di Surabaya, setelah diteliti ternyata mengalami tulang bengkok. Bahkan dan hasil rongten sebagai bentuk pemeriksaan lanjutan diketahui yang kebengkokkannya mencapai 10 derajat sebanyak 1,8 %, sedangkan yang lebih dari 10 derajat sebanyak 1% (Rahayu, 2008 dalam Rakhmad Rosadi, 2009). Skoliosis pada pemuda-pemudi akan memberikan pengaruh kepada jiwanya, karena skoliosis yang berat merupakan akibat cacat kosmetik yang berat pula (Soeharso, 1993). Skoliosis merupakan kelainan postur dimana sekilas mata penderita tidak mengeluh sakit atau yang lain, tetapi suatu saat dalam posisi yang dibutuhkan suatu kesiapan tubuh membawa beban tubuh misalnya berdiri, duduk dalam waktu yang lama, maka akan membuat kerja otot tidak akan pernah seimbang. Hal ini dikarenakan akibat suatu mekanisme proteksi dari otot otot tulang belakang yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan tubuh justru berkerja berlebihan dikarenakan pada salah satu sisi otot yang tidak sempurna. Sehingga yang terjadi dalam waktu yang terus menerus adalah ketidakseimbangan postur tubuh ke salah satu sisi tubuh (Rakhmad Rosadi, 2009). Sekitar 80% skoliosis adalah idiopatik, Skoliosis idiopatik dengan kurva lebih dari 10 derajat dilaporkan dengan prevalensi 0.5% sampai dengan 3% anak dan remaja. Prevalensi dilaporkan pada kurva lebih dari 30 derajat yaitu 0.03%

penduduk. Insiden ini dilaporkan paling banyak dijumpai di Eropa daripada Amerika Utara, dan lebih banyak laki-laki dari pada perempuan (Ashari, 2008). Bentuk tulang punggung yang kifosis dan lordosis juga tidak baik, sama halnya dengan skoliosis yang dapat menghambat peredaran darah. Peredaran darah yang terhambat dapat menyebabkan terjadinya kekakuan pada otot otot sehingga tubuh akan menjadi tidak seimbang. Oleh karena itu, melakukan posisi duduk yang benar lebih efektif, sehingga terhindar dari segala bentuk tulang punggung yang tidak baik. 2.3. Posisi Duduk Yang Benar Sikap merupakan produk dari proses sosialisasi di mana seseorang bereaksi sesuai dengan rangsang yang diterimanya. Jika sikap mengarah pada objek tertentu, berarti bahwa penyesuaian diri terhadap objek tersebut dipengaruhi oleh lingkungan sosial dan kesediaan untuk bereaksi dari orang tersebut terhadap objek, dimana pada posisi duduk dipengaruhi oleh sikap yang menjadi kebiasaan dalam aktivitas (Mar at, 1981). Menurut Newcomb (1995), salah seorang ahli psikologi sosial, menyatakan sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan pelaksana motif tertentu. Posisi duduk juga mempengaruhi produktivitas kerja, menurut Sugeng Budiono (2003) dalam Nur Hidhayah (2006), sikap duduk seseorang dalam bekerja akan mempengaruhi produktivitas kerja seseorang, di mana selama bekerja dengan sikap duduk yang baik, maka produktivitas akan meningkat dan sebaliknya bila sikap duduk tidak baik, maka produktivitas kerja akan menurun. Begitu juga dengan mahasiswa, apabila bentuk posisi duduk tidak benar, maka produktifitas dalam melakukan aktivitas di setiap perkuliahan dan aktifitas lainnya akan menurun. Menurut Santoso (1997) dalam Nur Hidhayah (2006), sikap duduk yang paling baik yaitu tanpa pengaruh buruk terhadap sikap badan dan tulang belakang adalah sikap duduk dengan sedikit lordosa pada pinggang dan sedikit mungkin kifosa pada punggung. Sikap demikian dapat dicapai

dengan kursi dan sandaran punggung yang tepat. Dengan begitu otot punggung akan terasa nyaman. Tulang punggung merupakan bagian tubuh yang memiliki peranan sangat besar dalam menjaga kestabilan tubuh. Tidak dapat dipungkiri, bahwa sebagian besar aktivitas sehari-hari dilakukan dengan posisi duduk, sehingga penting untuk mengetahui posisi tubuh yang benar saat duduk agar menjamin kesehatan tulang punggung. Posisi duduk yang benar adalah : 1. Duduk tegak dengan punggung lurus dan bahu kebelakang. Paha menempel di dudukan kursi dan bokong harus menyentuh bagian belakang kursi. Tulang punggung memiliki bentuk yang sedikit melengkung ke depan pada bagian pinggang, sehingga dapat diletakkan batal untuk menyangga kelengkungan tulang punggung tersebut. 2. Pusat beban tubuh pada satu titik agar seimbang. Usahakan jangan sampai membungkuk. Jika diperlukan, kursi dapat ditarik mendekati meja kerja agar posisi duduk tidak membungkuk. 3. Untuk mengetahui posisi duduk terbaik saat duduk, pertama duduklah diujung belakang kursi, kemudian membungkuklah dalam-dalam. Lalu angkatlah tubuh sambil mebuat lengkungan dengan pusat di pinggang sejauh mungkin ke depan. Kemudian kendurkan posisi tersebut ke belakang sekitar 10-20 derajat. Itulah posisi duduk terbaik. 4. Posisi lutut mempunyai peranan penting juga. Untuk itu tekuklah lutut hingga sejajar dengan pinggul. Usahakan untuk tidak menyilangkan kaki. 5. Bagi yang bertubuh mungil atau menggunakan sepatu hak tinggi yang merasa dudukan kursinya terlalu tinggi, penggunaan pengganjal kaki juga membantu menyalurkan beban dari tungkai. 6. Jika ingin menulis tanpa meja, gunakan pijakan di bawah kaki namun posisi kakai tetap sejajar dengan lantai. Akan tetapi hal ini sebaiknya

tidak dilakukan terlalu lama karena akan membuat tulang ekor menahan sebagian beban yang berasal dari paha. 7. Usahakan istirahat setiap 30-45 menit dengan cara berdiri, peregangan sesaat, atau berjalan-jalan disekitar tempat duduk, untuk mengembalikan kebugaran tubuh agar dapat lebih berkonsentrasi dalam belajar. 8. Tangan dibuat senyaman mungkin, namun jangan lupa mengistirahatkan lengan dan siku. Jika diperlukan, gunakan sandaran tangan untuk membantu mengurangi beban pada bahu dan leher agar tidak mudah lelah. 9. Jangan memuntir punggung anda. Jika ingin mengambil sesuatu di samping atau di belakang, putar seluruh tubuh sebagai satu kesatuan. 10. Duduk terlalu lama merupakan salah satu faktor resiko pembentukan batu ginjal, untuk itu selain melakukan peregangan otot juga dianjurkan untuk minum air yang cukup. (Salma Oktaria, 2006 / www.klikdokter.com) 2.4. Akibat Posisi Duduk Yang Tidak Benar Posisi duduk yang tidak benar menyebabkan sirkulasi darah pada bagian bawah sangat lemah, yang memungkinkan terjadi varises, selulit, pembengkakan kaki, kelelahan, dan resiko penggumpalan darah di kaki. Duduk yang lama menyebabkan terjadinya ketegangan otot dibagian pinggul. Dengan demikian banyak posisi duduk yang tidak benar sangat merugikan setiap individu seperti terganggunya kesehatan, waktu untuk bekerja tidak maksimal, dan daya tahan tubuh yang lemah. Salah satu penyakit yang paling sering diderita karena sering melakukan posisi duduk lama yaitu nyeri punggung bawah. Ada beberapa kelainan-kelainan yang timbul akibat posisi duduk yang tidak benar yaitu: 2.4.1. Nyeri Punggung Bawah (Low Back Pain) Nyeri punggung berdasar Studi National Institute of Neurological Disorders and Stroke, adalah penyebab utama gangguan kerja di Amerika Serikat.

Pemicunya tidak lebih dari posisi duduk yang tidak benar. Posisi duduk yang benar dapat mengurangi dan mencegah rasa nyeri pada punggung, cara ini jauh lebih baik daripada mengobati sakit yang sudah kronis sebagai akibat dari posisi tubuh yang tidak benar dalam tempo lama (Anonim, 2003). Nyeri Punggung Bawah adalah suatu sindroma klinik yang ditandai dengan gejala utama adanya rasa nyeri atau perasaan tidak enak di daerah tulang punggung bawah (Murdana, 1998). Bantalan tulang belakang adalah struktur yang kuat dan tidak menimbulkan rasa nyeri jika pembungkusnya masih utuh. Bantalan ini sendiri bentuknya lunak, mirip jeli. Robeknya pembungkus bantalan menyebabkan keluarnya inti dari bantalan tulang yang masuk ke dalam rongga tulang belakang. Hal tersebut dapat menekan pembuluh darah balik, kantung saraf maupun saraf itu sendiri. Sehingga menyebabkan iritasi penekanan dari bantalan tulang, dapat terjadi rasa nyeri sampai kelumpuhan dari saraf yang tertekan. Low Back Pain atau nyeri punggung bawah merupakan salah satu gangguan muskuloskeletal yang disebabkan oleh aktivitas tubuh yang kurang baik (Maher, Salmond & Pellino, 2002). LBP diklasifikasikan kedalam 2 kelompok yaitu kronik dan akut. LBP akut terjadi dalam waktu kurang dari 12 minggu, sedangkan LBP kronik terjadi dalam waktu 3 bulan (Rogers, 2006). Penelitian yang dilakukan Lam (1999), menyatakan bahwa duduk dengan posisi badan membungkuk sangat membebani struktur jaringan lunak vertebra pada diskus intervertebra, ligament dan otot. Melakukan aktivitas dengan posisi duduk yang monoton lebih dari 2 jam dalam sehari, dalam sehari dapat pula meningkatkan resiko timbulnya nyeri punggung (Anonim, 2007). 2.4.2. Rematik (Arthritis) Rematik adalah istilah umum bagi peradangan/inflamasi dan pembengkakan di daerah persendian. Penyakit ini cukup banyak menyerang masyarakat Indonesia pada usia 25-74 tahun dengan prevalensi dan keparahan yang meningkat dengan usia (Abdul, 2006). Semua jenis rematik menimbulkan rasa nyeri yang mengganggu. Biasanya nyeri ini disertai peradangan berupa pembengkakan setempat dan suhu yang

tinggi dari pembengkakan tersebut. Dengan derita yang disandang itu, penderita rematik akan terganggu semangat kerjanya. Gangguan fungsi seperti susah berjalan menjadi keluhan utama dari rasa nyeri itu sendiri. Gejala yang mengiringi rematik atau yang sering disebut nyeri rematik yaitu berkurangnya tenaga, adanya rasa lelah, letih, dan lemah. Otot-otot yang lemah ini berkaitan erat dengan proses patologi yang mengganggu anggota gerak. Gejala pengiring lainnya yaitu kekakuan pada persendian dan ketegangan pada otot-otot di sekitar bagian yang sakit. Kondisi rematik sering bermula dari aliran darah yang kurang sehat. Salah satu penyebabnya adalah posisi duduk yang tidak benar yang menyebabkan darah yang tidak sehat kurang memiliki keseimbangan yang baik karena terlalu banyak dibebani dengan sisa-sisa buangan sehingga persentase oksigen dan unsur-unsur lainnya menjadi lebih kecil. Pada situasi ini otak dan sel saraf tidak mempunyai kekuatan yang seharusnya dimiliki, karena telah tercampur dengan darah yang tercemar. (www.paduankesehatan.blogspot.com/2008/rematik.html). 2.4.3. Stress Posisi duduk yang tidak benar pada sebagian kasus dapat menyebabkan ketegangan otot yang merupakan manifestasi ketegangan mental. Reaksi tubuh terhadap stress adalah ketegangan otot-otot tertentu secara reflektoris. Pada setiap ketegangan pikiran, otot-otot menjadi tegang, terutama otot leher dan bahu. Jika keadaan ini berlangsung terus-menerus, otot-otot tersebut akan menjadi fibrotik, yaitu mengandung banyak serat jaringan pengikat di antara serat-serat otot. Otot-otot yang terserang adalah otot di tepi dalam dan tulang belikat. Ketegangan otot dapat diakibatkan oleh stres mental ataupun stres fisik. Stres fisik sering berkaitan dengan beban pekerjaan atau cara duduk yang tidak benar. Sedangkan stres mental berhubungan dengan kondisi kejiwaan yaitu akibat dari posisi duduk yang tidak benar menyebabkan tulang punggung memiliki kelainan yang menyebabkan aliran darah terhambat serta oksigen berkurang untuk sampai ke otak, menyebabkan manusia rentan terhadap stress.

Dari hal-hal tersebut yang telah diuraikan,dapat disimpulkan bahwa posisi duduk yang tidak benar dapat menyebabkan buruk terhadap tubuh. Sehingga sangat penting untuk memiliki kesadaran dan kebiasaan lebih awal dalam menerapkan posisi duduk yang benar dalam setiap aktivitas sehari hari agar dampak negatif dari posisi duduk yang tidak benar terhindar dari tubuh manusia.