Manajemen Pakan pada Itik

dokumen-dokumen yang mirip
TEKNOLOGI BUDIDAYA ITIK DI LAHAN PEKARANGAN Oleh Ermidias Penyuluh Pertanian Madya I.PENDAHULUAN

Budidaya dan Pakan Ayam Buras. Oleh : Supriadi Loka Pengkajian Teknologi Pertanian Kepulauan Riau.

Pakan ternak. Dibutuhkan oleh ternak untuk : 1. Hidup pokok 2. Pertumbuhan 3. Produksi 4. Mengganti sel yang rusak pada jaringan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Itik. mengambil telur itik liar dan dieramkan dengan ayam sehingga itik yang menetas

BAB I PENDAHULUAN. mengandung protein dan zat-zat lainnya seperti lemak, mineral, vitamin yang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi kendala pada peternak disebabkan mahalnya harga bahan baku, sehingga

FORMULASI RANSUM PADA USAHA TERNAK SAPI PENGGEMUKAN

LAPORAN PRAKTIKUM NUTRISI TERNAK UNGGAS DAN NON RUMINANSIA. Penyusunan Ransum dan Pemberian Pakan Pada Broiler Fase Finisher

VI. TEKNIK FORMULASI RANSUM

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan daging sapi setiap tahun selalu meningkat, sementara itu pemenuhan

TINJAUAN PUSTAKA. perkembangan di Inggris dan Amerika Serikat, itik ini menjadi popular. Itik peking

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KEBUTUHAN NUTRISI ITI PEDAGING : SUPRIANTO NIM : I

I. PENDAHULUAN. Peternakan di Indonesia setiap tahunnya mengalami peningkatan, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan perekonomian rakyat Indonesia, namun dilain pihak dampak

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pakan Penelitian

JENIS DAN KARAKTER JANGKRIK Jangkrik di Indonesia tercatat ada 123 jenis yang tersebar di pelosok daerah. Namun hanya dua jenis saja yang umum dibudid

PAKAN AYAM BURAS INSTALASI PENELITIAN DAN PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN DKI JAKARTA 1996

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Boer berasal dari Afrika Selatan, yang merupakan hasil persilangan

PENYUSUNAN RANSUM UNTUK ITIK PETELUR

I. PENDAHULUAN. pertumbuhan tubuh dan kesehatan manusia. Kebutuhan protein hewani semakin

BAB 2 LANDASAN TEORITIS

PENDAHULUAN. Daging unggas adalah salah jenis produk peternakan yang cukup disukai. Harga yang relatif terjangkau membuat masyarakat atau

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. hidup sampai penelitian berakhir adalah 13 ekor jantan dan 10 ekor betina Itik

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Limbah Ikan Bandeng (Chanos

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh penggunaan ampas kecap sebagai subsitusi

PENDAHULUAN. yaitu ekor menjadi ekor (BPS, 2016). Peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan masyarakat. Saat ini, perunggasan merupakan subsektor peternakan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh pemberian kombinasi tepung keong mas (Pomacea

MENGENAL SECARA SEDERHANA TERNAK AYAM BURAS

BAB III METODE PENELITIAN. yang menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan

TINJAUAN PUSTAKA Sapi Perah Sapi Friesian Holstein (FH) Produktivitas Sapi Perah

Ditulis oleh Mukarom Salasa Minggu, 19 September :41 - Update Terakhir Minggu, 19 September :39

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Campuran Onggok dan Molase

I. PENDAHULUAN. Pakan merupakan masalah yang mendasar dalam suatu usaha peternakan. Minat

Pengaruh Lumpur Sawit Fermentasi dalam Ransum Terhadap Performa Ayam Kampung Periode Grower

PRAKTIKUM III PENGENALAN BAHAN PAKAN TERNAK (FEEDS STUFF)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Negara China, Amerika maupun Australia. Itik Peking merupakan itik yang dapat

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh penggunaan ampas kecap dalam ransum

BAB III METODE PENELITIAN. energi metabolis dilakukan pada bulan Juli Agustus 2012 di Laboratorium Ilmu

Seminar Optimalisasi Hasil Samping Perkebunan Kelapa Sawit dan Industri 0lahannya sebagai Pakan Ternak cukup tinggi, nutrisi yang terkandung dalam lim

PROFIL USAHATANI UNGGAS DI KABUPATEN BREBES (STUDI KASUS)

Ditulis oleh Mukarom Salasa Minggu, 19 September :41 - Update Terakhir Minggu, 19 September :39

BAB III METODE PENELITIAN. Ayam Pedaging dan Konversi Pakan ini merupakan penelitian penelitian. ransum yang digunakan yaitu 0%, 10%, 15% dan 20%.

BAB III METODE PENELITIAN. selatan kota Gorontalo. Penelitian berlangsung selama dua bulan mulai dari bulan

I. TINJAUAN PUSTAKA. A. Puyuh

BAB I PENDAHULUAN. Lele dumbo yang bernama ilmiah Clarias geriepinus, masuk di Indonesia

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. adalah Day Old Duck (DOD) hasil pembibitan generasi ke-3 sebanyak 9 ekor itik

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kandungan Nutrien

PETUNJUK PRAKTIKUM MATA KULIAH ILMU NUTRISI TERNAK NON RUMINANSIA. Materi 1 : Formulasi Pakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam petelur merupakan ayam yang dipelihara khusus untuk diambil

PENDAHULUAN. Domba adalah salah satu ternak ruminansia kecil yang banyak. Indonesia populasi domba pada tahun 2015 yaitu ekor, dan populasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. unggas air yang cocok untuk dikembangbiakkan di Indonesia. Sistem

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan November sampai Desember 2013 di

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang pengaruh penggunaan tepung daun katuk (Sauropus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yaitu tipe pedaging, tipe petelur dan tipe dwiguna. Ayam lokal yang tidak

A. Kesesuaian inovasi/karakteristik lokasi

1. Jenis-jenis Sapi Potong. Beberapa jenis sapi yang digunakan untuk bakalan dalam usaha penggemukan sapi potong di Indonesia adalah :

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan perkembangan ayam broiler sangat dipengaruhi oleh

SUSU KEDELAI 1. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT menciptakan alam semesta dengan sebaik-baik ciptaan. Langit

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas ayam buras salah satunya dapat dilakukan melalui perbaikan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang pemanfaatan tepung olahan biji alpukat sebagai

KATA PENGANTAR. dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

SUHARTO. Balai Penelitian Ternak, Po Box 221, Bogor RINGKASAN

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia berasal dari Kecamatan Mojosari Kabupaten Mojokerto Propinsi Jawa

Sistem Pencernaan Manusia

I. PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan dan kecerdasan bangsa. Permintaan masyarakat akan

BAB III MATERI DAN METODE. hijau terhadap bobot relatif dan panjang organ pencernaan itik Magelang jantan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 6 minggu dari 12 September 2014 sampai

HASIL DAN PEMBAHASAN. Total jumlah itik yang dipelihara secara minim air sebanyak 48 ekor

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang Penggunaan Tepung Daun Mengkudu (Morinda

I. PENDAHULUAN. Peternakan dan Kesehatan Hewan (2012) menunjukkan bahwa konsumsi telur burung

BAB III MATERI DAN METODE. Kampung Super dilaksanakan pada bulan Februari sampai April 2016 dikandang

NILAI GIZI ECENG GONDOK DAN PEMANFAATAN SEBAGAI PAKAN ternak NON RUMINANSIA NINA MARLINA DAN SURAYAH ASKAR

V. PROFIL PETERNAK SAPI DESA SRIGADING. responden memberikan gambaran secara umum tentang keadaan dan latar

PETUNJUK PRAKTIKUM MATA KULIAH ILMU NUTRISI TERNAK NON RUMINANSIA. Materi: Formulasi Pakan

TINJAUAN PUSTAKA. Nangka memiliki nama latin artocarpus heteropyllus sedangkan dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam lokal persilangan merupakan ayam lokal yang telah mengalami

Petunjuk Praktis Manajemen Pengelolaan Limbah Pertanian untuk Pakan Ternak sapi

PENDAHULUAN. terhadap lingkungan tinggi, dan bersifat prolifik. Populasi domba di Indonesia pada

PEMANFAATAN LIMBAH RESTORAN UNTUK RANSUM AYAM BURAS

BAB III METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Alat yang Digunakan dalam Penelitian.

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan September - Desember 2015 di

INTENSIFIKASI TERNAK AYAM BURAS

UMMB ( Urea Molasses Multinutrient Block) Pakan Ternak Tambahan bergizi Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. tercatat sebesar 237 juta jiwa dan diperkirakan bertambah 2 kali lipat jumlahnya. ayam sebagai salah satu sumber protein hewani.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Devendra dan Burns (1994) menyatakan bahwa kambing menyukai pakan

TEKNIK PENGOLAHAN UMB (Urea Molases Blok) UNTUK TERNAK RUMINANSIA Catur Prasetiyono LOKA PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KEPRI

TINJAUAN PUSTAKA. Masyarakat saat ini mengenal tiga tipe ayam yaitu ayam tipe ringan, tipe medium

LINGKUNGAN BISNIS USAHA TERNAK ITIK. : Wahid Muhammad N. Nim : SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

Ransum Ternak Berkualitas (Sapi, Kambing, dan Domba)

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Kadar Kolesterol, Trigliserida, HDL dan LDL

MATERI DAN METODE. Tabel 3. Komposisi Nutrisi Ransum Komersial.

MATERI DAN METODE. Materi

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 16. SISTEM PENCERNAANLatihan Soal 16.1

PENGETAHUAN BAHAN PAKAN. Oleh : Muhammad Fakhri, S.Pi, MP, M.Sc

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian

PENDAHULUAN. salah satunya pemenuhan gizi yang berasal dari protein hewani. Terlepas dari

Transkripsi:

Manajemen Pakan pada Itik Pakan merupakan kebutuhan utama dalam usaha pemeliharaan ternak itik. Biaya untuk ransum menempati presentase terbesar dibandingkan dengan biaya lainnya. Kita ketahui bersama fungsi pakan pada makhluk hidup terutama ternak adalah sebagai penghasil energi. Setelah energi terbentuk maka akan dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan pokoknya (memelihara jaringan tubuh), kalau ada kelebihan energi akan dipergunakan untuk berproduksi (telur dan daging) dan bereproduksi. Fungsi pakan bagi ternak 1. Memenuhi kebutuhan pokok, yaitu membentuk sel- sel atau jaringan-jaringan tubuh serta mengganti bagian tubuh yang rusak 2. Keperluan produksi - Daging - Telur 3. Reproduksi Zat-zat yang diperlukan bagi ternak Karbohidrat : Diperlukan sebagai sumber tenaga (energi) guna melakukan aktivitas Lemak : Merupakan sumber tenaga, karbohirat yang berlebihan dalam tubuh disimpan dalam tubuh dibawah kulit sebagai lemak Protein : Dibutuhkan untuk keperluan : - Pertumbuhan tulang, urat, daging, kulit, bulu, dll bagi itik muda - Mengganti jaringan tubuh yang rusak - Berproduksi Mineral : Merupakan zat pembangun untuk keperluan pertumbuhan dan produksi - Ca dan P terdapat pada tulang, kulit, telur - Na terdapat pada darah - Cl terdapat pada getah lambung - Fe terdapat pada butir darah merah Vitamin diperlukan untuk : - Sebagai zat pengatur di dalam tubuh - Mempertahankan kesehatan tubuh - Memajukan kesanggupan berproduksi

Persamaan Ayam dan Itik tentang Pola Makannya Nickel et al. (1997) membagi sistem pencernaan unggas menjadi dua bagian yaitu saluran cerna utama yang terdiri dari mulut, esopagus, lambung, usus kecil, usus besar dan kloaka dan kelenjar pelengkap (asesoris) yaitu hati dan pankreas. Lebih lanjut dinyatakan esopagus pada unggas berbeda dengan ternak lainnya karena bagian distal mengalami pelebaran membentuk kantong yang dikenal dengan tembolok. Lambung unggas dibedakan menjadi lambung kelenjar dan lambung otot atau anela. Usus kecil unggas dibedakan menjadi 3 bagian yaitu duadenum, jejenum dan ileum, sedang usus besar unggas dibedakan atas sekum sebanyak 2 buah dan kolon pendek, kloaka yang bersifat multifungsi. Makanan yang berasal dari lambung masuk ke dalam gizard yang tidak terdapat pada hewan non ruminansia lain. Gizard mempunyai otot otot kuat yang dapat berkontraksi secara teratur untuk menghaluskan makanan sampai menjadi bentuk pasta ke dalam usus halus. Biasanya gizard mengandung grit (batu kecil dan pasir) yang akan membantu melumatkan biji biji (Tillman dkk., 1991) Perbedaan morfologi pencernaan ayam dan itik mempengaruhi pakannya Kalau kita perhatikan paruh itik berbeda dengan paruh ayam, hal itu juga mempengaruhi dalam hal untuk mengambil pakannya. Paruh itik bentuknya pipih dan lebar memudahkan itik mengambil makanan di tempat basah. Ayam lebih menyukai pakan berbentuk butiran karena kebiasannya mematuk, sedangkan itik menyukai pakan yang becek. Pada paruh itik juga terdapat lempeng saringan yang berfungsi untuk menyaring makanan dari air dan lumpur. Perbedaan fisologis pencernaan ayam dan itik mempengaruhi pakannya Itik adalah unggas yang paling tahan terhadap pakan berserat kasar tinggi, hal ini disebabkan sekum itik berkembang lebih baik dibandingkan ayam. Didalam sekum terdapat mikrobia yang mampu mencerna serat kasar menjadi asam lemak volatile yang digunakan untuk mensuplai kebutuhan energi. Berdasarkan umur dan pola pemberian pakan, Itik Petelur terbagi menjadi 3 periode : Fase starter/meri (1-4 minggu) Fase Grower/dara (5-22 minggu) Fase layer/babon (22-144 minggu) (Afkir 2,5 tahun) Sedangkan Itik Pedaging atau Itik Jantan dibagi menjadi 2 periode : Fase starter (1-4 minggu) Fase Finisher (5-10 minggu)

Tabel Kebutuhan Nutrisi Pakan Itik Meri Dara Babon Nutrisi Pakan 1-28 hari 29-154 hari 155 hari-dst Protein (%) 18-20 14-16 15-17 EM (Kcal) 3000 2800 2900 Serat kasar (%) 4-7 6-9 6-9 Lemak (%) 4-7 3-6 4-7 Calsium (Ca)(%) 0,90 0,80 0,80 Fosfor total (%) 0,70 0,70 0,50 Fosfor tersedia (5) 0,45 0,45 0,50 Masa pemeliharaan itik periode awal (starter) adalah masa paling menentukan, karena akan menentukan laju pertumbuhan selanjutnya, masa produksi, tingkat produksi telur. Pemberian pakan pada anak itik (DOD/ Day Old Duck) masih untuk memenuhi kebutuhan pokoknya yaitu tumbuh dan berkembang, sehingga kalau kebutuhan pakan pada periode starter terpenuhi dengan baik maka pembentukan dan pertumbuhan jaringan tubuh (kulit, daging, otot dan tulang) akan berjalan dengan baik, untuk menjaga ketahanan tubuh dalam menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan yang baru, baik karena cuaca dingin maupun panas atau karena pindah kandang (membeli bibit dari tempat lain). Pakan untuk anak itik periode starter baik untuk itik jantan tujuan pedaging atau itik betina tujuan petelur adalah sama, yang menjadikan sedikit berbeda antara itik pedaging dan itik petelur adalah ketika itik tersebut memasuki umur 60 hari. Saran kami pada periode starter diberikan pakan jadi buatan pabrik karena lebih stabil kandungan nutrisinya (maaf bukan promosi). Pemberian pakan konsentrat buatan pabrik disarankan sampai umur 3-4 minggu, setelah itu pakan bisa diganti berupa campuran pakan konsentrat dengan dedak atau pakan alternatif lainnya. Karena pemberian pakan konsentrat sangat mudah dan tidak perlu repot-repot lagi untuk menghitung kebutuhan nutrisinya segala. Kegiatan yang terpenting pada umur ini adalah berkonsentrasi terhadap keadaan/kondisi DOD karena pada umur ini rawan terhadap kematian. Memperhatikan dengan seksama tingkah laku DOD, begitu muncul masalah (penyakit atau lainnya) segera atasi dan jangan biarkan masalah berlarut. Hati-hati jika mencampur pakan untuk pakan DOD karena belum tentu komposisi nutrisi sudah tepat, malah efek dari pencampuran pakan yang tidak tepat akan menjadi masalah bagi anda nantinya

Ragam cara pemberian pakan pada itik : Cara pemberian basah Cara pemberian pakan secara basah yaitu pakan itik yang berupa konsentrat dicampur dengan air. Keadaan atau bentuk pakan setelah dicampur dengan air adalah pakan tersebut tidak sampai mengeluarkan air kalau kita peras (mamel=jawa). Ada sedikit catatan kalau kita menggunakan pakan basah yaitu frekuensi pemberian pakan haruslah ditingkatkan. Karena pakan bentuk basah gampang mengundang bibit penyakit terutama jamur. Makanya pemberian nya mesti sedikit-sedikit tapi langsung habis. Cara pemberian kering Cara pemberian pakan kering adalah bahan pakan yang ada semisal pakan konsentrat langsung kita berikan begitu saja. Memang cara ini terlihat praktis dan lebih aman akan tetapi bagi ternak sendiri sepertinya kurang bisa menikmati sajian tersebut. Dan kalau kita perhatikan maka banyak pakan yang terbuang karena bentuk anatomi paruh itik/bebek berbeda dengan paruh ayam. Kalau kita memilih cara ini maka tempat minum jangan diletakkan berjauhan karena itik yang diberi pakan dengan cara ini perlu segera minum. Rata-rata kebutuhan pakan per ekor per hari Umur (minggu) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Jumlah (gr) 15 30 40 60 65 70 70 72 74 74 75 Umur (minggu) 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 Jumah (gr) 76 76 70 70 80 80 95 90 90 100 110 Hijauan untuk Itik Pakan hijauan merupakan salah satu komponen pakan yang memasok kebutuhan serat bagi itik. Wujudnya berupa daun-daunan hijau segar yang diberikan langsung kepada itik setelah dicacah. Pakan hijauan untuk itik antara lain kangkung, daun eceng gondok, genjer dan daun pepaya. Pemberian hijauan jenis leguminosa (lamtoro, turi, gamal dll) sebaiknya dilayukan terlebih dahulu untuk menguapkan zat-zat berbahaya yang dapat merontokkan bulu. Selain membantu melancarkan pencernaan itik, pakan hijauan juga memasok kebutuhan vitamin dan mineral. Biasanya 100 ekor itik dewasa diberi pakan hijauan sebanyak 4 Kg perhari. Penggunaan dalam ransum itik dapat dicampurkan sebanyak 5%.

Contoh Formulasi Pakan Itik Formulasi pakan itik untuk masa grower (umur 5-22 minggu) : Jumlah pemberian 65-110 gram/ekor/hari sesuai tingkatan umur. Sebagai patokan adalah jumlah Protein 14-16%, dan Energi Metabolis (EM) 2800 Kkal/kg. 1. Jagung 20%, dedak 20%, menir 15%, kedelai 15%, bungkil kelapa 5%, tepung ikan 10%, tepung darah 10% dan tepung tulang 5% 2. Jagung atau dedak atau menir 50%, kacang tanah, bungkil kelapa atau kacang kedelai 15%, cacahan ikan teri atau bekicot 25%, mineral 5%, dan sisanya adalah campuran vit B12, premix dan daun singkong 3. Jagung giling 45%, bekatul 15%, bungkil kelapa 5%, kedelai 15%, tepung daun lamtoro 5%, tepung ikan 10% rumput kering 2%, tepung kerang 2%, tepung tulang 1% dan sedikir garam 4. Jagung 20%, konsentrat 10%, bekatul 60%, dan eceng gondok 10% Formulasi pakan itik untuk layer (22 minggu ke atas) : Jumlah pemberian minimal 150 gram/ekor/hari, tidak lupa untuk memberikan hijauan segar dan mineral. Sebagai patokan adalah jumlah Protein 15-17% dan Energi Metabolis (EM) 2900 Kkal/kg. 1. Bekatul 15%, beras merah 30%, jagung giling 10% kacang hijau giling 12%, tepung ikan 20%, kedelai giling 3%, bungkil kelapa 5% tepung tulang 4,5% dan garam 0,5% 2. Bekatul 6 kg, konsentrat itik layer 3 kg, dan jagung 6 kg 3. Bekatul 6 kg, konsentrat itik layer 1,5 kg, ketam cincang 1,5-2 kg, dan jagung giling 6 kg 4. Dedak kasar 25%, jagung giling 25%, kacang kedelai giling 15%, bekicot cincang 15%, tepung ikan 10%, garam 5% dan tepung daun singkong 5% 5. Bekatul 5 kg, nasi kering 7 kg, ece 1 kg, cacahan ikan pirik 15 kg 6. Bekatul 2,6 kg, bekatul 8,3 kg, dan ikan pirik giling 10,6 kg 7. Bekatul 6 kg, nasi kering 6 kg, konsentrat itik layer 4 kg, ikan kecil 12 kg 8. Bekatul/dedak dan konsentrat itik layer dengan perbandingan (6:1) 9. Nasi kering : jagung : konsentrat itik layer dengan perbandingan (4:1:1) 10. Bekatul : konsetrat itik layer dengan perbandingan (4:1) 11. Konsentrat itik layer : konsentrat ayam petelur : dedak dengan perbandingan (2:5:8) 12. Konsentrat itik layer 60%, jagung 15%, kremis 15%, dan eceng gondok 10% 13. Bekatul 60%, jagung 20%, dan konsentrat itik layer 20% 14. Bekatul 2.5 kg, konsetrat itik layer 1,5 kg, gandum 8 kg, dan hijauan 0.7-1 kg Perlu diketahui bersama bahwa kestabilan dan produktivitas itik sangat ditentukan oleh ketepatan dalam pemberian jumlah pakan yang meliputi kandungan nutrisi dan kualitas pakan. Tidak ada salahnya untuk mencoba salah satu komposisi di atas, asal ketersediaan pakan dan harganya pun murah di sekitar lokasi kita.

Cara Menyusun Ransum Itik 1. Langkah awal sebelum menghitung, yaitu memiliki data Kandungan Nutrisi Bahan Pakan dan Data Kebutuhan Nutrisi bagi Itik. Untuk memudahkan proses perhitungan buatlah tabel seperti di bawah ini : Tabel. Jumlah kandungan protein dan energi bahan baku pakan 2. Kemudian pilihlah bahan-bahan pakan yang akan digunakan, misalnya jagung, dedak, ampas tahu dan tepung ikan (sesuaikan dengan ketersedian bahan pakan). 3. Tahap berikutnya adalah menentukan kandungan nutrisi yang dikehendaki, misalnya kita menginginkan ransum yang mengandung protein 15-17% dan energi metobolisme 2700 kkal/kg (pakan itik layer). 4.Tentukan juga banyaknya bahan pakan yang akan digunakan dan untuk memudahkan perhitungannya, buatlah jumlah keselurahan pakan menjadi 100kg (100%). Tabel 2. Jumlah kandungan protein dan energi bahan baku pakan 5. Selanjutnya menghitung kandungan protein dan energi metabolisme bahan pakan dengan cara mengkalikan banyaknya bahan baku pakan dengan kandungan gizi tersebut, lalu jumlahkan kandungan protein serta energi metabolisme.

Tabel 3. Jumlah kandungan protein dan energi bahan baku pakan yang dikehendaki 6. Perhatikan nilai kandungan protein dan energi yang dikehendaki apakah sudah sesuai, kurang atau sudah berlebihan. 7. Bila jumlah yang diperoleh dengan nilai yang dikehendaki belum sesuai, ulangi lagi perhitungannya hingga benar-benar mendekati kandungan gizi yang diharapkan, dengan memulai dari no.4 Perhatikan perubahan banyaknya bahan baku pakan yang digunakan seperti contoh dalam tabel. 8. Apabila jumlah protein sudah mendakati kebutuhan, tetapi energi metabolisme masih kurang maka dapat ditambahkan minyak kelapa. Adapun kandungan protein minyak kelapa adalah 0% dan energi 8.600kkal/kg. Perhitungan Harga Pakan Selanjutnya menghitung harga masing-masing bahan baku pakan. Hal ini perlu dilakukan untuk menghasilkan ransum buatan sendiri yang ekonomis. Lihat contoh tabel berikut : Tabel 4. Perkiraan harga bahan baku pakan Dari perkiraan harga tersebut di atas, menunjukan bahwa harga campuran pakan ini adalah Rp.178.000/100kg atau Rp.1.780/kg.

Selanjutnya menghitung kebutuhan konsumsi itik berbanding dengan perkiraan harga pakan campuran seperti berikut : Konsumsi induk itik adalah 15 kg/hari/100 ekor Jadi : 15 kg x Rp.1780 = Rp. 26.700/hari/100ekor Dalam contoh perkiraan tersebut, untuk pemeliharaan 100 ekor itik saja, peternak akan menghasilkan pendapatan sebesar Rp.43.333/hari dengan asumsi produksi telur 70%/hari dengan harga telur Rp.1000/butir. Contoh perhitungan : Produksi Telur 100ekor x 70% = 70 butir telur/hari 70 x Rp.1000 = Rp.70.000/hari/100ekor Pendapatan Rp. 70.000 - Rp. 26.700 = Rp.43.333/hari/100ekor atau Rp. 43.333 x 30 = Rp.1.299.990/bulan Dengan demikian untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, pemeliharaan itik petelur minimal 300 ekor dengan memanfaatkan bibit unggul, itik ratu (MA-2000) atau itik lokal unggul seperti itik alabio atau itik mojosari dengan menerapkan sistem pemeliharaan secara intensif (terkurung). Contoh perhitungan pemeliharaan 300 ekor itik : Biaya pakan : Rp.26.700 x 3 = Rp. 80.100/hari Pendapatan kotor : Rp.70.000 x 3 = Rp.210.000/hari Pendapatan bersih : Rp.210.000 Rp.80.100 = Rp.129.900/hari atau Rp.129.900 x 30 = 3.897.000/bulan Jadi semakin banyak itik yang akan dipelihara maka semakin besar pula hasil yang akan didapatkan. DAFTAR PUSTAKA Supriadi, Ir, 2011. Panduan Lengkap Itik. Penebar Swadaya. Jakarta. Saleh, E. 2004. Pengelolaan Ternak Itik di Pekarangan Rumah. USU Digital Library. Medan Samadi, B, Ir, 2007. Cara Mudah Meningkatkan Produktivitas Itik Petelur. Pustaka Mina. Jakarta.

KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN

PAKAN PADA ITIK BALAI PEMBIBITAN TERNAK UNGGUL SAPI DWIGUNA DAN AYAM SEMBAWA, SUMATERA SELATAN Jln. Raya Palembang-Pangkalan Balai Km.29 PO. BOX 1116 Palembang 30001 Telp./Fax. : (0711) 7076784/8090220 Email : bptusbw@yahoo.com Web : bptu-sembawa.net