Peningkatan Produksi dan Kualitas Susu Kambing Peranakan Etawah Sebagai Respon Perbaikan Kualitas Pakan

dokumen-dokumen yang mirip
Animal Agriculture Journal, Vol. 2. No. 1, 2013, p Online at :

RESPONS KOMPOSISI TUBUH DOMBA LOKALTERHADAP TATA WAKTU PEMBERIAN HIJAUAN DAN PAKAN TAMBAHAN YANG BERBEDA

Pengaruh Pemberian Probiotik dalam Pakan terhadap Pertambahan Bobot Badan Kambing Kacang

BOBOT LAHIR DAN PERTUMBUHAN ANAK KAMBING PERANAKAN ETAWAH SAMPAI LEPAS SAPIH BERDASARKAN LITTER ZISE DAN JENIS KELAMIN

PENGARUH PENAMBAHAN KONSENTRAT DENGAN KADAR PROTEIN KASAR YANG BERBEDA PADA RANSUM BASAL TERHADAP PERFORMANS KAMBING BOERAWA PASCA SAPIH

Pengaruh Waktu Pemerahan dan Tingkat Laktasi terhadap Kualitas Susu Sapi Perah Peranakan Fries Holstein

PEMBERIAN KONSENTRAT DENGAN LEVEL PROTEIN YANG BERBEDA PADA INDUK KAMBING PE SELAMA BUNTING TUA DAN LAKTASI

PENGARUH TINGKAT PENGGUNAAN PAKAN PENGUAT TERHADAP PERFORMA INDUK KAMBING BLIGON DI PETERNAK RAKYAT

ABSTRAK. Kata kunci : Imbangan Pakan; Efisiensi Produksi Susu; Persistensi Susu. ABSTRACT

MATERI DAN METODE. Metode

UPAYA UNTUK MENINGKATKAN PERTAMBAHAN BOBOT BADAN DAN EFISIENSI PENGGUNAAN PAKAN PADA KAMBING PERANAKAN ETAWAH MENGGUNAKAN SUPLEMEN KATALITIK

Pengaruh Jarak Waktu Pemberian Pakan Konsentrat dan Hijauan Terhadap Produktivitas Kambing Peranakan Etawah Lepas Sapih

RESPON TIGA RUMPUN KAMBING TERHADAP PEMBERIAN TAMBAHAN KONSENTRAT

PENGARUH TINGKAT PROTEIN-ENERGI RANSUM TERHADAP KINERJA PRODUKSI KAMBING KACANG MUDA

D. Akhmadi, E. Purbowati, dan R. Adiwinarti Fakultas Peternakan Unuversitas Diponegoro, Semarang ABSTRAK

KONSUMSI DAN KOEFISIEN CERNA NUTRIEN PADA KAMBING PERANAKAN ETAWAH (PE) YANG DIBERI PAKAN KONSENTRAT DITAMBAH SODA KUE (SODIUM BIKARBONAT).

Animal Agriculture Journal, Vol. 2. No. 1, 2013, p Online at :

RESPON PRODUKSI SUSU SAPI FRIESIAN HOLSTEIN TERHADAP PEMBERIAN SUPLEMEN BIOMINERAL DIENKAPSULASI SKRIPSI PIPIT

Pertumbuhan dan Komponen Fisik Karkas Domba Ekor Tipis Jantan yang Mendapat Dedak Padi dengan Aras Berbeda

Penampilan Produksi Sapi PO dan PFH Jantan yang Mendapat Pakan Konsentrat dan Hay Rumput Gajah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memiliki ciri-ciri fisik antara lain warna hitam berbelang putih, ekor dan kaki

MATERI DAN METODE. Materi

HASIL DAN PEMBAHASAN

PROPORSI DAGING, TULANG DAN LEMAK KARKAS DOMBA EKOR TIPIS JANTAN AKIBAT PEMBERIAN AMPAS TAHU DENGAN ARAS YANG BERBEDA

PENGARUH KUALITAS RANSUM TERHADAP KECERNAAN DAN RETENSI PROTEIN RANSUM PADA KAMBING KACANG JANTAN

Penampilan Kelinci Persilangan Lepas Sapih yang Mendapat Ransum dengan Beberapa Tingkat Penggunaan Ampas Teh

HASIL DAN PEMBAHASAN

KOMPOSISI SUSU KAMBING PERAH YANG MENGKONSUMSI RANSUM KOMPLIT BERBASIS SAMPAH SAYURAN PASAR

PENGARUH KUALITAS PAKAN TERHADAP KEEMPUKAN DAGING PADA KAMBING KACANG JANTAN. (The Effect of Diet Quality on Meat Tenderness in Kacang Goats)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ternak perah adalah ternak yang diusahakan untuk menghasikan susu

K. A. P. Hartaja, T. H. Suprayogi, dan Sudjatmogo Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro, Semarang ABSTRAK

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Penggunaan Zeolit dalam Ransum terhadap Konsumsi Ransum, Pertumbuhan, dan Persentase Karkas Kelinci Lokal Jantan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Peranakan Ettawa (PE) merupakan hasil perkawinan antara kambing

EFEK PENGGUNAAN KONSENTRAT PABRIKAN DAN BUATAN SENDIRI DALAM RANSUM BABI STARTER TERHADAP EFISIENSI PENGGUNAAN RANSUM. S.N.

Pengaruh Imbangan Hijauan-Konsentrat dan Waktu Pemberian Ransum terhadap Produktivitas Kelinci Lokal Jantan

PERTUMBUHAN PRA-SAPIH KAMBING PERANAKAN ETAWAH ANAK YANG DIBERI SUSU PENGGANTI

PENGARUH TINGKAT PROTEIN RANSUM TERHADAP PENAMPILAN KAMBING PERSILANGAN BOER X KACANG MUDA

Animal Agriculture Journal 3(3): , Oktober 2014 On Line at :

IMBANGAN HIJAUAN-KONSENTRAT OPTIMAL UNTUK KONSUMSI RANSUM DAN PRODUKSI SUSU SAPI PERAH HOLSTEIN LAKTASI

PENDAHULUAN. yaitu ekor menjadi ekor (BPS, 2016). Peningkatan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian kecernaan protein dan retensi nitrogen pakan komplit dengan

TINJAUAN PUSTAKA Sapi Perah Sapi Friesian Holstein (FH) Produktivitas Sapi Perah

HASIL DAN PEMBAHASAN. Keadaan Umum Penelitian

PengaruhImbanganEnergidan Protein RansumterhadapKecernaanBahanKeringdan Protein KasarpadaAyam Broiler. Oleh

PEMBAHASAN. Zat Makanan Ransum Kandungan zat makanan ransum yang diberikan selama penelitian ini secara lengkap tercantum pada Tabel 4.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Domba Ekor Gemuk. Domba Lokal memiliki bobot badan antara kg pada

PENGARUH ENERGI RANSUM TERHADAP PENAMPILAN KAMBING KACANG INDUK BUNTING HASIL PERKAWINAN DENGAN JANTAN BOER

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPRODUKSI SUSU SAPI PERAH LAKTASI MELALUI PERBAIKAN PAKAN DAN FREKUENSI PEMBERIANNYA

ABSTRAK ABSTRACT PENDAHULUAN

SELISIH PROPORSI DAGING, LEMAK DAN TULANG DOMBA EKOR TIPIS YANG DIBERI PAKAN UNTUK HIDUP POKOK DAN PRODUKSI

STUDI KOMPARATIF METABOLISME NITROGEN ANTARA DOMBA DAN KAMBING LOKAL

DAFTAR PUSTAKA. Blakely, J dan D. H. Bade Ilmu Peternakan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta

HASIL DAN PEMBAHASAN Produksi Susu

S. Sarah, T. H. Suprayogi dan Sudjatmogo* Program Studi S-1 Peternakan Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro

Gambar 2. Domba didalam Kandang Individu

PEMANFAATAN Indigofera sp. DALAM RANSUM TERHADAP KECERNAAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK PADA DOMBA JANTAN

MATERI DAN METODE. Waktu dan Lokasi. Materi

RESPON PRODUKSI KAMBING PE INDUK SEBAGAI AKIBAT PERBAIKAN PEMBERIAN PAKAN PADA FASE BUNTING TUA DAN LAKTASI

FEED COST PER GAIN DOMBA YANG DIGEMUKKAN SECARA FEEDLOT DENGAN PAKAN DASAR JERAMI PADI DAN LEVEL KONSENTRAT BERBEDA

PENGARUH PENGGUNAAN KONSENTRAT DALAM PAKAN RUMPUT BENGGALA ( Panicum Maximum ) TERHADAP KECERNAAN NDF DAN ADF PADA KAMBING LOKAL

MATERI DAN METODE. Gambar 2. Contoh Domba Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN. Konsumsi Pakan

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan pertambahan penduduk dari tahun ke tahun yang terus meningkat

Evaluasi Kecukupan Nutrien pada Sapi Perah Laktasi... Refi Rinaldi

POPULASI PROTOZOA, BAKTERI DAN KARAKTERISTIK FERMENTASI RUMEN SAPI PERANAKAN ONGOLE SECARA IN VITRO

TINGKAH LAKU MAKAN KAMBING KACANG YANG DIBERI PAKAN DENGAN LEVEL PROTEIN-ENERGI BERBEDA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pengaruh Imbangan Energi dan Protein Ransum terhadap Energi Metabolis dan Retensi Nitrogen Ayam Broiler

DEPOSISI PROTEIN PADA DOMBA EKOR TIPIS JANTAN YANG DIBERI PAKAN HIJAUAN DAN KONSENTRAT DENGAN METODE PENYAJIAN BERBEDA

PENAMPILAN PRODUKSI AYAM BROILER YANG DIBERI TEPUNG GAMBIR (Uncaria Gambir Roxb) SEBAGAI FEED ADDITIVE DALAM PAKAN.

Evaluasi Pertambahan Bobot Badan Sapi Aceh Jantan yang Diberi Imbangan Antara Hijauan dan Konsentrat di Balai Pembibitan Ternak Unggul Indrapuri

PENGARUH KANDUNGAN ENERGI DALAM KONSENTRAT TERHADAP KECERNAAN SECARA IN VIVO PADA DOMBA EKOR GEMUK

MATERI DAN METODE. Gambar 3. Domba yang Digunakan Dalam Penelitian

G. S. Dewi, Sutaryo, A. Purnomoadi* Program Studi S-1 Peternakan Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro Semarang

HASIL DAN PEMBAHASAN

RESPON KAMBING KACANG JANTAN TERHADAP WAKTU PEMBERIAN PAKAN ABSTRAK

I. Habib, T. H. Suprayogi dan P. Sambodho* Program S-1 Peternakan Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro, Semarang

KATA PENGANTAR. dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

PENAMPILAN REPRODUKSI INDUK KAMBING PERANAKAN ETAWAH (PE) YANG DIBERI PAKAN JERAMI PADI FERMENTASI: PERKEMBANGAN BOBOT HIDUP ANAK SAMPAI PRASAPIH

HUBUNGAN VARIASI PAKAN TERHADAP MUTU SUSU SEGAR DI DESA PASIRBUNCIR KECAMATAN CARINGIN KABUPATEN BOGOR

Jurnal Ilmiah Peternakan Terpadu Vol. 4(2): , Mei 2016

KONSUMSI DAN PRODUKSI PROTEIN SUSU SAPI PERAH LAKTASI YANG DIBERI SUPLEMEN TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza) DAN SENG PROTEINAT

KANDUNGAN LEMAK, TOTAL BAHAN KERING DAN BAHAN KERING TANPA LEMAK SUSU SAPI PERAH AKIBAT INTERVAL PEMERAHAN BERBEDA

METODE. Materi 10,76 12,09 3,19 20,90 53,16

KHARISMA ANINDYA PUTRI H

PENGARUH TINGKAT PROTEIN RANSUM TERHADAP PENAMPILAN KAMBING KOSTA DAN PERSILANGAN BOER SAPIHAN

FLUKTUASI BOBOT HIDUP KAMBING KACANG INDUK YANG DIKAWINKAN DENGAN PEJANTAN BOER DARI KAWIN SAMPAI ANAK LEPAS SAPIH

HASIL DAN PEMBAHASAN

T. Dhalika, Endang Yuni Setyowati, Siti Nurachma dan Yuli Astuti Hidayati Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Bandung

SKRIPSI KUALITAS NUTRISI SILASE LIMBAH PISANG (BATANG DAN BONGGOL) DAN LEVEL MOLASES YANG BERBEDA SEBAGAI PAKAN ALTERNATIF TERNAK RUMINANSIA

MATERI DAN METODE P1U4 P1U1 P1U2 P1U3 P2U1 P2U2 P2U3 P2U4. Gambar 1. Kambing Peranaka n Etawah yang Diguna ka n dalam Penelitian

PEMANFAATAN NUTRISI RANSUM KOMPLIT DENGAN KANDUNGAN PROTEIN BERBEDA PADA KAMBING MARICA JANTAN

Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2007

KADAR HEMATROKRIT, GLUKOSA DAN UREA DARAH SAPI JAWA YANG DIBERI PAKAN KONSENTRAT DENGAN TINGKAT YANG BERBEDA

PENGARUH PENGGANTIAN KONSENTRAT DENGAN AMPAS AREN FERMENTASI DALAM RANSUM TERHADAP KECERNAAN BAHAN KERING DAN SERAT KASAR DOMBA EKOR TIPIS JANTAN

PENGARUH PAKAN KOMPLIT DENGAN KADAR PROTEIN DAN ENERGI YANG BERBEDA PADA PENGGEMUKAN DOMBA LOKAL JANTAN SECARA FEEDLOT TERHADAP KONVERSI PAKAN

PENAMPILAN PRODUKSI KERBAU LUMPUR JANTAN MUDA YANG DIBERI PAKAN AMPAS BIR SEBAGAI PENGGANTI KONSENTRAT JADI

TINJAUAN PUSTAKA. Lemak (%)

PENGARUH PEMBERIAN RUMPUT RAJA (Pennisetum purpupoides) DAN TEBON JAGUNG TERHADAP PERFORMANS SAPI PERANAKAN ONGOLE (PO) BETINA

Transkripsi:

Peningkatan Produksi dan Kualitas Susu Kambing Peranakan Etawah Sebagai Respon Perbaikan Kualitas Pakan Adriani, A.Latif, S. Fachri dan I. Sulaksana Fakultas Peternakan Universitas Jambi adrianiyogaswara@yahoo.com Intisari Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan produksi dan kualitas susu Kambing Peranakan Etawah sebagai respons perbaikan kualitas pakan, Penelitian ini menggunakan 12 ekor kambing laktasi dengan rancangan acak kelompok yang terdiri atas 3 perlakuan 4 ulangan. Perlakuan yaitu T1= kontrol (pakan hijauan), T2 = pakan kualitas sedang (hijauan 75% + konsentrat 25%), T2 = pakan kualitas tinggi (hijauan 60% + 40% konsentrat). Pakan diberikan dua kali sehari selama dua bulan pengamatan. Peubah yang diamati adalah produksi susu, kualitas susu dan konsumsi pakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan perbaikan kualitas pakan tidak mempengaruhi konsumsi bahan kering pakan, konsumsi protein, serat kasar, lemak dan BETN dengan rataan berturut-turut untuk bahan kering sebesar 1445.0 gram/ekor/hari, protein 195.0 gram/ekor/hari, serat kasar 246.3 gram/ekor/hari dan BETN 1006.9 gram/ekor/hari. Perlakuan perbaikan pakan meningkatkan produksi susu kambing PE secara nyata (P<0.05) dengan produksi tertinggi pada T3 yaitu 832.78 gram/ekor/hari, diikuti perlakuan T2 sebesar 743.12 gram/ekor/hari dan T1 sebesar 621.34 gram/ekor/hari, Namun tidak mempengaruhi kualitas air susu yaitu berat jenis dengan rataan 1.0285, bahan kering susu 16.43%, lemak susu sebesar 6.83% dan protein susu sebesar 4.57%. Kesimpulan penelitian adalah permberian pakan berkualitas pada kambing Peranakan Etawah saat laktasi dapat meningkatkan produksi susu yang dihasilkan kambing dengan kualitas air susu yang relatif sama dan tidak mempengaruhi konsumsi bahan kering dan nitrien pakan kambing. Kata kunci : Kambing PE, kualitas Pakan, konsumsi, produksi Susu, kualitas susu Abstract The aim of this study was to reveal an increase in the milk production and the quality of Ettawa cross goat (ECG) as the feed quality response. Twelve ECG were used in this experiment. The design of this experiment was Randomized Block Design with three treatments and four replications. The treatments were control diet (forage), medium quality diet (75% forage and 25% concentrate) and high quality diet (60% forage and 40% concentrate) for T 0, T 1 and T 2 respectively. Animals were fed twice daily through two months of experiment. Results of this study showed that the improvement of diet quality did not influence the consumption of dry matter (DM), crude protein (CP), crude fibre (CF), ether extract and Nitrogen free extract (NFE). The consumption of DM, CP, CF and NFE were 1445.0 g head -1 d -1, 195.0 g head -1 d -1, 246.3 g head -1 d -1 and BETN 1006.9 g head -1 d -1. the improvement of diet quality significantly (P<0.05) increased the milk production of Peningkatan Produksi dan Kualitas Susu Kambing Peranakan Etawah Sebagai Res 15

ECG. The milk production was 832.78, 743.12 and 621.34 g head -1 d -1 for treatment T 3, T 2 and T 1 respectively. Key word: Ettawa cross goat, diet quality, consumption, milk production, milk quality Pendahuluan Kambing Peranak Etawah (PE) merupakan ternak kambing yang sudah menyebar diseluruh pedesaan di Indonesia dan sudah dikenal sebagai ternak penghasil susu dan penghasil daging. Secara umum produktivitas kambing PE sangat beragam dengan produksi susu berkisar antara 0.45 sampai 2.2 kg/ekor/hari (Obst dan Napitupulu, 1984; Budi, 2002; Adriani et al, 2003). Beragamnya produksi susu yang dihasilkan kambing salah satunya disebabkan rendahnya kualitas pakan yag diberikan, Tentunya ini bisa diatasi dengan meningkatkan kualitas pakan yang diberikan untuk meningkatkan produksi susu yang dihasilkan (Ensminger, 2001). Pakan kambing terdiri dari hijauan baik berupa rumput maupun dedaunan, hijauan secara umum merupakan pakan berkualitas rendah, dengan kandungan protein berkisar antara 7-12% (Sutardi, 1981; Ensmingen 2001), dan tinggi kandungan serat kasar. Sehingga perlu upaya peningkatan kualitas pakan yang diberikan berupa konsentrat agar kecukupan nutrien yang dibutuhkan kambing bisa dipenuhi terutama pada saat laktasi. Hijauan adalah bagian tanaman yang mengandung serat kasar lebih dari 18%, sementara konsentrat memiliki kandungan serat kasar kurang dari 18% dan mudah dicerna (Hartadi et al., 1997; Murtidjo, 1993). Konsumsi seekor kambing akan dipengaruhi oleh kandungan energi dan protein pakan. Semakin tinggi kandungan energi atau protein, maka semakin sedikit pakan yang dikonsumsi karena kebutuhan ternak telah terpenuhi (Sutardi, 1981). Kandungan energi pakan berkorelasi negatif dengan tingkat konsumsi bahan kering, sedangkan bahan organik dan protein pakan berkolerasi dengan r=0,85 (Partama, 2000; Adriani et al.,2003). Secara umum produksi susu kambing sangat dipengaruhi oleh kualitas pakan yang diberikan, dimana sebagian besar prokursor untuk sintesis air susu dalam kelenjar ambing berasal dari darah yang sangat tergantung pada kualitas pakan dan proses penyerapan di dalam tubuh (Schimdt, 1971). Sudah dibuktikan bahwa pakan yang berkualitas memberikan nutrien darah yang lebih tinggi dan berkorelasi terhadap proses sintetsis susu di dalam sel sekretoris kelenjar ambing yang akhirnya meningkatan produksi dan kualitas air susu yang dihasilkan (Adriani, 2004a). Berdasarkan kondisi diatas maka igin diketahui peningkatan produksi dan kualitas susu kambing Peranakan Etawah sebagai respon perbaikan kualitas pakan. Materi Dan Metode Penelitian ini menggunakan kambing laktasi sebanyak 12 ekor dengan menggunakan rancangan acak kelompok (RAK). Semua kambing laktasi diacak dalam suatu RAK dengan 3 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan penelitian terdiri atas T1 = Peningkatan Produksi dan Kualitas Susu Kambing Peranakan Etawah Sebagai Res 16

kontrol (pakan hijauan), T2= pakan kualitas sedang (hijauan 75% + konsentrat 25%), T2 = pakan kualitas tinggi (hijauan 60% + 40% konsentrat). Kambing penelitian dipelihara pada kandang individu yang dilengkapi dengan tempat pakan dan tempat minum berupa ember. Pemberian pakan (hijauan dan konsentrat) dilakukan 2 kali sehari yaitu pada pagi hari jam 7.00 WIB dan sore hari jam 17.30 WIB. Pemberian air minum dilakukan secara adlibitum. Konsumsi pakan kambing dihitung dengan menjumlahkan pakan yang diberikan pada pagi dan sore hari kemudian dikurangi dengan sisa pakan yang ditimbang setiap hari. Untuk mendapatkan data produksi susu maka dilakukan pemerahan dua kali sehari yaitu pada jam 7.00 WIB pagi dan jam 17.30 WIB sore. Sebelum pemerahan dilakukan pembersihan kelenjar ambing kambing dengan kain lab basah yang mengandung antiseptik, guna mencegah air susu tercemar mikroba yang berasal dari sekitar puting dan ambing. Produksi susu dihitung dengan menjumlahkan hasil pemerahan pagi dan sore dalam gram per ekor per hari. Peubah yang diamati meliputi: konsumsi BK, konsumsi nutrien pakan, produksi susu dan nutrisi susu. Keragaman semua data serta pengaruh perlakuan terhadap produksi dan kualitas susu diuji sesuai dengan rancangan yang digunakan. Jika berbeda dilakukan uji Jarak berganda Duncan (steel dan Torrie, 1990). Hasil Dan Pembahasan Konsumsi Pakan Konsumsi bahan kering pakan dan nutrient (protein, serat kasar, lemak dan BETN) kambing Peranakan Etawah laktasi selama penelitian berlangsung berdasarkan perlakuan kualitas pakan dapat dilihat pada Tabel 1. bahwa perlakuan kualitas pakan pada kambing Peranakan Etawah laktasi tidak berbeda terhadap konsumsi bahan kering, protein, serat kasar dan BETN (P>0.05). Konsumsi bahan kering kambing Peranakan Etawah berkisar antara 1321,5 1533.2 gram/ekor/hari, rataan konsumsi bahan kering kambing 1445,0 gram/ekor/hari. Tabel 1. Konsumsi Bahan Kering, Protein, Serat Kasar, Lemak Dan BETN Kambing Peranakan Etawah Sesuai dengan Perlakuan Kualitas Pakan Parameter Perlakuan T 1 T 2 T 3 Rataan Bahan Kering (gram/ekor/hari) 1421.3 1457.1 1456.7 1445,0 Protein (gram/ekor/hari) 190.5 197.1 197.4 195.0 Serat kasar (gram/ekor/hari) 256.0 245.0 241.0 247.3 Lamak (gram/ekor/hari) 57.1 57.6 58.9 57.9 BETN (gram/ekor/hari) 991.3 1010.2 1019.4 1006.9 Hasil penelitian ini lebih tinggi daripada penelitian lainnya yang mendapatkan konsumsi bahan kering dan protein kambing 976,8 gram/ekor/hari dan 142,1 g/ekor.hari (Yulistiani et al., 1999), konsumsi bahan kering 1057,3 gram/ekor/hari (Martawidjaja et al. 2001), dan lebih rendah dari penelitian Setyaningsih et al. (2013) yang mendapatkan konsumsi bahan kering kambing sebesar 1.55-1.66 kg/ekor/hari. Kondisi ini diduga Peningkatan Produksi dan Kualitas Susu Kambing Peranakan Etawah Sebagai Res 17

karena konsumsi bahan kering dipengaruhi oleh kapasitas rumen dari ternak. Menurut Kearl (1982) bahwa bobot ternak dan produksi susu yang relatif sama maka kebutuhan makanan sapi relatif sama. Varga et al. (1984) menambahkan, jumlah konsumsi BK maupun produksi susu sangat dipengaruhi oleh sifat ransum yang diberikan. Rataan konsumsi protein kambing Peranakan Etawah selama penelitian adalah 195.0 gram/ekor/hari dengan kisaran antara 190.5-197.4 gram/ekor/hari. Hasil ini relatif sama dengan konsumsi protein kambing pada penelitian lainnya yaitu sebesar 191,4 gram/ekor/hari (Martawidjaja et al. 2001). Penggunaan pakan pada kambing laktasi akan diprioritaskan untuk produksi susu, sebab aktivitas metabolisme kelenjar ambing yang tinggi membutuhkan pasokan nutrien yang cukup (Collier, 1985;Schmidt, 1971). Menurut Putra dan Puger (1995) bahwa protein pakan berkorelasi positif dengan konsumsi bahan kering, protein dan energi. faktor yang mempengaruhi konsumsi protein pakan adalah konsumsi bahan kering dan kandungan protein pakan (Ensminger, 2001; Purbowati et al. 2007), banyaknya pakan yang dikonsumsi akan mempengaruhi besarnya nutrien lain yang dikonsumsi, sehingga semakin banyak pakan yang dikonsumsi akan meningkatkan konsumsi nutrien lain yang ada dalam pakan (Sutardi, 1981; Kamal,1997) Rataan konsumsi serat kasar kambing Peranakan Etawah sebesar 247.3 gram/ekor/hari. Hasil ini lebih rendah dari penelitian Adriani et al. (2003) yang mendapatkan konsumsi serat kasar kambing sebesar 283.5 gram/ekor/hari. Konsumsi BETN kambing penelitian adalah 57.9 gram/ekor/hari. Secara umum hasil penelitian inis relatif sama dengan hasil penelitian lainnya bahwa konsumsi bahan kering pakan tidak dipengaruhi oleh persentase konsentrat yang diberikan (Purbowati et al., 2003; Serment et al., 2011). Menurut Utomo dan Soejono (1999) bahwa banyak sedikitnya konsumsi nutrien tergantung pada jumlah bahan kering pakan yang dikonsumsi oleh ternak dan kandungan nutrien dalam pakan yang diberikan. Konsumsi bahan kering pada kambing banyak dipengaruhi oleh kualitas pakan, laju pencernaan bahan pakan dalam saluran pencernaan, laju pengeluaran sisa pakan yang dikonsumsi dan tingkat pemenuhan nutrien dari pakan (Tillman et al., 1998). Produksi dan Kualitas Susu Produksi dan kualitas susu kambing Penakan Etawah laktasi berdasarkan perlakuan pakan pada saat laktasi atau setelah beranak dapat dilihat pada Tabel 2. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan T2 nyata meningkatkan produksi susu kambing Peranakan Etawah (P<0.05). Rataan produksi susu kambing adalah pada perlakuan T0 sebesar 621.34 gram/ekor/hari, T1 sebesar 743.12 gram/ekor/hari dan T2 sebesar 832.78 gram/ekor/hari. Kondisi ini diduga karena secara umum kelenjar ambing sudah dibentuk pada saat kebuntingan, Peningkatan Produksi dan Kualitas Susu Kambing Peranakan Etawah Sebagai Res 18

Tabel 2. Produksi dan Kualitas Susu Kambing Peranakan Etawah Berdasarkan Perlakuan Perbaikan Kualitas Pakan Parameter Perlakuan T 1 T 2 T 3 Rataan Produksi Susu (gram/ekor/hari) 621.34 a 743.12 b 832.78 c 732.41 Berat Jenis susu 1.0288 1.0279 197.4 1.0289 1.0285 Bahan Kering (%) 16.4 16.4 16.5 16.43 Lemak (%) 6.9 6.7 6.9 6.83 Protein (%) 4.5 4.6 4.6 4.57 jika kambing mendapat pakan yang cukup secara kualitas dan kuantitas selama laktasi, maka sel kelenjar ambing yang sudah terbentuk akan memproduksi susu secara maksimal, karena pakan adalah sumber nutrisi di darah yang akan menjadi prokursor untuk sintetsis susu. berat jenis air susu kambing Peranakan Etawah (P>0,05). Rataan Berat jenis susu adalah 1.0285, dengan rataan 1.0275-1.0305. Rataan berat jenis ini relatif sama dengan penelitian Adriani et al. (2003) bahwa berat jenis susu kambing 1,027 1,035 dengan rataan 1,0296 dan 1,0293 0,0002 sementara Budi (2002) mendapatkan berat jenis 1,0260 1,0420. Berat jenis susu sangat dipengaruhi oleh komponenkomponen susu terutama bahan kering susu. kandungan bahan kering susu (P>0.05). Rataan bahan kering susu kambing penelitian adalah 16.43%. Hasil ini relatif sama dengan penelitian yang dikemukan Budi (2002) bahwa rataan bahan kering susu kambing sebesar 15,2% dan bahan kering tanpa lemak sebesar 9,3%. Namun sedikit di atas bahan kering susu kambing 14,8% yang didapat oleh Eldelsten (1988). kandungan lemak susu yang dihasilkan (P>0.05). Hasil ini relatif sama dengan Budi (2002) bahwa kandungan lemak susu kambing sebesar 6 ± 0.05, sementara Setyaningsih et al. (2013) mendapatkan kadar lemak susu kambing dan 6.5 7,3%. Secara umum kadar lemak susu merupakan komponen nutrisi yang paling mudah berubah dan sangat bergantung pada kadar serat kasar makanan (Sutardi, 1980; Esminger 2001). Serat kasar dalam makanan yang rendah akan menghasilkan kandungan asetat didalam rumen yang rendah, sehingga lemak susu menjadi rendah karena asetat merupakan bahan pembentukan lemak susu (Schmidt, 1971). kandungan protein susu kambing Peranakan Etawah (P>0.05). Rataan kandungan protein susu adalah 4.57%. Hasil ini sedikit lebih tinggi dari peneliti lain yang mendapatkan kadar protein susu pada kambing Peranakan Etawah sebesar 3,9% (Subhagiana, 1998), sebesar 3,8% (Edelsten, 1988). Kondisi ini diduga karena dalam proses Peningkatan Produksi dan Kualitas Susu Kambing Peranakan Etawah Sebagai Res 19

sintesis susu dikontrol didalam kelenjar ambing (Schmist, 1998). Kesimpulan Permberian pakan berkualitas pada kambing Peranakan Etawah saat laktasi dapat meningkatkan produksi susu yang dihasilkan kambing dengan kualitas air susu yang relatif sama dan tidak mempengaruhi konsumsi nitrien pakan kambing. Ucapan Terima Kasih Ucapan terima kasih disampaikan pada DP2M DIKTI, Universitas Jambi melalui Lembaga Penelitian yang telah mendanai kegiatan penelitian Unggulan Perguruan Tinggi tahun 2014 Daftar Pustaka Adriani, A. Sudono, T. Sutardi, W. Manalu dan I-K Sutama. 2003. Optimalization of Kids and Milk Yield of Etawah-Grade Does by Superovulation and Zinc Supplementation. J. Forum Pascasarjana IPB. Vol 26(4):335-352. Adriani, A. Sudono, T. Sutardi, W. Manalu dan I-K. Sutama. 2004. The effect of superovulation and dietary zinc in does on the prepartum and postpartum growth of her kids. J. Pengembangan Peternakan Tropis. 29:177-183. Budi, U. 2002. Pengaruh interval pemerahan terhadap produksi susu dan aktivitas seksual setelah beranak pada kambing Peranakan Etawah. tesis. Bogor: IPB Bogor. Program Pascasarjana. Collier, R.J. 1985. Nutritional, Metabolic and Environmental Aspects of Lactation. In B.L Larson: Lactation. Iowa State University Press. Amess. Pp:80-128. Edelsten, D. 1988. Composition of Milk. In Cross H.R. and A.J. Oversy. Meat Science, Milk Science and Tecnology. Elsivier Science Publishers B.V. Amsterdam, Oxford, New York, Tokyo. pp:137-195. Ensminger, M. E. 2001. Sheep and Goat Science. 6th Ed. Interstate Publisher. Inc. Danville, Illinois. Hartadi, H., S. Reksohadiprojo, dan A. D. Tillman. 1997. Tabel Komposisi Pakan untuk Indonesia. Cetakan ke-4. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Kamal, M.1997. Kontrol Kualitas Pakan. Fakultas Peternakan. Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Kearl, 1982. Nutrien Requirement of Ruminant in Developing Countries International Feedstuffs Institute, Utah Arg. Exp. Sta. Logan. Martawidjaja, M., B. Setiadi and D. Yulistiani. 2001. The effects of ration energy levels on performance of pregnant Kacang does Crossed with Boer make. Proc. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Bogor. Pp:219-227. Murtidjo, A. B. 1993. Memelihara Kambing sebagai Ternak Potong dan Perah. Kanisius. Yogyakarta. Partama, I.B.G. 2000. Kebutuhan energi dan protein kambing Peranakan Etawah calon pejantan.disertasi. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Bogor. Purbowati, E., E. Baliarti, dan S. P. S. Budhi. 2003. Kondisi cairan rumen domba yang digemukkan secara feedlot dengan pakan dasar dan aras konsentrat Peningkatan Produksi dan Kualitas Susu Kambing Peranakan Etawah Sebagai Res 20

berbeda. J. Indon. Anim. Agric. 28: 134-140. Purbowati, E., C. I. Sutrisno, E. Baliarti, S. P. S. Budhi, dan W. Lestariana. 2007. Pengaruh pakan komplit dengan kadar protein dan energi yang berbeda pada penggemukan domba lokal jantan secara feedlot terhadap konversi pakan. Prosc. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian, Bogor. Putra, S. dan A. W. Puger. 1995. Manipulasi Mikroba dalam Fermentasi Rumen Salah Satu Alternatif untuk Meningkatkan Efisiensi Penggunaan Zat-zat Makanan. Fakultas Peternakan, Universitas Udayana, Denpasar. Serment, A., P. Schmidely, S. Giger- Reverdin, P. Chapoutot and D. Sauvant. 2011. Effects of the percentage of concentrate on rumen fermentation, nutrient digestibility, plasma metabolities, and milk composition in midlactation goats. J. Dairy Sci. 94: 3960-3972. Schmidt. G.H. 1971. Biology of Lactation. Freeman and Company. San Francisco. Setyaningsih, W., C.Budiarti dan T.H.Suprayogi 2013. Peran Massage dan Pakan Terhadap Produksi dan Kadar Lemak Susu Kambing Peranakan Ettawa. Anim Agri. J. 2. (1) : 329 335 Steel, R.G.D. dan J.H. Torrie. 1991. Prinsip dan Prosedur Statistika. PT. Gramedia. Pustaka Utama. Jakarta. Subhagiana I. W. 1998. Keadaan konsentrasi Progesteron dan stradiol selama kebuntingan, bobot lahir dan jumlah anak pada kambing Peranakan Etawah pada tingkat roduksi susu yang berbeda `[tesis]. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Sutardi, T. 1980. Landasan Ilmu Nutrisi. Departemen Ilmu Makanan Ternak. Fakultas Peternakan IPB. Bogor. Sutardi, T. 1981. Sapi Perah dan Pemberian Makanannya. Depar temen Ilmu Makanan Ternak. Fakultas Peternakan IPB. Bogor. Tillman, A. D., H. Hartadi, S. Reksohadiprodjo,S. Prawirokusumo, dan S. Lebdosoekojo. 1998. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gadjah Mada Univesity Press, Yogyakarta. Utomo, R. dan M. Soejono. 1999. Bahan Pakan dan Formulasi Ransum. Jurusan Nutrisi dan Makanan Ternak. Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Yulistiani, D., I.W. Mathius, I.K. Sutama, U. Adiati, R.S.G. Sianturi, Hastono and I.G.M. Budiarsa. 1999. Production response of Etawah Cross breed (PE) doe to improvement of feeding management during late pregnancy and lactation period. J. Ilmu Ternak dan Vet. 4(2):88-94. Varga, G.A., E.M. Meisterling, R.A. Dalley, and W.H. Hoower. 1984. Effect of Low and High Fill Diet on Dry Matter Intake, Milk Production, and Reproduction Performance During Early Lactation. J. Dairy Sci. 76 :1240-1248. Peningkatan Produksi dan Kualitas Susu Kambing Peranakan Etawah Sebagai Res 21