SIFAT MALU (Al Haya) Editor: Nunung NS Disajikan Oleh: M. Rofiqi Redi Sofiadi Rika Siti Syahidah

dokumen-dokumen yang mirip

E٤٢ J٣٣ W F : :

Metode Bijak Memperbaiki Aib

E٤٨٤ J٤٧٧ W F : :

HUBUNGAN SEKSUAL SUAMI-ISTRI Dr. Yusuf Al-Qardhawi. Pertanyaan:

Suatu ketika Rasulullah harus sedikit menegur Aisyah ketika sang Humaira cemburu berat.

Bukti Cinta Kepada Nabi

Majlis Ugama Islam Singapura Khutbah Jumaat 17 April 2015 / 27 Jamadilakhir 1436 Memahami Hikmah Dalam Pengamalan Agama

Adab dan Keutamaan Hari Jumat

Malu Kepada Allah. Khutbah Pertama:

Disebarluaskan melalui: website: TIDAK untuk tujuan KOMERSIL

[ Indonesia Indonesian

Munakahat ZULKIFLI, MA

Berpegang kepada Al-Qur'an dan As-Sunnah, dan tidak bertaqlid kepada seseorang

Rasulullah saw. memotong tangan pencuri dalam (pencurian) sebanyak seperempat dinar ke atas. (Shahih Muslim No.3189)

Sifat Surga dan Penghuninya

Ust. H. Ahmad Yani, Lc. MA. Urgensi Menjaga Lisan

Iman Itu Naik dan Turun

Tauhid Yang Pertama dan Utama

Dan kemarahan itu sering menimbulkan perkara-perkara negatif, berupa perkataan maupun perbuatan yang haram.

Sifat Allah Al-Hayiyyu, Yang Maha Pemalu

Diantara perintah Allah Azza wa Jalla kepada kita adalah perintah agar kita mengikuti Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam.

Jika kamu mengikuti kebanyakan manusia di bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. [Q.S. 6 : 116]

Kasih Sayang Nabi Muhammad? Kepada Umatnya

3 Wasiat Agung Rasulullah

KARAKTER PEMIMPIN DALAM ISLAM. HM. Khoir Hari Moekti

Kewajiban berdakwah. Dalil Kewajiban Dakwah

KISI KISI SOAL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS UTS GENAP KELAS VII (TUJUH) (untuk memperkaya wawasan WAJIB BACA BUKU PAKET)

SIKAP MUSLIM MENGHADAPI MUSIBAH. Ust. H. Ahmad Yani, MA. Kondisi Manusia Menghadapi Musibah

Cinta yang tak mungkin terbalas

"PEMIMPIN ADIL NEGARA MAKMUR"

Berkawan dengan Orang Shalih

Bolehkah istri diperlakukan sebagai properti, seperti yang diakui oleh Manohara?

: : :

TAWASSUL. Penulis: Al-Ustadz Muhammad As-Sewed

Tiga Yang Diridhai Allah dan Tiga Yang Dia Benci

Jadilah Pembuka Pintu Kebaikan

KUMPULAN FATWA. Hukum Membagi Agama Kepada Isi dan Kulit. Penyusun : Syekh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin. Terjemah : Muh. Iqbal Ahmad Gazali

Macam-Macam Dosa dan Maksiat


Menggapai Ridha Allah dengan Birrul Wâlidain. Oleh: Muhsin Hariyanto

Mempraktikkan Akhlak Terpuji Dalam Kehidupan

Adab Bertetangga. Penyusun : Majid bin Su'ud al- Ausyan. Terjemah : Muzafar Sahidu bin Mahsun Lc. Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad

ISTRI-ISTRI PENGHUNI SURGA

MATAN. Karya Syaikh Al Imam Muhammad bin Abdul Wahhab

Hadits-Hadits Yang Menjelaskan Tentang Kenikmatan Iman

Pendidikan Agama Islam

Dusta, Dosa Besar Yang Dianggap Biasa

Istiqomah. Khutbah Pertama:

Allah Itu Maha Indah dan Mencintai Keindahan

Menerangkan akhlak Nabi Muhammad SAW. Menjelaskan akhlak Nabi adalah akhlak al-quran

Kekhususan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam Yang Tidak Dimiliki Oleh Umatnya

E T I K A BERCAKAP-CAKAP. Ustadz Abu Bakr. Publication: 1433 H_2012 M. Sumber: Majalah al-mawaddah, Vol. 48 _1433H/2012M, Rubrik Akhlak Karimah

Perintah Pertama di Dalam Alquran

Jangan Mudah Melaknat dan Mencela

Motivasi Untuk Bertaubat

P e n t i n g n y a T a b a y y u n

MENGHAYATI PERAN ISTRI

Engkau Bersama Orang Yang Kau Cintai

Tanda-Tanda Cinta Nabi Shallallaahu 'Alaihi wa Sallam

Bismillahirrahmanirrahim

Barangsiapa yang mengamalkan suatu amalan yang bukan urusan kami (tidak ada contohnya) maka (amalan tersebut) tertolak (Riwayat Muslim)

Berpegang Teguh dengan Alquran dan Sunnah

Oleh: Hj. Sasa Esa Agustiana S.H. PROBLEMATIKA RUMAH TANGGA

Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir (Qaaf:18 )

Semangat Yang Tinggi. Khutbah Pertama:

Kekeliruan-Kekeliruan Umat Islam di Hari Jumat

!!" #$ % &' &()*+&, -./ +0 &'!1 2 &3/" 4./" 56 * % &' &()*+&, " "# $ %! #78*5 9: ;<*% =7" >1?@*5 0 ;A " 4! : B C*5 0 D % *=75E& 2 >1?@* "/ 4!

HAK ISTERI ATAS SUAMI. Dr. Yusuf Qardhawi PERTANYAAN

Dosa Durhaka Kepada Orang Tua

Ciri-Ciri Akhlak Rasulullah

TALIM MADANI #12 IMAN KEPADA ALLAH (PERBEDAAN MALAIKAT DAN MANUSIA)

Mengenal Nama-Nama dan Sifat-Sifat Allah


SUNNAH NABI. Dan dikuatkan dengan Hadist dari Imam Bukhari disalah satu bab yaitu: sunnahnya berwudhu sebelum mandi

Bab 4 باب الصدق. Kebenaran

Ketika harga BBM melambung naik

KEWAJIBAN SUAMI TERHADAP ISTERI

Kejahatan Mengolok-olok Allah, Syariat-Nya, dan Rasul-Nya

Doa Hari ke 1. Doa Hari ke 2

Hadits Tentang Wanita Lemah Akal dan Lemah Iman

Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku`lah beserta orangorang yang ruku (Al Baqarah : 43)

Bahaya Zina dan Sebab Pengantarnya

Khutbah Jum'at. Memaafkan Sesama Sebelum Ramadhan Tiba. Bersama Dakwah 1

992. Abdullah bin Umar r.a. berkata, "Rasulullah biasa melakukan i'tikaf pada sepuluh hari yang terakhir dari bulan Ramadhan."

Cahaya di Wajah Orang-Orang Yang Memahami Ilmu Agama

Tauhid untuk Anak. Tingkat 1. Oleh: Dr. Saleh As-Saleh. Alih bahasa: Ummu Abdullah. Muraja ah: Andy AbuThalib Al-Atsary. Desain Sampul: Ummu Zaidaan

Sejumlah ulama berpendapat bahwa menjalankan shalat berjamaah mengandung banyak nilai kebaikan, diantaranya berikut;

TAFSIR AL QUR AN UL KARIM


Bahaya Menyebarkan Isu

Kekeliruan Sebagian Umat Islam di Bulan Rajab

Meneladani Kepemimpinan Rosululloh Solawahualaihi wassalam

Perhitungan Amal di Hari Pembalasan

DAFTAR TERJEMAH No. BAB Hal Terjemah

*** Tunaikanlah Amanah

Dosa Memutuskan Hubungan Kekeluargaan

REVIEW. Disampaikan pada perkuliahan PENDIDIKAN AGAMA ISLAM kelas PKK. Dr. Dede Abdul Fatah, M.Si. Modul ke: Fakultas EKONOMI. Program Studi AKUNTANSI

Pengaruh Shalat dan Maksiat Terhadap Rezeki

Akhlak Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam

Transkripsi:

SIFAT MALU (Al Haya) Editor: Nunung NS Disajikan Oleh: M. Rofiqi 0808481 Redi Sofiadi 0809337 Rika Siti Syahidah 0809335 Malu itu adalah fitrah dan tabiat di dalam jiwa manusia, malu itu akan bertambah dengan akhlak dan usaha, dan malu itu berkurang dengan meremehkan terhadap perintah-perintah agama dan aturan-aturan syari at. Sungguh telah datang dari sunnah Bukhori dan Muslim mengenai hal itu, yaitu Rasulullah SAW.. mengatakan masalah malu. Dari Abu Hurairah ra. dia telah berkata sesungguhnya Rasulullah SAW.. Telah bersabda: Iman itu terdiri dari 70 atau 60 cabang. Yang paling utama dari cabang itu adalah ucapan: laa ilaa ha illallah, dan yang paling rendah dari cabang iman itu adalah menyingkirkan duri di jalan dan malu itu adalah cabang dari iman. Dari Ibnu Umar ra. Sesungguhnya Rasulullah telah melewati seorang laki-laki dari kaum Anshar, sedangkan lelaki itu menasehati saudaranya mengenai sifat malu. Maka bersabda Rasulullah SAW.. Biarkanlah dia! karena sesungguhnya malu itu adalah sebagian dari iman (HR. Bukhari dan Muslim). Sabda Nabi: Menasehati saudaranya mengenai sifat malu : maksudnya, menasehatinya supaya meninggalkannya dan menjelaskan kepadanya mengenai perkara yang diberikan kepadanya dari kemadlaratan dan sebab-sebabnya dan penyebabnya bahwasannya dia gegabah di dalam malu dan diam baginya. Malu itu adalah suatu sifat di dalam jiwa atau satu sifat yang berdiri di dalam jiwa yang mencegah dari berbuat jelek dan malu itu adalah bagian dari iman dan satu sifat dari sifatnya sendiri.

Hakikat malu itu sesungguhnya menjaga jiwa dan memeliharanya dari halhal yang mencelakakannya dari perbuatan atau perkataan walaupun diperbolehkan dalam syari at dan tidak ada satu pendapat pun mengenai hal itu. Malu itu sesuatu yang dapat dihubungkan dengan kebanyakan akhlak, seperti menjaga kehormatan, lebih mementingkan kepentingan orang lain, sabar, lemah lembut, pemaaf dan baik kepada keluarga. Derajat paling tinggi dari sifat malu adalah timbulnya perasaan merasa diawasi oleh Allah dan mengagungkan hak-nya. Beliau bersabda, Malulah kalian kepada Allah dengan sebenar-benarnya malu. Para sahabat berkata, Sesungguhnya kami malu dan alhamdulillah. Nabi bersabda, Tidak demikian. Akan tetapi malu kepada Allah dengan sebenarbenarnya malu itu adalah kalian menjaga isi kepala dan apa yang dipikirkannya, menjaga perut dan apa yang diinginkannya, serta mengingat kematian dan kesusahannya. Barang siapa telah berbuat demikian, sesungguhnya ia telah benarbenar merasa malu kepada Allah. HR.Tirmidzi. Sungguh Nabi SAW.. itu pemalu, bahkan sangat pemalu, sehingga telah digambarkan oleh para sahabat bahwasanya Nabi itu lebih pemalu dari gadis perawan yang sedang di pinang. Semoga permasalahan ini bisa menjadi budaya karena Rasulullah SAW. selalu menjaga pandangannya, mendidik perkataannya, yang berbekas cintanya terhadap dirinya, pemaaf, mencintai keluarganya, penyabar, lemah lembut dan pengasih serta penyayang kepada orang-orang yang beriman. Akan tetapi, sifat malu Rasulullah SAW. tidak berkaitan kepada apa yang berhubungan dengan menyampaikan dakwah, penyampaian risalah, menegakkan kebenaran, menegakkan keadilan, taqwa dan taat kepada Allah SWT. Terkadang Rasulullah SAW. marah karena Allah SWT., dan terkadang pula ia menampakkan memandang bodoh kemusyrikan, serta meremehkan kesesatan. Anggapan bodoh dan kalimat Rasul terkenal dikalangan setiap orang yang musyrik kepada Allah SWT. dan kufur terhadap keesaan Allah SWT.

Rosulullah SAW. berjihad di jalan allah SWT. untuk menyebarkan risalahnya dan ia pun meninggikan kalimat Allah SWT., serta mengokohkan agamanya yang diridhoi oleh Allah SWT. untuk manusia. Sebaik-baiknya apa yang kita ucapkan tentang malu yaitu malu Rosullulah SAW. dan sepanjang yang menceritakan Rosulullah SAW. itu merupakan akhlaknya. Rasulullah bersabda dalam hadits dari Abu Hurairah r.a., berkata: Rasulullah SAW. bersabda: Malu itu bagian dari iman dan iman tempatnya di surga, sedangkan ucapan keji termasuk bagian dari tabiat kasar, sedangkan tabiat kasar itu tempatnya di neraka". Dari Anas r.a. berkata: Rasulullah SAW. bersabda: Tidak ada satu pun perbuatan keji kecuali Rasul mencelanya dan tidak ada satu pun malu kecuali Rasul menghiasinya. Rasulullah menganjurkan bersikap malu serta menjadikan malu itu sebagai akhlak baginya dan malu itu merupakan kesempurnaan iman. Karena malu mendorong untuk berbuat taat serta mencegahnya dari perbuatan maksiat dan bertentangan dengan syariat. Malu merupakan fitrah dan naluri pada manusia dan sesungguhnya malu itu merupakan kesempurnaan iman karena malu bertambah dengan akhlak dan usaha dan berkurang dan meremehkan perintah agama dan syariat, berpegang teguh pada akhlak malu merupakan keselamatan individu dan kekuatan masyarakat serta kekuatan untuk menjalankan kebaikan dan kewajiban daripada kejelekan. Apabila kita rinci sifat malu Rasulullah SAW., maka kita mendapatkannya dalam bentuk yang berbeda-beda, yaitu: 1. Sebagian sahabat menanti saat yang baik makanan Rasulullah, mereka masuk rumah Rasulullah kemudian duduk sambil menunggu masaknya makanan dan sebagian mereka meminta izin berbincang-bincang dengan yang lain. Rasulullah mempersempit lamanya duduk serta banyaknya pembicaraan mereka. Akan tetapi, Rasul malu menghalanginya dengan memerintahkan mereka untuk keluar, karena hal ini berat bagi mereka.

Maka Allah mengarahkan nabi untuk memberi petunjuk kepada mereka. Terkait hal ini, Aisyah berkata: Cukup bagimu terhadap orang-orang yang berat. Sesungguhnya Allah tidak membebani mereka. Oleh karena itu, Allah menurunkan firman-nya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah- rumah Nabi kecuali bila kamu diizinkan untuk makan dengan tidak menunggu-nunggu waktu masak (makanannya), tetapi jika kamu diundang maka masuklah dan bila kamu selesai makan, keluarlah kamu tanpa asyik memperpanjang percakapan. Sesungguhnya yang demikian itu akan mengganggu Nabi lalu Nabi malu kepadamu (untuk menyuruh kamu keluar), dan Allah tidak malu (menerangkan) yang benar. (QS.Al Ahzab: 53). 2. Di antara kehidupan Rasulullah yaitu kisah yang diceritakan oleh Aisyah r.a. mengenai kebencian Rasulullah mengungkapkan serta menggambarkan secara langsung sesuatu yang membuatnya malu. Aisyah menerangkan bahwa seorang perempuan bertanya kepada nabi tentang mandi haid, Nabi pun memberitahukan kepadanya kaifiyat mandi haid, kemudian Rasul bersabda kepadanya: Ambillah sepotong kapas dan bersucilah dengannya. Wanita itu berkata: Bagaimana aku membersihkan haid dengan kapas itu? Beliau bersabda: Maha suci Allah, Bersihkan saja!. Aisyah berkata: Maka aku menariknya kehadapanku dan berkata kepadanya: Percikkanlah olehmu dengan kapas itu bekas darahnya!. Diriwayatkan pula bahwasannya Rasulullah berkata kepada perempuan itu, Bersucilah kamu dengannya tiga kali!, kemudian Rasulullah pun merasa malu lalu memalingkan wajahnya. Demikian juga Rasulullah pernah berkata kepada isteri Rifa'ah, ketika ia menceraikan Rifa ah ketiga kalinya secara jelas. Ia (isterinya) telah menikah dengan laki-laki lain kemudian dia dicerai dan dia ingin rujuk (kembali kepada suaminya yang pertama) kemudian dia bertanya kepada Rasul tentang kehalalan kembalinya kepada suaminya yang pertama, lalu Rasulullah SAW. bersabda, Tidak, hingga kamu merasakan anu nya dan dia merasakan anu mu. Maksudnya kamu tidak halal bagi Rifa'ah sehingga laki-laki keduamu mencampurimu.

Berdasarkan hal itu, jelas bagi kita bahwa rasanya akhlak Rasul itu adalah malu, Sedangkan Rasulullah SAW. tidak merasa malu dari kebenaran dalam menjelaskan urusan fiqih yang merupakan urusan agamanya. Anjuran Berperilaku Malu Rasulullah SAW. menganjurkan berperilaku malu bagaikan budi pekerti yang agung dan merupakan salah satu cabang iman, beliau bersabda: Jika kamu tidak malu maka berbuatlah sekehendakmu. Maksudnya bahwa jika kamu tidak memiliki rasa malu yang menahanmu berbuat kejelekan maka lakukanlah perbuatan jelek itu sesuai keinginanmu sendiri dan ini merupakan sebuah ancaman. Atau perintah hadits itu menunjukkan kepada sebuah kebolehan, karena makna hadits tersebut yaitu jika kamu hendak melakukan sesuatu yang tidak dipandang malu oleh syara walaupun dipandang adat dianggap sebuah aib, maka lakukanlah sekehendakmu. Rasulullah SAW. tidak terus-menerus menatap mata seseorang, Rasul berpaling dari orang yang bicaranya tidak baik dan mengalihkan pembicaraan yang tidak diinginkan. Sayyidah Aisyah r.a. berkata: Apabila ada sesuatu yang dibenci datang kepada Rasulullah SAW., beliau tidak mengatakan, Apa maksud si fulan mengatakan begini dan begitu? Tetapi beliau berkata, Apa maksud orang-orang mengatakan begini dan begitu? Beliau melarangnya tapi tidak menyebutkan nama pelakunya. Rasulullah SAW. akan menyampaikan sesuatu yang dikehendakinya dengan sindiran kepada sesuatu yang terpaksa harus diungkapkan jika hal itu tidak pantas untuk diungkapkan secara langsung. Mengenai sifat malu di kalangan sahabat nabi SAW.: Utsman bin Affan telah disifati sebagai seorang pemalu yang malaikatpun malu kepadanya, begitulah perkataan Rasulullah tentangnya. Dari Aisyah r.a., ia berkata: Abu Bakar meminta izin kepada Rasulullah SAW. dan aku bersamanya pada satu

tempat Rasul pun memberikan izin kepada Abu Bakar maka Abu Bakar menunaikan keperluannya dengan kondisi Rasulullah dalam keadaan seperti itu, kemudian Umar pun meminta izin kepada Rasulullah dan Rasul pun mengizinkannya maka Umar pun menunaikan keperluannya dengan kondisi Rasulullah dalam keadaan seperti itu, kemudian Utsman meminta izin kepada Rasulullah, beliau pun membereskan pakaiannya dan langsung duduk, lalu Utsman pun memenuhi keperluannya kemudian keluar. Aisyah berkata: Aku berkata: Ya Rasulullah, engkau mengizinkan Abu Bakar menemuimu dan memenuhi keperluannya dengan kondisi engkau seperti itu, kemudian engkau pun mengizinkan Umar dan memenuhi keperluannya ketika engkau dalam kondisi seperti itu juga, lalu saat Utsman meminta izin, engkau merapikan pakaianmu dan kau pun menjaga dirimu, maka Rasul menjawab: Wahai Aisyah sesunguhnya Utsman itu seorang pemalu, kalaulah aku mengizinkan kepadanya dengan kondisiku seperti itu, aku takut dia tidak jadi menunaikan keperluannya (kepadaku). Utsman bin Affan adalah seseorang yang khusus yang dimalui oleh para malaikat. Dari Aisyah ia berkata: Rasulullah SAW. sedang berbaring dirumahnya sehingga terlihat (tersingkap) kedua pahanya atau kedua betisnya. Abu Bakar meminta izin kepada Rasul, Rasul pun mengizinkannya dengan kondisi Rasul seperti itu, lalu berbincang-bincang. Kemudian Umar pun meminta izin kepada Rasul, Rasul pun mengizinkannya dengan kondisi Rasul seperti itu. Lalu berbincang-bincang. Kemudian Utsman datang meminta izin kepada Rasul, maka Rasul pun segera duduk dan merapikan pakaiannya. Lalu Utsman pun masuk dan berbincang-bincang. Setelah Utsman keluar, Aisyah bertanya: Ya Rasulullah, ketika Abu Bakar masuk, engkau tidak ceria dan menaruh perhatian kepadanya, kemudian ketika Umar masuk, engkau pun tidak ceria dan menaruh perhatian kepadanya tetapi ketika Utsman masuk engkau segera duduk dan merapikan pakaiannmu, kenapa? Rasul pun berkata: Ingatlah, aku ini malu kepada seseorang yang malaikat pun malu kepadanya. Rasulullah SAW. telah menganjurkan malu dalam nash dan dalil yang sangat banyak, berikut akan kami cantumkan:

1. Rasulullah SAW. bersabda : Jika Allah hendak membinasakan seorang hamba, Dia akan mencabut rasa malunya, maka apabila telah dicabut rasa malu itu dia akan dibenci dan dijauhi manusia. Jika ia sudah dibenci dan dijauhi oleh manusia maka dicabutlah sikap amanahnya. Jika sudah dicabut sikap amanahnya maka ia menjadi khianat dan dianggap sebagai pengkhianat. Jika ia sudah menjadi khianat dan dianggap sebagai pengkhianat maka dicabutlah darinya sifat kasih sayang. Jika sudah dicabut rasa kasih sayangnya, maka ia akan menjadi jahat dan terlaknat. Jika sudah jahat dan terlaknat, maka dicabutlah ikatan Islam darinya. 2. Rasulullah SAW. bersabda: Sesungguhnya iman dan malu itu saling bertautan. Jika salah satunya diangkat maka yang lainnya juga ikut terangkat. 3. Rasulullah SAW. bersabda: Malu itu seluruhnya baik. 4. Rasulullah SAW. bersabda: Orang yang tidak malu di hadapan manusia maka ia tidak malu di hadapan Allah. 5. Rasulullah SAW. bersabda: Malu itu cabang dari iman. 6. Rasulullah SAW. pernah melewati seorang Anshar yang sedang menasihati saudaranya tentang malu, maka beliau bersabda, Biarkanlah dia, sesungguhnya malu itu sebagian dari iman. 7. Rasulullah SAW. bersabda: Barang siapa yang mengenakan pakaian malunya, maka tidak ada fitnah baginya. 8. Rasulullah SAW. bersabda: Semua umatku akan diampuni kecuali orang yang berbuat dosa secara terang-terangan. Salah satunya adalah seseorang yang melakukan perbuatan maksiat di malam hari hingga datang waktu subuh dan Allah menutup aibnya. Tetapi dia sendiri mengatakan, Tadi malam saya telah melakukan begini dan begitu. Padahal Allah telah menutup aibnya. Tetapi dia sendiri yang membuka aibnya yang telah ditutup oleh Allah tersebut. Demikianlah akhlak malu Nabiyyurrahmah dan yang diserukan oleh Islam dengan seruan yang benar. Hal ini termasuk kepada adab dan akhlak Islam.