BAGIAN I PENDAHULUAN

dokumen-dokumen yang mirip
Struktur organisasi Dinas Sosial Kota Bandung ditetapkan dengan Perda nomor 13 tahun 2007 tentang Susunan Organisasi Dinas Pemerintah Kota Bandung.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KECAMATAN ANTAPANI KOTA BANDUNG TAHUN ANGGARAN 2014

BAB IV HASIL PENELITIAN. Pemerintah Kota Bandung yang sudah membuat laporan keuangan berdasarkan

Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2015

BAGIAN I PENDAHULUAN 1.1. MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

BAGIAN I PENDAHULUAN 1.1. MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 2014 KECAMATAN COBLONG KOTA BANDUNG BAB I PENDAHULUAN

BAGIAN I PENDAHULUAN

[CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN] K e c a m a t a n B u a h B a t u J l. C i w a s t r a N o B a n d u n g Page 1

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (CALK) DINAS PENDIDIKAN KAB TEMANGGUNG 2014 BAB I PENDAHULUAN

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAGIAN I PENDAHULUAN

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT

AKUNTANSI DI SATUAN KERJA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BADAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH (BLHD) PROVINSI BANTEN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

SIFAT 1,20 1, BELANJA DAERAH 21,209,398,160 9,783,272,940 30,992,671, % 28,997,201, % 1,995,469,358

1.3 Sistematika penulisan catatan atas laporan SKPD

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2016 Dengan Angka Perbandingan Tahun

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2014

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAGIAN HUMAS SETDA KABUPATEN KUDUS

KEBIJAKAN AKUNTANSI BEBAN DAN BELANJA

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 37 TAHUN 2008 TENTANG

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PERIODE : PER 31 DESEMBER 2014 BAB I. PENDAHULUAN

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN

BAB V PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN SKPD

LAPORAN KEUANGAN. SKPD KECAMATAN GEDEBAGE KOTA BANDUNG UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR PER 31 Desember 2014

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR

Laporan keuangan Kec. Andir 2014 Februari 2014 KATA PENGANTAR

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 110 TAHUN 2016 TENTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TATA CARA PELAKSANAAN KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SUBANG BAB I PENDAHULUAN

BAB VI PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PPKD

LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

-1- KEBIJAKAN AKUNTANSI PENDAPATAN-LRA, BELANJA, TRANSFER DAN PEMBIAYAAN

LAPORAN KEUANGAN POKOK. PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI N E R A C A Per 31 Desember Tahun 2009 dan Tahun 2008

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH. RSUD Dr. MOEWARDI. Jl. Kol. Sutarto 132 Telp Fax Surakarta CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Akuntansi Satuan Kerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Lampiran 1 LAPORAN REALISASI ANGGARAN BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN KOTA MEDAN TAHUN ANGGARAN 2013 (dalam rupiah) NO.

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG

PROFIL KEUANGAN DAERAH

WALIKOTA MALANG PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 65 TAHUN TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH

Kata Pengantar. Binjai, 27 Februari 2017 Pengguna Anggaran. Ir. Dewi Anggeriani NIP

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN DINAS PERHUBUNGAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO

KEBIJAKAN AKUNTANSI PELAPORAN KEUANGAN

LAPORAN KEUANGAN BERBASIS AKRUAL SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN MUKOMUKO CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN ( CALK )

BAB I PENDAHULUAN. 1.3 Tujuan Pembahasan Masalah

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan. daerah sebagai penyelenggara pemerintah daerah.

KEBIJAKAN LRA A. TUJUAN

LAPORAN KEUANGAN DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN TAHUN 2014

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BADAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH (BLHD) PROVINSI BANTEN

Laporan Keuangan. Deskripsi Prosedur

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 24 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

BAB IV KEBIJAKAN AKUNTANSI

PEMERINTAH KABUPATEN NGANJUK

KECAMATAN BAYAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN. Untuk Periode Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2016 BAB I PENDAHULUAN

LAPORAN KEUANGAN KECAMATAN CIBEUNYING KIDUL KOTA BANDUNG UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR PER 31 DESEMBER 2016 AUDITED

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR LAPORAN KEUANGAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (SKPD)

BAB III PEMBAHASAN. daerah dan tugas pembantu di bidang pendapatan, pengelolaan keuangan. Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah.

LAPORAN KEUANGAN APBD TAHUN ANGGARAN 2017

Akuntansi sektor publik memiliki peran utama untuk menyiapkan laporan. keuangan sebagai salah satu bentuk pelaksanaan akuntabilitas publik.

Laporan Anggaran dan Realisasi Pendapatan dan Belanja Kabupaten Aceh Utara Tahun Anggaran 2006

V. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

LAPORAN KEUANGAN POKOK 1. Neraca Komparatif NERACA PEMERINTAH KABUPATEN SAROLANGUN Per 31 Desember 2009 Dan 2008 (Dalam Rupiah)

BUPATI INDRAGIRI HULU PROVINSI RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAGIAN HUKUM SETDA KABUPATEN KUDUS BAB I PENDAHULUAN

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 05 LAPORAN ARUS KAS

BAB VI INDIKATOR KINERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

BAB III AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR LAPORAN KEUANGAN DINAS PENDAPATAN KABUPATEN BLITAR

NERACA PEMERINTAH KOTA SUNGAI PENUH Per 31 Desember Uraian Ref

BUPATI KUTAI BARAT PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI KUTAI BARAT NOMOR 24 TAHUN 2017 TENTANG

Gerung, 13 Januari 2014 Kepala Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Lombok Barat, H. ILHAM, S.Pd, M.Pd NIP

Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah TAMBAHAN LAMPIRAN LAPORAN KEUANGAN Per 31 Desember 2015

WALIKOTA SERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SERANG

5.1. KINERJA KEUANGAN MASA LALU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sistem akuntansi menurut Mulyadi (2001 : 3) adalah Organisasi formulir,

BUPATI GARUT P E R A T U R A N B U P A T I G A R U T NOMOR 105 TAHUN 2012 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt cüéä Çá ]tãt UtÜtà

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR LAPORAN KEUANGAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (SKPD)

PEMERINTAH KOTA PADANG PANJANG LAPORAN ARUS KAS UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012.

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

Sasaran Indikator Kinerja Sasaran Satuan Target Tahun 2016 Keterangan

BAB IV KEBIJAKAN AKUNTANSI

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

KEBIJAKAN AKUNTANSI NO. 03 NERACA

LAPORAN OPERASIONAL. Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah Kabupaten Subang 60

KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 5 LAPORAN ARUS KAS

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN, KOPERASI DAN UKM PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO

BAB I PENDAHULUAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2014

Transkripsi:

BAGIAN I PENDAHULUAN 1.1. MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN Dalam aspek pengelolaan Keuangan Daerah sesuai dengan Permendagri nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagai Implementasi dari UU No. 17 Tahun 2003, UU No. 1 Tahun 2004, PP No. 58 Tahun 2005, Kepala SKPD selaku Pengguna Anggaran/ Pengguna Barang menyusun dan menyampaikan Laporan Keuangan yang meliputi : 1. Laporan Realisasi Anggaran 2. Neraca 3. catatan Atas Laporan Keuangan Laporan dimaksud disusun sesuai dengan sistem Akuntansi Pemerintahan. Adapun maksud dari penyusunan laporan keuangan ini adalah : a. Menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung selama satu periode pelaporan 1

b. Menyajikan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD dalam rangka meningkatkan keterbandingan laporan keuangan baik terhadap anggaran, antar periode, maupun antar entitas. c. Menyajikan informasi mengenai posisi keuangan, Realisasi Anggaran dan kinerja keuangan sebagai bahan evaluasi dan pengambilan keputusan mengenai alokasi sumber daya. Sedangkan tujuan penyusunan laporan adalah untuk menyajikan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan dan untuk menunjukkan akuntabilitas entitas atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya, dengan: a. Menyediakan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan mengenai sumber, alokasi dan penggunaan sumber daya ekonomi; b. Menyediakan informasi mengenai ketaatan realisasi terhadap anggarannya; c. Menyediakan informasi mengenai cara entitas pelaporan mendanai aktivitasnya dan memenuhi kebutuhan kasnya. 1.2. LANDASAN HUKUM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara 2. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara 2

3. Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan 4. Peraturan Pemerintah Nomor 58 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah 5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 56 Tahun 2008 tentang Tata Cara Penatausahaan dan Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban Bendahara serta Penyampaiannya 7. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 07 Tahun 2006 tentang Pokokpokok Pengelolaan Keuangan Daerah 8. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 08 Tahun 2007 tentang Urusan Pemerintah Daerah Kota Bandung 9. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 12 Tahun 2007 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Lembaga Teknis Daerah Kota Bandung sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 12 Tahun 2009 3

10. Peraturan Walikota Bandung Nomor 474 Tahun 2008 tentang Rincian Tugas Pokok dan Fungsi Satuan Organisasi Pada Lembaga Teknis Daerah Kota Bandung 11. Peraturan Walikota Bandung Nomor 835 Tahun 2010 tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kota Bandung 12. Peraturan Walikota Bandung Nomor 528 Tahun 2014 tentang Kebijakan Akuntansi 13. Peraturan Walikota Bandung Nomor 529 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah. 1.3. SISTEMATIKA PENULISAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Bab I PENDAHULUAN 1.1. Maksud dan tujuan penyusunan laporan keuangan 1.2. Landasan hukum penyusunan laporan keuangan 1.3. Sistematika penulisan catatan atas laporan keuangan 4

Bab II EKONOMI MAKRO, KEBIJAKAN KEUANGAN DAN PENCAPAIAN TARGET KINERJA APBD 2.1. Ekonomi Makro 2.2. Kebijakan Keuangan 2.3. Indikator pencapaian target kinerja APBD Bab III IHKTISAR PENCAPAIAN KINERJA KEUANGAN 3.1 Ikhtisar realisasi pencapaian target kinerja keuangan 3.2 Hambatan dan kendala yang ada dalam pencapaian target yang telah ditetapkan. Bab IV KEBIJAKAN AKUNTANSI 4.1 Entitas akuntansi/ entitas pelaporan keuangan daerah 4.2 Basis akuntansi yang mendasari penyusunan laporan keuangan 4.3 Basis pengukuran yang mendasari penyusunan laporan keuangan 4.4 Penerapan kebijakan akuntansi berkaitan dengan ketentuan yang ada dalam standar akuntansi pemerintahan 5

Bab V PENJELASAN POS-POS LAPORAN KEUANGAN 5.1 Pendapatan 5.2 Belanja 5.3 Pembiayaan 5.4 Aset 5.5 Kewajiban 5.6 Ekuitas Dana Bab VI PENJELASAN ATAS INFORMASI-INFORMASI NON KEUANGAN Bab VII PENUTUP 6

BAGIAN II EKONOMI MAKRO, KEBIJAKAN KEUANGAN DAN PENCAPAIAN TARGET KINERJA APBD PADA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KOTA BANDUNG 2.1. EKONOMI MAKRO Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung sebagai lembaga teknis daerah di lingkungan Pemerintah Kota Bandung sesuai dengan Peraturan Daerah nomor 12 Tahun 2007 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah nomor 12 Tahun 2009 tentang Pembentukan Susunan Organisasi Lembaga Teknis Daerah Kota Bandung, merupakan unsur penunjang Pemerintah Kota Bandung, dipimpin oleh seorang Kepala Badan, berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Walikota, melalui Sekretaris Daerah. Rincian tugas pokok dan fungsi BKD sesuai Perda dimaksud adalah sebagai berikut; Badan Kepegawaian Daerah mempunyai Tugas Pokok melaksanakan sebagian kewenangan daerah di bidang manajemen kepegawaian meliputi perencanaan dan kesejahteraan pegawai, pengembangan karier pegawai, mutasi pegawai, pendidikan dan pelatihan. 7

Untuk melaksanakan tugas pokok, Badan Kepegawaian daerah menyelenggarakan fungsi : a. Perumusan kebijakan teknis lingkup perencanaan, kesejahteraan pegawai, pengembangan karier pegawai, mutasi pegawai, serta pendidikan dan pelatihan; b. Pembinaan dan pelaksanaan lingkup perencanaan, kesejahteraan pegawai, pengembangan karier pegawai, mutasi pegawai, serta pendidikan dan pelatihan; c. Pelaksanaan pelayanan teknis ketatausahaan Badan d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan walikota; e. Pembinaan, monitoring, evaluasi dan laporan kegiatan Badan. 2.2. KEBIJAKAN KEUANGAN Keuangan Daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintah daerah yang dinilai dengan uang, termasuk didalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah dalam rangka Anggaran, Belanja dan Pembiayaan. Hal tersebut menjadikan Keuangan Daerah merupakan salah satu faktor 8

penentu dalam penyelenggaraan fungsi-fungsi pemerintahan, pelaksanaan pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat. Kebijakan keuangan daerah diarahkan untuk meningkatkan struktural keuangan yang lebih baik melalui peningkatan kemampuan keuangan daerah, pengelolaan keuangan daerah dan pengawasan keuangan daerah. Kebijakan tersebut diharapkan meningkatkan kontribusi Pendapatan Asli Daerah terhadap APBD. Hal tersebut ditempuh melalui peningkatan target penerimaan daerah. Untuk belanja melakukan efesiensi terhadap Belanja Administrasi Umum dan Operasional/ Pemeliharaan serta selektif dalam belanja modal serta memacu investasi pada daerah yang diprioritaskan. Untuk pembiayaan mengoptimalkan pemanfaatan sumber penerimaan daerah dalam menutupi defisit tahun anggaran berjalan dan pengeluaran lainnya. Kebijakan keuangan meliputi komponen-komponen dan kinerja pelayanan yang diharapkan pada setiap kewenangan Pemerintah Daerah yang akan dilaksanakan dalam satu tahun anggaran. Dalam rangka penyelenggaraan pemerintah dan peningkatan pelayanan publik, pengaturan alokasi belanja diupayakan untuk efesien, efektif dan proposional. Sesuai amanat Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah yang menyatakan bahwa Belanja Daerah 9

diprioritaskan untuk melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dalam upaya memenuhi kewajiban daerah. Belanja pada dasarnya untuk membiayai kegiatan pada Badan Kepegawaian daerah Kota Bandung yang dibiayai oleh APBD Kota Bandung Tahun Anggaran 2014 sebesar Rp...., direalisasikan sebesar Rp...., dengan kondisi Belanja tersebut diatas diserap sebesar...%. 2.3. INDIKATOR PENCAPAIAN TARGET KINERJA APBD Sesuai dengan Permendagri No. 13 Tahun 2006, urusan wajib yang dilaksanakan oleh Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung Tahun 2013, berbentuk Program dan Kegiatan sebagai berikut : a. Program dan Kegiatan NO. URAIAN PROGRAM/ KEGIATAN INDIKATOR KINERJA Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 10

NO. URAIAN PROGRAM/ KEGIATAN INDIKATOR KINERJA 1 2 3 Kegiatan Penyediaan Jasa Surat Menyurat Kegiatan Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air dan Listrik Kegiatan Penyediaan Pemeliharaan dan Perizinan Kendaraan Dinas/ Operasional Terselesaikannya administrasi surat menyurat Tersedianya fasilitas internet Tersedianya STNK kendaraan dinas / operasional 4 Kegiatan Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor Terpeliharanya Kantor Kebersihan 5 6 7 Kegiatan Penyediaan Jasa Perbaikan Peralatan Kerja Kegiatan Penyediaan Alat Tulis Kantor Kegiatan Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan Tersedianya Peralatan Kerja yang telah diperbaiki Alat Tulis Kantor yang tersedia Barang Cetakan dan Penggandaan yang tersedia 11

NO. URAIAN PROGRAM/ KEGIATAN INDIKATOR KINERJA Kegiatan Penyediaan Komponen 8 9 10 11 12 13 Instalasi Listrik/ Penerangan Bangunan Kantor Kegiatan Penyediaan Peralatan dan Perlengkapan Kantor Kegiatan Penyediaan Peralatan Rumah Tangga Kegiatan Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan Perundangundangan Kegiatan Penyediaan Makanan dan Minuman Kegiatan Rapat-Rapat Koordinasi dan Konsultasi Keluar Daerah Tersedianya Alat Penerangan Tersedianya peralatan dan perlengkapan kantor Jumlah peralatan rumah tangga yang tersedia Tersedianya Bahan Bacaan Makanan dan Minuman yang tersedia Pelaksanaan rapat koordinasi dan konsultasi keluar daerah 12

NO. URAIAN PROGRAM/ KEGIATAN INDIKATOR KINERJA Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur 14 Kegiatan Pengadaan Perlengkapan Terpenuhinya selter sepeda Gedung Kantor 15 Kegiatan Pengadaan Mebeulair Tersedianya sarana mebeulair kantor 16 Kegiatan Pengadaan Perlengkapan Peralatan Aparatur 17 Kegiatan Pemeliharaan Rutin / Tersedianya perlengkapan aparatur Tersedianya pengadaan peralatan pemeliharaan Berkala Gedung Kantor rutin/ berkala gedung kantor 18 Kegiatan Pemeliharaan Rutin / Terpenuhinya kendaraan Berkala Kendaraan Dinas / dinas secara optimal Operasional 19 Kegiatan Pemeliharaan Rutin / Berkala Perlengkapan gedung Terpeliharanya perlengkapan gedung kantor kantor 13

NO. URAIAN PROGRAM/ KEGIATAN INDIKATOR KINERJA 20 Kegiatan Rehabilitasi sedang/ berat gedung kantor Tersedianya gedung kantor yang refresentatif 21 Kegiatan Dekorasi Ruang Kantor Meningkatnya keindahan / kenyamanan ruang kerja kantor Program Peningkatan Disiplin Aparatur 22 Kegiatan Pengadaan Pakaian Tersedianya Pengadaan Dinas beserta perlengkapannya Pakaian Dinas beserta perlengkapannya 23 Kegiatan Pengadaan Pakaian KORPRI Tersedianya pakaian dinas KORPRI 24 Kegiatan Pengadaan Pakaian Tersedianya Pengadaan Khusus Hari-hari tertentu Pakaian Khusus Hari-hari tertentu 14

NO. URAIAN PROGRAM/ KEGIATAN INDIKATOR KINERJA Program Fasilitasi Pindah / Purna Tugas PNS 25 Kegiatan Pemindahan Tugas PNS Jumlah pegawai yang berpindah tugas sesuai komposisi dan kompetensi jabatan Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur 26 Kegiatan Sosialisasi Peraturan Perundang-Undangan Terlaksananya Peraturan Sosialisasi Perundang- Undangan bagi aparatur 27 Kegiatan Bimbingan Teknis Implementasi Peraturan Terselenggaranya implementasi bimtek peraturan Perundang-Undangan perundang-undangan aparatur bagi 15

NO. URAIAN PROGRAM/ KEGIATAN INDIKATOR KINERJA Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan 28 Kegiatan Penyusunan Laporan Capaian Kinerja dan Ikhtisar Realisasi Kinerja SKPD Tersedianya Laporan Capaian Kinerja dan Ikhtisar Realisasi Kinerja SKPD 29 Kegiatan Penyusunan Pelaporan Tersedianya Laporan Keuangan Semesteran Keuangan Semesteran 30 Kegiatan Penyusunan Pelaporan Tersedianya Laporan Keuangan Akhir Tahun Keuangan Akhir Tahun Program Perencanaan Pembangunan Daerah 31 Kegiatan Penyusunan Renstra dan Renja SKPD Tersusunnya Renstra dan Renja Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung 16

NO. URAIAN PROGRAM/ KEGIATAN INDIKATOR KINERJA Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur 32 Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Struktural Bagi PNS Daerah - Terlaksananya pendidikan dan pelatihan kepemimpinan tk II - Terlaksananya pendidikan dan pelatihan kepemimpinan tk III - Terlaksananya pendidikan dan pelatihan kepemimpinan tk IV 17

NO. URAIAN PROGRAM/ KEGIATAN INDIKATOR KINERJA 33 Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Teknis Tugas dan Fungsi Bagi PNS Daerah - Terlaksananya Diklat Penyusunan RAPERDA - Terlaksananya Diklat Penyusunan Anggaran - Terlaksananya Diklat-diklat Teknis lainnya - Terlaksananya Bimtek Penyusunan Laporan Keuangan Berbasis Akrual - Terlaksananya Diklat Service dan Comunication From heart (ACT-ESQ) - Terdidik dan Terlatihnya Aparatur tentang Pelayanan publik 18

NO. URAIAN PROGRAM/ KEGIATAN INDIKATOR KINERJA 34 Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Fungsional Bagi PNS Daerah Terlaksananya Fungsional : Diklat 1. Diklat penguatan Kepala Sekolah 2. Diklat Calon Kepala Sekolah 3. Diklat PAK P2UPD Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur 35 Kegiatan Penyusunan Rencana Terwujudnya tertib Pembinaan Karir PNS administrasi kepegawaian di lingkungan Pemerintah Kota Bandung 19

NO. URAIAN PROGRAM/ KEGIATAN INDIKATOR KINERJA 36 Kegiatan Pembangunan/ Pengembangan Sistem Informasi - Terlaksananya pengembangan sistem Kepegawaian Daerah kepegawaian daerah - Terlaksananya scan photo dan upload photo PNS - Terlaksananya pengolahan data pelaporan kehadiran PNS - Terlaksananya monitoring kehadiran PNS di seluruh SKPD di lingkungan Pemerintah Kota Bandung 37 Kegiatan Penyusunan Instrumen Terlaksananya Penyusunan Analisis Jabatan PNS Instrumen Analisis Jabatan PNS 38 Kegiatan Seleksi dan Penetapan PNS untuk Tugas Belajar Terlaksananya seleksi dan penetapan PNS untuk tugas belajar 20

NO. URAIAN PROGRAM/ KEGIATAN INDIKATOR KINERJA 39 Kegiatan Pemberian Penghargaan Terlaksananya pemberian bagi PNS yang Berprestasi penghargaan bagi PNSD yang 40 Kegiatan Proses Penanganan berprestasi Terlaksananya pembinaan Kasus-Kasus Pelanggaran Disiplin dan Penanganan proses PNS Kasus-Kasus Pelanggaran Disiplin PNS serta ijin perkawinan dan perceraian PNS. 41 Kegiatan Pemberian Bantuan Tugas Belajar dan Ikatan Dinas 42 Kegiatan Pemberian Bantuan Penyelenggaraan Penerimaan Tersedianya Bantuan Tugas Belajar dan Ikatan Dinas Terlaksananya seleksi calon Praja IPDN Praja IPDN 21

NO. URAIAN PROGRAM/ KEGIATAN INDIKATOR KINERJA 43 Kegiatan Pengembangan Diklat (Analisis Kebutuhan Diklat, Penyusunan Silabi, Penyusunan Modul, Penyusunan Pedoman Diklat) Terlaksananya evaluasi pasca diklat kegiatan 44 Kegiatan Penataan takah PNSD Terlaksananya penataan takah PNSD di Kota Bandung 45 Kegiatan Pembinaan Kesejahteraan Pegawai Terlaksananya pemberian peningkatan kesejahteraan pegawai dengan tersusunnya kebijakan hukum dan meningkatnya standar pelayanan kepegawaian 46 Kegiatan Penetapan Standar Kompetensi Jabatan Terlaksananya fit and propertest bagi pejabat struktural 22

NO. URAIAN PROGRAM/ KEGIATAN INDIKATOR KINERJA 47 Kegiatan Administrasi Mutasi Kepegawaian Fungsional 48 Kegiatan Administrasi Mutasi Terlaksananya mutasi fungsional Terlaksananya administrasi kepegawaian administrasi Kepegawaian Struktural dan Non Struktural 49 Kegiatan Pengembangan Sistem Informasi Gaji 50 Kegiatan Penerimaan Calon PNS dan Seleksi Penerimaan PTT mutasi kepegawaian struktural dan non struktural Tersedianya sistem informasi penggajian pegawai Terseleksi dan tersedianya kebutuhan pegawai sesuai formasi 51 Kegiatan Penyegaran Mindset Pola Kerja Terciptanya pola kerja yang dinamis 23

BAGIAN III IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA KEUANGAN SKPD 3.1. IKHTISAR REALISASI PENCAPAIAN TARGET KINERJA KEUANGAN SKPD Sebagaimana dikemukakan pada bab terdahulu, bahwa struktur APBD telah mengacu pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah bahwa dalam Catatan Atas Laporan Keuangan harus menyajikan ikhtisar pencapaian kinerja APBD yang berisi gambaran realisasi pencapaian efektifitas dan efesiensi program dan kegiatan selama pelaksanaan APBD Tahun 2013. Ikhtisar pencapaian kinerja keuangan dapat diuraikan melalui program dan kegiatan dari masing-masing urusan tersebut disajikan sebagai berikut : No. Program/ Kegiatan Anggaran Realisasi % Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 1 Kegiatan Penyediaan Jasa Surat Menyurat 24

No. Program/ Kegiatan Anggaran Realisasi % Kegiatan Penyediaan 2 Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air dan Listrik Kegiatan Penyediaan 3 Pemeliharaan dan Perizinan Kendaraan Dinas/ Operasional 4 Kegiatan Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor Kegiatan Penyediaan 5 Jasa Perbaikan Peralatan Kerja 6 Kegiatan Penyediaan Alat Tulis Kantor Kegiatan Penyediaan 7 Barang Cetakan dan Penggandaan 25

No. Program/ Kegiatan Anggaran Realisasi % Kegiatan Penyediaan 8 Komponen Instalasi Listrik/ Penerangan Bangunan Kantor Kegiatan Penyediaan 9 Peralatan dan Perlengkapan Kantor 10 Kegiatan Penyediaan Peralatan Rumah Tangga Kegiatan Penyediaan 11 Bahan Bacaan dan Peraturan Perundangundangan 12 Kegiatan Penyediaan Makanan dan Minuman 26

No. Program/ Kegiatan Anggaran Realisasi % Kegiatan Rapat-Rapat 13 Koordinasi dan Konsultasi Keluar Daerah Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur 14 Kegiatan Pengadaan Perlengkapan Gedung Kantor 15 Kegiatan Pengadaan Mebeulair 16 Kegiatan Pengadaan Perlengkapan Peralatan Aparatur 17 Kegiatan Pemeliharaan Rutin / Berkala Gedung Kantor 27

No. Program/ Kegiatan Anggaran Realisasi % 18 Kegiatan Pemeliharaan Rutin / Berkala Kendaraan Dinas / Operasional 19 Kegiatan Pemeliharaan Rutin / Berkala Perlengkapan gedung kantor 20 Kegiatan Rehabilitasi sedang/ berat gedung kantor 21 Kegiatan Dekorasi Ruang Kantor 28

No. Program/ Kegiatan Anggaran Realisasi % Program Peningkatan Disiplin Aparatur 22 Kegiatan Pengadaan Pakaian Dinas beserta perlengkapannya (LINMAS) 23 Kegiatan Pengadaan Pakaian KORPRI 24 Kegiatan Pengadaan Pakaian Khusus Hari-hari tertentu (Pakaian Olahraga) 29

No. Program/ Kegiatan Anggaran Realisasi % Program Fasilitasi Pindah / Purna Tugas PNS 25 Kegiatan Pemindahan Tugas PNS Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur 26 Kegiatan Sosialisasi Peraturan Perundang- Undangan 27 Kegiatan Bimbingan Teknis Implementasi Peraturan Perundang- Undangan 30

No. Program/ Kegiatan Anggaran Realisasi % Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan 28 Kegiatan Penyusunan Laporan Capaian Kinerja dan Ikhtisar Realisasi Kinerja SKPD 29 Kegiatan Penyusunan Pelaporan Keuangan Semesteran 30 Kegiatan Penyusunan Pelaporan Keuangan Akhir Tahun 31

No. Program/ Kegiatan Anggaran Realisasi % Program Perencanaan Pembangunan Daerah 31 Kegiatan Penyusunan Renstra dan Renja SKPD Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur 32 Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Struktural Bagi PNS Daerah 33 Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Teknis Tugas dan Fungsi Bagi PNS Daerah 32

No. Program/ Kegiatan Anggaran Realisasi % 34 Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Fungsional Bagi PNS Daerah Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur 35 Kegiatan Penyusunan Rencana Pembinaan Karir PNS 36 Kegiatan Pembangunan/ Pengembangan Sistem Informasi Kepegawaian Daerah 37 Kegiatan Penyusunan Instrumen Analisis Jabatan PNS 33

No. Program/ Kegiatan Anggaran Realisasi % 38 Kegiatan Seleksi dan Penetapan PNS untuk Tugas Belajar 39 Kegiatan Pemberian Penghargaan bagi PNS yang Berprestasi 40 Kegiatan Proses Penanganan Kasus- Kasus Pelanggaran Disiplin PNS 41 Kegiatan Pemberian Bantuan Tugas Belajar dan Ikatan Dinas 42 Kegiatan Pemberian Bantuan Penyelenggaraan Penerimaan Praja IPDN 34

No. Program/ Kegiatan Anggaran Realisasi % 43 Kegiatan Pengembangan Diklat (Analisis Kebutuhan Diklat, Penyusunan Silabi, Penyusunan Modul, Penyusunan Pedoman Diklat) 44 Kegiatan Penataan takah PNSD 45 Kegiatan Pembinaan Kesejahteraan Pegawai 46 Kegiatan Penetapan Standar Kompetensi Jabatan 47 Kegiatan Administrasi Mutasi Kepegawaian Fungsional 35

No. Program/ Kegiatan Anggaran Realisasi % 48 Kegiatan Administrasi Mutasi Kepegawaian Struktural dan Non Struktural 49 Kegiatan Pengembangan Sistem Informasi Gaji 50 Kegiatan Penerimaan Calon PNS dan Seleksi Penerimaan PTT 51 Kegiatan Penyegaran Mindset Pola Kerja 36

Ada beberapa realisasi anggaran kegiatan yang capaiannya kurang dari 90% untuk efesiensi anggaran tahun 2014, yaitu : 1. Kegiatan Penyediaan Peralatan Rumah Tangga (78,53%) Disebabkan oleh tidak melakukan pencairan atas Belanja Modal pengadaan peralatan dapur. 2. Kegiatan Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan Perundang-undangan (75,74%) Disebabkan oleh tidak melakukan pencairan atas Belanja Modal Pengadaan Buku Peraturan Perundang-undangan. 3. Kegiatan Pengadaan Perlengkapan Gedung Kantor (0 %) Disebabkan terbatasnya pelaksanaan waktu anggaran tahun 2013 pengadaan perlengkapan Gedung kantor tidak direalisasikan, yaitu pembuatan shelter sepeda 4. Kegiatan Pemeliharaan Rutin/ Berkala Perlengkapan Gedung Kantor (0 %) Disebabkan oleh tidak melakukan pencairan atas kegiatan Pemeliharaan Rutin/ Berkala Perlengkapan Gedung Kantor. 5. Kegiatan Sosialisasi Peraturan Perundang-undangan (27,56%) 37

Rencana sosialisasi UU tentang ASN tidak jadi dilaksanakan, karena masih berupa rancangan UU. Adapun UU tesebut ditetapkan pada tanggal 15 Januari dengan UU No. 5 Tahun 2014 tentang ASN Januari 2014. 6. Kegiatan Penyusunan Renstra dan Renja SKPD (81,24%) Disebabkan oleh penyusunan Renstra BKD yang belum tuntas karena harus menunggu RPJMD Kota Bandung ditetapkan, terlebih dahulu. 7. Kegiatan Pengembangan Diklat (Analisis Kebutuhan Diklat, Penyusunan Silabi, Penyusunan Modul, Penyusunan Pedoman Diklat) (89,75%) Disebabkan oleh adanya efesiensi Anggaran untuk Belanja Pegawai dan Belanja Barang Jasa. 8. Kegiatan Penerimaan Calon PNS dan Seleksi Penerimaan PTT (85,85%) Disebabkan Alokasi anggaran sebelumnya direncanakan untuk seleksi penerimaan CPNS dari pelamar umum, namun ada kebijakan dari kementerian PAN & RB, bahwa disamping penerimaan CPNS dari pelamar umum, Pemerintah Kab/ Kota harus menyelenggarakan seleksi tenaga honorer kategori II (2.224 orang tenaga honorer), Pemerintah kota Bandung hanya menyelenggarakan seleksi tenaga honorer kategori II dan tidak melaksanakan seleksi CPNS dari pelamar umum, sehingga ada beberapa alokasi anggaran yang tidak terserap. 9. Kegiatan Penyegaran Mindset Pola Kerja (86,53%) 38

Disebabkan efesiensi anggaran dan waktu pelaksanaan kegiatan yang sangat sempit karena mendekati batas akhir tahun anggaran, dengan pelaksanaan yang tidak sesuai dengan perencanaan awal karena disesuaikan dengan kondisi dan situasi. 3.2. HAMBATAN DAN KENDALA YANG ADA DALAM PENCAPAIAN TARGET YANG TELAH DITETAPKAN Berdasarkan evaluasi, secara umum permasalahan yang dihadapi adalah : 1. Ada beberapa kegiatan yang anggarannnya kurang sehingga harus ada pergeseran di perubahan anggaran sehingga menimbulkan tidak terserapnya sebagian anggaran karena keterbatasan waktu. 2. Pelaksanaan kegiatan pada tahun berjalan harus terlebih dahulu menunggu disahkannya anggaran, sehingga kegiatan yang semestinya telah dilaksanakan pada awal tahun mundur pelaksanaannya sampai anggaran disahkan. Hal tersebut mengakibatkan tenggang waktu pelaksanaan kegiatan menjadi berkurang sampai dengan akhir tahun. Sehingga tidak semua kegiatan dapat dilaksanakan secara optimal. 39

Solusi Pemecahan Masalah Secara umum dalam upaya pencapaian sasaran ditetapkan strategi sebagai berikut: 1. Untuk tahun anggaran berikutnya, dalam perencanaan untuk penentuan besaran anggaran harus disesuaikan dengan output kegiatan yang dihasilkan sehingga sisa anggaran atau pun kurang terserapnya anggaran dapat diminimalisir. 2. Melakukan persiapan pelaksanaan kegiatan yang telah direncanakan sebelum anggaran disahkan, agar tepat waktu dan tepat sasaran sesuai perencanaan yang telah ditetapkan dalam DPA. 3. Untuk pengesahan DPPA agar sesuai dan tepat waktu sehingga seluruh kegiatan dapat dilaksanakan sesuai dengan perubahan anggaran yang telah ditetapkan. 40

BAGIAN IV KEBIJAKAN AKUNTANSI 4.1. ENTITAS AKUNTANSI/ ENTITAS PELAPORAN KEUANGAN DAERAH Berdasarkan PP Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah dan Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, yaitu Kepala Badan Kepegawaian Daerah sebagai entitas akuntansi menyusun pertanggungjawaban pelaksanaan APBD tahun 2012 berupa Laporan Keuangan yang terdiri dari Laporan Realisasi APBD, Neraca dan Catatan Atas Laporan Keuangan. 4.2. BASIS AKUNTANSI YANG MENDASARI PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN a. Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung, adalah basis kas untuk pengakuan pendapatan, belanja dan pembiayaan dalam Laporan Realisasi Anggaran 41

dan akrual untuk pengakuan asset, kewajiban dan ekuitas dana dalam neraca. b. Basis kas untuk Laporan Realisasi Anggaran, berarti bahwa pendapatan dan penerimaan pembiayaan diakui pada saat kas diterima oleh kas daerah serta belanja dan pengeluaran pembiayaan diakui pada saat kas dikeluarkan dari kas daerah. c. Basis akrual untuk Neraca, berarti bahwa asset, kewajiban dan ekuitas dana diakui dan dicatat pada saat terjadinya transaksi, atau pada saat kejadian atau kondisi lingkungan berpengaruh pada keuangan Pemerintah Kota Bandung, bukan pada saat kas diterima atau dibayar oleh kas daerah. d. Asas Bruto, berarti pengakuan serta pencatatannya tidak diperkenalkan secara netto, penerimaan setelah dikurangi pengeluaran pada suatu unit organisasi. 4.3. BASIS PENGUKURAN YANG MENDASARI PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN Beberapa informasi penting yang perlu disajikan, sehubungan dengan basis pengukuran yang mendasari Penyusunan Laporan Keuangan adalah sebagai berikut : 42

1) Penyusunan Neraca Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung menganut Substansi mengungguli bentuk formalnya (substansi overform). 2) Asas yang digunakan adalah akrual yang dimodifikasi (modified accrual basis) / kas yang dimodifikasi (modified cash basis). 3) Periode akuntansi yang digunakan dalam penyusunan Neraca Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung adalah tahun anggaran 1 Januari sampai dengan 31 Desember 2013. 4) Aset adalah sumber daya ekonomis yang dimiliki dan atau dikuasai oleh Pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dan/ atau sosial di masa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh Pemerintah maupun masyarakat serta dapat diukur dalam satuan uang, termasuk sumber daya non keuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah dan budaya. 5) Kas Pencatatan kas menggunakan asas dasar kas Kas di Bendahara dinyatakan dalam rupiah. Jika terdapat kas dalam valuta asing maka harus dikonversikan berdasarkan nilai kurs pada tanggal transaksi. Pada akhir tahun kas di bendahara dalam valuta asing dikonversi ke dalam rupiah menggunakan kurs pada tanggal neraca. 43

Nilai kas pada tanggal neraca adalah hasil Kas Opname di masingmasing bendahara. 6) Piutang Piutang adalah hak atau klaim kepada pihak ketiga yang diharapkan dapat dijadikan kas dalam satu periode akuntansi Piutang adalah transaksi yang terjadi antara Pemerintah Daerah dengan pihak ketiga, dapat berupa penjualan barang, kewajiban kepada pemerintah daerah yang belum dilunasi, seperti pajak/restribusi atau pinjaman uang yang belum dilunasi pada saat pencatatan. Piutang dinilai sebesar nilai nominal Piutang diakui pada saat timbulnya hak atas piutang tersebut Pengakuan Piutang Pajak/ retribusi diakui sebagai piutang apabila telah diterbitkan dasar ketetapan pajak/ retribusi yaitu Surat Keputusan Pajak Daerah/ Surat Keputusan Retribusi Daerah (SKPD/SKRD). 7) Persediaan Persediaan adalah barang yang diperoleh dengan maksud untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah dan barang-barang yang dimaksudkan untuk dijual / diserahkan dalam rangka pelayanan masyarakat. 44

Persediaan dicatat pada akhir periode akuntansi dihitung berdasarkan hasil investarisasi fisik persediaan. Persediaan dinilai dalam neraca dengan cara : Harga pembelian terakhir apabila diperoleh dengan pembelian Harga standar bila diperoleh dengan memproduksi sendiri Harga/ nilai wajar atau estimasi nilai penjualannya apabila diperoleh dengan cara lainnya seperti donasi. Jenis-jenis persediaan : Persediaan Habis Pakai, adalah barang-barang yang bekas penggunaannya tidak dapat digunakan kembali, misalnya ATK; Persediaan Tak Habis Pakai, adalah persediaan yang dapat digunakan berulang kali, misalnya file box; Persediaan Bekas Pakai, adalah persediaan bekas pakai yang masih dapat digunakan, misalnya whiteboard. Persediaan untuk dijual, misal aspal dalam drum, obat-obatan, alatalat kedokteran, bibit, benih ikan dlsb. 8) Penyertaan Modal Pemerintah Daerah dalam BUMN/D atau lembaga keuangan Negara dicatat sebesar jumlah yang dibayar oleh pemerintah daerah untuk penyertaan modal tersebut baik di dalam atau di luar negeri serta pada lembaga-lembaga keuangan dimana pemerintah daerah memiliki 45

kepentingan yang berdasarkan perjanjiannya dinyatakan sebagai penyertaan modal. 9) Aset Tetap Aset Tetap adalah asset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari satu periode akuntansi atau 1 (satu) tahun untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah daerah atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum. Asset tetap dapat diperoleh dari dana yang bersumber dari sebagian atau seluruh APBD melalui pembelian, pembangunan, hibah atau donasi, pertukaran dengan asset lainnya dan atau dari sitaan atau rampasan. Kebijakan penilaian asset tetap telah mengacu pada PP No. 24 tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan yang menyatakan bahwa penyusunan Neraca Awal menggunakan nilai wajar pada saat penyusunan. Dalam hal penyusutan Aset Tetap, penerapan akuntansi penyusutan belum dilakukan karena kebijakan akuntansi mengenai masa manfaat asset dan metode penyusutan belum ditetapkan. 10) Konstruksi dalam Pengerjaan Konstruksi dalam pengerjaan baru dapat dicatat sebagai asset daerah pada saat biaya telah dikeluarkan. Konstruksi dalam pengerjaan dinyatakan dalam neraca dengan nilai historis, yaitu harga perolehan. Bila biaya perolehan suatu konstruksi dalam pengerjaan dinyatakan dalam valuta 46

asing, maka nilai rupiah asset itu akan ditetapkan berdasarkan nilai tukar (kurs tengah BI) pada saat perolehan. Konstruksi dalam pengerjaan dinilai berdasarkan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) yang diterbitkan atas pekerjaan tersebut. 11) Dana Bergulir Dana Bergulir adalah program berupa bantuan pinjaman penyaluran dana kepada pihak ketiga sesuai dengan program pemerintah daerah. Pengelolaan dana tersebut diserahkan kepada Tim Teknis / Bank Jabar Cabang Kota Bandung. Jumlah yang dicatat di neraca adalah sebesar dana yang telah diserahkan dari pemerintah daerah ke tim teknis/ bank Jabar. 12) Kewajiban Jangka Pendek Merupakan utang lancar yang harus dibayar kembali atau akan jatuh tempo dalam satu periode akuntansi atau 12 (dua belas) bulan sejak tanggal neraca. Dibukukan sebesar nilai nominal. Utang dalam valuta asing (valas) dikonversikan ke rupiah berdasarkan nilai tukar (kurs tengah BI) pada tanggal transaksi terdiri dari : Bagian Lancar (BL) Utang kepada Pemerintah Pusat 47

Merupakan Bagian utang Jangka Panjang kepada Pemerintah Pusat, yang dipindahkan ke Utang Jangka Pendek karena akan jatuh tempo dalam satu periode akuntansi atau 12 (dua belas) bulan sejak tanggal neraca. Utang Perhitungan Pihak Ketiga Merupakan utang jangka pendek kepada pihak ketiga yang akan jatuh tempo dalam periode akuntansi Utang Bunga, Denda dan Commitment Fee Utang Bunga adalah beban bunga yang harus dibayar oleh Pemerintah Daerah kepada Lender melalui DP3 karena telah menarik pinjaman dengan tarif suku bunga tertentu, dimana pembayarannya telah jatuh tempo. Denda adalah kewajiban yang timbul karena pemerintah daerah tidak dapat melunasi angsuran pokok utang maupun bunganya dengan prosentase tertentu secara tepat waktu sesuai perjanjian pinjaman yang telah disepakati kedua belah pihak. Commitment Fee adalah kewajiban yang harus dibayar oleh pemerintah daerah sebesar prosentase tertentu terhadap jumlah pinjaman yang belum/ tidak ditarik sampai dengan waktu yang telah disepakati dalam perjanjian pinjaman. 48

13) Kewajiban Jangka Panjang Kewajiban Jangka Panjang merupakan utang yang harus dibayar kembali atau jatuh tempo lebih dari satu periode akuntansi. Kewajiban jangka panjang dapat berasal dari luar negeri maupun dalam negeri. Kewajiban Jangka Panjang diakui pada saat dana tersebut diterima dan dibukukan sebesar nilai nominal. Utang dalam valuta asing (valas) dikonversikan ke rupiah berdasarkan nilai tukar (kurs tengah BI) pada tanggal transaksi. Utang kepada Pemerintah Utang jangka panjang kepada pemerintah pusat, untuk tenggang waktu lebih dari satu periode akuntansi. Utang Bunga Jangka Panjang Utang Bunga Jangka Panjang merupakan utang atas bunga pinjaman jangka panjang yang pembayaran bunganya belum jatuh tempo. 14) Ekuitas Dana Ekuitas Dana adalah kekayaan bersih daerah yang merupakan selisih antara asset dengan utang pemerintah. Ekuitas Dana Lancar Ekuitas Dana Lancar merupakan selisih antara jumlah nilai asset lancar dengan jumlah nilai hutang lancar. Ekuitas Dana Lancar, terdiri atas Sisa 49

Lebih Perhitungan Anggaran (SILPA), Cadangan untuk Piutang, Cadangan untuk Persediaan dan Dana yang harus disediakan untuk pembayaran hutang jangka pendek. Ekuitas Dana Investasi Ekuitas Dana yang diinvestasikan merupakan selisih antara jumlah nilai investasi jangka panjang, asset tetap, asset lainnya (tidak termasuk Dana Cadangan) dengan jumlah nilai hutang jangka panjang. Ekuitas Dana yang diinvestasikan meliputi dana yang diinvestasikan dalam Investasi Permanen, diinvestasikan dalam Aset Tetap, Diinvestasikan dalam Aset lainnya, dan sebagai perkiraan yang mengurangi (contra account) adalah Dana yang harus disediakan untuk pembayaran hutang jangka panjang. Ekuitas Dana Cadangan Diinvestasikan dalam dana cadangan merupakan ekuitas dana yang dicadangkan untuk tujuan tertentu. Jadi perkiraan ini merupakan pasangan perkiraan dana cadangan. 50

4.4. PENERAPAN KEBIJAKAN AKUNTASI BERKAITAN DENGAN KETENTUAN YANG ADA DALAM STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN 4.4.1. Kebijakan Akuntansi Anggaran 1) Kebijakan akuntansi anggaran bertujuan untuk mengatur perlakuan akuntansi anggaran mencakup definisi, pengakuan dan pengukuran/ penilaian. 2) Anggaran merupakan pedoman tindakan yang akan dilaksanakan Kota Bandung meliputi rencana pendapatan, belanja dan pembiayaan yang diukur dalam satuan mata uang rupiah dan disusun menurut klasifikasi tertentu secara sistematis untuk satu periode. 3) Akuntansi anggaran merupakan teknik pertanggungjawaban dan pengendalian manajemen yang digunakan untuk membantu pengelolaan pendapatan belanja dan pembiayaan. 4) Anggaran diakui pada saat ditetapkan oleh kepala daerah atau pejabat yang berwenang selaku pejabat / pelasana tugas kepala daerah menjadi Peraturan Daerah tentang APBD dan Peraturan Kepala Daerah tentang penjabaran APBD, serta pada saat anggaran dialokasikan. 51

4.4.2. Kebijakan Akuntansi Pendapatan 1) Kebijakan akuntansi pendapatan bertujuan untuk mengatur perlakuan akuntansi anggaran mencakup definisi, pengakuan dan pengukuran/ penilaian dan pengungkapan pendapatan. 2) Pendapatan adalah semua penerimaan kas daerah yang menambah ekuitas dana dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak Pemerintah Kota Bandung, dan tidak perlu dibayar kembali oleh Pemerintah Kota Bandung. 3) Pendapatan diklasifikasikan menurut sumber dan pusat pertanggungjwaban. Sumber Pendapatan dirinci berdasarkan kelompok, jenis dan objek pendapatan, sedangkan pusat pertanggungjawabannya dirinci berdasarkan bagian atau fungsi dan unit organisasi Pemerintah Kota Bandung. 4) Pendapatan mencakup pendapatan asli daerah (PAD), Dana Perimbangan dan lain-lain pendapatan yang sah. 5) Akuntansi dan pembukuan pendapatan dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan bruto dan tidak mencatat jumlah nettonya. 6) Pengembalian yang sifatnya normal dan berulang (recurring) atas penerimaan pendapatan pada periode pendapatan maupun periode 52

sebelumnya dibukukan sebagai pengurang pendapatan periode berkenaan. 7) Koreksi dan pengembalian yang sifatnya tidak berulang (non recurring) atas penerimaan pendapatan yang terjadi pada periode penerimaan pendapatan dibukukan sebagai pengurang pendapatan pada periode yang sama. 8) Koreksi dan pengembalian yang sifatnya tidak berulang (non recurring) atas penerimaan pendapatan yang terjadi pada periode sebelumnya dibukukan sebagai pengurang ekuitas dana lancar pada periode ditemukan koreksi dan pengembalian tersebut. 9) Pendapatan diukur dengan mata uang rupiah pada saat kas diterima. Apabila pendapatan diukur dengan mata uang asing, maka harus dikonversikan ke dalam mata uang rupiah berdasarkan kurs tengah BI pada saat terjadi pendapatan. 4.4.3. Kebijakan Akuntansi Belanja 1) Kebijakan akuntansi belanja bertujuan untuk mengatur perlakuan akuntansi belanja mencakup definisi, pengakuan dan pengukuran/ penilaian dan pengungkapan belanja. 53

2) Belanja adalah semua pengeluaran kas daerah yang mengurangi ekuitas dana dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh Pemerintah Kota Bandung atau sebagai penurunan aktiva dan atau kenaikan utang yang digunakan untuk berbagai kegiatan pemerintahan dalam suatu periode akuntansi. 3) Belanja diklasifikasikan menurut urusan pemerintahan sebagai urusan wajib dan urusan pilihan, serta menurut fungsi dan pusat pertanggungjawaban. Penggunaan belanja dirinci berdasarkan kelompok, jenis, objek dan rincian objek belanja, sedangkan pusat pertanggungjawabannya dirinci berdasarkan bidang atau fungsi dan unit organisasi Pemerintah Kota Bandung. 4) Belanja diakui pada saat terjadinya pengeluaran dari Kas Daerah, yang menjadi beban daerah dan pada saat SPJ disahkan. 5) Kelompok belanja tidak langsung merupakan belanja administrasi umum yang dianggarkan tidak terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan pemerintahan pada SKPD berkenaan. 54

6) Kelompok belanja langsung merupakan belanja yang dianggarkan terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan pemerintahan pada SKPD berkenaan. 7) Belanja barang dan jasa digunakan untuk pengeluaran pembelian/ pengadaan barang yang nilai manfaatnya kurang dari 12 (dua belas) bulan dan/atau pemakaian jasa dalam melaksanakan program dan kegiatan pemerintahan daerah. 8) Belanja modal digunakan untuk pengeluaran yang dilakukan dalam rangka pembelian/ pengadaan atau pembangunan asset tetap berwujud yang mempunyai nilai manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintahan daerah. 9) Belanja barang dan jasa, serta belanja modal diakui pada saat aktiva atau jasa yang dibeli telah diterima dan/atau hak kepemilikannya telah berpindah. 10) Koreksi atas pengeluaran belanja (penerimaan kembali belanja), yang terjadi pada periode pengeluaran belanja dibukukan sebagai pengurang belanja. Apabila diterima pada periode berikutnya dibukukan sebagai menambah ekuitas dana lancar (menambah pendapatan lainnya). 55

11) Belanja diukur dengan menggunakan mata uang rupiah pada saat terjadi pengeluaran kas. Belanja yang diukur dengan mata uang asing harus dikonversikan ke dalam mata uang rupiah berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia pada saat terjadinya belanja. 4.4.4. Kebijakan Akuntansi Aset 1) Kebijakan Akuntansi Aset bertujuan mengatur perlakuan akuntansi asset meliputi definisi, pengakuan, pengukuran/ penilaian dan pengungkapan asset. 2) Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh Pemerintah Kota Bandung sebagai akibat peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi/sosial dimasa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh pemerintah kota Bandung maupun masyarakat serta dapat diukur dalam satuan uang. Dalam pengertian ini yang dimaksud asset Pemerintah Kota Bandung tidak mencakup hutan alam, kekayaan dalam laut, maupun kandungan tambang yang belum diolah oleh Pemerintah Kota Bandung. 3) Aset disini mencakup juga aset-aset yang dikuasai Pemerintah Kota Bandung namun belum didukung dengan bukti kepemilikan 56

formal yang sah, termasuk sumber-sumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah dan budaya. Tujuannya untuk menjaga kelengkapan, keamanan, dan kelestarian asset, agar semua asset terdaftar dan terawasi. 4) Aset bersejarah tidak harus diungkap dalam neraca namun asset tersebut harus diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan, nilai perolehan ataupun nilai wajar tidak harus diungkapkan, namun biaya rekonstruksi, pemeliharaan harus dibebankan sebagai belanja tahun terjadinya pengeluaran. 5) Suatu asset dapat diakui dan dicatat dalam akuntansi kala asset tersebut mempunyai manfaat ekonomi masa depan dan mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal. 6) Semua asset yang tercatat dalam neraca harus diukur nilainya dengan satuan uang rupiah, jika terdapat asset yang diperoleh dengan mata uang asing harus dikonversikan kedalam mata uang rupiah berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia. 7) Untuk pertanggungjawaban, asset dinilai dengan menggunakan biaya perolehan, dimana jika biaya perolehan tidak diketahui digunakan penaksiran atau nilai wajar atas biaya perolehan asset 57

yang bersangkutan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan. 8) Biaya perolehan adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau nilai wajar yang diberikan untuk memperoleh suatu asset pada saat perolehan atau suatu konstruksi mencerminkan seluruh biaya yang dikeluarkan samapai dengan asset tersebut dalam kondisi dan tempat siap untuk dipergunakan. 9) Aset tidak dicatat dan tidak diakui jika pengeluaran telah terjadi dan manfaat ekonominya dipandang tidak mungkin diperoleh Pemerintah Kota Bandung setelah periode akuntansi berjalan. 10) Aset diakui pada saat timbulnya, diterimakan atau diserahkan hak kepemilikannya dan/atau pada saat penguasaannya berpindah. 11) Aset dicatat sebesar pengeluaran kas atau sebesar nilai wajar dari imbalan yang diberikan untuk memperoleh asset tersebut. Pengakuan asset dalam akuntansi terjadi bersamaan dengan perolehan asset yang bersangkutan. 12) Aset diklasifikasikan berdasarkan kesamaan dalam sifat atau fungsinya dalam aktifitas operasi Pemerintah Kota Bandung. 58

BAGIAN V PENJELASAN POS-POS LAPORAN KEUANGAN Berdasarkan Laporan Realisasi Anggaran sampai dengan tanggal 31 Desember 2013, diketahui realisasi pendapatan tidak ada karena Badan Kepegawaian Daerah bukan merupakan SKPD Penghasil sehingga tidak terdapat target maupun realisasi pendapatan. Neraca Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung menyajikan informasi mengenai posisi aktiva, kewajiban dan ekuitas dana per 31 Desember 2013, Neraca Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung per 31 Desember 2013 ditutup dengan jumlah akhir sebesar Rp. 11.773.953.025,00 atau naik, 95,96% dibandingkan dengan posisi per 31 Desember 2012 sebesar Rp. 11.297.846.603,00. Nilai Aset sebesar Rp. 11.773.953.025,00 tersebut, terdiri aset lancar Rp. 115.944.725,00, asset tetap Rp. 11.648.053.300,00 dan asset lainnya Rp. 9.955.000,00 sedangkan nilai kewajiban dan ekuitas dana sebesar Rp. 11.773.953.025,00 terdiri dari kewajiban jangka pendek sebesar Rp. 39.930.000,00. Ekuitas Dana Lancar sebesar Rp. 76.014.725,00 dan Ekuitas dana investasi sebesar Rp. 11.658.008.300,00. 59

Rincian dan Penjelasan Masing-Masing Pos Laporan Keuangan 5.1. Pendapatan Realisasi pendapatan tidak ada karena Badan Kepegawaian Daerah bukan merupakan SKPD Penghasil sehingga tidak terdapat target maupun realisasi pendapatan. 5.2. Belanja Struktur Belanja dalam APBD Kota Bandung Tahun 2013 pada Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung sesuai Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006, Belanja Daerah terdiri dari dua bagian yaitu Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung. Realisasi Belanja periode 1 Januari sampai dengan 31 Desember 2013 adalah sebesar Rp. 21.106.432.517,00 atau mencapai 94,25% dari anggaran tahun 2013, terdiri dari : 60

URAIAN APBD REALISASI BELANJA 22.393.657.935,45 21.106.432.517,00 a. Belanja Tidak Langsung 7.081.160.820,45 6.455.888.396,00 - Belanja Pegawai 7.081.160.820,45 6.455.888.396,00 b. Belanja Langsung 15.312.497.115,00 14.650.544.121,00 - Belanja Pegawai 4.966.557.115,00 4.729.232.000,00 - Belanja Barang dan Jasa 9.782.385.000,00 9.439.998.321,00 - Belanja Modal 563.555.000,00 481.313.800,00 5.3. Pembiayaan Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung merupakan SKPD yang hanya mempunyai anggaran Belanja, khusus untuk pembiayaan ada di SKPKD. 61

5.4. A s e t 31 Desember 2013 31 Desember 2012 5.4.1 Kas di Bendahara 0,00 0,00 Penerimaan Nilai saldo kas di Bendahara Penerimaan per 31 Desember 2013 sebesar Rp. 0,00 dan nilai saldo per 31 Desember 2012 adalah Rp. 0,00. 5.4.2 Kas di Bendahara 0,00 0,00 Pengeluaran Nilai saldo kas di Bendahara Pengeluaran per 31 Desember 2013, adalah sebesar Rp. 0,00 yang terdiri dari : - Bunga Bank Rp. 0,00 - UYHD Rp. 0,00 Jumlah Rp. 0,00 62

Nilai saldo Kas per 31 Desember 2013 tersebut telah sesuai dengan Berita Acara Opname Kas dan Register Penutupan Kas tanggal 31 Desember 2013 saldo kas tahun 2013 disetorkan ke Kas Daerah pada tanggal 20 bulan Desember 2013. Sedangkan saldo kas tahun 2012 telah disetorkan ke Kas Daerah tahun 2012. 5.4.3 Piutang Retribusi 0,00 0,00 Piutang Retribusi per 31 Desember 2013 adalah Rp. 0,00 dan nilai saldo per 31 Desember 2013 adalah sebesar Rp. 0,00. 5.4.4 Persediaan 115.944.725,00 121.152.103,00 Saldo persediaan per 31 Desember 2013 sebesar Rp. 115.944.725,00 dan saldo persediaan per 31 Desember 2012 sebesar Rp 121.152.103,00. Saldo persediaan per 31 Desember 2013 sebesar Rp. 115.944.725,00 terdiri dari : - Persediaan Habis Pakai Rp. 115.944.725,00 - Persediaan Tak Habis Pakai Rp. 0,00 Jumlah Rp. 115.944.725,00 63

Saldo per 31 Desember 2013 sebesar Rp. 115.944.725,00. Telah sesuai dengan Berita Acara Opname Persediaan tanggal 31 Desember 2013. PERSEDIAAN Saldo Akhir tahun 2012 Persediaan Rp. 121.152.103,00 Penambahan selama tahun 2013 Rp. 1.111.829.930,00 Jumlah Rp. 1.232.982.033,00 Dikeluarkan selama tahun 2013 Rp. 1.117.037.308,00 Saldo akhir per 31 Desember 2013 Rp 115.944.725,00 Perincian lihat lampiran Berita Acara Opname Persediaan 5.4.5 Aset Tetap 11.648.053.300,00 11.166.739.500,00 Saldo Aset Tetap per 31 Desember 2013 sebesar Rp. 11.648.053.300,00 dan Saldo Aset Tetap, per 31 Desember 2012 sebesar Rp. 11.166.739.500,00. Adapun Saldo Aset Tetap per 31 Desember 2013 sebesar Rp. 11.648.053.300,00 berasal dari : 64

Saldo Aset Tetap per 31 Desember 2013 terdiri dari : 1. Tanah Rp. 6.600.000.000,00 2. Gedung Rp. 0,00 3. Peralatan dan Mesin Rp. 4.967.864.600,00 4. Aset Tetap Lainnya Rp 80.188.700,0 5.4.5 Aset Lainnya 9.955.000,00 9.955.000,00 Saldo Aset Lainnya per 31 Desember 2013 sebesar Rp. 9.955.000,00 dan Saldo Aset Lainnya per 31 Desember 2012 sebesar Rp. 9.955.000,00. Adapun Saldo Aset Tetap per 31 Desember 2013 sebesar Rp. 9.955.000,00 berasal dari : - Aset Tidak Berwujud Rp. 9.790.000,00 - Aset Rusak Berat/ Proses Penghapusan Rp. 165.000,00 65

5.5. Kewajiban 31 Desember 2013 31 Desember 2012 5.5.1 Uang Muka dari BUD 0,00 0,00 Saldo Uang Muka (UP) dari BUD per 31 Desember 2013 sebesar Rp. 0,00, karena seluruh penerimaan uang dari BUD setelah dikurangi belanja kegiatan sisanya telah diserahkan ke KASDA pada tanggal 20 Desember 2013. 5.5.2 Utang Pajak 4.356.000,00 0,00 Berdasarkan hasil audit BPK akibat dari adanya Belanja Langsung Pihak Ketiga sebesar Rp. 39.930.000,00 yang tidak cair maka BKD memiliki Utang pajak sebesar Rp. 4.356.000,00; yang terdiri dari PPh 22 Rp. 726.000,00 dan PPN Rp. 3.630.000,00. 66

5.5.3 Utang Jangka Pendek 35.574.000,00 0,00 Lainnya BKD per 31 Desember 2013 memiliki Utang Jangka pendek lainnya sebesar Rp. 39.930.000,00 dari Belanja Jasa Konsultan Kegiatan Penyusunan Rencana Pembinaan Karier PNS (33.01) akibat dari akan dicairkan setelah penetapan perwal perubahan mendahului perda APBD 2014, SP2D sudah ada tapi di BJB belum ada datanya karena overload data. 5.5.2 Pendapatan Yang 0,00 0,00 Ditangguhkan Saldo Pendapatan yang ditangguhkan per 31 Desember 2013 sebesar Rp. 0,00., Disebabkan BKD tidak mempunyai rekening pendapatan yang ditangguhkan karena bukan unit kerja penghasil. 67

5.6. Ekuitas Dana 31 Desember 2013 31 Desember 2012 5.6.1 SILPA / (SIKDA) 0,00 0,00 Saldo SILPA/ SIKDA per 31 Desember 2013 sebesar Rp.0,00. Merupakan realisasi belanja selama tahun 2013. 5.6.2 Cadangan Piutang 0,00 0,00 Cadangan Piutang per 31 Desember 2013 sebesar Rp. 0,00 dan Cadangan Piutang tahun 2012 sebesar Rp. 0,00. 5.6.3 Cadangan Persediaan 115.944.725,00 121.152.103,00 Saldo Cadangan persediaan per 31 Desember 2013 sebesar Rp 115.944.725,00 merupakan saldo persediaan berdasarkan opname persediaan per 31 Desember 2013 dengan rincian sebagai berikut : 68

- Persediaan Habis Pakai Rp. 115.944.725,00 - Persediaan Tak Habis Pakai Rp. 0,00 Jumlah Rp. 115.944.725,00 5.6.4 Ekuitas dana diinvestasikan 11.658.008.300,00 11.176.694.500,00 dalam Aset Tetap Saldo Ekuitas dana diinvestasikan dalam asset tetap per 31 Desember 2013 sebesar Rp. 11.658.008.300,00 dan saldo per 31 Desember 2012 sebesar Rp. 11.176.694.500,00. Adapun Saldo Aset Tetap per 31 Desember 2013 sebesar Rp. 11.658.008.300,00. 69

Tambahan untuk CALK pada BKD Kota Bandung : Penerimaan pada BKD : Jumlah Penerimaan SP2D UP/GU Rp. 9.066.483.633,00 Jumlah Penerimaan SP2D LS Rp. 12.610.648.884,00 Jumlah Penerimaan Pajak Rp. 648.586.625,00 Jumlah Total Penerimaan Rp. 22.325.719.142,00 Pengeluaran pada BKD : Jumlah Pengeluaran UP/ GU Rp. 8.318.292.458,00 Jumlah Pengeluaran SP2D LS Rp. 12.610.648.884,00 Jumlah Pengeluaran Pajak Rp. 648.586.625,00 Jumlah Total Pengeluaran Rp. 21.557.527.967,00 Terdapat selisih sebesar Rp. 748.191.175,00 yang terdiri dari Rp. 570.000.000,00 merupakan UP/ GU Nihil Rp. 178.191.175,00 merupakan saldo kas yang dikembalikan ke KASDA (Rp. 177.491.175,00 dan Rp. 700.000,00) 70

BAGIAN VI PENJELASAN ATAS INFORMASI-INFORMASI NON KEUANGAN BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KOTA BANDUNG Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah membawa dampak terhadap perubahan Struktur Organisasi pada Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung yaitu dengan lahirnya Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 12 Tahun 2007 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Lembaga Teknis Daerah Kota Bandung sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 12 Tahun 2009 6.1. Struktur Organisasi dan Pejabat Struktural pada Badan Kepegawaian Daerah Struktur Organisasi Badan Kepegawaian Daerah adalah pengembangan dari Kantor Diklat Kota Bandung dan Bagian Kepegawaian Setda Kota Bandung yang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 12 Tahun 2007 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Lembaga Teknis Daerah Kota Bandung sejak tanggal 1 Januari 2008. 71