MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA. KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN Nomor : 609/Kpts-II/2002. Tentang

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.29/Menhut-II/2007 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : 500/Kpts-II/2002 TENTANG PEDOMAN TUGAS BELAJAR BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL LINGKUP DEPARTEMEN KEHUTANAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.23/MEN/2012 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN NOMOR 054/KPTS-II/2000 TENTANG

5) Diangkat dalam jabatan/diberi tugas yang memerlukan pengetahuan/keahlian yang sesuai dengan ijazah yang diperoleh;

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2014

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambaha

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nom

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

[1] PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2017 TENTANG

- 2 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 27 TAHUN 2009 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN Nomor : 663/Kpts-II/2002 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PERBENIHAN TANAMAN HUTAN MENTERI KEHUTANAN,

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 237/PMK.01/2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.22/MEN/2012 TENTANG

- 1 - PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG IZIN BELAJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN Nomor : 665/Kpts-II/2002 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI MENTERI KEHUTANAN,

2017, No tentang Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dalam Jabatan Struktural (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 33, Tambahan L

BUPATI PEMALANG PERATURAN BUPATI PEMALANG NOMOR 27 TAHUN 2013 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 49 TAHUN 2010 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 223/Kpts/KP.330/5/2005 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI,

PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK NOMOR 48 TAHUN 2012 TENTANG

2018, No Nomor 1473) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 6 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Per

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

SEKRETARIAT DAERAH Jl. Ki Gede Sebayu No. 12 Tegal Telp. (0283) Faks. (0283) Kode Pos 52123

KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN Nomor : 664/Kpts-II/2002 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PERSUTERAAN ALAM MENTERI KEHUTANAN,

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2012 TENTANG

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG

KEPALA BADAN SAR NASIONAL

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN WALIKOTA PANGKALPINANG NOMOR 07 TAHUN 2014

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN HUKUM DAN HAM. Ujian Penyesuaian. Ijazah. Administrasi. Pelaksanaan. Pedoman.

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN AGAM BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH Jl. Sudirman Nomor 1 Telp. (0752) Fax. (0752) Lubuk Basung

KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN NOMOR 146/KPTS-II/2000 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KOORDINASI PERGURUAN TINGGI SWASTA

2017, No Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 292, Tamb

2018, No Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 6 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia N

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KOORDINASI PERGURUAN TINGGI SWASTA

KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA. No.345, 2013 KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT. Beasiswa. Dalam Negeri. Pasca Sarjana.

2016, No sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2015 tentang Perubahan Ketujuh Belas atas Peraturan Pemer

6. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5494);

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

- 1 - PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN TUGAS BELAJAR SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN

, No Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 29 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Hukum dan Hak

2017, No Penyesuaian/Inpassing Pegawai Negeri Sipil dalam Jabatan Fungsional Bidang Pertanian; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG

2018, No Nomor 1473) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 6 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Per

Nomor : KP.02.01/2/16720/ November 2017 Lampiran : Satu berkas Hal : Kenaikan Pangkat Periode April 2018

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG

B U P A T I T A N J U N G J A B U N G T I M U R

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG PEMBERIAN PERINGATAN TERTULIS KEPADA PEGAWAI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 40 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2008 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 55 TAHUN 2015 TENTANG

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

BUPATI KEDIRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEDIRI,

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 29 TAHUN 2010 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 188/PMK.01/2014 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.228, 2010 KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Pendelegasian Wewenang. Kepegawaian.

4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MANUSIA. Penyesuaian Ijazah. Pencantuman Gelar. Pelaksanaan. Pedoman.

E. PERSYARATAN Bagi Pegawai Negeri Sipil yang akan mengajukan Tugas Belajar harus memenuhi persyaratan umum dan khusus :

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 148/PMK. 01/2012 TENTANG

Walikota Tasikmalaya

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 41 TAHUN TENTANG

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT NOMOR : SK. 4135/KP.108/DRJD/2013 T E N T A N G KOMPETENSI INSPEKTUR SUNGAI DAN DANAU

PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG TUGAS BELAJAR

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA NEGARA. No.868, 2013 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Hukuman Disiplin. Penindakan Administratif. Pedoman. Pencabutan.

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 136 TAHUN 1999 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DEPARTEMEN

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 85 TAHUN 2010 TENTANG TUGAS BELAJAR BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATZTRAN MENTERI KEUANGAN TENTANG TUGAS BELAJAR DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN KEUANGAN MENTERI KEUANGAN,

STANDAR PELAYANAN ADMINISTRASI PENGANGKATAN DALAM DAN PEMBERHENTIAN DARI JABATAN FUNGSIONAL BAGIAN KESATU PENDAHULUAN

BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG PERATURAN BUPATI KARAWANG

2017, No Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 122 /KPTS/013/2015 TENTANG

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 38 TAHUN 2006 TENTANG

WALIKOTA BLITAR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN UJIAN KOMPETENSI BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL WALIKOTA BLITAR,

Transkripsi:

MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN Nomor : 609/Kpts-II/2002 Tentang PEDOMAN STUDI DENGAN BIAYA MANDIRI (SWADANA) BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL DEPARTEMEN KEHUTANAN MENTERI KEHUTANAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka peningkatan kualitas sumber daya manusia maka kepada para pegawai negeri sipil perlu didorong dan diberi kesempatan untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuannya melalui studi dengan biaya mandiri (swadana); b. bahwa dengan ditetapkannya Peraturan Pemerintah No. 99 Tahun 2000 tentang Kenaikan Pangkat Pegawai Negeri Sipil maka Keputusan Sekretaris Jenderal No. 90/Kpts/II-Peg/1999 tanggal 13 Juli 1999 tentang Petunjuk Pelaksanaan Studi dengan Biaya Mandiri (Swadana) bagi Pegawai Negeri Sipil Departemen Kehutanan dan Perkebunan maka dipandang perlu untuk disempurnakan; c. bahwa sehubungan dengan hal-hal tersebut di atas perlu ditetapkan Keputusan Menteri Kehutanan tentang Pedoman Studi dengan Biaya Mandiri (Swadana) bagi Pegawai Negeri Sipil Departemen Kehutanan. Mengingat :

1. Undnag-Undang No.8 Tahun 1974 jo UU No. 43 Tahun 1999; 2. Peraturan Pemerintah No. 3 Tahun 1980; 3. Peraturan Pemerintah No. 30 Tahun 1980; 4. Peraturan Pemerintah No. 15 Tahun 1994; 5. Peraturan Pemerintah No. 99 Tahun 2000; 6. Keputusan Menteri Kehutanan No. 123/Kpts-II/2001; 7. Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara No. 11 Tahun 2001. M E M U T U S K A N Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN TENTANG PEDOMAN STUDI DENGAN BIAYA MANDIRI (SWADANA) BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL DEPARTEMEN KEHUTANAN. Pasal 1 Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan ; a. Studi dengan biaya mandiri (swadana) adalah kegiatan studi yang dilakukan oleh Pegawai Negeri Sipil (PNS) Departemen Kehutanan di luar jam kerja kedinasan dengan pemilihan program studi dan pemenuhan biaya sepenuhnya menjadi tanggung jawab pribadi PNS. b. Ijin belajar adalah persetujuan yang diberikan oleh pejabat yang berwenang kepada Pegawai Negeri Sipil Departemen Kehutanan yang akan mengikuti studi dengan biaya mandiri (swadana). c. Penyesuaian ijazah adalah salah saatu bentuk kegiatan mutasi kepegawaian berupa perubahan data kepegawaian secara formal yang dikaitkan dengan status kedudukan seseorang sebagai PNS, berdasarkan ijazah akademik terakhir yang diraih PNS yang dapat diikuti dengan "proses kenaikan pangkat sebagai penyesuaian ijazah". d. Kenaikan pangkat sebagai penyesuaian ijazah adalah pangkat Pegawai Negeri Sipil berdasarkan ijazah akademik terakhir yang telah diraih oleh Pegawai Negeri Sipil dikaitkan dengan kebutuhan unit kerja Departemen Kehutann akan keterampilan atau keahlian yang ditunjukkan secara formal oleh ijazah tersebut serta lulus pada ujian penyesuaian ijazah.

e. Ujian penyesuaian ijazah adalah ujian yang dilaksanakan dalam proses penyesuaian iijazah yang berpedoman kepada materi ujian penerimaan CPNS sesuai dengan tingkat ijazah yang diperoleh. f. Pejabat berwenang adalah Pejabat Eselon II pada unit kerja Eselon I masing-masing yang berwenang memberikan ijin belajar dan mengusulkan kenaikan pangkat sebagai penyesuaian ijazah bagi PNS pada unit kerja pusat dan UPTnya, sedangkan Pejabat yang berwenang memberikan ijin belajar bagi Pejabat Eselon II adalah Pejabat Eselon I nya masing-masing. Pejabat Eselon II yang berwenang tersebut adalah : Kepala Biro Umum bagi Sekretariat Jenderal; Sekretaris Itjen bagi Inspektorat Jenderal; Sekretaris Ditjen bagi Direktorat Jenderal BPK, RLPS dan PHKA; Sekretaris Badan bagi Badan Planologi Kehutanan dan Badan Litbang Kehutanan; Kepala Pusat bagi Pusat Bina Penyuluh Kehutanan, Pusat Diklat Kehutanan, Pusat Standardisasi Lingkunagn Kehutanan dan Pusat Informasi Kehutanan; g. Pengakuan gelar adalah proses pencantuman gelar akademik secara formal yang dikaitkan dengan status kepegawaian seseorang sebagai PNS, berdasarkan penyesuaian ijazah akademik terakhir yang diperolehnya. h. Forum adalah suatu tim kecil dalam lingkungan eselon I masing-masing yang bertugas menilai permohonan ijin belajar, merekomendasikan penerbitan surat ijin belajar serta mengusulkan seorang PNS untuk Penyesuaian Ijazah. i. Tim Penyesuaian Ijazah adalah suatu tim dalam lingkungan Departemen Kehutanan yang berwenang untuk menilai setiap usulan penyesuaian ijazah atau pengakuan gelar yang dijadikan dasar dalam proses kenaikan pangkat penyesuaian ijazah. j. Akrediatsi Lembaga Pendidikan adalah status Lembaga Pendidikan / Perguruan Tinggi Swasta tersebut telah terakreditasi atau terdaftar oelh Menteri yang bertanggungjawab di bidang pendidikan nasional. Pasal 2 (1) Setiap PNS Departemen Kehutanan yang akan mengikuti Studi dengan biaya mandiri (swadana) wajib mengajukan permohonan ijin belajar kepada pejabat yang berwenang. (2) Bidang studi yang dipilih PNS adalah bidang studi yang bermanfaat dan mendukung langsung tugas pokok dan fungsi Departemen Kehutanan

(3) Bidang studi yang mendukung tugas pokok dan fungsi Departemen Kehutanan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) ditetapkan oleh Sekretaris Jenderal untuk setiap periode tertentu dan disesuaikan dengan perencanaan kepegawaian. (4) Kegiatan studi PNS yang memperoleh ijin belajar wajib diketahui, diarahkan, didukung dan dipantau oelh pimpinan unit kerja yang bersangkutan. Pasal 3 (1) Permohonan ijin belajar PNS Departemen Kehutanan untuk mengikuti studi dengan biaya mandiri (swadana) diajukan oleh PNS yang bersangkutan kepada pejabat yang berwenang melalui kepala unit kerjanya. (2) Permohonan ijin belajar sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilampiri : a. Rencana kegiatan dan jadwal program studi diluar jam kerja kedinasan dengan brosur dari perguruan tinggi b. Status Lembaga Pendidikan dan program belajar terakreditasi oleh instansi Pemerintah yang bertanggung jawab di bidang Pendidikan Nasional. c. Surat keterangan tidak pernah dikenakan sanksi disiplin pegawai tingkat ringan dalam satu tahun terakhir dan atau tingkat sedang atau berat dalam dua tahun terakhir atau sedang dalam proses pengenaan sanksi yang dikeluarkan oleh kepala unit kerja. d. DP3 atas nama PNS yang bersangkutan 2 (dua) tahun terakhir untuk semua unsur bernilai baik. Pasal 4 (1) Penilaian permohonan ijin belajar sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 ayat (1) dilakukan oleh forum. (2) Forum dalam melakukan penilaian permohonan ijin belajar diarahkan pada : a. Waktu studi harus dilaksanakan di luar jam kerja kedinasan. b. BIdang studi yang dipilih harus mendukung tugas pokok dan fungsi Departemen Kehutanan. c. Lembaga Pendidikan dan program belajar yang dipilih berstatus terakreditasi. d. Penetapan pemberian ijn belajar.

e. Permohonan ijin belajar yang disetujui forum. f. Permohonan ijin belajar yang ditolak. Pasal 5 Bagi PNS Departemen Kehutanan yang telah lulus studi melalui ijin belajar dapat dilakukan kenaikan pangkat sebagai penyesuaian ijazah apabila PNS yang bersangkutan : a. Diangkat dalam jabatan atau diberi tugas yang memerlukan pengetahuan / keahlian yang sesuai dengan ijazahnya. b. Lulus ujian kenaikan pangkat penyesuaian ijazah. Pasal 6 (1) Penilaian untuk pengusulan kenaikan pangkat sebagai penyesuaian ijazah dilakukan oleh forum. (2) Pokok penilaian sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diarahkan pada rencana kebutuhan pegawai. Pasal 7 (1) Tata cara dan persyaratan pengajuan kenaikan pangkat sebagai penyesuaian ijazah dilaksanakan sebagaimana pengajuan usulan kenaikan pangkat pada umumnya. (2) Ketentuan lebih lanjut sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditetapkan oleh Sekretaris Jenderal. Pasal 8 (1) Ujian kenaikan pangkat penyesuaian ijazah dilaksanakan oleh Panitia yang dibentuk oleh Kepala BIro Kepegawaian. (2) Ketentuan lebih lanjut sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditetapkan oleh Sekretaris Jenderal. Pasal 9

Calon pejabat fungsional atau pejabat fungsional yang lulus dari studi dengan biaya mandiri (swadana) dapat diusulkan kenaikan pangkatnya sebagai penyesuaian ijazah yang sesuai dengan kaidah-kaidah jabatan fungsional. Pasal 10 (1) Penilaian pengusulan pengakuan gelar sebagai penyesuaian ijazah dilakukan oleh forum. (2) Pokok penilaian usulan pengakuan gelar sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diarahkan pada : a. Berubahnya hak dan kewajiban PNS sesuai pengangkatan dalam pangkat karena studi melalui ijin belajar (swadana). b. Tidak berubahnya hak dan kewajiban PNS sesuai pengangkatan dalam pangkat karena studi melalui ijin belajar (swadana). c. Pengakuan gelar tanpa proses penyesuaian ijazah. (3) Tata cara dan persyaratan pengajuan pengakuan gelar dilaksanakan sebagaimana pengajuan usulan kenaikan pangkat. Pasal 11 Petunjuk pelaksanaan studi dengan biaya mandiri (swadana) bagi PNS Departemen Kehutanan ditetapkan lebih lanjut oleh Sekretaris Jenderal Departemen Kehutanan. Pasal 12 Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan di : J A K A R T A Pada tanggal : 4 Maret 2002 MENTERI KEHUTANAN, ttd. MUHAMMAD PRAKOSA

Salinan Keputusan ini disampaikan Kepada Yth. : 1. Sekretaris Jenderal Departemen Kehutanan 2. Inspektur Jenderal Departemen Kehutanan 3. Direktur Jenderal lingkup Departemen Kehutanan 4. Kepala Badan lingkup Departemen Kehutanan 5. Kepala Unit Pelaksana Teknis lingkup Departemen Kehuatanan di seluruh Indonesia