KOMISI INDEPENDEN PEMILIHAN ACEH

dokumen-dokumen yang mirip
STANDAR KEMAMPUAN JASMANI DAN ROHANI PEMILIHAN WALI KOTA DAN WAKIL WALI KOTA CIREBON TAHUN 2018

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TRENGGALEK SALINAN KEPUTUSAN. NOMOR : 34/Kpts/KPU.Kab / 2015 TENTANG

SALINAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN KEPUTUSAN. NOMOR : 77/Kpts/KPU-Kab /2010 TENTANG

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BANDUNG KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BANDUNG. NOMOR: 42/Kpts/KPU-Kab /2015

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BANDUNG KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BANDUNG. NOMOR: 42/Kpts/KPU-Kab /2015

TENTANG. sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 9

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN PATI

PENGURUS CABANG MANDAILING NATAL

- 2 - dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, dan/atau Walikota dan Wakil Walikota; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penet

SALINAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KENDAL NOMOR: 26/Kpts/KPU-Kab /TAHUN 2015

KOMISI INDEPENDEN PEMILIHAN ACEH

KOMISI INDEPENDEN PEMILIHAN ACEH

KEPUTUSAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR : 26/KKI/KEP/XI/2006

Barat, untuk selanjutnya disebut PIHAK

KOMISI INDEPENDEN PEMILIHAN ACEH

KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA SEMARANG NOMOR: 25 /Kpts/KPU-Kota /2015 TENTANG

KOMISI INDEPENDEN PEMILIHAN ACEH

KOMISI INDEPENDEN PEMILIHAN ACEH

Perihal : Penawaran Program Medical Check Up

LOGO KIP ACEH 1 KOMISI INDEPENDEN PEMILIHAN KABUPATEN ACEH JAYA

KOMISI INDEPENDEN PEMILIHAN ACEH

KOMISI PEMILIHAN UMUM KOl A TEBING TINGGI

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR :...TAHUN 2012 TENTANG SELEKSI ANGGOTA KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN/KOTA

Negara Asal (bagi WNA) Tempat / Tanggal lahir * / - -

KOMISI INDEPENDEN PEMILIHAN ACEH

Hidup di jalur cepat diawali dengan

Ketentuan ayat (1) Pasal 14 diubah dan Pasal 14 ayat (2) huruf e dan huruf f dihapus sehingga Pasal 14 berbunyi sebagai berikut:

KOMISI INDEPENDEN PEMILIHAN KOTA SABANG

TENTANG PEDOMAN TEKNIS PEMUTAKHIRAN DATA DAN DAFTAR PEMILIH PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR ACEH TAHUN 2017 BAB I KETENTUAN UMUM

2018, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Komisi Pemilihan Umum tent

QANUN ACEH NOMOR 8 TAHUN 2007 TENTANG BANTUAN KEUANGAN KEPADA PARTAI POLITIK DAN PARTAI POLITIK LOKAL

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR :...TAHUN 2012 TENTANG SELEKSI ANGGOTA KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN/KOTA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA ACARA KLARIFIKASI DOKUMEN TEHNIS DAFTAR ITEM LAYANAN DAN MANFAAT Nomor: 02/Klarf-Tek/P-JPK/DPRD-SMD/2012

QANUN ACEH NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DI ACEH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM GUBERNUR NANGGROE ACEH DARUSSALAM,

Negara Asal (bagi WNA)

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BUTON. PENGUMUMAN NOMOR : /Peng/KPU.Kab /IX/TAHUN 2016 TENTANG

UJI PUBLIK RANCANGAN PERATURAN KPU TENTANG PENCALONAN PESERTA PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN

2016, No Mengingat : Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nom

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KEBUMEN SALINAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KEBUMEN. NOMOR : 17/Kpts/KPU-Kab-012.

Ketentuan Pasal 18 ditambahkan 1 (satu) ayat dan ayat (1) ditambahkan 1 (satu) huruf, sehingga Pasal 18 berbunyi sebagai berikut:

PEMERINTAH KABUPATEN INDRAGIRI HILIR

S A L I N A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO,

QANUN ACEH NOMOR 3 TAHUN 2008

PERATURAN DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH

PERATURAN WALIKOTA PALEMBANG NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG PEMERIKSAAN KESEHATAN BAGI CALON JAMA AH HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Negara Asal (bagi WNA)

- 1 - KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KENDAL. SALINAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KENDAL NOMOR : 04/Kpts/KPU-Kab-012.

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MINAHASA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA,

2008, No.59 2 c. bahwa dalam penyelenggaraan pemilihan kepala pemerintah daerah sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pem

2017, No Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5246); 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti U

QANUN PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM NOMOR 3 TAHUN 2005 TENTANG

BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI,

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN RAWAT JALAN EKSEKUTIF DI RUMAH SAKIT

- 4 - dan/atau Walikota dan Wakil Walikota (Berita Negara

Ketentuan Pasal 18 ditambahkan 1 (satu) ayat dan ayat (1) ditambahkan 1 (satu) huruf, sehingga Pasal 18 berbunyi sebagai berikut:

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA,

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota Menjadi Undang- Undang; b. bahwa untuk memberikan k

KOMISI INDEPENDEN PEMILIHAN ACEH

PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 73 TAHUN 2016 TENTANG TARIF LAYANAN PADA BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK ACEH

PENGUMUMAN HASIL SELEKSI TAHAP II (KUALITAS) CALON HAKIM AGUNG REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2017 : 04/PENG/PIM/RH.01.03/05/2017

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH

3. Pemeriksaan Tajam Penglihatan (Visus) dan Buta Warna. Pemeriksaan HBs Ag Malaria (untuk daerah endemis malaria)

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA TANJUNGBALAI. NOMOR: 5 /Kpts/KPU /2015

Ruang Lingkup. Penerapan konsep, teori dan metode sains dalam bidang kedokteran atau perawatan kesehatan. Bidang:

Kanker Prostat. Prostate Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

UJI PUBLIK RANCANGAN PERATURAN KPU TENTANG PENCALONAN PESERTA PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 07 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PENCALONAN PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA,

- 2 - BAB I KETENTUAN UMUM

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2011 TENTANG PEMERIKSAAN KESEHATAN DAN PSIKOLOGI CALON TENAGA KERJA INDONESIA

KOMISI INDEPENDEN PEMILIHAN KABUPATEN PIDIE

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN TENTANG

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KENDAL. SALINAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KENDAL NOMOR : 07/Kpts/KPU-Kab /TAHUN 2015 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.693,2012

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2006 NOMOR 3 SERI D

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2016, No Gubernur, Bupati, dan Wali Kota menjadi Undang- Undang; b. bahwa Pasal 22B huruf a dan huruf b Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 tent

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KOMISI INDEPENDEN PEMILIHAN KABUPATEN ACEH JAYA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KENDAL. NOMOR : 16/Kpts/KPU-Kab /TAHUN 2015 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN NUNUKAN

BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 24 TAHUN 2012 TENTANG BESARNYA BIAYA JASA SARANA DAN BIAYA JASA PELAYANAN PADA PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT

2017, No Tahun 2008 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4884); 2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerinta

Transkripsi:

KOMISI INDEPENDEN PEMILIHAN ACEH KEPUTUSAN KOMISI INDEPENDEN PEMILIHAN ACEH NOMOR 28/Kpts/KIP Aceh/TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN TEKNIS STANDAR PEMERIKSAAN KESEHATAN JASMANI DAN ROHANI SERTA BEBAS PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR ACEH TAHUN 2017 KETUA KOMISI INDEPENDEN PEMILIHAN ACEH, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 46 ayat (1) huruf a Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 9 Tahun 2016 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 9 Tahun 2015 tentang Pencalonan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, dan/atau Walikota dan Wakil Walikota perlu menetapkan Keputusan Komisi Independen Pemilihan Aceh tentang Pedoman Teknis Standar Pemeriksaan Kesehatan Jasmani dan Rohani Serta Bebas Penyalahgunaan Narkotika Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh Tahun 2017. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indoensia Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4431); 2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 62, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4633); 3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063); 4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 101 Tahun 2011, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5246);

5. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang- Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati dan Walikota menjadi Undang- Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5656) sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas Undang- Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5898); 6. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 9 Tahun 2015 tentang Pencalonan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati dan/atau Walikota dan Wakil Walikota sebagaimana telah diubah, terakhir dengan Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 9 Tahun 2016; 7. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 3 Tahun 2016 tentang Tahapan, Program dan Jadwal Penyelenggaraan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati dan/atau Walikota dan Wakil Walikota Tahun 2017 sebagaimana telah diubah, terakhir dengan Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 7 Tahun 2016; 8. Qanun Aceh Nomor 7 Tahun 2007 tentang Penyelenggara Pemilu di Aceh (Lembaran Daerah Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2007 Nomor 07 Tambahan Lembaran Daerah Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2007 Nomor 07); 9. Qanun Aceh Nomor 3 Tahun 2008 tentang Partai Lokal Peserta Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Aceh Dan Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten/Kota (Lembaran Daerah Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008 Nomor 03, Tambahan Lembaran Daerah Nanggroe Aceh Darussalam Nomor 13); 10. Qanun Aceh Nomor 5 Tahun 2012 Tentang Pemilihan Gubernur/Wakil Gubernur, Bupati/Wakil Bupati dan

Walikota/Wakil Walikota (Lembaran Aceh Tahun 2012 Nomor 05); 11. Keputusan Komisi Independen Pemilihan Aceh Nomor 12 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Keputusan Komisi Independen Pemilihan Aceh Nomor 1 Tahun 2016 tentang Tahapan, Program, dan Jadwal Penyelenggaraan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur dalam Provinsi Aceh Tahun 2017. MEMUTUSKAN: Menetapkan : KEPUTUSAN KOMISI INDEPENDEN PEMILIHAN ACEH TENTANG PEDOMAN TEKNIS STANDAR PEMERIKSAAN KESEHATAN JASMANI DAN ROHANI SERTA BEBAS PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR ACEH TAHUN 2017. KESATU KEDUA KETIGA : Pedoman Teknis Standar Pemeriksaan Kesehatan Jasmani dan Rohani Serta Bebas Penyalahgunaan Narkotika Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh Tahun 2017 sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan ini. : Pemeriksaan Kesehatan Jasmani dan Rohani Serta Bebas Penyalahgunaan Narkotika Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh Tahun 2017, dilaksanakan oleh Tim Medis atau Pemeriksa yang Profesional dan Imparsial yang dibentuk oleh Komisi Independen Pemilihan Aceh. : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Banda Aceh pada tanggal 22 September 2016 KETUA KOMISI INDEPENDEN PEMILIHAN ACEH, dto Salinan sesuai dengan aslinya SEKRETARIS KIP ACEH RIDWAN HADI Darmansyah

LAMPIRAN KEPUTUSAN KOMISI INDEPENDEN PEMILIHAN ACEH NOMOR 28/Kpts/KIP Aceh/TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN TEKNIS STANDAR PEMERIKSAAN KESEHATAN JASMANI DAN ROHANI SERTA BEBAS PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR ACEH TAHUN 2017. PEDOMAN TEKNIS STANDAR PEMERIKSAAN KESEHATAN JASMANI DAN ROHANI SERTA BEBAS PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR ACEH TAHUN 2017 1. Pendahuluan a. Latar Belakang Bahwa Gubernur dan Wakil Gubernur adalah warga negara pilihan yang memiliki tanggungjawab yang besar sehingga memerlukan status kesehatan tertentu agar mampu melaksanakan tugas-tugasnya, demi kepentingan negara dan bangsanya. Kesehatan yang dibutuhkan oleh pengemban jabatan Gubernur dan Wakil Gubernur tidak harus bebas dari penyakit, impairment ataupun kecacatan, melainkan setidaknya mereka harus dapat melakukan kegiatan fisik sehari-hari secara mandiri tanpa hambatan yang bermakna dan tidak memiliki penyakit yang diperkirakan akan mengakibatkan kehilangan kemampuan fisik dalam 5 tahun ke depan, serta memiliki kesehatan jiwa sedemikian rupa sehingga tidak kehilangan kemampuan dalam melakukan observasi, menganalisis, membuat keputusan dan mengkomunikasikannya. Bahwa status kesehatan tersebut di atas harus dinyatakan oleh suatu tim medis yang profesional dan impartial (assessing physicians) yang dibentuk secara resmi dan khusus untuk itu, yang anggotanya terdiri dari para dokter ahli yang kompeten dan memiliki kredibilitas tinggi di lingkungan profesinya. b. Landasan Hukum Pasal 1 angka 13 Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran menyatakan bahwa yang dimaksud organisasi profesi kedokteran untuk dokter adalah Ikatan Dokter Indonesia (IDI);

Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan menyatakan bahwa kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis; Pasal 7 ayat (2) huruf f Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang- Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati dan Walikota sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang- Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota menjadi Undang-Undang, menyatakan bahwa persyaratan menjadi Calon Gubernur dan Wakil Gubernur harus memenuhi persyaratan mampu secara jasmani dan rohani berdasarkan hasil pemeriksaan kesehatan menyeluruh dari tim dokter untuk melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur; Pasal 46 ayat (1) huruf a Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 9 Tahun 2016 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 9 Tahun 2015 tentang Pencalonan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, dan/atau Walikota dan Wakil Walikota menyatakan KPU Provinsi/KIP Aceh menetapkan standar pemeriksaan kesehatan jasmani dan rohani serta bebas penyalahgunaan narkotika dengan berpedoman pada standar pemeriksaan yang diterbitkan oleh Pengurus Besar IDI, Pengurus Pusat HIMPSI, dan BNN. 2. Tujuan Penilaian Kesehatan Penilaian Kesehatan Bakal Calon Gubernur dan Wakil Gubernur bertujuan untuk menilai kesehatan para Bakal Calon yang diajukan oleh Partai Politik atau gabungan Partai Politik atau bakal calon perseorangan sebagaimana diamanatkan oleh UUD 1945 dan Undang- Undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas Undang- Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota menjadi Undang-Undang, sehingga Calon Gubernur dan Wakil Gubernur yang diterima adalah mereka yang memenuhi syarat mampu secara jasmani dan rohani serta bebas penyalahgunaan narkotika untuk melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur.

Mampu secara jasmani dan rohani serta bebas penyalahgunaan narkotika untuk melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur dalam arti kesehatan adalah keadaan kesehatan (status kesehatan) jiwa dan jasmani yang bebas dari gangguan/disabilitas serta bebas penyalahgunaan narkotika. 3. Prinsip dan Protokol Penilaian Kesehatan Penilaian kesehatan dilakukan untuk menilai status kesehatan calon Gubernur dan Wakil Gubernur serta mengidentifikasi kemungkinan adanya disabilitas yang dapat menggangu kemampuan menjalankan tugas dan kewajibannya. Penilaian tersebut dilaksanakan dengan memperhatikan prinsip pemeriksaan kesehatan yang memenuhi persyaratan obyektif-ilmiah berlandaskan ilmu kedokteran berbasis bukti (evidence-based medicine). Pemeriksaan kesehatan tersebut menggunakan protokol yang sesuai dengan standar profesi kedokteran, meliputi pemeriksaan-pemeriksaan sebagai berikut : A. Pemeriksaan kesehatan rohani dari aspek psikologi dengan 2 (dua) metode yaitu : 1. Psikotes; 2. Wawancara yang meliputi : a) Kecerdasan Umum; b) Kepribadian; dan c) Sikap Kerja. B. Pemeriksaan bebas penyalahgunaan narkotika yaitu : 1. DAS (Drug Abuse Screening Test), dan Asesmen Medis; 2. UT Zat yeng terdiri dari 5 (lima) Parameter meliputi : THC, Methaphetamine, Amphetamine, Morphine, dan Benzodiazepine. C. Anamnesis dan analisis riwayat kesehatan; D. Pemeriksaan Jasmani ; 1. Penyakit Dalam; 2. Jantung dan Pembuluh Darah; 3. Paru; 4. Bedah; 5. Urologi; 6. Ortopedi; 7. Obstetri Ginekologi; 8. Neurologi; 9. Mata; 10. Telinga, Hidung dan Tenggorok, Kepala Leher; 11. Gigi dan Mulut.

E. Pemeriksaan Penunjang: 1. Pemeriksaan Penunjang wajib: a) Ultrasonografi Abdomen; b) Elektrokardiografi dan Treadmil Test; c) Ekokardiografi; d) Foto Roentgen Thoraks; e) Audiometri Nada Murni; f) Spirometri; g) USG Transvaginal (bagi bakal calon perempuan); h) Opthalmoscope Direct, Refracting Unit. 2. Pemeriksaan Penunjang atas indikasi: a) MRI fungsional; b) MRI kepala tanpa kontras/dengan kontras; c) MSCT dari thoraks hingga pelvis; d) MSCT kardial; e) Mammografi/USG payudara; f) Kardioangiografi; g) Doppler karotis dan MRA; h) Sidik perfisu nuklir jantung; i) EEG; j) Biopsi aspirasi jarum halus; k) Foto polos ekstremitas, tulang belakang dan panggul; l) Non contact tonometri; m) Foto fundus camera; n) Foto fundus retina; o) Lain-lain sesuai indikasi. F. Pemeriksaan Laboratorium: 1. Pemeriksaan darah dan urin; a) Hematologi lengkap; b) Urinalisis lengkap; c) Tes faal hati; d) Tes faal ginjal; e) Profil lipid; f) GD puasa, 2 jam pp, HBA 1C; g) Hepatitis : HBs Ag, Anti HCV; h) Mikroalbuminuria; i) Anti HIV; j) VDRL TPHA. 2. Petanda tumor atas indikasi; 3. Papsmear (sitologi bagi bakal calon perempuan).

4. Tempat dan Waktu Pemeriksaan Kesehatan a. Tempat Pemeriksaan Rumah Sakit yang ditunjuk sebagai sarana penilaian kesehatan bakal calon Gubernur dan Wakil Gubernur harus mempunyai kriteria sebagai berikut : 1) Tersedia/dapat menyediakan tenaga ahli/dokter spesialis/sub spesialis dalam jumlah yang mencukupi sesuai dengan standar yang telah dipersyaratkan oleh IDI sebagai pendamping Tim Dokter Pemeriksa Independen IDI; 2) Tersedia tenaga bantu (tenaga perawat, analis laboratorium, radiografer, dll) dalam jumlah dan jenis yang mencukupi; 3) Terdapat alat perlengkapan/pemeriksaan penunjang dan laboratorium yang lengkap; 4) Tersedia ruangan khusus pemeriksaan kesehatan (medical check up terpadu); 5) Mempunyai pengalaman yang baik untuk pemeriksaan kesehatan, terutama dalam pemeriksaan kesehatan pejabat negara; 6) Mempunyai ruang khusus untuk pertolongan kegawatdaruratan medik yang mudah diakses dari ruang pemeriksaan kesehatan; 7) Terletak pada lokasi tempat yang mudah diakses dan memudahkan proses evakuasi bila diperlukan; 8) Berada pada tempat yang memudahkan tindakan pengamanan (security check); 9) Tersedia ruang praktik khusus yang memadai; 10) Bersedia sebagai tempat pemeriksaan kesehatan Bakal Calon Gubernur dan Wakil Gubernur. b. Waktu Pemeriksaan Tanggal 21 s/d 27 September 2016, pukul 08.00 Wib s.d Selesai 5. Tata Laksana Pemeriksaan Kesehatan a. Persiapan Sebelum Pemeriksaan Kesehatan 1. KIP Aceh menginformasikan kepada Parpol dan publik mengenai penilaian kesehatan Bakal Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur sebagai bagian dari syarat pendaftaran Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur, yang di dalamnya terdapat : a) Tujuan Penilaian Kesehatan; b) Prinsip dan Protokol Pemeriksaan Kesehatan; c) Penyimpulan dan Pelaporan.

2. KIP Aceh meminta kepada setiap Bakal Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur untuk mempersiapkan data riwayat kesehatan hingga saat ini, jika ada. 3. KIP Aceh mengundang para Bakal Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur untuk mengikuti pemeriksaan dan menginformasikan: a) Tempat dan waktu pemeriksaan kesehatan; b) Mempersiapkan diri sesuai dengan protokol; c) Puasa mulai 12 (dua belas) jam sebelum pemeriksaan dan hanya diperkenankan minum air putih; d) Bagi Bakal Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur perempuan agar sejak 7 (tujuh) hari sebelum hari pemeriksaan pap-smear tidak berhubungan seksual, tidak memakai vaginal tablet dan atau memakai jamujamuan vaginal atau membilas daerah kewanitaan dengan sabun pembersih selama 2 x 24 jam; e) Pendamping atau pengantar dari pihak Bakal Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur hanya diperbolehkan berada di ruang tunggu lobby dan jumlahnya tidak lebih dari 2 (dua) orang. b. Pelaksanaan Pemeriksaan Kesehatan 1. Para Bakal Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur tiba di Rumah Sakit tempat pemeriksaan kesehatan sesuai dengan jadwal yang diatur oleh KIP Aceh dengan membawa surat pengantar dari KIP Aceh dan Tim Pemeriksaan Kesehatan menerima Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur; 2. Bakal Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur dipersilahkan masuk ke ruang tunggu dan kemudian dipersilahkan untuk mengganti pakaian di kamar ganti. Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur akan didampingi oleh perawat dan Tim Pendamping dari KIP Aceh; 3. Di ruang tunggu Bakal Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur : a) Menerima penjelasan tentang protokol pemeriksaan dari Ketua Tim Pemeriksa atau salah satu Anggota Tim Pemeriksa; b) Menandatangani Formulir persetujuan pemeriksaan kesehatan; c) Menandatangani persetujuan bahwa hasil pemeriksaan kesehatan tersebut akan disampaikan kepada KIP Aceh; d) Menyerahkan berkas data riwayat kesehatan termasuk obat yang sedang digunakan, jika ada.

4. Pengambilan sampel darah dalam keadaan puasa; 5. Para Bakal Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur menjalani pemeriksaan USG abdominal (dalam keadaan lambung kosong dan kandung kemih penuh); 6. Para Bakal Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur dipersilahkan membuah air kecil, sebagian ditampung untuk pemeriksaan laboratorium; 7. Para Bakal Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur dipersilahkan minum larutan gula yang sudah disediakan, khusus bagi bakal calon yang memiliki riwayat diabetes, larutan gula diganti dengan makanan yang kalorinya setara; 8. Para Bakal Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur diperiksa kepribadiannya dengan menggunakan instrumen MMPI; 9. Pengambilan sampel darah yang kedua dilakukan 2 (dua) jam setelah minum larutan gula; 10. Para Bakal Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur dipersilahkan masuk ke ruang makan untuk makan pagi; 11. Selanjutnya Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur menjalani pemeriksaan kesehatan secara berurutan, yang masing-masing dilakukan oleh dokter pemeriksa; 12. Lama pemeriksaan diperkirakan selama 8 (delapan) jam, dengan jenis dan lama masing-masing pemeriksaan. Waktu istirahat makan siang dan sholat disesuaikan; 13. Setelah selesai para Bakal Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur dipersilahkan kembali ke ruang tunggu untuk berganti pakaian; 14. Para Bakal Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur menerima surat keterangan telah selesai menjalani pemeriksaan kesehatan; 15. Para Bakal Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur diberitahu kemungkinan adanya pemeriksaan lanjutan apabila Tim Penilaian Kesehatan memerlukan. c. Tata cara penilaian hasil pemeriksaan kesehatan: 1. Rapat pleno Tim Penilaian Kesehatan dilakukan setelah seluruh hasil pemeriksaan kesehatan selesai; 2. Rapat pleno dinyatakan mencapai korum apabila dihadiri oleh setidaknya : a) Penanggung Jawab Tim atau Wakil Penanggung Jawab; b) Anggota Tim Pengarah; c) Ketua atau Wakil Ketua Tim Pelaksana; d) Sekretaris atau Wakil Sekretaris Tim Pelaksana; e) Ketua atau Wakil Ketua Tim Pemeriksa;

f) Anggota tim pemeriksa, seluruh jenis spesialisasi dokter pemeriksa harus terwakili. 3. Masing-masing dokter pemeriksa mengajukan hasil pemeriksaannya untuk dibahas di dalam tim pemeriksa sesuai dengan bidangnya sebelum dibawa dalam rapat pleno; 4. Kesimpulan adanya gangguan/disabilitas dilakukan berdasarkan bukti (evidence based) dan atau konsensus ilmiah; 5. Hasil penilaian kesehatan dan kesimpulannya dibuat 3 rangkap, ditandatangani oleh Ketua Tim Pelaksana dan Ketua Tim Pemeriksa, yang setiap rangkapnya akan disampaikan kepada Ketua KIP Aceh, Bakal Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur yang diperiksa dan Arsip Tim Penilaian Kesehatan; 6. Penyampaian hasil penilaian kesehatan disampaikan oleh Penanggung Jawab Tim Penilaian Kesehatan ke KIP Aceh selambat-lambatnya 2 (dua) hari setelah selesai penilaian hasil pemeriksaan kesehatan; 7. Hasil penilaian kesehatan yang dilakukan oleh Tim Penilaian kesehatan bersifat final, dan hasil penilaian ini tidak dapat dipertentangkan dengan hasil pemeriksaan lain di luar yang dilakukan Tim Pemeriksaan Kesehatan. 6. Penyimpulan dan Pelaporan Sebagaimana disebutkan di atas, mampu secara jasmani dan rohani, serta bebas penyalahgunaan narkotika untuk melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur dalam arti kesehatan adalah keadaan kesehatan (status kesehatan) jiwa dan jasmani yang bebas dari disabilitas. Disabilitas mempunyai pengertian suatu keadaan kesehatan yang dapat menghambat atau meniadakan kemampuan dalam menjalankan tugas dan kewajiban sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur. Disabilitas sebagaimana yang dimaksud di atas adalah sebagai berikut: a) Disabilitas dalam kesehatan jiwa : 1. Mengindap psikosis (gangguan skizofrenia, gangguan mood dengan gambaran psikotik, gangguan waham menetap, gangguan psikotik akut, dsb); 2. Mengindap neurosis berat; 3. Mengindap retardasi mental maupun gangguan intelektual berat lain (misal : penurunan daya ingat seperti pada minimal cognitive impairment); 4. Mengindap gangguan kepribadian.

b) Disabilitas dalam kesehatan jasmani : 1. Sistem saraf : a) Disabilitas motorik sehingga tidak mampu mandiri, yang tidak dapat dikoreksi; b) Disabilitas sensorik : keseimbangan, pendengaran, penglihatan; c) Disabilitas koordinasi; d) Gangguan single domain kognitif berat yang tidak dapat dikoreksi, meliputi gangguan salah satu dari fungsi : -. Atensi; -. Bahasa; -. Memori; -. Visuospasial; -. Fungsi eksekutif. e) Gangguan multi domain kognitif berat yang tidak dapat dikoreksi. 2. Sistem Jantung dan Pembuluh Darah : a) Gangguan jantung/pembuluh darah dengan resiko mortalitas dan morbiditas jangka pendek yang tinggi dan tidak dapat dikoreksi; b) Gangguan kardiovaskular simtomatik yang sukar diatasi dengan farmako-terapi atau intervensi bedah atau nonbedah; c) Disabilitas akibat toleransi/kemampuan fisik yang rendah; 3. Sistem pernafasan : a) Gangguan pernafasan dengan derajat obstruksi berat dan restriksi berat; b) Menderita kanker paru primer. 4. Bidang penglihatan : a) Tajam penglihatan jauh dengan koreksi masih lebih buruk dari 6/18 dan/atau tajam penglihatan dekat dengan koreksi masih lebih buruk dari Jaeger 2 pada mata terbaik; b) Lapang pandangan kurang dari 20 Derajat; c) Diplopia yang tidak dapat dikoreksi; d) Kelainan organik sebagai akibat penyakit lain yang dideritanya sehingga mengakibatkan keterbatasan dalam melakukan pekerjaan. 5. Bidang Telinga Hidung Tenggorokan Kepala Leher : a) Tuli yang tidak dapat dikoreksi dengan alat bantu dengar setelah dilakukan pemeriksaan audiometri nada murni;

b) Disfonia (gangguan suara) berat yang menetap, sehingga menyulitkan untuk komunikasi verbal; 6. Sistem Hati dan Pencernaan : Gangguan fungsi hati berat (dekompensasi hati); 7. Sistem Urogenital (ginjal dan saluran kemih) : Gangguan fungsi ginjal berat yang memerlukan dialisis termasuk CAPD dan hemodialisis; 8. Sistem Musculoskeletal (alat gerak) : Gangguan fungsi musculoskeletal yang tidak dapat dikoreksi melalui skoring ADL (activity daily living) secara mandiri; 9. Keganasan (kanker) yang tidak dapat disembuhkan dan mengganggu kinerja. 10. Disabilitas di bidang gigi dan mulut : a) Tumor ganas rongga mulut; b) Gangguan sendi rahang berat yang mengganggu fungsi bicara dan menelan; c) Kista besar di rongga mulut yang mengganggu fungsi bicara dan menelan; d) Kelainan kongenital dari mulut, gusi dan langit-langit yang setelah koreksi masih mengganggu fungsi suara dan bicara; e) Gangguan phonetik berat; f) Abses berat yang mengarah ke sepsis. 7. Pengertian Penjelasan lebih lanjut dari istilah-istilah tersebut sebagai berikut : a. Audiometri adalah pemeriksaan untuk mengetahui fungsi pendengaran; b. CT Scan (Computed Tomography) adalah pemeriksaan dengan menggunakan sinar rontgen secara berlapis untuk mengetahui anatomi dan fungsi organ tubuh tertentu; c. Disabilitas Koordinasi adalah ketidakmampuan mengkoordinasikan antara pikiran dan gerakan; d. Disabilitas Motorik adalah ketidakmampuan dalam menggerakkan anggota gerak; e. Disabilitas Penglihatan adalah ketidakmampuan penglihatan sesuai kriteria disabilitas penglihatan dan WHO; f. Disabilitas Sensorik adalah ketidakmampuan membedakan sensorik (rangsangan); g. Dokter penilai kesehatan (assessing physician) adalah dokter yang tidak mempunyai hubungan dokter pasien dengan terperiksa,

dan hanya melakukan penilaian untuk kepentingan pembuatan keterangan kepada pihak ketiga; h. Dopler Karotis adalah pemeriksaan dengan menggunakan pentulan gelombang suara pada pembuluh darah leher; i. Echocardiography adalah pemeriksaan dengan menggunakan gelombang suara untuk mengetahui anatomi dan fungsi jantung; j. Electro Cardio Graphy (ECG, EKG) adalah pemeriksaan dengan menggunakan gelombang elektrik untuk mengetahui anatomi dan fungsi jantung; k. Evidence Based Medicine adalah proses sistematik untuk menemukan, menelaah, me-review dan memanfaatkan hasil-hasil study sebagai pengambilan keputusan klinik; l. Gangguan fungsi eksekutif adalah ketidakmampuan untuk mengambil keputusan; m. Gangguan Kepribadian adalah prilaku dan pengalaman subyektif yang menetap dan menyimpang dari standar budaya perpasiv dan tidak fleksibel, onset pada masa remaja atau dewasa muda, stabil dan menyebabkan ketidakbahagiaan dan hendaya. Bila ciri-ciri kepribadian sangat kaku dan maladaktif dan menimbulkan pendaya fungsi atau penderitaan secara subyektif, dapat diagnosis sebagai gangguan kepribadian; n. Gangguan Komunikasi Verbal adalah gangguan bicara dan bahasa; o. Gangguan Memori adalah ketidakmampuan mengingat; p. Magnetic Resonansi Imaging (MRI) adalah pemeriksaan dengan menggunakan resonansi magnetik untuk mengetahui anatomi dan fungsi organ tubuh tertentu; q. Mammography adalah pemeriksaan radiologik untuk mengetahui kelainan anatomi payudara; r. MMPI adalah suatu instrumen psykiatrik untuk melihat profil kepribadian seseorang pada suatu saat. Selain itu MMPI merupakan alat penunjang diagnostik serta dapat dipakai untuk melihat kemajuan terapi; s. Neurosa Berat adalah gangguan jiwa yang ditandai banyaknya keluhan pisik dan psikik, yang menyebabkan kemunduran kemampuan sosial, tetapi tidak mengalami gangguan dalam kemampuan penilaian realitas; t. Obtruksi Pernafasan adalah gangguan fungsi paru berupa hambatan aliran udara ekspirasi; u. Psikosis adalah gangguan jiwa yang menyebabkan ketidakmampuan menilai realitas; v. Restriksi Pernapasan adalah gangguan fungsi paru berupa keterbatasan pengembangan paru;

w. Retardasi Mental adalah kemunduran keadaan taraf kecerdasan berada dibawah rata-rata (100); x. Spirometri adalah pemeriksaan untuk mengetahui kapasitas dan fungsi paru; y. Tradmill Test adalah uji kapasitas jantung; z. Ultrasonography (USG) adalah pemeriksaan dengan menggunakan gelombang ultrasonic untuk mengetahui anatomi dan fungsi organ tubuh tertentu. Kesimpulan penilaian kesehatan dikelompokkan ke dalam 2 (dua) kategori, yaitu : 1. Jika pada bakal Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur tidak ditemukan disabilitas, maka dia dinyatakan memenuhi syarat secara kesehatan jiwa dan/atau jasmani untuk melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur; 2. Jika pada bakal Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur ditemukan salah satu disabilitas, maka dia dinyatakan tidak memenuhi syarat secara kesehatan jiwa dan/atau jasmani untuk melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur. Keterangan hasil penilaian kesehatan merupakan pendapat dari Tim Penilaian Kesehatan yang disampaikan kepada KIP Aceh untuk dijadikan bahan pertimbangan guna mengambil keputusan. Dalam kaitannya dengan rahasia kedokteran, rekam medis hasil pemeriksaan kesehatan (medical record) menjadi milik Tim Penilai Kesehatan, IDI Wilayah Aceh, BNN Provinsi Aceh, dan Himpsi Wilayah Aceh dan disimpan di Rumah Sakit tempat pemeriksaan, sedangkan isi rekam medis merupakan milik Bakal Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur. Keterangan hasil pemeriksaan lengkap dikirimkan kepada KIP Aceh dan menjadi tanggung jawab KIP Aceh. Ditetapkan di Banda Aceh Pada tanggal 22 September 2016 KETUA KOMISI INDEPENDEN PEMILIHAN ACEH, dto Salinan sesuai dengan aslinya SEKRETARIS KIP ACEH RIDWAN HADI Darmansyah