Beni Setya Nugraha, S.Pd.T. Joko Sriyanto, MT. (Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif F.T. UNY)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Imam Mahir. Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Jakarta Jalan Rawamangun Muka, Jakarta

ANALISIS PERBANDINGAN KADAR GAS BUANG PADA MOTOR BENSIN SISTEM PENGAPIAN ELEKTRONIK (CDI) DAN PENGAPIAN KONVENSIONAL

USAHA PENGHEMATAN BAHAN BAKAR DENGAN SISTEM PENGAPIAN CDI. Ireng Sigit A ) Abstrak

Oleh: Nuryanto K BAB I PENDAHULUAN

OPTIMASI DAYA MESIN DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR MESIN TOYOTA SERI 5K MELALUI PENGGUNAAN PENGAPIAN BOOSTER

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi dibidang otomotif dari waktu kewaktu terus mengalami

PENGUJIAN PENGGUNAAN KATALISATOR BROQUET TERHADAP EMISI GAS BUANG MESIN SEPEDA MOTOR 4 LANGKAH

APLIKASI TEKNOLOGI INJEKSI BAHAN BAKAR ELEKTRONIK (EFI) UNTUK MENGURANGI EMISI GAS BUANG SEPEDA MOTOR. Beni Setya Nugraha, S.Pd.T.

Pengaruh Kerenggangan Celah Busi terhadap Konsumsi Bahan Bakar pada Motor Bensin

PENGARUH FILTER UDARA PADA KARBURATOR TERHADAP UNJUK KERJA MESIN SEPEDA MOTOR

Surya Didelhi, Toni Dwi Putra, Muhammad Agus Sahbana, (2013), PROTON, Vol. 5 No 1 / Hal 23-28

PENGARUH PENGGUNAAN CDI RACING TERHADAP KARAKTERISTIK PERCIKAN BUNGA API DAN KINERJA MOTOR 4 LANGKAH 110 CC TRANSMISI AUTOMATIC TAHUN 2009

K BAB I PENDAHULUAN

PENGARUH VARIASI KAPASITANSI ELECTROSTATIC CAPACITOR PADA CAPACITOR DISCHARGE IGNITION

TUGAS AKHIR. DisusunOleh: MHD YAHYA NIM

PENGGUNAAN IGNITION BOOSTER

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB I PENDAHULUAN. pengapian CDI (Capasitor Discharge Ignation) yang memiliki karakteristik lebih

PENGARUH PEMAKAIAN SPARK PLUG STANDART

PENGARUH SISTEM PEMBAKARAN TERHADAP JENIS DAN KONSENTRASI GAS BUANG PADA SEPEDA MOTOR

Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin Makassar 2

SKRIPSI PENGARUH PENGGUNAAN THROTTLE SWITCH SYSTEM PADA SEPEDA MOTOR HONDA SUPRA X 125 TERHADAP DAYA DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR

I. PENDAHULUAN. Motor bensin dan diesel merupakan sumber utama polusi udara di perkotaan. Gas

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

PENGARUH PEMASANGAN KAWAT KASA DI INTAKE MANIFOLD TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR DAN EMISI GAS BUANG PADA MESIN BENSIN KONVENSIONAL TOYOTA KIJANG 4K

KONTRIBUSI BENGKEL SEBAGAI LEMBAGA UJI EMISI KENDARAAN BERMOTOR DALAM MENGURANGI POLUSI UDARA DARI KENDARAAN BERMOTOR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Pengaruh variasi celah reed valve dan variasi ukuran pilot jet, main jet terhadap konsumsi bahan bakar pada sepeda motor Yamaha F1ZR tahun 2001

TROUBLE SHOOTING PADA SISTEM PENGAPIAN CDI - AC SEPEDA MOTOR HONDA ASTREA GRAND TAHUN Abstrak

Pemanfaatan Elektrolisis Sebagai Alternatif Suplemen Bahan Bakar Motor Diesel Untuk Mengurangi Polusi Udara

PENGARUH JENIS BAHAN BAKAR TERHADAP UNJUK KERJA SEPEDA MOTOR SISTEM INJEKSI DAN KARBURATOR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas lingkungan yang baik merupakan hal penting dalam menunjang kehidupan manusia di dunia.

KAJI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN MEDAN MAGNET TERHADAP KINERJA MOTOR BENSIN

PENGARUH PEMASANGAN DUA CDI DAN VARIASI PUTARAN MESIN TERHADAP OUTPUT DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR

VARIASI PENGGUNAAN IONIZER DAN JENIS BAHAN BAKAR TERHADAP KANDUNGAN GAS BUANG KENDARAAN

ANALISIS PENCAMPURAN BAHAN BAKAR PREMIUM - PERTAMAX TERHADAP KINERJA MESIN KONVENSIONAL

PENGARUH PENAMBAHAN ZAT ADITIF PADA BAHAN BAKAR TERHADAP EMISI GAS BUANG MESIN SEPEDA MOTOR

BAB I PENDAHULUAN. beracun dan berbahaya terhadap kesehatan manusia dan lingkungan. kendaraan bermotor dan konsumsi BBM (Bahan Bakar Minyak).

ANALISA PENGARUH DURASI CAMSHAFT TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR BAKAR HONDA TIGER 200 CC TUNE UP DRAG BIKE

JURNAL ANALISA PENGARUH PENGGUNAAN CAMPURAN ZAT CAMPHOR PADA BAHAN BAKAR PREMIUM TERHADAP KINERJA MESIN MOTOR BENSIN (SUPRA X 125)

PEGARUH SISTEM PEMBAKARAN TERHADAP JENIS DAN KONSENTRASI GAS BUANG PADA SEPEDA MOTOR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB III DATA DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PENGGUNAAN BLOWER ELEKTRIK TERHADAP PERFORMA MESIN SEPEDA MOTOR SISTEM INJEKSI

ANALISIS PENGARUH VARIASI CDI TERHADAP PERFORMA DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR HONDA VARIO 110cc

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Mesin Kompresi Udara Untuk Aplikasi Alat Transportasi Ramah Lingkungan Bebas Polusi

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis Penggunaan Venturi..., Muhammad Iqbal Ilhamdani, FT UI, Universitas Indonesia


PERBEDAAN DAYA PADA MESIN PENGAPIAN STANDAR DAN PENGAPIAN MENGGUNAKAN BOOSTER

Upaya Peningkatan Unjuk Kerja Mesin dengan Menggunakan Sistem Pengapian Elektronis pada Kendaraan Bermotor

INFO TEKNIK Volume 5 No. 1, Juli 2004 (18-25)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

UPAYA PENINGKATAN DAYA MOTOR DENGAN MERUBAH BESARNYA LUBANG KELUARAN GAS BUANG

PENGARUH PEMANASAN BAHAN BAKAR DENGAN RADIATOR SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KINERJA MESIN BENSIN

BAB III PROSEDUR PENGUJIAN STUDI PUSTAKA KONDISI MESIN DALAM KEADAAN BAIK KESIMPULAN. Gambar 3.1. Diagram alir metodologi pengujian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Studi Eksperimental Kinerja Mesin Kompresi Udara Satu Langkah Dengan Variasi Sudut Pembukaan Selenoid

PENGARUH PENGGUNAAN ALAT PENGHEMAT BAHAN BAKAR BERBASIS ELEKTROMAGNETIK TERHADAP UNJUK KERJA MESIN DIESEL ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. pembakaran yang lebih cepat dan mengurangi emisi gas buang yang di

KAJIAN EKSPRIMENTAL PENGARUH BAHAN ADITIF OCTANE BOSTER TERHADAP EMISI GAS BUANG PADA MESIN DIESEL

BAB I PENDAHULUAN.

SFC = Dimana : 1 HP = 0,7457 KW mf = Jika : = 20 cc = s = 0,7471 (kg/liter) Masa jenis bahan bakar premium.

PENGARUH PENGGUNAAN CDI PREDATOR DUAL MAP TERHADAP KARAKTERISTIK PERCIKAN BUNGA API DAN KINERJA MOTOR 4 LANGKAH 110 CC TRANSMISI AUTOMATIC

PENGARUH VARIASI SUDUT BUTTERFLY VALVE PADA PIPA GAS BUANG TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR BENSIN 4 LANGKAH

PENGARUH PEMANASAN BAHAN BAKAR PADA RADIATOR TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR DAN KADAR EMISI GAS BUANG DAIHATSU HIJET Suriansyah Sabaruddin 1)

OPTIMALISASI SISTEM PENGAPIAN CDI (CAPASITOR DISCHARGE IGNITION) PADA MOTOR HONDA CB 100CC

Jurnal Teknik Mesin UMY

Ma ruf Ridwan K

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

UJI PERFORMANSI MESIN OTTO SATU SILINDER DENGAN BAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX PLUS

PENGARUH PERUBAHAN SUDUT PENYALAAN (IGNITION TIME) TERHADAP EMSISI GAS BUANG PADA MESIN SEPEDA MOTOR 4 (EMPAT) LANGKAH DENGAN BAHAN BAKAR LPG

PENGARUH MEDAN ELEKTROMAGNET TERHADAP EMISI GAS BUANG PADA MOTOR BENSIN 4 TAK 1 SILINDER

Cara Kerja Sistem Pengapian Magnet Pada Sepeda Motor

PENGARUH VARIASI BAHAN DAN JUMLAH LILITAN GROUNDSTRAP TERHADAP MEDAN MAGNET PADA KABEL BUSI SEPEDA MOTOR

BAKU MUTU EMISI DISAMPAIKAN OLEH SUTIMAN TEKNIK OTOMOTIF FT - UNY

PENGARUH VARIASI KOMPOSISI CAMPURAN BAHAN BAKAR PREMIUM DENGAN PERTAMAX 92 TERHADAP DAYA DAN EMISI GAS BUANG PADA HONDA VARIO TECHNO 125

METODOLOGI PENELITIAN. 1. Spesifikasi sepeda motor bensin 4-langkah 100 cc. uji yang digunakan adalah sebagai berikut :

UPAYA PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA MELALUI PENGEMBANGAN TEKNOLOGI MOTOR BENSIN DAN EMS. Disampaikan oleh Sutiman Dosen Teknik Otomotif FT UNY

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Mesin uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah mesin 2 langkah 135 cc dengan data sebagai berikut :

PENGARUH PENGGUNAAN STABILISER TEGANGAN ELEKTRONIK DAN VARIASI BUSI TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA YAMAHA MIO SOUL TAHUN 2010

KAJIAN EKSPERIMENTAL TENTANG PENGARUH INJEKSI UAP AIR PADA SALURAN INTAKE DAN EXHAUST TERHADAP KINERJA MOTOR BENSIN 2 LANGKAH 110 CC

BAB II LANDASAN TEORI

I. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi otomotif saat ini semakin pesat, hal ini didasari atas

ANALISA PERBANDINGAN DAYA DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR ANTARA PENGAPIAN STANDAR DENGAN PENGAPIAN MENGGUNAKAN BOOSTER PADA MESIN TOYOTA KIJANG SERI 7K

ANALISA PENGARUH CAMPURAN PREMIUM DENGAN KAPUR BARUS (NAPTHALEN) TERHADAP EMISI GAS BUANG PADA MESIN SUPRA X 125 CC

SWIRL SEBAGAI ALAT PEMBUAT ALIRAN TURBULEN CAMPURAN BAHAN BAKAR DAN UDARA PADA SALURAN INTAKE MANIFOLD

Kata kunci : ECU BRT, Remot Juken, STD, Performa, Efesiensi.

Efisiensi Suhu Kerja Mesin Antara Pemakaian Water Pump Dan Tanpa Water Pump Pada Mesin Diesel Satu Silinder Merk Dong Feng S195

PERENCANAAN MOTOR BAKAR DIESEL PENGGERAK POMPA

Keywords: Two sparking plugs, engine rotation, and CO exhaust emission.

Pengaruh modifikasi diameter venturi dan pemasangan turbo cyclone terhadap daya mesin pada sepeda motor FIZR 2003

Faizur Al Muhajir, Toni Dwi Putra, Naif Fuhaid, (2014), PROTON, Vol. 6 No 1 / Hal 24-29

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan tegnologi dibidang industri otomotif sepeda motor.

BAB I PENDAHULUAN. Studi komparansi kinerja..., Askha Kusuma Putra, FT UI, 2008

ANALISA PENGGUNAAN BAHAN BAKAR BENSIN JENIS PERTALITE DAN PERTAMAX PADA MESIN BERTORSI BESAR ( HONDA BEAT FI 110 CC )

I. PENDAHULUAN. (induction chamber) yang salah satunya dikenal sebagai tabung YEIS. Yamaha pada produknya RX King yang memiliki siklus pembakaran 2

: exhaust gas emissions of CO and HC, electric turbo, modified of air filter

Transkripsi:

PERBANDINGAN KINERJA SISTEM PENGAPIAN ELEKTRONIK TIPE MAGNETO (AC-CDI) DAN TIPE BATTERY (DC-CDI) DITINJAU DARI KONSUMSI BAHAN BAKAR DAN EMISI GAS BUANG PADA SEPEDA MOTOR Beni Setya Nugraha, S.Pd.T. Joko Sriyanto, MT. (Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif F.T. UNY) ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kinerja sistem pengapian AC-CDI dengan sistem pengapian DC-CDI pada sepeda motor. Perbandingan kinerja sistem pengapian ditinjau dari penurunan konsumsi bahan bakar dan emisi gas buang yang dihasilkan. Sehubungan dengan hal tersebut tujuan khusus penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan kinerja sistem pengapian AC-CDI dan DC-CDI ditinjau dari efisiensi konsumsi bahan bakar dan emisi gas buang yang dihasilkan pada sepeda motor. Masalah-masalah penelitian di atas dicari jawabnya dengan dilakukan penelitian ekperimen. Penelitian ini dilaksanakan di Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif FT UNY. Metode pengumpulan data dilakukan dengan mengukur parameter-parameter yang telah ditentukan, dan mencatat hasil pengukuran dalam lembar observasi yang telah dipersiapkan. Data yang terkumpul kemudian dianalisis menggunakan analisis statistik deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara keseluruhan sistem pengapian DC-CDI mampu memperbaiki kinerja motor pada putaran rendah hingga menengah dalam hal meningkatkan efisiensi pemakaian bahan bakar dan menurunkan kadar emisi gas buang karbon monoksida dan hidrokarbon yang dihasilkan, dibandingkan sepeda motor yang menggunakan sistem pengapian AC- CDI. Kata kunci : sistem pengapian, konsumsi bahan bakar, emisi gas buang.

Pendahuluan Sepeda motor merupakan alat transportasi yang paling efektif untuk masyarakat Indonesia, selain harganya terjangkau sepeda motor dapat digunakan di berbagai medan jalan. Setiap tahun, populasi sepeda motor di Indonesia meningkat pesat. Tahun 2003, populasi sepeda motor mencapai 18 juta unit (www.kompas.com) dan terus meningkat pesat hingga pada tahun 2006 tercatat sekitar 35 juta unit (www.bisnis.com). Peningkatan populasi kendaraan yang sangat pesat tersebut menimbulkan masalah nasional yang sangat krusial, yaitu polusi udara serta krisis bahan bakar mineral (minyak bumi). Indonesia yang saat ini dikenal sebagai salah satu negara pengekspor minyak bumi diperkirakan akan mengimpor bahan bakar minyak pada 10 tahun mendatang, karena produksi dalam negeri tidak dapat lagi memenuhi permintaan pasar yang meningkat dengan cepat. Masalah polusi udara di kota-kota besar, kontribusi gas buang kendaraan bermotor sebagai sumber polusi udara mencapai 60-75 persen. Sementara kontribusi gas buang dari cerobong asap industri hanya berkisar 10-15 persen, sisanya berasal dari sumber pembakaran lain, misalnya dari rumah tangga, pembakaran sampah, kebakaran hutan, dan lain-lain. Polusi udara saat ini sudah menunjukkan tingkat yang memprihatinkan dan polusi tersebut sebagian besar disebabkan oleh penggunaan kendaraan bermotor. Secara garis besar, polusi udara yang diakibatkan oleh kendaraan bermotor bersumber dari : (a) polusi yang berasal dari penguapan bahan bakar sebesar 20%, (b) polusi yang berasal dari blow by gas sebesar 20%, dan (c) polusi yang berasal dari emisi gas buang sebesar 60%. Tingginya emisi gas buang pada kendaraan bermotor (motor bensin) disebabkan oleh tidak sempurnanya proses pembakaran di dalam silinder sehingga dihasilkan gas dan partikel sisa pembakaran atau emisi gas buang yang mengandung unsur polutan yang berbahaya bagi kesehatan. Permasalahan polusi udara yang disebabkan oleh emisi kendaraan bermotor khususnya sepeda motor serta masalah krisis bahan bakar mineral mendorong usaha perlunya mencari terobosan baru untuk mengantisipasi masalah tersebut. Tujuan dari semua itu adalah untuk meningkatkan efisiensi kerja motor guna

mengatasi masalah yang ada. Efisiensi kerja motor ditengarai oleh beberapa indikator : (1) efektif; yaitu dapat bekerja dengan baik dan tepat (akurat) menurut spesifikasi yang ditentukan oleh pabriknya, (2) efisien; mampu menghasilkan tenaga yang optimal dengan kerugian yang sekecil-kecilnya, dan (3) ekonomis; terkait dengan konsumsi bahan bakar. Efisiensi kerja motor dalam sebuah motor bensin sangat dipengaruhi oleh keberlangsungan proses pembakaran. Proses pembakaran yang ideal akan mengoptimalkan kerja motor sehingga meningkatkan efisiensi pemakaian bahan bakar dan menyisakan sedikit emisi gas buang. Proses pembakaran di dalam silinder dipengaruhi banyak faktor, diantaranya : sistem pengapian, tekanan kompresi, konstruksi ruang bakar, mekanisme katup, bahan bakar, perbandingan campuran bahan bakar dan udara. Industri otomotif terus berbenah dan telah mengalami kemajuan yang pesat. Teknologi otomotif terus mengalami perkembangan menuju kesempurnaan. Adanya kemajuan yang cukup pesat dimana teknologi elektronika diaplikasikan ke dalam teknologi otomotif diharapkan dapat memperbaiki kinerja sistem-sistem yang mendukung proses kerja motor. Salah satu aplikasi teknologi elektronika adalah penggunaan sistem pengapian elektronik CDI (Capacitor Discharge Ignition) sebagai pengganti sistem pengapian konvensional. Pada motor bensin, sistem pengapian diperlukan untuk menghasilkan loncatan bunga api pada busi untuk menyalakan campuran bahan bakar dan udara yang telah dikompresikan oleh piston di dalam silinder. Agar campuran bahan bakar terbakar dengan sempurna, diperlukan suatu mekanisme sistem pengapian yang mampu melayani kebutuhan mesin pada setiap putaran mesin secara berkesinambungan. Sistem pengapian (bunga api busi) yang kuat dan akurat akan mampu membakar campuran bahan bakar secara sempurna dan tepat pada waktu yang diperlukan sehingga dihasilkan output tenaga mesin yang optimal dengan penggunaan bahan bakar yang efisien (hemat), dan dimungkinkan menyisakan emisi gas buang yang rendah. Sistem pengapian CDI merupakan sistem pengapian elektronik yang bekerja dengan memanfaatkan pengisian (charge) dan pengosongan (discharge) muatan kapasitor. Proses pengisian dan pengosongan muatan kapasitor

dioperasikan oleh saklar elektronik. Saat ini terdapat dua tipe sistem pengapian elektronik yang digunakan pada sepeda motor, yaitu : (1) sistem pengapian elektronik tipe magneto (AC-CDI), dan (2) sistem pengapian elektronik tipe baterai (DC-CDI). Sistem pengapian AC-CDI memanfaatkan sumber tegangan yang didapat dari alternator, sehingga arus yang digunakan merupakan arus bolak-balik (AC). Tegangan yang dihasilkan alternator besarnya fluktuatif berdasarkan naik turunnya putaran (rpm) motor, pada putaran motor rendah tegangannya cenderung kecil dan akan naik seiring dengan bertambahnya putaran motor. Sistem pengapian DC-CDI merupakan tipe yang belakangan ini lebih banyak dikembangkan dibandingkan tipe AC. Sumber tegangan sistem pengapian DC- CDI diperoleh dari tegangan baterai (yang disuplay oleh sistem pengisian) sehingga arus yang digunakan merupakan arus searah (DC). Tegangan baterai relatif stabil (tidak fluktuatif) pada setiap putaran motor, baik pada putaran rendah, putaran menengah maupun putaran tinggi. Secara teoritis, kinerja sistem pengapian DC-CDI lebih unggul dibandingkan tipe AC-CDI, sistem pengapian bekerja lebih optimal, sehingga diharapkan proses pembakaran berlangsung lebih sempurna yang akan meningkatkan efisiensi bahan bakar (bahan bakar lebih ekonomis), tenaga yang dihasilkan lebih optimal, dan dimungkinkan mengurangi gas sisa hasil pembakaran (emisi gas buang lebih rendah). Berdasarkan beberapa persoalan yang telah diuraikan di atas, perlu dilakukan kajian mengenai pengujian kinerja sistem pengapian DC-CDI sebagai alternatif pengganti sistem pengapian AC-CDI dalam upaya peningkatan efsiensi bahan bakar dan pengurangan emisi gas buang pada sepeda motor.

Metode Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kinerja sistem pengapian DC-CDI dan sistem pengapian AC-CDI ditinjau dari efisiensi pemakaian bahan bakar dan emisi gas buang yang dihasilkan pada sepeda motor. Penelitian dirancang dalam format eksperimen, menggunakan desain Pre-Experimental Designs, dengan bentuk One-Group Pretest-Posttest Design (Sugiyono, 2003: 64). Desain penelitian dapat digambarkan sebagai berikut : O 1 X O 2 O 1 = Nilai pretest subyek mesin dengan sistem pengapian AC-CDI. O 2 = Nilai posttest subyek mesin yang telah dimodifikasi dengan sistem pengapian DC-CDI. X = Treatment. Obyek penelitian adalah unit sepeda motor dengan sistem pengapian AC- CDI yang kemudian dimodifikasi menjadi tipe DC-CDI (selanjutnya disebut obyek eksperimen). Obyek pembanding adalah unit sepeda motor tersebut dalam keadaan standar (dengan sistem pengapian AC-CDI). Instrumen yang digunakan dalam untuk mengumpulkan data penelitian ini berupa lembar observasi, yaitu lembar observasi untuk mencatat data pengukuran konsumsi bahan bakar dan emisi gas buang yang dihasilkan dari masing-masing sistem pengapian CDI yang digunakan. Pengumpulan data dilakukan melalui metode eksperimen. Prosedur eksperimen yang dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan. 2. Mempersiapkan obyek eksperimen (memodifikasi sistem pengapian menjadi DC-CDI, kemudian memanaskan obyek eksperimen hingga mencapai suhu kerja. 3. Melakukan pengujian terhadap parameter yang telah ditentukan. Pengukuran emisi gas buang dilakukan dengan Concentration Control Method, yaitu mengukur konsentrasi emisi gas buang pada kondisi mesin

berputar idle dan sepeda motor tidak bergerak. Langkah-langkah pengukuran sebagai berikut : a. Menghidupkan mesin, b. Menyetel putaran stasioner (1500 rpm) dan memanaskan mesin, c. Menghidupkan alat penguji emisi gas buang dengan mengikuti prosedur yang ditunjukkan pada alat, d. Memasukkan alat pengukur (probe) ke knalpot, kurang lebih 600 mm, kemudian menunggu sampai pembacaan alat ukur stabil, e. Mencatat hasil pengukuran emisi gas buang pada lembar observasi. Pengukuran konsumsi bahan bakar dilakukan pada saat yang sama dengan saat pengukuran emisi gas buang, hal ini dimaksudkan agar diperoleh hasil pengukuran yang valid terkait dengan kondisi kerja mesin dan emisi yang dihasilkan. Pengukuran konsumsi bahan bakar dilakukan dengan cara menampung bahan bakar dalam buret, kemudian konsumsi bahan bakar diukur melalui pengurangan volume bahan bakar yang teramati pada skala buret selama periode waktu yang telah ditentukan. 4. Mencatat hasil pengukuran/pengujian dalam lembar observasi yang telah dipersiapkan. 5. Mempersiapkan obyek pembanding dengan cara mengembalikan kondisi obyek eksperimen pada kondisi standar (menggunakan sistem pengapian AC- CDI). 6. Mengulangi prosedur (3-4 ). Demi menjaga validitas hasil-hasil pengujian, maka dilakukan teknik pengumpulan data sebagai berikut : (1) Pembacaan hasil pengukuran dilakukan oleh lebih dari satu orang untuk menghindari kesalahan pembacaan; dan (2) Proses pengujian dilakukan secara berulang-ulang untuk menghindari faktor kebetulan. Hasil penelitian dianalisis secara deskriptif, dengan menghitung rerata dan menampilkannya ke dalam grafik. Sesuai dengan tujuan penelitian dan untuk menjawab hipotesis dari penelitian ini, teknik analisis data yang digunakan adalah

teknik statistik one-way separated varians t-test. Formula teknik statistik one-way separated varians t-test (Sugiyono, 2003 : 197) adalah : t = x x 1 S n 2 1 1 2 S + n 2 2 2 Ketentuan yang berlaku adalah : (a) apabila t hitung lebih besar daripada t tabel (t hitung > t tabel ) maka hipotesis alternatif (Ha) diterima, dan (b) jika t hitung lebih kecil daripada t tabel (t hitung < t tabel ) maka hipotesis alternatif (Ha) ditolak. Hasil dan Pembahasan Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, tujuan penelitian ini untuk membandingkan kinerja sistem pengapian DC-CDI dengan sistem pengapian AC- CDI pada sepeda motor. Perbandingan kinerja ditinjau dari konsumsi bahan bakar dan emisi gas buang. Pengukuran terhadap konsumsi bahan bakar dalam satuan cc/menit, sedangkan emisi gas buang yang diukur adalah kadar carbon monoksida dan hydrocarbon (CO dan HC). Pengambilan data konsumsi bahan bakar dilakukan dengan mengukur konsumsi bahan bakar menggunakan buret berdasarkan periode waktu yang telah ditentukan. Pengukuran konsumsi bahan bakar dilakukan pada sepeda motor dengan sistem pengapian DC-CDI, kemudian dilanjutkan dengan pengukuran konsumsi bahan bakar pada sepeda motor dengan sistem pengapian AC-CDI. Variasi putaran pengukuran adalah 1500, 2000, dan 2500 rpm. Pengukuran diulang sebanyak 3 kali, agar data yang diperoleh lebih teliti. Berdasarkan data hasil pengukuran, diperoleh efisiensi konsumsi bahan bakar pada sepeda motor dengan sistem pengapian DC-CDI dibandingkan dengan sistem pengapian AC- CDI pada semua rpm pengujian, dengan rincian sebagai berikut : (a) efisiensi konsumsi bahan bakar sebesar 6,780 % pada 1500 rpm; (b) efisiensi konsumsi bahan bakar sebesar 5,634 % pada 2000 rpm; dan (c) efisiensi konsumsi bahan bakar sebesar 4,651 % pada 2500 rpm. Data hasil pengukuran di atas menunjukkan bahwa penggunaan sistem pengapian DC-CDI memiliki pengaruh terhadap penurunan konsumsi bahan bakar pada semua rpm pengujian. Konsumsi bahan bakar pada obyek eksperimen (sepeda motor dengan sistem pengapian DC-

CDI) rata-rata berkurang dibandingkan konsumsi bahan bakar pada obyek pembanding (sepeda motor dengan sistem pengapian AC-CDI). Pengambilan data emisi gas buang dilakukan melalui pengukuran kadar emisi gas buang dengan alat pengukur emisi gas buang. Pengukuran emisi gas buang dilakukan pada sepeda motor dengan sistem pengapian DC-CDI, kemudian dilanjutkan dengan pengukuran emisi gas buang pada sepeda motor dengan sistem pengapian AC-CDI. Variasi putaran pengukuran adalah 1500, 2000, dan 2500 rpm. Pengukuran emisi gas buang diulang sebanyak 3 kali, agar data yang diperoleh lebih teliti. Berdasarkan data hasil pengukuran, diperoleh penurunan emisi gas buang CO dan HC pada sepeda motor dengan sistem pengapian DC- CDI dibandingkan dengan sistem pengapian AC-CDI pada semua rpm pengujian, dengan rincian sebagai berikut : (a) penurunan emisi gas buang CO sebesar 24,409 % dan penurunan emisi gas buang HC sebesar 22,454 % pada 1500 rpm; (b) penurunan emisi gas buang CO sebesar 20,477 % dan penurunan emisi gas buang HC sebesar 30,928 % pada 2000 rpm; dan (c) penurunan emisi gas buang CO sebesar 14,007 % dan penurunan emisi gas buang HC sebesar 19,493 % pada 2500 rpm. Data hasil pengukuran di atas menunjukkan bahwa penggunaan sistem pengapian DC-CDI memiliki pengaruh terhadap penurunan emisi gas buang CO dan HC pada semua rpm pengujian. Emisi gas buang CO dan HC pada obyek eksperimen (sepeda motor dengan sistem pengapian DC-CDI) rata-rata berkurang dibandingkan emisi gas buang CO dan HC pada obyek pembanding (sepeda motor dengan sistem pengapian AC-CDI). Hipotesis dari penelitian ini adalah hipotesis komparatif. Pengujian hipotesis dilakukan menggunakan separated varians atau polled varians t-test. Prosedur pengujian hipotesis adalah sebagai berikut : (a) Apabila varians data 2 2 penelitian homogen ( σ ), maka untuk mencari t tabel digunakan db = n 1 + n 2 1 σ2 2; (b) Apabila n 1 = n 2 dan varians tidak homogen, maka untuk mencari t tabel digunakan db = n 1 1 atau db = n 2 1; (c) Jika harga t hitung lebih besar dari t tabel maka terdapat perbedaan signifikan pada penelitian (Ha diterima); (d) apabila harga t hitung lebih kecil dari t tabel maka pada penelitian ini tidak terdapat perbedaan

yang signifikan (Ha ditolak); dan (e) Taraf signifikasi pada t tabel ditentukan sebesar 5 %. Berdasarkan hasil analisis data, diketahui bahwa pada semua rpm pengujian terdapat perbedaan konsumsi bahan bakar yang signifikan antara obyek eksperimen dengan obyek pembanding. Uji signifikansi dilakukan dengan menggunakan separated varians t-test, dengan taraf signifikasi 5 %. Hasil uji-t menunjukkan bahwa t hitung > t tabel pada semua rpm pengujian (1500, 2000, dan 2500 rpm). Dengan demikian hipotesis alternatif (Ha) diterima pada semua rpm pengujian. Kesimpulan yang diperoleh, penggunaan sistem pengapian DC-CDI menurunkan konsumsi bahan bakar pada putaran rendah hingga menengah (diuji pada 1500, 2000, dan 2500 rpm) dibandingkan penggunaan sistem pengapian AC- CDI. Hasil analisis data emisi gas buang CO menunjukkan bahwa pada semua rpm pengujian (1500, 2000, dan 2500 rpm) terdapat perbedaan emisi gas buang CO yang signifikan antara obyek eksperimen dengan obyek pembanding. Uji signifikansi dilakukan dengan menggunakan separated varians t-test, dengan taraf signifikasi 5 %. Hasil uji-t menunjukkan bahwa t hitung > t tabel pada semua rpm pengujian. Dengan demikian pada semua rpm pengujian hipotesis alternatif (Ha) diterima. Kesimpulan yang diperoleh, penggunaan sistem pengapian DC-CDI menurunkan emisi gas buang CO pada rpm rendah hingga menengah (diuji pada 1500, 2000, dan 2500 rpm) dibandingkan penggunaan sistem pengapian AC-CDI. Hasil analisis data emisi gas buang HC menunjukkan bahwa pada semua rpm pengujian (1500, 2000, dan 2500 rpm) terdapat perbedaan emisi gas buang HC yang signifikan antara obyek eksperimen dengan obyek pembanding. Uji signifikansi dilakukan dengan menggunakan separated varians t-test, dengan taraf signifikasi 5 %. Hasil uji-t menunjukkan bahwa t hitung > t tabel pada semua rpm pengujian. Dengan demikian pada semua rpm pengujian hipotesis alternatif (Ha) diterima. Kesimpulan yang diperoleh, penggunaan sistem pengapian DC-CDI menurunkan emisi gas buang HC pada putaran rendah hingga putaran menengah (diuji pada 1500, 2000, dan 2500 rpm) dibandingkan penggunaan sistem pengapian AC-CDI.

Secara keseluruhan, berdasarkan data pengukuran dan pengujian dapat disimpulkan bahwa penggunaan sistem pengapian DC-CDI pada sepeda motor mampu meningkatkan kinerja proses pembakaran pada putaran rendah hingga putaran menengah. Peningkatan kinerja proses pembakaran ditinjau dari penurunan konsumsi bahan bakar dan emisi gas buang yang dihasilkan. Simpulan Berdasarkan uraian hasil dan pembahasan penelitian yang disampaikan, maka dapat disimpulkan : 1. Penggunaan sistem pengapian DC-CDI menurunkan konsumsi bahan bakar pada semua rpm pengujian (1500, 2000, dan 2500 rpm) dibandingkan penggunaan sistem pengapian AC-CDI. Berdasarkan hasil tersebut disimpulkan bahwa kinerja sistem pengapian DC-CDI pada putaran rendah hingga menengah lebih baik dibandingkan kinerja sistem pengapian AC-CDI, ditinjau dari penurunan konsumsi bahan bakar. 2. Penggunaan sistem pengapian DC-CDI menurunkan emisi gas buang CO pada semua rpm pengujian (1500, 2000, dan 2500 rpm) dibandingkan penggunaan sistem pengapian AC-CDI. Berdasarkan hasil tersebut disimpulkan bahwa kinerja sistem pengapian DC-CDI pada putaran rendah hingga menengah lebih baik dibandingkan kinerja sistem pengapian AC-CDI, ditinjau dari penurunan emisi gas buang CO. 3. Penggunaan sistem pengapian DC-CDI menurunkan emisi gas buang HC pada semua rpm pengujian (1500, 2000, dan 2500 rpm) dibandingkan penggunaan sistem pengapian AC-CDI. Berdasarkan hasil tersebut disimpulkan bahwa kinerja sistem pengapian DC-CDI pada putaran rendah hingga menengah lebih baik dibandingkan kinerja sistem pengapian AC-CDI, ditinjau dari penurunan emisi gas buang HC.

Daftar Pustaka Anonim. (1994). Pengantar teknologi motorbakar bensin. Yogyakarta : Honda & ATC FPTK IKIP Yogyakarta. Anonim. (tt). Yamaha technical academy. Jakarta : Yamaha Training Division. B.P.M. Arends., H. Berenschot. (1994). Motor bensin. Jakarta : Erlangga. H. Schuring & J. Alserda. (1982). Teknik kendaraan bermotor II. Bandung : Binacipta. Heywood, John B. (1988). Internal combustion engine fundamentals. Singapore: McGraw-Hill International Edition. Nakoela Soenarto & Shoichi Foruhama. (1995). Motor serba guna. Jakarta : PT Pradnya Paramita. Obert., F. Edward. (1973). Internal combustion engines and air polution. New York : Harper & Row Publisher. Sugiyono. (2003). Metode penelitian bisnis. Bandung : Alfabeta. Sugiyono. (2003). Statistika untuk penelitian. Bandung : Alfabeta. Wardan Suyanto, Dr., M.A. (1989). Teori motor bensin. Jakarta : Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.