BAB I PENDAHULUAN. kecocokan untuk pemakaian (fitness for use). Definisi lain yang lebih menekankan

dokumen-dokumen yang mirip
Analisis Biaya kualitas Dalam Meningkatan Penjualan Pada Divisi Tempa dan Cor PT PINDAD

atau di masa yang akan dating dalam bentuk kas atau aktiva lain.

BAB I PENDAHULUAN. mampu bertahan dalam persaingan pasar yang semakin ketat.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian saat ini berkembang pesat dan terbuka yang

BAB I PENDAHULUAN. persaingan dan jumlah pesaing menuntut setiap produsen memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini persaingan bisnis semakin ketat. Setiap perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. begitu pesat. Akibatnya banyak usaha-usaha baru yang muncul dan menjadi kompetitorkompetitor

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini sangat

BAB I PENDAHULUAN. ada habisnya dan semakin berkembang. Apabila orientasi perusahaan adalah

BAB I PENDAHULUAN. satu yang dapat dilakukan perusahaan agar mampu bersaing adalah

BAB I PENDAHULUAN. manapun. Dengan adanya globalisasi yang didukung oleh kemampuan teknologi

BAB 1 PENDAHULUAN. di kawasan timur: China, Vietnam, dan India (Besterfield, 2003:2).

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan perusahaan untuk mempertahankan keadaan going concern atau suatu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan bisnis yang semakin meningkat secara ketat berdampak

DWI PURNOMO FTIP - UNPAD

BAB I PENDAHULUAN. Seiring kondisi perekonomian Indonesia yang saat ini sudah mulai pulih

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis di Indonesia menunjukkan persaingan yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan pada giliran nya laba akan menurun. berusaha melakukan berbagai kegiatan yang menunjang, kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

Bab I PENDAHULUAN. Era globalisasi saat ini telah secara praktis mengubah wajah dunia kearah

BAB I PENDAHULUAN. globlisasi adalah adanya persaingan bebas. Persaingan bebas menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan dituntut dapat bersaing dalam era perdagangan bebas

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia saat ini sedang berusaha sebaik mungkin untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sekarang ini di dunia persaingan yang ketat, kualitas perlu menjadi pusat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kualitas produk merupakan faktor penting yang mempengaruhi tingkat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1 Dorothea Wahyu Ariani, Pengendalian Kualitas Statistik, Penerbit Andi, 2004, Hlm 4

BAB I PENDAHULUAN. berkembang sekarang ini. Setiap perusahaan dituntut untuk mampu bersaing

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bagi perusahaan, perkembangan teknologi dan perekonomian telah

BAB I PENDAHULUAN. memberikan dampak terhadap persaingan bisnis yang semakin tinggi dan

BAB I PENDAHULUAN. menentukan dalam keberhasilan usaha. Kualitas layanan merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. memuaskan keinginan dan kebutuhan melalui proses pertukaran. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Dalam persaingan yang ketat, peningkatan permintaan dan penghematan biaya

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

ANALISIS KEPUASAN PELANGGAN KENDARAAN BERMOTOR RODA 2 DI SURAKARTA (Studi Kasus Sepeda Motor Bebek Merk Honda)

1.1 Latar Belakang Masalah

PENGARUH BIAYA KUALITAS TERHADAP PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA PERUSAHAAN CAHAYA BARU PUTRA

BAB I PENDAHULUAN. laba semaksimal mungkin, menjaga kelangsungan hidup perusahaan, serta

BAB II LANDASAN TEORI. Untuk memungkinkan manajemen melakukan perencanaan, perlu memahami biaya kualitas Mulyadi (2010:73 ). Menurut Hansen dan

BAB I PENDAHULUAN. timbulnya laju persaingan dalam dunia usaha. Salah satu cara dalam menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat ini tentunya membawa

BAB I PENDAHULUAN. Di dunia bisnis, kenaikan volume penjualan menjadi keinginan dari

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis yang semakin ketat akan berdampak pada ketatnya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Zaman sekarang ini terdapat persaingan yang semakin ketat dalam dunia usaha

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat tercapai. Untuk itu pencapaian tujuan ini perlu ditunjang oleh

BAB I PENDAHULUAN. di kota Sragen telah mengalami perkembangan yang cukup pesat. Hal tersebut

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Tingkat persaingan yang tinggi dalam bidang perekonomian menuntut

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan teknologi, pertumbuhan industri berkembang

BAB I PENDAHULUAN. persaingan dari produsen ataupun pengusaha dalam merebut pasar. Suatu

BAB I PENDAHULUAN. dengan para kompetitornya dengan menerapkan strategi atau metode pemasaran

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan-perusahaan makanan ringan baik skala kecil, menengah, maupun

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan bisnis meningkat semakin ketat meskipun

TUGAS AKHIR ANALISIS PENGARUH BIAYA KUALITAS TERHADAP PENGENDALIAN PRODUK CACAT PADA BURNER

BAB I PENDAHULUAN. mengecewakan pelanggan, pada gilirannya merugikan perusahaan sendiri dalam

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang penulis telah uraikan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis makin dihadapkan pada persaingan yang ketat dewasa

BAB I PENDAHULUAN. mengutamakan pelanggan pada konsep perusahaannya. Konsep ini menempatkan

BAB I PENDAHULUAN. dan mempunyai pandangan yang baik terhadap perusahaan tersebut. menarik konsumen untuk melakukan keputusan pembelian produk yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia bisnis yang kompetitif sekarang ini, peningkatan kualitas

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 80-an dan 90-an kesan dunia perbankan menjadi terbalik, karena di era ini

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi bidang usaha di Indonesia cepat berubah, banyak perusahaan yang jatuh

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan yang semaksimal mungkin. Volume penjualan adalah jumlah

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan untuk terus berkembang agar dapat bertahan dalam kancah

Kemungkinan Penerapan Metode Activity Based Costing Dalam Penentuan Tarif Jasa Rawat Inap Rumah Sakit (Studi kasus pada Rumah Sakit Islam Klaten)

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dituntut untuk melakukan strategi bauran pemasaran dengan baik.

BAB I PENDAHULUAN. pun pengusaha asing. Para pengusaha yang ingin tetap dan terus bertahan di

BAB 5 ASPEK MUTU PRODUK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pemenuhan kebutuhannya. Perkembangan ini menciptakan suatu persaingan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan menerapkan berbagai macam cara agar produk-produk mereka dapat

ANALISIS PERBANDINGAN BIAYA KUALITAS SEBELUM DAN SESUDAH IMPLEMENTASI TOTAL QUALITY MANAGEMENT PADA DIVISI TEMPA & COR PT. X (PERSERO) BANDUNG

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN PADA LEMBAGA PENDIDIKAN NEUTRON YOGYAKARTA DI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam bidang perekonomian khususnya dalam bidang usaha

BAB I PENDAHULUAN. yang hasilnya ditujukan kepada pihak-pihak internal organisasi, seperti manajer

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan perekonomian Indonesia berada pada tingkat

BAB I PENDAHULUAN. konsumen dan mereka semakin sadar biaya dan sadar nilai, menurut produk dan jasa

PENGARUH PENGEMBANGAN PRODUK DAN PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN PADA EnBe PRODUCTION DI SUKOHARJO TAHUN 2010

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi ini, persaingan bisnis yang dihadapi perusahaanperusahaan

BAB I PENDAHULUAN. pelanggan sebagai tujuan utama (Kotler, 2005). Pengaruh globalisasi dalam

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha saat ini menuntut orang untuk selalu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. perdagangan semakin tinggi. Maka dengan ini upaya untuk mengantisipasi hal

BAB I PENDAHULUAN. berlakunya Perjanjian Perdagangan Bebas ASEAN (ASEAN Free Trade. Perdagangan Bebas ASEAN China (ASEAN China Free Trade

BAB I PENDAHULUAN. semakin bertambah ketika diberlakukannya Kawasan Perdagangan Bebas

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam memasarkan produknya untuk mencari cara yang baru,

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang ada, baik politik, sosial budaya, ekonomi dan teknologi. Sebagian

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi membuat persaingan antar perusahaan terus semakin ketat, sehingga menuntut perusahaan untuk menerapkan standar kualitas pada produk yang dihasilkan. Suatu produk yang berkualitas tidak hanya menampilkan produk yang menarik saja tetapi harus memenuhi kriteria yang sesuai dengan selera, kebutuhan serta kepuasan konsumen. Menurut ISO-8402 (Loh, 2001:35), kosa kata kualitas adalah totalitas dari fasilitas dan karakteristik suatu produk atau jasa yang mampu memuaskan kebutuhan, yang tersurat atau tersirat. Definisi juga diberikan oleh Tjiptono (2004:11) mendefinisikan kualitas sebagai kecocokan untuk pemakaian (fitness for use). Definisi lain yang lebih menekankan kepada orientasi pemenuhan harapan pelanggan. Kualitas adalah perbaikan terusmenerus. Definisi lain dikemukakan oleh taguchi yang menekankan pada kerugian yang harus dibayar oleh konsumen akibat kegagalan suatu produk atau jasa. Kualitas merupakan fungsi dari biaya dimana biaya dapat diturunkan dengan proses perbaikan atau pengurangan variasi dalam produk atau variasi dalam proses. Menurut Kadir (2001:19) menyatakan bahwa kualitas adalah suatu tujuan yang sulit dipahami (elusive goal), sebab harapan dari konsumen akan selalu berubah. Setiap ada standar baru yang baik ditemukan, maka konsumen akan menuntut lagi 1

2 agar diperoleh lagi standar baru yang lebih baru dan lebih baik lagi. Dalam pandangan ini maka kualitas merupakan suatu proses dan bukan merupakan suatu hasil akhir (continuitas quality improvement). Kualitas sebelumnya telah didefinisikan oleh ISO-8402 (Loh, 2001:35), Tjiptono (2004:11), dan Kadir (2001:19) sehingga dapat disimpulkan bahwa Kualitas adalah upaya untuk melakukan perbaikan dan penyempurnaan secara terus menerus dalam pemenuhan kebutuhan pelanggan sehingga dapat memuaskan pelanggan. Peningkatan kualitas secara berkesinambungan diharapkan dapat mengurangi biaya karena terjadinya pemborosan akibat rendahnya kualitas, mengakibatkan adanya pengerjaan ulang suatu produk karena ketidaksesuaian dengan standar dan biaya lain-lain, sehingga akan dapat meningkatkan keuntungan dari penjualan dan mengurangi biaya produk dengan kualitas yang sesuai dengan yang distandarkan perusahaan diperoleh dengan mengadakan pengawasan bahkan sebelum proses produksi dimulai. Pemrosesan dilanjutkan dengan menghasilkan produk jadi sebagai hasil produksi yang diharapkan mempunyai nilai jual yang lebih tinggi dari pada sebelum diproses. Kemampuan dalam mengendalikan operasi dipakai perusahaan secara efektif dan efisien terutama yang menyangkut dengan peningkatan laba yang dijadikan sebagai evaluasi manajemen perusahaan dan sebagai dasar pengambilan keputusan oleh pemimpin (Smilemsm, 2014). Menurut Hansen dan Mowen (2011:272) adalah kegiatan yang dilakukan karena kualitas yang buruk mungkin atau telah terjadi. Biaya-biaya untuk melakukan kegiatan-kegiatan disebut biaya kualitas. Jadi, biaya kualitas (cost of quality) adalah

3 Biaya-biaya yang timbul karena mungkin atau telah terdapat produk yang kualitasnya buruk. Definisi ini mengimplikasikan bahwa biaya kualitas berhubungan dengan dua subkategori dari kegiatan-kegiatan yang terkait dengan kualitas: 1. Kegiatan pengendalian (Control Activities) yaitu Kegiatan pengendalian yang dilakukan oleh suatu perusahaan untuk mencegah atau mendeteksi kualitas yang buruk dan 2. Kegiatan karena kegagalan (Failure Activities) yang meliputi biaya kegagalan internal dan biaya kegagalan eksternal. Menurut Blocher, dkk (2000:220) Biaya kualitas adalah Biaya yang terjadi atau mungkin akan terjadi karena kualitas yang buruk., biaya kualitas didefinisikan sebagai biaya-biaya yang berkaitan dengan pencegahan, pengidentifikasian, perbaikan produk yang berkualitas rendah dan dengan opportunity cost dari hilangnya waktu produksi dan penjualan sebagai akibat dari rendahya kualitas. Maka biaya kualitas adalah biaya yang berhubungan dengan penciptaan, pengidentifikasian, perbaikan, dan pencegahan kerusakan. Biaya kualitas merupakan biaya yang terjadi karena adanya kesadaran akan perlunya menghindari kesalahan sehingga tidak terjadi pemborosan atau biaya yang terjadi karena adanya kesalahan pada produk yang sudah terlanjur terjadi dan harus diperbaiki. Perusahaan yang satu dengan yang lain akan saling berkompetisi agar produk yang dihasilkannya mempunyai kualitas yang paling baik di antara produk yang dihasilkan oleh perusahaan-perusahaan sejenis. Perbaikan kualitas produk, berarti akan menyebabkan perusahaan mengeluarkan sejumlah biaya untuk kepentingan kualitas produknya. Biaya dan kualitas produk, dua hal yang tidak terpisahkan apabila

4 perusahaan berkeinginan meningkatkan penjualannya. Peningkatan penjualan tidak hanya karena kualitas produk ataupun biaya kualitas, tetapi juga perlu promosi penjualan yang memadai. sekalipun promosi dari mulut-ke-mulut yang kini banyak berkembang di masyarakat. Untuk mencapai produk yang berkualitas, perusahaan harus selalu melakukan pengawasan dan peningkatan terhadap kualitas produk yang dihasilkannya, sehingga akan diperoleh hasil akhir yang optimal. Kualitas yang meningkat mengurangi terjadinya produk rusak sehingga mengakibatkan biaya-biaya yang terus menurun dan pada akhirnya meningkatkan penjualan. Menurut Simamora, Henry (2002: 762), biaya promosi merupakan sejumlah dana yang dikucurkan perusahaan ke dalam promosi untuk meningkatkan penjualan. Besarnya biaya promosi yang ditetapkan oleh perusahaan untuk memasarkan produk, berpengaruh terhadap perkembangan pemasaran. Pemasaran tidak hanya bertujuan untuk menjual barang dan jasa saja, tetapi juga untuk mengetahui keinginan dan kebutuhan konsumen (pasar). Naik turunnya penjualan akan berpengaruh terhadap perkembangan dan kelangsungan hidup produk yang dipasarkan. Penjualan merupakan sarana untuk berkembangnya suatu merk baru yang dipasarkan oleh perusahaan. Perusahaan pemasar juga dituntut untuk dapat mendesain dan mengimplementasikan strategi pemasaran yang mampu menciptakan, mempertahankan, dan meningkatkan hasil penjualan. Pemasaran tidak hanya kegiatan menjual barang dan jasa saja, tetapi kegiatan untuk mengetahui keinginan dan kebutuhan konsumen ( pasar ), serta memberikan kebebasan kepada konsumen dalam

5 menentukan pilihan untuk memilih produk yang ditawarkan oleh perusahaan. Tujuan utama perusahaan dalam melakukan kegiatan pemasaran adalah untuk mempertahankan pasar yang ada atau paling tidak meningkatkan hasil penjualan dengan cara merebut pasar pesaing melalui teknik-teknik ataupun kiat-kiat pemasaran yang tepat. Di dalam perusahaan, naik turunnya penjualan akan sangat berpengaruh terhadap perkembangan dan kelangsungan hidup produk yang dipasarkan. Apabila perusahaan mengalami kenaikan hasil penjualan, maka produk akan dapat semakin berkembang dan akan mendapat tempat dominan dalam pasar konsumen, demikian sebaliknya (Jaluanto dan Dyah Widyaningrum,2012). Salah satu usaha dalam meningkatkan dan menjaga kualitas telah dilaksanakan oleh PT PINDAD (Persero) sebagai perusahaan industri manufaktur yang bergerak dalam bidang Produk Militer dan Produk Komersil yang menyadari bahwa perusahaan bergantung pada kepuasan konsumen dimana kualitas produk dan jasa itu sesuai dengan keinginan dan harapan konsumen. Untuk memperoleh kualitas yang baik PT PINDAD memiliki subdepartemen mutu pada masing-masing departemen yang bertanggung jawab untuk menjalankan program kualitas perusahaan, yang menyangkut perencanaan dan penyusunan petunjuk spesifikasi kualitas, pencapaian tingkat kualitas, kegiatan pemeriksaan dan pengujian guna tercapainya kualitas yang diminta konsumen serta diakui baik secara nasional maupun Internasional (Rokayah, Siti : 2006). Selain itu dalam memperbaiki kualitasnya PT PINDAD meningkatkan pula penjualannya karena untuk menjaga kepercayaan para pelanggannya yang senantiasa

6 memprioritaskan pada kualitas produk melalui peningkatan kualitas dengan menggunakan biaya kualitas untuk mencegah terjadinya produk cacat serta menghasilkan produk yang sudah ada, standar kualitas yang telah ditetapkan sebelumnya. Seperti yang digambarkan dalam tabel di bawah ini yang menunjukan pengaruh pada biaya kualitas terhadap volume penjualan pada divisi Tempa dan Cor PT PINDAD (persero). Tabel 1.1 Biaya Kualitas dan Penjualan PT PINDAD (persero) Divisi Tempa dan Cor Periode 2010-2011 (dalam ribuan Rp) No Uraian 2010 2011 1. BIAYA KUALITAS : - Biaya Pencegahan 1.603.843 1.764.227 - Biaya Penilaian 1.042.456 1.146.702 - Biaya Kegagalan Internal 25.222 17.456 - Biaya Kegagalan Eksternal 5.211 2.158 JUMLAH 2.676.732 2.930.543 2. PENJUALAN : a. Eksternal 111.730.313 62.519.083 - Produk Cor 20.111.456 10.628.244 - Produk Tempa 10.055.728 5.001.527 - Produk Praska 81.563.129 46.889.312 b. Internal 99.064.560 48.916.370 - Produk Senjata 27.738.077 12.229.093 - Produk Munisi 26.747.431 14.674.911 - Produk Mesin Industri & Jasa 2.971.937 2.445.819 - Produk Kendaraan Khusus 41.607.115 19.566.548 JUMLAH 210.794.873 111.435.453 Sumber: Laporan Keuangan PT PINDAD (Data Diolah)

7 Tabel 1.1 di atas menunjukan laporan biaya kualitas dan penjualan tahun 2010 sampai tahun 2011 pada Divisi Tempa dan Cor PT PINDAD (Persero). Dapat dilihat bahwa biaya kualitas dari tahun 2010 mengalami kenaikan sebesar Rp 253.811 dari kenaikan yang terjadi, dapat dilihat bahwa seluruh bagian biaya yang terdapat di biaya kualitas seperti biaya pencegahan yang mengalami kenaikan sebesar Rp 160.384, biaya penilaian juga mengalami kenaikan sebesar Rp 104.246 selanjutnya biaya kegagalan internal dan eksternal pun ikut mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya. Sedangkan penjualan untuk tahun 2011 mengalami penurunan sebesar Rp 99.359.420. Selanjutnya, penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Jaluanto & Dyah Widyaningrum. (2012). Analisis Kualitas Produk, Biaya Kualitas dan Volume Penjualan (Studi Kasus Perusahaan Emping UD. HN Putra, Limpung, Kabupaten Batang). Hasil Penelitian ini menunjukan bahwa Kualitas produk mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap volume penjualan, sedangkan biaya kualitas mempunyai pengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap volume penjualan. Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk menjadikan PT PINDAD suatu perusahaan manufaktur yang mempunyai visi menjadi produsen peralatan pertahanan dan keamanan terkemuka di Asia sebagai unit observasi penelitian, untuk mengetahui biaya kualitas dalam meningkatkan penjualan. Maka penelitian ini mengenai : Analisis Biaya Kualitas dalam Meningkatkan Penjualan Pada Divisi Tempa dan Cor PT PINDAD (Persero).

8 1.2 Identifikasi Masalah Dalam penyusunan usulan penelitian ini penulis mengidentifikasikan beberapa masalah yang menjadi pokok, permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1 Bagaimana perkembangan biaya kualitas pada Divisi Tempa dan Cor PT PINDAD (Persero). 2 Bagaimana perkembangan penjualan produk pada Divisi Tempa dan Cor PT PINDAD (Persero). 3 Bagaimana analisis biaya kualitas dalam meningkatkan penjualan pada Divisi Tempa dan Cor PT PINDAD (Persero). 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud diadakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui analisis biaya kualitas dalam meningkatkan penjualan. Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk : 1 Untuk mengetahui perkembangan biaya kualitas pada Divisi Tempa dan Cor PT PINDAD (Persero). 2 Untuk mengetahui perkembangan penjualan produk pada Divisi Tempa dan Cor PT PINDAD (Persero). 3 Untuk mengetahui analisis biaya kualitas dalam meningkatkan penjualan pada Divisi Tempa dan Cor PT PINDAD (Persero).

9 1.4 Kegunanaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat terutama bagi : 1. Penulis Menambah wawasan ilmu pengetahuan dan gambaran yang dapat dijadikan pembanding antara teori yang selama ini peneliti dapatkan dengan pelaksanaan yang sebenarnya di lapangan yaitu mengenai biaya Kualitas dalam meningkatkan penjualan. 2. Perusahaan Hasil penelitian ini dapat di jadikan sebagai salah satu informasi bagi perusahaan mengenai biaya kualitas yang kaitannya dengan meningkatkan penjualan. 3. Pihak lain Diharapkan dapat bermanfaat bagi pembaca untuk menambah pengetahuan agar dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan serta bahan kepustakaan, dan diharapkan juga dapat bermanfaat bagi peneliti yang akan melakukan penelitian pada objek atau masalah yang sama. 1.5 Sistematika Penulisan Untuk memudahkan pembahasan, maka penulis membagi ke dalam lima bab dengan sistematika sebagai berikut :

10 Bab pertama merupakan bab pendahuluan yang berisikan latar belakang penelitian, identifikasi masalah, tujuan dan kegunaan penelitian serta sistematika penulisan. Bab kedua tinjauan pustaka yang berisi pembahasan mengenai permasalahan yang akan dibahas. Uraian kerangka teoritis akan dimulai dengan penjelasan mengenai biaya, kualitas, biaya kualitas, penjualan, penelitian terdahulu, dan kerangka pemikiran. Bab ketiga metodologi penelitian yang mencakup rancangan penelitian, tempat dan waktu penelitian, populasi dan sampel penelitian, jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data, variabel penelitian dan definisi operasional, serta instrumen penelitian dan analisis data. Bab keempat hasil penelitian dan pembahasan yang berisikan analisis penelitian dari data dan pembahasan mengenai hasil penelitian tersebut. Bab kelima merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan hasil penelitian, keterbatasan penelitian dan saran untuk penelitian selanjutnya.