BAB I PENDAHULUAN. yang berlangsung sepanjang usia sehingga sehingga setiap orang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar dalam kemajuan bangsa, dan

BAB I PENDAHUL PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. kehidupan tersebut maka seseorang harus banyak belajar. Proses belajar yang

BAB II KAJIAN TEORI. jawab baik secara fisik maupun spiritual terhadap keberhasilan aktivitas kerja dari

BAB I PENDAHULUAN. Bab Pendahuluan Ini Memuat : A. Latar Belakang, B. Fokus Penelitian,C. Rumusan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman

2016 PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL TERHADAP INTERAKSI SOSIAL DAN SOSIALISASI ANAK DI LINGKUNGAN MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan mutlak yang

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. Problem kemerosotan moral akhir-akhir ini menjangkit pada sebagian

BAB I PENDAHULUAN. sangatlah beragam, antara lain: kurikulum 2013 hanya akan memberi beban

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi keluarga yang utama ialah mendidik anak-anaknya.

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, politik, budaya, sosial dan pendidikan. Kondisi seperti ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. didik, sehingga menghasilkan peserta didik yang pintar tetapi tidak

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

BAB I PENDAHULUAN. kembali pemikiran kita tentang makna pendidikan itu sendiri. Pendidikan terkait dengan nilai-nilai, mendidik berarti memberikan,

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tidak terlepas dari kualitas pendidikan itu sendiri. Banyak

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan sekolah benar-benar sangat diperlukan, karena sekolah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan salah satu upaya kebijakan dari pemerintah

PENGARUH KOMUNIKASI GURU-SISWA DAN BIMBINGAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI KELAS X DAN XI SMA MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mutu yang memadai sebagai pendukung utama dalam pembangunan. Untuk

I. PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pendidikan di Negara Indonesia merupakan suatu sistem

BAB I PENDAHULUAN. nasional adalah pembangunan di bidang pendidikan yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan, baik secara pendidikan formal, non formal maupun

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan yang merupakan organisasi

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu upaya mewariskan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA BERBASIS KEARIFAN LOKAL* 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Long life education adalah motto yang digunakan oleh orang yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk menghadapi masa depannya. Sasaran pendidikan merupakan upaya. memajukan dan meningkatkan sumber daya manusia siap memperbaiki

BAB I PENDAHULUAN. pengamatan penulis di salah satu madrasah di Purbalingga, di mana kepala

BAB VI PENUTUP Praktek Kurikulum 2013 untuk mata pelajaran pendidikan agama Islam di SMA Negeri 1 Matauli Pandan mampu membangun interaksi komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya dunia pendidikan menuntut setiap lembaga pendidikan

KELUARGA HARAPAN. Judul Esai PERAN DAN FUNGSI PENDIDIKAN KELUARGA (INFORMAL) DALAM MENCIPTAKAN KELUARGA HARAPAN

BAB I PENDAHULUAN. Soetjipto. Raflis Kosasi, Profesi Keguruan, Jakarta: Rineka Cipta, 2009, hlm. 59 Ibid, hlm. 60

BAB I PENDAHULUAN. menjamin kelangsungan hidup bangsa tersebut 2. Pendidikan pula yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan anak bangsa. Pendidikan yang bermutu atau berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. Global artinya seluas dunia (world wide), sedangkan prosesnya disebut

BAB I PENDAHULUAN. hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan. dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2013:5).

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab I ini, akan memaparkan beberapa sub judul yang akan digunakan

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan pendidikan harus kita optimalkan sedini mungkin. Soedijarto (dalam Tambak, 2013:3) mengemukakan: Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I. A. Latar Belakang Penelitian. sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Pendidikan dapat diartikan usaha sadar yang dilakukan dengan

BAB I PENDAHULUAN. strategis dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Peran pendidikan

BAB IV ANALISIS TENTANG UPAYA KEPALA SEKOLAH DALAM MENCAPAI VISI DAN MISI SEKOLAH DI SD NEGERI 03 PODODADI KARANGANYAR PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan ditujukan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia,

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hak dasar warga negara. Pendidikan merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. semua pihak terhadap pendidikan anak-anak, karena anak adalah amanah yang

BAB I PENDAHULUAN. Perencanaan Pembangunan Daerah pada abad ke-21 harus seiring dengan

Perilaku Kepemimpinan Transpormasional Kepala SMA di Kabupaten Karawang

I. PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai upaya dasar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah sebagai suatu organisasi dan lembaga pendidikan dipimpin

BAB I PENDAHULUAN. pelanggannya. Sebagai pemimpin pendidikan, Kepala sekolah mempunyai peran

BAB I PENDAHULUAN. cita-cita bangsa, seperti yang telah tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang. Allah dalam Al-Qur an pada surah Al-Mujadalah ayat 11:

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Manusia (SDM) melalui kegiatan pembelajaran dan pendidikan merupakan proses

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan dapat meningkatkan kecakapan dan kemampuan yang diyakini dapat

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. sempurna sehingga ia dapat melaksanakan tugas sebagai manusia. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan harkat dan martabatnya. Seiring dengan perputaran waktu. normatif yang lebih baik dan mampu menjawab tantangan zaman.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu topik yang menarik untuk dibahas, karena

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki peranan penting dalam meningkatan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. sekolah dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian,

BAB 1 PENDAHULUAN. proses pembelajaran kepada siswa (manusia) dalam upaya mencerdaskan dan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang buruk dan tidak berkembang akan berpengaruh juga terhadap

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sebuah negara. Untuk menyukseskan program-program

BAB I PENDAHULUAN. proses pemanusiaan dan kemanusiaan sudah diterima sepanjang sejarah

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

BAB I PENDAHULUAN. mengalami goncangan jiwa (tingkat menengah). 2

BAB I PENDAHULUAN. kesiapan generasi muda inilah melalui pemberian fondamen yang kuat yakni

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal diharapkan mampu. menghasilkan manusia yang berjiwa kreatif, inovatif,mandiri, mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. dalam setiap kehidupan tersebut, di satu sisi sangat bermanfaat bagi kehidupan

EFEKTIFITAS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH (Studi Kasus : SMA AL-ISLAM 2 SURAKARTA) TESIS. Oleh MAHMUDAH : Q

BAB I PENDAHULUAN. melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai. keterampilan-keterampilan pada siswa. 1

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Keberhasilan suatu organisasi sangat tergantung pada kinerja Sumber

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan merupakan sarana agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan belajar mengajar salah satunya dapat dilihat dari kepemimpinan

BAB I PENDAHULUAN. martabat manusia Indonesia dalam rangka mewujudkan tujuan nasional. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. kualitas kepribadian serta kesadaran sebagai warga negara yang baik.

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. belum lagi ditemukan pada saat arus globalisasi dan Era pasar bebas terus

NUR ENDAH APRILIYANI,

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaksanaan pembelajaran di sekolah tidak lepas dari permasalahan, di

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lembaga pendidikan adalah suatu lembaga yang sangat penting dan berpengaruh besar terhadap kehidupan bangsa dan penentu kualitas sumber daya manusia. Lembaga pendidikan di Indonesia dibedakan menjadi tiga yaitu pendidikan formal, informal dan non formal. Pendidikan formal yaitu pendidikan yang diselenggarakan di sekolahsekolah pada umumnya dan jalur pendidikan ini mempunyai jenjang pendidikan yang jelas, mulai dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, sampai pendidikan tinggi. 1 Sedangkan pendidikan informal adalah proses yang berlangsung sepanjang usia sehingga sehingga setiap orang memperoleh nilai, sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang bersumber dari pengalaman hidup sehari-hari, pengaruh lingkungan termasuk di dalamnya adalah pengaruh kehidupan keluarga, hubungan dengan tetangga, lingkungan pekerjaan dan permainan, pasar, perpustakaan, dan media massa. Pendidikan non formal ialah setiap kegiatan terorganisasi dan sistematis, di luar sistem persekolahan yang dilakukan secara mandiri atau merupakan bagian penting dari kegiatan yang lebih luas 1 http://radityapenton.blogspot.com/2012/11/pendidikan-formal-informal-dannonformal.html diakses pada tgl 19-12-2013 pukul 14.00

dan sengaja dilakukan untuk melayani peserta didik tertentu di dalam mencapai tujuan belajarnya. 2 Sekolah merupakan agen perubahan di mana sekolah bukan hanya sebagai lembaga pendidikan yang hanya mentransfer ilmu saja. 3 Namun untuk melakukan suatu perubahan tersebut sekolah harus memiliki kekuatan untuk menggerakkan suatu sistem yang ada dalam sekolah tersebut serta melakukan pengelolaan yang baik. Pengelolaan tersebut sangatlah penting untuk memajukan dan mengembangkan sekolah agar mencapai tujuan yang diharapkan. Adapun pengelolaan menjadi tanggung jawab kepala sekolah Kepala sekolah adalah seorang pemimpin tertinggi di sekolah dan paling bertanggung jawab meningkatkan mutu pendidikan di sekolah yang dipimpinnya. Dengan demikian mutu sekolah tersebut tergantung dari kepemimpinan yang diterapkan oleh kepala sekolah itu dalam memimpin. Menurut Wahjosumidjo kepemimpinan itu dapat diterjemahkan ke dalam istilah sifat-sifat, perilaku pribadi, pengaruh terhadap orang lain, pola interaksi, hubungan kerja sama antar peran, kedudukan dari satu jabatan administrativ, dan persepsi dari lain-lain tentang legitimasi 2 http://pls.unnes.ac.id/2011/pengertian-tiga-jenis-pendidikan/ diakses pada tanggal 19-12-2013 pukul 14.00 3 Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah : Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya (Jakarta:2007), hal.vii

pengaruh. 4 Ada beberapa tipe yang dimiliki oleh seorang pemimpin. Adapun beberapa tipe kepemimpinan tersebut yaitu : a. Tipe paternalistic, pengambilan keputusan dilakukan sendiri oleh pimpinan, hubungannya dengan bawahan lebih banyak bersifat bapak dan anak. Pemimpin menganggap bawahan sebagai orang yang belum dewasa sehingga pemimpin bersikap terlalu melindungi bawahan b. Tipe kharismatik, menekankan pada dua hal, yakni pemimpin berusaha agar tugas-tugas dapat terselenggara dengan sebaikbaiknya dan memberikan kesan bahwa hubungan dengan bawahan didasarkan pada relasional, bukan kekuasaan. Pemimpin yang kharismatik memiliki kekuatan dan daya tarik yang luar biasa sehingga ia mempunyai pengikut yang sangat banyak dan pengawal-pengawal yang dapat dipercaya, terutama dalam menjalankan amanat dan kepentingan pemimpin dan dapat dinikmati juga oleh bawahan. c. Tipe laissez faire, semua pekerjaan dan tanggung jawab dilakukan sendiri oleh bawahan. Pemimpin hanya merupakan simbol dan tidak memiliki keterampilan teknis. Situasi kerja bawahan tidak terpimpin, tidak terkontrol, dan tanpa disiplin kerja. d. Tipe demokratik, tipe ini dipandang paling ideal. Dalam proses pengambilan keputusan, pemimpin mengikut sertakan bawahan. Pemimpin cenderung memperlakukan bawahan sebagai rekan kerja, menjaga keseimbangan antara hubungan formal dan informal, juga menjaga keseimbangan antara orientasi penyelesaian tugas dan orientasi hubungan yang bersifat relasional. 5 Pola kepemimpinan kepala sekolah yang ideal di mana dapat memadukan 3 pola yaitu otoriter, demokratis, dan laissez faire sangat diperlukan dalam mengembangkan mutu dan kualitas sekolah termasuk di dalamnya adalah pendidikan agama Islam yang ada di sekolah tersebut. 4 Ibid, hal. 17 5 http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2133827-tipe-kepemimpinan-kepalasekolah/di akses pada 02-6-2013

Pendidikan agama Islam sebagai salah satu pendukung utama sistem pendidikan nasional dalam rangka meningkatkan kualitas manusia Indonesia, memberi warna bagi peningkatan iman dan takwa (Imtaq) dalam upaya mengimbangi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) dewasa ini. Keseimbangan antara kemajuan iptek dan imtak diharapkan menghasilkan cendekiawan muslim yang memiliki rasa tanggung jawab dunia dan akhirat. Kemajuan iptek yang dilepaskan dari dimensi agama ataupun sebaliknya, berkecenderungan pada apa yang disinyalir oleh Einstein dalam ucapannya yang termasyhur: science without religion is blind, religion without science is lame (ilmu tanpa agama itu buta, sedangkan agama tanpa ilmu akan menjadi lumpuh). 6 Seiring berjalannya waktu dan perkembangan dunia pendidikan pada umumnya, masyarakat melihat bahwa ada sesuatu yang harus dicermati dalam dunia pendidikan, khususnya pendidikan agama Islam. Dapat dilihat bahwa keberhasilan dunia pendidikan pada umumnya, khususnya pendidikan agama Islam sangatlah jauh dari harapan. Secara sederhana bisa dikatakan bahwa tolok ukur keberhasilan pendidikan agama Islam adalah adanya perubahan mendasar pada perilaku siswa. Mereka mendapatkan nilai tambah, baik secara pengetahuan dan lebihlebih pengimplementasian pengetahuan tersebut ke dalam perilaku siswa. 6 http://kajiankwq.blogspot.com/2007/06/peranan-pendidikan-islam-dalam.html Diakses pada tanggal 8 Oktober 2013 pada jam 17.00 WIB

Dengan kata lain, keberhasilan pendidikan agama Islam terletak pada keberhasilan melakukan perubahan terhadap perilaku siswa. Namun jika melihat kenyataan yang ada, maka sangat jauh dari harapan terhadap apa yang disebut pendidikan agama Islam telah berhasil merubah perilaku siswanya menuju ke arah yang lebih baik. Bahkan hasil didikan yang berasal dari basik pendidikan agama Islam tidak punya daya saing yang tinggi, dan yang lebih parah perilaku moral mereka tidak lebih baik dari peserta didik dari sekolah yang tidak berbasis agama. Jika dilihat dari fenomena yang ada, maka ada beberapa hal yang patut dicermati dalam membantu meningkatkan mutu pendidikan agama Islam, salah satunya yaitu sekolah di mana tempat siswa yang secara rutin mereka kunjungi setiap hari. Sehingga perannya tidak diragukan, minimal sekolah memiliki pengaruh terhadap pembentukan karakter siswa. Di sekolah ada sumber belajar, guru dan sistem yang bisa didesain sedemikian rupa agar hasil didikan terhadap siswa menjadi maksimal. Akan tetapi banyak sistem di sekolah yang sifatnya monoton, dalam arti tidak bisa menstimulasi siswa menjadi lebih kreatif dan berkembang ke arah berpikir yang progressif. Dalam hal ini sekolah seharusnya menjadi tempat yang bisa menginspirasi siswa menjadi lebih berkembang. Seharusnya demikian yang terjadi pada sekolah. Melihat dari berbagai permasalahan di atas maka sekolah harusnya melakukan perbaikan serta peningkatan kualitas pendidikan agama Islam.

Peningkatan kualitas pendidikan agama Islam tersebut tidak terlepas dari kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh kepala sekolah serta upaya yang dilakukan oleh kepala sekolah. Sekarang ini tidak banyak sekolah yang memperhatikan kualitas pendidikan agama Islam di sekolah terutama pada sekolah-sekolah swasta. Padahal jika dipelajari kembali kualitas dari mata pelajaran serta komponen yang ada di dalamnya sangat mempengaruhi kualitas lulusan dari sekolah tersebut terutama pada pendidikan agama Islam. Namun dalam melakukan penerapan tersebut banyak tantangan yang dihadapi kepala sekolah. Dalam hal ini Tobroni menyebutkan solusi yang mungkin dapat dipakai oleh kepala sekolah. Untuk memecahkan permasalahan tersebut dan sekaligus dalam rangka melakukan pembaharuan pendidikan Islam menjadi sekolah yang unggulan bukan sekedar membutuhkan berbagai teori melainkan jihad yaitu usaha kerja keras lahir dan batin, penuh kesungguhan, keikhlasan, pengorbanan, keteladanan dan kepedulian dengan mobilisasi segala sumber daya untuk mencapai suatu cita-cita bersama, suci dan luhur. Pembeharuan tersebut perlu lebih ditekankan faktor budaya yaitu berupa kemepimpinan kepala sekolah. 7 Sekolah Dasar Muhammadiyah 08 K.H. Mas Mansyur Kota Malang adalah salah satu lembaga pendidikan Islam swasta yang sangat memperhatikan lingkungan pendidikannya. Suasana yang ada pada sekolah tersebut menggambarkan bahwa suasana keagamaan yang kental sangatlah diperhatikan. Hal ini tidak jauh dari pengaruh kepala sekolah. Banyak hal yang dilakukan kepala sekolah dalam menciptakan suasana yang religius dalam pembelajaran dan lebih mengedepankan pendidikan 7 Tobroni, Pendidikan Islam : Paradigma Teologis, Filosofis dan Spiritualitas (Malang:2008), hal.165

agama Islam. Hal ini dibuktikan dengan seragam yang digunakan siswa serta para tenaga pendidiknya yaitu menggunakan seragam yang menutup aurat. Ini membuktikan bahwa kepala sekolah sangat memperhatikan pendidikan agama Islam baik dalam pembelajaran maupun diluar pembelajaran. Dengan kata lain strategi yang digunakan yaitu dengan memberikan contoh secara langsung bukan hanya ada pada teori saja. Banyak hal yang dilakukan kepala Sekolah Dasar Muhammadiyah 08 KH. Mas Mansyur Kota Malang untuk meningkatkan kuualitas pendidikan agama Islam yang ada di sekolah tersebut melalui pola kepemimpinannya. Dari pemaparan di atas maka peneliti ingin mengkaji bagaimana pola kepemimpinan kepala sekolah tersebut dalam meningkatkan kualitas pendidikan agama Islam di sekolah dengan mengambil judul Pola Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan Agama Islam di Sekolah (Studi di SD. Muhammadiyah 08 KH. Mas Mansyur Kota Malang)

B. Rumusan Masalah Dari paparan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Apa peran kepala Sekolah Dasar Muhammadiyah 8 K.H. Mas Mansyur Kota Malang dalam meningkatkan kualitas pendidikan agama Islam di Sekolah Dasar Muhammadiyah 8 KH. Mas Mansyur Malang? 2. Bagaimana pola kepemimpinan yang diterapkan kepala Sekolah Dasar Muhammadiyah 8 K.H. Mas Mansyur Kota Malang dalam meningkatkan kualitas pendidikan agama Islam di Sekolah Dasar Muhammadiyah 8 K.H. Mas Mansyur Kota Malang? 3. Apa faktor pendukung dan penghambat kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas pendidikan agama Islam di Sekolah Dasar Muhammadiyah 8 K.H. Mas Mansyur Kota Malang? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Mendiskripsikan peran kepala Sekolah Dasar Muhammadiyah 8 K.H. Mas Mansyur Kota Malang dalam meningkatkan kualitas pendidikan agama Islam di Sekolah Dasar Muhammadiyah 8 K.H. Mas Mansyur Kota Malang 2. Mendiskripsikan pola kepemimpinan kepala Sekolah Dasar Muhammadiyah 8 K.H. Mas Mansyur Kota Malang dalam

meningkatkan kualitas pendidikan agama Islam di Sekolah Dasar Muhammadiyah 8 K.H. Mas Mansyur Kota Malang. 3. Mendiskripsikan faktor-faktor pendukung dan penghambat kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas pendidikan agama Islam di Sekolah Dasar Muhammadiyah 8 K.H. Mas Mansyur Kota Malang. D. Manfaat Penelitian Sedangkan manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Penelitian ini dapat berguna sebagai informasi dan bahan masukan untuk meningkatkan mutu sekolah 2. Bagi kalangan akademisi penelitian ini dapat menambah wawasan tentang bagaimana menjadi kepala sekolah yang ideal serta memperkaya pengetahuan bagaimana cara meningkatkan kualitas dan mutu sekolah. 3. Bagi kepala sekolah penelitian ini dapat dijadikan sebagai evaluasi dari kepemimpinannnya dalam meningkatkan kualitas pendidikan agama Islam di sekolah E. Definisi Operasional Untuk mendapatkan arti dan pengertian yang tetap maka peneliti mencoba menguraikan pengertian pokok dari judul penelitian ini. 1. Pola Kepemimpinan Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian pola adalah sistem atau bentuk serta model. 8 Sedangkan pengertian kepemimpinan 8 Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi ketiga (Jakarta: Balai Pustaka), hal. 884

dalam skripsinya Mawardaniah mengutip dari bukunya Ukas yaitu kemampuan yang dimiliki seseorang dalam mempengaruhi orang lain untuk mau bekerjasama agar mau melakukan tindakan dan perbuatan dalam mencapai tujuan bersama. 9 Jadi pola kepemimpinan itu ialah tipe kepemimpinan yang dimiliki oleh seorang pemimpin dalam memimpin suatu lembaga untuk mewujudkan suatu tujuan tertentu. 2. Kepala Sekolah Kepala sekolah adalah guru atau pendidik yang diberi tugas untuk memimpin dalam pengelolaan lembaga pendidikan sekolah, sehingga dapat mencapai tujuan yang diharapkan serta menghasilkan lulusan terbaik. 3. Meningkatkan Meningkatkan berasal dari kata tingkat yang diberi imbuhan medan an yang artinya lapis dari sesuatu yang bersusun dan peningkatan berarti kemajuan. 10 Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan meningkatkan yaitu mengembangkan dan lebih memajukan suatu hal yaitu pada pendidikan agama Islam 4. Kualitas Pendidikan Agama Islam Kualitas adalah keunggulan suatu upaya baik berupa barang ataupun jasa, baik yang tampak maupun yang tidak tampak. Pendidikan agama Islam merupakan usaha manusia untuk menjaga dan 9 Mawardaniah, Profesionalisme Kepemimpinan Kepala Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah I Malang (Skripsi Pendidikan Agama Islam Universitas Muhammadiyah Malang, Malang 2009), hal. 8 10 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar, hal. 1077

mengembangkan potensi kebaikan pada dirinya sehingga mampu menumbuhkan budi pekerti yang baik dan dapat menjadikan manusia mulia, berakhlak karimah dan bermanfaat dalam kehidupan. Dengan demikian yang dimaksud dengan kualitas pendidikan agama islam dalam skripsi ini adalah keunggulan suatu proses pendidikan agama Islam dan hasil dari pendidikan agama Islam di suatu lembaga pendidikan. F. Sistematika Pembahasan BAB I : Pendahuluan Berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, definisi operasional dan sitematika penulisan BAB II : Kajian Pustaka, Bab ini membahas tentang kata kunci yang berhubungan dengan penelitian ini.adapun kata kunci yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah: 1. Kepemimpinan yang meliputi pengertian kepemimpinan, teori kepemimpinan, dan fungsi kepemimpinan 2. Kepemimpinan Kepala Sekolah yang meliputi peran kepala sekolah (sebagai manajer, leader, motivator, pendidik, innovator dan supervisor) dan pola kepemimpinan kepala sekolah

3. Pendidikan agama Islam yang meliputi pengertian, tujuan dan fungsi 4. Peningkatan kualitas PAI yang meliputi ukuran kualitas, pentingnya kualitas serta manajemen dan strategi peningkatan kualitas PAI. BAB III : Metode Penelitian Pada bab ini membahas tentang metode penelitian yang meliputi pendekatan penelitian, lokasi penelitian, sumber data, informan penelitian dan analisis data BAB IV : Hasil Penelitian Bab ini menyajikan data atau laporan hasil penelitian yang didapat selama proses penelitian dari awal hingga akhir yang meliputi latar belakang belakang objek penelitian dan penyejian data yang meliputi peran kepala sekolah dalam mengembangkan pendidikan agaa Islam di sekolah, pola kepemimpinan kepala sekolah, serta faktor pendukung dan penghambat peningkatan kualitas pendidikan agama Islam di sekolah BAB V : Penutup Pada bab ini berisi tentang kesimpulan dan beberapa saran yang diharapkan dapat membantu permasalahan yang ada