PENGARUH KETINGGIAN AIR YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUPBENIH IKAN LELE SANGKURIANG

dokumen-dokumen yang mirip
Pengaruh Ketinggian Air yang Berbeda terhadap Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Benih Ikan Lele Sangkuriang di Balai Benih Ikan Kota Gorontalo

Pengaruh Pemberian Viterna Plus dengan Dosis Berbeda pada Pakan terhadap Pertumbuhan Benih Ikan Lele Sangkuriang di Balai Benih Ikan Kota Gorontalo

Pengaruh Padat Penebaran Berbeda terhadap Pertumbuhan Benih Ikan Lele Sangkuriang di Balai Benih Ikan Kota Gorontalo

Nike: Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan. Volume 3, Nomor 1, Maret 2015

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Mei sampai Bulan Juli 2013

Pengaruh Pemberian Dosis Pakan Otohime yang Berbeda terhadap Pertumbuhan Benih Ikan Kerapu Bebek di BPBILP Lamu Kabupaten Boalemo

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan September-Oktober 2011 bertempat di. Balai Budidaya Ikan Hias, Natar, Lampung Selatan.

BAB I PENDAHULUAN. komoditas unggulan, serta mempunyai prospek pasar yang baik. Beberapa kelebihan

II. BAHAN DAN METODE

II. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan Agustus

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Laju pertumbuhan rata rata panjang dan berat mutlak lele sangkuriang

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE

Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Universitas Negeri Gorontalo

1 Haris Abdullah, 2 Rully, dan 2 Mulis Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Universitas Negeri Gorontalo

Pembesaran Benih Ikan Sidat dengan Jenis Pakan yang Berbeda

BAB 4. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama dua bulan pada bulan September-Oktober 2013,

PEMBERIAN PAKAN YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP BENIH IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus) ABSTRAK

Efektivitas Suplemen Herbal Terhadap Pertumbuhan dan Kululushidupan Benih Ikan Lele (Clarias sp.)

BAB III BAHAN DAN METODE

J. Aquawarman. Vol. 2 (2) : Oktober ISSN : Abstract

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

DAFTAR ISI. DAFTAR TABEL... xvi. DAFTAR GAMBAR... xvii. DAFTAR LAMPIRAN... xviii

III. BAHAN DAN METODE

II. BAHAN DAN METODE

METODE PENELITIAN. bio.unsoed.ac.id

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Lele (Clarias) merupakan salah satu dari berbagai jenis ikan yang sudah banyak

Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia, 1(1) : (2013) ISSN :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

KINERJA PERTUMBUHAN IKAN GABUS (Channa striata) DAN DINAMIKA KUALITAS AIR PADA BERBAGAI WADAH PEMELIHARAAN Heriansah 1) dan Dian Nisa Fitri Aspari 2)

HASIL DAN PEMBAHASAN Padat Tebar (ekor/liter)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada 2 Oktober sampai 10 November 2014,

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan September sampai dengan bulan Nopember

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 10 Mei 30 Juni 2013 selama 50

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilakukan selama 2 bulan pada bulan Februari-April 2015,

Oleh: RINIANINGSIH PATEDA NIM: Telah Diperiksa dan Disetujui Untuk Diuji. Mengetahui, KetuaJurusan/Program StudiBudidayaPerairann

JURNAL. THE EFFECT OF GIVEN SKIN SEED IN GREEN BEANS ON GROWTH RATE OF CATFISH (Clarias sp)

II. BAHAN DAN METODE

METODE PENELITIAN. M 1 V 1 = M 2 V 2 Keterangan : M 1 V 1 M 2 V 2

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 03 Februari sampai dengan 17

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei sampai Juli 2014, di Laboratorium Budidaya

PENGARUH DOSIS PAKAN Tubifex sp YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN BENIH IKAN SIDAT (ANGUILLA MARMORATA) DI BALAI BENIH IKAN KOTA GORONTALO OLEH

PENGARUH SUBTITUSI PARSIAL TEPUNG IKAN DENGAN TEPUNG TULANG TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN LELE SANGKURIANG (Clarias gariepinus.

1) Staf Pengajar pada Prog. Studi. Budidaya Perairan, Fakultas

PENGARUH FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN TERHADAP PRODUKSI PEMBESARAN IKAN MAS (Cyprinus carpio) DI KERAMBA JARING APUNG WADUK CIRATA

PENGGUNAAN AERASI AIR MANCUR (FOINTAIN) DI KOLAM UNTUK PERTUMBUHAN IKAN NILA GIFT(Oreochromis niloticus)

PENGARUH PADAT TEBAR TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN LAJU PERTUMBUHAN IKAN MASKOKI (Carassius auratus) YANG DIPELIHARA DENGAN SISTEM RESIRKULASI

PENGARUH PEMBERIAN ENZIM PAPAIN PADA PAKAN TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN BENIH IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus)

BAB III METODE PENELITIAN

PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP IKAN BETOK (Anabas testudineus) YANG DIPELIHARA PADA SALINITAS BERBEDA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Maret 2014 di

RESPONS PERTUMBUHAN IKAN LELE SANGKURIANG (Clarias gariepinus) YANG DIBERI PAKAN BUATAN BERBASIS LIMBAH SAYURAN

VARIASI PADAT PENEBARAN TERHADAP PERTUMBUHAN BENIH IKAN LELE SANGKURIANG (Clarias sp) YANG DIPELIHARA DALAM HAPA

Sri Yuningsih Noor 1 dan Rano Pakaya Mahasiswa Program Studi Perikanan dan Kelautan. Abstract

BAB III BAHAN DAN METODE

Pengaruh Dosis Pakan Tubifex Sp Berbeda terhadap Pertumbuhan Benih Ikan Sidat di Balai Benih Ikan Kota Gorontalo

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan dari bulan Juli hingga Agustus 2011 yang bertempat di

PERTUMBUHAN IKAN PATIN SIAM (Pangasianodon hypopthalmus) YANG DIPELIHARA DENGAN SISTEM BIOFLOK PADA Feeding Rate YANG BERBEDA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kelautan dan Perikanan Provinsi Gorontalo, yang melaksanakan tugas operasional

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Lampiran 1b, Data laju pertumbuhan spesifik benih lele Sangkuriang dengan lama pemeliharaan 20 hari

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan selama 40 hari pada bulan Agustus sampai dengan

Pengaruh Padat Tebar Tinggi Dengan Penggunaan Nitrobacter Terhadap Pertumbuhan Ikan Lele (Clarias Sp.)

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

II. BAHAN DAN METODE

Tingkat pertumbuhan dan kelangsungan hidup larva ikan bawal air tawar (Collosoma sp.) dengan laju debit air berbeda pada sistem resirkulasi

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Bahan Penelitian Jenis nutrien Kandungan (%) 2.2 Metode Penelitian Rancangan Penelitian

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Tahap Penelitian 2.2 Prosedur Kerja Penelitian Pendahuluan Tingkat Kelangsungan Hidup Ikan Selama Pemuasaan

PENGARUH UMUR LARVA IKAN NILA (OREOCHROMIS NILOTICUS) TERHADAP TINGKAT KEBERHASILAN PEMBENTUKAN SEL KELAMIN JANTAN RINDHIRA HUMAIRANI Z¹, ERLITA¹

Lampiran 1. Analisis pengaruh peningkatan kepadatan terhadap tingkat kelangsungan hidup (survival rate) benih ikan nilem

BAHAN DAN METODE. = data pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j µ = nilai tengah data τ i ε ij

UPAYA PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PENDEDERAN LOBSTER AIR TAWAR CHERAX QUADRICARINATUS

II. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi lele menurut SNI (2000), adalah sebagai berikut : Kelas : Pisces. Ordo : Ostariophysi. Famili : Clariidae

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei - Juli 2014, di Laboratorium Budidaya

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Budidaya Perairan Fakultas

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada tanggal 26 Maret - 25 April 2012 di Laboratorium

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Alat dan Bahan 2.2 Tahap Penelitian

TEKNOLOGI TEPAT GUNA PEMBUATAN TANGGUL KOLAM PEMBIBITAN LELE DI DAERAH RAWA

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PRODUKSI IKAN NEON TETRA Paracheirodon innesi UKURAN L PADA PADAT TEBAR 20, 40 DAN 60 EKOR/LITER DALAM SISTEM RESIRKULASI

[ GROUPER FAPERIK] [Pick the date]

II. BAHAN DAN METODE

ARTIFICIAL SUBSTRATES INCREASED SURVIVAL AND GROWTH OF HYBRID CATFISH (Clarias gariepinus and C. macrocephalus)

PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP LOBSTER CAPIT MERAH Cherax quadricarinatus DIPELIHARA PADA SISTEM RESIRKULASI DENGAN KEPADATAN YANG BERBEDA

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Laju Pertumbuhan Spesifik Benih Ikan Mas (SGR)

II. BAHAN DAN METODE

SIDANG TUGAS AKHIR SB

3. METODE Penelitian 1: Kecernaan pakan dan kecernaan protein pada pemeliharaan ikan lele.

PEMANFAATAN BIOFLOK DARI LIMBAH BUDIDAYA LELE DUMBO (Clarias gariepinus) SEBAGAI PAKAN NILA (Oreochromis niloticus) ABSTRAK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

1

PENGARUH KETINGGIAN AIR YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUPBENIH IKAN LELE SANGKURIANG (Clarias gariepinus) DI BALAI BENIH IKAN (BBI) KOTA GORONTALO 1.2 Kasmat Samaun, 2 Hasim, 2 Syamsuddin 1 E-Mail : samaun.kasmat@yahoo.co.id 2 Jurusan Budidaya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Negeri Gorontalo Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tingkat ketinggian air yang berbeda terhadap pertumbuhan dan kelangsungan benih lele sangkuriang ( Clarias gariepinus). Metode penelitian ini menggunakan eksperimen dan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL), dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan. Biota uji yang digunakan adalah benih ikan lele sangkuriang (Clarias gariepinus) dengan panjang awal ± 5,0 cm dan berat awal ± 1,26 gram, yang diamati dalam penelitian ini adalah pertumbuhan berat mutlak dan harian, pertumbuhan panjang mutlak dan harian dan kelangsungan hidup. Hasil penelitian menunjukan perlakuan yang terbaik adalah perlakuan B. Berdasarkan hasil analisis sidik ragam (ANOVA) menunjukan bahwa perlakuan ketinggian air yang berbeda terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup benih lele sangkuriang (Clarias gariepinus) tidak memberikan pengaruh nyata pada pertumbuhan berat dan panjang dengan selang kepercayaan 95% (F < 0,05). Kata Kunci :Lele Sangkuriang (Clarias gariepinus), Ketinggian air, Pertumbuhan. Kasmat samaun, 1.2) Dr. Ir. Hasim, M.Si 2), Dr. Ir. Syamsuddin, MP 2) 2

I. PPENDAHULUAN Ikan merupakan komoditas bahan pangan yang baik untuk dikonsumsi. Hal tersebut dikarenakan ikan memiliki kandungan protein yang cukup tinggi jika dibandingkan dengan beberapa produk pertanian yang lainnya. Seiring dengan kesadaran akan manfaat protein untuk kesehatan, konsumsi masyarakat terhadap produk perikanan semakin meningkat. Menurut Witjaksono (2009), konsumsi produk ikan di Indonesia cenderung meningkat sebesar 5,51 % setiap tahunnya. Peningkatan produksi tersebut menandakan bahwa usaha budidaya ikan akan cenderung berkembang pada masa-masa mendatang. Salah satu jenis ikan budidaya yang banyak dikonsumsi masyarakat saat ini adalah ikan lele sangkuriang (Clarias gariepinus). Menurut Widiyantara (2009), kebutuhan nasional ikan lele konsumsi tahun 2006 hingga 2008 secara berturut-turut mengalami peningkatan, yaitu dari 77.272 ton per tahun, 91.735 ton per tahun, hingga meningkat 108.200 ton per tahun. Untuk memenuhi kebutuhan pasar tersebut, diperlukan suplai benih untuk kegiatan usaha pembesaran lele sangkuriang (Clarias gariepinus). Pada umumnya penelitian ikan lele sangkuriang (Clarias gariepinus) menggunakan wadah plastik dengan kedalaman air yang relatif dangkal serta masih menggunakan perhitungan luasan wadah. Upaya peningkatan penebaran masih dapat dilakukan dengan penambahan ketinggian air dalam wadah budidaya sehingga dapat meningkatkan jumlah ikan lele yang dipelihara dan nantinya akan diikuti oleh jumlah panen yang lebih banyak pula. Penambahan ketinggian air pada kolam akan diikuti oleh peningkatan volume air. Volume air yang lebih banyak berpotensi untuk diisi oleh benih ikan lele sangkuriang (Clarias gariepinus) yang lebih banyak jumlahnya. Sehingga diharapkan dapat meningkatkan jumlah produktivitas benih ikan lele sangkuriang (Clarias gariepinus). Namun demikian ikan lele sangkuriang (Clarias gariepinus) merupakan ikan demersal, ikan ini cenderung mengisi dasar perairan. Selain itu ikan lele sangkuriang (Clarias gariepinus) juga memiliki alat pernafasan tambahan berupa arborescent organ. Saat kandungan oksigen di perairan rendah, ikan lele sangkuriang (Clarias gariepinus) akan melakukan gerak naik ke permukaan untuk mengambil langsung oksigen dari udara. Ketinggian air yang tinggi menyebabkan jarak ke permukaan semakin besar sehingga mempengaruhi aktivitas ikan lele dalam mengambil oksigen langsung ke udara. Semakin besar jarak yang di tempuh untuk mengambil oksigen ke permukaaan maka semakin besar pula energi yang terpakai sehingga akan berpengaruh terhadap pertumbuhan ikan lele. Peningkatan ketinggian air media pemeliharaan dengan tingkat kepadatan ikan tertentu dimaksudkan untuk mendapatkan produksi benih yang optimal dan efisien. Pemeliharaan benih ikan lele sangkuriang (Clarias gariepinus) dengan ketinggian tertentu masih terbatas informasinya. Penelitian mengenai ikan budidaya yang dipelihara dengan menggunakan ketinggian air tertentu terutama untuk budidaya ikan lele telah diteliti oleh Witjaksono, ketinggian air yang tinggi menyebabkan jarak ke permukaan semakin besar sehingga mempengaruhi aktivitas ikan lele dalam mengambil oksigen langsung ke udara. Semakin besar jarak yang ditempuh untuk mengambil oksigen ke permukaan maka semakin besar pula energi yang terpakai sehingga akan berpengaruh terhadap pertumbuhan ikan lele sangkuriang (Clarias gariepinus). Dari informasi di atas, perlu dilakukan kembali penelitian pembanding tentang ketinggian air pada ikan lele, tetapi dengan ketinggian di bawah air 30 cm dan tidak menggunakan sistem resirkulasi. Hal tersebut dilakukan dengan alasan saat ini banyak pembudidaya ikan lele sangkuriang yang belum menggunakan sistem resirkulasi. Sementara itu belum diketahui secara jelas tentang ketinggian air yang baik untuk pertumbuhan benih ikan lele sangkuriang. Mengingat perlu adanya sebuah informasi tentang ketinggian air yang baik untuk pertumbuhan ikan lele sangkuriang tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang Pengaruh Ketinggian Air Yang Berbeda Terhadap Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Benih Ikan Lele Sangkuriang (Clarias gariepinus) Di Balai Benih Ikan (BBI) Kota Gorontalo. 3

II. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2014 sampai April 2015, bertempat di Balai Benih Ikan (BBI) Kota Gorontalo, Provinsi Gorontalo. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah ember plastik sebagai wadah pemeliharaan, alat pengukur kualitas air, timbangan analitik, mistar dan blower dan pipa sebagai penghasil oksigen terlarut. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih ikan lele sangkuriang (Clarias gariepinus) sebagai hewan uji, pakan dan air tawar. Rancangan yang digunakan dalam penelitian inia dalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan setiap perlakuan mendapat 3 ulangan. Adapun tahapan pelaksanaan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Dipersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. 2. Diisi air ke dalam wadah yang sebelumya telah disiapkan dan dibersihkan, masing-masing wadah diisi air dengan ketinggian 5 cm,10 cm,15 cm,20 cm. 3. Dilakukan pemasangan Blower dengan cara membuat intalasi yang dirangkaikan dengan selang aerasi dan batu aerasi sebagai penghasil oksigen terlarut. 4. Wadah yang telah disiapkan diaerasi kuat untuk memberikan tambahan oksigen terlarut selama 24 jam. 5. Setelah wadah diaerasi selanjutnya dilakukan penebaran benih. 6. Ikan diberikan pakan FF-999 sebanyak 3 kali dalam sehari, yakni pagi, sore dan malam hari. 7. Dilakukan pengukuran panjang dan berat benih setiap minggu yakni pada pagi hari. 8. Pengukuran kualitas air Suhu, ph dan DO 1 kali dalam seminggu Analisis Data 1. Pertumbuhan Mutlak Perhitungan pertumbuhan panjang mutlak menurut (Cholik et al., 2005 dalam Extrada et al., 2013) : Perhitungan pertumbuhan panjang mutlak menurut (Cholik et al., 2005 dalam Extrada et al., 2013) : L= L t - L O L t = Panjang akhir penelitian waktu minggu ke - t L o = Panjang awal Perhitungan pertumbuhan berat mutlak menurut (Cholik et al., 2005 dalam Extrada et al., 2013) : W t = Berat akhir penelitian waktu minggu ke - t = Berat awal W o W = W t W o 2. Pertimbuhan Harian (DGR) Pertumbuhan harian setiap hari (Cholik et al., 2005 dalam Extrada et al., 2013). Perhitungan pertumbuhan harian menggunakan rumus : DGR = W t W o t W t = individu diakhir penelitian (g) W o = individu diawal penelitian (g) 4

Berat mutlak (gram) t = periode waktu penelitian (hari) 3. Pertumbuhan Spesifik Pertumbuhan spesifik harian (specific growth rate/sgr) ikan dihitung dengan menggunakan rumus (Jauncey, 1998 dalam Hermawan et al., 2014) perhitungan spesifik menggunakan rumus : SGR = ln w t ln w o x 100% t SGR : pertumbuhan spesifik harian (% hari) Wo : berat tubuh awal pemeliharaan (g) Wt : berat tubuh akhir pemeliharaan (g) t : lama pemeliharaan (hari) 4. Kelangsungan Hidup Perhitungan dengan menggunakan rumus (Effendie, 1979 dalam Extrada et al., 2013) : SR = N t N O X 100% SR = Survival rate atau kelangsungan hidup (%) N t = Jumlah benih ikan lele yang hidup pada waktu ke-t (ekor) N o = Jumlah benih ikan lele pada awal penelitian (ekor) III. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Pertumbuhan Berat Mutlak Data hasil pengukuran berat mutlak menunjukan rata-rata pertumbuhan berat mutlak yang terbaik ditunjukan oleh perlakuan B dengan ketinggian air 10 cm/ 10 ekor sebesar 2,15 gram, perlakuan A dengan ketinggian 5 cm/ 10 ekor sebesar 2,05 gram, kemudian perlakuan C dengan ketinggian air 15 cm/ 10 ekor sebesar 1,91 gram, disusul perlakuan D dengan ketinggian 20 cm/ 10 ekor sebesar 1,70 gram. Pertumbuhan pada setiap perlakuan ketinggian air yang berbeda sangat bervariasi, dikarenakan oleh adanya ruang gerak dalam pengambilan oksigen. Berat mutlak yang terbaik sesuai pada gambar di bawah ini : 4,00 2,00-2,05 2,15 1,91 1,70 A B C D Perlakuan A = 5 cm B= 10 cm C= 15 cm D =20 cm Gambar 1. Pertumbuhan Berat Mutlak Benih Ikan Lele Sangkuriang 5

Panjang Mutlak (cm) Berdasarkan hasil analisis sidik ragam terhadap pengaruh ketinggian air yang berbeda terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup benih lele sangkuriang (Clarias gariepinus), tidak memberikan pengaruh nyata. Menurut Serdiati (1988) dalam Yunus (2014), bahwa apabila jumlah ikan melebihi batas kemampuan suatu wadah maka ikan akan kehilangan berat. Selanjutnya menurut Mahyuddin (2013), Walaupun lele merupakan mahluk yang hidup di perairan, media pemeliharaannya tidak boleh sembarang. Tidak sedikit pembudidaya lele yang gagal karena salah dalam mengelolah air untuk pemeliharaan lele. Ternyata air yang dibutuhkan untuk pemeliharaan lele bukan semata-mata air yang bersih. Air pemeliharaan sebaiknya tidak kesat, tetapi berlendir. Dengan adanya lendir, kulit lele tidak akan rusak akibat bersentuhan langsung dengan air. Dan untuk ketinggian air yang dibutuhkan dalam pemeliharaan benih sekitar 10-15 cm. 2. Pertumbuhan Panjang Mutlak Hasil penelitian menunjukan bahwa perlakuan B dengan ketinggian air 10 cm/ 10 ekor menunjukan pertumbuhan panjang mutlak yang terbaik sebesar 2,29 cm, kemudian perlakuan C dengan ketinggian air 15 cm/ 10 ekor yakni 2,23 cm, disusul dengan perlakuan A dengan ketinggian air 5 cm/ 10 ekor sebesar 2,11 cm, dan perlakuan terendah ada pada perlakuan D dengan ketinggian air 20 cm/ 10 ekor sebesar 1,86 cm. Panjang mutlak yang terbaik sesuai pada gambar dibawah ini : 4,00 2,00-2,11 2,29 2,23 A B C D Perlakuan Gambar 2. Pertumbuhan Panjang Mutlak Benih Lele Sangkuriang Menurut Witjaksono (2009), air yang lebih tinggi akan berpengaruh pada pertumbuhan panjang mutlak benih lele sangkuriang (Clarias gaiepinus), karena semakin tinggi air dalam wadah pemeliharaan semakin tinggi pula ruang gerak lele untuk mengambil oksigen atau pengambilan pakan. Menurut Najiyati (2009), hampir seluruh volume air kolam berada di bawah permukaan tanah. Dinding kolam yang menonjol diatas permukaan tanah hanya 10 20 cm. Air di dalam kolam senantiasa mengalami perubahan-perubahan. Akibat perubahan itu, suatu saat kondisi air tidak mampu mendukung kehidupan dan pertumbuhan lele secara baik. Misalnya volume air atau kandungan oksigen. Karenanya diperlukan pergantian air secara kontinyu. 3. Pertumbuhan Harian Pertumbuhan panjang harian dan berat harian benih lele sangkuriang (Clarias gariepinus), dengan lama pemeliharaan selama 28 hari dengan metode 4 perlakuan. Dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 1. Pertumbuhan Rata- Rata Harian Benih Ikan Lele Sangkuriang Perlakuan Rata-rata Ketinggian Air Berat (gram) Panjang (cm) A (5 cm) 0,073 0,075 B (10 cm) 0,077 0,082 C (15 cm) 0,068 0,080 D (20 cm) 0,061 0,067 1,86 A= 5 cm B= 10 cm C= 15 cm D= 20 cm 6

Kelangsungan Hidup (%) Pertumbuhan berat harian benih lele sangkuriang (Clarias gariepinus), yang terbaik pada perlakuan B (10 cm) sebesar 0,077 gram, kemudian perlakuan A (5 cm) sebesar 0,073 gram, disusul dengan perlakuan C (15 cm), yakni 0,068 gram, kemudian yang terendah pada perlakuan D (20 cm) sebesar 0,061 gram.sedangkan laju pertumbuhan panjang harian benih ikan lele sangkuriang (Clarias gariepinus), yang tertinggi pada perlakuan B (10 cm) yakni 0,082 cm, kemudian pada perlakuan C (15 cm) yakni 0,080 cm, disusul pelakuan A (5 cm) sebesar 0,075, dan yang terendah pada perlakuan D (20 cm) sebesar 0,067 cm per hari. Menurut Witjaksono (2009), ketinggian air tidak memberikan pengaruh nyata terhadap faktor pertumbuhan ikan lele seperti laju pertumbuhan bobot harian, laju pertumbuhan panjang mutlak, kelangsungan hidup dan koefisien keragaman panjang. Menurut Lukito (2002), ikan lele bisa hidup didalam air yang kandungan oksigennya tipis karena memiliki ingsang tambahan atau labyrinth. Dan kedalaman air diusahakan 5-20 cm. 4. Kelangsungan Hidup Kelangsungan hidup benih ikan lele sangkuriang (Clarias gariepinus), selama penelitian yaitu masing masing perlakuan mengalami penurunan atau kematian dapat dilihat pada gambar 6. Pada perlakuan yang terbaik atau yang sedikit mati yaitu pada perlakuan B 83 %, kemudian pada perlakuan C yaitu 80 %, dan pada perlakuan D 72 %, dan yang terendah pada perlakuan A yaitu 67 %, hal tersebut menunjukan bahwa sampai terjadi penurunan tingkat kelulushidupan pada benih lele sangkuriang (Clarias gariepinus), karena dipengaruhi oleh wadah yang digunakan terlalu sempit untuk benih beraktivitas sehingga mengalami stres.kelangsungan hidup yang terbaik sesuai pada gambar dibawah ini : 100 67 83 80 72 50 0 A B C D Perlakuan A= 5 cm B= 10 cm C= 15 cm D= 20 cm Gambar 3. Kelangsungan Hidup Benih Lele Sangkuriang Menurut Stickney (2005) dalam Utarini (2014) konsentrasi oksigen yang baik untuk ikan lele tidak boleh kurang dari 3 mg/l. Oksigen yang rendah umumnya diikuti dengan meningkatnya amoniak dan karbondioksida di air yang menyebabkan proses nitrifikasi menjadi terhambat sehingga mengganggu kelangsungan hidup ikan. 5. Kualitas Air Tabel 2. Kisaran Kualitas Air Selama Penelitian No Parameter Hasil Pengukuran 1 Suhu ºC 28-29 ºC 2 ph 7 3 DO 2,5 3,1 mg/l Menurut Mufidah et al., (2009), kisaran suhu yang baik untuk pertumbuhan ikan lele sangkuriang (Clarias gariepinus) adalah antara 28-29ºC, Suhu yang semakin tinggi akan meningkatkan laju metabolisme ikan, namun respirasi yang terjadi semakin cepat sehingga mengurangi konsentrasi oksigen di air, yang dapat menyebabkan stres bahkan kematian pada ikan (Widiyantara, 2009). Kemudian selama penelitian ph ada pada kisaran 7, ph tersebut baik juga 7

untuk pertumbuhan ikan lele sangkuriang (Clarias gariepinus) menurut Abdullah (2014), ph yang baik untuk pertumbuhan lele sangkuriang (Clarias gariepinus) adalah 6,8 7,2. Kemudian untuk oksigen terlarut (DO) berkisar antara 2.5 3.1 mg/l. menurut Setiawan (2007), kandungan oksigen yang yang terlalu tinggi akan menyebabkan timbulnya gelembung gelembung dalam jaringan tubuh. Sebaliknya penurunan kandungan oksigen secara tiba tiba dapat mengakibatkan kematian. Menurut Khairuman dan Amri (2002), oksigen terlarut (DO) yang baik untuk pertumbuhan benih ikan lele sangkuriang adalah maksimal 5 mg/l. IV. Kesimpulan dan Saran Simpulan Berdasarkan hasil penelitian bahwa ketinggian air yang berbeda terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup terhadap benih lele sangkuriang (Clarias gariepinus) dapat disimpulkan bahwa : 1. Perlakuan ketinggian air yang berbeda tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup lele sangkuriang (Clarias gariepinus). 2. Pertumbuhan dan kelangsungan hidup benih ikan lele sangkuriang (Clarias gariepinus) selama penelitian yang terbaik adalah perlakuan B yaitu pertumbuhan berat mutlak 2,15 gram dan pertumbuhan panjang mutlak 2,29 cm. 5.2 Saran Dari hasil penelitian ini disarankan perlu diadakan penelitian lanjutan pada tingkat ketinggian air 10 cm dengan menggunakan sistem resirkulasi. Daftar Pustaka Abdullah, H. 2014. Pengaruh Pemberian Probiotik Marolis Dengan Dosis Yang Berbeda Terhadap Pertumbuhan Benih Lele Sangkuriang (Clarias gariepinus) di Balai Benih Ikan (BBI) Kota Gorontalo.Skripsi. Program Studi Budidaya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Negeri Gorontalo. Extrada, E, Ferdinand HT, Yulisman. 2013. Kelangsungan Hidup Dan Pertumbuhan Benih ikan Gabus (Channa striata) Pada Berbagai Tingkat Ketinggian Air Media Pemeliharaan. Jurnal. Akuakultur Rawa Indonesia, 1(1) 103-114 (2013). Program Studi Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya, indralaya,ogan ilir 30662. Hermawan, T.E.S.A, Agung Sudaryono, Slamet Budi Prayitmo.2014. Pengaruh padat tebar berbeda terhadap pertumbuhan dan Kelulushidupan benih lele (clarias gariepinus) dalam media bioflok. Jurnal. Program Studi Budidaya Perairan, Jurusan Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro. Khairuman, dan Amri, K. 2002. Budidaya Lele Lokal Secara Intensif. AgroMedia Pustaka. Jakarta. Lukito, 2002. Lele Ikan Berkumis Paling Populer. AgroMedia. Depok. Mahyuddin, K. 2013. Belajar Dari Kegagalan Bisnis Lele. Penebar swadaya. Jakarta. Mufidah, N.B.W, Rahardja, B.S., dan Satyantini W.H. 2009. Pengkayaan dapnia sp Dengan Viterna Terhadap Kelangsungan Hidup dan Pertumbuhan Larva Lele dumbo (Clarias gariepinus).jurnal. Ilmiah Perikanan dan Kelautan Vol 1 No 1 April 2009. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Airlangga. Najiyati, S. 2009. Memelihara Lele Dumbo di Kolam Taman. Penebar swadaya. Jakarta. Setiawan, B.B. 2007. Budidaya ikan lele. PT Sinergi Pustaka Indonesia. Bandung. Utarini, 2014. Manajemen Kualitas Media Pendederan Lele Pada Lahan Terbatas Dengan Teknik Bioflok.jurnal. MIPA 37 (1): 16-21 (2014). Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman 8

Purwokerto, Indonesia. Witjaksono, A. 2009. Kinerja Produksi Pendederan Lele Sangkuriang (Clarias sp) Melalui Penerapan Teknologi Ketinggian Media Air 15cm, 20cm, 25cm, 30cm.skripsi. Program Studi Teknologi Dan Manajemen Akuakultur Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor. Widiyantara, G.B. 2009. Kinerja Produksi Pendederan Lele Sangkuriang (Clarias sp) Melalui Penerapan Teknologi Pergantian Air 50%, 100%, Dan 150% Per Hari. Skripsi. Program Studi Teknologi Dan Manajemen Perikanan Budidaya Fakultas Perikanan Dan Ilmu Perikanan Yunus, T. 2014. Pengaruh Padat Penebaran Yang Berbeda Terhadap Pertumbuhan Benih Ikan Lele Sangkuriang (Clarias gariepinus), Di Balai Benih Ikan (BBI) Kota Gorontalo. Skripsi. Program Studi Budidaya Perairan, Fakultas Ilmu-Ilmu Pertanian. Universitas Negeri Gorontalo. 9