ALAT PENGUKUR PEMAKAIAN ENERGI LISTRIK MENGGUNAKAN SENSOR OPTOCOUPLER DAN MIKROKONTROLER AT89S52

dokumen-dokumen yang mirip
PENGENDALIAN KECEPATAN MOTOR DC MENGGUNAKAN SENSOR ENCODER DENGAN KENDALI PI

ABSTRAK. rumah pelanggan listrik. Fungsi dari alat ini adalah menghitung seberapa besar

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III ANALISA DAN CARA KERJA RANGKAIAN

BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN PENGUJIAN ALAT SISTEM PENGONTROL BEBAN DAYA LISTRIK

BAB III PERANCANGAN SISTEM. sebuah alat pemroses data yang sama, ruang kerja yang sama sehingga

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM

MANAJEMEN ENERGI PADA SISTEM PENDINGINAN RUANG KULIAH MELALUI METODE PENCACAHAN KEHADIRAN & SUHU RUANGAN BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

BAB III DESKRIPSI MASALAH

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB II LANDASAN TEORI

Dalam kondisi normal receiver yang sudah aktif akan mendeteksi sinyal dari transmitter. Karena ada transmisi sinyal dari transmitter maka output dari

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS. dapat berjalan sesuai perancangan pada bab sebelumnya, selanjutnya akan dilakukan

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III PERANCANGAN SISTEM. untuk efisiensi energi listrik pada kehidupan sehari-hari. Perangkat input untuk

SISTEM MONITORING KWH METER 3 PHASE DAN KALKULASI BIAYA PEMAKAIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

Bidang Information Technology and Communication 336 PERANCANGAN DAN REALISASI AUTOMATIC TIME SWITCH BERBASIS REAL TIME CLOCK DS1307 UNTUK SAKLAR LAMPU

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar

BAB II KWH-METER ELEKTRONIK

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED. Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA DATA

PENDETEKSI OTOMATIS ARAH SUMBER CAHAYA MATAHARI PADA SEL SURYA. Ahmad Sholihuddin Universitas Islam Balitar Blitar Jl. Majapahit no 4 Blitar.

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

Rancang Bangun Intrumentasi Pengukur Kecepatan Arus Air Berdasarkan Sistem Kerja Baling-Baling

BAB III PERANCANGAN DAN PEMODELAN

3.2. Tempat Penelitian Penelitian dan pengujian alat dilakukan di lokasi permainan game PT. EMI (Elektronik Megaindo) Plaza Medan Fair.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. [10]. Dengan pengujian hanya terbatas pada remaja dan didapatkan hasil rata-rata

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. software arduino memiliki bahasa pemrograman C.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. ketepatan masing-masing bagian komponen dari rangkaian modul tugas akhir

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI

PERANCANGAN SISTEM KONTROL PENERANGAN, PENDINGIN RUANGAN, DAN TELEPON OTOMATIS TERJADWAL BERBASIS MIKROKONTROLER

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI BIAYA PEMAKAIAN ENERGI LISTRIK PADA INDUSTRI. BERBASIS MIKROKONTROLLER ATmega8 LAPORAN TUGAS AKHIR

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat.

BAB III TEORI PENUNJANG. Microcontroller adalah sebuah sistem fungsional dalam sebuah chip. Di

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. PERNYATAAN... iii. PERSEMBAHAN... iv. ABSTRAK... v. ABSTRACT... vi. KATA PENGANTAR...

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan

BAB 3 PERANCANGAN ALAT DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB II DASAR TEORI. mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P. Arduino Uno. memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa ditulis I/O,

BAB III PERENCANAAN SISTEM DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN Deskripsi Model Sistem Monitoring Beban Energi Listrik Berbasis

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : PERANCANGAN KONTROL OTOMATIS TEMPERATUR RUMAH KACA BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT DAN PEMBUATAN SISTEM. kadar karbon monoksida yang di deteksi oleh sensor MQ-7 kemudian arduino

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada Juni 2014 sampai dengan Desember 2014.

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK

SISTEM PENGUKURAN ENERGI LISTRIK DIGITAL DILENGKAPI DENGAN TAMPILAN BIAYA PENGGUNAAN BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA8535.

BAB IV PENERAPAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN

BAB III PERANCANGAN SISTEM. perancangan mekanik alat dan modul elektronik sedangkan perancangan perangkat

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB III PERANCANGAN PERANGKAT

BAB III PERANCANGAN. Microcontroller Arduino Uno. Power Supply. Gambar 3.1 Blok Rangkaian Lampu LED Otomatis

BAB III PERANCANGAN ALAT. Gambar 3.1 Diagram Blok Pengukur Kecepatan

BAB III PERANCANGAN ALAT PENDETEKSI KERUSAKAN KABEL

BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA SISTEM

Tugas Akhir PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT UKUR JARAK PADA KENDARAAN BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535 OLEH : PUTU TIMOR HARTAWAN

Aplikasi Optocoupler dalam Sistem Pengaturan Kecepatan Sepeda Listrik

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

KWh METER DIGITAL DENGAN KELUARAN NILAI RUPIAH TUGAS AKHIR

KARYA ILMIAH KWH METER DIGITAL DENGAN FITUR PEMBATAS ENERGI LISTRIK

PENGATUR KADAR ALKOHOL DALAM LARUTAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PERANCANGAN ALAT

Rancang Bangun Sistem Pengontrol Intensitas Cahaya pada Ruang Baca Berbasis Mikrokontroler ATMEGA16 Maulidan Kelana 1), Abdul Muid* 1), Nurhasanah 1)

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

III. METODE PENELITIAN. Pelaksanaan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro

BAB 3 PERANCANGAN ALAT. Sensor Utrasonik. Relay. Relay

Pengembangan Sistem Mekatronika Pemindah dan Penyusun Barang tanpa Sensor Berbasis Mikrokontroller AT89S51

SISTEM PENERANGAN RUMAH OTOMATIS BERDASARKAN INTENSITAS CAHAYA DAN KEBERADAAN MANUSIA DALAM RUANGAN BERBASIS MIKROKONTROLER

BAB IV PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT UKUR TEMPERATUR BERBASIS MIKROKONTROLER

NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH PEMASANGAN MOTOR DC PADA SEKUTER DENGAN PENGENDALI PULSE WIDTH MODULATION

BAB III PERANCANGAN SISTEM

WIRELESS TELEMETERING KWH METER DIGITAL BERBASIS MIKROKONTROLER ABSTRAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISIS SISTEM. diharapkan dengan membandingkan hasil pengukuran dengan analisis. Selain itu,

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN. Perancangan tersebut mulai dari: spesifikasi alat, blok diagram sampai dengan

KWH METER DENGAN SISTEM PRABAYAR

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB III PERANCANGAN PERANGKAT KERAS MOBILE-ROBOT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1PHOTODIODA Dioda foto adalah jenis dioda yang berfungsi mendeteksi cahaya. Berbeda dengan

BAB I PENDAHULUAN. energi listrik yang memanfaatkan suatu kumparan arus untuk mengindra arus serta

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2015 sampai dengan bulan Juli

Transkripsi:

ALAT PENGUKUR PEMAKAIAN ENERGI LISTRIK MENGGUNAKAN SENSOR OPTOCOUPLER DAN MIKROKONTROLER AT89S52 Mery Subito 1, Rizal 2 Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Tadulako 1 Email: mery_subito@yahoo.com Abstract - kwh-meter as an each hour electrical energy consumption measurer is still using conventional tools which only records the amount of electrical energy used in each hour. By using AT89S52 microcontroller and optocoupler sensor, the conventional kwhmeter was modified to be a measurer which is not only display s the amount of the used electrical energy but also shows the value of money in rupiahs that should be paid by the customer. The principle of how this system works is PLN as a power source of kwh-meter moves the disc of kwh-meter when it is in the underload condition. When the disc spin and pass the optocoupler sensor, the sensor will turn on. Each time the disc cuts the beam of light, the sensor will instruct the microcontroller, the main controller, to process the execution instruction. This execution instruction results in the reading of both a number of rounds per kwh and an amount of rupiahs display ed in LCD. Keywords : kwh-meter, microcontroller, optocoupler I. PENDAHULUAN kwh-meter merupakan singkatan dari kilo Watt hour adalah suatu alat untuk mengukur jumlah pemakaian energy kwhmeter listrik dalam setiap jam. Pada awalnya, fungsi kwh-meter ialah untuk menghitung pemakaian energi listrik secara analog yang ditampilkan dalam bentuk digit angka. Dengan perkembangan teknologi, memungkinkan untuk merancang dan mendesain suatu kwhmeter yang sekaligus dapat menampilkan nilai rupiah yang harus dibayar sebagai tagihan pemakaian energi listrik. Perusahaan penyedia tenaga listrik (PLN) di Indonesia belum bisa menyediakan meteran yang secara otomatis dapat menampilkan nilai rupiah. Perusahaan hanya mampu menyediakan meteran yang mencatat jumlah pemakaian energi listrik yang diletakkan di rumah-rumah pelanggan. Masalah yang sering terjadi ialah masalah kekeliruan pencatatan karena letak meter yang sulit dibaca oleh mata (disebabkan letaknya cukup tinggi dari permukaan tanah) sehingga tagihan menjadi tidak akurat. Oleh karena itu untuk mengatasi masalah diatas penulis mencoba mengadakan pengujian dengan memodifikasi kwh-meter konvensional dengan menggunakan sensor optocoupler dan mikrokontroller AT89S52 untuk menghitung banyaknya pemakaian energi yang harganya ditampilkan melalui monitor LCD sehingga para pelanggan listrik dapat dengan mudah mengetahui besarnya tagihan listrik mereka dalam nilai rupiah. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah merancang dan membuat suatu perangkat keras dan perangkat lunak yang dapat mengukur pemakaian energi listrik yang sekaligus dapat menampilkan nilai rupiah dari jumlah pemakaian energi listrik tersebut. II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Prinsip Kerja kwh Meter kwh-meter sebagai alat penghitung pemakaian energi listrik, bekerja menggunakan metode induksi medan magnet dimana medan magnet tersebut menggerakan piringan yang terbuat dari alumunium. Model konstruksi dari kwh-meter ini ditunjukkan oleh gambar 1 dimana pada bagian piringan terdapat sumbu yang berfungsi untuk menggerakkan pencacah digit sebagai tampilan jumlah kwh-nya. Pada bagian inti besi berbentuk U dipasang dua buah belitan arus menggunakan kawat berpenampang besar. Inti besi berbentuk E-I dengan satu belitan tegangan dipasang pada kaki tengah inti besi menggunakan 184

penampang kawat halus namun jumlah belitan tegangan lebih banyak. (a) (b) Gambar 2. (a) Rangkaian dasar Optocoupler (b) Bentuk fisik optocoupler Gambar 1. Alat Ukur Piringan Putar (kwhmeter) Piringan putar aluminium ditempatkan diantara dua inti besi U dan E-I. Karena adanya efek elektromagnetis dari kedua inti besi tersebut pada piringan aluminuim menimbulkan arus eddy yang menyebabkan torsi putar pada piringan. Piringan aluminium berputar bertumpu pada poros dengan kecepatan putar sebanding dengan daya dari beban dalam rentang waktu tertentu. Meter piringan putar disebut kilo Watt hour meter (kwh-meter) 2.2 Sensor Optocoupler Optocoupler adalah piranti elektronika yang memanfaatkan sinar sebagai pemicu on-off. Opto berarti optik dan coupler berarti pemicu. Jadi dapat diartikan bahwa optocoupler merupakan suatu komponen yang bekerja berdasarkan picu cahaya optik, yang terdiri atas dua bagian yaitu transmitter dan receiver. 1. Transmitter dibangun dari sebuah LED infra merah yang cahaya tidak terlihat oleh mata telanjang. Jika dibandingkan dengan menggunakan LED biasa, LED infra merah memiliki ketahanan yang lebih baik terhadap sinyal tampak. 2. Receiver dibangun dari sebuah phototransistor yaitu suatu transistor yang peka terhadap tenaga cahaya. Spektrum infra merah yang merupakan sumber cahaya menghasilkan energi panas yang lebih besar dari cahaya tampak. Dasar rangkaian ditunjukkan pada gambar 2 dan bentuk fisiknya ditunjukkan pada gambar 3. Prinsip kerja dari optocoupler adalah : Jika antara phototransistor dan LED terhalang maka phototransistor tersebut akan off sehingga keluaran dari kolektor akan berlogika high. Sebaliknya jika antara Phototransistor dan LED tidak terhalang maka phototransistor tersebut akan on sehingga keluarannya akan berlogika low. Dipasaran, optocoupler tersedia dengan tipe 4N25/4N35 dan mempunyai tegangan isolasi 7500 volt dengan kemampuan maksimal LED dialiri arus maju sebesar 3A. 2.3. Mikrokontroler AT89S52 Mikrokontroler adalah perangkat elektronika yang dapat mengerjakan proses yang bermacam misalnya pengendali alat ukur digital untuk mengukur tegangan sinyal input. Fasilitas-fasilitas yang dimiliki oleh sebuah mikrokontroler antara lain; timer/counter, port I/O, serial port, Analog to Digital Converter (ADC). Proses pengendalian ADC, pemberian sinyal-sinyal yang tepat pada display dikerjakan secara berurutan pada program yang ditulis di ROM. Penulisan program mikrokontroler pada umumnya adalah menggunakan bahasa assembly untuk mikrokontroler yang bersangkutan. Mikrokontroler menggunakan atmel AT89S52 sebagai unit pemroses sentral yang akan merespon data dan menerima informasi dari encoder sesuai program yang ditanamkan pada kontroller. Pada gambar dibawah P0 digunakan untuk LCD. 185

III. METODOLOGI PENELITIAN Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Gambar 3. Minimum SistemMikrokontroler AT89S52 2.4 Liquid Crystal Display (LCD) LCD berfungsi menampilkan nilai kwh dan rupiah. Untuk menggunakan LCD kita harus menginisialisasi terlebih dahulu karena tanpa inisialisasi maka LCD tersebut tidak akan berfungsi. Gambar 3, menunjukkan model mikrokontroler AT89S52 Pin 1 untuk Vcc. Pin 2 untuk ground. Pin 3 untuk pengaturan kontras LCD tapi dalam penulisan ini di ground-kan untuk kontras yang maximum Pin 4 yaitu RS (register select), 0 untuk register perintah dan 1 untuk register data. Pin 5 R/W (read/write) dalam rangkaian dibawah ditanahkan jadi hanya bisa untuk write saja. Pin 6 yaitu EN (Enable clock LCD) jadi setiap pengiriman dan pembacaan data harus berlogika 1. Pin 7-14 digunakan untuk mengirimkan data/output. Gambar 4. Rangkaian Mikrokontroler AT89S52 dan LCD 1. Merancang perangkat lunak penghitung pemakaian energi listrik menggunakan bahasa assembly 2. Merancang dan membuat perangkat keras sistem 3. Pengujian dan pengambilan data serta menganalisis data hasil perancangan. 4. Data yang diperoleh tidak disajikan dalam bentuk grafik sehubungan dengan tujuan dari penelitian ini adalah merancang dan membuat suatu perangkat keras dan perangkat lunak kwh-meter yang sekaligus dapat menampilkan nilai rupiah yang harus dibayar oleh pelanggan PLN. 3.1. Diagram Blok Gambar 5. Diagram Blok Penghitung Pemakaian Energi Listrik Berbasis Mikrokontroler kwh meter ini bekerja untuk menghitung pemakaian energi listrik yaitu dengan menangkap putaran kwh dengan menggunakan sensor optocoupler. Hasil yang sudah murni akan diolah oleh mikrokontroler, kemudian ditampilkan ke LCD. Baterai dengan kapasitas 6 Volt digunakan untuk menyuplai sensor optocoupler, mikrokontroler, dan display LCD apabila terjadi pemadaman listrik secara tiba-tiba yang dapat mengakibatkan semua sistem tidak bekerja, oleh sebab itu baterai ini akan tetap mensuplai ketiga bagian tersebut sehingga pada tampilan LCD 186

akan selalu menampilkan pembacaan perhitungan putaran dan rupiahnya. 3.2. Diagram Alir Prinsip kerja dari peralatan penghitung rupiah kwh-meter ini dirunjukkan dalam bentuk diagram alir berikut ini. Mulai A memerintahkan sistem mikroprosesor sebagai pengendali utama untuk mengolahnya menjadi suatu hasil atau jumlah yang nantinya akan ditampilkan pada display LCD dalam bentuk pembacaan putaran per kwh dan jumlah rupiah untuk pemakaian beban listrik per bulannya. Inisialisasi LCD Membuat Tampilan dasar LCD KWH > 20k Tambah harga dengan Rp 55 B Reset KWH dan Rp ulang KWH > 40k Tambah harga dengan Rp 89 Beban Pengenol = 0 Tambah Harga dengan Rp 99 T Pulsa = 0 Tunggu sesaat untuk menunggu Bounching (fast delay) Pulsa = 0 Counter 10 (pembagi pulsa 10) Pulsa = 10 Tambah KWH 9 watt Tampilkan KWH ke LCD A Tampilkan harga ke LCD Gambar 6. Diagram Alir Penghitung Harga kwh-meter IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Cara kerja system kwh-meter ini tidak jauh berbeda dengan system kwh-meter yang digunakan oleh pelanggan PLN, hanya saja pada sistem ini terdapat beberapa tambahan peralatan yang akan mengubah tampilan energi listrik menjadi tampilan rupiah. Pada awalnya sistem ini disuplai dari PLN sebagai sumber yang kemudian akan menggerakkan piringan kwh-meter pada saat diberi beban, pada saat piringan tersebut berputar akan melewati sensor optocoupler maka sensor akan mengeksekusi setiap kali piringan tersebut melewati atau memotong cahaya pada optoucopler dan akan B Gambar 7. Prinsip kerja putaran kwh meter Input data yang terdeteksi oleh optocoupler pada saat piringan kwh-meter melewati sensor ialah data yang berupa sinyal gelombang sinusoidal yang nantinya akan dirubah menjadi gelombang bentuk kotak agar mikrokontroler bisa mengolahnya menjadi output yang dapat ditampilkan pada display LCD. Display LCD yang digunakan adalah tipe HD44780U dengan display 16x2 artinya 16 karakter perbaris dengan jumlah baris 2 yang mana akan menampilkan jumlah untuk putaran piringan kwh-meter yang terdeteksi dan jumlah hitungan rupiahnya selama sebulan. Adapun perhitungan untuk putaran piringan per kwhnya adalah didasarkan pada kwhmeter analog yaitu 900 putaran / 1 kwh, data ini mengacu pada beberapa poin yang telah ditetapkan yaitu : - Jumlah kwh terpakai - Harga per kwh - Biaya pemakaian. Dari ketiga poin diatas telah ditentukan tarif dasar (sesuai dengan tarif dasar listrik (TDL) tahun 2010 yang telah ditetapkan pemerintah) yang nantinya akan dipakai pada perhitungan untuk penelitian ini. Adapun tarif tersebut ialah: 1. Untuk pemakaian 20 kwh terpakai, harga per kwhnya Rp. 275 2. Untuk pemakaian 60 kwh terpakai, harga per kwhnya Rp. 445 187

3. Untuk pemakaian 138 kwh terpakai, harga per kwhnya Rp. 495 Dengan mengacu pada harga diatas, dilakukan konversi yang nantinya akan diolah dan ditampilkan pada display LCD dalam bentuk tampilan digital. Pengkonversian dilakukan untuk semua data yang berhubungan dengan kwh, baik untuk perhitungan putaran dan harga per kwhnya. Adapun konversinya untuk pemakaian daya 900 kva sebagai berikut : 900 / 1 kwh atau 900 / 1000 Watt - Jumlah putaran : = 180 Putaran Jadi untuk jumlah putaran didapat 180 putaran untuk 0,2 kwh. - Jumlah rupiah : Penghitungan jumlah rupiah berdasarkan data yang telah ada pada PLN. a. Pada 20 kwh terpakai, harga per kwhnya = Rp. 275 Untuk 0 20 kwh: Rp. 275 Jadi jumlah rupiah untuk 20 kwh yang terpakai, harga per kwhnya = Rp. 55 b. Pada 60 kwh terpakai, harga per kwhnya = Rp. 445 Untuk 21 60 kwh : Rp. 445 Jadi jumlah rupiah untuk 40 kwh yang terpakai, harga per kwhnya : Rp. 89 c. Pada kwh terpakai lebih besar dari 60, harga per kwhnya = Rp. 495 Untuk > 60 kwh : Rp. 495 Jadi jumlah rupiah untuk kwh yang terpakai, harga per kwhnya : Rp. 99 Dari hasi konversi didapatkan hasil penjumlahan putaran dan jumlah rupiah sebagai berikut : - Untuk jumlah putaran didapatkan jumlah putaran sebesar : 180 putaran / 200 Watt a. Untuk pemakaian 20 kwh terpakai, Harga per kwhnya = Rp. 55 b. Untuk pemakaian 21-60 kwh terpakai Harga per kwhnya = Rp. 89 c. Untuk pemakaian lebih besar dari 60 kwh terpakai Harga per kwhnya = Rp. 99 Data ini akan dimasukkan pada program yang kemudian akan diolah oleh mikrokontroler sehingga dapat ditampilkan pada display LCD dalam bentuk tampilan display digital. Perlu diketahui bahwa dalam penjumlahan mikrokontroler tidak mengenal penjumlahan dalam bentuk koma (,) maka semua jumlah untuk putaran serta rupiahnya dibagi dengan 5 (lima) sehingga nantinya nilai yang dihasilkan merupakan nilai pembulatan. Pada saat penekanan reset, jumlah total biaya kwh yang terhitung ditambahkan dengan jumlah beban Rp 15.000 dan hasilnya ialah merupakan biaya keseluruhan yang akan dibayar oleh pemakai listrik untuk rumah tangga dengan daya terpasang 900 kva. V. KESIMPULAN Dari hasil perancangan dan pengujian dengan menggunakan beban yang akan dihitung jumlah pemakaian energi listriknya dapat disimpulkan bahwa : 1. kwh-meter konvensional yang pada awalnya hanya dapat menampilkan jumlah pemakaian energi listrik dapat dimodifikasi menjadi alat yang juga dapat menampilkan jumlah rupiah yang harus dibayar. 2. Untuk memodifikasi kwh-meter konvensional ini dapat digunakan sensor optocoupler yang akan membaca jumlah putaran piringan untuk kemudian disampaikan ke mikrokontroler AT89S52 yang akan mengolahnya menjadi suatu hasil yang ditampilkan pada display LCD. DAFTAR PUSTAKA Putranto A. dkk. Teknik Otomasi Industri Jilid 1. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional : Jakarta, 2008. 188

Putra Eko A. Belajar Mikrokontroler AT89C51/52/55. Gava Media : ogyakarta, 2002. Setiawan R. Mikrokontroler MCS51. Graha Ilmu : ogyakarta, 2006. Simanjuntak, H.S.V., Dasar-Dasar Mikroprosesor, Penerbit Kanisius. Sudjadi, Teori dan Aplikasi Mikrokontroler, Penerbit Graha Ilmu. Tim Lab. Mikroprosesor, Pemrograman Mikrokontroler AT89S51 dengan C/C++ dan Assembler, Penerbit Andi okyakarta. Tarif Dasar Listrik (TDL) 2010, Sesuai Lampiran Peraturan Menteri ESDM No. 07 tahun 2010 tanggal 30 Juni 2010. Woollard B., Elektronika Praktis, PT. Pradnya Paramita, Cetakan Ketiga 189