LAMPIRAN. Kadar Air dengan Metode Thermogravimetri (Sudarmadji, dkk., 2007)

dokumen-dokumen yang mirip
Lampiran 1. Kadar Air dengan Metode Thermogravimetri (Sudarmadji et al ., 2007)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan

Lampiran 1. Prosedur Analisis Rendemen Cookies Ubi Jalar Ungu. 1. Penentuan Nilai Rendemen (Muchtadi dan Sugiyono, 1992) :

LAMPIRAN 1 SPESIFIKASI KALSIUM KARBONAT

LAHPIRAB. Bahan yang telah dihaluskan ditimbang sebanyak 1-2g. dalam botol timbang yang telah diketahui beratnya. Bahan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan

LAMPIRAN I DATA PENGAMATAN. 1.1 Hasil Pengamatan Analisa Analisa Protein dengan Metode Kjeldahl Tabel 6. Hasil Pengamatan Analisa Protein

Lampiran 1. Gambar tanaman dan wortel. Tanaman wortel. Wortel

1.Penentuan Kadar Air. Cara Pemanasan (Sudarmadji,1984). sebanyak 1-2 g dalam botol timbang yang telah diketahui beratnya.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di salah satu industri rumah tangga (IRT) tahu di

BROWNIES TEPUNG UBI JALAR PUTIH

METODE. Materi. Rancangan

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

BAB III METODE PENELITIAN

x100% LAMPIRAN PROSEDUR ANALISIS A.1. Pengujian Daya Serap Air (Ganjyal et al., 2006; Shimelis et al., 2006)

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2015 dari survei sampai

III. BAHAN DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Politeknik

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di industri rumah tangga terasi sekaligus sebagai

BAB III METODE I II III BKK1 U1 U2 U3 BKH2 U1 U2 U3 BKK3 U1 U2 U3 BKH4 U1 U2 U3 BKK5 U1 U2 U3 BKH6 U1 U2 U3 BKHKK7 U1 U2 U3 BKHKK8 U1 U2 U3

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian melalui eksperimen di bidang Ilmu Teknologi Pangan.

Lampiran 1 Prosedur Analisis ph H2O dengan ph Meter Lampiran 2. Prosedur Penetapan NH + 4 dengan Metode Destilasi-Titrasi (ppm)=

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

BAB III TEKNIK PELAKSANAAN. Kegiatan ini dilaksanakan di Balai POM di Gorontalo, Jalan Tengah, Toto

METODE PENGUJIAN. 1. Kadar Oksalat (SNI, 1992)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan

3.1. Tempat dan Waktu Bahan dan Aiat Metode Penelitian

III. BAHAN DAN METODE

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

III. MATERI DAN METODE. dilakukan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Universitas Riau.

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang efek pemanasan pada molases yang ditambahkan urea

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hijau atau tauge. Nata yang dihasilkan kemudian diuji ketebalan, diukur persen

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Prosedur Analisa Karakteristik Bumbu Pasta Ayam Goreng 1. Kadar Air (AOAC, 1995) Air yang dikeluarkan dari sampel dengan cara distilasi

Lampiran 1. Prosedur analisis proksimat

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret - April 2016 di Sentra

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III TEKNIK PELAKSANAAN. Selatan, Bone Bolango Gorontalo selama dua bulan, mulai bulan Maret sampai

BAB III BAHAN DAN METODE. Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini terdiri dari: - neraca analitik - Ohauss. alat destruksi Kjeldahl 250ml -

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah

BAB III METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Metode Pembuatan Petak Percobaan Penimbangan Dolomit Penanaman

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat dan Bahan yang Digunakan Alat yang Digunakan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah jenis penelitian eksperimen di bidang Ilmu Teknologi Pangan.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan termasuk kedalam jenis penelitian eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Prosedur analisis karakteristik kompos

III. BAHAN DAN METODE. Analisis kimia dilakukan di Laboratorium Tanah, dan Laboratorium Teknologi Hasil

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

BAB III METODE PENELITIAN

LAMPIRAN 1. PROSEDUR ANALISIS CONTOH TANAH. Pertanian Bogor (1997) yang meliputi analisis ph, C-organik dan P-tersedia.

MATERI DAN METODE. Materi

diketahui beratnya. Kemudian dikeringkan dalam oven pada suhu 100 C-105 C selama 3-5 jam. Setelah itu didinginkan

Kadar air % a b x 100% Keterangan : a = bobot awal contoh (gram) b = bobot akhir contoh (gram) w1 w2 w. Kadar abu

Kadar air (%) = B 1 B 2 x 100 % B 1

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan selama bulan Mei hingga Agustus 2015 dan

LAMPIRAN. Lampiran 1. Prosedur Analisis Kadar Air dengan Metode Gravimetri

MATERI DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. diketahui kandungan airnya. Penetapan kadar air dapat dilakukan beberapa cara.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Jenis pelitian ini adalah jenis penelitian eksperimen di bidang Ilmu Teknologi Pangan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini:

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai

BAB III METODE PENELITIAN

A = berat cawan dan sampel awal (g) B = berat cawan dan sampel yang telah dikeringkan (g) C = berat sampel (g)

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta. B.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Balai Riset dan Standardisasi Industri

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan

Lampiran 1. Prosedur Pelaksanaan dan Hasil Penelitian Pendahuluan

Lampiran 1. Spesifikasi Kalsium Laktat Glukonat Name : Calcium Lactate Gluconate 13 Chemical Formula : C 9 H 16 O 10 Ca : Free flowing powder

Pengukuran ph ditujukan untuk analisa ph. segar. Pengamatan dilakukan dengan alat ph. Dipipet contoh (air susu) secukupnya (sehingga ujung

Lampiran 1. Hasil analisis proksimat pakan perlakuan (udang rebon) Tabel 3. Analisis proksimat pelet udang rebon

3. MATERI DAN METODE. Gambar 2. Alat Penggilingan Gabah Beras Merah. Gambar 3. Alat Penyosohan Beras Merah

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul produksi VFA, NH 3 dan protein total pada fodder

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Produksi Volatil Fatty Acids (VFA), NH 3 dan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

Atas kesediaan Bapak/Ibu saya ucapkan terima kasih.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 5-6 bulan di Laboratorium Ilmu dan

III. METODE PENELITIAN. waktu penelitian ini dimulai pada bulan April 2016 sampai Desember 2016.

BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk -

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

BAB III MATERI DAN METODE. perlakuan berbeda sebagai bahan pakan alternatifdilaksanakan pada bulan Maret

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kimia Analisis.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Universitas Muhammadiyah Malang mulai bulan April 2014 sampai Januari 2015.

BAB III METODOLOGI A.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cheddar digunakan peralatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph

Curah Hujan (mm) Intensitas Penyinaran (cal/cm 2 )

Transkripsi:

LAMPIRAN Lampiran 1. Kadar Air dengan Metode Thermogravimetri (Sudarmadji, dkk., 2007) Cara kerja: a. Timbang kerupuk samiler yang sudah dihaluskan sebanyak 1-2 gram dalam botol timbang konstan yang sudah diketahui beratnya. b. Masukkan ke dalam oven pada suhu 105 ºC selama 2 jam, kemudian didinginkan dalam eksikator selama 10 menit dan ditimbang. c. Sampel dipanaskan lagi dalam oven selama 30 menit, didinginkan dalam eksikator selama 10 menit, dan ditimbang lagi. Perlakuan diulang hingga tercapai berat konstan (selisih penimbangan berturutturut 0,2 mg). d. Hitung kadar air (KA) dalam kerupuk samiler, dengan rumus ((bt + s) bt) (bt konstan + s konstan) bt konstan) KA (db) = X 100% (bt konstan + s konstan) bt konstan) Keterangan: bt = botol timbang s = sampel 35

36 Lampiran 2. Kadar Protein dengan Cara Makro Kjeldahl (Sudarmadji, dkk., 2007) Cara kerja: a. Sampel yang telah dihaluskan ditimbang sebanyak 1-2 gram dan dimasukkan ke dalam labu Kjeldahl kemudian ditambahkan 1 tablet Kjeldahl, 2 butir batu didih, dan 25 ml H 2 SO 4 pekat. b. Labu Kjeldahl dipasang pada alat destruksi dan mulai dipanaskan pada skala 1 hingga keluar asap putih yang mengumpul. Selanjutnya dipindah ke skala 2 hingga asap hilang dan dipindahkan ke skala 3 hingga cairan jernih (berwarna kehijauan). c. Alat destruksi dimatikan, labu Kjeldahl didiamkan hingga agak dingin dan setelah itu dikeluarkan dari alat destruksi. d. Labu Kjeldahl dialiri dengan air kran sambil ditambahkan 100 ml aquadest dan 100 ml NaOH 10 N perlahan-lahan. Pada saat penambahan aquadest dan NaOH 10 N labu kjedahl digoyang sampai terbentuk endapan dan kemudian ditambahkan 1 sendok bubuk Zn. e. Labu Kjeldahl dipasang pada alat destilasi, dipanaskan perlahan-lahan (skala 1) hingga dua lapisan cairan tercampur, kemudian dipindahkan ke skala 2 sampai destilat yang ditampung dalam erlenmeyer (berisi 50 ml HCl 0,1 N dan beberapa tetes indikator methyl red 0,1%) mencapai ± 100 ml, selanjutnya dipindah ke skala 3 hingga destilat yang tertampung ± 175 ml dan diuji dengan kertas lakmus merah. f. Kelebihan HCl dititrasi dengan larutan NaOH 0,1 N yang telah distandarisasi sampai warna merah muda berubah menjadi jingga. g. Dibuat larutan blanko dan melakukan tahap destruksi, destilasi, dan titrasi seperti pada sampel.

h. Dihitung kadar protein sampel dengan rumus ml NaOH (blanko sampel) x 14,008 x N NaOH % N = X 100% berat sampel (g) x 1000 Kadar protein = % N x faktor (6,25) Berat molekul N = 14,008 37

38 Lampiran 3. Kadar Protein dengan Cara Titrasi Formol (Sudarmadji, dkk., 2007) Cara kerja: a. Sampel ditimbang sebanyak 5 gram, dimasukkan dalam labu ukur 100 ml, ditambah 60 ml aquades dan dipanaskan dalam waterbath selama 5 menit. b. Labu ukur didinginkan, setelah dingin, ditambahkan aquades sampai tanda tera, kemudian dilakukan penyaringan. c. Filtrat yang diperoleh dipipet sebanyak 10 ml dan dimasukkan dalam erlenmeyer, ditambah 20 ml aquades, 0,4 ml larutan K-oksalat jenuh (K-oksalat : air = 1:3) dan 1 ml indikator PP 1%, didiamkan selama 2 menit. d. Dititrasi dengan menggunakan larutan NaOH 0,1 N sampai diperoleh warna standar atau terjadi perubahan warna menjadi merah muda. e. Ditambahkan ke dalamnya 2 ml larutan formaldehid 40% dan dititrasi kembali dengan larutan NaOH 0,1 N sampai diperoleh kembali warna standar. f. Hasil titrasi yang kedua dicatat. g. Dibuat titrasi blanko yang terdiri dari 20 ml, 0,4 ml larutan K-oksalat jenuh, 1 ml indikator PP 1% dan 2 ml larutan formaldehid, kemudian dititrasi dengan larutan NaOH 0,1 N h. Dihitung % N dengan rumus: (ml sampel ml blanko) x N NaOH x 14,008 % N = X 100% sampel (gr) x 10

39 Lampiran 4. Daya Patah dengan Texture Analyzer (Crisp Fracture Support Rig) Cara kerja: a. Disiapkan sampel kerupuk samiler kering dengan ukuran 3 3 cm, ketebalan ± 1-3 mm dan diletakkan pada tempat yang telah disediakan. b. Ditekan tombol start dan pisau (ball probe) yang berada diatas sampel akan turun dan mematahkan sampel. c. Dicatat angka yang diperoleh sebagai besar beban untuk mematahkan sampel (crispness measurement).

40 Lampiran 5. Daya Pengembangan Kerupuk (Suyitno, 1988) Cara kerja: a. Menyiapkan kerupuk samiler kering sebanyak ± 3 buah. b. Dibuat 2 buah garis yang saling berpotongan dengan menggunakan spidol pada sisi kerupuk mentah. Garis-garis tersebut kemudian diukur. c. Masing-masing panjang garis kerupuk diukur kembali setelah penggorengan. d. Dihitung luas kerupuk yang berbentuk persegi panjang dengan rumus: L = p x l Dimana: L = Luas kerupuk (cm 2 ) p = Panjang (cm) ; l = Lebar (cm) e. Dilakukan perbandingan luas kerupuk sebelum dan setelah digoreng menggunakan rumus di bawah. Pertambahan Luas = B A x 100% A Keterangan: A = Luas kerupuk sebelum digoreng (cm 2 ) B = Luas kerupuk setelah digoreng (cm 2 )

41 Lampiran 6. Pengujian Pembobotan (DeGarmo, et al., 1993) Uji pembobotan dilakukan untuk menentukan perlakuan terbaik berdasarkan nilai parameter pengujian. Uji pembobotan yang dilakukan adalah effectiveness index dengan metode additive weighting procedur. Metode ini memberikan bobot yang sesuai dengan besarnya pengaruh parameter tersebut terhadap produk. Semakin besar pengaruh parameter tersebut terhadap kualitas produk, maka bobot yang diberikan juga semakin besar. Prosedur uji pembobotan ini, yaitu: a. Memberi bobot variabel pada masing-masing parameter dengan angka 0-1. Bobot variabel yang berbeda-beda didasarkan pada kepentingan masing-masing parameter. Bobot variabel pada penelitian ini yaitu: i. Uji kadar air = 0,8 ii. Uji kadar protein (N-formol) = 0,8 iii. Uji daya patah = 0,8 iv. Uji pengembangan = 0,8 v. Uji organoleptik (warna) = 1 vi. Uji organoleptik (rasa) = 1 vii. Uji organoleptik (aroma) = 1 viii. Uji organoleptik (kerenyahan) = 1 b. Menentukan bobot normal masing-masing parameter dengan cara membagi bobot variabel dengan bobot total. c. Menghitung nilai efektifitasnya dengan rumus: nilai perlakuan nilai terburuk Nilai efektifitas = nilai terbaik nilai terburuk d. Menghitung nilai masing-masing parameter yaitu hasil perkalian antara nilai efektivitas dan bobot normal.

42 e. Menghitung nilai total semua kombinasi perlakuan yang merupakan penjumlahan nilai masing-masing parameter. f. Memilih perlakuan terbaik berdasarkan perlakuan yang memiliki nilai tertinggi.

43 Lampiran 7. Pengujian Organoleptik (Kartika, dkk., 1988) Pengujian organoleptik dilakukan untuk mengetahui tingkat penerimaan konsumen terhadap produk yaitu kerupuk. Jenis pengujian yang digunakan adalah uji skoring skala numeris. Dalam uji skoring, panelis diminta untuk menguji sampel berdasarkan intensitas parameter yang dinilai. Parameter yang akan dinilai meliputi warna, rasa, aroma, dan kerenyahan. Dalam pelaksanaannya, pengujian organoleptik ini akan diikuti oleh 80 orang panelis. Setiap panelis dihadapkan pada kelima sampel yang akan diuji dan diminta untuk mengisi kuesioner uji kesukaan yang telah disediakan.

44 Contoh Kuesioner KUESIONER Di hadapan Saudara tersedia 5 (lima) sampel kerupuk samiler dengan kode yang berbeda. Saudara diminta untuk memberikan penilaian atas sampel tersebut berdasarkan kesukaan Saudara terhadap parameter yang dinilai dengan memberikan nilai pada tabel yang disediakan untuk setiap sampel. Kisaran nilai yang dapat diberikan adalah sebagai berikut: Nilai 1 : sangat tidak suka Nilai 2 : tidak suka Nilai 3 : agak tidak suka Nilai 4 : netral Nilai 5 : agak suka Nilai 6 : suka Nilai 7 : sangat suka Dekripsi pengujian: Warna : warna kerupuk samiler ketika dilihat Rasa : rasa kerupuk samiler ketika dimakan Aroma : aroma kerupuk samiler ketika dibau Kerenyahan : kerenyahan kerupuk samiler ketika digigit Komentar : tanggapan Saudara terhadap produk kerupuk samiler yang disajikan berhubungan dengan parameter yang diuji. Contoh: Kode sampel 856 932 Nilai 5 7 Berarti kerupuk samiler dengan kode sampel 856 lebih disukai daripada kerupuk samiler dengan kode sampel 932 untuk parameter yang dinilai. Keterangan: Penilaian setiap parameter dilakukan secara bergantian dan ditulis di lembar penilaian yang berbeda sesuai dengan kode sampel. Pada pengujian rasa, panelis diminta untuk meminum air yang telah disediakan sebelum dan setelah menguji setiap sampel untuk menghilangkan kesan dari sampel sebelumnya.

45 Nama : Tanggal : Produk : Kerupuk Samiler Metode : Uji Skoring Pengujian : Warna Sampel : Kode sampel 352 568 346 297 634 Nilai Komentar:

46 Nama : Tanggal : Produk : Kerupuk Samiler Metode : Uji Kesukaan Pengujian : Rasa Sampel : Kode sampel 815 419 168 531 359 Nilai Komentar:

47 Nama : Tanggal : Produk : Kerupuk Samiler Metode : Uji Kesukaan Pengujian : Aroma Sampel : Kode sampel 746 272 621 387 941 Nilai Komentar:

48 Nama : Tanggal : Produk : Kerupuk Samiler Metode : Uji Kesukaan Pengujian : Kerenyahan Sampel : Kode sampel 746 272 621 387 941 Nilai Komentar: