BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. manusia. Artinya, pendidikan diharapkan dapat membuat manusia menyadari

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam UU RI NO.20 TH 2003 adalah:

PENDIDIKAN TPA & KB. Martha Christianti

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

Pendidikan TPA/ KB. Eka Sapti C

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

BAB I PENDAHULUAN. Anak Usia Dini menurut NAEYC (National Association Educational

BAB I PENDAHULUAN. (Pasal 1 UU Sisdiknas No.20 Tahun 2003). Dari bagian-bagian itu tidak

BAB I PENDAHULUAN. oleh mutu pendidikan dari bangsa itu sendiri. Pendidikan yang tinggi akan

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara

BAB I PENDAHULUAN. pilar yaitu, learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live

BAB I PENDAHULUAN. adalah mempersiapkan anak dengan memperkenalkan berbagai pengetahuan, sikap/prilaku,

Grafik 1.1 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Usia, 2014 (ribu orang)

BAB I PENDAHULUAN. dari periode anak (childhood), remaja (adolescence), dan dewasa (adulthood). adalah kehidupan sekolah khususnya sekolah dasar (SD).

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU - PAUD JURUSAN PEDAGOGIK FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2009

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. mengatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

BAB I PENDAHULUAN. tersebut perubahan tidak akan terjadi dan tujuan tidak akan tercapai. Pendidikan

I. PENDAHULUAN. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun (NAEYC, 1992). Anak usia

BAB I PENDAHULUAN. penting karena Pendidikan Anak Usia Dini merupakan fondasi dasar. Pendidikan Nasional, Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya

BAB I PENDAHULUAN. pesat dan mendapat perhatian yang luar biasa terutama di negara-negara maju,

PERAN PEMERINTAH DALAM PENGEMBANGAN PAUD DI INDONESIA. Annisa Meitasari Wahyono

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Nasional Pasal 28 menyatakan bahwa: (1) Pendidikan Anak Usia Dini

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan Metode Pembiasaan Dalam Menumbuhkan Karakter Kemandirian Anak Usia Dini 5-6 Tahun Di Lingkugan Keluarga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan anak usia dini adalah jenjang pendidikan sebelum memasuki

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 14.

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No.20 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. sistem pendidikan nasional menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini pada

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan anak. Dalam usia 0-5 tahun, anak diajarkan berbagai macam

BAB I PENDAHULUAN. (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul merupakan aset yang paling berharga

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. formal, non-formal dan informal. Pendidikan anak usia dini jalur pendidikan

I. PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut Undang-undang Sisdiknas, Pendidikan adalah usaha

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh. anak perlu diberi stimulasi yang optimal melalui pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia sangat berkembang pesat. Pemerintah

Undang-undang No. 20 Tahun 2003 sebagai Bibit Perkembangan PAUD di Indonesia. Mela Nugradini

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai usia enam

BAB I PENDAHULUAN. proses perkembangan dengan pesat dan sangat fundamental bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. dalam perwujudan diri individu terutama bagi pembangunan bangsa dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu kunci utama dalam perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. mendefiniskan pendidikan anak usia dini sebagai. boleh terpisah karena ketiganya saling berkaitan. Aspek kognitif berkaitan dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Vera Nurfadillah, 2014 Optimalisasi Peran Orangtuapekerja Dalam Pembentukan Kemandirian Anak Usia Dini

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut (UU Sisdiknas, bab I pasal I butir 4).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak usia dini merupakan manusia yang memiliki karakteristik yang

BAB I PENDAHULUAN. kesiapan dalam memasuki pendidikan yang lebih tinggi. yang di selenggarakan di lingkungan keluarga.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. cepat di berbagai aspek perkembangannya dalam rentang perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. layak, hal ini tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea ke

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pendidkan anak usia dini mengalami perkembangan yang sangat pesat, hal

BAB I PENDAHULUAN. mulia serta ketrampilan yang diperlukan bagi dirinya, masyarakat, bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. yaitu TPA, Playgroup dan PAUD sejenis (Posyandu). Pendidikan formal yaitu. Taman Kanak-kanak (TK) maupun Raudhatul Athfal (RA).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. anak belajar menguasai tingkat yang lebih tinggi dari aspek-aspek gerakan,

BAB I PENDAHULUAN. depan, jika pondasi lemah maka akan susah berharap bangunannya berdiri kokoh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Anak adalah aset bangsa yang paling berharga. Karena anak adalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan masa yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. dasar bagi perkembangan anak selanjutnya. dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Istilah kognitif sering kali dikenal dengan istilah intelek. Intelek

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU - PAUD JURUSAN PEDAGOGIK FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN TAMAN KANAK-KANAK BERDASARKAN MINAT ANAK (Studi Kasus di TK Negeri Pembina Surakarta) T E S I S.

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan harkat martabat manusia. Pendidikan akan menciptakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. generasi yang handal dan mampu membangun bangsa. pasal 1, butir 14 tentang sistem pendidikan nasional PAUD adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kebutuhan anak usia dini terlayani sesuai dengan masa. perkembangannya. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. anak menentukan perkembangan anak selanjutnya. Anak usia dini merupakan

SURAT EDARAN Nomor: 1839/C.C2/TU/2009

BAB I PENDAHULUAN. terhadap apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Anak seolah-olah tidak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani, agaranak memiliki kesiapan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fifi Nurshifa Budiarti, 2016 Studi Implementasi Kurikulum 2013 PAUD di TK Negeri Pembina Se Kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan sumber daya manusia menuju era globalisasi. Suatu era yang

Berdasarkan UU Nomor 20/2003 tentang Sistem Pendidikan. Nasional (sisdiknas), disebutkan dalam pasal 1 ayat (14), Pendidikan

BAB I. Pendahuluan. usia tersebut otak anak tidak mendapat rangsangan yang maksimal, maka potensi otak anak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha yang dilakukan keluarga, masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. buruknya masa depan bangsa. Jika sejak usia dini anak dibekali dengan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan cara pemberian stimulasi tersebut. Prinsip tersebut meninjau atas

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kurikulum Taman Kanak-Kanak (TK) dan Raudatul Athfal (RA)

BAB I PENDAHULUAN. ditangani, dan tidak akan pernah selesai untuk dikerjakan dari waktu ke

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi sosial yang diakselerasi dengan perkembangan ilmu pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. apabila ingin memenuhi kebutuhan anak dan memenuhi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan anak merupakan masa emas (golden period) atau Jendela

Pendidikan Dasar Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini dalam Kerangka Besar. Pembangunan PAUD menyatakan :

BAB I PENDAHULUAN. hal yang penting untuk diberikan sejak usia dini. Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. komponen dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Indonesia telah mencanangkan pendidikan wajib belajar yang semula 6 tahun

BAB I PENDAHULUAN. jamak (multiple intelegence) maupun kecerdasan spiritual. yaitu usia 1-6 tahun merupakan masa keemasan (golden age), yang pada

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan tidak hanya penting tetapi menjadi keharusan bagi setiap orang yang hidup di era ini. Kemajuan teknologi menjadikan generasi penerus untuk tumbuh menjadi manusia modern. Namun jika tidak sejalan dengan pendidikan, kemajuan tersebut dapat merusak generasi bangsa. Maka dari itu peran pendidikan khususnya pendidikan pada usia dini menjadi sangat penting di masa kini. Pendidikan anak usia dini atau yang sering disebut PAUD, saat ini tengah menjadi fokus perhatian masyarakat khususnya para orang tua dan pemerintah. Selain penting dalam mempersiapkan anak menghadapi masa-masa ke depannya, PAUD juga dapat memberikan manfaat yang postif bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Mengingat pada usia 0-6 tahun yang disebut sebagai masamasa emas (golden age) dimana potensi kecerdasan dan dasar-dasar perilaku seseorang mulai terbentuk pada usia tersebut. Anak merupakan calon generasi penerus bangsa, sehingga sudah seharusnya pemerintah turut andil dalam menciptakan generasi yang berkualitas melalui perhatian di bidang pendidikan. Perhatian pemerintah terhadap pendidikan anak usia dini merupakan wujud komitmen pemerintah Indonesia di bidang pendidikan. Mengingat hasil pada pertemuan dunia Educationn For All yang diselenggarakan di Dakar tahun 2000 oleh para anggota PBB, yang menegaskan kembali komitmen terhadap pendidikan dan perawatan anak usia dini yang menentukan perkembangannya. Sejak saat itu hingga sekarang, PAUD menjadi isu sentral di dunia pendidikan (Latif dkk, 2013:2). Hal tersebut dipertegas dengan cara pemerintah mencanangkan program wajib PAUD bagi setiap anak sebelum mereka memasuki pendidikan sekolah dasar. Seperti yang dimuat pada surat kabar online, Direktur Pembinaan PAUD Ditjen PAUD dan Dikmas Kemdikbud Ella Yulaelawati memaparkan bahwa pada 2012 rata-rata APK (Angka Partisipasi Kasar) PAUD (Pendidikan Anak Usia 1

Dini) dunia meningkat menjadi sebesar 54 persen dari 35 persen pada tahun 2000. Pada tahun yang sama APK PAUD di Indonesia meroket dari 24 persen pada tahun 2009 menjadi 63 persen dan 68,1 persen pada tahun 2014. (dikutip dari www.republika.co.id/2 Oktober 2015, 16:16). Berdasarkan pemaparan tersebut menunjukkan bahwa para orang tua kini mulai memahami pentingnya pendidikan anak pada usia dini tentunya demi keberlangsungan masa-masa emas anak. Apabila pada masa pertumbuhan anak dimanfaatkan dengan berbagai kegiatan positif, dan mendapatkan arahan yang baik dari orang-orang terdekatnya serta anak mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan dan mudah berinteraksi dengan orang lain akan menjadi modal anak dalam menghadapi jenjang kehidupan berikutnya. Sebagaimana dikemukakan oleh Havighurst (1959) dalam Latif dkk (2012:22) yang menyatakan bahwa perkembangan pada satu tahap perkembangan akan menentukan bagi perkembangan selanjutnya. Keberhasilan dalam menjalankan tugas perkembangan pada suatu masa akan menentukan keberhasilannya pada masa perkembangan berikutnya. Menurut UU Sisdiknas No. 20/2003 pasal 1 angka 14, Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Diatur lebih lanjut dalam Pasal 28 tentang Pendidikan Anak Usia Dini yaitu: (1) Pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar. (2) Pendidikan anak usia dini dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal, nonformal, dan/atau informal. (3) Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal berbentuk Taman Kanak-kanak ( TK), Raudatul Athfal (RA), atau bentuk lain sederajat. (4) Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan nonformal berbentuk Kelompok Bermain (KB), Taman Penitipan Anak (TPA), atau bentuk lain yang sederajat. 2

(5) Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan informal berbentuk pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan. Berdasarkan hal tersebut, bahwa berbagai bentuk penyelenggaraan PAUD dengan konsep dan pembelajaran yang beragam tentunya harus disesuaikan dengan tahapan usia dan perkembangan anak. Sehingga pemberian rangsangan pendidikan melalui PAUD diharapkan dapat mengoptimalkan semua aspek perkembangan anak di usia emasnya. Hal ini tentunya tidak terlepas dari peran guru-guru di lingkungan sekolah. Guru merupakan salah satu komponen penting dalam kemajuan pendidikan suatu bangsa. Guru PAUD memiliki peranan yang cukup berbeda dengan pendidik lain seperti guru sekolah dasar, sekolah menengah, atau jenjang pendidikan lainnya. Guru PAUD bertugas mendidik anak yang masih usia dini dimana pada usia tersebut karakter seseorang mulai terbentuk. Anak usia dini merupakan generasi penerus bangsa sehingga karakter tersebut sekaligus menjadi cerminan karakter bangsa kedepannya. Sehingga sudah menjadi tanggung jawab guru PAUD dalam membentuk karakter anak agar kedepannya menghasilkan generasi yang berkualitas dan upaya dalam membentuk karakter bangsa yang lebih baik. Guru PAUD juga harus memiliki keterampilan berkomunikasi yang baik agar kegiatan belajar mengajar dapat terlaksana secara efektif. Dalam proses pembelajaran salah satu hal yang paling penting adalah komunikasi, karena dalam proses pembelajaran dibutuhkan cara bagi guru dalam menyampaikan pesan agar dapat dimengerti oleh para peserta didik. Pada usia yang masih dini kemampuan seorang anak dalam memahami rangsangan masih sangat rendah. Sehingga dalam kegiatan belajar mengajar antara guru dengan murid dibutuhkan komunikasi yang efektif agar proses pembelajaran dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Komunikasi yang efektif dalam pembelajaran anak usia dini adalah komunikasi yang dimana guru dan murid dapat saling memahami mengenai pesan yang disampaikan. Sehingga seorang guru PAUD harus dapat memilih dan 3

menentukan apa yang harus dikomunikasikan dan bagaimana cara mengomunikasikannya. Komunikasi yang efektif dalam pembelajaran dapat ditemui ketika kegiatan pembelajaran dapat terlaksana dengan maksimal sehingga mencapai tujuan pembelajaran. Untuk itu seorang guru harus dapat menyusun dan mengorganisir kegiatan dan tujuan pembelajaran. Hal ini tentunya berkaitan dengan salah satu kompetensi guru yaitu kompetensi pedgogik dimana seorang guru harus memiliki kemampuan dalam mengelola pembelajaran. PAUD Lembah Madu adalah penyedia fasilitas pendidikan bagi anak usia dini yang terletak di Jl. Warung Contong Timur No. 1 Cimahi, Jawa Barat. Yang membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di lokasi ini yaitu pembelajaran yang berbasis pada nilai-nilai agama dan moral, metode pembelajaran montessori atau yang kini disebut permainan area yang belum banyak diadaptasi PAUD lainnya, fasilitas pembelajaran yang memadai, bangunan sekolah yang memberikan kesan bagi peserta didik seperti suasana di rumah, serta kegiatan field trip yang rutin diadakan setiap bulan yang bertujuan dalam mengembangkan potensi anak baik fisik maupun psikis. Selain itu, yang menarik adalah tidak hanya anak, namun orang tua juga ikut belajar cara berperan menjadi orang tua yang baik dan benar dan dibekali pengetahuan dalam mendidik anak melalui program-program pertemuan orang tua (parenting). Melalui kegiatan tersebut, semua orang tua murid akan terlibat dalam menentukan kegiatan anak mereka, khususnya pada kegiatan field trip dimana aktivitas pembelajaran dilakukan di luar sekolah. Adanya buku komunikasi (Bukom) sebagai sarana komunikasi guru dengan orang tua peserta didik. PAUD Lembah Madu mencoba tetap fokus terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak didiknya dengan tidak melibatkan peserta didik mengikuti perlombaan-perlombaan di luar sekolah. Aktivitas lebih diarahkan pada kegiatan luar ruang ditujukan untuk mengasah bakat dan keterampilan anak. Selain itu, para peserta didik juga diperkenalkan dengan lingkungan yang baru dan orangorang baru melalui serangkaian kegiatan kunjungan ke tempat-tempat dimana mereka bisa belajar sambil bermain dan dengan cara yang menyenangkan. 4

Penyelenggaraan PAUD Lembah Madu dinilai sesuai dengan tahap-tahap perkembangan anak. Melalui program pengembangan pembentukan perilaku dan pengembangan kemampuan dasar yang menjadi dasar pembelajaran di PAUD Lembah Madu Cimahi. Hal tersebut juga tercantum dalam company profile PAUD Lembah Madu bahwa program kegiatan Lembah Madu meliputi kegiatan pengembangan agama islam, pengindraan, kehidupan praktis, bahasa, logika matematika, fisik yang berupa motorik kasar dan halus, dan seni. Karena kenyataannya masih ada PAUD yang menerapkan pembelajaran membaca, menulis dan berhitung (calistung) pada anak usia dini seperti beberapa PAUD lain yang berlokasi tidak jauh dari PAUD Lembah Madu. Padahal diketahui bahwa setiap anak didik memiliki kemampuan yang berbeda-beda dan tujuan pendidikan usia dini adalah memfasilitasi anak untuk dapat berkembang sesuai dengan usianya. Apabila adanya pemaksaan bagi anak dalam pemberian rangsangan pendidikan pada tahap awal pendidikan akan berakibat buruk bagi anak itu sendiri dan hal ini juga berakibat pada kesiapan anak dalam menghadapi jenjang pendidikan berikutnya. Dipertegas melalui informasi yang dimuat pada media online, dimana melalui surat edaran yang dikeluarkan Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat (PAUDDikmas) Kemendikbud Harris Iskandar terkait aturan larangan pembelajaran pra keaksaraan baca, tulis, dan hitung (calistung) di pendidikan anak usia dini (PAUD) yang sebenarnya sudah ada sejak era Mendikbud Mohammad Nuh. Namun dalam praktiknya aturan tersebut sering dilanggar (dikutip dari http://pustakaindonesia.org/11 Januari 2016, 22:47). Bertolak dari pemaparan tersebut membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Komunikasi Pembelajaran Guru PAUD dalam Pembentukan Karakter Anak di PAUD Lembah Madu Cimahi. Dimana komunikasi pembelajaran yang efektif dalam kegiatan belajar mengajar sangat berpengaruh pada keberhasilan pembelajaran dan tercapainya tujuan pembelajaran. 5

1.2 Fokus Penelitian Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka peneliti menentukan fokus masalah penelitian sebagai berikut: Bagaimana komunikasi pembelajaran yang efektif yang dilakukan guru PAUD dalam pembentukan karakter anak? 1.3 Rumusan Masalah Untuk mengetahui lebih rinci pembahasan pada penelitian ini, peneliti membuat beberapa pertanyaan sebagai berikut: 1. Bagaimana rencana pembelajaran yang dilakukan guru PAUD dalam dalam pembentukan karakter anak di PAUD Lembah Madu? 2. Bagaimana metode pembelajaran yang digunakan guru PAUD dalam pembentukan karakter anak di PAUD Lembah Madu? 3. Bagaimana proses komunikasi pembelajaran guru PAUD dengan peserta didik di PAUD Lembah Madu? 4. Bagaimana evaluasi pembelajaran yang dilakukan guru PAUD dalam dalam pembentukan karakter anak di PAUD Lembah Madu? 1.4 Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui rencana pembelajaran yang dilakukan guru PAUD dalam dalam pembentukan karakter anak di PAUD Lembah Madu 2. Untuk menjelaskan metode pembelajaran yang digunakan guru PAUD dalam pembentukan karakter anak di PAUD Lembah Madu. 3. Untuk mendeskripsikan proses komunikasi pembelajaran guru PAUD dengan peserta didik di PAUD Lembah Madu. 4. Untuk mengetahui evaluasi pembelajaran yang dilakukan guru PAUD dalam dalam pembentukan karakter anak di PAUD Lembah Madu. 6

1.5 Kegunaan Penelitian 1.5.1 Aspek Teoritis a. Bagi penulis, mendapatkan ilmu pengetahuan serta wawasan mengenai komunikasi pembelajaran khususnya mengenai komunikasi pembelajaran yang efektif untuk anak usia dini serta konsepsi pembelajaran yang mencakup perencanaan, pemilihan metode pembelajaran yang tepat bagi anak usia dini, proses komunikasi pembelajaran dan evaluasi pembelajaran PAUD. b. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pengetahuan tentang komunikasi pembelajaran PAUD yang efektif yang digunakan guru PAUD dalam pembentukan karakter anak untuk menambah masukan demi perkembangan ilmu komunikasi terutama yang berkaitan dengan komunikasi pembelajaran. 1.5.2 Aspek Praktis a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat menjadi bahan masukan dan evaluasi bagi PAUD Lembah Madu Cimahi khususnya dalam kegiatan komunikasi pembelajaran bagi guru PAUD dalam pembentukan karakter anak. b. Menjadi karya ilmiah yang bisa berkaitan tentang komunikasi pembelajaran PAUD yang efektif. c. Menjadi bahan referensi untuk peneliti lain dalam melakukan penelitian yang berkaitan dengan studi kualitatif. 1.6 Tahapan Penelitian Penelitian merupakan suatu proses yang terdiri atas beberapa langkah. Proses penelitian adalah suatu kegiatan interaktif antara peneliti dengan logika, masalah, desain dan interpretasi. Berikut langkah penelitian menurut Sukmadinata (2012:9-11) dalam bukunya Metode Penelitian Pendidikan yang diterapkan peneliti dalam penelitian: 7

a. Mengidentifikasi masalah Kegiatan penelitian dimulai dengan mengidentifikasi isu-isu dan masalahmasalah penting, hangat dan mendesak yang dihadapi saat ini, dan yang paling banyak arti atau kegunaannya bisa isu atau masalah tersebut. Dalam penelitian ini, masalah yang diangkat merupakan isu sosial yang terkait dengan komunikasi pembelajaran pada anak usia dini.. b. Merumuskan dan membatasi masalah Perumusan masalah merupakan perumusan dan pemetaan faktor-faktor atau variabel-variabel yang terkait dengan fokus masalah. Karena faktor atau variabel yang terkait dengan fokus masalah cukup banyak, maka ada perlu pembatasan yaitu dibatasi pada faktor atau variabel yang dominan. Sehingga dalam penelitan ini dirumuskan sebuah masalah kedalam beberapa pertanyaan terkait dengan variabel dominan. c. Melakukan studi kepustakaan Studi kepustakaan merupakan kegiatan untuk mengkaji teori-teori yang mendasari penelitian, baik teori yang berkenaan dengan bidang ilmu yang diteliti maupun metodologi. Dalam studi kepustakaan juga dikaji hal-hal yang bersifat empiris bersumber dari temuan-temuan penelitian terdahulu. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan studi kepustakaan yang berkaitan dengan topik penelitian seperti teori komunikasi pembelajaran pada anak usia dini. d. Menentukan desain dan metode penelitian Desain penelitian berisi rumusan tentang langkah-langkah penelitian, dengan menggunakan pendekatan, metode penelitian, teknik pengumpulan data, dan sumber data tertentu serta alasan-alasan mengapa menggunakan metode tersebut. e. Menyusun instrumen dan mengumpulkan data Kegiatan pengumpulan data didahului oleh penentuan teknik, penyusunan dan pengujian instrumen pengumpulan data yang akan digunakan. Dalam pelaksanaan pengumpulan data, selain objektivitas dan keakuratan data 8

yang akan diperoleh, segi-segi legal dan etis dalam proses pelaksanaanya perlu mendapatkan perhatian. f. Menganalisis data dan menyajikan hasil Analisis data menjelaskan teknik dan langkah-langkah yang di tempuh dalam mengolah atau menganalisis data. Data kualitatif dianalisis menggunakan teknik analisis data kualitatif dengan model interaktif. g. Menginterpretasikan temuan, membuat kesimpulan dan rekomendasi Hasil analisis data masih berbentuk temuan yang belum diberi makna. Pemberian makna dilakukan melalui interpretasi. Interpretasi dibuat dengan melihat makna hubungan antara temuan yang satu dengan lainnya, antara temuan dengan konteks atau hal-hal yang melatarbelakanginya, dengan teori yang mendukungnya. Kesimpulan merupakan penarikan generalisasi dari hasil interpretasi temuan penelitian. Terhadap kesimpulan-kesimpulan yang telah dirumuskan, disusunlah implikasi dan rekomendasi atau saran. 1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian 1.7.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian berlokasi di PAUD Lembah Madu yang berada di Jalan Warung Contong Timur No. 1 Cimahi, Jawa Barat. 1.7.2 Waktu Penelitian Waktu penelitian dibagi menjadi dua yaitu pra penelitian dan penelitian. Dimana pra penelitian dilakukan selama dua bulan yaitu September dan Oktober, sedangkan penelitian dilakukan selama tiga bulan yaitu bulan Januari hingga bulan Maret 2016 yang mencakup tahap persiapan, penelitian lapangan, penyusunan dan menganalisis dan tahap penyusunan akhir sampai dengan pelaksanaan sidang. 9

Tahapan No. Penelitian 1. Penentuan topik penelitian 2. Pra-penelitian 3. Membuat format proposal penelitian 4. Menyusun dan melengkapi BAB 1-3 proposal penelitian 5. Seminar proposal 6. Penelitian lapangan 7. Pengolahan data 8. Menyusun laporan Sumber : Olahan peneliti Tabel 1.1 Waktu Penelitian 2015-2016 Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar 10