Lampiran KEP.005/MUNAS-V/SEKARPURA II/2011 - AD/ART ANGGARAN DASAR/ANGGARAN RUMAH TANGGA SERIKAT KARYAWAN PT ANGKASA PURA II (PERSERO) (SEKARPURA II) PEMBUKAAN Bahwa untuk mencapai cita-cita Kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia yaitu mewujudkan Masyarakat Adil dan Makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, maka seluruh Bangsa Indonesia wajib melanjutkan perjuangan yang dijiwai dengan semangat Persatuan dan Kesatuan serta Gotong Royong. Karyawan PT Angkasa Pura II (Persero) adalah bagian dari bangsa Indonesia yang menjalankan tugas dan tanggungjawab menyediakan jasa Kebandarudaraan di lingkungan kerja PT Angkasa Pura II (Persero) harus selalu meningkatkan Profesionalisme dengan berpegang teguh pada nilai-nilai luhur Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 serta membantu program Pemerintah guna membentuk pemerintahan yang Bersih Berwibawa dan bertanggung jawab, bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme dengan menerapkan Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance sebagai Pedoman Pengelolaan BUMN di Indonesia. Untuk menyamakan persepsi atas Visi, Misi dan Falsafah Perusahaan, dipandang perlu dibentuk Organisasi Karyawan PT Angkasa Pura II (Persero) yang dijadikan wadah untuk menampung dan memperjuangkan aspirasi Anggota dalam mendapatkan Hak dan Kewajibannya secara proporsional dengan tetap menjaga iklim kerja dan hubungan industrial yang kondusif, dalam rangka mencapai tujuan dan kesejahteraan bersama. Atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa dan berdasarkan Peraturan Perundang-undangan Ketenagakerjaan yang berlaku, maka dibentuk Serikat Karyawan PT Angkasa Pura II (Persero) dengan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga yang mengutamakan Keadilan, Persamaan dan Kebebasan yang didasarkan pada pertimbangan Kebenaran, Kebaikan dan Kemandirian dalam rangka mewujudkan keinginan untuk Maju dan Sejahtera bersama Perusahaan, sebagai bagian tidak terpisahkan dari Pembukaan ini. ANGGARAN DASAR BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Pengertian Umum. Dalam Anggaran Dasar ini yang disebut dengan : (1) Perusahaan adalah PT Angkasa Pura II (Persero) (2) Organisasi adalah organisasi Karyawan PT Angkasa Pura II (Persero) yang disebut Serikat Karyawan Angkasa Pura II (SEKARPURA II); (3) Karyawan adalah Pegawai yang mempunyai hubungan kerja dengan Perusahaan; (4) Anggota adalah Karyawan yang telah mengajukan pendaftaran dan memenuhi syarat menjadi anggota Organisasi; (5) Pengurus adalah Anggota SEKARPURA II yang dipilih dan ditunjuk, sesuai Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga.
(6) Dewan Penasehat Organisasi (DPO) adalah Kepengurusan ditingkat Pusat atau Cabang yang masing masing dapat memberikan Pendapat Konstruktif bagi DPP atau DPC baik diminta maupun tidak diminta. (7) Dewan Pimpinan Pusat (DPP) adalah Kepengurusan Tingkat Pusat. (8) Dewan Pimpinan Cabang (DPC) adalah Kepengurusan Tingkat Cabang. BAB II NAMA, WAKTU DAN KEDUDUKAN Pasal 2 Nama Nama Organisasi ini adalah Serikat Karyawan PT Angkasa Pura II (Persero) selanjutnya disebut SEKARPURA II Pasal 3 Waktu Pendirian Waktu pendirian adalah pada hari Jum at tanggal tiga bulan September tahun seribu sembilan ratus sembilan puluh sembilan (3-9-1999) di Bogor Pasal 4 Kedudukan Organisasi SEKARPURA II berkedudukan tetap di kantor pusat PT Angkasa Pura II (Persero). BAB III AZAS, TUJUAN DAN USAHA Pasal 5 Azas Organisasi ini berazaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Pasal 6 Tujuan (1) Melanjutkan Perjuangan dalam mencapai cita-cita Kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia, yaitu Masyarakat Adil Makmur dengan jiwa Persatuan dan Kesatuan serta semangat Gotong Royong. (2) Membantu program Pemerintah dalam mewujudkan pemerintahan yang Bersih Berwibawa, bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme dengan menerapkan Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance. (3) Berperan aktif untuk menjamin kelangsungan dan kemajuan perusahaan (4) Mewujudkan Kondisi kerja yang baik dan mendukung pelaksanaan tugas pengembangan profesionalisme Anggota (5) Mewujudkan perlindungan dan pembelaan atas hak dan kewajiban Anggota sebagaimana diatur dalam perjanjian kerja bersama (6) Memperjuangkan peningkatan kesejahteraan Anggota.
Pasal 7 Usaha (1) Memaksimalkan efisiensi pemakaian dana dan meminimalkan ketergantungan pendanaan dari Perusahaan dalam melaksanakan kegiatan organisasi. (2) Bersama-sama Perusahaan menetapkan & mensosialisasikan Perjanjian Kerja Bersama. (3) Mengoptimalkan Partisipasi Anggota dan meningkatkan Kesejahteraan Karyawan. (4) Menyediakan bantuan hukum bagi anggota dalam konteks terjadinya perselisihan dengan Perusahaan. (5) Mengusahakan terciptanya kondisi kerja yang baik dan mendukung bagi pelaksanaan tugas Anggota. (6) Bekerjasama dengan badan/lembaga Pemerintah dan atau badan swasta dan atau organisasi/lembaga lain, di dalam maupun di luar negeri yang mendukung pencapaian tujuan Organisasi. BAB IV BENTUK DAN KEDAULATAN Pasal 8 Bentuk Organisasi ini berbentuk serikat karyawan yang terdiri dari tingkat pusat dan cabang yang merupakan satu kesatuan dan tidak terpisahkan sesuai Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. Pasal 9 Kedaulatan Kedaulatan Organisasi berada pada Anggota yang disalurkan melalui perwakilannya dalam Musyawarah Nasional (MUNAS) atau Musyawarah Nasional Luar Biasa (MUNASLUB), untuk Pengambilan Keputusan tertinggi. BAB V SIFAT DAN FUNGSI Pasal 10 Sifat Organisasi bersifat mandiri, demokratis, tidak berafiliasi dengan partai politik dan atau organisasi masyarakat dan atau suatu suku, agama, ras yang dapat mengurangi kemandirian dan sifat demokratis Organisasi, serta melaksanakan hubungan kerja berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam kerangka kemitraan yang selaras, seimbang dan saling mendukung. Pasal 11 Fungsi Fungsi Organisasi adalah sebagai Wadah Kegiatan untuk: a. Menampung dan memperjuangkan aspirasi Anggota; b. Meningkatkan profesionalisme Anggota dan pengurus; c. Komunikasi internal dan eksternal Organisasi;
d. Mencegah dan meminimalkan terjadinya konflik industrial. BAB VI IDENTITAS Pasal 12 Identitas Organisasi ini memiliki lambang, panji (bendera), hymne dan lagu mars yang diatur dalam Anggaran Rumah Tangga dan atau peraturan organisasi. BAB VII KEANGGOTAAN Pasal 13 Keanggotaan (1) Keanggotaan Organisasi bersifat Stelsel Aktif berdasarkan keinginan sendiri tanpa paksaan. (2) Status Keanggotaan Organisasi, terdiri dari Anggota SEKARPURA II sebagaimana yang dimaksud pada pasal 1 angka 4. (3) Keanggotaan berakhir karena : a. meninggal dunia; b. pensiun; c. mengundurkan diri atas permintaan sendiri; d. diberhentikan dari keanggotaan Organisasi. e. mengalami Pemutusan Hubungan Kerja setelah mendapat kekuatan hukum yang tetap. (4) Syarat dan tata cara penerimaan, pemberhentian serta hak membela diri Anggota diatur dalam Anggaran Rumah Tangga atau Peraturan Organisasi. Pasal 14 Kewajiban (1) Mentaati Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, Perjanjian Kerja Bersama serta keputusan keputusan Organisasi. (2) Menjaga dan menjunjung tinggi nama baik Organisasi. (3) Membayar Iuran. Pasal 15 Hak-hak (1) Mempunyai hak suara, memilih dan dipilih sebagai pengurus Organisasi. (2) Mempunyai hak untuk mendapat bantuan, bimbingan, konsultasi dan perlindungan hukum yang berkaitan dengan ketenagakerjaan/kedinasan. (3) Mempunyai hak untuk membela diri. (4) Mempunyai hak bicara, mengajukan pendapat dan usulan untuk kemajuan Organisasi.
Pasal 16 Sanksi Anggota Organisasi akan mendapat sanksi apabila : (1) Melanggar ketentuan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Perjanjian Kerja Bersama, Peraturan atau Keputusan Organisasi. (2) Menyalahgunakan nama Organisasi untuk kepentingan pribadi atau orang lain. BAB VIII ORGANISASI Pasal 17 Struktur Organisasi (1) Struktur Organisasi dibentuk dengan prinsip bahwa setiap bagian dari kepengurusan adalah satu kesatuan yang bersifat kolektif. (2) Struktur Kepengurusan DPC dibentuk mengacu kepada struktur DPP, dapat disesuaikan berdasarkan kebutuhan di masing-masing cabang. (3) Organisasi tingkat Pusat dipimpin oleh ketua umum DPP, tingkat cabang oleh ketua DPC. Pasal 18 Unsur Kepengurusan (1) Unsur-unsur Kepengurusan Organisasi, terdiri dari: a. Dewan Penasehat Organisasi. b. Dewan Pimpinan Pusat. c. Dewan Pimpinan Cabang. (2) Dewan Penasehat Organisasi dibentuk dan ditetapkan dalam MUNAS untuk tingkat pusat atau dalam MUSCAB untuk tingkat cabang. (3) Dewan Pimpinan Pusat terdiri dari : a. Pengurus Harian yang sekurang-kurangnya terdiri dari : 1. Ketua Umum; 2. Ketua-ketua; 3. Sekretaris Umum; 4. Bendahara Umum. b. Departemen-Departemen sesuai kebutuhan. (4) Dewan Pimpinan Cabang terdiri dari : a. Pengurus Harian, yang sekurangnya terdiri dari : 1. Ketua; 2. Wakil ketua; 3. Sekretaris; 4. Bendahara; b. Bidang-bidang sesuai kebutuhan. (5) Sidang Pleno adalah rapat Pengurus Harian beserta Departemen departemen atau Bidang-bidang sesuai tingkat kepengurusan. (6) Bila diperlukan, DPP dapat melaksanakan Rapat Pleno diperluas dengan mengundang perwakilan perwakilan dari Dewan Pimpinan Cabang.
Pasal 19 Hirarki dan Kewenangan (1) Hirarki dibuat untuk membagi habis tugas organisasi dengan pelaksanaan tugas secara Kolektif dan pengambilan keputusan secara Kolegial. (2) Hirarki Kepengurusan DPP dan DPC merupakan Sub Ordinasi sebagai implementasi Azas Dekonsentrasi dan Desentralisasi. (3) Kewenangan Pengurus DPP adalah tertinggi pada tingkat Pusat, dan Pengurus DPC adalah tertinggi pada tingkat Cabang. (4) Kewenangan Pengurus sebagaimana dimaksud pada ayat (3) Pasal ini, dikecualikan terhadap hasil-hasil keputusan MUNAS / MUNASLUB atau MUSCAB / MUSCABLUB. Pasal 20 Kewajiban (1) Kewajiban Pengurus DPP: a. Menyelenggarakan MUNAS/MUNASLUB dengan membentuk Panitia dan menyampaikan laporan pertanggungjawaban akhir masa bakti Kepengurusan sesuai Anggaran Dasar/ Anggaran Rumah Tangga. b. Melaksanakan Kegiatan Organisasi secara Konsisten dan Konsekuen sesuai Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. c. Mewakili organisasi dalam melakukan hubungan dengan Kantor Pusat PT Angkasa Pura II (Persero) dan Organisasi Lain di tingkat Pusat, sesuai Mekanisme Kerja Organisasi. (2) Kewajiban Pengurus DPC: a. Menyelenggarakan MUSCAB/MUSCABLUB dengan membentuk Panitia dan menyampaikan pertanggunganjawaban akhir masa bakti Kepengurusan sesuai Anggaran Dasar/ Anggaran Rumah Tangga. b. Melaksanakan Kegiatan Organisasi secara Konsisten dan Konsekuen sesuai Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. c. Mewakili organisasi, dalam melakukan hubungan dengan Kantor Cabang dan Organisasi Lain di tingkat Cabang sesuai Mekanisme Kerja Organisasi. Pasal 21 Pengambilan Keputusan (1) Setiap pengambilan Keputusan didasarkan pada Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga dan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. (2) Pengambilan Keputusan tertinggi pada tingkat Pusat, dilakukan dalam MUNAS/MUNASLUB melalui Perwakilan. (3) Ketentuan hirarki dalam pengambilan keputusan di tingkat DPP adalah sebagai berikut: a. Keputusan MUNAS/MUNAS Luar Biasa; b. Keputusan rapat kerja tingkat nasional; c. Peraturan Organisasi; d. Keputusan Sidang Pleno DPP. (4) Pengambilan Keputusan tertinggi pada tingkat Cabang, dilakukan dalam MUSCAB/ MUSCABLUB melalui Perwakilan.
(5) Ketentuan hirarki dalam pengambilan keputusan di tingkat DPC adalah sebagai berikut : a. Keputusan MUSCAB/MUSCAB luar biasa; b. Keputusan rapat kerja tingkat cabang; c. Keputusan sidang Pleno DPC. Pasal 22 Pembentukan (1) Calon Ketua Umum DPP dipilih oleh Anggota secara Langsung, Bebas dan Rahasia, yang selanjutnya diusulkan oleh DPC dalam MUNAS/MUNASLUB. (2) Ketua Umum DPP dipilih dan diangkat atau diberhentikan dengan Ketetapan MUNAS/ MUNASLUB yang dihasilkan melalui sidang pleno. (3) Formatur dibentuk dalam Sidang Pleno MUNAS/MUNASLUB dengan mempertimbangkan Perwakilan DPC. (4) Pengurus Harian DPP ditentukan oleh Formatur yang dipimpin oleh Ketua Umum DPP terpilih. (5) Ketua DPC diangkat dan diberhentikan dengan Ketetapan MUSCAB/MUSCABLUB. (6) Calon Ketua DPC dipilih Anggota secara Langsung, Bebas dan Rahasia. (7) Ketua DPC dipilih dalam Sidang Pleno MUSCAB/MUSCABLUB. (8) Formatur dibentuk dalam Sidang Pleno MUSCAB/MUSCABLUB dengan mempertimbangkan Perwakilan Unit Kerja. (9) Pengurus Harian DPC ditentukan oleh Formatur yang dipimpin oleh Ketua DPC terpilih. Pasal 23 Periode Masa Bakti (1) Periode Masa Bakti Kepengurusan adalah 3 (tiga) tahun. (2) Pengurus yang telah habis masa baktinya dapat dipilih kembali untuk Periode Masa Bakti Kepengurusan berikutnya. (3) Ketua Umum DPP atau Ketua DPC hanya dapat dipilih maksimal 2 (dua) kali Periode Masa Bakti Kepengurusan secara berturut-turut. Pasal 24 Syarat Umum Syarat Umum Pengurus Organisasi adalah: (1) Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. (2) Tidak kehilangan hak sebagai Anggota Organisasi. (3) Memahami Azas, Tujuan dan Usaha Organisasi. (4) Bukan pengurus Partai Politik dan Organisasi Massa pendukungnya atau Serikat Pekerja/Buruh lain yang sejenis. Pasal 25 Penggantian Antar Waktu Penggantian Antar Waktu Pengurus Organisasi dilaksanakan apabila terjadi Jabatan Lowong Pengurus.
Pasal 26 Jabatan Lowong Jabatan Lowong Pengurus Organisasi terjadi apabila yang bersangkutan mengalami pemberhentian. Pasal 27 Pemberhentian Pemberhentian Pengurus dilakukan, apabila: (1) Meninggal dunia; (2) Mengundurkan diri secara tertulis; (3) Mengalami Pemutusan Hubungan Kerja. (4) Mutasi jabatan atau pindah lokasi tugas, yang menyebabkan yang bersangkutan tidak memenuhi persyaratan sebagai Pengurus Organisasi; (5) Melakukan pelanggaran terhadap AD/ART, keputusan MUNAS/MUNASLUB atau MUSCAB /MUSCABLUB atau Peraturan Organisasi. BAB IX SANKSI Pasal 28 Anggota dan Pengurus (1) Setiap Anggota dan Pengurus dapat dikenakan Sanksi Organisasi. (2) Sanksi Organisasi terdiri dari: a. Peringatan Tertulis. b. Pembekuan Hak Pilih untuk 1 (satu) Periode Masa Bakti Kepengurusan. c. Pembekuan Hak Pilih dan Hak Suara untuk 1 (satu) Periode Masa Bakti Kepengurusan. d. Pemberhentian. (3) Rehabilitasi Anggota dan Pengurus atas Sanksi Organisasi, dilakukan sesuai Hirarki Hukum pemutusannya BAB X MUNAS/MUNASLUB, RAKERNAS DAN MUSCAB/MUSCABLUB, RAKERCAB Pasal 29 MUNAS/MUNASLUB, dan RAKERNAS (1) MUNAS/MUNASLUB atau RAKERNAS diselenggarakan oleh Panitia yang dibentuk oleh Pengurus DPP. (2) MUNAS dilakukan pada akhir masa bakti Kepengurusan DPP. (3) MUNASLUB dilakukan apabila diperlukan. (4) RAKERNAS dilakukan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam masa bakti Kepengurusan DPP.
Pasal 30 MUSCAB/MUSCABLUB dan RAKERCAB (1) MUSCAB/MUCABLUB atau RAKERCAB diselenggarakan oleh Panitia yang dibentuk oleh Pengurus DPC. (2) MUSCAB dilakukan pada akhir masa bakti Kepengurusan DPC. (3) MUSCABLUB dilakukan apabila diperlukan. (4) RAKERCAB dilakukan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam masa bakti Kepengurusan DPC. BAB XI PENYELESAIAN KELUH KESAH DAN MOSI TIDAK PERCAYA Pasal 31 Penyelesaian Keluh Kesah (1) Masalah Ketenagakerjaan diselesaikan secara adil dengan menjunjung tinggi azas kekeluargaan dan prinsip musyawarah mufakat, serta memperhatikan kesetaraan kepentingan pihak-pihak terkait. (2) Perselisihan Ketenagakerjaan yang belum selesai diproses oleh Lembaga Kerja Sama Bipartit dengan mengacu pada Peraturan Perundang-undangan yang berlaku; Pasal 32 Mosi Tidak Percaya (1) Setiap Anggota Organisasi dapat mengajukan Mosi Tidak Percaya kepada DPC, yang kemudian dikoordinasikan kepada DPP. Dalam hal terkait dengan Kepengurusan DPC, dapat ditindaklanjuti dengan menyelenggarakan MUSCABLUB atas persetujuan DPP. (2) Dalam hal terkait dengan Kepengurusan DPP, dapat ditindaklanjuti dengan menyelenggarakan MUNASLUB atas persetujuan sebagian besar DPC. BAB XII KEUANGAN Pasal 33 Sumber Keuangan Sumber Keuangan Organisasi adalah didapat dari: 1. Kewajiban Keuangan Anggota. 2. Fasilitasi Perusahaan. 3. Sumbangan yang tidak mengikat. 4. Usaha yang sah.
Pasal 34 Pemanfaatan Pemanfaatan Keuangan Organisasi adalah untuk: 1. Pelaksanaan kegiatan Organisasi. 2. Peningkatan Kesejahteraan Anggota. 3. Pembinaan Sosial. BAB XIII PERUBAHAN AD/ART Pasal 35 Perubahan AD/ART hanya dapat dilakukan melalui Forum MUNAS/MUNASLUB BAB XIV PEMBUBARAN ORGANISASI Pasal 36 Pembubaran Organisasi Pembubaran Organisasi hanya dapat dilakukan atas keinginan sekurang-kurangnya 50 % + 1 (lima puluh persen plus satu) DPC-DPC, yang masing-masing disetujui oleh sekurang-kurangnya 50 % + 1 (lima puluh persen plus satu) anggota setiap DPC atau adanya Kebijakan Pemerintah, yang dilakukan dalam MUNAS/MUNASLUB. BAB XV PENUTUP Pasal 37 Penutup (1) Ketentuan yang belum diatur dalam Anggaran Dasar akan diatur lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga. (2) Anggaran Dasar ini berlaku sejak ditetapkan. PIMPINAN MUNAS V, Ditetapkan di : Bandung Pada Tanggal: 18 Maret 2011 R Iwan Winaya Cece Tarya Deddy Jumari L Andi Sucipto Mahdan Izohar