BAB I PENDAHULUAN. tuntutan perorangan atau kelompok yang diharapkan untuk dipenuhi. 1

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam bahaya yang dapat mengancam kepentingannya tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakannya dalam sebuah perjanjian yang di dalamnya dilandasi rasa

BAB I PENDAHULUAN. adalah, kendaraan bermotor roda empat (mobil). kendaraan roda empat saat ini

BAB I PENDAHULUAN. turis-turis tersebut di berbagai kota dan daerah di Indonesia, sehingga. berbagai wilayah dan belahan dunia.

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan untuk peduli akan hukumnya sangat rendah. Dalam hal ini,

BAB I PENDAHULUAN. orang bisa memiliki mobil sebagai barang milik pribadi. Rental mobil (persewaan mobil) yang dapat membantu seseorang yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. mendesak para pelaku ekonomi untuk semakin sadar akan pentingnya

I. PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat bertahan hidup sendiri,

BAB I PENDAHULUAN. (KBBI), camping mempunyai arti: membuat (mendirikan) kemah (untuk

Dengan adanya pengusaha swasta saja belum dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Hal ini antara lain karena perusahaan swasta hanya melayani jalur-jalur

BAB I PENDAHULUAN. negara-negara lain dengan melakukan berbagai perbaikan dan peningkatan. tujuan negara yaitu mensejahterakan kehidupan bangsa.

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HUKUM PERJANJIAN. dua istilah yang berasal dari bahasa Belanda, yaitu istilah verbintenis dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2006), hal. 51. Grafindo Persada, 2004), hal. 18. Tahun TLN No. 3790, Pasal 1 angka 2.

BAB I PENDAHULUAN. signigfikan terhadap sistem ekonomi global dewasa ini. Teknologi telah

BAB I PENDAHULUAN. mobilitas masyarakat yang semakin tinggi di era globalisasi sekarang ini. mengakibatkan kerugian pada konsumen.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam perkembangan kebutuhan manusia pada umumnya dan pengusaha

BAB I PENDAHULUAN. sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Perjanjian dalam Pasal 1313

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah perjanjian sewa menyewa. Perjanjian sewa menyewa banyak di. sewa yang telah diberikan oleh pihak penyewa.

BAB I PENDAHULUAN. tidak mungkin untuk dapat hidup sendiri tanpa membutuhkan bantuan dari manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perumahan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Bagi

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, baik itu lembaga di bidang ekonomi, sosial, budaya, teknologi

BAB I PENDAHULUAN. dapat bepergian kesuatu tempat dengan nyaman dan dapat terlindungi dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Hukum adalah segala aturan yang menjadi pedoman perilaku setiap orang

Perjanjian yang terjadi antara pedagang klitikan dengan Kantor. pemakaian los Pasar Klitikan Niten juga dipandang menarik untuk diteliti,

BAB I PENDAHULUAN. Hukum merupakan hal yang tidak lepas dari kehidupan manusia. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. oleh gabungan orang yang bukan badan hukum sekalipun. Tidak dapat

AKIBAT HUKUM DARI PERJANJIAN BAKU (STANDART CONTRACT) BAGI PARA PIHAK PEMBUATNYA (Tinjauan Aspek Ketentuan Kebebasan Berkontrak) Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi menunjukkan capaian yang cukup menggembirakan akhirakhir. persen, sebagaimana tersaji dalam tebel berikut ini.

BAB I PENDAHULUAN. mengubah perilaku masyarakat dan peradaban manusia secara global yang. sosial secara signifikan berlangsung semakin cepat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Penyelenggaraan ibadah haji dan umroh merupakan tugas nasional karena

KLASIFIKASI PERJANJIAN KELOMPOK I DWI AYU RACHMAWATI (01) ( )

BAB I PENDAHULUAN. macam kegiatan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Untuk dapat memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. sisi ekonomi. Dalam hal ini tanah pun dapat dibiarkan begitu saja atau dikelola

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan era globalisasi yang semakin pesat berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk nongkrong-nongkrong di cafe. Gaya hidup nongkrong di. kita sadari merupakan pengaruh dari globalisasi.

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN PENGANGKUTAN. Menurut R. Djatmiko Pengangkutan berasal dari kata angkut yang berarti

BAB I PENDAHULUAN. Jual beli adalah suatu persetujuan dengan mana pihak yang satu

BAB I PENDAHULUAN. Usaha tersebut muncul karena banyak orang yang membutuhkannya. tetapi tidak mampu membeli mobil. Kemudian banyak orang yang

BAB I PENDAHULUAN. dengan kuota jemaah haji dan umrah terbanyak yang diberikan oleh

Heru Guntoro. Perjanjian Sewa Menyewa

BAB I PENDAHULUAN. dalam pelaksanaanya kedua belah pihak mengacu kepada sebuah perjanjian layaknya

BAB I PENDAHULUAN. yang telah dijanjikan. Demikian pengertian jual beli menurut pasal 1457 Kitab Undang-

BAB III PERLINDUNGAN KONSUMEN PADA TRANSAKSI ONLINE DENGAN SISTEM PRE ORDER USAHA CLOTHING

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat dapat menghasilkan suatu peristiwa-peristiwa tersebut dapat

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Notaris sebagai pihak yang bersentuhan langsung dengan

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan alam kehidupan sekitarnya. 1. ketentuan yang harus dipatuhi oleh setiap anggota masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Penjelasan atas Undang-undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999

PELAKSANAAN PERJANJIAN ANTARA AGEN DENGAN PEMILIK PRODUK UNTUK DI PASARKAN KEPADA MASYARAKAT. Deny Slamet Pribadi

URGENSI PERJANJIAN DALAM HUBUNGAN KEPERDATAAN. Rosdalina Bukido 1. Abstrak

KONTRAK KERJA KONSTRUKSI

Pemanfaatan pembangkit tenaga listrik, baru dikembangkan setelah Perang Dunia I, yakni dengan mengisi baterai untuk menghidupkan lampu, radio, dan ala

BAB II LANDASAN TEORI

I. PENDAHULUAN. berlaku pada manusia tetapi juga pada benda atau barang. Perpindahan barang

BAB I PENDAHULUAN. kalangan individu maupun badan usaha. Dalam dunia usaha dikenal adanya

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti perlengkapan rumah, transportasi dan lain-lain 1.

I. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) di Indonesia kian pesat,

BAB I PENDAHULUAN. beragamnya jenis musik, terdapat salah satu jenis musik yang sedang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan hidup terutama kebutuhan untuk tempat tinggal merupakan

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Menurut Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik

BAB II LANDASAN TEORI. berjudul Perihal Perikatan (Verbintenis), yang mempunyai arti lebih luas

istilah perjanjian dalam hukum perjanjian merupakan kesepadanan Overeenkomst dari bahasa belanda atau Agreement dari bahasa inggris.

BAB I PENDAHULUAN. usaha peningkatan kualitas manusia dan masyarakat Indonesia yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. tidak asing dikenal di tengah-tengah masyarakat adalah bank. Bank tersebut

BAB I PENDAHULUAN. satu jasa yang diberikan bank adalah kredit. sebagai lembaga penjamin simpanan masyarakat hingga mengatur masalah

BAB II PENGERTIAN UMUM PERJANJIAN BAKU. A. Pengertian Perjanjian dan Syarat-Syarat Sah Suatu Perjanjian

BAB I PENDAHULUAN. perjanjian kredit pembiayaan. Perjanjian pembiayaan adalah salah satu bentuk perjanjian bentuk

BAB I PENDAHULUAN. berkembanganya kerja sama bisnis antar pelaku bisnis. Banyak kerja sama

BAB I PENDAHULUAN. mencapai dan mewujudkan masyarakat adil, makmur dan sejahtera. 1 Kestabilan

UPAYA HUKUM PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN SEWA MENYEWA KENDARAAN (RENT A CAR)

BAB I PENDAHULUAN. tidak bertentangan dengan Undang-undang dan Peraturan-peraturan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan yang terjadi di negara-negara berkembang pada saat ini

BAB I PENDAHULUAN. harga tanah dan bangunan yang terus naik dari tahun ke tahun. Tanah dan

BAB I PENDAHULUAN. haknya atas tanah yang bersangkutan kepada pihak lain (pembeli). Pihak

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga perbankan merupakan inti dari sistem keuangan dari setiap negara.

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis media di Indonesia semakin berkembang pesat. Hal ini karena

KAJIAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN PEMBIAYAAN KONSUMEN KENDARAAN BERMOTOR PADA PT. BUSSAN AUTO FINANCE SURAKARTA. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan, perkembangan, dan kemajuan internasional yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah mempunyai peran paling pokok dalam setiap perbuatan-perbuatan

BAB 1 PENDAHULUAN. barang dan jasa, serta fasilitas pendukung lainnya sebagai pelengkap yang dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. dibidang ekonomi merupakan salah satu yang mendapat prioritas utama

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan secara terus menerus dan berkesinambungan, yaitu pembangunan di

2 tersebut dapat dipakai dalam jangka waktu tertentu yang telah ditentukan atau dapat dimiliki oleh pembeli. Pengelolah pusat perbelanjaan menawarkan

BAB II PERJANJIAN JUAL BELI MENURUT KUHPERDATA. antara dua orang atau lebih. Perjanjian ini menimbulkan sebuah kewajiban untuk

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Hukum Perlindungan konsumen dewasa ini mendapat cukup

BAB I. mobil baru dengan banyak fasilitas dan kemudahan banyak diminati oleh. merek, pembeli harus memesan lebih dahulu ( indent ).

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini dapat kita lihat dalam praktek sehari-hari, banyaknya peminat dari

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat menyebabkan bertambahnya populasi kendaraan pribadi yang merupakan faktor penunjang

Prosiding Ilmu Hukum ISSN: X

BAB V PENUTUP. terhadap turis asing sebagai konsumen, sehingga perjanjian sewamenyewa. sepeda motor, kepada turis asing sebagai penyewa.

BAB I PENDAHULUAN. dalam negeri serta turut aktif dalam membina kemitraan dengan Usaha Kecil dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di era globalisasi sekarang semua teknologi semakin berkembang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Manusia dalam kehidupannya sehari-hari memiliki kebutuhankebutuhan

A. Perlindungan Hukum yang dapat Diperoleh Konsumen Terhadap Cacat. Tersembunyi yang Terdapat Pada Mobil Bergaransi yang Diketahui Pada

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari digerakan dengan tenaga manusia ataupun alam. mengeluarkan Peraturan Perundang-undangan No. 15 Tahun 1985 tentang

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi. Untuk memenuhi segala kebutuhan hidupnya, mereka harus

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai makhluk sosial manusia selalu melakukan hubungan. dengan manusia lainnya dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya baik

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan sehari-hari manusia tak lepas dari bermacam-macam kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhan makanan dengan memasaknya sendiri. Terlebih lagi

BAB 1 PENDAHULUAN. menuntut para pelaku bisnis melakukan banyak penyesuaian yang salah satu

BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN. Perjanjian menurut pasal 1313 KUH Perdata adalah suatu perbuatan dengan

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap manusia mempunyai kepentingan. Kepentingan adalah suatu tuntutan perorangan atau kelompok yang diharapkan untuk dipenuhi. 1 Sejak dilahirkan manusia membutuhkan makanan, pakaian, serta tempat untuk berteduh dan sebagainya. Semakin dewasa maka bertambahlah jumlah dan jenis kepentingannya. Kepentingan manusia akan terus berkembang sampai pada akhirnya berhenti di liang lahat. Manusia dalam hidupnya dikelilingi berbagai macam bahaya yang mengancam kepentingannya, sehingga seringkali menyebabkan kepentingannya tidak tercapai. Pada hakikatnya manusia merupakan mahluk sosial yang berarti bahwa manusia saling membutuhkan manusia lainnya. Oleh karena itu, dalam rangka memenuhi kepentingannya manusia membutuhkan bantuan manusia lain. Adanya kerjasama akan memudahkan seorang individu memenuhi kepentingannya. Dalam setiap kepentingan terdapat hak yang wajib selalu diperhatikan orang lain dan dalam waktu yang sama juga memikul kewajiban yang harus ditunaikan terhadap orang lain. Hak dan kewajiban yang dirumuskan dalam berbagai kaidah hukum tergantung isi kaidah hukum. 2 Pada era globalisasi, perkembangan kehidupan manusia sudah lebih maju dan efektif karena didukung oleh kemajuan teknologi yang dapat menunjang arus 1 Sudikno Mertokusumo, 2005, Mengenal Hukum: Suatu Pengantar, Liberty, Yogyakarta, hlm. 1. 2 Purnadi Purbacaraka dan Soerjono Soekanto, 1993, Perihal Kaedah Hukum, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, hlm. 98

2 transportasi yang merupakan salah satu kebutuhan bagi manusia di zaman modern. Salah satu alat transportasi yang dapat digunakan adalah mobil, meskipun tidak semua orang memiliki mobil akan tetapi mereka dapat menyewa mobil melalui para penyedia jasa sewa-menyewa mobil. Misalnya, ketika seseorang bersama keluarganya bepergian ke suatu kota yang banyak terdapat tempat-tempat wisata, akan tetapi mereka tidak membawa mobil. Menyewa mobil pada penyedia jasa sewamenyewa mobil menjadi salah satu alternatifnya. Saat ini jasa sewa-menyewa mobil khususnya di daerah Yogyakarta dan sekitarnya semakin mudah dicari. Tidak hanya di pusat-pusat kota saja tetapi juga di pinggiran kota. Tidak hanya menyewa tempat khusus untuk sewa-menyewa tersebut, tetapi juga ada yang menyewakan atas nama pribadi yang lokasinya tergabung dengan rumah pribadinya. Hal ini merupakan salah satu peluang bisnis yang cukup menjanjikan ditambah lagi Yogyakarta merupakan kota yang memiliki banyak tujuan wisata favorit. Seiring pertumbuhan wisata di Yogyakarta maka membuat perkembangan jasa sewa-menyewa mobil di Yogyakarta pun turut meningkat. Hanya saja perkembangan ini tentu membuat persaingan antara jasa sewa mobil satu dengan yang lain juga meningkat. Pada kondisi tertentu, seperti liburan, jasa sewa-menyewa memang sangat padat bahkan sampai memiliki daftar antrian yang cukup panjang. Hal ini tentu memaksa bagi para penyedia jasa sewa-menyewa mobil untuk membuat banyak inovasi agar jasa sewa-menyewa mobil miliknya yang akan digunakan oleh konsumen.

3 Saat ini jasa sewa-menyewa mobil memang belum diatur secara resmi mengenai biaya standar yang dikenakan. Alhasil para penyedia jasa sewa-menyewa mobil masih bebas untuk menentukan berapa biaya yang ditentukan dengan berbagai fasilitas yang disediakan. Meskipun biaya jasa sewa-menyewa mobil ini belum diatur secara resmi, namun harga yang ditawarkan oleh penyedia jasa sewa-menyewa mobil satu dengan yang lainnya tidaklah jauh berbeda. Penyedia jasa sewa-menyewa yang merupakan pelaku usaha baik berbentuk badan usaha maupun perorangan mempunyai aturan dan perjanjian yang sudah ditentukan dan dipatuhi oleh konsumen. Menghindari yang dapat merugikan pihak yang meminjamkan dan menghindarkan dari pihak yang tidak bertanggung jawab maka dibuatlah suatu perjanjian yang mengikat kedua belah pihak, yaitu pihak penyedia jasa dengan pihak pengguna jasa yaitu penyewa, dalam memberikan kepastian hukum dan perlindungan bagi para pihak yang melakukan perjanjian. 3 Dalam pasal 1320 KUHPerdata, dikatakan bahwa untuk sahnya suatu perjanjian ada 4 (empat) syarat yang harus dipenuhi pada setiap perjanjian, sebab dengan dipenuhinya syarat-syarat inilah suatu perjanjian itu berlaku sah. Keempat syarat tersebut adalah : 4 1. Adanya kata sepakat dari mereka yang mengikatkan diri; 2. Kecakapan untuk membuat perjanjian; 3. Suatu hal tertentu yang diperjanjikan; 3 Wibowo Soedjono, 1978, Hukum Dagang, Bina Aksara, Jakarta hlm. 102. 4 Subekti, 1980, Pokok-Pokok Hukum Perdata, Intermasa, Jakarta, hlm. 134.

4 4. Suatu sebab (oorzaak) yang halal artinya tidak terlarang. Dengan demikian ketika keempat syarat tersebut telah dipenuhi maka perjanjian yang dibuat adalah sah dan apabila ada satu syarat yang tidak dipenuhi, maka perjanjian tersebut belum dapat dilaksanakan sehingga akibat-akibat hukumnya sebagaimana dimaksud juga tidak terjadi. Sebab dalam pasal 1338 ayat (1) KUHPerdata tegas-tegas dinyatakan, Semua persetujuan yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya. Perjanjian sewa-menyewa merupakan perjanjian konsensuil artinya perjanjian itu sudah sah dan mengikat pada detik tercapainya sepakat mengenai unsur-unsur pokok yaitu barang dan harga, jadi barang itu diserahkan tidak untuk dimiliki akan tetapi hanya untuk dipakai, dinikmati kegunannya, dengan demikian penyerahan tadi hanya bersifat menyerahkan kekuasaan belaka atas barang yang disewakan. Hal ini juga ditegaskan dalam pasal 1548 KUHPerdata, Suatu perjanjian dengan mana pihak yang satu mengikatkan dirinya untuk memberikan kepada pihak yang lainnya kenikmatan dari suatu barang selama waktu tertentu dengan pembayaran suatu harga, yang oleh pihak tersebut terakhir itu disanggupi pembayarannya. Lancar Abadi Transport merupakan salah satu dari banyak penyedia jasa sewa-menyewa mobil di daerah Yogyakarta. Seperti yang sudah Penulis paparkan di atas, dalam menjalankan kegiatan usahanya diperlukan perjanjian yang merupakan salah satu alat pelindung bagi pelaku usaha dan konsumen. Dalam kegiatan usahanya, Lancar Abadi Transport tentunya tidak terlepas dari resiko yang akan merugikan

5 konsumen, baik disebabkan oleh kesengajaan maupun dalam keadaan terpaksa (Overmacht). Kerugian yang dialami konsumen tidak hanya disebabkan oleh kelalaian pelaku usaha yang tidak melakukan kewajiban sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen Pasal 7, melainkan bisa juga berasal dari kelalaian konsumennya itu sendiri. Sebagai contohnya ketika pelaku usaha tidak menservis mesin kendaraan secara teratur sehingga menimbulkan permasalahan pada mesin saat disewakan, atau tidak mengukur tekanan ban sehingga menimbulkan ban bocor atau kempes saat disewakan. Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan diatas, penulis tertarik untuk mengangkat judul Perlindungan Konsumen Jasa Sewa Menyewa Mobil Di Persewaan Mobil Lancar Abadi Transport. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas, maka permasalahan yang dapat dirumuskan adalah : 1. Bagaimanakah proses terjadinya perjanjian sewa-menyewa mobil antara penyewa sebagai konsumen dan Lancar Abadi Transport sebagai pelaku usaha dan apakah sudah sesuai dengan Kitab Undang-undang Hukum Perdata? 2. Apa saja kewajiban Lancar Abadi Transport sebagai pelaku usaha dalam usahanya agar kepentingan konsumen terlindungi? 3. Bagaimana proses penyelesaian sengketa antara penyewa sebagai konsumen dan Lancar Abadi Transport sebagai pelaku usaha?

6 C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Objektif 1. Untuk mengetahui proses terjadinya perjanjian sewa menyewa mobil antara penyewa sebagai konsumen dan Lancar Abadi Transport sebagai pelaku usaha dan untuk mengetahui apakah perjanjian sewa menyewa tersebut sudah menurut Kitab Undang-undang Hukum Perdata. 2. Untuk mengetahui kewajiban Lancar Abadi Transport sebagai pelaku usaha jasa sewa-menyewa mobil sehingga konsumen tidak mengalami kerugian. 3. Untuk mengetahui cara penyelesaian sengketa antara Lancar Abadi Transport dalam hal terjadi kerugian yang dialami konsumen baik disebabkan oleh kelalaian pelaku usaha maupun penyewa. 2. Tujuan Subyektif Untuk memenuhi salah satu syarat agar memperoleh gelar Sarjana Hukum dari Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada. D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan kontribusi bagi pengembangan ilmu pengetahuan akan hukum pada umumnya dan khususnya mengenai hukum perlindungan konsumen serta bermanfaat bagi penelitian-penelitian selanjutnya. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan dapat

7 bermanfaat bagi masyarakat mengenai pengetahuan perlindungan konsumen terhadap jasa sewa-menyewa alat transportasi. E. Keaslian Penelitian Dalam penyusunan Penulisan hukum ini, Penulis menyadari bahwa Penulisan hukum terkait dengan pokok bahasan mengenai perlindungan konsumen dan perjanjian sewa menyewa telah banyak dilakukan oleh pihak lain, akan tetapi sepanjang Penulis melakukan penelusuran pada berbagai sumber seperti perpustakaan, internet, jurnal dan media lain belum Penulis temukan Penulisan hukum yang melakukan pembahasan mengenai hak dan kewajiban penyedia jasa sewa-menyewa mobil selaku pelaku usaha dan pengguna jasa sewa-menyewa mobil selaku konsumen, serta penyelesaian sengketa antara para pihak manakala konsumen dirugikan oleh tindakan pelaku usaha. Menurut hasil pengamatan Penulis terhadap Penulisan hukum yang telah ada sebelumnya, Penulis menemukan Penulisan hukum yang membahas mengenai perjanjian sewa-menyewa mobil pada penyedia jasa sewa-menyewa mobil, yaitu : 1. Yansen Tambonan, mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada angkatan 2002, bagian Hukum Perdata, dengan judul Penulisan Hukum Pelaksanaan Perjajian Sewa Menyewa Mobil Pada Persewaan Mobil Alif Transport Yogyakarta

8 Penulisan hukum diatas membahas mengenai pelaksanaan perjanjian sewa menyewa mobil antara Persewaan Mobil Alif Transpor dan konsumennya. Hal yang membedakan penulisan hukum ini dengan penulisan hukum tersebut adalah permasalahan yang terdapat pada penulisan hukum ini lebih menekankan kepada hak dan kewajiban pelaku usaha dan konsumennya ditinjau dari Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen, serta perlindungan konsumen manakala ada tindakan dari pelaku usaha yang merugikan konsumen.