BAB IV ANALISIS HUKUM SLAM TERHADAP TRANSAKSI SHARE SWAP DAN AKIBAT HUKUMNYA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS TRANSAKSI JUAL BELI BBM DENGAN NOTA PRINT BERBEDA SPBU PERTAMINA DI SURABAYA UTARA

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP BISNIS PULSA DENGAN HARGA DIBAWAH STANDAR

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama universal yang mempunyai sekumpulan aturan dan

BAB IV ANALISIS SEWA MENYEWA TAMBAK YANG DIALIHKAN SEBELUM JATUH TEMPO MENURUT HUKUM ISLAM. A. Analisis Terhadap Akad Sewa Menyewa Tambak

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HUTANG PIUTANG PETANI TAMBAK KEPADA TENGKULAK DI DUSUN PUTAT DESA WEDUNI KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV ANALISIS TERHADAP JUAL BELI IKAN BANDENG DENGAN PEMBERIAN JATUH TEMPO DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HAK KHIYA>R PADA JUAL BELI PONSEL BERSEGEL DI COUNTER MASTER CELL DRIYOREJO GRESIK

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI JUAL BELI ALAT TERAPI DI PASAR BABAT KECAMATAN BABAT KABUPATEN LAMONGAN.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD JASA PENGETIKAN SKRIPSI DENGAN SISTEM PAKET DI RENTAL BIECOMP

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI HANDPHONE (HP) SERVIS YANG TIDAK DIAMBIL OLEH PEMILIKNYA

BAB IV ANALISIS HUKUM BISNIS ISLAM TENTANG PERILAKU JUAL BELI MOTOR DI UD. RABBANI MOTOR SURABAYA

BAB IV ANALISIS DATA. A. Proses Akad yang Terjadi Dalam Praktik Penukaran Uang Baru Menjelang Hari Raya Idul Fitri

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI CEGATAN DI DESA GUNUNGPATI KECAMATAN GUNUNGPATI KOTA SEMARANG

adalah suatu transaksi yang sering terjadi saat masyarakat membutuhkan adalah penjual mencari seorang pembeli melalui jasa makelar.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM PENETAPAN HARGA PADA JUAL BELI AIR SUMUR DI DESA SEBAYI KECAMATAN GEMARANG KABUPATEN MADIUN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI RIGHT ISSUE DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) SURABAYA

BAB IV STOCK INDEX FUTURE TRADING DI CENTRAL CAPITAL FUTURES DALAM PERSPEKTIF MADZHAB SYAFI I

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI BARANG SERVIS DI TOKO CAHAYA ELECTRO PASAR GEDONGAN WARU SIDOARJO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP INSTRUMEN HEDGING PADA TRANSAKSI SWAP

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN UU PERLINDUNGAN KONSUMEN NOMOR 8 TAHUN 1999 TERHADAP JUAL BELI BARANG REKONDISI

BAB IV ANALISIS TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENUKARAN UANG DENGAN JUMLAH YANG TIDAK SAMA JIKA DIKAITKAN DENGAN PEMAHAMAN PARA PELAKU

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA MENYEWA POHON UNTUK MAKANAN TERNAK

BAB IV JUAL BELI SEPATU SOLID DI KECAMATAN SEDATI SIDOARJO DALAM PERSPEKTIF MASLAHAH MURSALAH

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP DENDA YANG TIDAK UMMAT SIDOARJO. Keuangan Syariah dalam melakukan aktifitasnya yaitu, muraba>hah, ija>rah

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN TARIF JUAL BELI AIR PDAM DI PONDOK BENOWO INDAH KECAMATAN PAKAL SURABAYA

BAB IV. Analisis Hukum Islam Terhadap Penjualan Obat Generik Melebihi Harga Eceran Tertinggi (HET) Pada Tiga Apotek di Surabaya

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PERPANJANGAN SEWA- MENYEWA MOBIL SECARA SEPIHAK DI RETAL SEMUT JALAN STASIUN KOTA SURABAYA

BAB IV. A. Analisis Hukum Islam terhadap Akad Kerjasama antara Pemilik Modal. dengan Pemilik Perahu di Desa Pengambengan

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTIK BISNIS JUAL BELI DATABASE PIN KONVEKSI. A. Analisis Praktik Bisnis Jual Beli Database Pin Konveksi

BAB IV ANALISIS METODE ISTINBA<T} HUKUM FATWA MUI TENTANG JUAL BELI EMAS SECARA TIDAK TUNAI

Pada hakikatnya pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) di Bank. pemenuhan kebutuhan akan rumah yang disediakan oleh Bank Muamalat

Solution Rungkut Pesantren Surabaya Perspektif Hukum Islam

BAB III PERATURAN PENCATATAN EFEK NO I- A TAHUN 2000 (ANALISIS TERHADAP TRANSAKSI SHARE SWAP )

BAB IV ANALISIS SADD AH TERHADAP JUAL BELI KREDIT BAJU PADA PEDAGANG PERORANGAN DI DESA PATOMAN ROGOJAMPI BANYUWANGI

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. Analisis Tentang Tata Cara Akad Manusia tidak bisa tidak harus terkait dengan persoalan akad

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBIAYAAN LETTER OF CREDIT PADA BANK MANDIRI SYARI AH

BAB IV ANALISIS TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PANDANGAN TOKOH AGAMA ISLAM TENTANG SEWA POHON MANGGA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM PINJAM MEMINJAM UANG DENGAN BERAS DI DESA SAMBONG GEDE MERAK URAK TUBAN

BAB IV ANALISIS TERHADAP HUKUM JUAL BELI CABE TANPA KESEPAKATAN HARGA

Musha>rakah di BMT MUDA Kedinding Surabaya

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD PEMBIAYAAN MUDHARABAH DENGAN SISTEM KELOMPOK DI BMT KUBE SEJAHTERA KRIAN SIDOARJO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA- MENYEWA TANAH FASUM DI PERUMAHAN TNI AL DESA SUGIHWARAS CANDI SIDOARJO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI IKAN TANGKAPAN NELAYAN OLEH PEMILIK PERAHU DI DESA SEGORO TAMBAK KECAMATAN SEDATI KABUPATEN SIDOARJO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TAMBAHAN HARGA DARI HARGA NORMAL YANG DIMINTA TUKANG BANGUNAN DALAM PRAKTEK JUAL BELI BAHAN BANGUNAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENETAPAN HARGA PADA PASAR OLIGOPOLI

BAB IV ANALISIS LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN

BAB IV. dan pemborong cat yang dilakukan masyarakat Tambak wedi. Musha>rakah

BAB IV. suatu transaksi. Pembiayaan yang terjadi yaitu pembiayaan mura>bah}ah bi alwaka>lah.

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI HUTANG PUPUK DENGAN GABAH DI DESA PUCUK KECAMATAN DAWARBLANDONG KABUPATEN MOJOKERTO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KERJASAMA BUDIDAYA LELE ANTARA PETANI DAN PEMASOK BIBIT DI DESA TAWANGREJO KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PROSEDUR DAN APLIKASI PERFORMANCE BOND DI BANK BUKOPIN SYARIAH CABANG SURABAYA

BAB IV PERSAMAAN DAN PERBEDAAN ANTARA HUKUM ISLAM DAN UU NO 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PEMBULATAN HARGA

BAB IV\ ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP MEKANISME PENGUPAHAN PEMOLONG CABE DI DESA BENGKAK KECAMATAN WONGSOREJO KABUPATEN BANYUWANGI

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PENGEMBALIAN SISA PEMBAYARAN DI KOBER MIE SETAN SEMOLOWARU

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN KOMISI KEPADA AGEN PADA PRULINK SYARIAH DI PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE NGAGEL SURABAYA

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM JUAL BELI IKAN DENGAN PERANTAR PIHAK KEDUA DI DESA DINOYO KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP GANTI RUGI DALAM JUAL BELI ANAK BURUNG

BAB IV STUDI ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG APLIKASI RETENSI CO ASURANSI SYARI AH DI PERUSAHAAN ASURANSI PT. TAKA>FUL INDONESIA DI SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN UU NO 7 TAHUN 2004 TERHADAP JUAL BELI AIR IRIGASI DI DESA REJOSARI KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. manusia guna memperoleh kebahagian di dunia dan akhirat. Salah satu aspek

Hijab Secara Online Menurut Hukum Islam

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN STANDARISASI TIMBANGAN DIGITAL TERHADAP JUAL BELI BAHAN POKOK DENGAN TIMBANGAN DIGITAL

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERUBAHAN HARGA JUAL BELI SAPI SECARA SEPIHAK DI DESA TLOGOREJO KECAMATAN

BAB IV ANALISIS TENTANG APLIKASI PERJANJIAN SEWA SAFE DEPOSIT BOX DITINJAU DARI BNI SYARIAH HUKUM ISLAM DAN HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KLAIM ASURANSI DALAM AKAD WAKALAH BIL UJRAH

BAB V PEMBAHASAN. A. Mekanisme Penetapan Harga Jual Kerajinan Marmer pada UD. Tukul Jaya

BAB IV ANALISIS. A. Tinjauan Hukum Islam Terhadap Jual Beli Handphone Black Market

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK PENGUPAHAN DI DESA SUMBERREJO KECAMATAN WONOAYU KABUPATEN SIDOARJO. Kecamatan Wonoayu Kabupaten Sidoarjo

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTEK JUAL BELI LEGEN. A. Analisis Hukum Islam Terhadap Pandangan Tokoh Agama Tentang Praktek

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERSEPSI NASABAH TENTANG APLIKASI MURA<BAH}AH DI BMS FAKULTAS SYARIAH

MURA<BAH{AH BIL WAKA<LAH DENGAN PENERAPAN KWITANSI

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP LARANGAN NIKAH TUMBUK DESA DI DESA CENDIREJO KECAMATAN PONGGOK KABUPATEN BLITAR

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENERAPAN SISTEM LOSS / PROFIT SHARING PADA PRODUK SIMPANAN BERJANGKA DI KOPERASI SERBA USAHA SEJAHTERA BERSAMA

BAB IV ANALISIS. A. Analisis Terhadap Modernisasi Mahar Nikah di KUA Jambangan Surabaya

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI TABUNGAN RENCANA MULTIGUNA DI PT. BANK SYARI AH BUKOPIN Tbk. CABANG SURABAYA

BAB IV. adalah pernikahan yang sah menurut syarat dan rukun pernikahan, tetapi. yang telah hadir melalui keberadaan Undang-Undang No.

BAB V PEMBAHASAN. A. Sistem Jual Beli Bunga di Kawasan Wisata Makam Bung Karno

KAIDAH FIQH. Jual Beli Itu Berdasarkan Atas Rasa Suka Sama Suka. Publication 1437 H_2016 M. Kaidah Fiqh Jual Beli Itu Berdasarkan Suka Sama Suka

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PEMOTONGAN HARGA JUAL BELI BESI TUA DAN GRAM BESI DI PT. FAJAR HARAPAN CILINCING JAKARTA UTARA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP UTANG PIUTANG HEWAN TERNAK SEBAGAI MODAL PENGELOLA SAWAH DI DESA RAGANG

BAB IV PRAKTIK UTANG-PIUTANG DI ACARA REMUH DI DESA KOMBANGAN KEC. GEGER BANGKALAN DALAM TINJAUAN HUKUM ISLAM

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PENGULANGAN PEKERJAAN BORONGAN PEMBUATAN TAS DI DESA KRIKILAN KECAMATAN DRIYOREJO KECAMATAN GRESIK

BAB I PEDAHULUAN. peluang terjadinya jual-beli dengan sistem kredit atau tidak tunai dalam

BAB IV. A. Tinjauan terhadap Sewa Jasa Penyiaran Televisi dengan TV Kabel di Desa Sedayulawas

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu dari bentuk kegiatan muamalah adalah utang-piutang untuk

IDDAH DALAM PERKARA CERAI TALAK

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENETAPAN PENGADILAN AGAMA MALANG NOMOR: 69/PDT.P/2013/PA.MLG TENTANG PENGAJUAN PERWALIAN ANAK DI BAWAH UMUR

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD PROLIMAN DALAM PENGAIRAN SAWAH DI DESA BEGED KECAMATAN KALITIDU KABUPATEN BOJONEGORO

BAB IV PENERAPAN AKAD BAYʽ BITHAMAN AJIL DALAM PENINGKATAN KEUNTUNGAN USAHA DI KOPONTREN NURUL HUDA BANYUATES SAMPANG MADURA

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP. Twitter Inc., yang menawarkan jejaring sosial berupa microblog sehingga

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PANDANGAN TOKOH AGAMA TENTANG PENAMBAHAN UANG SEWA TAMBAK DI DESA GISIK CEMANDI KEC. SEDATI KAB.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP STRATEGI BUY ON RUMORS SELL ON NEWS DALAM PERDAGANGAN SAHAM DI BEI SURABAYA

PENEMPELAN PHOTO PADA MUSHAF AL-QUR AN (KEMULIAAN AL-QUR AN)

BAB IV PERNIKAHAN SEBAGAI PELUNASAN HUTANG DI DESA PADELEGAN KECAMATAN PADEMAWU KABUPATEN PAMEKASAN

KRITERIA MASLAHAT. FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 6/MUNAS VII/MUI/10/2005 Tentang KRITERIA MASLAHAT

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT MELALUI LAYANAN M-ZAKAT DI PKPU (POS KEADILAN PEDULI UMAT) SURABAYA

KAIDAH FIQH. Yang Ikut Itu Hukumnya Sekedar Mengikuti. حفظو هللا Ustadz Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf. Publication: 1437 H_2016 M

Transkripsi:

50 BAB IV ANALISIS HUKUM SLAM TERHADAP TRANSAKSI SHARE SWAP DAN AKIBAT HUKUMNYA A. Analisis Terhadap Tata Cara Akad Dalam Transaksi Share swap Akad merupakan suatu perbuatan yang sengaja dibuat oleh dua orang atau lebih berdasarkan komitmen dan kerelaan masing-masing, maka timbullah bagi kedua pihak hak dan kewajiban yang diwujudkan dengan akad. Dengan demikian, dapat dikatakan akad adalah suatu indikator yang mencerminkan kerelaan dan tanggung jawab dalam melaksanakan kesepakatan yang telah dibuat, sehinngga menjaikan sahnya suatu transaksi. Oleh karena itu fuqaha' memandang akad sebagai salah satu faktor yang sangat esensial dalam sebuah transaksi, dimana transaksi tidak dipandang sah kecuali dengan akad. Sebagaimana dijelaskan pada bab II, bahwa pada dasarnya setiap akad jual beli harus memenuhi empat unsur, yaitu ada orang yang berakad yakni penjual dan pembeli, ada i<ja<b dan qobu<l, ada barang yang diperjual belikan, ada nilai tukar sebagai pengganti barang. Keempat unsur tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Artinya apabila salah satu unsur tidak terpenuhi maka akad tersebut dianggap tidak sah.

51 Berkaitan dengan transaksi share swap (pertukaran saham) oleh dua atau lebih perusahaan, dimana akad yang digunakan adalah akad jual beli dengan objek dan alat tukar yang sama yaitu saham. Transaksi ini sendiri merupakan salah satu bentuk dari akuisisi (pengambil alihan) perusahaan yang satu atas perusahan yang lain. Adapun analisis terkait dengan tata cara akad dalam transaksi share swap adalah sebagai berikut : Pertama, ada orang yang berakad. Dalam transaksi share swap ini pihak yang berakad adalah kedua perusahaan yang akan melakukan transaksi share swap. Adapun syarat orang yang berakad yakni berakal, mumayyiz dan bebas dari paksaan, ba<lig maka yang terkait dengan syarat tersebut adalah orang-orang yang mengelola perusahaan tersebut yakni dewan direksi, komisaris, RUPS dan lain-lain. Para pengelola perusahaan tersebut memiliki beban dan tanggung jawab yang besar dalam perusahaan, sehingga hal itu tidak memungkinkan bagi orang yang dianggap belum cakap secara hukum menduduki posisi tersebut dalam perusahaan. Dalam hal ini, transaksi share swap dianggap telah memenuhi salah satu ketentuan dalam hukum Islam mengenai syarat orang yang berakad yakni dari segi orang yang berakad. Syarat akad yang kedua adalah adanya lafal i<ja<b dan qobu<l. i<ja<b dan qobu<l merupakan pernyataan penawaran dan penerimaan dari kedua belah pihak untuk melakukan transaksi (akad). Dalam transaksi share swap, yang notabene merupakan akad pertukaran maka pernyataan ijab qobul dilakukan sekaligus oleh masing-masing pihak yang melakukan transaksi (yakni

52 perusahaan). Umumnya, perusahaan sebagai badan hukum mengimplementasikan cara i<ja<b dan qobu<lnya melalui pernyataan tertulis yang diketahui dan ditanda tangani oleh masing-masing pihak yang bertransaksi. Hal ini dilakukan karena, pernyataan tertulis dapat dijadikan alat bukti sebagai pertanggung jawaban kepada orang-orang yang tergabung dalam perusahaan. Dalam hal ini, transaksi share swap juga berarti telaah memenuhi dua ketentuan dalam hukum Islam yakni mengenai syarat orang yang berakad dan syarat yang terkait dengan i<ja<b dan qobu<l. Syarat yang ketiga adanya barang yang diperjualbelikan. Dalam transaksi share swap ini barang yang diperjual belikan adalah saham. Dalam pembahasan pada bab II telah dijelaskan bahwa saham yang boleh diperjual belikan adalah saham yang diterbitkan oleh perusahaan yang bergerak pada bidang usaha yang tidak bertentangan dengan hukum Islam. Apabila syarat tersebut dikaitkan dengan contoh kasus transaksi share swap pada bab II, dimana kedua perusahaan yakni, PT Telkom Indonesia dan PT Centralindo Pancasakti Cellular (CPC) merupakan perusahan yang bergerak dalam bidang telekomunikasi di Indonesia. Usaha tersebut jelas memberikan banyak manfaat kepada masyarakat karena tanpa adanya hal tersebut akan menghambat aktivitas masyarakat baik aktivitas formal maupun aktivitas non formal. Maka dari itu memperjual belikan saham yang dimiliki oleh perusahaan tersebut melalui transaksi share swap pun diperbolehkan.

53 Unsur yang terakhir dalam akad adalah nilai tukar (harga) yang digunakan. Pada bab II telah dijelaskan syarat-syarat yang berkaitan dengan harga pasar suatu barang. Salah satunya adalah apabila jual beli itu dilakukan dengan saling mempertukarkan barang maka barang yang dijadikan nilai tukar bukan barang yang diharamkan syara. Adapun nilai tukar dalam transaksi share swap adalah sama dengan obyek transaksi yaitu saham. Saham sendiri dalam pembahaan sebelumnya telah disebutkan bahwa saham bukan merupakan barang yang diharamkan oleh syara. Sedangkan harga yang digunakan adalah harga saham perusahan tersebut yang berlaku di Bursa Efek. Apabila perusahaan tersebut tidak tercatat di Bursa maka harga yang digunakan adalah harga sesuai kesepakatan bersama. B. Analisis Terhadap Akibat Hukum Transaksi Share swap Pada bab II dijelaskan akad jual beli merupakan sumber / cara pemindahan hak yang dibenarkan oleh syara. Hak milik yang dimaksud adalah berupa barang sebagai obyek yang diperjualbelikan dan uang atau barang lain sebagai alat pembayaran. Setiap akad memiliki akibat hukum yang satu dengan akad lainnya berbeda. akibat hukum suatu akad tidak dapat dipisahkan dengan tujuan suatu akad tersebut dilakukan. Misalnya tujuan akad jual beli adalah pemindahan kepemilikan suatu

54 barang dari penjual kepada pembeli. Sedangkan akibat hukum dari akad tersebut adalah beralihnya kepemilikan suatu barang dari penjual kepada pembeli. Dalam transaksi share swap yang dianalogikan dengan dengan transaksi jual beli, tujuan dari transaksi tersebut adalah pemindahan kepemilikan dari pemegang saham (penjual) kepada pemegang saham yang baru (pembeli). Sedangkan akibat hukum dari transaksi adalah beralihnya kepemilikan masing-masing pemegang saham yang tergabung dalam suatu perusahaan yang melakukan transaksi. Pada taraf pembahasan ini, cross holding (kepemilikan silang) sebagai akibat hukum dari transaksi share swap tidak bertentangan dengan ketentuan hukum Islam. Akan tetapi, pembahasan transaksi pertukaran saham (share swap) tidak dapat disamakan sepenuhnya dengan transaksi pertukaran barang (barter) pada umumnya. pada pertukaran barang dengan akad jual beli, setelah akad tersebut selesai yang ditandai dengan beralihnya kepemilikan barang dari penual kepada pembeli maka perikatan kedua pihak dianggap telah selesai. Selain itu, akad tersebut juga tidak ada sangkut pautnya dengan pihak ke tiga selain penjual dan pembeli. Adapun dalam akad pertukaran saham (share swap) berbeda dengan hal diatas. Hal ini dikarenakan saham sebagai obyek akad merupakan bukti penyertaan kepemilikan suatu perusahaan, Pembelian sebagian saham perusahaan juga dapat diartikan bahwa pemegang saham adalah salah satu dari pemilik perusahaan tersebut. Dengan adanya hal itu seorang pemegang saham memiliki hak dan kewajiban yang melekat pada pemilikan saham tersebut dalam peusahaan.

55 Salah satu hak seorang pemegang saham yang menjadi fokus pembahasan ini adalah hak untuk ikut serta menentukan kebijakan perusahaan yang terkait dengan pemasaran dari produk barang dan atau jasa yang dihasilkan perusahaan tersebut. Dari data diatas yang terjadi adalah kepemilikan silang (cross holding) sebagai akibat hukum dari transaksi share swap pada akhirnya memicu terjadinya praktek pengendalian pasar (monopoli) pada satu atau lebih dari produk atau jasa yang sejenis dengan yang dihasilkan perusahaan tersebut di pasaran. Hal seperti itu dapat digolongkan sebagai salah satu bentuk penyalahgunaan hak kepemilikan saham oleh seorang pemegang saham. Dalam konsep hak milik pada bab II bahwa seseorang yang mempunyai haq al-milkiyah (hak kepemilikan) memliki kekuasaan penuh untuk melakukan apapun dengan barang (sesuatu) yang dimilikinya. Kekeuasaan tersebut termasuk memanfaatkan hingga merusak sesuatu yang dimilikinya. Akan tetapi kekuasaan tersebut dibatasi dengan syarat tidak melanggar hak orang lain. Adapun praktek monopoli, pada zaman sekarang ini telah berkembang dalam berbagai bentuk. Misalnya, kerjasama dalam penetapan harga (price fixing), kerjasama dalam pembagian pangsa pasar (market division) juga kerjasama dalam penawaran barang dan jasa (bid-rigging), dan lain-lain. Ketiga bentuk praktek monopoli tersebut telah terbukti menimbulkan dampak negatif baik pada dunia usaha maupun masyarakat luas. Adapun dampak negatif (mafsadat) yang dimaksud adalah :

56 1. Praktek monopoli terutama yang disebabkan transaksi share swap menyebabkan perputaran arus modal akan berputar diantara para pihak-pihak yang memiliki kepentingan yang sama pada usaha yang sejenis dalam dunia usaha. Hal seperti ini bertentangan dengan asas mua<malah yakni asas persamaan atau kesetaraan (al-musa<wah). Pihak yang memiliki surplus modal dan surplus sumber daya lain (golongan ekononomi kuat) akan semakin berjaya dengan praktek monopoli ini. Sedangkan pihak ekonomi lemah akan semakin terpinggirkan baik dari modal maupun sumber daya yang lain. Padahal Islam menekankan asas ini dengan tujuan agar harta kekayaan tidak hanya berputar diantara orang-orang kaya saja. Sebagaimana Q.S. Al- Hasyr :7. 2. Praktek monopoli akan memperkecil tingkat persaingan diantara beberapa perusahaan yang memiliki core bussiness yang sejenis. Artinya perusahaan yang seharusnya bersaing secara bebas dengan adanya penyalahgunaan hak kepemilikan saham ini justru akan bekerjasama dengan menyamakan visi dan misinya dalam mengendalikan pasar. Rendahnya tingkat persaingan sebagai akibat dari adanya transaksi share swap ini bertentangan dengan asas alh{urriyah (asas kebebasan) dalam hukum Islam. Dimana pada hakikatnya setiap orang berhak melakukan akad dengan siapapun dan dalam bentuk apapun sepanjang hal tersebut tidak melanggar ketentuan dalam hukum Islam.

57 Kepemilikan saham secara silang (cross holding) sebagai akibat hukum dari transaksi share swap oleh perusahaan yang melakukan transaksi tersebut akan memebrikan keuntungan secara finansial (maslah{at) bagi peusahaan yang bekerjasama. Akan tetapi, disisi lain kerjasama dalam kepemilkan saham tesebut juga memicu terjadinya praktek monopoli. Pihak yang paling dirugikan dengan praktek monopoli ini adalah masyarakat luas sebagai konsumen. Dengan adanya hal tersebut masyarakat menjadi tidak memiliki pilihan beragam dalam memenuhi kebutuhannya karena mahalnya ataupun karena terbatasnya barang yang dibutuhkan. Dalam hal ini, kemaslahatan masyarakat luas harus lebih diutamakan dari pada kepentingan perusahaan semata. Hal ini sesuai dengan kaidah dibawah ini : د ر ء ال م ف اس د ا و لى م ن ج ل ب ال م ص ال ح ف ا ذا ت ع ار ض م ف س د ة و م ص ل ح ة ق دم د ف ع ال م ف س د ة غ ال ب ا. Menolak kerusakan lebih diutamakan daripada menarik kemaslah{atan, dan apabila berlawanan antara mafsadah dan mas{lah{ah, didahulukan menolak yang mafsadah. Dengan demikian, praktek transaksi share swap yang mengakibatkan cross holding memang harus dilarang terlebih dahulu. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya dampak negatif (mafsadat) yang timbul di kemudian hari apabila praktek transaksi share swap tersebut tetap dilakukan oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia. Hal ini sesuai dengan kaidah fiqh dibawah ini : ا لد ف ع ا ق و ى م ن ال رف ع

58 "Menolak lebih kuat dari pada mengangkat" Maksudnya, mencegah agar dampak negatif dari pada praktek monopoli dengan cara melarang transaksi share swap itu jauh lebih baik dan mudah dari pada mengatasi dampak negatif apabila praktek monopoli itu benar-benar terjadi. BAB V

59 PENUTUP A. Kesimpulan Dari seluruh pembahasan pada Bab I sampai dengan Bab IV diatas dapat disimpulkan bahwa : 1. Praktek transaksi share swap umumnya diawali dengan diadakannya Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) untuk membahas mengenai tata cara dalam melakukan transaksi, nilai tukar yang digunakan serta cara pembayaran dalam transaksi tersebut. Setelah terdapat kesepakatan diantara para pemegang saham maka dewan direksi sebagai pelaksana keputusan segera menindaklanjuti kepeutusan tersebut. 2. Akibat hukum dari transaksi share swap adalah cross holding (kepemilikan silang), dimana kepemilikan tersebut memungkinkan terjadinya penyalahgunaan hak kepemilikan saham yang berakibat pada terjadinya praktek monopoli pada satu atau lebih barang ataupun jasa di pasaran. 3. Bahwa dari segi syarat dan rukunnya, transaksi share swap telah memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh hukum Islam. Sedangkan dari segi akibat hukumnya, transaksi share swap mempunyai akibat hukum cross holding (kepemilikan silang) yang kemudian menimbulkan praktek monopoli, dimana praktek tersebut bertentangan dengan prinsip hukum Islam dari dan membawa kerugian (mafsadat) bagi masyarakat banyak. Oleh karena itu, secara keseluruhan akad transaksi share swap merupakan akad yang tidak s{ah{ih{ atau batal.

60 B. Saran 1. Hendaknya pihak Bursa Efek sebagai pembuat Peraturan Pencatatan Efek No I-A Tahun 2000 benar-benar dapat melaksanakan peraturan tersebut sebaikbaiknya. Hal itu perlu dilakukan agar tercipta iklim persaingan yang sehat dalam dunia usaha sehingga tidak merugikan pihak lain terutama masyrakat luas. 2. Hendaknya dalam membuat kebijakan dalam dunia usaha, para pengusaha juga harus lebih memiliki hati nurani agar kebijakan yang dikeluarkan tidak hanya bertujuan untuk menumpuk harta kekayaan dirinya atau kelompoknya saja tanpa memperhatikan hak masyarakat yang terkena imbas dari kebijakan yang dikeluarkan.