GAMBARAN REMAJA INDONESIA DI MASA DATANG. Abtarak

dokumen-dokumen yang mirip
1. Latar Belakang Penelitian

DAFTAR PUSTAKA. Ancok, D Teknik Penyusunan Skala Pengukur. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

PENGARUH KEBERADAAN KELAS RSBI TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 1 SELONG TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SONEDI

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP POLA ASUH ORANG TUA, PERSEPSI TERHADAP KONDISI LINGKUNGAN SEKOLAH, DANKECERDASAN EMOSI TERHADAP MOTIVASI BELAJAR

PENINGKATAN KARYAWISATA MELALUI KARYAWISATA. M Arif Syarif H ABSTRAK

Novi Nitya Santi Dosen Universitas Nusantara PGRI Kediri

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA MAHASISWA UNISKA BANJARMASIN JURUSAN PAI. Umi Hani*

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB V PENUTUP. berada pada kategori cukup baik. Hal ini dapat diketahui dari kategorisasi

Hubungan antara Kecerdasan Emosional dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas II SMA Negeri 2 Mataram

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN UMUR MAHASISWI SEMESTER I DIV KEBIDANAN TAHUN 2017

HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN JASMANI DENGAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI DI SMP MUHAMMADIYAH NGADIROJO ARTIKEL SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA MTs SUNAN KALIJOGO KARANG BESUKI MALANG

BAB I PENDAHULUAN. intelektualnya (IQ), namun juga ditentukan oleh bagaimana seseorang dapat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis data hubungan Lingkungan Keluarga,

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR SENI BUDAYA NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan

MIZRUNA NPM

ARTIKEL ILMIAH HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SD NEGERI 142/1 SENGKATI KECIL. Oleh: SUHADA NIM A1D109190

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan

KECERDASAN EMOSIONAL DAN MOTIVASI KAITANNYA DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWI KEBIDANAN

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII MTSN NGEMPLAK BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI

DAFTAR PUSTAKA. Giordan, D.A, Dusek, D.E dan Everly, G.S Controlling Stres and Tension. Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis variabel penelitian yang berjudul tingkat

BAB I PENDAHULUAN. kemudikan oleh orangtua. Kartini Kartono menyebutkan bahwa keluarga

BAB I PENDAHULUAN. prestasi belajarnya. Namun dalam upaya meraih prestasi belajar yang. memuaskan dibutuhkan suatu proses dalam belajar.

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA TINGKAT I PRODI DIII KEBIDANAN STIKes YPIB MAJALENGKA TAHUN 2012

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA. Skripsi

Sosiodrama pada Pembelajaran IPS sebagai Upaya Peningkatan Kepercayaan Diri Siswa

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN. emosional yang memiliki hasil validitas berkisar antara 0,063-0,105 dan p

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan kita,

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah sebuah anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan

DAFTAR PUSTAKA. Alwisol Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengubah emosi, sosial dan intelektual seseorang. Menurut Tudor (dalam Maurice

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan tentang hubungan antara

ARIS RAHMAD F

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Cara Belajar berpengaruh positif dan signifikan terhadap Prestasi Belajar

BAB I PENDAHULUAN. dengan keadaan yang terjadi pada bangsanya. Pola pikir mahasiswa saat ini hanya

Arif Rohman, Memahami Pendidikan & Ilmu Pendidikan, LaksBang Mediatama, Surabaya, 2009, hlm

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Masalah pendidikan perlu

HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMP

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat melekat pada diri manusia. Seksualitas tidak bisa dihindari oleh makhluk

BAB V PENUTUP. 1. Ada pengaruh positif yang signifikan kecerdasan emosional terhadap

BAB I PENDAHULUAN. dewasa dimana usianya berkisar antara tahun. Pada masa ini individu mengalami

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Tahun Ajaran 2011/2012. Hal ini ditunjukkan dari hasil perhitungan nilai t

Pengaruh Pola Asuh Orang Tua terhadap Kecerdasan Emosional Siswa SMPN 2 Desa Kelampok Singosari Kabupaten Malang

BAB I PENDAHULUAN. dalam menunjukkan bahwa permasalahan prestasi tersebut disebabkan

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN KOHESIVITAS PEER GROUP PADA REMAJA SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA PRESTASI BELAJAR DENGAN KECERDASAN EMOSIONAL

BAB I PENDAHULUAN. dilihat dari tiga ciri utama yaitu derajat kesehatan, pendidikan dan. bertumbuh dan berkembang (Narendra, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. berbagai pihak sebagai alat ampuh untuk melakukan perubahan terhadap

PENTINGNYA KECERDASAN EMOSIONAL SAAT BELAJAR. Laelasari 1. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. pada meningkatnya hubungan antara anak dengan teman-temannya. Jalinan

I. PENDAHULUAN. teratur, dan berencana yang berfungsi untuk mengubah atau mengembangkan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. ahli (expert judgment), inventori dinyatakan layak digunakan dan dapat diuji

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Minat Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

DAFTAR PUSTAKA. Dimyati dan Mudjiono, Belajar Dan Pembelajaran, Jakarta : Rineka Cipta, 2002

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. lingkungan alam sebagai sumber belajar terhadap hasil belajar kognitif IPA

BAB V PENUTUP A. Simpulan

BAB I PENDAHULUAN. Cipta,2008), hlm. 2.

Henni Anggraini Universitas Kanjuruhan Malang

BAB I PENDAHULUAN. Sastra secara nyata memang berbeda dengan psikologi. Psikologi

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan baik fisik dan psikis dari waktu ke waktu, sebab

Eka Rezeki Amalia A. ARTIKEL Sumber: Didownload tanggal 21 Maret 2008

HUBUNGAN ANTARA SUASANA KELUARGA DENGAN MINAT BELAJAR PADA REMAJA AWAL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. dan memenuhi tujuan hidupnya secara lebih efektif dan efisien. 1. perkembangan dan kelangsungan hidup suatu bangsa.

Dalam keluarga, semua orangtua berusaha untuk mendidik anak-anaknya. agar dapat menjadi individu yang baik, bertanggungjawab, dan dapat hidup secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menimbulkan konflik, frustasi dan tekanan-tekanan, sehingga kemungkinan besar

BAB I PENDAHULUAN. (Bandung: Sinar Baru Al-Gasindo, 1995), hlm Nana Sujana, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum Sekolah,

HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI KEIKUTSERTAAN DALAM EKSTRAKURIKULER BOLA BASKET DENGAN TINGKAT KECERDASAN EMOSIONAL

SOSIOLOGI KOMUNIKASI

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA KELAS II SMK KESEHATAN BHAKTI KENCANA TASIKMALAYA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Terdapat pengaruh positif dan signifikan Perhatian Orang Tua terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Grafindo Persada, 2005), hlm Jalaluddin, Psikologi Agama, edisi revisi 2005, (Jakarta: Raja

BABI. Kehidupan modem saat ini belum memungkinkan orangtua. sepenuhnya mencurahkan perhatian kepada anak. Kebutuhan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sepanjang hayatnya, baik sebagai individu, kelompok sosial, maupun sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Cet. 1,hlm 6. (Jogjakarta: Ar-Ruzz, 2012), hlm ), hlm. 48.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasar hasil pembahasan analisis data melalui pembuktian terhadap

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Terdapat pengaruh positif dan signifikan Minat Belajar terhadap Prestasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak ke masa remaja.

Metsi Daud 1. Keywords: Emotional Intelligence, Academic Achievement

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dimasyarakat pada saat ini melalui media-media seperti televisi, koran, radio dan

BAB I PENDAHULUAN. awal yaitu berkisar antara tahun. Santrock (2005) (dalam

BAB I PENDAHULUAN. adalah kualitas guru dan siswa yang mesing-masing memberi peran serta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN ANTARA KEDISIPLINAN DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA SMA NEGERI 1 TERAS, BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki peran penting dalam rangka memelihara

134 Perpustakaan Unika LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN. belakang masalah, (2) rumusan masalah, (3) tujuan penelitian, (4) anggapan dasar

BAB I PENDAHULUAN. Perhatian dunia pendidikan terhadap remaja semakin besar dan. meningkat.banyak ahli maupun praktisi yang memberikan perhatian besar

BAB I PENDAHULUAN. empiris yang mendasari perubahan kurikulum adalah fakta di lapangan. menunjukkan bahwa tingkat daya saing manusia Indonesia kurang

Transkripsi:

GAMBARAN REMAJA INDONESIA DI MASA DATANG Oleh : Wening Purbatin Palupi Soenjoto Abtarak Saat ini sering mendengar dan membaca berita kenalan remaja yang buat miris hati para orang tua.lalu kita bertanya salah siapakah?apa penyebabnya?gagalkah pendidikan di Indonesia?pengaruh teknologi kah? dan yang paling disalahkan adalah orang tua yang tidak mampu mendidik anaknya.kita sering menemukan buku-buku tentang bagaimana menjadi orang tua yang baik atau semacam panduan untuk membuat anak menjadi cerdas.macam-macam tips dan petunjuk namun betulkah para orang tua harus membaca buku petunjuk agar bisa jadi orang tua yang baik?secara realisitiknya bahwa banyak beredarnya buku-buku petunjuk bagaimana menjadi orang tua yang baik, bagaimana mendidik anak agar sukses dan semacamnya menunjukkan seolah-olah orang tua zaman sekarang mengalami gagal mendidik anak sehingga diperlukan banyak membaca buku-buku panduan agar sukses menjadi orang tua. Bukan kah menjadi orang tua itu adalah anugrah terindah dari Yang Maha Kuasa? Semua tanggung jawab diserahkan sebagai bentuk menerima titipan dari Ilahi dan tidak pernah ada satupun lembaga pendidikan khusus mencetak untuk menjadi orang tua.kita tidak akan menemukan lembaga pendidikan yang membina khusus bagi pasangan yang akan menikah harus lulus uji untuk siap dan layak menjadi orang tua.tidak akan pernah ada sertifikasi khusus diperuntukkan untuk orang tua yang telah lebih dari 5 tahun menjadi orang tua layak untuk disertifikasi seperti yang terjadi pada profesi guru di Indonesia dengan sistem sertifikasiharuskah orang tua selalu disalahkan ketika anak menjadi nakal dan tidak bisa dibina? Mari kita ungkap berdasarkan beberapa sudut pandang dan teori. 1.ANAK ADALAH TITISAN ORANG TUA Beberapa teori tentang perkembangan manusia bahwa anak akan dipengaruhi oleh faktor herediter atau sifat-sifat dari orang tua akan diturunkan pada anak. Tidak hanya sifat tapi juga fisik anak juga merupakan faktor herediter dari orang tua. Menurut Hurlock (1980) sifat-sifat bauran yang berfungsi dasar bagi perkembangan selanjutnya,diturunkan sekali untuk selamanya. Masa prenatal merupakan pondasi awal dalam pembentukan anak dalam kandungan dimana seluruh proses terciptanya anak berawal adanya perpaduan sel sex pria dan sel wanita menurunkan ciri-ciri khusus pada anaknya. Penurunan sifat bawaan mempengaruhi perkembangan selanjutnya dan faktor keturunan membatasi sejauh mana individu dapat berkembang. Berdasarkan teori nativisme bahwa yang diturunkan pada anak maka tidak akan berubah sampai kapanpun. 2.POLA ASUH ADALAH PEWARNA AWAL HIDUP SEORANG ANAK Teori Tabula Rasa yang dikemukakan Jhon Locke menjelaskan bahwa bayi terlahir bagai kertas putih dan pengalaman yang dilalui yang akan mewarnainya.

Pola asuh orang tua menjadi pembentuk pribadi anak dimana anak dibentuk dan dibina sesuai yang diharapkan orang tua. Hasil pola asuh diharapkan menjadi pewarna yang sangat efektif yang berdampak pada anak. Ada 3 pola asuh orang tua yang digunakan dalam pembentukan pribadi anak: - Pola asuh otoriter yaitu orang tua harus dituruti tanpa mendengar pendapat,komunikasi 1 arah.orang tua berwatak kolot tidak mau kompromi akan peubahan yang terjadi pada anak.orang tua biasa hukuman tidak mematuhi orang tua. Pola asuh ini mencetak anak menjadi pasif,dibayang-bayangi ketakutan berbuat salah hingga kesulitan mengambil keputusan,ragdu-ragu,minder dan kesulitan bersosialisasi. - Pola asuh Permisif yaitu orang tua menuruti anak,semua yang diinginkan anak dipenuhi.orang tua menjadi permisif biasanya diawali peristiwa tertentu yang menyebabkan takut kehilangan anak.terjadi reaksi formatif yang dampaknya justru kuranng baik bagi perkembangan kepribadian anak tanpa disadari orang tua.anak menjadi sangat ketergantungan dan membangkang ketika keinginannya tidak terpenuhi. - Pola asuh Demokratf yaitu hubungan orang tua dan anak terjadi komunikasi 2 arah,saling mendengarkan dan salling memberi masukan dan kritikan yang membangun.anak menjadi lebih menghargai dan merasa diakui dalam keluarga.membentuk anak lebih aktif dan mudah bersosialisai di lingkungan. 3.KELUARGA ADALAH ORGANISASI PERTAMA DAN AWAL ANAK BERSOSIALISASI Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat terdiri dari kepala keluarga,ibu dan anak yang terkumpul dan tinggal dalam satu atap dalam keadaan saling ketergantungan. Setiap orang didalam rumah melakukan peran masing-masing.anak belajar meniru apa yang terjadi didalam rumah Anak mendapat semua yang bisa dipelajari dari bahasa,manajemen waktu,kebiasaan hidup,pola makan,cara bicara dan banyak hal yang pada akhirnya keluarga menjadi berperan sangat penting dalam pembentukan keluarga. Jika dalam keluarga, anak tidak mendapat pemenuhan psikis yang cukup dan sehat maka akan membuat anak memilih tempat lain sebagai perbandingan anak untuk mendapat kenyamanan hidup. Anak lebih suka berkumpul bersama teman-temannya atau menghabiskan waktu di warnet.jika hal ini tidak segera ditanggulangi oleh orang tua secara bersama maka anak akan segera kehilangan arah,selisih paham antara anak dan orang tua bahkan anak melarikan diri ke hal-hal buruk yang anak merasa disalahkan dan tidak didengarkan keluh kesahnya penyebab anak memilih dunia luar rumah. Jika hal ini menjadi masalah pelik dan tidak ada jalan keluarnya maka menjadi pencetus anak menjadi nakal sebagai penyaluran hasrat agar diperhatikan orang tua.banyak terjadi sex bebas karena mengalihkan kebutuhan kasih sayang yang tidak diterima sepenuhnya dirumah dialihkan kepola pacara.n yang tidak sehat.mengalihkan rasa marah dan kecewa pada minuman keras dan narkoba.

Pola anak menyalahkan orang tuadan orang tua menyalahkan anak yang orang tua telah merasa membmbing anak sepenuhnya termasuk memenuhi apa yang diperlukan anak Menjadi lingkaran setan saling menyalahkan antara orang tua dan anak.inilah yang terjadi di Indonesia maraknya kenakalan anak dan remaja dimana sudah kehilangan interaksi dan komunikasi yang sehat antara anak dan orang tua. Semestinya keluarga adalah organisasi awal anak berkomunikasi dan berinteraksi sosial secara sehat yang akan terjewantahkan dalam kehidupan sehari-hari anak diluar rumah. APA PENYEBAB KENAKALAN TERSEBUT? Sesungguhnya banyak sekali faktor anak hingga sampai pada kenalan.diantara faktor-faktor yang menonjol adalah: a. Kurangnya didikan agama bukanlah hanya pendidikan secara sengaja dan teratur yang didapat anak di sekolah saja tetapi penanaman jiwa agama yang dimulai dari rumah tangga,saat masa pranatal dengan jalan pembiasaan anak pada sifat-sifat dan kebiasaan yang baik sesuai dengan jiwa ajaran agama itu akan dapat tertanam denganmudah pada jiwa anak. b. Kurang pengertian orangtua tentang pendidikan yaitu salah pengertian orang tua bahwa apabila telah memberikan makanan,pakaian,pendidikan sekolah,perawatan kesehatan,kebutuhan jajan yang cukup maka telah selesai tugas orangtua.sesungguhnya yang terpenting dalam pendidikan anak adalah keseluruhan perlakuan-perlakuan yang diterima anak dari orantuanya dimana anak merasa disayangi,diperhatikan dan diindahkan dalam keluarga. c. Kurang teraturnya pengisian waktu yaitu sesungguhnya cara pengisian waktu luang itu sangat mempengaruhi kelakuan anak-anak,jarang diperhatikan cara yang baik untuk mengisi waktu terluang bagi anak-anak.jika anak dibiarkan mencari jalan sendiri untuk mengisi waktu luang maka akan diisinya sesuai keinginan anak tanpa mempertimbangkan baik buruknya. d. Tidak stabilnya keadaan sosial,politik dan ekonomi yaitu jika kegoncangan dan kegelisahan pada orang tua atau anggotamasyarakat pada umumnya akan mempengaruhi tindakan dan perlakuan mereka pada anak-anak.jika si anak sedang meningkat usia remaja mengalami kegelisahan dan kesukaran akibat hal ini disamping problema ereka sendiri yang terjadi akibat pertumbuhan dan perkembangan yang meyertai pertumbuhan umurnya maka kegoncangan jiwa mereka akan bertambah maka terjadilah gangguan-gangguan kelakuan,prilaku Bahkan keadaan fisiknya dan sering terjadi adalah tindakan-tindakan yang oleh orang dewasa dianggap sebagai kenakalan. e. Kemerosotan moral dan mental orang dewasa yaitu bagi anak akan mudah meniru daripada berusaha dan berpikir mencari realisasi dari pengertian yang abstrak jika orangtua pasif dan kurang memperhatikan pendidikan anaknya dan tidak menjauhkan dari contoh yang tidak baik maka akan sukarlah mengatur kelakuan anak karena kelakuan orang dewasa sangat mempenagruhi anak-anak.anak remaja lebih suka menirukan dibandingan mendengarkan dan mematuhi nasehat-nasehat yang berlainan dengan contoh yang diberikan. f. Banyaknya pengaruh teknologi,film,buku-buku bacaan yang merusak moral yaitu kita tidak mampu membendung kemajuan hebat teknologi yang sangat membantu aktivitas manusia namun juga mampu merusak mental tanpa disadari terutama dampaknya bagi anak-anak dan remaja.jika yang tertekan mencari jalan keluar penyaluran dengan cara mengindentifikasi dirinya dengan pelaku dalam cerita yang cocok dengan dirinya.akhirnya tanpa disadari

mereka meneladani pahlawan yang tidak bermoral yang terdapat dalam film dan bacaan yang dibaca mereka. g. Pendidikan dalam sekolah yang kurang baik Sekolah bukanlah menuangkan pengetahuan saja bagi murid tapi sekolah juga seharusnya sebagai alam dan lingkungan dimana anak benar-benar menumbuhkan kepribadiannya,melegakan batin yang gelisah dan belajar menyesuaikan diri dengan segala situasi dan problema yang dihadapinya.apabila guru-guru hanya menjalankan tugas mengajar saja tanpa mendekatkan jiwa,kesukaran dan problema anak sehingga hubungan dengan murid-murid tidak dekat maka bagi anak-anak yang tidak mendapati bimbingan yang baik dirumah akan mendapat kesukaran jika harus berhubungan dengan peraturan sekolah hingga akan timbul lagi kenakalan di sekolah h. Perhatian masyarakat terhadap pendidikan anak-anak Disamping pendidikan anak yang didapat oleh anak dalam keluarga dan sekolah,amat penting juga peranan yang dimainkan oleh masyarakat yang merupakan lapangan tempat anak mencoba melahirkan dirinya untuk menunjukkanharga diri dan kebutuhan agar dapat merasakan berguna serta berharga dalam masyarakat.jika dalam sebuah masyarakat telah kehilangan norma-norma dan kearifan lokalyang harusnya turun temurun pada generasi selanjutnya maka akan terbentuk masyarakat yang tidak punya pondasi norma keekhasan yang bisa ditiru generasi mudanya. Beberapa usaha untuk menghadapi kenakalan anak-anak yaitu dengan cara pendidikan agama harus berawal dari rumah,orangtua harus mengerti dasar-dasar pendidikan dimana orang tua juga lebih mampu keadaan jiwa anak sesuai dengan tahap perkembangana anak,melakukan pengisian waktu luang bersama secara teratur sehingga anakterhindar dari akibat yang kurang baik.pengertian dan pengamalan agama menjadi contoh utama yang dilakukan orang tua dimana anak mampu mendapat role model yang baik bagi anak-anaknya. Penyaringan dini dari dampak teknologi,film dan buku bacaan yang merusak moral dimana peran orangtua harus menjadi penelaah,pemilah dan penyeleksi secara sehat dengan disdasari komunikasi interaksi yang menyenangkan akan memudahkan anak untuk dapat menerima nasehat orang tuanya. Dari uraian diatas bahwa kenakalan anak dan remaja dipicu banyak faktor yang salig keterkaitan.jika tidak disiasati dengan arif oleh semua pihak maka tanpa disadari sedikit demi sedikit generasi muda kehilangan arah yang diawali kehilangan role model yang harusnya menjadi panutan dalam jalani pembiasaan hidup. Bahwa kenakalan anak-anak dan remaja tidak dapat dipisahkan dari pendidikan dan perlakuan yang diterima anak-anak dari orangtua,sekolah dan masyarakat.jika kita ingin mengubah dan memperbaiki anak-anak yang nakal dan mencegah jangan sampai anak pada suatu ketika nakal maka faktor dan masalah-masalah mulai dari keluarga,sekolah dan masyarakat harus kita perbaiki disamping menolong anak-anak itu sendiri.

Daftar Pustaka Ahmad, Mudzakir. (1997). Psikologi Pendidikan. Bandung : Pustaka Setia. Goleman, Daniel. (2000). Emitional Intelligence (terjemahan). Jakata : PT Gramedia Pustaka Utama. Goleman, Daniel. (2000). Working With Emotional Intelligence (terjemahan). Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. Gottman, John. (2001). Kiat-kiat Membesarkan Anak yang Memiliki Kecerdasan Emosional (terjemahan). Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama. Irwanto. (1997). Psikologi Umum. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. Mila Ratnawati. (1996). Hubungan antara Persepsi Anak terhadap Suasana Keluarga, Citra Diri, dan Motif Berprestasi dengan Prestasi Belajar pada Siswa Kelas V SD Ta Miriyah Surabaya. Jurnal Anima Vol XI No. 42. Moch, Nazir. (1988). Metodologi Penelitian.Cetakan 3. Jakarta :Ghalia Indonesia. Morgan, Clifford T, King, R.A Weizz, JR, Schopler. J, 1986. Introduction of Psychology, (7th ed), Singapore : Mc Graw Hil Book Company Muhibbin, Syah. (2000). Psikologi Pendidikan dengan Suatu Pendekatan baru. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Nana, Sudjana. (2001). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Cetakan ketujuh. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Ratna Wilis, D. (1996). Teori-Teori Belajar. Jakarta : Penerbit Erlannga. Saphiro, Lawrence E. (1998). Mengajarkan Emotional Intelligence Pada Anak. Jakarta : Gramedia. Sarlito Wirawan. (1997). Psikologi Remaja. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada. Sia, Tjundjing. (2001). Hubungan Antara IQ, EQ, dan QA dengan Prestasi Studi Pada Siswa SMU. Jurnal Anima Vol.17 no.1 Sri, Lanawati. (1999). Hubungan Antara Emotional Intelligence dan Intelektual Quetion dengan Prestasi Belajar Siswa SMU.Tesis Master : Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Sumadi, Suryabrata. (1998). Psikologi Pendidikan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Sumadi, Suryabrata. 1998. Metodologi Penelitian. Cetakan sebelas. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada. Saifuddin, Azwar. (1997). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta : Pustaka Balajar Offset. Saifuddin Azwar. (1998). Tes Prestasi Fungsi dan Pengembangan Pengukutan Prestasi balajar. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Offset. Suharsono. (2002). Melejitkan IQ, IE, dan IS. Depok : Inisiasi Press. Sutrisno Hadi. (2000). Statistik 2. Yogyakarta : Andi Offset. Syaiful Bakrie D. (1994). Prestasi belajar dan kompetensi guru. Surabaya : Usaha Nasional. Winkel, WS (1997). Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta : Gramedia.