I. PENDAHULUAN. mempengaruhi tumbuh dan kembangnya pembangunan suatu kota, disamping faktor-faktor lain. Jumlah penduduk yang cenderung hidup di

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan jumlah penduduk merupakan salah satu faktor yang ikut

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan masyarakat akan pelayanan transportasi saat ini semakin

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan nasional disatu sisi telah meningkatkan

I. PENDAHULUAN. Menurut C.S.T. Kansil dan Christine S.T. Kansil (1995:104):

IV. GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. 4.1 Gambaran Umum Dinas Perhubungan Kota Bandar Lampung

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Indonesia sebagai negara berkembang saat ini sedang giat melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi merupakan sarana yang sangat penting dan strategis dalam

I. PENDAHULUAN. Pada dasarnya, pembangunan jalan diharapkan mampu untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa dan negara. Hal ini tercermin semakin meningkatnya kebutuhan

perbaikan hidup berkeadilan sosial.

IV. GAMBARAN UMUM. A. Gambaran Umum Polresta Bandar Lampung. Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) meru pakan merupakan alat

I. PENDAHULUAN. kebijakan di kawasan tertentu. Kawasan tersebut adalah wilayah yang berada

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Kendaraan bermotor dalam perkembangannya setiap hari

I. PENDAHULUAN. Transportasi juga diharapkan memiliki fungsi untuk memindahkan obyek sampai tujuan dengan

I. PENDAHULUAN. meningkatnya berbagai aktivitas pemenuhan kebutuhan, salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. penduduk. Untuk mendukung kelancaran pergerakan dan interaksi penduduk

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENGANGKUTAN MULTIMODA. pengangkutan barang dari tempat asal ke tempat tujuan dengan lebih efektif dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Jalan merupakan prasarana infrastruktur dasar yang dibutuhkan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1992 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Singkat Dinas Perhubungan Kota Bandar Lampung

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1992 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi masyarakat membentuk sebuah pusat salah satunya yaitu pasar.

NOMOR 14 TAHUN 1992 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN A. GAMBARAN UMUM DISHUBKOMINFO SURAKARTA. a. Sejarah Dishubkominfo Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. lalu lintas untuk mempermudah mobilitas masyarakat kota melalui sistem dan. maupun berpindah tempat untuk memenuhi kebutuhannya.

I. PENDAHULUAN. Pasar sebagai arena atau suatu tempat pertukaran baik dalam bentuk fisik

I. PENDAHULUAN. Permasalahan di sektor transportasi merupakan permasalahan yang banyak terjadi

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. :Pengembangan adalah suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis, teoritis, dan konseptual. -pengembangan.

BAB I PENDAHULUAN. Kemacetan adalah situasi keadaan tersendatnya atau terhentinya lalu lintas yang

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi merupakan salah satu elemen yang sangat penting bagi kebutuhan manusia

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG ANGKUTAN MULTIMODA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisis faktor..., Agus Imam Rifusua, FE UI, 2010.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1992 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu dari lima Kota Besar di Indonesia adalah Kota Medan dengan

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA LALU LINTAS

BAB I PENDAHULUAN I - 1 BAB I PENDAHULUAN TINJAUAN UMUM

Analisis Kebutuhan Parkir dan Kajian Dampak Lalu Lintas Gedung Pusat Perbelanjaan Ramayana Makassar

I. PENDAHULUAN. Salah satu permasalahan yang dihadapi oleh kota-kota besar di Indonesia yaitu

PEMERINTAH KABUPATEN REJANG LEBONG PERATURAN DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG NOMOR 17 TAHUN 2007

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dan meningkatnya. kepemilikan kendaraan di perkotaan akan mempengaruhi pertumbuhan dan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Jalan merupakan prasarana transportasi yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam wilayah suatu negara akan ada kota yang sangat besar, ada kota

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI A. INDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI PELAYANAN DINAS PERHUBUNGAN

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini kemacetan dan tundaan di daerah sering terjadi, terutama di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. perkotaan ditunjukan dengan adanya peningkatan jumlah pemakaian

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor antara lain, keadaan geografis

PEMERINTAH KOTA SURABAYA DINAS PERHUBUNGAN RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN 2015

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini bangsa Indonesia mengalami perkembangan dan kemajuan di segala

PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Indonesia negara yang sedang berkembang, pembangunannya terus

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Umum. Sistem jaringan jalan terdiri dari sistem jaringan jalan primer dan sistem

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas tentang pendahuluan yang merupakan bagian

II. TINJAUAN PUSTAKA. Konsep transportasi didasarkan pada adanya perjalanan ( trip) antara asal ( origin) dan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi suatu daerah membutuhkan jasa angkutan yang

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan pemilikkan kendaraan, perluasan kota serta peningkatan aktivitas

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 21 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Tetapi sebaliknya, bila transportasi tidak ditata dengan baik maka mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. luar datang ke Yogyakarta untuk sekedar berwisata maupun menetap untuk melanjutkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Peranan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1992 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Undang Undang No. 14 Tahun 1992 Tentang : Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi memainkan peranan penting dalam membantu perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. otoriter juga dipicu oleh masalah ekonomi dan adanya perubahan sosial dalam

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR...TAHUN 2010 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan perekonomian dan jumlah penduduk di suatu daerah. fasilitas transportasi yang cukup memadai untuk membantu kelancaran

1/10 UBERLING Pengujian Kendaraan Bermotor Keliling Guna Meningkatkan Kualitas Pelayanan Pengujian Kendaraan Bermotor Di Kabupaten Boyolali

BAB I PENDAHULUAN. Sarana infrastruktur jalan mempunyai peran yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2006 TENTANG JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada umumnya, pasar basah yang sering disebut sebagai pasar tradisional

BAB I PENDAHULUAN. Setiap negara tentunya mempunyai tata pemerintahan beserta unsur-unsur

BAB I PENDAHULUAN. pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan keamanan, serta pembangunan nasional, harus diselenggarakan dengan tujuan

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (Direktorat Jendral Perhubungan Darat, 1998). Parkir merupakan suatu kebutuhan bagi pemilik kendaraan dan

Analisa Sistem Informasi Perijinan Lalu Lintas pada Dinas Perhubungan Kabupaten Garut.

I. PENDAHULUAN. Berbagai aktivitas perkotaan terutama di kota-kota besar dimana mobilitas. lintas dan pergerakan manusia didaerah tersebut.

IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK PARKIR PADA SISI JALAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP KAPASITAS JALAN (STUDI KASUS: DI JALAN MATARAM YOGYAKARTA) TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB I PENDAHULUAN. Pendapatan yang rendah, terbatasnya sumber daya, khususnya dana, kualitas dan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2006 TENTANG JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2006 TENTANG JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Kota Semarang yang merupakan Ibukota Jawa Tengah adalah salah satu

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan jumlah penduduk merupakan salah satu faktor yang ikut mempengaruhi tumbuh dan kembangnya pembangunan suatu kota, disamping faktor-faktor lain. Jumlah penduduk yang cenderung hidup di perkotaan semakin meningkat dengan aktivitas urbanisasi yang tinggi akibat titik berat pembangunan dilaksanakan di perkotaan. Pengaruh pertumbuhan dan perkembangan penduduk perkotaan sedemikian kuat, sehingga hubungan antara besarnya jumlah penduduk dan jasa pelayanan publik dalam hal ini pemberi pelayanan dan yang dilayani menjadi permasalahan. Berkembangnya sarana dan prasarana transportasi serta sistem perekonomian yang terintegrasi, ternyata keadaan yang demikian dapat mendorong sebagian penduduk pedesaan untuk melakukan urbanisasi atau hanya sekedar melakukan aktivitas di kota yang dianggap dapat memberikan pengaruh ekonomi yang lebih baik. Jasa transportasi khususnya angkutan kota dapat memberikan pelayanan bagi pengguna jasa tersebut, tentunya tidak dibiarkan berjalan dengan sendirinya, karena dengan meningkatnya pengguna jasa dan aktivitasnya, tentunya

2 transportasi kota dituntut perkembangannya yang mengarah kepada pemerataan dan keadilan bagi penggunanya. Keberhasilan pembangunan akan terlihat dengan semakin meningkatnya pertumbuhan di segala bidang, yang pada gilirannya akan menuntut adanya peningkatan kebutuhan transportasi yang selaras, seimbang dan serasi antara sarana, prasarana dan berbagai aspek lain yang mendukung pelayanan transportasi. Sebagai langkah penanganan setiap permintaan jasa transportasi dengan penyedia jasa terjadi keseimbangan. Salah satu elemen penting suatu kota adalah sistem transportasi kota, dimana aktivitas penduduk dengan berbagai tingkat sosial dan ekonomi dalam setiap hari melakukan mobilitas untuk pemenuhan kebutuhan baik material maupun spiritual. Pola pergerakan orang dikota adalah perjalanan dengan keperluan bekerja, sekolah, belanja dan tujuan sosial lainnya. Pola pergerakan ini akan terlihat pada periode waktu tertentu, yaitu pada jam sibuk, pada saat dimana orang melakukan kegiatan yang membutuhkan suatu perjalanan dengan menggunakan model transportasi. Pergerakan orang di perkotaan tidak semuanya dilakukan oleh kendaraan pribadi, tetapi dengan angkutan umum karena biayanya dapat dijangkau atau relatif lebih murah untuk jarak yang cukup jauh dan tidak mungkin dijangkau dengan berjalan kaki.

3 Untuk mencapai tujuan pembangunan nasional sebagai pengamalan pancasila, transportasi memiliki posisi yang penting dan strategis dalam pembangunan bangsa yang berwawasan lingkungan dan hal ini harus tercermin pada kebutuhan mobilitas seluruh sektor dan wilayah. Transportasi merupakan sarana yang sangat penting dan strategis dalam memperlancar roda perekonomian, memperkukuh persatuan dan kesatuan serta mempengaruhi semua aspek kehidupan berbangsa dan bernegara. Dalam rangka melaksanakan dan mengacu pada pembangunan nasional, pembangunan transportasi lalu lintas merupakan upaya dari kegiatan yang melibatkan berbagai kepentingan (multisectoral) dan erat hubungannya dengan ekonomi global maupun lokal. Transportasi merupakan salah satu kegiatan dalam rangka mendukung pelaksanaan otonomi daerah khususnya di bidang perhubungan maka dibutuhkan pelayanan yang aman, nyaman, lancar, dan terjangkau oleh publik yang mempunyai tingkat mobilitas tinggi. Pentingnya transportasi tersebut tercermin pada semakin meningkatnya kebutuhan akan jasa angkutan bagi mobilitas orang serta barang dari dan keseluruh tanah air, bahkan dari dan keluar negeri. Disamping itu transportasi berperan sebagai penunjang, pendorong, dan penggerak bagi pertumbuhan daerah yang berpotensi namun belum berkembang, dalam upaya peningkatan dan pemerataan pembangunan serta hasil-hasilnya. Menyadari peranan transportasi, maka lalu lintas dan angkutan jalan harus ditata dalam satu sistem transportasi nasional secara terpadu dan mampu mewujudkan tersedianya jasa transportasi yang serasi dengan tingkat

4 kebutuhan lalu lintas dan pelayanan angkutan yang tertib, selamat, aman, nyaman, cepat, tepat, teratur, lancar, dan dengan biaya yang terjangkau oleh daya beli masyarakat. Lalu lintas dan angkutan jalan yang mempunyai karakteristik dan keunggulan tersendiri perlu dikembangkan dan dimanfaatkan sehingga mampu terjangkau seluruh wilayah pelosok daratan dengan mobilitas tinggi dan mampu memadukan model transportasi lain. Pengembangan lalu lintas dan angkutan jalan yang ditata dalam satu kesatuan sistem, dilakukan dengan mengintegrasikan dan mendinamisasikan unsur-unsurnya yang terdiri dari jaringan transportasi jalan, kendaraan beserta pengemudi, serta peraturanperaturan, prosedur dan metode sedemikian rupa sehingga terwujud suatu totalitas yang utuh, berdaya guna dan berhasil guna. Mengingat penting dan strategisnya peranan lalu lintas dan angkutan jalan yang menguasai hajat hidup orang banyak, maka lalu lintas dan angkutan jalan dikuasai oleh negara yang pembinaannya dilakukan oleh Pemerintah. Penyelenggara lalu lintas dan angkutan jalan perlu diselenggarakan secara berkesinambungan dan terus ditingkatkan agar lebih luas daya jangkau dan pelayanannya kepada masyarakat dengan memperhatikan sebesar-besar kepentingan umum dan kemampuan masyarakat, kelestarian lingkungan, Koordinasi antar wewenang pusat dan daerah serta antar instansi, sektor, dan antar unsur terkait serta tercitanya keamananan dan ketertiban masyarakat dalam penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan, sekaligus dalam rangka mewujudkan sistem transportasi nasional yang handal dan terpadu.

5 Perkembangan yang begitu pesat terkait jumlah penduduk di Kota Bandar Lampung tentunya akan berdampak dengan meningkatnya kebutuhan akan sarana transportasi, yang pada akhirnya berimplikasi pada menyempitnya ruas jalan karena ruas jalan tidak mampu menampung jumlah kendaraan yang perkembangannya begitu tinggi. Hal inilah yang mengakibatkan kemacetan lalu lintas, karena jumlah kendaraan yang melampaui kemampuan ruas jalan yang tersedia. Oleh karena itu, peran Dinas Perhubungan Kota Bandar Lampung sangat strategis sebagai salah satu stakeholder dalam mengurai permasalahan kemacetan yang terjadi, dan merupakan badan atau organisasi yang melaksanakan tugas pokok membantu walikota dalam menyelenggarakan pemerintahan di bidang perhubungan. Tugas dan fungsi Dinas Perhubungan Kota Bandar Lampung tertuang dalam Peraturan Walikota Bandar Lampung Nomor 08 Tahun 2008 tentang Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Perhubungan Kota Bandar Lampung. Yakni, a. Tugas Pokok Dinas Perhubungan Kota Bandar Lampung mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan Pemerintahan Daerah di bidang Perhubungan Darat dan Perhubungan Laut berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan. b. Fungsi Dalam melaksanakan tugas pokok Dinas Perhubungan Kota Bandar Lampung mempunyai fungsi :

6 1. Perumusan Kebijakan teknis di bidang Perhubungan Darat, Perhubungan Laut; 2. Penyelenggaraan urusan pemerintah dan layanan umum sesuai dengan lingkup tugasnya; 3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugasnya; dan 4. Pelaksanaan tugas lain yang diperintahkan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya. Dinas Perhubungan Kota Bandar Lampung sebagai unsur pelaksanaan Pemerintah di Bidang Perhubungan dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang bertanggung jawab kepada Walikota Dalam mewujudkan pelayanan yang aman, nyaman, lancar dan terjangkau oleh publik yang mempunyai mobilitas tinggi, hal ini pula perlu didukung dengan perencanaan yang matang. Kondisi Kota Bandar Lampung yang pada akhir-akhir ini mulai mengalami masalah terkait kelancaran arus lalu lintas, hal ini di akibatkan oleh jumlah kendaraan yang semakin meningkat, ketersediaan ruas jalan yang tidak memadai, kondisi jalan yang rusak. Kemudian pemberian izin trayek angkutan umum yang tidak dibatasi (tidak disesuaikan dengan jumlah pengguna jasa angkutan), parkir kendaraan yang menggunakan badan jalan, pedagang kaki lima (PKL) yang menggunakan bahu jalan (trotoar), banyaknya median jalan yang diperuntukan untuk jalur memutar kendaraan yang kurang tepat dan berbagai permasalahan lalu lintas yang secara langsung maupun tidak langsung berkontribusi mengakibatkan

7 terjadinya kemacetan. Kendala lainnya adalah kurangnya koordinasi instansi terkait, penegakan peraturan yang kurang maksimal, rendahnya kesadaran dari pengguna dan pemberi jasa. Sebagai contoh, dapat dilihat secara kasat mata pada pagi hari pukul 07.00-09.00 di jalan-jalan utama misalnya jalan Zainal Abidin Pagaralam, jalan Teuku Umar, dan jalan lainnya, kemacetan sangat terasa terjadi karena waktu berangkat kerja dan anak sekolah memulai aktifitas. Kemudian pada sore hari, kemacetan semakin parah terjadi hingga Maghrib. Pada akhirnya, pada saat jam-jam sibuk kita mulai terbiasa dengan nuansa kemacetan yang membosankan. Fenomena ini jelas membuat persoalan kemacetan di Kota Bandar Lampung semakin kompleks, disadari atau tidak, perlahan namun pasti Kota Bandar Lampung membutuhkan grand design atau master plan terkait dengan perencanaan pembangunan transportasi dengan durasi jangka pendek dan jangka panjang. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas, dapat dirumuskan permasalahan yang akan diangkat serta dibahas dalam penulisan skripsi ini, yaitu : 1. Bagaimana Peran Dinas Perhubungan Kota Bandar Lampung dalam perencanaan pembangunan transportasi? 2. Apakah factor npenghambat perencanaan pembangunan trasportasi?

8 1.3 Ruang Lingkup Berdasarkan hal tersebut diatas, maka ruang lingkup penelitian ini adalah berhubungan dengan bidang Hukum Administrasi Negara yang difokuskan pada perencanaan kebijakan dengan instansi terkait untuk mengatasi kemacetan lalu lintas di Kota Bandar Lampung. 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan dari pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Untuk mengetahui peran yang dilakukan oleh Dinas Perhubungan Kota Bandar Lampung dalam perencanaan pembangunan transportasi untuk mengatasi kemacetan lalu lintas di Kota Bandar Lampung. b. Untuk mengetahui faktor-faktor apakah yang dapat menjadi penghambat dalam perencanaan pembangunan transportasi untuk mengatasi kemacetan lalu lintas di Kota Bandar Lampung. 1.5 Kegunaan Penelitian Kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Secara teoritis, diharapkan hasil dari penelitian ini dapat mengembangkan ilmu pengetahuan dibidang ilmu Hukum Administrasi Negara, khususnya tentang Peran Dinas Perhubungan Bandar Lampung Dalam Perencanaan Pembangunan Transportasi Perkotaan.

9 b. Secara praktis, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sumbangan pemikiran, bahan bacaan dan bahan kajian kepada pihakpihak terkait, dalam Perencanaan Pembangunan Transportasi khususnya di Kota Bandar Lampung.