Ekstraksi Tannin dari Daun Tanaman Putri Malu (Mimosa pudica)

dokumen-dokumen yang mirip
PEMBUATAN PUPUK CAIR DARI DAUN DAN BUAH KERSEN DENGAN PROSES EKSTRAKSI DAN FERMENTASI

PEMBUATAN PULP DARI SERABUT GAMBAS TUA KERING DENGAN PROSES ALKALI DENGAN ALKOHOL

EKSTRAKSI Ekstraksi padat-cair Ekstraksi cair-cair Ekstraksi yang berkesinambungan Ekstraksi bertahap Maserasi metode ekstraksi padat-cair bertahap

Ekstraksi Daun Mimba (Azadirachta indica A. Juss) dengan Pelarut Etanol

LAPORAN PENELITIAN Kajian Ekstraksi Tanin Dari Daun Ketapang (Terminalia Catappa Linn)

Jurnal Bahan Alam Terbarukan

LAPORAN TUGAS AKHIR. PENGAMBILAN ZAT WARNA ALAMI DARI KULIT KAYU POHON MANGGA (Mangifera indica L.)

PRODUCTION PROCESS OF LIQUID FERTILIZER FROM BANANA TRUNK PROSES PEMBUATAN PUPUK CAIR DARI BATANG POHON PISANG

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah kentang merah dan

Jurusan Keteknikan Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya Jl. Veteran, Malang *)

Jurnal Bahan Alam Terbarukan

I PENDAHULUAN. (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka

BAB III METODE PENELITIAN

J. Gaji dan upah Peneliti ,- 4. Pembuatan laporan ,- Jumlah ,-

BAB I PENDAHULUAN. industri. Pemanis yang umumnya digunakan dalam industri di Indonesia yaitu

LEACHING (EKSTRAKSI PADAT CAIR )

III. METODE A. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Pengamatan dan Hasil Ekstrak Daun Binahong (Anredera cordifolia

EKSTRAKSI TANIN DARI KULIT KAYU SOGA TINGI UNTUK PEWARNA BATIK

Percobaan 6 DISTRIBUSI ZAT TERLARUT ANTARA DUA JENIS PELARUT YANG BERCAMPUR. Lab. Kimia Fisika Jurusan Kimia Universitas Negeri Semarang

Pengendalian Laju Korosi pada Baja API 5L Grade B N Menggunakan Ekstrak Daun Gambir (Uncaria gambir Roxb)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei Agustus 2014 di Laboratorium

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian. Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang-

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA PEMISAHAN PERCOBAAN 1 EKSTRAKSI PELARUT

Identifikasi Senyawa Kimia Ekstrak Etanol Mentimun (Cucumis sativus L.) dan Ekstrak Etanol Nanas (Ananas comosus (L) Merr.)

KARAKTERISASI SIMPLISIA DAN EKSTRAK ETANOL DAUN BERTONI (Stevia rebaudiana) DARI TIGA TEMPAT TUMBUH

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

tetapi untuk efektivitas ekstraksi analit dengan rasio distribusi yang kecil (<1), ekstraksi hanya dapat dicapai dengan mengenakan pelarut baru pada

PEMANFAATAN DAUN JAMBU BIJI (Psidiifolium) SEBAGAI BIOINHIBITOR KOROSI PADA LOGAM BAJA KARBON

PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR DARI KOTORAN SAPI MENGGUNAKAN KOLOM FIXED BED SECARA KONTINYU

Abstrak. Tumbuhan perdu setengah merambat dengan percabangan memanjang. Daun

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kecepatan Release Asam Salisilat dari Crosslinked Carrageenan Film : Pengaruh Konsentrasi Glutaraldehid sebagai Crosslinker

EKSTRAKSI SENYAWA BRAZILIN DARI KAYU SECANG (CAESALPINIA SAPPAN LINN) SEBAGAI BAHAN BAKU ALTERNATIF UNTUK ZAT WARNA ALAMI

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik Fakultas Matematika

METODE EKSTRAKSI Ekstrak Ekstraksi 1. Maserasi Keunggulan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat yang digunakan: Tabel 3. Alat yang digunakan pada penelitian

I. ISOLASI EUGENOL DARI BUNGA CENGKEH

Pulp dan kayu - Cara uji kadar lignin - Metode Klason

Pada proses pengeringan terjadi pula proses transfer panas. Panas di transfer dari

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di laboratorium kimia D-3 Analis Kesehatan Fakultas Ilmu

E K U I L I B R I U M ISSN : Vol. 11. No. 2. Halaman : Juli 2012

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. (Pandanus amaryllifolius Roxb.) 500 gram yang diperoleh dari padukuhan

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel dan Tempat Penenlitian. Sampel yang diambil berupa tanaman MHR dan lokasi pengambilan

PEMANFAATAN LIMBAH KAYU NANGKA UNTUK BAHAN PEWARNA TEKSTIL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pemanfaatan Biomaterial Berbasis Selulosa (TKS dan Serbuk Gergaji) Sebagai Adsorben Untuk Penyisihan Ion Krom dan Tembaga Dalam Air

Kumpulan Laporan Praktikum Kimia Fisika PERCOBAAN VI

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang memiliki ribuan jenis tumbuhan

PROSES PEMBUATAN MINYAK BIJI BUNGA MATAHARI MENGGUNAKAN METODE EKSTRAKSI-DESTILASI DENGAN PELARUT N-HEXAN DAN PELARUT ETANOL

Rofiatul Qorriaina*, La Choviya Hawa, Rini Yulianingsih

Ekstraksi Kulit Buah Naga sebagai Pewarna Alami

BAB V METODELOGI. 5.1 Pengujian Kinerja Alat. Produk yang dihasilkan dari alat pres hidrolik, dilakukan analisa kualitas hasil meliputi:

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah ekstrak etanol daun pandan wangi.

HUKUM RAOULT. campuran

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

LAPORAN TUGAS AKHIR PENGAMBILAN ZAT WARNA ALAMI DARI KULIT KAYU TINGI (Ceriops candolleana)

Metoda-Metoda Ekstraksi

PEMANFAATAN BIJI ASAM JAWA (TAMARINDUS INDICA) SEBAGAI KOAGULAN ALAMI DALAM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI FARMASI

PENENTUAN SIFAT LISTRIK AIR PADA WADAH ALUMINIUM DAN BESI BERDASARKAN PENGARUH RADIASI MATAHARI

EKSTRAKSI SENYAWA BIOAKTIV DARI DAUN MORINGA OLEIFERA

ion dari dua zat atau lebih. Pelarut etanol akan melarutkan senyawa polar yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hal terpenting dalam kehidupan manusia, karena

DATA KESETIMBANGAN UAP-AIR DAN ETHANOL-AIR DARI HASIL FERMENTASI RUMPUT GAJAH

BAHAN DAN METODE Bahan dan Alat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V METODOLOGI. Pada tahap ini, dilakukan pengupasan kulit biji dibersihkan, penghancuran biji karet kemudian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PERBEDAAN JENIS PELARUT TERHADAP KEMAMPUAN EKSTRAK DAUN BELUNTAS

PEMANFAATAN ZAT WARNA ALAM DARI EKSTRAK KULIT AKAR MENGKUDU (Morinda citrifolia Linn) PADA KAIN KATUN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian

BAB V METODOLOGI. Gambar 6. Pembuatan Minyak wijen

KAJIAN EKSTRAKSI TANIN DARI DAUN KETAPANG (TERMINALIA CATAPPA LINN)

EKSTRAKSI CAIR-CAIR. Bahan yang digunkan NaOH Asam Asetat Indikator PP Air Etil Asetat

ALAT PENGERING BERKABUT UNTUK MENGHASILKAN ZAT WARNA ALAMI DARI KULIT KAYU MAHONI, JAMBAL, DAN TINGI GUNA MENGGANTIKAN SEBAGIAN WARNA SINTETIK BATIK

LAPORAN TUGAS AKHIR PENGAMBILAN ZAT WARNA ALAMI dari DAUN JATI (Tectona grandis) UNTUK MAKANAN RINGAN

3 Percobaan. Untuk menentukan berat jenis zeolit digunakan larutan benzena (C 6 H 6 ).

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian meliputi aspek- aspek yang berkaitan dengan

FRAKSINASI KOPAL DENGAN BERBAGAI PELARUT ORGANIK

METODOLOGI PENELITIAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSTRASI

Seminar Nasional Inovasi Dan Aplikasi Teknologi Di Industri 2017 ISSN ITN Malang, 4 Pebruari 2017

JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS ANDALAS PADANG

Ngatijo, dkk. ISSN Ngatijo, Pranjono, Banawa Sri Galuh dan M.M. Lilis Windaryati P2TBDU BATAN

Blanching. Pembuangan sisa kulit ari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PEMANFAATAN EKSTRAK ETANOL KELOPAK BUNGA ROSELA UNTUK PEMBUATAN KERTAS INDIKATOR ASAM-BASA ALTERNATIF

Prosiding Matematika ISSN:

PERPINDAHAN MASSA KARBOHIDRAT MENJADI GLUKOSA DARI BUAH KERSEN DENGAN PROSES HIDROLISIS. Luluk Edahwati Teknik Kimia FTI-UPNV Jawa Timur ABSTRAK

III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini menguraikan mengenai (1) Bahan dan Alat Penelitian, (2) Metode

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2013 di Laboratorium Kimia

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik/Fisik Fakultas

I. Judul: Isolasi Minyak Jahe Dari Rimpang Jahe (Zinger Officinale) II. Tanggal Percobaan: 6 Maret 2013 III. Tanggal selesai Percobaan: 6 Maret 2013

Transkripsi:

Ekstraksi Tannin dari Daun Tanaman Putri Malu (Mimosa pudica) Fadil Ahmad Nur, dan Novy Pralisa Putri* Program Studi S1 Teknik Kimia, Fakultas Teknik Universitas Mulawarman Jl. Sambaliung No. 09 Kampus Gunung Kelua, Samarinda *E-mail :novylisa@gmail.com Abstract Putri malu(mimosa pudica) as a wild plant which has a tannin that useful to be a natural dye. To take the tannin from putri malu s leaf, the extraction method with organic solvent can be used. The purpose of this research is to determine the initial concentration of putri malu. Before doing the extraction, the putri malu s leaf must be dried first to reduce water in the leaf. Then, 5 mg putri malu s leafis soaked in 350 ml ethanol 96% with variations of time and heated at constant temperature. After the extraction,analysis by spectrophotometry is used to get the tannin s concentration dissolved in ethanol. After submersion, for 30 minutes the tannin s concentration is 31,7 ppm, 60 minutes 31,9 ppm, 90 minutes 31,23 ppm, and 120 minutes 30,93 ppm. Based on the mathematic modeling, initially concentration is 32,1688 ppm. Keywwords : Extraction, Ethanol, Leaf of Putri Malu, Tannin. Pendahuluan Industri tekstil yang semakin berkembang menyebabkan kebutuhan akan zat warna pun meningkat sehingga perlu dicari alternatif zat warna yang murah dan ramah lingkungan. Zat warna alam untuk bahan tekstil pada umumnya diperoleh dari hasil ekstrak berbagai bagian tumbuhan seperti akar, kayu, daun, biji atau bunga (Rosyida dan Zulfiya, 2013).Tanaman Putri Malu (Mimosa Pudica) merupakan salah satu tanaman yang dapat dikembangkan lebih lanjut menjadi zat warna alami untuk pewarnaan tekstil karena memiliki tannin. Berdasarkan sifat dan struktur kimianya, tannin alam diklarifikasikan ke dalam tannin terhidrolisis dan tannin terkondensasi. Tannin terhidrolisis biasanya berupa senyawa amorf, higroskopis, berwarna coklat kuning yang larut dalam air membentuk larutan koloid. Tannin terhidrolisis larut dalam pelarut organik yang polar tetapi tidak larut dalam pelarut organik non polar misalnya kloroform dan benzena. Tannin terkondensasi banyak terdapat dalam paku-pakuan dan angiospermae terutama pada jenis tumbuhan berkayu. Tannin terkondensasi bersifat sangat reaktif terhadap formaldehid membentuk produk kondensasi yang berguna untuk bahan perekat termosetting yang tahan air dan panas (Suseno dkk, 2014). Pengambilan tannin dari tanaman dapat dilakukan dengan ekstraksi menggunakan pelarut organik.ekstraksi bisa dilakukan dengan beberapa metode yang sesuai dengan sifat dan tujuan ekstraksi. Menurut Jayanudin dkk (2013), ada tiga jenis ekstraksi yang dapat digunakan yaitu maserasi, sokletasi dan perkolasi.ektraksi maserasi merupakan metode ekstraksi yang sederhana, namun membutuhkan waktu yang cukup lama karena perendaman pada suhu ruang. Untuk mempercepat proses ekstraksi, dilakukan modifikasi menggunakan pemanasan dan pengadukan. Perubahan suhu sangat efektif dalam mempercepat proses ektraksi karena suhu menyebabkan solubilitas pelarut dan pori-pori padatan semakin besar. Metode perendaman yang dilakukan oleh Oktora dkk (2007) untuk mengekstrak oleoresin dari jahe menunjukkan semakin lama waktu perendaman potongan jahe, maka oleoresin yang terekstrak semakin banyak. Tanin dari batang dan daun tanaman putri malu dapat diekstrak menggunakan etanol lalu menggunakan pemodelan matematika untuk mendapatkan kemurnian tannin sebesar 3,65% berat (Marnoto dkk, 2012). Sehingga pada penelitian ini dilakukan kajian mengenai ekstraksi kandungan tannin yang terdapat dalam tanaman putri malu menggunakan pelarut etanol dengan metode perendaman yang diikuti pemanasan pada suhu tetap. Untuk menentukan konsentrasi mula-mula pada tanaman maka digunakan pemodelan matematika yang menghubungkan proses perpindahan massa tannin dari tanaman ke pelarut. Pada proses ektraksi terjadi transfer massa yang disebabkan karena gaya pendorong. Transfer massa suatu zat dari dalam padatan ke cairan melalui dua tahapan pokok, yaitu : 1. Difusi dari dalam padatan ke permukaan padatan. Persamaan kecepatan difusi dapat dinyatakan dengan persamaan berikut :... (1) Program Studi Teknik Kimia, FTI, UPN Veteran Yogyakarta G1-1

2. Transfer massa dari permukaan padatan ke cairan secara konveksi. Persamaan kecepatan transfer massa dinyatakan dengan persamaan berikut :....(2) Konsentrasi tannin dalam padatan akan berkeseimbangan dengan konsentrasi tannin dalam larutan pada waktu tak terhingga, sehingga dapat dianggap mengikuti hukum Henry, dan dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan sebagai berikut:....(3) Metodologi Gambar 1. Skema rangkaian alat yang digunakan BahandanAlat Bahan yang digunakanpadapenelitianini adalah tanamanputri malu dan larutanetanol 96%. Peralatan yang digunakan dapat dilihat pada Gambar 1. PersiapanBahan Tanamanputrimalu yang digunakandiambildarilahan kosong disekitar gedungfakultas Teknik Universitas Mulawarman.Tanamanputrimalutersebutdikeringkanmenggunakan oven selama 1 jam agar kandungan air yang terdapatdalamtanamandapatberkurang, setelah dikeringkan, daunnyadipisahkan dari batang dan akarnyauntukmenjadibahanutamadalam proses ekstraksi tannin. Proses pengolahanbahan Larutanetanol 96% sebanyak 350 ml dimasukankedalamlabuleher tiga dankemudiandimasukan5 gr daun putri malu yang telah dikeringkan dan dipisahkan. Pemanas dinyalakan dan dipertahankan pada suhu 65-69 o C.Dengan variasi waktu 30, 60, 90, dan 120 menit. Dilakukan analisa tannin dengan uji spektofotometri pada setiap akhir variasi waktu. Pemodelan Transfer Massa Kecepatan difusi dalam padatan dapat diabaikan jika ukuran padatan sangat kecil sehingga kecepatan ekstraksi dapat ditinjau dari kecepatan perpindahan massa dari permukaan ke pelarut. Oleh karena itu, untuk mencari kadar tannin dalam putri malu ditinjau neraca massa tanin dalam larutan etanol. Rate of Input Rate of Output = Rate of Accumulation. (4) N 0..... (5) K ac C 0..... (6) Program Studi Teknik Kimia, FTI, UPN Veteran Yogyakarta G1-2

K ac C........... (7) C H.C.... (8) Diperoleh: K ah.c C.... (9) K a.c H1... (10) K a.h1dt.. (11) Boundary condition : t=0, C C % ; t = t, C C ' & % K a.h1& dt... (12) Diperoleh: lnc lnc % *K a.h1t.... (13) ln C diasumsikan sebagai sumbu y, t sebagai sumbu x, ln C % sebagai slope, K a.h1 sebagai intercept. Hasil dan Pembahasan Hasil analisa yang menunjukkan pengaruh waktu perendaman terhadap konsentrasi tanin ( ) dalam pelarut etanol dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Hasil Analisa Konsentrasi Tanin dalam Pelarut Sampel Waktu (menit) Konsentrasi tanin (ppm) 1 30 31,7 2 60 31,9 3 90 31,23 4 120 30,93 Tabel 1 menunjukan semakin lama perendaman maka konsentrasi tannin semakin menurun, namun pada waktu perendaman 60 menit konsentrasi tannin meningkat. Yulianti (2014) menjelaskan kelarutan komponen dalam bahan berjalan dengan perlahan sebanding dengan kenaikan waktu, akan tetapi, setelah mencapai waktu optimal jumlah komponen yang terambil dari bahan akan mengalami penurunan. Hal ini disebabkan komponen-komponen yang terdapat dalam bahan jumlahnya terbatas dan pelarut yang digunakan mempunyai batas kemampuan untuk melarutkan bahan yang ada, sehingga walaupun waktu ekstraksi diperpanjang, solute yang ada di dalam bahan sudah tidak ada. Penentuan nilai konsentrasi tanin mula-mula menggunakan persamaan (13). Konsentrasi tanin pada Tabel 1 diolah sehingga diperoleh grafik hubungan antara waktu terhadap ln seperti pada Gambar 2. Gambar 2 menunjukkan persamaan linier sebagai berikut: y 0,00021x*3,471.(16) Berdasarkan persamaan (16) diperoleh nilai ln C A0 = 3,471 sehingga nilai C A0 = 32,1688 ppm. Program Studi Teknik Kimia, FTI, UPN Veteran Yogyakarta G1-3

3.465 3.46 3.455 ln CA 3.45 3.445 3.44 3.435 3.43 0 20 40 60 80 100 120 140 t (menit) Gambar 2. Hubungan antara waktu perendaman dengan ln Kesimpulan Kadar tannin yang dihasilkan paling banyak pada saat perendaman 60 menit dengan kandungan tannin 31,9 ppm, dan konsentrasi mula-mula diperoleh berdasarkan persamaan empiris adalah 32,1688 ppm. Daftar Notasi = konsentrasi tanin di larutan (kg/m 3 ) = konsentrasi tanin dalam larutan yang setimbang dengan permukaan padatan (kg/m 3 ) H = tetapan henry 2 3 = koefisien transfer massa volumetris (1/menit) 4 = transfer massa tanin tiap satuan volume tiap satuan waktu (kg/m 3 /menit) t = waktu perendaman (menit) Daftar Pustaka Jayanudin, Indrayatmi, Utami, S.U., 2013, Proses Pengambilan Oleoresin dari Cabe Jawa Menggunakan Metode Ekstraksi Multi Tahap dengan Pelarut Etanol, Prosiding Seminar Rekayasa Kimia dan Proses. Marnoto, Tjukup., Haryono, Gogot., Gustinah, Dewi., and Putra, F.A., 2012. Ekstraksi Tannin sebagai Pewarna Alami dari Tanaman PutriMalu (Mimosa Pudica) Menggunakan Pelarut Organik, Jurnal Reaktor. Volume 14, No.1, Hal.39-45. Oktora, R.D., Aylianawati, Sudaryanto, Y., 2007, Ekstraksi Oleoresin dari Jahe, Jurnal Widya Teknik, Volume 6, No. 2, Hal.131-141. Rosyida, A., Zulfiya, A., 2013, Pewarnaan Bahan Tekstil dengan Menggunakan Ekstrak Kayu Nangka dan Teknik Pewarnaannya untuk Mendapatkan Hasil yang Optimal, Jurnal Rekayasa Proses, Vol. 7, No. 2, pp. 52 58. Suseno, N., Adiarto, T., Dalton, A., Tendean, P., 2014, Ekstraksi Tanin dari Kulit Kayu Pinus sebagai Bahan Perekat Briket, Prosiding Seminar Rekayasa Kimia dan Proses. Yulianti, Dian., Susilo, Bambang., Yulianingsih, Rini., 2014, Pengaruh Lama Ekstraksi dan Konsentrasi Pelarut Etanol terhadap Sifat Fisika-Kimia Ekstrak Daun Stevia (stevia rebaudiana bertoni M.) dengan Metode Microwave Assisted Extraction (MAE),Jurnal Bioproses Komoditas Tropis Vol. 2, No.1. Program Studi Teknik Kimia, FTI, UPN Veteran Yogyakarta G1-4

Lembar Tanya Jawab Moderator : Eny Kusrini (Universitas Indonesia) Notulen : Sri Wahyuni SR (UPN Veteran Yogyakarta) 1. Penanya : Fidia Nur F (UPN Veteran Yogyakarta) Pertanyaan : Hambatan dan kendala dalam penelitian ini apa? Jawaban : Alat yang kurang lengkap dan memadai, terutama pada pengujian kemurnian tannin. 2. Penanya : Dwi Suheryanto (Balai Besar Kerajinan dan Batik Yogyakarta) Pertanyaan : Warna pada kondisi kering ada yang hijau dan kuning. Pada saat pengambilan tannin warnanya diamati tidak? Dari semua warna yg sudah dilakukan warna yang didapatkan pink, pernah dipikirkan kenapa hal tersebut terjadi? Pada batang warnanya coklat. Yang penting integritas warnanya. Masukkan: Di Samarinda potensi ketapang sangat besar (untuk dimanfaatkan sebagai zat pewarna). Jawaban : Warna yang diharapkan sebenarnya merah. Pada awal warna hijau, berikutnya hijau muda. Yang sudah dilakukan didapatkan warna merah muda Untuk putri malu yang belum didapatkan warna merah muda, tetapi warna merah kecoklatan sudah ada 3. Penanya : Eny Kusrini (Universitas Indonesia) Pertanyaan : Untuk yang tidak dikeringkan warnanya coklat, setelah dikeringkan warnanya hijau daun. Untuk suhu yang berbeda warna yang dihasilkan juga berbeda. Apakah pengaruh suhu sangat signifikan (dari hasil penelitian)? Tetapi bagaimana untuk menjamin bahwa hal yang didapatkan itu Tannin? Jawaban : Jaminan tersebut saya dasarkan hasil penelitian sebelumnya, dari Marnoto Tjukup. Program Studi Teknik Kimia, FTI, UPN Veteran Yogyakarta G1-5