BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) sebagai sebagian dari ilmu

BAB I PENDAHULUAN. tingkat tinggi, sedang, maupun rendah. Masalah (problem) didefinisikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sesuai dengan Fungsi Pendidikan Nasional yang tertuang dalam UU No 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan mutu pendidikan bangsa itu sendiri. mempunyai sifat dan tabiat sesuai dengan cita-cita pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG. Pentingnya kehidupan keluarga yang sehat atau harmonis bagi remaja

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku yang baik. Pada dasarnya pendidikan merupakan proses untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting karena pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk yang paling tinggi derajatnya, makhluk yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia adalah makhluk sosial yang senantiasa ingin berinteraksi dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan Di era saat ini, pendidikan sangatlah memiliki peranan yang penting.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Disadari atau tidak, setiap orang mempunyai dua sifat yang saling

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Orang tua yang penuh perhatian tidak akan membiarkan anak untuk

BAB I PENDAHULUAN. perilaku seseorang, sehingga setiap siswa memerlukan orang lain untuk berinteraksi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. bidang kehidupan salah satunya adalah bidang pendidikan. proses pembelajaran agar siswa secara aktif

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan gerakan, tidak sekedar sikap atau ucapan. berusaha mewujudkan dalam perbuatan dan tindakan sehari hari.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Faris Fauzi, 2014

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lebih baik. Oleh Karena itu, pendidikan secara terus-menerus. dipandang sebagai kebutuhan yang mendesak.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat menuntut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dapat memperoleh ilmu pengetahuan serta keterampilan yang berguna untuk masa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. setiap anak dalam periode tertentu. Prestasi belajar yang dicapai oleh siswa

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan bangsa tersebut. Pendidikan bersifat umum atau universal. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia. Menurut Djamarah (2000: 22) Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan merupakan dasar bagi kemajuan dan kelangsungan hidup

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran, pendidik harus memiliki strategi agar siswa dapat mencapai tujuan

BAB I PENDAHULUAN. mempersiapkan setiap individu menjadi warga negara yang berkepribadian

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional menurut UU no.20 tahun 2003 tentang. sistem pendidikan nasional dinyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di negara Indonesia dilakukan dalam upaya meningkatkan mutu

BAB I PENDAHULUAN. Undang No.20 tahun 2003). Pendidikan memegang peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu faktor yang menentukan berkembangnya suatu Negara ialah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. penuh perkembangan ilmu pengetahuan, tehnologi dan seni (IPTEKS).

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. IPS adalah bidang studi yang mempelajari, menelaah, menganalisis gejala

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengertian pendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dalam undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan tempat untuk mengembangkan dan meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Nasional yang tercantum dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat, dengan teknologi dan komunikasi yang canggih tanpa mengenal

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, karena interaksi pembelajaran merupakan kegiatan inti

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kedudukan guru mempunyai arti penting dalam pendidikan. Arti penting itu bertolak

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Masalah. 1. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu kebutuhan yang sangat penting bagi manusia.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada saat ini telah menjadi kebutuhan yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. di mana-mana baik dilingkungan keluarga, sekolah, dan lingkungan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan adalah satu-satunya cara untuk menciptakan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan pendidikan pada umumnya adalah suatu upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) tentang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

Judul BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi, memberi Dana Bantuan Operasional

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. kritis baik dalam bidang ekonomi, politik, budaya, termasuk juga didalam

berbahasa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di SD diarahkan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam berkomunikasi secara lisan maupun tulisan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dikatakan berjalan baik apabila mampu berperan secara proporsif,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia memerlukan sumber daya manusia dalam jumlah dan mutu yang

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU

BAB I PENDAHULUAN. Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem. menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki peran penting dalam kemajuan suatu bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. Seiring perkembangan masyarakat Indonesia di era globalisasi ini,

PELAKSANAAN LAYANAN INFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BK DI KELAS XI MIPA SMA NEGERI 3 PADANG ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendorong kemajuannya dengan kekreatifan guru dan murid. Selain itu,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu usaha yang bertujuan untuk mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu topik yang menarik untuk dibahas, karena

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Ditegaskan dalam UUD 1945 pasal 31 ayat 1 bahwa Tiap-tiap. perubahan yaitu memajukan dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini.

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini, maka dari itu tidaklah heran jika pendidikan saat ini adalah sebuah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pendidikan di Negara Indonesia merupakan suatu sistem

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan suatu keharusan bagi manusia baik sebagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan dasar dalam pengaruhnya kemajuan dan kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. merupakan satu usaha yang sangat penting dan dianggap pokok dalam

(PTK Pada Siswa Kelas VIII B SMP Muhammadiyah 10 Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. teknologi. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kebutuhan yang tidak dapat dipisahkan dari

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Tim Pengembang Ilmu Pendidikan UPI (2009:171) mengemukakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah

Transkripsi:

1 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan ritual keagamaan pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, ahklak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, bangsa dan negara. Sehingga dalam melaksanakan prinsip penyelenggaraan pendidikan harus sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yaitu: mengembangkan kemampuan dan watak serta peradaban bangsa yang bermatabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembang potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada tuhan yang maha esa, berahklak mulia, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratif serta bertanggung jawab. Pada masa remaja khususnya mahasiswa memiliki perkembangan untuk mencapai kematanga, baik mental, emosianal, dan sosial. Pada masa ini remaja lebih terbuka pada teman sebayanya. Hal ini antara lain karena remaja merasa bahwa orang dewasa tidak dapat memahami mereka. Keadaan ini sering menjadikan remaja sebagai suatu kelompok yang eksklusif karena hanya sesama merekalah dapat saling memahami. Kedekatan mereka dapat memungkinkan untuk melakukan proses konseling terutama konseling sebaya. Namun dalam 1

2 proses konseling tersebut perlu memperhatikan keterampilan-keterampilan yang dimiliki oleh konselor. Adapun 8 ( delapan ) keterampilan yang dimiliki oleh konselor yaitu : (1) keterampilan menerima, (2) keterampilan memberi perhatian penuh, (3) bertanya terbuka, (4) bertanyaan terbuka, (5) merefleksi, (6) mengkomunikasikan secara jujur, (7) konfrontasi, (8) mengidentifikasi masalah dan merumuskan masalah. Dengan penelitian ini konselor tertarik pada salah salah satu keterampilan, yaitu keterampilan bertanya terbuka. Keterampilan bertanya terbuka merupakan salah satu bagian penting dari suatu dialog antara konselor dengan klien, karena bisa dikatakan satu alasan menciptakan hubungan yang harmonis dan saling terbuka satu sama lain. Dengan bertanya terbuka maka klien merasa lebih akrab, kompak. Rosmala Dewi, dkk (2015 :87) Keterampilan bertanya terbuka merupakan salah satu bagian penting dari suatu dialog antara konselor dengan klien. Pertanyaan yang baik sangat membentuk klien dalam memperoleh pemahaman diri yang lebih baik. Pemahaman tentang berbagai hal yang menjadi dan yang terkait dalam topik pembicaraan. Mengajukan pertanyaan yang baik membutuhkan keterampilan. Pertanyaan terbuka adalah pertanyaan yang memungkinkan klien memberikan jawaban secara terbuka dan luas. Pada umumnya dapat kita lihat di lapangan masih banyak mahasiswa dan guru BK yang belum memiliki keterampilan khususnya keterampilan bertanya

3 terbuka, dan tidak bisa membedakan bertanya terbuka dan tertutup. Bahkan masih ada mahasiswa yang beranggapan bertanya terbuka tidak begitu penting. Besar kemungkinan bila keadaan ini terus berlangsung maka mahasiswa memiliki kesulitan dalam pengembangan keterampilan bertanya terbuka, bila dibandingkan dengan mahasiswa yang aktif dan mengetahui tentang keterampilan bertanya terbuka, sebaiknya mahasiswa atau guru BK memiliki ketermpilan-keterampilan terutama keterampilan bertanya terbuka agar dapat melakukan konseling yang efektif dan baik. Seorang konseli baik di SMA maupun di Perguruan Tinggi lebih terbuka dengan teman sebaya.. (Katrhyn Geldard dan David Geldard, 2011 : 175) mengatakan bahwa anak muda pada umumnya enggan mengungkapkan masalah pribadinya mereka kepada orang dewasa. Anak muda pada umumnya sedang berada dalam sebuah proses individuasi. Mereka butuh untuk menjadi individu atau usaha mereka sendiri dengan suatu tingkatan pemisahan dari orang tua mereka dengan orang dewasa lainnya, sehingga mereka dapat membuat keputusan untuk diri sendiri. Tidak mengherankan jika mereka berteman dengan temanteman sebaya mereka. Sebagaimana dikatakan oleh (C.A. readdick, 1997, dan W. Santrock, 1993) bahwa mereka cenderung berteman dengan teman-teman sebaya mereka daripada dengan orang dewasa. Karena dengan teman sebaya kemungkinan mereka bisa lebih leluasa untuk menceritakan masalah yang dialami. Juga dengan teman sebaya konseli lebih merasakan memiliki pemikiran yang sama.

4 Tabel 1.1 Hasil praktik melaksanakan 8 keterampilan merespon mahasiswa konselor sebaya berkarakter dalam membantu teman yang bermasalah. No Jenis Keterampilan Baik % Sedang % Kurang % 1 Menerima 20 49% 19 46% 2 5% 2 Perhatian penuh 11 27% 28 68% 2 5% 3 Kesimpulan 16 39% 20 49% 5 18% 4 Pertanyaan terbuka 9 22% 15 37% 17 41% 5 Refleksi 20 49% 17 41% 12 10% 6 Mengkomunikasikan secara jujur 8 20% 19 46% 14 34% 7 Konfrontasi 7 17% 23 56% 11 27% 8 Merumuskan masalah 6 15% 10 24% 25 61% Hasil penelitian ini memperlihatkan kesulitan mahasiswa konselor sebaya berkarakter sebagaian besar pada keterampilan merumuskan masalah, konfrontasi, mengkomunikasikan secara jujur, memberi pertanyaan terbuka. Keterampilan yang lain juga belum mencapai 50%. Dalam penelitian ini peneliti memberikan beberapa solusi untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan yaitu: mengembangkan bahan ajar, pengembangan media, membuat pelatihan dan laboraturium yang memadai. Dari ke empat solusi peneliti memilih salah satu yaitu penegembangan media.

5 Dilihat dari penelitian di atas, maka penulis memilih untuk membahas tentang masalah keterampilan bertanya terbuka dengan rentang persentase 22% yaitu pada masalah keterampilan bertanya terbuka. Keterampilan bertanya terbuka pada konselor sebaya di tandai dengan ketidak mampuan konselor dalam proses konseling, misalnya dalam memberikan pertanyaan terbuka kurang aktif, kurang memperhatikan pokok permasalahan. Maka, di sini peneliti mencoba dengan berbagai solusi bagi mahasiswa untuk mempermudah memahami konseling teman sebaya terutama dalam keterampilan bertanya terbuka yaitu, mengembangakna bahan ajar, membuat media, memiliki laboratorium yang memadai, membuat pelatihan Dari ke empat solusi yang berikan, salah satu peneliti pakai adalah media. Dapat kita ketahui, media memiliki peran yang sangat penting, yaitu suatu sarana atau perangkat yang berfungsi sebagai perantara atau saluran dalam suatu proses komunikasi antara komunikator atau komunikan. Secara umum media mempunyai kegunaan-kegunaan yaitu, Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalitasi (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka), Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indra, Penggunaan media pendidikan secara tepat dan berpariasi dapat mengetasi sikap pasif anak didik. Dalam hal ini media pendiidikan berguna untuk :Menumbuhkan kegairahan belajar, Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak didik dengan lingkungan kenyataan, Memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan minatnya.

6 Seperti kita ketahui media memiliki beberapa macam bagian, yaitu : (1) media audio, (2) media visual, (3) media audio visual.dapat kita ketahui bahwa media memiliki peran yang sangat penting, yaitu sarana yang berfungsi sebagai perantara atau saluran dalam suatu proses komunikasi. Garlach & Ely (1971) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia,materi atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan,keterampilan,atau sikap. Secara lebih khusus,pengertia media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektroniks untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. Dapat kita ketahui media terbagi menjadi beberapa yaitu media audio, visual, dan media audio visual. Dalam penilitian ini, peneliti menggunakan media audio visual. Media audio visual merupakan media yang efektif,murah dan terjangkau, Azhar Arsyad (2013: 141). Media audio visual merupakan suatu pendukung pada proses konseling sebaya dalam keterampilan bertanya terbuka. Media audio visual juga media yang penyampaian informasinya memiliki karakteristik yang berupa audio (suara dan visual (gambar). Dengan penggunaan media audio visual ini dapat membantu konselor mengembangkan keterampilan bertanya terbuka konseli secara lebih luas, dan juga membantu konseli untuk lebih berani dalam menyampaikan isi dari perasaannya. Dan dapat membantu mengembangkan kreativitas konselor sebaya. Melalui media audio visual dapat membangkitkan semangat dan gairah konseli dan memfokuskan konseli ketika melihat teks yang bergambar tersebut.

7 Karena dengan gambar dan suara yang dilihat, dapat membangkitkan respon dan sikap konseli. Media ini merupakan salah satu sarana alternatif untuk memberikan informasi dalam proses layanan konseling sebaya. Melalui pengembangan media audio visual keterampilan bertanya terbuka merupakan suatu hal yang sangat penting dalam menyelesaikan suatu masalah yang mengganggu hambatan perkembangan kepribadian seseorang. Dengan mengembangkan media tersebut, diharapkan mahasiswa dapat melaksanakan keterampilan bertanya terbuka secara baik dan efektif, dan juga dapat mengaplikasikan secara langsung pada proses konseling sebaya agar dapat membantu sesama teman sebaya. Dengan demikin peneliti menhgarapkan mahasiswa memiliki keterampilketerampilan khususnya keterampilan bertanya terbuka pada pelatihan konseling sebaya, agar mendapatkan hasil yang efektif dan baik. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut tentang Pengembangan Media Audio Visual Keterampilan Bertanya Terbuka Efektif Pada Pelatihan Konselor Sebaya Mahasiswa Di Universitas Negeri Medan T.A 2016/2017. 1.2 Perumusan Masan Masalah Sesuai dengan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan batasan masah yang telah diuraikan diatas, maka dapat dikemukan perumusan masalah

8 dalam peneliti ini adalah : Apakah melalui pengembangan media audio visual keterampilan bertanya terbuka dapat efektif pada pelatihan konselor sebaya? 1.3 Tujuan Penelitian Untuk mengetahui maksud dari suatu penelitian, maka perlu adanya tujuan penelitian. Sesuai rumusan masalah diatas maka penelitian ini bertujuan untuk : Mengembangkan media audio visual keterampilan bertanya terbuka pada pelatihan konseling sebaya mahasiswa Di Universitas Negeri Medan. 1.4 Kontribusi Hasil Penelitian Hasil peneliti ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak antara lain : 1. Manfaat Teoritis a. Peneliti ini dapat bermanfaat dalam memberikan masukan untuk pengembangan ilmu pengetahuan dibidang pendidikan khususnya bidang ilmu bimbingan konseling yang berkaitan dengan pengembangan media audio visual keterampilan bertanya terbuka pada pelatihan konseling sebaya dan sebagai sumber referensi bagi peneliti lain dalam bidang yang sama untuk mengembangakan penelitian lanjutan di masa yang akan datang. 2. Manfaat Praktis a. Bagi jurusan psikologi pendidikan dan bimbingan konseling sebagai bahan refrensi dalam menambah dan memperkaya ilmu pengetahuan khususnya mahasiswa jurusan bimbingan konseling di universitas negeri medan untuk

9 pengembangan media audio visual keterampilan bertanya terbuka pada pelatihan konseling sebaya. b. Bagi Guru Pembimbing Dapat dijadikan sebagai pedoman dalam pengembangan media audio visual keterampilan bertanya terbuka. c. Bagi mahasiswa Sebagai bahan masukan bagi mahasiswa jurusan bimbingan konseling universitas negeri medan untuk pengembangan media audio visual keterampilan bertanya terbuka d. Bagi Calon Koselor Sebagai pengalman selama peneliti dan akan menjadikan pengalaman ini sebagai bahan masukan ketika peneliti sudah berada di dunuia kerja sebagai konselor. e. Bagi Peneliti Guna mengembangakan penalaran, membentuk pola pikir yang dinamis, sekaligus mengetahui kemampuan peneliti dalam menerapkan ilmu yang dipelajari.