Khofifah Indar Parawansa

dokumen-dokumen yang mirip
Menteri Sosial RI Khofifah Indar Parawansa

2017, No Indonesia Tahun 2011 Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5235); 4. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang

2 Indonesia Tahun 2002 Nomor 109, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4235) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 35 Tahun

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 01 TAHUN 2010 T E N T A N G PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL BAGI PENYANDANG MASALAH KESEJAHTERAAN SOSIAL

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB 29 PENINGKATAN PERLINDUNGAN

PEMERINTAH. 1. Penetapan kebijakan bidang sosial skala nasional. 1. Penyusunan perencanaan bidang sosial skala nasional.

KEWENANGAN KEMENTERIAN SOSIAL DALAM VERIFIKASI DAN VALIDASI DATA KEMISKINAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA KHOFIFAH INDAR PARAWANSA

BAB II PERENCANAAN KINERJA

PEMERINTAH. 1. Penetapan kebijakan bidang sosial skala nasional. 1. Penyusunan perencanaan bidang sosial skala nasional.

- 1 - WALIKOTA MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA

BAB 28 PENINGKATAN PERLINDUNGAN DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SAMBUTAN DALAM RANGKA PEMBUKAAN RAPAT KERJA NASIONAL (RAKERNAS) DEWAN NASIONAL INDONESIA UNTUK KESEJAHTERAAN SOSIAL (DNIKS) DI PROVINSI BANTEN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG KESEJAHTERAAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

7. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kabupaten Banyuasin di Provinsi Sumatera Selatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL BAGI PENYANDANG MASALAH KESEJAHTERAAN SOSIAL

Peningkatan Kapasitas Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial Dalam Verifikasi dan Validasi Data Kemiskinan

BAB 28 PENINGKATAN PERLINDUNGAN DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 201

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR REHABILITASI SOSIAL DENGAN PENDEKATAN PROFESI PEKERJAAN SOSIAL

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BIDANG SOSIAL BUDAYA. Oleh: Dr. Dra. Luluk Fauziah, M.Si Disampaikan saat pembekalan KKN Mahasiswa UMSIDA 9 Juli 2017

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI PURWOREJO PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PENYERAHAN BANTUAN HIBAH KEPADA MASYARAKAT

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERAN STRATEGIS PENYULUHAN SOSIAL DALAM PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL. Oleh : EMMY WIDAYANTI Staf Ahli Bid. Hubungan Antar Lembaga

Oleh : Kepala Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara R

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA,

ARAH KEBIJAKAN PROGRAM TKSK

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA

RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2015, No Peraturan Menteri Sosial tentang Rencana Program, Kegiatan, Anggaran, Dekonsentrasi, dan Tugas Pembantuan Lingkup Kementerian Sosial

Jl. Sukarno Hatta Giri Menang Gerung Telp.( 0370 ) , Fax (0370) Kode Pos TELAAHAN STAF

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN

Sambutan Pembukaan. Ir. Hadi Sucahyono MPP., PH.D. Direktur Pengembangan Permukiman. Ditjen Cipta Karya - Kementerian PU-PERA.

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL BAGI PENYANDANG DISABILITAS

ASSALAMU ALAIKUM WAR, WAB, SALAM SEJAHTERA BAGI KITA SEKALIAN, YANG SAYA HORMATI,

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 20

- 4 - MEMUTUSKAN : : PERATURAN BUPATI TENTANG PEDOMAN PELAYANAN TERPADU KESEJAHTERAAN SOSIAL DILINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BERAU.

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN

- 1 - BAB I PENGUATAN REFORMASI BIROKRASI

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR KESEJAHTERAAN RAKYAT URUSAN SOSIAL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA,

GUBERNUR SULAWESI TENGAH

DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Pahlawan No. 12 Semarang Telp

2017, No Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2011 tentang Pengesahan Convention on the Rights of Persons with Disabilities (Konvensi Mengenai Hak-H

Kebijakan Pengelolaan Data Program Rehabilitasi Sosial

BUPATI BONDOWOSO PROVINSI JAWA TIMUR

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG KESEJAHTERAAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SELASA, 26 APRIL 2011 ASSALAMU ALAIKUM WAR, WAB, SALAM SEJAHTERA UNTUK KITA SEKALIAN,

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN

SAMBUTAN pada PELATIHAN SATGAS PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK Jakarta, Mei 2016

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG

SAMBUTAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA KONGRES KE 15 DAN TEMU ILMIAH INTERNASIONAL PERSATUAN AHLI GIZI INDONESIA TAHUN 2014

2017, No Pemajuan Kebudayaan Nasional Indonesia secara menyeluruh dan terpadu; e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam hur

LAPORAN KINERJA KEPALA BIDANG PEMBERDAYAAN SOSIAL TAHUN 2015

SAMBUTAN GUBERNUR SULAWESI TENGAH PADA ACARA PENETAPAN TITIK NOL PEMBANGUNAN TERMINAL BANDARA MUTIARA PALU SABTU, 19 MARET 2011

RENCANA STRATEGIS DINAS SOSIAL Penyebab utama dari permasalahan sosial adalah kemiskinan. Karena kondisi yang kurang

PERATURAN MENTERI SOSIAL NOMOR 5 TAHUN tentang

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG

Sambutan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tam

SAMBUTAN PADA ACARA RAPAT KOORDINASI PELAKSANAAN PENYALURAN RASKIN MENGGUNAKAN KARTU. Jakarta, 17 Juli 2012

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 1 30.F t JHUN 2008

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 81 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA

TUGAS DAN FUNGSI DINAS SOSIAL

2015, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Le

IV.B.22. Urusan Wajib Sosial

IV.B.22. Urusan Wajib Sosial

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG KESEJAHTERAAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG KESEJAHTERAAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Pemberdayaan masyarakat desa melalui padat karya

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

Sambutan Presiden RI pada Pelantikan Gubernur dan Wakil Gubernur DIY, Yogyakarta, 10 Oktober 2012 Rabu, 10 Oktober 2012

RAPAT REKONSILIASI PERCEPATAN PENYELESAIAN KEWAJIBAN BANTUAN PENDANAAN/HIBAH DARI DAERAH INDUK KEPADA DAERAH OTONOM BARU (DOB)

BUPATI SIDOARJO PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 73 TAHUN 2016 TENTANG

Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta

RANCANGAN. PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Nomor : Tahun 2016

SAMBUTAN PEMBUKAAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG KESEJAHTERAAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Assalamu'alaikum Wr.Wb. Selamat pagi dan salam sejahtera untuk kita semua.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL

PENETAPAN KINERJA TAHUN Pembinaan Anak Terlantar bantuan.

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 186 TAHUN 2014 TENTANG PEMBERDAYAAN SOSIAL TERHADAP KOMUNITAS ADAT TERPENCIL

- 1 - PEDOMAN NOMENKLATUR DINAS SOSIAL TIPE A DAERAH PROVINSI (PENGELOMPOKAN TUGAS BERDASARKAN FUNGSI)

SAMBUTAN BUPATI KOTAWARINGIN TIMUR

2017, No Negara Republik Indonesia Nomor 5539) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 tentang Perubahan ata

Transkripsi:

SAMBUTAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA Khofifah Indar Parawansa OPEN PARTNERSHIP DALAM PEMBANGUNAN KESEJAHTERAAN SOSIAL Disampaikan pada acara Konferensi Nasional Kesejahteraan Sosial (KNKS) VIII di Hotel Grand Inna Muara, Padang Sumatera Barat Tanggal 19 April 2015 Yang Terhormat : 1. Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Ibu Puan Maharani, 2. Gubernur Sumatera Barat, Bapak Prof. Dr. Irwan Prayitno, Psi, M.Sc 3. Ketua Dewan Nasional Indonesia untuk Kesejahteraan Sosial (DNIKS), Bapak Prof. Dr. Haryono Suyono, 1

4. Ketua Umum Lembaga Koordinasi Kesejahteraan Sosial (LKKS) Provinsi Sumatera Barat, Ibu Hj. Nevi Irwan Prayitno, 5. Para Peserta Konferensi Nasional Kesejahteraan Sosial (KNKS) VIII, 6. Para Undangan dan Hadirin sekalian yang berbahagia. Assalamu alaikum W.W Puji sekaligus syukur ke hadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan izin-nya kita semua masih dikaruniai kesempatan dan kesehatan, sehingga bisa hadir bersama-sama di tempat ini, dalam rangka Konferensi Nasional Kesejahteraan Sosial (KNKS) VIII, di kota Padang yang indah ini. Sungguh merupakan kehormatan dan kebahagiaan tersendiri bagi saya, karena pada kesempatan ini dapat ikut menghadiri Konferensi Nasional Kesejahteraan Sosial (KNKS) VIII, sekaligus menyampaikan apresiasi yang mendalam atas pemberian kesempatan sebagai salah satu pembicara dalam forum yang berbahagia ini. Pada kesempatan ini, ijinkan saya menyampaikan paparan tentang Open Partnership dalam Pembangunan Kesejahteraan Sosial, dengan harapan mudah-mudahan 2

dapat membantu peserta Kongres yang saya hormati, dalam mengidentifikasi program-program prioritas pemerintah, khususnya terkait dengan pembangunan kesejahteraan sosial, di mana Dewan Nasional Indonesia untuk Kesejahteraan Sosial (DNIKS) dan jajaran Lembaga Koordinasi Kesejahteraan Sosial (LKKS) di 34 provinsi yang ada di Indonesia, dapat berpartisipasi dan berkontribusi secara optimal di dalamnya. Hadirin sekalian yang berbahagia, Pembangunan kesejahteraan sosial pada hakikatnya merupakan piranti dalam mewujudkan keadilan sosial secara konkrit melalui redistribusi hasil-hasil pembangunan yang dicapai bagi penduduk miskin, marginal dan rentan melalui kebijakan dan strategi yang merespon kebutuhan masyarakat (responsive), tepat sasaran (reliable) dan membangun masyarakat yang berketahanan sosial. Pembangunan kesejahteraan sosial sebagai bagian integral dari pembangunan nasional, sesuai dengan UU Nomor 11/2009 tentang Kesejahteraan Sosial dilaksanakan melalui Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial. Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial merupakan upaya yang terarah, terpadu, dan berkelanjutan yang 3

dilakukan Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat dalam bentuk pelayanan sosial guna memenuhi kebutuhan dasar setiap warga negara, yang meliputi rehabilitasi sosial, jaminan sosial, pemberdayaan sosial, dan perlindungan sosial. Upaya dimaksud dilaksanakan dengan senantiasa melandaskan pada budaya dan jati diri bangsa, untuk mewujudkan ketahanan sosial sebagai dasar terwujudnya ketahanan nasional. Terdapat 7 (tujuh) kelompok prioritas penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) yang ditangani, yaitu : kemiskinan, keterlantaran, kecacatan, keterpencilan, ketunaan sosial dan penyimpangan perilaku, korban bencana, serta korban tindak kekerasan, eksploitasi dan diskriminasi. Secara simultan, upaya penanganan terhadap para penyandang masalah kesejahteraan sosial dimaksud dilaksanakan dengan mendayagunakan potensi dan sumber kesejahteraan sosial (PSKS), dengan fokus pada penguatan infrastruktur kelembagaan sosial, peningkatan kapasitas SDM, penguatan jejaring kerja dan perluasan jangkauan pelayanan. Hadirin sekalian yang berbahagia, Dalam RPJMN III (2015-2019), kebijakan dan program pembangunan kesejahteraan sosial diarahkan pada 3 (tiga) 4

domain utama. Pertama, menunjang pencapaian visi Presiden yaitu Nawacita, khususnya pada : (a) poin 3 yaitu : membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan, (b) poin 5 yaitu : meningkatkan kualitas hidup manusia dan masyarakat Indonesia, dan (c) poin 9 yaitu : memperteguh ke-bhinneka-an dan memperkuat restorasi sosial Indonesia. Kedua, memberikan kontribusi optimal pada kesejahteraan bangsa melalui 5 program prioritas nasional, yaitu : (a) bantuan beras untuk masyarakat miskin, (b) kartu keluarga sejahtera, (c) program keluarga harapan, (d) pemulangan pekerja migran bermasalah, dan (e) penanganan korban penyalahgunaan NAPZA. Ketiga, menunjang upaya penyelenggaraan kesejahteraan sosial melalui 4 program pendukung, yaitu : (a) penguatan kapasitas SDM Kesejahteraan Sosial, (b) verifikasi dan validasi data, (c) akreditasi lembaga kesejahteraan sosial dan sertifikasi pekerja sosial, dan (d) penguatan tata kelola dan partisipasi publik. 5

Hadirin sekalian yang berbahagia, Terkait dengan Nawacita poin 3 yaitu : membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan, dilakukan melalui penyelenggaraan perlindungan sosial yang komprehensif maupun perluasan dan peningkatan pelayanan dasar. Arah kebijakan dimaksud diimplementasikan melalui 8 strategi, yaitu : (a) penataan asistensi sosial, baik reguler mupun temporer, (b) pemenuhan hak dasar dan inklusifitas penyandang disabilitas, lanjut usia dan masyarakat marjinal, (c) perluasan cakupan Sistem Jaminan Sosial Nasional bagi penduduk miskin dan rentan serta pekerja sektor infotmal, (d) penguatan kelembagaan dan koordinasi melalui penguatan kualitas dan ketersediaan SDM Kesos, standarisasi kelembagaan kesejahteraan sosial serta pengembangan sistem layanan dan rujukan terpadu, (e) peningkatan ketersediaan infrastruktur dan sarana pelayanan dasar bagi penduduk miskin dan rentan, (f) penjangkauan pelayanan dasar bagi penduduk miskin dan rentan, (g) penyempurnaan pengukuran kemiskinan yang menyangkut kriteria, standarisasi dan pengelolaan data terpadu, serta (h) penguatan peran kelembagaan sosial dalam mengembangkan sistem layanan dan rujukan terpadu pada tingkat kabupaten/kota hingga desa/kelurahan. 6

Terkait dengan Nawacita poin 5 yaitu : meningkatkan kualitas hidup manusia dan masyarakat Indonesia, dilakukan melalui pengembangan penghidupan berkelanjutan dan atau peningkatan kesejahteraan keluarga. Arah kebijakan dimaksud diimplementasikan melalui 2 strategi, yaitu : (a) peningkatan kapasitas dan ketrampilan penduduk miskin dan rentan melalui peningkatan kualitas pendampingan usaha ekonomi produktif, dan (b) terbentuknya masyarakat sejahtera mandiri melalui pengembangan potensi lokal dan pengembangan penghidupan penduduk miskin dan rentan. Terkait dengan Nawacita poin 9 yaitu : memperteguh ke-bhinneka-an dan memperkuat restorasi sosial Indonesia, dilakukan melalui penguatan kelembagaan dan SDM penyelenggara kesejahteraan sosial. Arah kebijakan dimaksud diimplementasikan melalui 3 strategi, yaitu : (a) penyelenggaraan penyuluhan sosial untuk peningkatan kesadaran masyarakat dan pengembangan kesetiakawanan sosial, (b) penguatan peran pemerintah pusat, daerah dan berbagai unsur masyarakat dalam penyelenggaraan keserasian sosial dan kesetiakawanan sosial, serta (c) peningkatan jejaring kerja keserasian sosial dan kesetiakawanan sosial. 7

Hadirin sekalian yang berbahagia, Di sisi lain, Perpres 166/2014 tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan juga menegaskan bahwa untuk mempercepat penanggulangan kemiskinan, Pemerintah menetapkan program perlindungan sosial, yang mencakup : Program Simpanan Keluarga Sejahtera, Program Indonesia Pintar dan Program Indonesia Sehat. Data Pusdatin Kemensos (2015) mengungkap bahwa jumlah penerima Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) adalah 15,5 juta jiwa, yang notabene merupakan pemegang Kartu Perlindungan Sosial (KPS) sebelumnya. Pada tahun 2014 telah dibagikan KKS kepada 1 juta jiwa, sedangkan 14,5 juta jiwa lainnya akan dibagikan pada tahun 2015 dan seterusnya. Sedangkan jumlah penerima Kartu Indonesia Sehat (KIS) adalah 86,4 juta jiwa, di mana 4.426.010 diantaranya sudah dibagikan pada tahun 2014. Sisanya sebesar 81.973.990 akan dibagikan pada tahun 2015 dan seterusnya. Kementerian Sosial juga akan membagikan KIS pada 1.799.421 jiwa PMKS yang dalam data PBI Jamkes berdasarkan PPLS 2011 masuk dalam kategori unregistered. Sedangkan Kartu Indonesia Pintar (KIP) dibagikan kepada 17.920.270 jiwa. Kementerian Sosial juga telah mengusulkan kepada Kemendikbud agar mengakomodasi 4,9 juta jiwa PMKS. 8

Saat ini beragam program perlindungan sosial yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah, yang terdiri dari : Jaminan Persalinan, Program Kesejahteraan Sosial Anak, Beasiswa untuk Siswa Miskin, Program Keluarga Harapan, Asuransi Kesejahteraan Sosial, Asistensi Sosial Orang dengan Kecacatan Berat, Rehabilitasi Sosial bagi mantan NAPI, HIV/AIDS, Napza, Bantuan Bencana Alam/Sosial/Ekonomi, Beras Miskin, Jaminan Sosial Lanjut Usia, maupun Bantuan Langsung Sementara Masyarakat. Hadirin sekalian yang berbahagia, Undang-Undang 11/2009 tentang Kesejahteraan Sosial membuka peluang yang sebesar-besarnya terhadap open partnership dalam pembangunan kesejahteraan sosial, khususnya dalam hal peran serta masyarakat untuk ikut berpartisipasi aktif dalam program dan kegiatan penanganan masalah kesejahteraan sosial. Pada Bab VII tentang Peran Masyarakat, pada Pasal 38 ayat (1) dikemukakan bahwa masyarakat mempunyai kesempatan yang seluas-luasnya untuk berperan dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial. Lebih lanjut dalam ayat (2) dikemukakan bahwa peran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan oleh : perseorangan; keluarga; organisasi keagamaan; organisasi sosial kemasyarakatan; lembaga swadaya masyarakat; 9

organisasi profesi; badan usaha; lembaga kesejahteraan sosial; dan lembaga kesejahteraan sosial asing. Pada pasal 52 juga dikemukakan bahwa peran masyarakat dalam Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial dapat berupa pemikiran, prakarsa, keahlian, dukungan, kegiatan, tenaga, dana, barang, jasa, dan/atau fasilitas untuk Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial. Pasal 53 juga memperjelas penjelasan pada pasal 52 dengan mengemukakan bahwa peran masyarakat dalam Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 52 dilakukan dengan kegiatan : (a) Pemberian saran dan pertimbangan dalam Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial; (b) Pelestarian nilainilai luhur budaya bangsa, kesetiakawanan sosial, dan kearifan lokal yang mendukung Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial; (c) Penyediaan sumber daya manusia dalam Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial; (d) Penyediaan penyediaan dana, jasa, sarana dan prasarana dalam Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial; dan/atau (f) Pemberian pelayanan kepada Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial. 10

Hadirin sekalian yang berbahagia, Demikian paparan saya terkait Open Partnership dalam Pembangunan Kesejahteraan Sosial ini. Semoga Allah SWT senantiasa mengiringi langkah kita dengan rahmah, berkah dan hidayahnya, dalam upaya mempersembahkan yang terbaik untuk negeri ini. Wassalamualaikum W.W Menteri Sosial Republik Indonesia Khofifah Indar Parawansa 11