PERANCANGAN JALUR KHUSUS SEPEDA PADA JALAN AHMAD YANI SURABAYA SEBAGAI BENTUK REVIT ALISASI KENDARAAN TIDAK BERMOTOR

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

UPAYAPENGGUNAANSEPEDA SEBAGAI MODA TRANSPORTASI DI KOTA SURABAYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB V PENUTUP

Persyaratan Teknis jalan

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA LALU LINTAS

Pd T Perambuan sementara untuk pekerjaan jalan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. berpenduduk di atas 1-2 juta jiwa sehingga permasalahan transportasi tidak bisa

KAJIAN LAJUR KHUSUS SEPEDA MOTOR PADA JALAN JEND. AHMAD YANI PONTIANAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

di kota. Persimpangan ini memiliki ketinggian atau elevasi yang sama.

BUPATI KAPUAS HULU PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAPUAS HULU NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG

D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut MKJI (1997) ruas Jalan, kadang-kadang disebut juga Jalan raya

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG,

PENGARUH PARKIR ON-STREET TERHADAP KINERJA RUAS JALAN ARIEF RAHMAN HAKIM KOTA MALANG

MASALAH LALU LINTAS DKI JAKARTA

PERENCANAAN WILAYAH KOMERSIAL STUDI KASUS RUAS JALAN MARGONDA DEPOK

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan transportasi. Akibatnya terjadilah peningkatan pengguna jaringan. hambatan bila tidak ditangani secara teknis.

PEDOMAN. Perencanaan Median Jalan DEPARTEMEN PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH. Konstruksi dan Bangunan. Pd. T B

BAB I PENDAHULUAN. Jalan merupakan prasarana transportasi yang sangat penting untuk

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pengolahan data yang ada maka dapat diambil

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini kemacetan dan tundaan di daerah sering terjadi, terutama di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. perempatan Cileungsi Kabupaten Bogor, terdapat beberapa tahapan pekerjaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terbaru (2008), Evaluasi adalah penilaian. pelayanan adalah kemampuan ruas jalan dan/atau persimpangan untuk

Perda No. 19/2001 tentang Pengaturan Rambu2 Lalu Lintas, Marka Jalan dan Alat Pemberi Izyarat Lalu Lintas.

terjadi, seperti rumah makan, pabrik, atau perkampungan (kios kecil dan kedai

BAB V MEDIAN JALAN. 5.2 Fungsi median jalan

BAB II TINJAU PUSTAKA. jalan bergabung atau berpotongan/bersilangan. Faktor faktor yang digunakan

BAB II TNJAUAN PUSTAKA. Menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia (1997) karakteristik geometrik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dimulainya penelitian terlebih dahulu dibuat tahapan-tahapan dalam

PEMERINTAH KABUPATEN REJANG LEBONG PERATURAN DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG NOMOR 17 TAHUN 2007

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 61 TAHUN 1993 TENTANG RAMBU-RAMBU LALU LINTAS DI JALAN MENTERI PERHUBUNGAN,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berlangsung tanpa diduga atau diharapkan, pada umumnya ini terjadi dengan

BAB I PENDAHULUAN. kompleks dibanding daerah sekitarnya (Bintarto, 1977). perekonomian, atau sebagai pusat pemerintahan (Darmendra, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. Pertambahan jumlah kepemilikan kendaraan dewasa ini sangat pesat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK PARKIR PADA SISI JALAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP KAPASITAS JALAN (STUDI KASUS: DI JALAN MATARAM YOGYAKARTA) TUGAS AKHIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Transportasi

EVALUASI U-TURN RUAS JALAN ARTERI SUPADIO KABUPATEN KUBU RAYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Peranan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 62 TAHUN 1993 T E N T A N G ALAT PEMBERI ISYARAT LALU LINTAS MENTERI PERHUBUNGAN,

BAB III METODOLOGI. Bagan alir dalam penulisan tugas akhir ini terdiri dari :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

CONTOH SOAL TES TORI SIM C (PART 1)

POTONGAN MELINTANG (CROSS SECTION) Parit tepi (side ditch), atau saluran Jalur lalu-lintas (travel way); drainase jalan; Pemisah luar (separator);

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 09 TAHUN 2011 TENTANG

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG KETERTIBAN LALU LINTAS DI KOTA TEGAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi memainkan peranan penting dalam membantu perkembangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. satu menuju daerah lainnya. Dalam ketentuan yang diberlakukan dalam UU 22 tahun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bermanfaat atau dapat berguna untuk tujuan tujuan tertentu. Alat pendukung. aman, nyaman, lancar, cepat dan ekonomis.

KAJIAN KINERJA SIMPANG TAK BERSINYAL DI KAWASAN PASAR TANAH MERAH BANGKALAN UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN RENCANA SIMPANG TAK SEBIDANG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian yang dijabarkan dalam sebuah bagan alir seperti gambar 3.1.

ANALISIS BIAYA-MANFAAT SOSIAL PERLINTASAN KERETA API TIDAK SEBIDANG DI JALAN KALIGAWE, SEMARANG TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Umum. Transportasi memegang peranan penting dalam perkotaan dan salah satu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 26 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Sleman DIY. Simpang ini menghubungkan kota Jogjakarta dengan kota-kota lain di

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian Lalu Lintas

BAB 3 METODOLOGI Metode Pengamatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Keselamatan Jalan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Persimpangan adalah simpul dalam jaringan transportasi dimana dua atau

SATUAN ACARA PERKULIAHAN ( SAP ) Mata Kuliah : Rekayasa Lalulintas Kode : CES 5353 Semester : V Waktu : 1 x 2 x 50 menit Pertemuan : 13 (Tiga belas)

II. TINJAUAN PUSTAKA. berupa jalan aspal hotmix dengan panjang 1490 m. Dengan pangkal ruas

PENGARUH HAMBATAN SAMPING TERHADAP KECEPATAN DAN KAPASITAS JALAN H.E.A MOKODOMPIT KOTA KENDARI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2013 TENTANG JARINGAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEDOMAN. Perencanaan Separator Jalan. Konstruksi dan Bangunan DEPARTEMEN PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH. Pd. T B

KATA PENGANTAR. penyusunan tugas akhir ini dengan judul Evaluasi Kinerja Simpang Bersinyal

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2013 TENTANG JARINGAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2013, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan adalah ser

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berpotongan/bersilangan. Faktor faktor yang digunakan dalam perancangan suatu

PENGATURAN LALU LINTAS DENGAN JEMBATAN LAYANG PADA PERSIMPANGAN JALAN TANJUNGPURA JALAN SULTAN HAMID II JALAN IMAM BONJOL JALAN PAHLAWAN

BUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG PENGATURAN LALU LINTAS

SATUAN ACARA PERKULIAHAN ( SAP ) Mata Kuliah : Rekayasa Lalulintas Kode : CES 5353 Semester : V Waktu : 1 x 2 x 50 menit Pertemuan : 4 (Empat)

LAMPIRAN C DAFTAR ISTILAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Kota Dili sebagai Ibukota Negara Timor Leste yang terus mengalami

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kebutuhan pengguna jalan dalam berlalu lintas. Menurut peranan pelayanan jasa

ALTERNATIF (Waktu Sinyal Manajemen Lalu Lintas)

BAB III LANDASAN TEORI. diangkut selalu bertambah seperti pertambahan jumlah penduduk, urbanisasi,

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT TENTANG PETUNJUK TEKNIS PERLENGKAPAN JALAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT,

METODE BAB 3. commit to user Metode Pengamatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pergerakan lalu lintas regional dan intra regional dalam keadaan aman,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas yang dilakukan oleh semua lapisan masyarakat disetiap bidangnya. Salah

Alternatif Pemecahan Masalah Transportasi Perkotaan

2 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 101, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5422); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 34

BAB I PENDAHULUAN. Mobil Penumpang (emp) adalah faktor yang menunjukkan pengaruh berbagai tipe

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT NOMOR : SK.603/AJ 401/DRJD/2007 TENTANG

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR TAHUN 2012 TENTANG

Transkripsi:

ProceedingPESAT(Psikologi,Ekonomi,Sastra,Arsitektur& Sipil) PERANCANGAN JALUR KHUSUS SEPEDA PADA JALAN AHMAD YANI SURABAYA SEBAGAI BENTUK REVIT ALISASI KENDARAAN TIDAK BERMOTOR Calvin Syatauwl Ega Julia Fajarsarf Fahmi Apriyadl SA ~ 1.2.3Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Gunadarma, Depok Icalvinsyatauw@yahoo.com Abstrak Kemacetan di kota besar seperti Surabaya merupakan masalah yang sangat serius. Pertumbuhan kendaraan bermotor yang sudah tidak dapat dihindari menyebabkan terjadinya kemacetan yang parah di kota Surabaya, terutama pada Jalan Ahmad Yani. Jalan Ahmad Yani merupakan salah satu jalan protokol di kota Surabaya yang mengalami kemacetan yang parah pada saat pagi dan sore hari atau pada jam sibuk lainnya. Kondisi Jalan Ahmad Yani saat ini sudah mengalami banyak perubahan jika dibandingkan dengan kondisinya beberapa tahun yang lalu. Beberapa tahun lalu Jalan Ahmad Yani hanya memiliki dua jalur yang dapat dilalui kendaraan bermotor. Seiring dengan berkembangnya jumlah kendaraan bermotor yang menyebabkan kemacetan maka Pemerintah Kota Surabaya memberikan solusi untuk mengurangi kemacetan tersebut yaitu dengan cara melebarkan Jalan Ahmad Yani hingga kini menjadi empat jalur. Ternyata solusi yang diberikan oleh Pemerintah Kota Surabaya tidak dapat mengurangi kemacetan yang terjadi di Jalan Ahmad Yani. Untuk itu diperlukan suatu pemecahan bagi masalah kemacetan ini agar di masa mendatang Kota Surabaya dapat menjadi kota yang berkonsep kendaraan tidak bermotor. Cara yang diajukan penu/is dalam karya tu/is ini untuk merevita/isasi kota Surabaya agar menjadi kota yang berkonsep kendaraan tidak bermotor dan menuju tata transportasi kota yang efektif dan ejisien yaitu dengan membuat konsep jalur sepeda dijalan yang mengalami kemacetan cukup parah seperti Jalan Ahmad Yani. Kata Kunci: kemacetan, kendaraan tidak bermotor, jalur sepeda, Jalan Ahmad Yani. PENDAHULUAN Pertumbuhan ekonomi di Indonesia yang saat ini sedang berkembang memicu perilaku konsumtif masyarakat. Perilaku tersebut tercermin dari semakin banyaknya masyarakat yang memiliki kendaraan bermotor. Hal ini didukung dengan mudahnya proses kredit kendaraan bermotor sehingga populasi kendaraan yang berada di jalan semakin meningkat dan menyebabkan polusi udara dan kemacetan di jalan. Kemacetan dan polusi udara merupakan masalah yang serius dan banyak dihadapi oleh kota-kota besar tak terkecuali Kota Surabaya. Surabaya adalah kota terbesar kedua di Indonesia setelah Jakarta. Kondisi kemacetan di kota Jakarta dimana kendaraan bermotor sulit bergerak saat terjebak macet di jalan, kini mulai dirasakan pula oleh kota Surabaya. Berbagai cara telah dilakukan Pemerintah kota Surabaya untuk mengurangi kemacetan yang terjadi di sejumlah jalan di Surabaya khususnya pada Jalan Ahmad Yani seperti pelebaran jalan menjadi empat jalur, namun hingga saat ini masalah kemacetan belum dapat diselesaikan secara tuntas. Hal ini dikarenakan sejumlah faktor yang menghambat proses pengurangan kemacetan. Inovasi-inovasi barn sangat dibutuhkan untuk membantu mengurangi kemacetan. Salah satu inovasi yang disajikan dalam karya tulis ini adalah dengan mengembalikan kota Surabaya menjadi kota yang berkonsep kendaraan tidak bermotor yaitu dengan membangun jalur khusus untuk sepeda, terutama di jalan-jalan yang sering Syatauw,Perancangan JalurKhusus... AT- 41

ProceedingPESAT{Psikologi,Ekonomi,Sastra,Arsitektur& Sipil} mengalami kemacetan dan dalam hal ini di Jalan Ahmad yani Surabaya. Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui kondisi transportasi di kota Surabaya saat ini. Tujuan kedua adalah menciptakan tata transportasi kota Surabaya yang lebih baik dengan konsep revitalisasi kendaraan tidak bermotor. BASIL DAN PEMBAHASAN Revitalisasi adalah upaya untuk memvitalkan kembali suatu kawasan atau bagian kota yang dulunya pemah vital, akan tetapi kemudian mengalami kemunduran atau degradasi. Proses revitalisasi sebuah kawasan mencakup perbaikan aspek fisik, aspek ekonomi dan aspek sosial. Pendekatan revitalisasi harns mampu mengenali dan memanfaatkan potensi lingkungan (sejarah, makna, keunikan lokasi dan citra tempat) (Danisworo, 2002). Kendaraan tidak bermotor adalah kendaraan yang tidak dilengkapi dengan motor penggerak tetapi digerakkan dengan tenaga manusia seperti sepeda, becak. Masuk juga ke dalam defmisi tersebut kendaraan yang digerakkan dengan tenaga hewan seperti delman yang dilengkapi dengan 4 roda, sado, cidomo (singkatan dari cikar dokar mobil) yang ditarik dengan tenaga kuda atau gerobak yang ditarik oleh kerbau, sapi, atau kambing. Jalan Ahmad Yani merupakan jalan enam-iajur dua arah terbagi. Dengan karakteristik geometrik lebar jalur lalu lintas ke arah Sidoarjo 9,9 meter dan ke arah Surabaya 10,2 meter; lebar jalur lalu lintas total adalah 20, I meter; tidak memiliki kereb dan memiliki bahu jalan; memiliki median dengan lebar 4 meter; pemisahan arah lalu lintas 50-50; hambatan samping rendah; dan tipe alinyemen jalannya datar. Jalan Ahmad Yani jika dilihat berdasarkan kelas jalannya termasuk jalan arteri primer. Diinana jalan arteri primer adalah jalan utama dari suatu kota yang berfungsi sebagai penghubung antar luar kota dan dalam kota, dalam hal ini kota tersebut adalah kota Surabaya. Ada beberapa klasi- fikasi yang harus dipenuhi pada jalan arteri primer agar dapat berfungsi sesuai dengan kelas jalannya. Antara lain yaitu pada jalan arteri primer volume kendaraan yang terjadi harns lebih kecil dari kapasitas jalan yang ada. Sehingga bisa diperkirakan tidak akan terjadi macet dan tundaan pada ruas jalan ini serta kecepatan yang terjadi juga tinggi. Karena sebagai jalan utama dari suatu kota, jalan arteri primer tidak boleh macet ataupun padat yang nantinya dapat mengganggu lalu lintas yang terjadi. Namun hal ini tidak sesuai dengan kondisi Jalan Ahmad Yani saat ini. Ruas Jalan Ahmad Yani merupakan salah satu mas jalan yang hampir selalu padat oleh kendaraan (Gambar 1). Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya Kota Surabaya menjelaskan bahwa volume kendaraan yang lewat di Jalan Raya Ahmad Yani Surabaya setiap harinya mencapai 10.600 unit/menit. Daya tampung atau kapasitas Jalan Raya Ahmad Yani sebesar 7000 unit/menit.sementaraitu jika dihitung dengan pertumbuhan kendaraan 3-5 %, 5 tahun ke depan jumlah kendaraan yang melintas di jalur ini bisa mencapai 15.000 unit/menit (Jawa Pos Edisi Metropolis Kamis, 16 November 2006). Dengan melihat kondisi inilah maka diperlukan inovasi-inovasi baru yang dapat mengurangi kemacetan yang terjadi di jalan utama seperti Jalan Ahmad Yani agar Kota Surabaya dapat terbebas dari kemacetan dan dapat kembali menganut konsep kendaraan tidak bermotor. Jalur sepeda adalah jalur yang khusus diperuntukkan untuk lalu lintas untuk pengguna sepeda, dipisah dari lalu lintas kendaraan bermotor untuk meningkatkan keselamatan lalu lintas pengguna sepeda. Penggunaan sepeda memang perlu diberi fasilitas untuk meningkatkan keselamatan para penggunanya dan bisa meningkatkan kecepatan berlalu lintas bagi para pengguna sepeda. Di samping itu penggunaan sepeda perlu didorong karena hemat energi dan tidak mengeluarkan polusi udara yang signifikan. AT- 42 Syatauw,perancangan }alurkhusus...

= ProceedingPESAT (Psikologi,Ekonomi,Sastra,Arsitektur& Sipil) ~~~r. Gambar 1. Kondisi Jalan Ahmad Yani Tabell. Lebar Jalur Sepedayang Dianiurkan Volume Pesepeda Konfi2urasi Lebar < 1.500 pesepeda/hari Searah 2,25 m Dua Arab 2,75 m. Searah 2,50 m > 1.500 pesepeda/han Dua arah 3,00 m Sumber: Technical Hanbook of Bikeway Design, Quebec, 1992 Jalur sepeda selain untuk pesepeda dapat pula digunakan pejalan kaki, pemakai kursi roda, atau orang yang berolahraga. Adapun lebar jalur sepeda yang dianjurkan adalah sebagaimana terlihat pada Tabel 1. Tidak hanya pada jalur kendaraan bermotor, pengaturan lalu lintas pada jalur sepeda juga sangat diperlukan untuk mendukung alat pengatur lalu lintas yang umum digunakan adalah pengatur lampu lalu lintas. Fungsi pengatur lampu lalu lintas adalah untuk pengaturan, pengarahan atau peringatan pada pengendara maupun pejalan kaki dengan memakai tanda lampu lalu lintas sebagai petunjuk berhenti atau berjalan. Penempatan lampu lalu lintas pada persimpangan jalan ditujukan agar kemacetan yang umumnya banyak terjadi pada persimpangan jalan yang merupakan tempat bertemunya beberapa arus lalu lintas dapat dikurangi. Selain penempatan lampu lalu lintas yang tepat, pengaturan waktu siklus juga mutlak diperlukan karena pengaturan waktu siklus yang kurang tepat akan menyebabkan ketertundaan yang tinggi dan antrian yang panjang sehingga menimbulkan rasa ketidak-nyamanan bagi para pemakai jalan. Rekayasa Sistem Jalur Sepeda di Jalan Ahmad Yani Surabaya Jalan arteri dengan karakteristik mobilitas yang tinggi temyata belum dapat menjamin keamanan pengendara kendaraan tidak bermotor. Desain ruang fisik jalan masih cenderung hanya memenuhi standar keamanan pengendara bermotor, belum menjamin keamanan pergerakan pengendara kendaraan tidak bermotor seperti sepeda. Berangkat dari fenomena tersebut, bagaimana desain jalur lalu lintas yang aman bagi pengendara sepeda di jalan arteri. Beberapa optimasi yang harns diambil dalam perencanaan lintas sepeda di dalam kawasan kota dijelaskan oleh Haecher (1986). Menurut Haecher, perencanaan lintas sepeda di kawasan kota harns mempertimbangkan jalur tersingkat antara sumber pengendara sepeda dengan kawasan tujuan (permukiman dengan lingkungan kerja, perbelanjaan, pusat rekreasi); kondisi visual lingkungan lintasan yang sedapat mungkin aman dan menyenangkan; kondisi topografi yang memadai untuk pengendara sepeda; pendanaan investasi, lintasan hendak-nya sebanyak mungkin terintegrasi dengan jalan serta jembatan yang ada di kawasan; perlu dipertimbangkan beberapa altematif pencapaian kawasan yang dituju; jaringan harus Syatauw,perancanganJalurKhusus... AT- 43

ProceedingPESAT (Psikologi,Ekonomi,Sastra,Arsitektur& Sipil) memberikankejelasan orientasi setiap tempat melalui petunj k yang jelas dan mudah dimengerti;penandaanserta penginformasian yang jelas untuk daerah yang bisa berbahaya bagi pengendara sepeda; tidak memilih daerah yang sering diwarnai oleh kemacetan lalu lintas; jalur sepeda tidak boleh mengganggu jalur pejalan kaki; jalur sepeda yang bersifat rekreatif hams diwarnai oleh lingkungan yang menyenangkan, suasana yang segar serta aman dari kendaraan bermotor. Gambar 2 menampilkan penampang melintang konsep perencanaan jalur khusus sepeda pada Jalan Ahmad Yani. Dapat dilihat pada Gambar 2 bahwa bentuk jalur sepeda sebagai bagian jalur lalu lintas yang hanya dipisahkan dengan marka jalan dan ditandai dengan warna cat hijau sepanjang jalumya. Lebar lajur sepeda 3 meter dan dibagi menjadi dua lajur, kemudian jalur sepeda terletak hanya pada satu sisi jalan saja, yaitu di bagian kanan karena jalur sebelah kiri sudah digunakan sebagai jalur untuk kereta komuter, sehingga tidak dapat lagi dibuat jalur sepeda disisi jalan bagian kiri. Untuk mengurangi rasa panas akibat cahaya matahari maka dibuat kanopi untuk menghindari cahaya matahari langsung yang dirasakan oleh para pengguna sepeda, akan tetapi kanopi tidak dipasang sepanjang jalur sepeda tetapi dipasang setiap jarak 2 meter. Di bagian tepi sebelah kanan dibangun penghijauan serta tempat peristirahatan untuk para pengguna sepeda. Perkerasan yang digunakan pada jalur sepeda ini yaitu perkerasan tleksibel (Gambar 3). Perkerasan tleksibel mempunyai kelebihan tidak membuat ban sepeda tidak cepat aus, untuk itu perkerasan tleksibel sangat cocok digunakan pada jalur sepedaini. Rambu lalu lintas adalah salah satu alat perlengkapan jalan dalam bentuk tertentu yang memuat lambang, huruf, angka, kalimat dan/atau perpaduan di antaranya. Rambu lalu lintas digunakan untuk memberikan peringatan, larangan, perintah dan petunjuk bagi pemakai jalan. Pertimbangan-pertimbangan yang hams diperhatikan dalam perencanaan dan pemasangan rambu adalah keseragaman bentuk dan ukuran rambu, desain rambu, lokasi rambu, operasi rambu, pemeliharaan rambu. Contoh rambu yang sebaiknya dipasang di jalur sepeda diperlihatkan pada Gambar 4.! \--~~.9 Gambar 2. Penampang Melintang Konsep Perencanaan Jalur Khusus Sepeda pada Jalan Ahmad Yani Kemiringan 2 % (typical). kerbtipeii Lapisan dasar betoll Tanah AsH Gambar 3. Penampang Melintang Perkerasan Jalur Sepeda AT- 44 Syatauw,perancanganJalurKhusus...

ProceedingPESAT(Psikologi,Ekonomi,Sastra,Arsitektur& Sipil) ~ Gambar 4. Contoh Rambu pada Jalur Sepeda SIMPULAN DAFTAR PUSTAKA Berdasarkan pembahasan yang maka dapat disimpulkan bahwa kondisi transportasi di kota Surabaya terutama di jalan Ahmad Yani saat ini berada pada posisi hampir lumpuh akibat pertumbuhan kendaraan bermotor pribadi yang semakin meningkat. Revitalisasi kendaraan tidak bermotor dapat diterapkan di kota Surabaya dengan salah satu cara yaitu pengembangan jalur sepeda pada jalan-jalan protokol seperti jalan Ahmad Yani. Penataan ulang perlu dilakukan pada sistem lalu lintas di Surabaya demi menunjang pengembangan jalur sepeda. Adiwena, Dewangga Putra. 25 Februari 2011. Mengenai Kondisi Transportasi di Surabaya. http://regiona1.kompasiana.com! Danny. 25 Februari 2011. http://surabayacity. wordpress.com! Kristanti, Elin Yunita. 25 Februari 2011. Bencana Tiap Senin Pagi d! Jalan Ahmad Yani. http://jatim.vivanews.com! Suharis, Salim. 25 Februari 2011. Kemacetan di A.Yani (Surabaya), Siapa yang Bisa Disalahkan? http://salimsuharis.blogspot. com! SyatauwperancanganJalurKhusus... AT- 45