BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. suatu masyarakat karena dapat menjadi suatu rambu-rambu dalam kehidupan serta

dokumen-dokumen yang mirip
IMPLEMENTASI NILAI-NILAI MORAL SILA KETUHANAN YANG MAHA ESA DALAM ETIKA PROFESI GURU DI SMP NEGERI 2 BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berdasarkan Permendiknas No. 16 Tahun 2007, guru harus memiliki

Kode Etik Guru Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. anggota suatu kelompok masyarakat maupun bangsa sekalipun. Peradaban suatu

KODE ETIK GURU INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan bertujuan untuk menjadikan manusia

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa juga sekaligus meningkatkan harkat dan. peningkatan kehidupan manusia ke arah yang sempurna.

RENDAHNYA KUALITAS PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KOTA LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu wadah yang didalamnya terdapat suatu

Judul BAB I PENDAHULUAN

keilmuan, teknologi, sosial, dan spiritual yang secara kaffah membentuk pengembangan pribadi dan profesional. 1

BAB I PENDAHULUAN. dimulai sejak dilahirkan hingga ke liang lahat. Oleh sebab itu, setiap

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan pribadi manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu sendi kehidupan. Melalui pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. kearah suatu tujuan yang dicita-citakan dan diharapkan perubahan tersebut

KODE ETIK GURU INDONESIA PEMBUKAAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mempunyai tujuan untuk mengubah siswa agar dapat memiliki kemampuan,

ETIKA PROFESI GURU. Oleh : Rita Mariyana, M.Pd PROGRAM PENDIDIKAN GURU PENDIDIK ANAK USIA DINI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2010

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Guru sebagai teladan bagi peserta didik harus memiliki sikap dan

Empat Kompetensi Dasar Guru 1. PENGERTIAN Pasal 28 ayat 3 Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan secara tegas

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sebagai tempat mencetak sumber daya manusia yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. afektif, maupun psikomotorik. Kenyataannya pendidikan yang dilakukan pada

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beberapa tahun terakhir ini sering kita melihat siswa siswi yang dianggap

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia

BAB I PENDAHULUAN. negara karena maju tidaknya suatu negara itu tergantung dari kualitas sistem

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KODE ETIK TENAGA KEPENDIDIKAN STIKOM DINAMIKA BANGSA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan

Sasaran dan. Pengembangan Sikap Profesional. Kompetensi Dasar

BAB I PENDAHULUAN. berkala agar tetap relevan dengan perkembangan jaman. pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan terdiri dari tiga definisi yaitu secara luas, sempit dan umum.

BAB I PENDAHULUAN. lain-lain. Guru adalah sosok yang digugu dan ditiru. Digugu artinya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini proses pembelajaran hendaknya menerapkan nilai-nilai karakter.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap manusia memerlukan berbagai macam pengetahuan dan nilai. Terkait

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan tersebut menuntut setiap guru untuk terus berupaya melakukan

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. telah berupaya meningkatkan mutu pendidikan. Peningkatan pendidikan diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Pelaksanaannya (Bandung: Citra Umbara, 2010), h. 6.

BAB I PENDAHULUAN. suatu upaya melalui pendidikan. Pendidikan adalah kompleks perbuatan yang

BAB I PENDAHULUAN. baik secara langsung atau tidak langsung dipersiapkan untuk menopang dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. telah berakar dalam kepribadian bangsa sebagai dasar negara yang mengatur

BAB I PENDAHULUAN. resmi. 1 Guru adalah semua orang yang berwenang dan bertangung jawab terhadap

Bagian Tiga Nilai-nilai Dasar dan Nilai-nilai Operasional Pasal 5

BAB I PENDAHULUAN. Mitra Pustaka, 2006), hlm 165. Rhineka Cipta,2008), hlm 5. 1 Imam Musbikiin, Mendidik Anak Kreatif ala Einstein, (Yogyakarta:

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia merupakan perguruan tinggi yang

SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PENDIDIKAN GURU

Standard Guru Penjas Nasional (Rumusan BSNP)

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

BAB I PENDAHULUAN. persesuaian dengan perkataan khalq yang berarti kejadian, serta erat hubunganya

STANDAR KOMPETENSI GURU KELAS SD/MI

BAB I PENDAHULUAN. serta bertanggung jawab. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. siswa tentang penyalahgunaan HP dan Motor. Pada sub bab selanjutnya pun akan

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, dalam rangka mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia yang tercantum

BAB I PENDAHULUAN. dengan memudarnya sikap saling menghormati, tanggung jawab,

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang penting bagi setiap bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana digariskan dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik. RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas).

Etika Guru Definisi Etika: 1. Ilmu tentang filsafat moral, yaitu mengenai nilai 2. Ilmu tentang tingkah laku 3. Ilmu yang menyelidiki mana yang baik

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan perkembangan tuntutan dunia kerja yang tidak hanya

Pancasila; sistem filsafat dan ideologi Negara

BAB V ORGANISASI PROFESI DAN KODE ETIK GURU. organisasi, organisasi profesi guru, dan kode etik guru.

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran dan pendidikan agama dari guru Pendidikan Agama Islam.

Sasaran dan. Pengembangan Sikap Profesional. Kompetensi Dasar

MENJADI GURU PROFESIONAL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUHAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang harus dikembangkan dan

KODE ETIK PEGAWAI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kompetensi yang baik maka seorang guru terutama guru TK dapat memenuhi dan

BAB 1 PENDAHULUAN. pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan

BUKU KODE ETIK TENAGA KEPENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

PENDIDIKAN PANCASILA (2 SKS)

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar adalah ilmu-ilmu soasial terpadu yang

NUR ENDAH APRILIYANI,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah modal utama bagi suatu bangsa dalam upaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus

BAB I PENDAHULUAN. Bab Pendahuluan Ini Memuat : A. Latar Belakang, B. Fokus Penelitian,C. Rumusan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang mempunyai

PENGUATAN NILAI-NILAI PANCASILA MELALUI KEGIATAN KEPRAMUKAAN PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 BANYUDONO KABUPATEN BOYOLALI TAHUN AJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki agar dapat hidup bermasyarakat dan memaknai hidupnya dengan nilai-nilai pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sikap, perilaku, intelektual serta karakter manusia. Menurut Undang-Undang

KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN BOGOR Nomor : 12/Kpts/SM.140/J.4.5/IV/2013

BAB I PENDAHULUAN. juga menengah. Siswa merupakan satu-satunya subjek yang menerima apa saja

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pertumbuhan budi pekerti tiap-tiap manusia. Orang tua dapat menanamkan benih

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nida Rahmawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kecakapan spiritual keagamaan, kepribadian,

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana tercantum di dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor

KONSEP DASAR PROFESIONALISME PENDIDIKAN BAGIAN 1. Oleh Hermi Yanzi, S.Pd., M.Pd.

BAB I PENDAHULUAN. modern, makmur dan sejahtera adalah bangsa-bangsa yang memiliki sistem dan

2015 PERSEPSI GURU TENTANG PENILAIAN SIKAP PESERTA DIDIK DALAM KURIKULUM 2013 DI SMA NEGERI KOTA BANDUNG

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Moral merupakan suatu peraturan yang sangat penting ditegakkan pada suatu masyarakat karena dapat menjadi suatu rambu-rambu dalam kehidupan serta pelindung bagi lingkungan tersebut. Moral dihasilkan dari perilaku intelektual, emosi, atau hasil berfikir setiap manusia yang pada hakekatnya merupakan aturan dalam kehidupan untuk menghargai dan dapat membedakan tentang benar dan yang salah berlaku dalam suatu masyarakat. Bila orang membicarakan moral seseorang maka yang dibicarakan ialah kebiasaan, tingkah laku atau perbuatan orang atau kelompok masyarakat. Moralisasi dimaksudkan usaha menyampaikan ajaranajaran moral tersebut, sehingga aturan-aturan, tingkah laku dan perbuatan yang telah disepakati oleh seluruh masyarakat untuk dihayati dan dilestarikan oleh anggota masyarakat maupun penerusnya, maka hal-hal yang dianut dan dijadikan aturan tingkah laku tersebut dinamakan nilai-nilai moral. Pancasila sebagai dasar falsafah merupakan moral bangsa yang telah mengikat negara sekaligus mengandung arti telah menjadi sumber tertib negara dan menjadi sumber tertib hukum serta jiwa seluruh kegiatan dalam segala aspek kehidupan negara maupun masyarakat. Pancasila merupakan nilai moral, sekaligus mengandung arti sebagai norma. Pancasila sebagai norma terdiri dari lima norma, sebagai mana tercantum dalam lima sila Pancasila yang memiliki unsur bersama, sehingga dapat diterima oleh seluruh rakyat Indonesia. Pancasila sebagai moral mengikat seluruh bangsa Indonesia karena nilai-nilai moral yang 1

2 terkandung dalam Pancasila yang bersifat universal. Pancasila yang merupakan moral negara sekaligus menjadi moral individu, sebagai moral individu mengatur sikap dan tingkah laku manusia. Pilihan seseorang untuk menjadi guru adalah panggilan jiwa untuk memberikan pengabdian pada sesama manusia yang berkecimpung di dunia pendidikan. Pendidikan merupakan sarana guru di dalam proses pembelajaran untuk mengembangkan potensi kognitif, afektif dan psikomotorik. Menurut Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Sistem Pendidikan Nasional pengertian pendidikan adalah: Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Guru adalah profesi yang mempersiapkan sumber daya manusia untuk menyongsong pembangunan dalam mengisi kemerdekaan. Menyandang profesi guru adalah manusia yang pantas untuk ditiru dalam kehidupan bermasyarakat khususnya oleh murid. Selamanya guru adalah teladan yang indah bagi dunia pendidikan. Penghargaan terhadap guru dapat diungkapkan ketika ajarannya dapat diteladani dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, oleh karena itu, guru sering dipandang sebagai sosok yang harus digugu dan ditiru. Berkaitan dengan hal tersebut guru haruslah berkompeten atau piawai dalam menjalankan tugas dan perannya. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen pasal 1 ayat (10), disebutkan Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati dan

3 dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Sedang pasal 10 ayat (1) dinyatakan Kompetensi pendidik sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan anak usia dini meliputi: a) kompetensi pedagogik, b) kompetensi kepribadian, c) kompetensi profesional, d) kompetensi sosial. Seseorang dapat disebut sebagai manusia yang bertanggung jawab apabila mampu membuat pilihan dan keputusan atas dasar nilai-nilai dan norma-norma tertentu, baik yang bersumber dari dalam pribadi dan lingkungan sosialnya. Dengan kata lain manusia bertanggung jawab apabila mampu bertindak atas dasar keputusan moral. Persoalan tanggung jawab guru adalah hal yang mendasar dan bersifat wajib karena menyangkut generasi penerus bangsa Indonesia untuk menjadikan manusia sebagai orang yang bermartabat dan berakhlak mulia. Menurut Mulyasa (2008:18), tanggung jawab guru yaitu: 1. Tanggung jawab moral; bahwa setiap guru harus mampu menghayati perilaku dan etika yang sesuai dengan moral Pancasila dan mengamalkannya dalam pergaulan sehari-hari. 2. Tanggung jawab dalam pendidikan di sekolah; bahwa setiap guru harus menguasai cara belajar mengajar yang efektif, mampu mengembangkan kurikulum, silabus dan rencana pelaksanan pembelajaran, melaksanakan pembeljaran yang efektif, menjadi model bagi peserta didik, memberikan nasehat, melaksanakan evaluasi hasil belajar, dan mengembangkan peserta didik. 3. Tanggung jawab dalam bidang kemasyarakatan; bahwa setiap guru harus turut serta mensukseskan pembangunan, yang harus kompeten dalam membimbing, mengabdi dan melayani masyarakat. 4. Tanggungjawab dalam bidang keilmuan; bahwa setiap guru harus turut serta memajukan ilmu, terutama yang menjadi spesifikasinya, dengan melaksanakan penelitian dan pengembangan. Akhir-akhir ini dalam dunia pendidikan di Indonesia bisa dibilang memperihatinkan. Kalangan guru seringkali mendapat sorotan citra buruk dari banyak pihak akibat yang dilakukan oleh sebagian oknum guru yang tidak bertanggung

4 jawab. Fenomena kekerasan guru terhadap murid, pemerkosaan guru terhadap murid dan banyak kasus-kasus lain sering kali terdengar risih ditelinga, tak dipungkiri kondisi guru memang mengalami distorsi. Sikap amoral sedang melanda guru. Melihat kembali fungsi guru sebenarnya bukan hanya untuk mengajar di kelas, melainkan mendidik dan memberikan keteladanan yang baik kepada murid dan bukan sebaliknya. Perilaku guru tersebut mencerminkan kemerosotan moral guru di dunia pendidikan. Guru sangat mungkin dalam menjalankan profesinya bertentangan dengan hati nuraninya, karena pendidik harus paham menjalankan profesi sesuai nilainilai moral Pancasila. Seorang guru menyadari bahwa perlu adanya ketetapan etika profesi guru sebagai pedoman dalam bersikap serta berperilaku yang mencerminkan nilai-nilai moral sebagai pendidik anak bangsa. Ketetapan etika guru yang tercermin dalam kehidupan yang disebut dengan etika profesi guru. Ketika menjalankan tugasnya, seorang guru harus sepenuhnya sadar akan kode etik guru yang merupakan pedoman dalam bersikap serta berperilaku yang menunjukkan nilai-nilai moral sesuai dengan Pancasila serta etika jabatan sebagai guru. Sikap taat guru pada kode etik akan memicu untuk berperilaku sesuai dengan norma yang diizinkan serta menghindari norma yang tidak diperbolehkan. Guru harus mengaktualisasikan nilai moral Pancasila dalam menjalankan proses pendidikan serta pembelajaran yang profesional, beretika dan bermartabat. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, peneiti tertarik untuk mengadakan penelitian terhadap implementasi nilai-nilai moral

5 sila Ketuhanan Yang Maha Esa dalam etika profesi guru di SMP Negeri 2 Boyolali. Oleh karena itu dipandang cukup penting untuk mengadakan penelitian terhadap implementasi nilai-nilai moral sila Ketuhanan Yang Maha Esa dalam etika profesi guru di SMP Negeri 2 Boyolali. Alasan peneliti memilih guru di Negeri 2 Boyolali karena di dunia pendidikan pada umumnya guru dalam melaksanakan tugas tidak berpedoman pada nilai-nilai moral sila Ketuhan-an Yang Maha Esa. B. Perumusan Masalah Perumusan masalah merupakan penajaman uraian dari latar belakang terhadap hakikat masalah yang diteliti, harus dinyatakan dalam bentuk pertanyaan atau pernyataan sehingga dapat lebih mengundang pemikiran ke arah jawaban yang dicari melalui penelitian yang dilakukan. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, penulis merumuskan permasalahan yaitu: Bagaimanakah implementasi nilai-nilai moral sila Ketuhanan Yang Maha Esa dalam etika profesi guru di SMP Negeri 2 Boyolali?. C. Tujuan Penelitian Sebuah penelitian tentunya memiliki tujuan yang ingin dicapai. Tujuan penelitian merupakan upaya pokok yang akan dikerjakan di dalam pemecahan masalah. Tujuan penelitian berupa jawaban terhadap permasalahan yang telah dirumuskan dalam perumusan masalah. Tujuan penelitian ini yaitu: Untuk mendeskripsikan implementasi nilai-nilai moral sila Ketuhanan Yang Maha Esa dalam etika profesi guru di SMP Negeri 2 Boyolali.

6 D. Manfaat Penelitian Setiap penelitian diharapkan memiliki manfaat yang jelas. Manfaat tersebut bisa bersifat teoritis dan praktis. Penulis telah memaparkan manfaat dalam penelitian ini sebagaimana uraian berikut. 1. Manfaat Teoritis a. Sebagai suatu karya ilmiah, maka diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan masukan bagi perkembangan ilmu pengetahuan. b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai pedoman untuk kegiatan penelitian berikutnya yang sejenis. 2. Manfaat Praktis a. Sebagai bahan informasi untuk mengimplementasikan nilai-nilai moral sila Ketuhanan Yang Maha Esa dalam etika profesi yang seharusnya terhadap peserta didik, orang tua siswa, teman sejawat, masyarakat, maupun dalam pengembangan dan peningkatan profesinya agar kompetensi kepribadiannya semakin mantap. b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan yang bermanfaat bagi semua pihak berkaitan dengan implementasi nilai-nilai moral sila Ketuhanan Yang Maha Esa dalam etika profesi guru di SMP Negeri 2 Boyolali. c. Sebagai tambahan ilmu pengetahuan dan cara mengimplementasikan nilainilai moral sila Ketuhanan Yang Maha Esa dalam etika profesi dengan baik disaat nantinya penulis menjadi seorang guru.

7 E. Daftar Istilah 1. Nilai Menurut Alfan (2013:48), nilai merupakan ide atau konsep tentang suatu yang penting dalam kehidupan seseorang yang menjadi perhatiannya, sebagai standar perilaku, tentunya nilai menuntut seseorang untuk melakukannya sesuai standar moral yang berlaku bagi dirinya, lingkungannya, dan keyakinannya. 1. Moral Menurut Wahyunigsih dan Zein (2005:2-3), moral adalah nilai-nilai norma yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. 2. Nilai-nilai Moral sila Ketuhanan Yang Maha Esa Menurut Simorangkir (2003-109), sila pertama dari Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa, setiap warga negara Indonesia yang menerima Pancasila harus hidup ber-tuhan. Realisasi dari Ketuhanan ialah, bahwa tiap-tiap warga Indonesia memeluk agama sesuai dengan keyakinanya. Menerima sila pertama, mengharuskan manusia konsekuen atas nilai-nilai moral yang ditentukan oleh Tuhan. 3. Etika Profesi Guru Aplikasi etika umum yang mengatur perilaku keguruan. Norma moralitas merupakan landasan yang menjadi acuan profesi dalam perilakunya. Dasar perilakunya tidak hanya hukum-hukum pendidikan dan prosedur kependidikan saja yang mendorong perilaku guru, tetapi nilai moral dan etika juga menjadi acuan penting yang harus dijadikan landasan kebijakannya.