BAB I PENDAHULUAN. semua kebutuhan keuangan.perekonomian suatu negara sudah sangat bergantung

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pada kegiatan ekonomi baik di negara maju maupun negara berkembang. Negara

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang RI Nomor 21 Tahun 2008 Bank adalah badan usaha

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah di dunia perbankan adalah kegiatan funding (Kasmir, 2008:

BAB 1 PENDAHULUAN. Di tengah berbagai tantangan yang dihadapi dan perbedaan kecepatan

BAB I PENDAHULUAN. menunjang berjalannya roda perekonomian mengingat fungsinya sebagai

BAB I PENDAHULUAN. terjadi perkembangan yang sangat pesat dari tahun-tahun sebelumnya. Hal

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan (financial intermediaries), yang menyalurkan dana dari pihak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia perbankan yang sangat pesat disertai dengan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. menjadikan rakyat Indonesia yang lebih sejahtera. Pembangunan dalam sektor

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan perusahaan pada umumnya ditandai dengan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Tentang Perubahan atas Undang Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan dua nasabah yang berbeda, satu pihak merupakan nasabah yang

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang penting dalam perekonomian di Indonesia. Aktifitas Bank adalah

BAB I PENDAHULUAN. utamanya menghimpun dana dari masyarakat melalui simpanan giro, tabungan

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya sektor usaha. Perbankan sebagai lembaga perantara (intermediate)

BAB I PENDAHULUAN. Berkembanya perbankan Indonesia dapat dilihat dari jumlah bank yang

BAB I PENDAHULUAN. usahanya. Perbankan memiliki kedudukan yang strategis, yakni sebagai

BAB I PENDAHULUAN. triwulan I dan II 2012, dimana ekonomi tumbuh secara berturut turut sebesar

BAB I PENDAHULUAN. baik secara langsung maupun tidak langsung. Banyaknya sektor yang tergantung

BAB 1 PENDAHULUAN. peranan dunia perbankan semakin dibutuhkan oleh seluruh lapisan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangannya, perbankan Indonesia telah mengalami pasang surut.

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis yang berkembang dengan pesat sehingga sangat diperlukan sumber-sumber

BAB I PENDAHULUAN. dana, menyalurkan dana dan memberikan jasa bank lainnya. Perbankan juga

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi tidak dapat dilepaskan dari sektor perbankan. Dunia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perbankan memegang peranan penting dalam pertumbuhan dan stabilitas

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. ini berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan ekonomi. Karena perbankan mempunyai fungsi utama sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Peranan bank dalam kegiatan perekonomian sangat fundamental, setiap

PENDAHULUAN. memastikan stabilitas dan pertumbuhan ekonomi (Halling dan Hayden, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. lembaga keuangan bank dalam sebuah negara akan memberikan dukungan. ekonomi dan hingga kondisi perbankan pada saat sekarang ini..

BAB I PENDAHULUAN. satu lembaga keuangan tersebut yakni industri perbankan. untuk menjalankan industri perbankan agar tidak merusak tatanan

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dan menyalurkan dana kepada masyarakat yang membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. lembaga keuangan terbesar didunia asal Amerika Lehman Brother, kredit

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank merupakan suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan bank, mencakup

PENDAHULUAN. memastikan stabilitas dan pertumbuhan ekonomi (Halling dan Hayden, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang tercantum dalam UU perbankan No. 10 Tahun 1998 pasal 4 yaitu

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan bahwa perekonomian Indonesia berkembang sejalan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. kesejahteraaan masyarakat. Proses tersebut melibatkan banyak pihak dimana

I. PENDAHULUAN. satunya adalah penyaluran kredit guna untuk meningkatkan taraf hidup rakyat

BAB I PENDAHULUAN. intermediasi, bank berperan penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangannya, perbankan Indonesia telah mengalami pasang

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi sebagai financial intermediary atau perantara pihak yang kelebihan dana

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan merupakan industri yang dalam kegiatan usahanya sangat

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan di Indonesia semakin diramaikan dengan berdirinya bank-bank

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Karolina, 2014 Pengaruh Kecukupan Modal Terhadap Profitabilitas

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi.dasar utama kegiatan perbankan adalah kepercayaan (trust), baik dalam hal

BAB I PENDAHULUAN. dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang dan meminjamkan uang.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasal 1 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 (Merkusiwati, 2007:100)

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan di ukur dan ditentukan oleh uang sehingga eksistensi dunia

BAB 1 PENDAHULUAN. potensi dapat bermanfaat untuk pertumbuhan ekonomi, perlu disalurkan. kegiatan yang produktif. (AnggrainiPutri,2011)

BAB 1 PENDAHULUAN. lepas dari peran Bank sebagai lembaga keuangan. Menurut Susilo (2000:6) secara

BAB I PENDAHULUAN. dalam sektor perbankan. Hal ini antara lain dipicu pengalaman negara-negara di

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang kelebihan dana (surplus unit) dalam bentuk simpanan giro, tabungan,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Yuliani, 2007) (Dendawijaya,2006:120).

I. PENDAHULUAN. bentuk investasi kredit kepada masyarakat yang membutuhkan dana. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. pembengkakan nilai dan pembayaran hutang luar negeri, melonjaknya non performing

BAB 1 PENDAHULUAN. (Nopirin, 2009:34). Kelangkaan dana yang dimiliki dunia perbankan memicu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan. sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan adanya krisis ekonomi yang menimpa Indonesia sejak

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, banyak bank konvensional yang bermasalah akibat negative spread,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Krisis global yang terjadi pada saat sekarang ini telah menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

BAB I PENDAHULUAN. Bank memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. menjadi acuan dalam perekonomian suatu negara. Menurut UU No 10 Tahun

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Peran Bank

BAB I PENDAHULUAN. antara pihak-pihak yang memiliki dana dengan pihak-pihak yang memerlukan. manajemen bank perlu memperhatikan kinerja bank.

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian yang berfungsi sebagai perantara (financial intermediary) antara

BAB I PENDAHULUAN. demikian, rasio tersebut relatif lebih rendah di banding negara kawasan Asia lainnya

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan dunia usaha di Indonesia baik disektor pertanian, perindustrian, maupun disektor perdagangan yang secara umum tidak bisa

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian suatu negara tidak terlepas dari peranan lembaga

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. bunga yang sangat tinggi. Hingga saat ini, sistem pengkreditan bank sudah merata

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Krisis moneter pada tahun 1998 yang terjadi di indonesia memberikan

BAB I LATAR BELAKANG. dunia perbankan menjadi sangat ketat, dimana bank dituntut memberikan

BAB I PENDAHULUAN. menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Bank juga dikenal sebagai

BAB I PENDAHULUAN. negara Indonesia memiliki peranan cukup penting. Hal ini dikarenakan sektor

BAB I PENDAHULUAN. intermediasi (financial intermediary) yaitu lembaga keuangan yang berfungsi

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi di Indonesia. Dalam Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 bank

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk simpanan. Sedangkan lembaga keuangan non-bank lebih

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU No.10 tahun 1998 dikatakan bahwa bank adalah badan usaha. yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan bank yang berupa penghimpunan dan penyaluran dana dapat

I. PENDAHULUAN. satu lembaga keuangan yang paling besar peranannya adalah perbankan. disalurkan kembali kepada komponen penggerak ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan penting. Menurut Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan erat dengan sector keuangan. Banyak sekali lembaga-lembaga keuangan

BAB I PENDAHULUAN. dan lainnya (Hanafi dan Halim, 2009). Sedangkan kinerja keuangan bank dapat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Bank merupakan jantung perekonomian di suatu Negara.

BAB I PENDAHULUAN. nilai rupiah terhadap dolar Amerika serikat telah menghancurkan sendi-sendi ekonomi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Nama Bank Total Asset (triliun) Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. beban dan sangat menyusahkan, sebaliknya bank bank lain bahkan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank sebagai salah satu lembaga keuangan yang sangat berperan dalam perekonomian di suatu negara yaitu sebagai lembaga perantara keuangan. Bagi masyarakat di negara-negara maju bank sudah menjadi mitra dalam memenuhi semua kebutuhan keuangan.perekonomian suatu negara sudah sangat bergantung dengan bank. Sedangkan di Indonesia sendiri bank sangat berperan penting dalam perekonomian di Indonesia. Oleh karena itu kemajuan suatu bank di suatu negara dapat pula dijadikan ukuran negara yang bersangkutan. Semakin maju suatu negara, maka semakin besar pula peranan perbankan dalam negara tersebut. Artinya keberadaan dunia perbankan semakin dibutuhkan pemerintah dan masyarakat suatu negara. Bank adalah lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak yang memiliki dana dengan pihak yang membutuhkan dana serta sebagai lembaga yang memiliki fungsi untuk memperlancar lalu lintas pembayaran kebijakan moneter dan pencapaian kestabilan sistem keuangan, sehingga diperlukan bank yang berkinerja baik, transparan dan dapat dipertanggungjawabkan. Berdasarkan pada Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 Tahun 1998 tentang perbankan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan PENGARUH KECUKUPAN MODAL DAN KUALITAS PENYALURAN KREDIT TERHADAP PROFITABILITAS PADA PT. BANK MEGA, Tbk PERIODE 2009-2013 Universitas Pendidikan Indonesia

2 kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau pinjaman dan bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Di Indonesia terdapat dua macam bank yang dibedakan berdasarkan transaksinya, yaitu bank umum swasta nasional devisa dan bank umum swasta nasional non devisa. Bank umum swasta nasional devisa adalah bank yang sebagian besar modalnya dimiliki oleh pihak swasta non asing dan memperoleh surat izin dari bank Indonesia dapat melakukan transaksi dengan luar negeri atau berkaitan dengan valas, baik transaksi ekspo-impor maupun jasa-jasa valas lainnya, sedangkan bank umum nasional non devisa adalah bank yang hanya dapat melayani transaksi-transaksi di dalam negeri (domestic) (Malayu Hasibuan, 2007). Tabel 1.1 Perkembangan Jumlah Bank dan Kantor Bank Devisa dan Non Devisa Kelompok Bank 2010 2011 2012 Bank Umum Swasta Nasional (BUSN) Devisa Jumlah Bank Jumlah Kantor Bank Umum Swasta Nasional (BUSN) Non Devisa Jumlah Bank Jumlah Kantor Sumber: LPP 2012 (www.bi.go.id) 36 6608 31 1131 36 7209 30 1288 36 7647 30 1447 Dengan melihat data diatas penelitian ini mengambil bank umum swasta nasional devisa karena perkembangan bank umum devisa di Indonesia terus mengalami perkembangan yang cukup signifikan dari pada bank umum swasta nasional non devisa yaitu mulai dari penambahan total asset, jumlah bank, jaringan kantor. Jumlah bank pada masing-masing kelompok bank pada tahun

3 2012 tidak begitu mengalami perubahan bila dibandingkan dengan tahun 2011. Namun jumlah terbesar masih dimiliki oleh bank umum swasta nasional devisa.lalu dari asset perbankan pada tahun 2012, total asset terbesar masih dimiliki oleh kelompok BUSN Devisa yaitu mencapai 38,44% dari keseluruhan total asset perbankan. Sedangkan pada BUSN Non Devisa hanya sekitar 2,25% dari total keseluruhan asset perbankan (Sumber: LPPS 2012 (www.bi.go.id)). Dengan perkembangan bank devisa tersebut apakah bank devisa juga mampu mempertahankan kinerja keuangannya secara maksimal dengan standar yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia atau justru malah mengalami penurunan dan bahkan bisa dikategorikan bank yang tidak sehat. Untuk mengetahui kinerja bank sehat atau tidaknya biasanya dapat diukur dari kinerja keuangan (finansial) dan kinerja nonkeuangan (nonfinansial). Variabel kinerja fnansial terdiri dari Asset Management Ratio, Profitability Ratio, Liquidity Ratio, dan Business Growth Wibisono (2006:92).Namun, dalam penelitian ini hal yang dilakukan adalah melakukan analisis pada kinerja keuangan.berdasarkan kinerja keuangan, BUSN Devisa melakukan salah satu analisis, yaitu profitabilitas. Selain melakukan analisis kinerja keuangan BUSN Devisa melakukan berdasarkan pada penilaian tingkat kesehatan bank.tingkat kesehatan bank adalah penilaian atas suatu kondisi laporan keuangan bank pada periode dan saat tertentu sesuai dengan Standar Bank Indonesia (Riyadi, 2004:149).Untuk menilai tingkat kesehatan bank dapat diukur dengan berbagai metode. Penilaian kesehatan akan berpengaruh terhadap kemampuan bank dan loyalitas nasabah terhadap bank yang

4 bersangkutan. Salah satu cara untuk mengukur tingkat kesehatan bank adalah dengan menggunakan metode CAMEL (Capital, Asset Quality, Management, Earning, Liquidity and Sensitivity to Market Risk). Dengan pengelolaan perbankan menggunakan berbagai analisis diharapkan dapat memberikan keuntungan yaitu diharapkan dapat meningkatkan profitabilitas bank. Dengan profitabilitas yang tinggi maka bank akan terus beroperasi dan dapat terus berkembang. Menurut Hasibuan (2007:99), Pendapatan bank mutlak harus ada, untuk menjamin kontinuitas bank yang bersangkutan. Dengan meningkatkan profitabilitas bank merupakan salah satu cara agar bank dapat terus bertahan dan dapat berkompetisi dengan perkembangan bank yang semakin maju. Lalu seperti yang dikemukakan oleh Malayu Hasibuan (2007:100) berikut ini: Profitabilitas bank adalah kemampuan suatu bank untuk memperoleh laba yang dinyatakan dalam persentase.profitabilitas pada dasarnya adalah laba (rupiah) yang dinyatakan dalam persentase profit. Tingkat profitabilitas merupakan indikator utama dalam penilaian kinerja suatu bank yang salah satunya dapat diketahui melalui tingkat kemampuan asset dalam menghasilkan laba (Return On Assets/ROA). ROA menjadikan ukuran utama dari Bank Indonesia dalam menilai profitabilitas suatu bank. Bank Indonesia lebih mengutamakan nilai profitabilitas bila diukur dengan aset karena sebagian besar aset diperoleh dari dana simpanan masyarakat yang memerlukan adanya jaminan keamanan atas penyertaan mereka sehingga kepercayaan masyarakat terhadap bank dapat terelihara. Hal tersebut sejalan dengan

5 Dendawijaya (2009:119) bahwa dalam penentuan tingkat kesehatan bank, Bank Indonesia lebih mementingkan penilaian besarnya Return On Assets (ROA) dan tidak memasukkan unsur Return On Equity (ROE). ROA penting untuk bank hal ini karena digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya.semakin besar ROA suatu bank, maka semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan asset (Dendawijaya, 2009:118). Bank Devisa yang terdaftar pada Bank Indonesia terdapat 36 bank. Dalam penelitian ini hanya mengambil lima bank devisa saja sebagai perbandingan Return On Asset (ROA). Pengambilan lima bank devisa ini berdasarkan pada jumlah total asset yang tidak jauh berbeda yaitu antara 50 triliun sampai dengan 150 triliun. Bank mana yang mengalami penurunan secara signifikan bahwa bank tersebut yang akan diteliti dalam penelitian ini. Berikut data perkembangan Return On Asset (ROA) pada lima bank umum swasta nasional devisa periode 2009-2013 Tabel 1.2 Perbandingan Return On Asset (ROA) Bank Devisa di Indonesia Periode 2009-2013 Bank 2009 2010 2011 2012 2013 Presentase Rata-rata Mega 1,77 2,45 2,29 2,74 1,14-58,40% 2,08 Bukopin 1,46 1,62 1,87 1,83 1,75-4,38% 1,71 Panin 1,60 1,16 2,02 1,96 1,85-5,61% 1,72 OCBC 1,79 1,29 1,91 1,29 1,81 40,31% 1,62 NISP Permata 1,4 1,96 1,66 1,70 1,55-8,82% 1,65 Sumber: Laporan Keuangan masing-masing bank periode 2009-2013

6 Berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa bank yang diambil adalah sebagai contoh-contoh bank devisa yang ada di Indonesia. Maka dapat dilihat perkembangan ROA pada bank devisa mengalami fluktuatif. Namun dapat dilihat bahwa PT Bank Mega, Tbk merupakan bank devisa yang mengalami penurunan yang sangat signifikan mencapai 58,40%. Hal tersebut menjadi hal yang kurang baik bagi bank dan harus diperbaiki apabila tidak segera diperbaiki dan mengalami penurunan terus maka PT Bank Mega, Tbk dapat dikategorikan sebagai bank yang tidak sehat. Tingkat profitabilias pada PT Bank Mega, Tbk setiap tahunnya mengalami fluktiatif namun cenderung mengalami penurunan menjadi masalah yang harus diatasi oleh Bank tersebut, penurunan ini ditandai denga penurunan ROA pada tahun 2013 yaitu mencapai -58,40%. Jika profitabilitas PT Bank Mega, Tbk yang terus mengalami penurunan ini tidak segera dicarikan solusinya maka tingkat kepercayaan nasabah akan menurun. Kinerja bank Mega dapat dilihat dari kemampuan bank dalam menghasilkan laba dengan menggunakan ROA. Bank Mega dalam hal profitabilitasnya terus mengalami peningkatan hanya pada tahun 2011 dan 2013 saja yang mengalami penurunan, tetapi pada tahun 2013 bank Mega mengalami penurunan yang sangat signifikan hal ini disebabkan oleh faktor eksternal berupa penurunan nilai asset surat berharga yang dimilki oleh perseroan sesuai dengan harga pasar pada penutupan terakhir dan meningkatnya kredit, kredit mulai tumbuh sejak April 2013. Outstanding kredit telah melampui posisi Desember

7 2012. Pertumbuhan portofolio kredit ini ditopan oleh pertumbuhan bisnis korporasi, kartu kredit dan KUM serta penurunan portofolio KUK yang disebabkan kriteria dan proses kredit yang lebih ketat (Sumber: http://www.antaranews.com/berita/423655/laba-bank-mega-turun-5961-persen). Berhubungan dengan hal di atas berikut ini disajikan tabel ROA PT. Bank Mega, Tbk periode 2009-2013. Tabel 1.3 Perkembangan Return On Assets (ROA) PT. Bank Mega, Tbk Periode 2009-2013 Tahun ROA (%) Persentase 2009 1,77 2010 2,45 38% 2011 2,29-6,53% 2012 2,74 19% 2013 1,14-58,40% Sumber: Laporan Tahunan PT Bank Mega Tbk Tahun 2009-2013 (data diolah kembali) Berdasarkan data diatas tingkat perkembangan ROA bank Mega mengalami peningkatan pada tahun 2009 sampai 2010. Pada tahun 2011 ROA mengalami penurunan menjadi 2,29%. Lalu pada tahun 2012 kembali mengalami peningkatan menjadi 2,74%, namun pada tahun 2013 kembali mengalami penurunan menjadi 1,14% penurunan ini lumayan drastis sekitar 58,40% dari tahun 2012. Keadaan ROA yang dibawah standar Bank Indonesia disebabkan karena kurang optimalnya kinerja bank tersebut dalam mengelola penggunaan asetnya untuk menghailkan keuntungan. Hal ini akan berdampak pada pertumbuhan bank

8 yang semakin menurun. Ketika pertumbuhan bank semakin menurun, mengakibatkan kesejahteraan investor yang ikut menurun, sehingga ketika kesejahteraan investor semakin menurun maka dapat berdampak pada kehilangan kepercayaan investor untuk berinvestasi di bank tersebut. Perolehan ROA Bank Mega pada tahun 2012 sebesar 2,74% dan pada tahun 2013 sebesar 1,14%. Bank dikatakan produktif dalam mengelola aktivanya dan dapat menghasilkan laba apabila mempunyai ROA 1,5%. Pada tahun 2013 pendapatan ROA bank Mega hanya sebesar 1,14% yang berarti jauh dari standar, apabila ROA yang diperoleh bank Mega semakin berkurang dan dibawah batas minimum maka bank akan mengalami kerugian. Faktor-faktor yang mempengaruhi profitabilitas diantaranya yaitu modal, kualitas kredit yang diberikan dan pengembaliannya, perpencaran bunga bank, manajemen pengalokasian dalam aktiva likuid, efisiensi dalam menekan biaya operasi dan nonoperasi serta mobilisasi dana mayarakat dalam memperoleh sumber dana yang murah (Teguh Pudjo Muljono, 2001). Modal merupakan faktor penting dalam upaya mengembangkan usaha bank.jumlah modal bank mempengaruhi kemampuan bank dalam mempengaruhi bank untuk meningkatkan profitabilitasnya atau memperoleh keuntungan (Siamat,2005). Modal bank merupakan faktor penting dalam hal mengembangkan usaha bank. Ada beberapa rasio yang digunakan untuk menilai kemampuan dan kecukupan modal bank. Tetapi dari banyaknya rasio permodalan, Capital

9 Adequancy Ratio (CAR) merupakan rasio yang memilki tingkat akurasi paling tinggi (Siamat, 2005). Jika CAR suatu bank telah memenuhi standar Bank Indonesia sebesar 8% maka bahwa bank tersebut telah mampu membiayai operasi bank, dan keadaan yang menguntungkan tersebut dapat memberikan kontribusi yang cukup besar bagi profitabilitas bank yang bersangkutan (Dendawijaya, 2009). Berikut merupakan data CAR periode tahun 2009-2013 PT. Bank Mega, Tbk Tabel 1.4 Perkembangan Capital Adequancy Ratio (CAR) PT. Bank Mega, Tbk Periode 2009-2013 Tahun CAR (%) Persentase 2009 18,01 2010 15,03-16,55% 2011 11,86-21,09% 2012 16,83 41,90% 2013 15,74-6,45% Sumber: Laporan Tahunan PT. Bank Mega, Tbk Periode 2009-2013 (data diolah kembali) Berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa CAR yang dimiliki oleh PT. Bank Mega, Tbk pada periode tahun 2009-2013 mengalami fluktuasi dengan tren yang menurun pada tahun 2010 yaitu dari 18,01% turun menjadi 15,03%. Pada 2011CAR perusahaan turun kembali menjadi 11,86%. Begitu pula pada 2013 kembali mengalami penurunan dari 16,83% menjadi 15,74%.

10 Dengan melihat data diatas CAR yang dimiliki oleh Bank Mega berada pada posisi lebih dari 8% yang menggambarkan bahwa Bank Mega telah mampu memenuhi ketentuan minimum kecukupan modal sesuai dengan standar BI yang bearti bahwa bank Mega telah mampu memenuhi kecukupanmodal. Sebagai lembaga keuangan bank harus melakukan pengendalian jumlah modal guna menjamin operasi dari perusahaan secara efisein dan ekonomis. Apabila modal yang dimilki perusahaan terlalu besar, maka dana yang tertanam dalam modal melebihi kebutuhan, sehingga terdapat dana menganggur, tetapi apabila modal yang dimilki terlalu sedikit, maka perusahaan akan kurang mampu memenuhi permintaan nasabah. CAR yang meningkat dapat membuat bank meningkatkan profit.hal ini terjadi karena dengan dengan modal yang cukup, bank dapat melakukan ekspansi usaha dengan lebih aman (Kuncoro dan Suhardjono, 2002:573). Selain kecukupan modal, yang mempengaruhi profitabilitas adalah kualitas penyaluran kredit yang dimana merupakan bagian dari kualitas asset yang hanya memfokuskan pada penilaian penyaluran kredit bank. Dalam kualitas penyaluran kredit indikator yang digunakan dengan menggunakan rasio Non Performing Loan (NPL). NPL merupakan pembiayaan bermasalah yang terdiri dari pembiayaan yang berklasifikasi kurang lancar, diragukan dan macet. NPL menggambarkan risiko pembiayaan, semakin kecil NPL maka semakin kecil pula risiko pembiayaan yang ditanggung oleh bank (Berlina,2012). NPL yang tinggi akan memperbesar biaya, sehingga berpotensi terhadap kerugian bank. Semakin

11 tinggi rasio ini maka akan semakin buruk kualitas pembiayaan bank yang menyebabkan jumlah pembiayaan non lancar semakin besar, dan oleh karena itu bank harus menanggung kerugian dalam kegiatan operasionalnya sehingga berpengaruh terhadap penurunan laba yang diperoleh bank (Kasmir, 2006) Bank Indonesia menetapkan angka maksimum NPL sebesar 5% apabila bank mampu memperoleh rasio NPL dibawah standar maka keuntungan yang akan diperoleh akan semakin besar, karena bank akan menghemat uang yang akan diperlukan untuk membentuk cadangan kerugian kredit bermasalah (Nazrantika, 2013). Berikut merupakan data NPL periode tahun 2009-2013 PT. Bank Mega, Tbk Tabel 1.5 Perkembangan Non Performing Loan (NPL) PT. Bank Mega, Tbk Periode 2009-2013 Tahun NPL (%) Persentase 2009 1,70 2010 0,90 47,06% 2011 0,98 8,89% 2012 2,09 113,27% 2013 2,17 3,83% Sumber: Laporan Tahunan PT. Bank Mega, Tbk Periode 2009-2013 (data diolah kembali) Berdasarkan data diatas bahwa pada tahun 2010 NPL mengalami penurunan menjadi 0,90% yang pada tahun 2009 sebesar 1,70%. Lalu pada tahun 2011 mengalami peningkatan walaupun hanya sekitar 0.08 menjadi 0,98%. Begitu

12 juga pada tahun 2012 mengalami peningkatan yang signifikan menjadi 2,09%. Tetapi pada tahun 2013 kembali mengalami penurunan menjadi 2,17%. Dari data tersebut menunjukkan bahwa NPL bank Menga mengalami fluktuatif. Walaupun mengalami kenaikan tetapi NPL bank Mega masih memenuhistandar Bank Indonesia dibawah 5%. Berdasarkan latar belakang dan fenomena yang telah dikemukakan, maka penulis menduga penyebab profitabilitas bank yang menurun karena tingkat kecukupan modal yang menurun dan kualitas penyaluran kredit yang semkain tinggi. Oleh karena itu penulis tertarik untuk mengajkan penelitian yang berjudul Pengaruh Kecukupan Modal dan Kualitas Kualitas Penyaluran Kredit terhadap Profitabilitas pada PT. Bank Mega, Tbk Periode 2009-2013 1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah Bank sebagai lembaga yang menghimpun dana dari masyarakat dan menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk tabungan, simpanan deposito dan giri dan menyalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk pinjaman atau kredit bank juga sebagai salah satu yang mempengaruhi kemajuan suatu Negara. Di Indonesia terdapat dua macam bank yang dibedakan berdasarkan transaksinya, yaitu bank umum swasta nasional devisa dan bank umum swasta

13 nasional non devisa. Bank umum swasta nasional devisa adalah bank yang sebagian besar modalnya dimiliki oleh pihak swasta non asing dan memperoleh surat izin dari bank Indonesia dapat melakukan transaksi dengan luar negeri atau berkaitan dengan valas, baik transaksi ekspo-impor maupun jasa-jasa valas lainnya, sedangkan bank umum nasional non devisa adalah bank yang hanya dapat melayani transaksi-transaksi di dalam negeri (domestic) (Malayu Hasibuan, 2011). Dalam penelitian ini mengambil bank umum swasta nasional devisa karena perkembangan bank umum devisa di Indonesia terus mengalami perkembangan yang cukup signifikan dari pada bank umum swasta nasional non devisa yaitu mulai dari penambahan total asset, jumlah bank, jaringan kantor (Sumber: LPPS 2012 www.bi.go.id). Dengan perkembangan bank devisa tersebut apakah bank devisa juga mampu mempertahankan kinerja keuangannya secara maksimal dengan standar yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia. Kinerja perbankan dapat dinilai melalui berbagai macam variable yang diambil dari laporan keuangan.profitabilitas merupakan salah satu indikator kinerja keuangan dan juga merupakan salah satu indikator dalam menilai tingkat kesehatan bank. Faktor-faktor yang mempengaruhi profitabilitas diantaranya yaitu modal, kualitas kredit yang diberikan dan pengembaliannya, perpencaran bunga bank, manajemen pengalokasian dalam aktiva likuid, efisiensi dalam menekan biaya operasi dan nonoperasi serta mobilisasi dana mayarakat dalam memperoleh sumber dana yang murah (Teguh Pudjo Muljono, 2001).

14 Berdasarkan data bahwa bankyang diambil adalah sebagai contoh-contoh bank devisa yang ada di Indonesia. Maka dapat dilihat perkembangan ROA pada bank devisa mengalami fluktuatif. Namun dapat dilihat bahwa Bank Mega merupakan bank devisa yang mengalami penurunan yang sangat signifikan mencapai 58,40%. Hal tersebut menjadi hal yang kurang baik bagi bank dan harus diperbaiki apabila tidak segera diperbaiki dan mengalami penurunan terus maka Bank Mega dapat dikategorikan sebagai bank yang tidak sehat. Modal merupakan faktor penting dalam upaya mengembangkan usaha bank. Jumlah modal bank mempengaruhi kemampuan bank dalam mempengaruhi bank untuk meningkatkan profitabilitasnya atau memperoleh keuntungan (Siamat,2005). Modal bank merupakan faktor penting dalam hal mengembangkan usaha bank.ada beberapa rasio yang digunakan untuk menilai kemampuan dan kecukupan modal bank.tetapi dari banyaknya rasio permodalan, Capital Adequancy Ratio (CAR) merupakan rasio yang memilki tingkat akurasi paling tinggi (Siamat, 2005). Selain kecukupan modal, yang mempengaruhi profitabilitas adalah kualitas penyaluran kredit yang dimana merupakan bagian dari kualitas asset yang hanya memfokuskan pada penilaian penyaluran kredit bank. Dalam kualitas penyaluran kredit indikator yang digunakan dengan menggunakan rasio Non Performing Loan (NPL).Salah satu indikator untuk mengukur kualitas penyaluran kredit adalah Non Performing Loan (NPL).NPL merupakan pembiayaan bermasalah yang terdiri dari pembiayaan yang berklasifikasi kurang lancar,

15 diragukan dan macet. NPL menggambarkan risiko pembiayaan, semakin kecil NPL maka semakin kecil pula risiko pembiayaan yang ditanggung oleh bank (Berlina,2012). Bank Indonesia menetapkan angka maksimumnpl sebesar 5% apabila bank mampu menekan rasio NPL dibawah standar maka potensi keuntungan yang akan diperoleh akan semakin besar, karena bank akan menghemat uang yang akan diperlukan untuk membentuk cadangan kerugian kredit bermasalah (Nazrantika, 2013). Namun dalam penelitian ini, penulis membatasi masalah yang diteliti terbatas dan terfokus pada pengaruh Kecukupan Modal dan Kualitas Penyaluran Kredit Terhadap Profitabilitas pada PT. Bank Mega, Tbk. 1.2.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas dapat ditarik perumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana gambaran kecukupan modal pada PT. Bank Mega, Tbk? 2. Bagaimana gambaran kualitas penyaluran kredit pada PT. Bank Mega, Tbk? 3. Bagaimana gambaran profitabilitas pada PT. Bank Mega, Tbk? 4. Bagaimana pengaruh kecukupan modal dan kualitas penyaluran kredit terhadap profitabilitas pada PT. Bank Mega, Tbk? 5. Bagaimana pengaruh kecukupan modal terhadap profitabilitas pada PT. Bank Mega, Tbk?

16 6. Bagaimana pengaruh kualitas penyaluran kredit terhadap profitabilitas pada PT. Bank Mega, Tbk? 1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka dapatdisusun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Gambaran kecukupan modal pada PT. Bank Mega, Tbk. 2. Gambaran kualitas penyaluran kredit pada PT. Bank Mega, Tbk. 3. Gambaran profitabilitas pada PT. Bank Mega, Tbk. 4. Pengaruh kecukupan modal dan kualitas penyaluran kredit terhadap profitabilitas pada PT. Bank Mega, Tbk. 5. Pengaruh kecukupan modal terhadap profitabilitas pada PT. Bank Mega, Tbk. 6. Pengaruh kualitas penyaluran kredit terhadap profitabilitas pada PT. Bank Mega, Tbk. 1.3.2 Kegunaan Penelitian Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah dan tujuan penelitian, maka manfaat dari penelitian yang ingin dicapai adalah: a. Kegunaan Teoritis: Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan ilmu manajemen khususnya manajemen keuangan yang terkait dengan kecukupan modal, kualitas penyaluran kredit dan

17 profitabilitas. Disamping itu penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan referensi bagi peneliti lain yang ingin meneliti mengenai kecukupan modal, kualitas penyaluran kredit dan profitabilitas. b. Kegunaan Praktis Penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk memberikan informasi tambahan bagi manajemen bank dalam mengelola bank, melakukan perencanaan dan dalam pengambilan keputusan terkait kebijakankebijakan dalam rangka mempertahankan kecukupan modal, kualitas penyaluran kredit, yang hendak dimiliki sehingga diperoleh profitabilitas yang optimal sebagai wujud tanggung jawab perbankan atas kepercayaan masyarakat.